Anda di halaman 1dari 10

PROGRAMMING II Pokok Bahasan PEMBELIAN PROGRAM (Kalkulasi Program) Dosen: Morissan, M.A.

Studi Kasus

MODUL

Suatu stasiun televisi membutuhkan satu program berkualitas untuk memperkuat waktu tayang prime time-nya. Sebuah distributor film menawarkan kepada stasiun bersangkutan suatu program komedi situasi dengan cerita yang kuat. Program bersangkutan memiliki 150 episode dengan format durasi iklan selama enam menit. Kontrak yang ditawarkan adalah untuk lima tahun yang mana stasiun televisi bersangkutan dapat menayangkan setiap episode sebanyak tujuh kali. Anda sebagai programmer stasiun televisi bersangkutan berencana menayangkan program tersebut setiap hari secara stripping, lima hari dalam seminggu, pada saat prime time selama dua tahun pertama. Pada tahun ke-tiga dan keempat waktu tayang program bersangkutan akan dipindahkan ke sore hari (early fringe time). Pada saat itu, harga jual rata-rata untuk spot iklan 30 detik pada prime time adalah $600; harga spot pada sore hari adalah $400. Anda memperkirakan harga spot iklan akan naik rata-rata lima persen tiga tahun mendatang. Pertanyaan: 1. 2. Dengan menggunakan tingkat penjualan sebesar 80%, hitunglah potensi Anggaplah biaya pembelian program adalah sebesar 25 persen dari pendapatan pada setiap penayangan masing-masing episode program bersangkutan? pendapatan; bagaimanakah reaksi anda dengan harga yang diminta distributor sebesar $650,000 untuk program tersebut. Apakah harga yang diminta itu wajar atau kemahalan? Penyelesaian Iklan prime time Spot iklan 30 detik Pendapatan kotor Komisi untuk biro iklan Pendapatan bersih Tingkat penjualan Potensi pendapatan per episode (Net net) 0.80 $ 4896 x 12 $ 7200 x 0.85 $ 6120 $ 600

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

Penayangan pada tahun ke 1 & 2 Potensi pendapatan per episode (Net net) Pembelian program per episode (25% pendapatan) Harga program per episode Jumlah episode Harga program 150 episode (30 minggu) Penayangan dua tahun di prime time (104 minggu : 30 = 3 kali penayangan) x 3 $1.652.400 Penayangan pada tahun ke 3 & 4 Iklan prime time ($400 + 5%) Spot iklan 30 detik Pendapatan kotor Komisi untuk biro iklan Pendapatan bersih Tingkat penjualan Potensi pendapatan per episode (Net net) Pembayaran pembelian program Keuntungan per episode Jumlah episode Harga program 150 episode (30 minggu) Penayangan dua tahun di sore hari (104 minggu : 30 = 3 kali penayangan) x 3 $1.156.612,5 + $2.809.012,5 Dengan demikian harga program yang ditawarkan pihak distributor sebesar $650,000 adalah murah dan patut dibeli. $385.537,5 $3427 x x 0.75 150 $2570,25 x 12 $5040 x 0.85 $4284 x 0.80 $420 x x $3672 150 $550.800 $4896 0.75

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

Bagian Akuisisi Pada umumnya pemasang iklan akan tertarik menyiarkan iklan jika tersedia program yang sesuai. Program adalah alat untuk menarik para pemasang iklan. Bagi pemasang iklan program yang sesuai berarti program yang menyediakan audien yang paling potensial untuk membeli produk yang ditawarkan. Dengan demikian, pekerjaan membeli atau memproduksi program menjadi sangat penting bagi stasiun penyiaran. Dari manakah program itu diperoleh dan bagaimana peran bagian penjualan dalam memasarkan program kepada pemasang iklan? Bagian ini akan menjawab kedua pertanyaan tersebut. Jika stasiun penyiaran membeli program maka stasiun bersangkutan harus berhubungan dengan pemasok program di dalam atau di luar negeri. Bagian yang bertanggung jawab untuk membeli atau menyewa program dalam departemen program televisi disebut dengan bagian akuisisi. Bagian ini selalu menerima penawaran dari berbagai pemasok atau distributor program. Program yang ditawarkan kepada stasiun televisi biasanya disajikan dalam katalog. Selain distributor, production house (PH) atau rumah produksi biasanya juga rutin mengirimkan katalog yang memuat berbagai program yang sudah mereka produksi. Pada kontrak sewa biasanya dicantumkan berapa kali program yang dibeli itu dapat ditayangkan. Kesepakatan antara pemasok dan stasiun penyiaran biasanya mengatur bahwa satu program dapat ditayangkan maksimum hingga 15 kali penayangan. Ada kalanya bagian program menerima proposal atau usulan dari berbagai pihak untuk membuat program tertentu. Bagian program harus mempelajari berbagai proposal ini. Proposal yang bagus dan bisa dijual dapat dipertimbangakan untuk diproduksi sendiri (inhouse). Dalam hal ini, stasiun televisi membeli proposal dan bukan membeli program. Namun usulan yang hanya dalam bentuk proposal ini jarang diajukan orang dengan alasan bahwa idenya akan dijiplak stasiun televisi sedangkan si pengusul tidak mendapat kompensasi apa-apa. Tugas bagian akuisisi adalah mempelajari seluruh katalog program yang diterimanya dengan mempertimbangkan secara cermat segmen audien yang bisa diperoleh dari program itu. Misalnya, jika suatu program sinetron memiliki cerita tentang kehidupan anakanak SMU maka tentu saja program itu diharapkan akan mampu menarik audien remaja. Langkah selanjutnya, bagian akuisisi akan menghubungi pemasok program dan melakukan tawar menawar. Pihak pemasok biasanya menyediakan audition tape yang berisikan penayangan program yang ditawarkan dan diminati oleh stasiun televisi. Bagian akuisisi stasiun televisi kemudian menonton audition tape ini dengan mengajak bagian penjualan (Sales-Marketing). Tujuannya adalah untuk meminta pendapat bagian penjualan apakah program itu dapat dijual kepada calon pemasang iklan. Jika bagian

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

penjualan menilai program itu sulit untuk dijual maka bagian akuisisi tidak akan membeli program itu. Jika bagian penjualan stasiun televisi menyatakan sanggup atau berkomitmen untuk mendapatkan pemasang iklan bagi program yang akan dibeli itu, maka bagian akuisisi harus mempersiapkan kontrak (legal contract) yang akan mengikat stasiun televisi dengan pemasok program. Bagian akuisisi harus jeli dalam membuat kontrak ini, segala sesuatunya harus diatur dengan rinci yang mencakup hal-hal seperti: harga program, komisi (fee) bagi pembeli, berapa kali program dapat diputar dan seterusnya. Pemasok program luar negeri biasanya memberi komisi 40% kepada stasiun televisi dari harga program itu. Dengan demikian stasiun televisi hanya membayar 60% dari harga yang tercantum di katalog. Untuk program drama seperti sinetron, perjanjian yang umumnya berlaku adalah pembelian dalam satu sekuen yang biasanya terdiri atas 13 episode. Angka 13 diperoleh dengan pertimbangan bahwa jumlah itu cukup untuk menyelesaikan satu cerita tanpa terputus. Dengan demikian, stasiun televisi harus menayangkan minimal 13 episode itu. Harga pembelian sinetron di Indonesia pada tahun 2005 berkisar antara Rp. 70 200 juta per episode. Sinetron yang memajang bintang terkenal biasanya akan lebih mahal harganya. Sementara untuk program kuis atau permainan (game show) masa putar program tersebut tergantung kepada sponsor acara. Selama pihak sponsor bersedia membiayai acara maka program itu akan terus berlangsung. Setelah kontrak dibuat dan ditandatangani maka bagian program akan menghubungi bagian scheduling yang bertanggung jawab menyusun jadwal seluruh program yang akan ditayangkan. Proses penempatan suatu program baru ke dalam jadwal siaran ini disebut dengan slotting. Bagian scheduling memiliki pola acara yang disusun berdasarkan segmen audien yang ada saat itu misalnya pada pagi hari pola acaranya adalah untuk ibu-ibu, sore hari untuk anak-anak dan seterusnya. Jika suatu program baru itu sudah dijadwalkan oleh bagian scheduling maka bagian akuisisi akan menghubungi bagian Traffic yang bertugas untuk mengurus pengambilan program dari pemasok. Jika pemasok itu berada di luar negeri maka program itu akan dikirimkan melalui pesawat udara. Bagian traffic biasanya akan mengambil program itu ke bandara udara di bagian yang khusus untuk pengiriman film. Pada industri televisi di Indonesia penagihan pembayaran atas penayangan suatu iklan atau pembayaran program yang sudah dibeli tidak dilakukan secara segera. Pembayaran biasanya dilakukan setelah jangka waktu tertentu, misalnya 45 hari setelah program bersangkutan ditayangkan. Stasiun televisi biasanya melakukan penagihan terlebih dahulu kepada para pemasang iklan atas iklan yang sudah ditayangkan kemudian sebagian uang yang diperoleh itu digunakan untuk membayar pembelian program. Setiap stasiun televisi memerlukan suatu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

mekanisme pencatatan (administrasi) iklan yang bagus dan bisa dipercaya oleh pemasang iklan. Jika pencatatan ini tidak bagus, ada kalanya iklan yang sudah ditayangkan tidak bisa ditagih karena tidak ada bukti penayangan. 3. EKSEKUSI PROGRAM Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau berita penting (breaking news). Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu menjadi sia-sia. Pengelola program juga harus memperhatikan berbagai ketentuan yang berlaku ketika menata programnya. Bagian program harus menganalisa dan memilah-milah setiap bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan, karena jam yang berbeda akan mendapatkan audien yang berbeda pula. Kalangan yang berbeda menonton di waktu yang berbeda. Jika audien yang menjadi sasaran adalah para remaja maka jangan memutar acara itu selama jam sekolah atau pada saat larut malam. Jika audien sasaran adalah lakilaki dan perempuan semua umur, maka perlu dipertimbangkan untuk meletakkan acara tersebut pada jam tayang utama (prime time). Programer harus menentukan sasaran audien secara realistis. Tidak ada gunanya mencoba menarik audien yang tidak bisa menonton pada saatnya. Siaran berita sangat penting, di pagi hari, tengah hari, malam hari dan tengah malam. Tapi siaran berita menjadi sia-sia bila ditayangkan sesudah pagi menjelang siang dan di senja hari sebelum malam. Namun perlu diingat program berita tidak dapat bersaing dengan waktu tayang utama acaraacara hiburan, kecuali suatu peristiwa besar tengah berlangsung yang biasanya ingin segera diketahui masyarakat. Salah satu ciri media penyiaran adalah sifat siarannya yang berlangsung terus menerus. Media massa lainnya seperti surat kabar, majalah atau buku sampai ke tangan masyarakat dalam satu unit paket utuh. Pembaca majalah tidak harus membaca saat itu juga, ia masih dapat menundanya sampai nanti. Namun stasiun penyiaran menyajikan berbagai menu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

program secara berkesinambungan tanpa terputus. Karena alasan inilah maka penataan acara menjadi sangat penting. Pengelola program harus menyusun atau menata program sebaik mungkin, untuk itu ia harus memiliki strategi menata acara (scheduling strategies). Dalam menyusun jadwal acara, programer harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebiasaan menonton audien seperti mobilitas audien, jenis pekerjaan, kebutuhan dan ketertarikan audien kepada hal-hal tertentu berdasarkan siklus harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah persaingan atau kompetisi dari stasiun lainnya, yaitu dengan melakukan perubahan jadwal acara, jika perlu, sebagai salah satu bentuk strategi dalam penataan acara. Pembagian Waktu Siaran Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat menemani aktivitas apapun. Aktivitas audien pada umumnya memiliki pola yang sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang atau malam hari. Programer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audien ini. Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audien mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audien yang berbeda. Secara umum, programer membagi siaran menjadi beberapa bagian:1

1. 2. 3. 4. 5.

Prime Time, Late Fringe Time, All other time, Day Time, Fringe Time,

jam 19.30 23.00 jam 23.00 01.00 jam 01.00 10.00 jam 10.00 16.30 jam 16.30 19.30

Prime time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini sangat beragam (tua, muda, anak-anak dan sebagainya). Stasiun televisi biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada segmen ini karena jumlah audiennya yang besar. Selain itu, acara prime time juga harus bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak. Anggaran terbesar stasiun penyiaran biasanya digunakan untuk membiayai program pada saat prime time ini. Namun pada saat bersamaan stasiun televisi lainnya juga akan menempatkan program terbaiknya

Sydney W. Head, Christopher H Sterling, Broadcasting In America; A Survey of Television, Radio, and New Technologies, Fourth Edition, Houghton Mifflin Company, Boston, 1982, Hal 217.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

pada segmen ini. Dengan demikian terjadi persaingan merebut perhatian pemirsa pada saat prime time ini. Pola pembagian waktu siaran tersebut berbeda pada saat akhir pekan (hari Sabtu dan Minggu). Other time untuk akhir pekan dimulai dari pukul 01.00 07.00 atau berakhir lebih cepat 3 jam dibandingkan hari biasa. Ini menunjukkan bahwa audien cukup banyak menonton televisi pada pagi hari di Hari Sabtu dan Minggu. Day time pada saat akhir pekan dimulai pukul 08.00 hingga berakhir pukul 19.30 pada hari Sabtu atau berakhir lebih awal pada hari minggu. Karena biayanya yang besar maka stasiun televisi pada umumnya tidak dapat menyajikan program terbaiknya setiap hari. Strategi stasiun televisi untuk segmen utama ini biasanya bersifat mingguan (weekly basis). Programer menghindari penempatan program unggulan yang ditayangkan pada hari yang sama atau bersamaan dengan program unggulan dari stasiun lain. Dengan cara ini, stasiun televisi dapat memenangkan seluruh waktu siaran ketika tiba saatnya menayangkan program unggulannya. Strategi Penayangan Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap menitnya. Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya. Program siaran juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audien di rumah atau di mana saja. Pengelola program idealnya akan berupaya agar audien dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran bersangkutan. Namun pada kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya disukai oleh audien. Suatu media penyiaran mungkin memiliki acara populer yang banyak disukai publik tetapi bisa jadi terdapat lebih banyak acara-acara yang kurang populer atau mungkin ada acara baru sama sekali yang belum dikenal. Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audien diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu. Stasiun penyiaran tidak disarankan untuk menempatkan seluruh acara yang diminati secara bergandengan tetapi harus disebar atau diselang-selingkan dengan acara yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

kurang populer. Dengan cara seperti ini diharapkan acara yang kurang populer itu mendapat perhatian pula dari audien. Dalam suatu siaran berita televisi, iklan diputar sesudah pembaca berita menampilkan gambaran sekilas (preview) dari satu atau dua berita penting dan dramatis yang akan dilaporkan sesudah jeda iklan. Pemuatan di depan ini merupakan strategi menempatkan gambar terbaik di awal acara. Pemuatan di depan berarti menempatkan elemen paling menarik, tegang dan mengasyikkan dalam lima belas detik pertama acara itu untuk mengikat atau memancing pemirsa. Ada istilah hook dalam dunia penyiaran yang berarti kail atau pancing. Jadi seperti memancing iklan, stasiun televisi harus memancing pemirsa dan mengikatnya untuk tetap berada di saluran televisi. Head-Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow) yaitu:2 Head to head. Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu. Jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan maka pengelola program harus mempertimbangkan apakah program baru itu cukup kuat menarik audien dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri. Jika program itu tidak cukup kuat bersaing maka sebaiknya dicarikan jam tayang yang lain. Program yang sering bersaing secara head to head ini adalah program berita. Program tandingan. Strategi penayangan program tandingan (counterprogramming) adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. Misalnya stasiun A menayangkan acara hiburan ringan (infotainment) dalam upaya untuk menarik audien stasiun B yang tengah mengikuti program berita nasional di stasiun B agar mau pindah ke stasiun A. Audien yang diharapkan akan pindah adalah mereka yang tidak terlalu suka dengan program berita yang dinilai terlalu serius. Stasiun televisi lebih baik menyajikan acara yang berbeda dari pada acara yang mirip dengan program yang sedang ditayangkan televisi lain.
2

Sydney W. Head, Christopher H Sterling, Broadcasting In America; A Survey of Television, Radio, and New Technologies, Fourth Edition, Houghton Mifflin Company, Boston, 1982, Hal 218

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

Bloking Program. Strategi bloking program (Block Programming) adalah sama dengan konsep flow through Nielsen dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang malam. Bagi penggemar pertandingan sepak bola disusun program diskusi atau analisa pertandingan yang akan dimainkan sebelum pertandingan dimulai. Setelah pertandingan selesai dilanjutkan dengan kuis interaktif mengenai bola. Pendahuluan Kuat . Strategi penayangan yang dinamakan dengan pendahuluan kuat (Strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita lokal atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional. Strategi Buaian. Disebut strategi membuat buaian (creating hammock) karena hammock berarti buaian yang diikatkan pada dua batang pohon. Ini merupakan strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan. Audien akan mencoba mengikuti acara baru yang ditayangkan setelah suatu program unggulan usai sambil menunggu acara unggulan berikutnya sehingga terjadi flowthrough dari program unggulan ke program lemah. Ini adalah upaya untuk menarik perhatian audien terhadap suatu acara baru. Penghalangan (stunting). Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang. Cara lain adalah menginterupsi suatu program yang kuat dengan acara lain yang lemah atau sebaliknya menginterupsi program regular dengan acara khusus yang kuat. Strategi Lainnya. Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal program akan membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan audiennya. Selain itu, stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

Program Dini Hari Beberapa media penyiaran menunjukkan kecenderungan untuk mengabaikan waktu siaran pada dini hari yaitu waktu setelah tengah malam. Sebagian media penyiaran bahkan tidak mengudara pada waktu dini hari dengan asumsi tidak ada audien di tengah malam buta. Anggapan ini bisa jadi keliru. Jangankan di kota besar, bahkan di kota kecil sekalipun terbukti tetap ada orang yang ingin menonton televisi atau mendengarkan radio pada waktu dini hari. Ingatlah bahwa setiap waktu siaran termasuk dini hari selalu tersedia audien. Pemancar televisi biasanya memancarkan sinyal tanpa henti, selama 24 jam per hari. Kalau begitu mengapa tidak sekalian juga siaran selama 24 jam setiap hari? Biaya siaran tengah malam biasanya sangat rendah namun penghasilan yang dijanjikan biasanya cukup menarik. Iklan dapat ditawarkan dengan harga murah pada waktu penayangan dini hari. Pemasang iklan yang tidak mampu membayar iklan pada jam tayang utama mungkin akan tertarik memasang iklan pada waktu dini hari. Film-film lama mungkin dapat disuguhkan pada waktu ini. Film-film yang tak bisa bersaing bila ditayangkan pada jam 22.00, mungkin bisa berhasil di pasar penonton pada jam 03.00. Pada dini hari stasiun televisi atau radio bisa menyiarkan kembali siaran berita terakhir. Informasi yang disajikan dalam berita tengah malam, jarang sekali yang perlu di update pada dini hari. Dari sisi operasional, siaran dini hari hanya perlu satu atau dua orang saja untuk membuat siaran televisi atau radio tetap mengudara, sementara iklan bisa dijual dengan tarif yang sangat terjangkau. Suatu acara yang bagus yang sudah diputar sebelumnya dapat pula diputar ulang pada dini hari. Siaran ulang tidak memerlukan biaya besar dan merupakan cara efektif untuk mengisi acara pada segmen waktu tertentu ketika hanya sedikit audien yang masih mengikuti suatu siaran (misalnya larut malam, dini hari, dan lewat tengah malam). Siaran ulang memberi kesempatan kedua terhadap audien yang tak sempat menonton suatu acara sebelumnya. Siaran ulang juga memberi kesempatan kepada audien yang menyukai suatu acara untuk menonton acara favoritnya kembali. Mengulang suatu acara pada media penyiaran tidak identik dengan kurangnya kreatifitas pengelola program. Di kalangan remaja, bukan hal yang aneh untuk menonton suatu film yang disukai berkali-kali. Dalam hal ini, pengelola program hendaknya mengusahakan untuk memperoleh hak setidaknya dua kali siaran ulang atas setiap program yang dibeli.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Drs Morissan SH, MA

PROGRAMMING II

10

Anda mungkin juga menyukai