Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

OBA T

FARMAKOKINET IK

ABSORB SI DISTRIB

FARMAKODINAM IK

EFEK

METABOLISM E EKSKRE SI FARMAKOGENETI KA

UTAM AMA

SAMPIN G

IMU N

NONIMUN

1.

SGOT (Serum Transaminase Oksaloasetat Glutamat) adalah enzim yang biasanya hadir dalam dan jantung sel-sel hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati atau jantung rusak. tingkat darah SGOT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya, dari hepatitis virus ) atau terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung ). Beberapa obat juga dapat meningkatkan kadar SGOT. SGOT juga disebut Aspartate aminotransferase (AST). SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) adalah enzim yang biasanya hadir dalam dan jantung sel-sel hati. SGPT dilepaskan ke dalam darah ketika hati atau jantung rusak. Tingkat darah SGPT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya, dari hepatitis virus) atau terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung ). Beberapa obat juga dapat meningkatkan tingkat SGPT). Juga disebut Alanine aminotransferase (ALT).

2. Kandungan Teh :

Flouride Asam amino L-theanine (memperkuat imune tubuh)

Antik oksidan (Polifenol 10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid) Quercetin, kaempfrol, dan myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah) Cafein 40 mg percangkir 3. 4. Pasien mengeluh tidak bisa tidur dikarenakan kandungan cafein pada teh. Perbedaan minum obat sebelum dan sesudah makan : 1. Obat yang dikonsumsi setelah makan

Obat dikonsumsi setelah makan berarti obat tersebut dikonsumsi sewaktu makan atau segera setelah makan. Pada umumnya obat-obat yang diminum pada waktu ini karena obat-obat ini dapat mengiritasi lambung, sehingga lambung perlu diberikan makanan terlebih dahulu sehingga lambung dalam posisi tidak kosong. Biasanya obat-obat demikian memiliki pH yang rendah (bersifat asam) sehingga dapat mengiritasi lambung kosong. Kecepatan pengosongan lambung juga tak kalah penting untuk absorpsi obat secara oral. Semakin cepat pengosongan lambung, bagi obat bersifat asam akan merugikan karena hanya sejumlah kecil obat yang terserap, namun menguntungkan obat bersifat basa lemah karena segera mencapai tempat absorpsi di usus, segera terjadi proses penyerapan. Oleh karena itu sebaiknya obat yang bersifat asam dikonsumsi bersama makanan agar memperlama waktu pengosongan lambung.

2. Obat yang dikonsumsi sebelum makan Obat yang dikonsumsi sebelum makan berarti obat tersebut dikonsumsi 2 jam sebelum makan. Biasanya penyerapan obat ini oleh sistem pencernaan terhambat dengan adanya makanan. Obat pusing biasanya mengandung parasetamol atau metampiron. Zatzat ini penyerapannya akan terhambat dengan adanya makanan dalam lambung. Jadi dianjurkan untuk minum obat ini saat perut kosong agar didapat efek yang cepat. 5. Pasien mengeluh muntah dan diare Ditinjau dari cara kerjanya, teh pelangsing ada yang bekerja dengan cara diuretik (mengeluarkan cairan dari tubuh, dengan cara buang air kecil lebih sering), jadi yang dikeluarkan adalah cairan tubuh (bukan lemak tubuh). Sehingga berat badan yang berkurang adalah dari cairan yang hilang, dan berat badan akan cepat naik kembali. Keadaan ini tidaklah menguntungkan. Apalagi sebenarnya cairan juga diperlukan untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Cairan penting untuk transpor, pencernaan, dan penyerapan nutrisi di dalam saluran cerna, untuk pembuangan zat sampah, pengaturan suhu tubuh, mempertahankan kesehatan sendi, kulit, kelenjar dan semua organ dalam tubuh. Teh pelangsing juga ada yang mengandung zat yang bersifat laksatif (membuat buang air besar lebih sering), sehingga bisa menyebabkan kekurangan elektrolit dan mineral lain dalam tubuh.

6.

Orang lain mengonsumsi teh pelangsing tidak mengalami efek samping sedangkan pasien mengalami efek samping akibat adanya farmakogenetik atau efek obat pada tiap orang yang berbeda-beda tergantung faktor genetiknya.

7.

Anak pasien terkena gejala yang sama dengan ibunya karena mengonsumsi ASI dimana ASI merupakan tempat ekskresi obat.

Transfer obat ke dalam air susu terjadi melalui proses difusi pasif akibat perbedaan konsentrasi. Obat yang bersifat nonionik, berat molekul rendah dan daya ikat protein rendah dapat dengan mudah mengalami proses difusi ke dalam air susu. Difusi juga dapat terjadi secara retrograde dari air susu ke dalam plasma sehingga memungkinkan eliminasi obat dari air susu meskipun ibu belum mengeluarkan air susunya. Risiko efek samping obat pada bayi yang menyusui dipengaruhi oleh jumlah paparan obat pada bayi dan aktivitas farmakologik dari obat tersebut. Jumlah paparan obat pada bayi menyusui ditentukan oleh konsentrasi obat dalam ASI dan jumlah ASI yang diminum oleh bayi. Sedangkan aktivitas farmakologik dipengaruhi oleh absrobsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat oleh bayi. Morbiditas tertentu pada bayi dapat mempengaruhi metabolisme dan ekskresi obat sehingga meningkatkan risiko efek samping obat. Oleh karena itu, bayi dikelompokkan menjadi risiko rendah, risiko menengah, dan risiko tinggi.

8.

FARMAKOKINETIK adalah : ilmu yg mempelajari nasib obat dalam tubuh, meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dalam tubuh. Ada 4 tahap : Absorbsi adalah proses penyerapan obat di tempat pemberian hingga akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor yang mempengaruhi: Fisik dan kimia bahan obat Bentuk sediaan obat Formulasi obat Cara pemberian Luas permukaan kontak obat

Distribusi

Distribusi fase I Terjadi segera setelah penyerapan, yakni pada organ dengan perfusi sangat baik jantung, hati, ginjal, otak Distribusi fase II Cakupannya lebih luas, yakni pada organ dengan perfusi kurang baik kulit, otot, viscera

Metabolisme bertujuan untuk mengubah obat yg larut lemak (NP) menjadi larut air (P), agar dapat diekskresi . Tempat di intrahepatik dan ekstrahepatik. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat/hasil metabolisme tubuh yang tidak diperlukan lagi (waste). Zat tidak dihasilkan tubuh tetapi dari proses metabolisme. Ex: ekskresi urea, garam, air melalui keringat ; CO2 melalui paru; empedu : feses. Proses dasar ekskresi : Filtrasi Glomerolus (FG) Perpindahan selektif zat2 yg tidak difiltrasi (dari kapiler peritubulus ke lumen tubulus) Sekresi zat meningkatkan eskskresinya dalam urin Terpenting: H+, K+, anion dan kation organik, asam organik (penisilin, salisilat), basa organik (kolin, histamin).

Reabsorbsi Tubulus (RT)

Perpindahan selektif zat2 yg difiltrasi (dari lumen tubulus ke kapiler peritubulus). Lebih dr 99% plasma yg difiltrasi kembali ke darah. Zat yg direabsorpsi : Na+, glukosa, asam amino, Cl-, H2O, urea, PO4-, Ca+ +.

Sekresi Tubulus (ST)

Perpindahan selektif zat2 yg tidak difiltrasi (dari kapiler peritubulus ke lumen tubulus).Sekresi zat meningkatkan eskskresinya dalam urin.

Terpenting: H+, K+, anion dan kation organik, asam organik (penisilin, salisilat), basa organik (kolin, histamin).

FARMAKODINAMIK adalah : ilmu yg mempelajari efek obat terhadap fisiologi organ tubuh dan mekanisme kerja. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah : 1. Meneliti efek utama obat 2. Mengetahui interaksi obat dengan sel 3. Mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi

Dua konsep penting mekanisme kerja obat : 1. Mengubah kecepatan faal tubuh 2. Obat tidak menimbulkan fungsi baru Dua macam efek obat yaitu agonis (menyerupai senyawa endogen) dan antagonis (menghambat kerja obat). FARMAKOGENETIK : Terjadi polimorfisme dalam proses genetik : a. Absorbsi : tiap-tiap orang berbeda-beda b. Distribusi : dipengaruhi ikatan protein terhadap obat tertentu c. Metabolisme : enzim d. Eksresi : ada gangguan sekresi pada tubulus renalis Keanekaragaman genetik pada farmakodinamik

Anda mungkin juga menyukai