PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, insidens penyakit kanker diperkirakan 100 orang per
100.000 penduduk. Saat ini penyakit kanker telah digolongkan dalam
penyebab kematian utama pada usia produktif. Proporsi kematian akibat
penyakit kanker telah meningkat dari 4,8% pada tahun 1992 menjadi 10,6%
pada tahun 1995 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 1988).
Kanker sendiri merupakan suatu macam neoplasma yang bersifat ganas.
Sifat-sifatnya khas dan sangat berlawanan dengan neoplasma jinak. Untuk itu,
perlu dikaji lebih mendalam tentang neoplasma, dimulai dari sel dengan
pertumbuhan yang normal sampai dengan terbentuknya neoplasma.
Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak.
Bekerja bergantung pada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak
tergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi sel adalah proses fisiologis yang
terjadi pada hampir semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel
untuk berkembang biak. Homeostasis antara proliferasi sel dan kematian sel
yang terprogram secara normal dipertahankan untuk menyediakan integritas
jaringan dan organ (Chrestella, 2009).
Pertumbuhan sel normal yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling terkait satu dengan yang lain termasuk stimulus dan injuri. Selain itu,
faktor risiko menyebabkan individu lebih rentan terhadap stimulus dan injuri.
Berbagai stimulus dan injuri, baik internal maupun eksternal yang dapat
menyebabkan respon yang beragam seperti adaptasi bahkan sampai dengan
terjadinya lesi dan akhirnya terjadi neoplasma.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pertumbuhan sel normal?
2. Apakah faktor risiko?
3. Apakah stimulus dan injuri pada sel?
4. Apakah yang dimaksud dengan proses adaptasi sel?
5. Apakah yang dimaksud dengan proses lesi sel?
6. Apakah yang dimaksud dengan neoplasma?
Bagaimana nomenklaturnya?
7. Apakah gejala dan tanda (local symptom, systemic symptom, dan
8.
9.
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian sel, pertumbuhan sel
normal, serta keterkaitannya dengan stimulus dan injuri pada sel.
2. Mahasiswa mampu memahami perubahan sel akibat adanya stimulus
dan injuri dihubungkan dengan proses adaptasi sel sampai dengan
terjadinya lesi dan neoplasma.
3. Mahasiswa mampu memahami mekanisme terjadinya neoplasma serta
nomenklatur neoplasma.
4. Mahasiswa mampu memahami gejala dan tanda neoplasma baik gejala
lokal, sistemik, maupun metastasis, serta cara pencegahannya.
BAB II
ISI
1. Apakah yang dimaksud pertumbuhan sel normal?
Sel Normal merupakan suatu unit yang sangat kompleks yang di
dalamnya terdapat berbagai organel dan system enzim terus-menerus
melaksanakan aktivitas metabolit guna mempertahankan kehidupan sel dan
menunjang fungsi normalnya. Berfungsinya sel secara normal bergantung
pada lingkungan di sekitar sel, penyediaan nutrisi yang terus menerus (sepeti
oksigen, asam amino, dan glukosa), dan pembuangan produk metabolism
secara teratur termasuk CO2. (Chandrasomda, 2006)
Sel normal tumbuh melalui 3 jenis siklus yaitu:
1.
Amitosis : satu sel membelah secara langsung menghasilkan 2
sel anak yang sama bentuk dan fungsi dengan sel induk.
2.
3.
kelamin yaitu sel sperma pada pria dan sel ovum pada wanita.
Pada dasarnya meiosis terjadi dalam 2 fase yaitu:
Fase I : Pada fase ini terjadi duplikasi kromosom. Pada
pembelahan fase I ini dibagi menjadi 6 fase yaitu preleptonema,
leptonema, zygonema, pachynema, diplonema, dan diakenesis.
Pada fase ini dihasilkan sel spermatosit pada pria dan sel oosit
-
pada wanita.
Fase II : Pada fase ini terjadi 2 kali pembelahan dan pada lakilaki menghasilkan sel sperma sedangkan pada wanita
akibat
akumulasi
mutasi
somatik
yang
disebabkan
oleh
dan otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan gen
mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker
payudara dan ovarium familial. Sindrom resesif autosomal gangguan
perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang diwariskan secara dominan,
sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan
ciri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar dkk, 2007).
3.
mungin sukar. Namun demikian, beberapa prnsip umum relevan dengan sebagian
besar bentuk cedera sel:
Respon selular terhadap stimulus yang berbahaya tergantung pada tipe cedera,
cepat.
Fungsi sel hilang jauh sebelum terjadi kematian sel, dan perubahan morfologi
normal) maupun patologik, adaptasi sel ini bermanfaat untuk mengatur sendiri
lingkungan yang ideal bagi sel tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara
bergantung dari stimulusnya, diantaranya; atrofik, hipertrofik, hyperplasia, dan
metaplasia. Namun mekanisme adaptasi ini ibarat pedang bermata dua, sehingga
apabila adaptasi dilakukan secara berlebihan atau tidak terkontrol dapat
mempermudah munculnya perkembangan abnormal atau neoplasma, misalnya
pada adaptasi sel secara metaplasia (perubahan reversible jenis sel dewasa tertentu
dengan sel dewasa lain yang memiliki kemampuan bertahan lebih baik), apabila
factor-faktor yang menginduksi transformasi metaplastik menetap dapat
menginduksi transformasi kanker pada epitel yang metaplastik melalui
mekanisme munculnya bersamaan penyusun kanker sel skuamosa maligna dengan
metaplasia skuamosa epitel.
Respon adaptasi utama adalah:
Atrofi: pengerutan ukuran sel dengan hilangnya substansi sel.
Hipertrofi:
penambahan
ukuran
sel
dan
menyebabkan
banyak factor, seperti halnya stimulus dan injuri. Beragam stimulus yang dapat
menyebabkan injuri/jejas pada sel diantaranya deprivasi oksigen, bahan kimia,
agen infeksius, reaksi imunologi, defek genetic, ketidakseimbangan nutrisi, agen
fisik (trauma, temperatur ekstrem, radiasi), penuaan. Sel normal dalam
pertumbuhannya harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap berbagai
stimulus tersebut agar dapat menjaga homeostasis dalam kondisi yang seimbang
meski dalam kondisi mengalami stress fisiologik atau rangsangan patologis
sekalipun.
Ketika sel mengalami stress fisiologik (stimulus), sel normal cenderung akan
beradaptasi, apabila proses adaptasi berhasil maka sel dapat bertahan hidup, tetapi
apabila proses adaptasi tidak berhasil akan terjadi jejas sel. Jejas sel dapat bersifat
reversible maupum irreversible, hal ini sangat bergantung pada tipe cedera, durasi,
dan tingkat keparahannya, selain itu tipe, status, kemampuan beradaptasi, dan
susunan genetic sel juga turut mempengaruhi. Sel yang mengalami jejas yang
irreversible ini nantinya harus mengalami kematian sel melalui 2 cara yakni;
nekrosis dan apoptosis. Secara umum, perbedaan kedua cara kematian sel adalah
nekrosis terjadi akibat stimulus patologik, sedangkan apoptosis terjadi secara
normal / fisiologis. (Kumar dkk, 2007).
6.
Tumor diberi nama berdasarkan asal sel tumor itu (histogenesis),dikenal beberapa
jenis tumor, yaitu:
1) Tumor epithelial ialah tumor yang berasal dari sel ectoderm atau endoderm,
neuroektoderm, yaitu sel kulit, mukosa, kelenjar, otak.
Contoh: epithelioma, adenoma, nevus, glioma, neuroblastoma, karsinoma,
dsb.
2) Tumor mesodermal atau mesenchimal ialah tumor yang berasal dari derivate
jaringan mesoderm seperti: sel tulang, sel otot, jaringan ikat, sel pembuluh
darah, sel bungkus syaraf,dsb.
Contoh:osteoma, myoma, sarcoma,dsb.
3) Tumor embrional, seperti sel benih (germ cell) atau trofoblast.
Contoh: seminoma, teratoma, kiste dermoid.
4) Tumor campuran ialah tumor yang terdiri derivate sel ectoderm dengan
endoderm atau mesoderm.
Contoh: tumor mukoepidermoid, fibroadenoma, adenosquamous cell
carcinoma, dsb.
Tumor diberi nama berdasarkan sifat biologis tumor, apakah tumor itu bersifat
jinak, atau ganas.
1) Untuk tumor jinak, yaitu tumor yang sel-selnya tumbuh terbatas dan
umumnya tidak secara langsung mematikan, diberi nama bedasarkan nama
jaringan atau organ asal tumor ditambah akhiran -oma untuk tumor
tunggal dan -omata untuk tumor multiple. Contoh:
- Tumor tunggal: fibroma, lipoma, adenoma, dsb.
- Tumor multipel: fibromata, lipomata, adenomata, dsb.
2) Untuk tumor yang bersifat ganas, yaitu, tumor yang sel-selnya tumbuh tidak
terbatas, dapat mengadakan infiltrasi atau metastase, yang bila dibiarkan,
umumnya tumbuh terus dan dapat menyebabkan kematian, yang sel-selnya:
a. Berasal dari sel-sel ectoderm atau endoderm disebut karsinoma atau
kanker
b. Berasal dari mesoderm atau mesenchim disebut sarcoma.
Contoh:
- Tumor ganas ektodermal atau endodermal:
karsinoma kulit, karsinoma serviks, karsinoma mamma, karsinoma
mamma, adaenokarsinoma rectum
- Tumor ganas mesenchimal:
tumor
Nyeri, karena neoplasma berasal dari atau infiltrasi kesaraf atau
tulang.
3) Gejala tambahan, dapat berupa :
- Hipervaskularisasi/neovaskularisasi
- Hiperemia didaerah tumor
- Hiperthermia
- Deformitas organ
4) Gejala komplikasi
- Ulcerasi
Ulcus pada kanker yang terletak di permukaan merupakan gejala
utama, tetapi untuk kanker yang terletak dalam merupakan
-
komplikasi
Obstruksi saluran tubuh, seperti saluran:
(a) Usus: ileus
(b) Napas: dispneu
(c) Kencing: retensio urinae
(d) Vena: bendungan vena, sindroma vena cava superior
(e) Limfe: oedema tungkai atau lengan
(f) Liquor: tekanan intracranial naik
Nekrose tumor
Infeksi
Fraktur pada kanker tulang
Tekanan intracranial naik pada kanker otak
B. GEJALA METASTASE
Merupakan gejala pada organ jauh yang terkena, contoh :
- Paru:
(1) Batuk
(4) Pneumonitic spread
(2) Coin lesion
(5) Effusi pleura
(3) Atelektase
- Hati:
(1) Nodule multiple
(4) Acites
(2) Hepatomegali
(5) Kenaikan SGOT/SGPT/LDH
(3) Ikterus
- Otak:
(1) Cephalgia
(5) Hemi atau monoplegia
(2) Tekanan interkranial naik
(6)Serangan: Syncope,Epilepsi,
Vertigo
(3) Kehilangan penglihatan
(7) Coma
(4) Neuroplegia
Tulang:
(1) Nyeri tulang
(3) Patah tulang
(2) Destruksi tulang
(4) Paraplegia
(a) Osteolitik
(5) Alkali fosfatase naik
(b) Osteoblastik
Kulit:
(1) Nodus Kutan
(2) Nodus subkutan
Sumsum tulang:
(1) Anemia
(3) Leukopenia
(2) Thrombositopenia
(4) pansitopenia
Usus:
(1) Dispepsi
(3) Ileus obstruktif
(2) Tumor abdomen
(4) Acites
Kelenjar limfe, diluar kelenjar limfe regional
(1) Pembesaran kelenjar limfe
(2) Oedema lengan atau tungkai
C) GEJALA SISTEMIK
Merupakan gejala pada seluruh tubuh,yang disebabkan oleh beberapa
factor, seperti :
1) Sekresi hormon, enzim, atau protein ektopik oleh sel tumor yang
mengacaukan system kendali tubuh.
2) Zat-zat toksis dari metabolism sel kanker atau dari adanya nekrose
dalam tumor.
3) Monopoli nutrisi oleh sel-sel kanker.
4) Komplikasi kanker.
PETANDA NEOPLASMA
Ialah molekul protein berupa antigen, enzim, hormone,dsb. Yang dalam
keadaan normal tidak atau hanya sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh.
Contohnya anatara lain:
1) CEA = Carcino Embryonic Antigen: kanker mamma, kolerektum
2) MCA = Mucoid-like Carcino antigen: kanker mamma
3) AFP = Alfafetoprotein: kanker hati, usus
4) Ca 125 = Cancer antigen 125: kanker ovarium
5) PAP = Prostate Acid Phosphatase: kanker prostat
(Sukardjana, 2000)
8.
kanker belum menyebar lebih jauh, biasanya kanker tersebut dapat diobati dan
memberikan hasil yang optimal.
Terapi Mental
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam hal terapi mental untuk penderita
kanker adalah :
Mengelola stress
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Neoplasma merupakan setiap pertumbuhan baru dan abnormal, secara
khusus suatu pertumbuhan jaringan baru dengan pertumbuhan yang tidak
terkontrol dan progresif.
2. Neoplasma dibedakan menjadi 2 yaitu jinak (benigna) dan ganas
(maligna).
3. Nomenclatur:
Neoplasma jinak (benigna) => .....+ oma , contohnya adenoma; osteoma;
lipoma; fibroma; dll.
Neoplasma ganas (maligna)
agent
infeksius,
reaksi
imunologi,
defect
genetik,
SARAN
1. Neoplasma memiliki beberapa faktor penyebab, oleh karena itu lebih
dilakukan beberapa upaya pencegahan yang dibagi menjadi 3 jenis, yakni
pencegahan primer (pencegahan terhadap etiologi penyakit), pencegahan
sekunder (penemuan dini, diagnosis dini dan terapi dini terhadap kanker),
dan pencegahan tersier (upaya meningkatkan angka kesembuhan, angka
survival, dan kualitas hidup dalam terapi kanker).
Daftar Pustaka