Anda di halaman 1dari 3

Lanjut Usia Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus

menerus,yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age)45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Berdasarkan UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, dikatakan tentang pengertian lanjut usiayaitu : a.Lanjut usia yang selanjutnya disingkat Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun atau lebih. b.Kesejahteraan Lansia adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial yang diliputi oleh rasakeselamatan, kesusilaan dan ketentraman Iahir batin yang memungkinkan para Lansia memenuhikebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia.Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a.Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b.Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c.Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

Fasilitas Umum Penunjang Kesehatan Lansia Fasilitas umum identik dengan pusat pelayanan masyarakat baik yang berkaitan dengan kebutuhan pemerintahan, perekonomian, keamanan ataupun kebutuhan kebutuhan yang lain misalnya : telepon umum, halte bus, toilet umum, angkutan umum, zebra cross, jalan raya, rumah sakit, dll. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 pada pasal 24 disebutkan bahwa penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia pada sarana dan prasarana umum dapat berbentuk fisik dan non fisik. Pada pasal 25 ayat 1 disebutkan bahwa penyediaan aksesibilitas yang berbentuk fisik meliputi : aksesibilitas pada bangunan umum, aksesibilitas pada jalan umum, aksesibilitas pada pertamanan dan tempat rekreasi dan aksesibilitas pada angkutan umum. Pada pasal 25 ayat 2 disebutkan bahwa penyediaan aksesibilitas yang berbentuk non fisik meliputi pelayanan informasi dan pelayanan khusus. Aksesibilitas pada jalan umum yang tertera dalam pasal 27 dilaksanakan dengan menyediakan: a. akses ke dan dari jalan umum; b.akses ke tempat pemberhentian bis/kendaraan; c. jembatan penyeberangan; d.jalur penyeberangan bagi pejalan kaki; e.tempat parkir dan naik turun penumpang; f. tempat pemberhentian kendaraan umum; g. tanda-tanda/rambu-rambu dan/atau marka jalan; h. trotoar bagi pejalan kaki/pemakai kursi roda; i. terowongan penyeberangan. Beberapa permasalahan yang di hadapi para Lanjut Usia antara lain : 1. Perubahan dan pergeseran nilai budaya masyarakat sehingga lanjut usia kurang mendapat perhatian. 2. Perubahan bentuk keluarga dari keluarga besar menjadi keluarga inti. 3. Terbatasnya aksepsibilitas lanjut usia sehingga mobilitas sangat terbatas

4. Mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial yang disebabkan karena terjadinya degeneratif pada lanjut usia 5. Terbatasnya hubungan dan komunikasi lanjut usia dengan lingkungan 6. Kesempatan dan produktifitas kerja menurun 7. Pada umumnya lanjut usia rawan terhadap penyakit 8. Terbatasnya kemampuan di dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumber sumber yang ada.

Anda mungkin juga menyukai