Oleh : Rully R)
ABSTRACT
Indonesian community usually has great respect on elderly people. Data shows the
number of elderly people in Indonesia keeps increasing, however healthcare services and
facilities for elderly people ( geriatric) are still inadequate. Therefore, the rights of
elderly people to have special treatment is not appropriately fulfilled. According to
section 8 UU No. 39 year 1999 on Human Rights, government has the responsibility to
protect and fulfill their rights. One of the rights that should be provided is special
facilities and healthcare services in public hospitals.
ABSTRAK
Masyarakat Indonesia pada umumnya menempatkan lanjut usia pada posisi yang
dihormati. Data menunjukkan jumlah lansia di Indonesia terus meningkat,
bagaimanapun juga fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi lansia masih kurang.
Penghormatan itu antara lain, berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam
rangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka Sebagaimana diatur dalam Pasal
8 UU No.39/1999, pihak yang paling bertanggung jawab untuk melindungi dan
memenuhinya adalah pemerintah Salah satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan
pelayanan khusus bagi mereka di Rumah Sakit-Rumah Sakit Umum dalam rangka
pemenuhan hak atas kesehatannya.
)
Staf Subbid Perlindungan Manula, Bidang Perempuan dan Manula, Pusat
Pengkajian Perlindungan Kelompok Rentan Badan Penelitian dan Pengembangan HAM
Departemen Kehakiman dan HAM RI.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia yang jumlahnya kini diperkirakan mencapai 17,7 juta jiwa3 itu lebih
banyak tinggal di pedesaan (9,9 juta) dibanding di perkotaan (7,8 juta). Dari
jenis kelaminnya, baik di pedesaan maupun di perkotaan, jumlah lansia
perempuan (9,5 juta) lebih banyak dibanding lansia laki-laki (8,2 juta).
Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibanding
angka harapan hidup laki-laki.
1
Anonim, (1999): Informasi tentang Lansia, Jakarta, Departemen Sosial.
2
Anonim, (2000): Pedoman Pelayanan Kesejahteraan Lanjut Usia, Jakarta,
Badan Kesejahteraan Sosial Nasional, hal.1.
3
BPS tahun 2000.
2
Jumlah lansia terbesar di Indonesia adalah Propinsi Jawa Timur dengan
3.740.000 penduduk, Propinsi Jawa Barat berjumlah 2.850.000 penduduk dan
Propinsi Sulawesi Selatan berjumlah 771.500 penduduk.4
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
3
4. Mengidenfikasi bentuk pelanggaran HAM yang terdapat di Rumah Sakit
Hasan Sadikin sesuai standar yang ada.
E. Metoda
Sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
data primer. Data sekunder diperoleh dari arsip-arsip, laporan-laporan
penelitian, dan dokumen lainnya. Sedangkan data primer diperoleh dari
lapangan melalui wawancara dengan responden (lansia) dan informan.
Lanjut usia (lansia) adalah setiap warga negara Indonesia pria atau wanita yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik potensial maupun tidak potensial. 5
Sedangkan batasan lanjut usia menurut WHO South East Asia Regional Office
(Organisasi Kesehatan Dunia untuk Regional Asia Selatan dan Timur) adalah
5
Pasal 1 Undang-Undang No. 13 tahun 1998, tentang Kesejahteraan Sosial.
4
usia usia lebih dari 60 tahun.6 Dilihat dari ciri-ciri fisiknya, manusia lanjut usia
memang mempunyai karakteristik yang spesifik. Secara alamiah, maka manusia
yang mulai menjadi tua akan mengalami berbagai perubahan, baik yang
menyangkut kondisi fisik maupun mentalnya.
Lansia sebagai manusia mempunyai hak asasi juga. Hak Asasi Manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlidungan harkat dan martabat manusia. 8
Sedangkan Hak Asasi Lanjut Usia adalah hak dasar yang dimiliki oleh lanjut
usia yang meliputi kemerdekaan dan kebebasan untuk berserikat, berkumpul,
berpendapat serta memperoleh karier.9
Selain istilah lain di atas yang sering muncul adalah geriatri. Tidak jarang
pasien lanjut usia disalah artikan sebagai pasien geriatri, padahal pasien lanjut
usia belum tentu geriatri. Sebaliknya, pasien geriatri sudah pasti berusia lanjut.
Geriatri berasal dari kata gerontos (usia lanjut) dan iatros (penyakit). Jadi ilmu
geriatri adalah bagian dari ilmu kedokteran yang khusus mempelajari kesehatan
6
Kompas, 18 Mei 2003.
7
Dra. Idanati, Rukna, et.al, (1998): Laporan Penelitian Perilaku Kesehatan
Lanjut Usia (lansia) Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja, hal. 6.
8
Pasal 1 Undang-undang Hak Asasi Manusia (UU No. 39 Tahun 1999, LN 1999
No. 165, TLN No. 3886).
9
Anonim, (2001): Acuan Umum Pelayanan Kesehatan Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Direktorat Jenderal
Pelayanan Sosial, Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, hal. 48.
5
dan penyakit pada usia lanjut. Pasien geriatri memiliki beberapa ciri khas, yaitu
multipatalogi, tampilan gejala dan tanda penyakit tidak khas, daya cadangan
faali menurun, biasanya disertai gangguan status fungsional. Sedangkan di
Indonesia pada umumnya disertai dengan gangguan nutrisi.10 Sedangkan tempat
untuk memberikan layanan geriatri disebut Poliklinik Geriatri. Poliklinik
Geriatri, yaitu layanan geriatri dimana diberikan jasa asesmen, tindakan kuratif
sederhana dan konsultasi bersifat subspesialistik bagi penderita rawat jalan.11
Konsultasi Geriatri, yaitu layanan konsultatif dari bagian lain terhadap seorang
penderita lansia.12
10
Kompas, Op.cit.
11
Anonim, (1999): Pedoman Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Rumah Sakit
Umum, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, hal. 37.
12
Ibid.
13
Kamus Bahasa Indonesia I Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
14
Pasal 1 Undang-undang Kesehatan (UU No. 23 tahun 1992) LN tahun 1992 No.
100, TLN No. 3495.
15
Pasal 14 UU No. 13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
6
pelayanan kesehatannya di Rumah Sakit Umum, seperti upaya pelayanan
geriatrik atau gerontologik.16
III. ANALISA
16
Anonim, (2001): Acuan Umum Pelayanan Kesejateraan Sosial Lanjut Usia,
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Direktoral Pelayanan Sosial, Direktorat
Kesejahteraan anak, Keluarga dan Lanjut Usia, hal. 48.
17
Anonim, (2001): Daftar Rumah Sakit (List of Hospital) Indonesia, Departemen
Kesehatan R.I Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Ed), hal. 3
7
derajat kesehatan dan mutu kehidupannya dengan menanamkan cara pola hidup
sehat.
8
bidang pelayanan geriatrik/gerontologik; dan (c) pengembangan lembaga
perawatan Lansia yang menderita penyakit kronis/penyakit terminal.
B. Temuan di Lapangan
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit yang dimiliki
oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat. Rumah sakit ini merupakan
rumah sakit pemerintah yang tergolong Tipe B.18 Program dan kegiatannya
berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan kebijakan-kebijakan
lain yang ditetapkan Departemen Kesehatan.
10
menggunakan Askes. Untuk pemeriksaan dan obat, pasien ini tidak
mengeluarkan uang. Untuk obat tertentu harus membeli sendiri. HM
mengatakan pelayanan rumah sakit ini tergolong bagus dan menyangkut
fasilitas tersedia kursi roda, tempat pendaftaran dan apotik yang khusus untuk
lansia. Juga tidak ada pembedaan pasien; yang mendaftar lebih dahulu akan
didahulukan, kecuali penderita penyakit berat yang harus diberi pelayanan
cepat. Tidak berbeda dengan HT (laki-laki, 65 tahun) seorang pensiunan PNS
dan masih aktif mengajar di salah satu perguruan tinggi Bandung. Penyakit
yang dideritanya adalah jantung dan hipertensi (komplikasi), masih sama
dengan HM, menggunakan askes. Pendapatnya sama dengan HT mengenai
fasilitas dan pelayanan kesehatan.
Adapula SK (pr, 70 tahun), isteri seorang pensiunan PNS, diantar oleh cucunya
yang berusia 15 tahun. Penyakit yang dideritanya adalah persendiaan lutut,
hipertensi dan jantung, menggunakan askes. EM (pr, 68 tahun), isteri pensiunan
PNS, penyakit yang diderita jantung, glukosa, dan persendian otot. DB (pr, 63
tahun) dengan ditemani tiga anggota keluarganya. DB adalah salah satu pasien
yang menjalani rawat inap dan dalam keadaan tidak sadar.
11
Tabel 2
Pasien Lansia yang Sedang Menjalani Rawat Inap/Jalan, Rumah Sakit Umum
Hasan Sadikin Bandung
No. Nama Umur Jenis Asal Pekerjaan Kelas Penyakit Sumber Akut /
(thn.) Kela- Dana Kronis
min
1. HM 62 Lk Kota Pensiunan - Penyakit Askes -
Bandun PNS Gula,
g jantung
2. HT 65 Lk Buah Pensiunan - Jantung Askes -
batu PNS Hipertensi
3. SK 70 Pr Kiara Ibu Rumah - Persendian Askes -
Condon Tangga lutu,
g hipertensi,
dan jantung
4. EM 68 Pr Kota Ibu Rumah - Jantung, Sendiri/s -
Bandun Tangga glukosa, wasta
g dan
persendian
otot
5. DB 63 Pr Jakarta Ibu Rumah VIP - Sendiri/ Kronis
Tangga Swasta
Sumber: Diolah dari hasil wawancara (2003).
Upaya pemenuhan hak atas kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
meliputi pencegahan dan penyembuhan. Dalam kegiatan pelayanan yang
bersifat pencegahan, rumah sakit ini melakukan penyuluhan, olahraga, dan
pemeriksaan yang meliputi laboratorium darah, mamografi, pap smear,
vaksinasi pneumokokus, vaksinasi influenza, prostat, dan rektum. Pelayanan
yang diberikan oleh tim geriatri sesuai dengan yang diamanatkan Pasal 42 UU
No. 39 tahun 1999 tentang HAM.
12
Menurut Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI pada pasien
geriatri terdapat beberapa penyulit seperti:
1. Diagnosa penyakit yang diderita, jarang yang hanya satu. Umumnya 4
penyakit atau lebih.
2. Fungsi organ-organ tubuh mulai menurun dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Fungsi paru-paru mulai menurun, begitu pula dengan hati
dan ginjal serta organ lainnya termasuk panca indera.
3. Mengidap penyakit kronis yang berpotensi menjadi penyakit akut.
Artinya sewaktu-waktu penyakit tersebut (misalnya, darah tinggi atau
jantung), bisa mendadak kambuh dan mengancam nyawa penderita.
4. Gejala klinis yang ditampakkan tidaklah sederhana, sehingga agak
sukar menentukan diagnosis bagi dokter yang belum berpengalaman.
5. Menggunakan obat lebih dari satu macam (polifarmasi). Hal itu
memperbesar risiko efek samping dan interaksi obat yang berbahaya di
samping fungsi-fungsi untuk membersihkan zat-zat berbahaya.19
Konsultasi bagi pasien lansia ke poliklinik geriatri yang dibuka pada setiap hari
Selasa dan Kamis pukul 08.00-15.00, dengan jumlah pasien rata-rata 30-40
orang. Pada dinding ruang konsultasi tertera berbagai macam informasi
mengenai penyakit yang menyerang lansia seperti, kekeroposan tulang yang
dapat menimbulkan rasa nyeri, bungkuk, deformitas, dan fraktur (patah tulang).
Juga terdapat saran untuk memeriksakan kekeroposan tulang sedini mungkin
dengan densitometry, terutama wanita lebih dari 40 tahun (menopause) dan pria
lebih dari 50 tahun. Hal ini, tentu saja dapat berguna lansia dapat mencegah
penyakit sedini mungkin. Dan yang terpenting adalah hak untuk mendapatkan
informasi telah mereka dapatkan sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1)
UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
19
Suara Pembaharuan, 9 Juni 2002.
13
tidak membedakan pasien yang menggunakan askes dengan non askes,
semuanya mendapatkan perlakuan yang sama.
A. Kesimpulan
14
B. Rekomendasi
Daftar Pustaka
15
Idanati, Rukna, et.al. (1998). Laporan Hasil Penelitian: Perilaku Kesehatan
Lanjut Usia (Lansia) Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja,
Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Univesitas Jenderal
Soedirman, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
16