Anda di halaman 1dari 64

Editorial

Selamat Datang Dirjen DIKTI Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc
Kala seluruh warga Kementerian Pendidikan Nasional, bekerja cerdas dan bekerja keras meningkatkan kinerja institusi, sejarah mencatat lagi, seorang putera kampus terbaik negeri ini, memangku jabatan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi periode 2010-2015. Prof. Dr. Djoko Santoso, mantan rektor Institut Teknologi Bandung menggantikan Prof. Fasli Jalal yang kini menjabat sebagai Wakil Mendiknas. Penggantian pejabat tinggi Ditjen Dikti menjadi catatan penting, mengingat tanggung jawab dan tantangan lembaga ini makin berat dan besar, sesuai tren tuntutan kebutuhan nasional dan perubahan global yang begitu amat dinamis. Pekerjaan besar yang bersifat internal dan tantangan eksternal yang sungguh terkait dengan internalisasi, yang kini sedang terjadi di Kementerian Pendidikan Nasional, termasuk Ditjen Dikti. Sungguh tepat pesan Mendiknas, Prof. Mohammad Nuh saat melantik Dirjen Dikti baru, Agar Dirjen Dikti memberikan perhatian penuh pada peningkatan kualitas dosen perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) melalui kerja sama dengan pihak luar negeri. Saya berharap Dirjen Dikti memberi peluang bagi PTS dan PTN untuk meningkatkan kapasitas dosen melalui kerja sama luar negeri utamanya untuk dosen S3. Bayangkan, saat ini dari 170 ribu dosen, kurang dari 10 persen yang meraih S3. Kalau menunggu kuota dari pemerintah, maka memerlukan waktu cukup lama, sehingga percepatan bisa dilakukan dengan kerja sama luar negeri. Legal aspeknya adalah amanat UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta Kebijakan Arah Pembangunan Pendidikan Tinggi tentang peningkatan kualitas dosen terkait dengan program sertifikasi dosen dan peningkatan kualifikasi akademis, melalui delapan instrumen peningkatan mutu kualifikasi kinerja pendidik dan tenaga pendidikan. Peningkatan APK dari 18,36% menjadi 25% adalah meningkatkan mutu lebih 400 ribu mahasiswa, agar sumber daya manusia Indonesia memenuhi kebutuhan global. Kesimpulannya, sasaran hingga tahun 2015 adalah meningkatnya: kualitas dosen dan mutu perguruan tinggi, capaian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), majalah yang terakreditasi, budaya riset di perguruan tinggi, jumlah paten dan kolaborasi dengan dunia industri, sertifikasi 155 ribu dosen dan guru besar melalui ribuan asesor bergelar professor doktor yang meliputi 12 rumpun ilmu dan tersebar di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, jumlah mahasiswa berprestasi dan kreatif melalui beasiswa Misi BIDIK dan puluhan beasiswa lainnya, kontes ilmiah, pemberdayaan puluhan organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas dan organisasi lain, seperti diberbagai bidang keilmuan, seni, dan olahraga, capaian APK 25% dari semula 16,38%, kepedulian mahasiswa pada sustainable development dan sosial kemasyarakatan, sinergi antar-universitas, penelitian cluster sesuai riset nasional, jumlah inventor terbaik dan akademisi berprestasi, pemberdayaan puluhan Organisasi Profesi Ilmiah (OPI), pengadaan laboratoria, pemberdayaan kopertis, otonomi perguruan tinggi yang proporsional. Selain itu, menurunnya jumlah pengangguran terdidik melalui pengembangan pusat kewirausahaan perguruan tinggi yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah wirausaha Indonesia dari jumlah 1,8% menjadi dua digit.

Mengubah sistem pengajaran blok pada politeknik, porsi vokasi lebih lama dibandingkan dengan teori, bobot soft skill lebih besar agar tercipta motivasi bekerja. Prestasi Prof. Fasli Jalal sebagai Pembaharu Paradigma Pendidikan Tinggi Indonesia yang sudah tergores indah dalam sejarah, Insya Allah dapat dilanjutkan oleh Prof. Djoko Santoso selaku Dirjen Dikti. Sebagai warga Kementerian Pendidikan Nasional, khususnya Ditjen Dikti, kita optimis kepada figur pak Djoko Santoso. Beliau berhasil memimpin ITB, aktivitasnya pada organisasi profesi tingkat nasional dan internasional, kecerdasan akademis, dan modal sosial, serta dukungan penuh dari para direktur, sekretaris, dewan pendidikan tinggi, semua karyawan, dan stakeholder. Selamat datang professor, selamat bekerja. Semoga dapat menunaikan amanah dengan baik, karena keikhlasan dan keteladanan bapak memimpin.

Tim Penyusun
PEMBINA Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi PENGARAH Harris Iskandar, Ph.D. (Sekretaris Ditjen Dikti) Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D. (Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Dr. Ilah Sailah, MS. (Direktorat Akademik) Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. (Direktur Ketenagaan) Ir. Hendarman, M.Sc, Ph.D. (Direktur Kelembagaan) PEMIMPIN REDAKSI / PENANGGUNG JAWAB Sri Sujanti, SH (Kepala Bagian Umum Set.Ditjen Dikti) WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Lalang Saksono, SE, M.Si. SIDANG REDAKSI Dra. Siti Faizah Romawi, MM M. Ifdal, S.Sos Rachmat, S.Sos Yogi Neni Dodi REDAKSI PELAKSANA Aris Munandar Dulajat, S.Sos LAYOUT & DESAIN Sulistyo Wibowo (Tyo) SEKRETARIAT Rasman, SE Suprapto Dwi A. Ningrum PENERBIT Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional ALAMAT REDAKSI Kompleks Kemendiknas Ged. D lt. 8 Jl. Jenderal Sudirman Pintu I Senayan, Jakarta Telp./Fax. : 021-57946100 Email : bagum_dikti@dikti.go.id PRINTING PT. Yellow Multi Media

Laporan Utama
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Lima Isu Penting Pendidikan

Daftar Isi

Cover Judul :

Pasca Pembatalan UU BHP , Apa Solusinya?

P E N D I D I K A N KARAKTER BANGSA

Laporan Utama Paradigma Baru Pendidikan Tinggi di Indonesia

Foto :

aurorainsidemedia. blogspot.com

Kuantum Way: Membangun Budaya Riset dan Pengembangan Enterpreneurship Menuju World Class University (Webometrics).

Hal. 1 Editorial

Hal. 26

Dr. Ir. Illah Sailah, MS Direktorat Akademik

Selamat Datang Dirjen DIKTI Prof. Dr. Djoko Santoso, M.Sc


Hal. 4 Laporan Utama

Paradigma Baru Pelayanan Prodi Baru Online


Akuntabel: Tepat, Cepat, Efisien, dan Transparan!

Kuantum Way: Membangun Budaya Riset dan Pengembangan Enterpreneurship Menuju World Class University (Webometrics).

Paradigma Baru Pendidikan Tinggi di Indonesia

Hal. 29

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2KM) Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D

Hal. 6 Laporan Utama


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Perguruan Tinggi Berbasis Riset dan Center of Entrepreneurship


Hal. 33
Direktorat Ketenagaan Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd

Lima Isu Penting Pendidikan


Hal. 7 Laporan Utama

Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS)


Hal. 37

Strategi Pendidikan Karakter Bangsa


Hal. 8 Profil

InfoBeasiswa
Hal. 40
Direktorat Kelembagaan Ir. Hendarman, M.Sc, Ph.D

Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA.


Sang Imam Pendidikan Indonesia

Hal. 10 Profil
Pembaharu Paradigma Pendidikan Tinggi di Indonesia

Pelayaran Kebangsaan
Hal. 45

Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D

Program Beasiswa BIDIK MISI


Hal. 46 The Winner

Dirjen Dikti, Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso, M.Sc

Hal. 14 Laporan Utama

Sejarah Baru Kontes Robot Indonesia 2010


Hal. 48 Seputar Kampus

Perguruan Tinggi adalah Lembaga Riset!


Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D, Direktur Kelembagaan

Hal. 17 Laporan Utama

UNIKOM
The Smart Community Campus of The Champions

Pembatalan UU No. 9 Tahun 2009 tentang BHP , Bagaimana Solusinya?


Sekretariat Ditjen Dikti

Hal. 52 Sepuluh Kunci Sukses Google Hal. 53 Gagasan Hal. 55 INSPIRASI DARI UDINUS
Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Tokoh Kewirausahaan Pendidikan

Hal. 19

Ir. Harris Iskandar, Ph.D

Bertekad Meningkatkan Efisiensi-Efektivitas Kerja Pentingnya, Membangun Pencitraan Institusi, Sesuai Pretasi dan Reputasi Dikti
Hal. 21
Tema: Meningkatkan Jaminan Layanan Pendidikan Berkualitas yang Terjangkau untuk Semua Perubahan Pola Pikir dari Wajib Belajar menjadi Hak Belajar Prof. Ir. Nizam, M.Sc. Ph.D Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi

Kreativitasnya bernilai miliaran rupiah!


Hal. 59 Ilmu Pengtahuan dan Teknologi

Rembuk Nasional Pendidikan 2010

Puna Garuda di Langit Korea


Hal. 61

Robot terbang dari ITB berhadapan dengan robot Samsung

Hal. 23

Inovasi Teknologi Mahasiswa dan Para Juara di PPKI 2010


Hal. 63

Menuju World Class University (WCU) Perguruan Tinggi sebagai mata air bagi lingkungannya

Informasi Penting Terkini untuk stakeholders Dirjen DIKTI

LAPORANUTAMA aporan Utama

Kuantum Way: Membangun Budaya Riset dan Pengembangan Enterpreneurship Menuju World Class University (Webometrics).
Grand Desain dan Peta Jalan (road map) Penguatan Pelayanan 20102014 dengan Academic Expectation pemantapan penataan di segala bidang yang penekanannya pada upaya peningkatan kualitas SDM, termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian (Paradigma Baru Pendidikan Tinggi Indonesia). Pembangunan pendidikan nasional, selama kurun waktu 2005-2025 menetapkan visi: Terwujudnya Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif. Untuk mewujudkan visi tersebut pembangunan pendidikan nasional dibagi menjadi empat tahapan, yaitu: tahap pertama, 2005-2009 bertema: peningkatan kapasitas dan modernisasi; tahap kedua, 2010-2014 bertema penguatan pelayanan; tahap ketiga, 20152019 bertema daya saing regional; dan tahap keempat 2020-2025 bertema daya saing internasional. Jika kita lihat tahapan tersebut tercermin bahwa dua pertama pembangunan pendidikan nasional berfokus internal, dan dua tahap berikutnya berfokus ekternal. Berdasarkan tahapan pembangunan di atas, selama kurun waktu 2010-2014 (tahapan ke-2), visi Kementerian Pendidikan Nasional adalah Terselenggaranya Layanan Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Untuk mewujudkannya, ditetapkan misi

Paradigma Baru Pendidikan Tinggi di Indonesia

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

www.wordpress.com

LAPORANUTAMA
yang dikenal dengan istilah Misi5K, yaitu: (1) meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan; meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan; (3) meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; (4) meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan; dan (5) meningkatkan kepastian/ keterjaminan memperoleh layanan pendidikan. Berkaitan dengan misi yang ketiga, yaitu meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, telah ditempuh berbagai upaya seperti pengembangan standar nasional pendidikan sesuai perkembangan IPTEK serta relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, namun berbagai upaya tersebut masih belum mencapai hasil yang optimal, karena data menunjukkan masih banyak lulusan dari berbagai jenjang dan jalur pendidikan belum terserap dunia kerja atau mampu berwirausaha. Hal ini merupakan salah satu perhatian utama pemeritah saat ini (KIB-II) dengan menyusun program penguatan relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja untuk mendukung pembangunan ekonomi, baik dilihat dari sisi pasokan (supply side) maupun sisi permintaan (demand side). Program ini selanjutnya akan diimplementasikan melalui Program Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja, yang menintikberatkan pada pembekalan lulusan yang berjiwa wirausaha dan selaras dengan kebutuhan dunia kerja. Saat ini, melalui kerjasama dengan kementerian, lembaga dan asosiasi terkait telah disusun Kerangka Kerja Penyelarasan Pe n d i d i k a n d e n g a n D u n i a kerja. Kerangka kerja ini perlu ditindaklanjuti dengan program aksi yang secara operasional dapat dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan. Pada saat ini telah dilakukan persiapan studi awal yang meliputi inisiasi pembentukan kesekretariatan bersama, pembuatan website, rencana sosialisasi, inventarisasi program yang telah dilakukan, serta penyusunan rencana pilot project. Selanjutnya dirumuskan rencana aksi nasional yang terintegrasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan tetap mengacu pada kerangka penyelarasan. Saya berharap hasil pelaksanaan rencana aksi tersebut dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk ikut bersama-sama memajukan bangsa melalui penyiapan sumberdaya manusia yang mampu bekerja secara profesional, menciptakan lapangan kerja, berwirausaha dan menjawab tantangan kebutuhan pasar kerja. Dunia pendidikan adalah dunia yang amat kompleks, menantang dan mulia sifatnya. Kompleks karena spektrumnya sangat luas, menantang karena menentukan masa depan bangsa, serta mulia karena pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini, saya mengharapkan partisipasi dan bantuan Saudara semuanya untuk secara serius mengembangkan dan menindaklanjuti program Penyelerasan Pendidikan dengan Dunia Kerja dalam bentuk rencana aksi yang dapat diterapkan di masyarakat. Demikian pesan Mendiknas.

Laporankhusus

Indonesia Membutuhkan Reformasi Metodologi Pendidikan Nasional


saat ini tidak mendorong kreativitas murid karena hanya para guru yang aktif. Sementara para siswa lebih pasif, karena hanya mengejar nilai rapor. Kalau itu yang dipilih, maka tidak akan berkembang jiwa inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan mereka. Perubahan itu salah satunya dengan memberikan lebih banyak pola pendidikan studi kasus sesuai dengan tingkatannya. Dengan demikian, diharapkan di masa datang Indonesia tidak hanya melahirkan pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan pekerjaan. Metodologi dan manajemen pendidikan dapat berubah seiring perjalanan waktu. Jika metodologi pendidikan yang berlaku lima tahun terakhir dianggap tidak cocok, dapat diubah. Zaman lima tahun terakhir sudah sangat berbeda. Itu sesuatu yang lazimlazim saja, dan itu yang harus kita lakukan. Dunia pendidikan kita, baik dari metodologi, dari segi isi, manajemen dan seterusnya, harus direformasi. Tetapi, yang tidak boleh dilupakan jangan sampai itu semua memberatkan masyarakat. (Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Muhammad Nuh).

Reformasi itu dilakukan untuk membuat para murid lebih aktif, sehingga bisa melahirkan manusia-manusia Indonesia yang lebih kreatif. Kreativitas tersebut nantinya dapat mendorong munculnya pencipta lapangan kerja (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka National Summit 2009 di Jakarta). Metodologi pendidikan nasional

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

LAPORANUTAMA

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Lima Isu Penting Pendidikan


Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan lima isu penting dalam dunia pendidikan. Pertama, adalah hubungan pendidikan dengan pembentukan watak atau dikenal dengan character building. Isu kedua, kaitan pendidikan dengan kesiapan dalam menjalani kehidupan setelah seseorang selesai mengikuti pendidikan. Ketiga, kaitan pendidikan dan lapangan pekerjaan. Ini juga menjadi prioritas dalam pembangunan lima tahun mendatang. isu yang keempat adalah bagaimana membangun masyarakat berpengetahuan atau knowledge society yang dimulai dari meningkatkan basis pengetahuan masyarakat dan yang kelima bagaimana membangun budaya inovasi. The culture of inovation, yang sangat diperlukan agar negara kita benar-benar menjadi negara yang maju di abad 21 ini, pesan Presiden SBY saat memberikan sambutan pada Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2010 di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 11 Mei 2010, yang bertema Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa. O r a n g - o r a n g y a n g berkarakter kuat dan baik, apakah perseorangan, masyarakat atau bahkan bangsa, adalah mereka yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik, kata Presiden Yudhoyono. Pertanyaannya, menurut Presiden, bagaimana membentuk manusia, anak didik agar memiliki karakter seperti itu? Pertama-tama, proporsi antara teori dan praktik harus diubah. Teori cukup sekitar 30 persen. Sisanya, harus diimbangi dengan praktik dan pembiasaan-pembiasaan untuk disiplin, tidak mudah menyerah, menghargai yang lain, dan sebagainya. Dalam pendidikan karakter, Presiden menekankan perlunya contoh dan teladan konkret. Di sekolah, misalnya, teladan harus datang dari guru. Presiden menganjurkan para pendidik dan guru SD, SMP , dan SMA untuk sungguh-sungguh memperhatikan kurikulum dan metodologi. Saya ingin mengajak kita semua back to basic. Memang kita harus menuju pendidikan yang super modern, maju, tepat zaman. Tetapi jangan dilupakan hal-hal yang elementer, fundamental, yang basic tadi, kata Presiden. (berbagai sumber).

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

LAPORANUTAMA

Strategi Pendidikan Karakter Bangsa


Mendiknas: Pendidikan Karakter Melalui Kejujuran dan Beretika Pe n d i d i k a n k a r a k t e r sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa mendesak untuk diterapkan. Diantara karakter yang ingin kita bangun adalah karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik, giving the best, sebagai prestasi yang dijiwai oleh nilai-nilai kejujuran, kata Mendiknas saat memberikan sambutan acara pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, pada Minggu, 2 Mei 2010. Mendiknas mencermati fenomena sirkus, yaitu tercerabutnya karakter asli dari masyarakat. Fenomena anomali yang sifatnya ironis paradoksal menjadi fenomena keseharian, yang dikhawatirkan pada akhirnya dapat mengalami metamorfose karakter. Bangun Bangsa dengan Jujur Karakter dasar seseorang adalah mulia. Namun, dalam proses perjalanannya mengalami modifikasi atau metamorfosa, sehingga karakter dasarnya dapat hilang. Hewan singa memiliki karakter dasar yang galak, tetapi karena mengalami proses modifikasi menjadi bagian dari pertunjukkan sirkus maka singa kehilangan kegalakannya. Kalau toh kita ingin memandang kehidupan dengan contoh hewan, ya seperti hutan apa adanya, tetapi dimenej dengan baik, kata Mendiknas. Untuk membangun bangsa maka harus berbasiskan pada fakta atau realitas. Kehidupan saat ini banyak dihadapkan pada sesuatu yang paradoksal. Mendiknas mencontohkan, seorang guru yang harusnya mengajarkan kejujuran, namun kenyataannya mengajarkan ketidakjujuran. Bukan sekedar mengajarkan ketidakjujuran, tetapi memaksa murid untuk tidak jujur, katanya dengan memberikan contoh pada saat pelaksanaan ujian. Konsentrasi pendidikan karakter, adalah membangun karakter mulai dari pendidikan dasar bahkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Semakin tinggi jenjang pendidikan maka porsi untuk pembentukan karakter kesempatannya semakin kecil. Diantara sekian banyak karakter itu intinya adalah jujur, sehingga kalau kita ingin membangun bangsa ke depan (bermodalkan) jujur, sekali lagi Mendiknas mengingatkan. (berbagai sumber).

Pendidikan Karakter Tugas Penting Para Pendidik


Kita berharap bapak dan ibu guru dapat didukung oleh manajemen sekolah, bersama-sama memikirkan dan melaksanakan pendidikan karakter dengan baik, karena kita bersama tahu bahwa pendidikan karakter adalah tugas penting bagi para pendidik, kutipan tersebut diucapkan oleh Wakil menteri Pendidikan Nasional, Prof.dr.Fasli Jalal.Ph.D, pada acara We Save Our Nation Through Character Building yang digelar di Ruang Auditorium Gedung D Kemdiknas. Wamendiknas mengatakan bahwa pendidikan Indonesia memang selama ini lebih menekankan pada pola pendidikan yang bertujuan meningkatkan nilai kognitif saja, maka dari itu wamendiknas mengajak seluruh jajaran pendidikan menanamkan pendidikan karakter guna menyentuh sisi-sisi afektif para peserta didik. Wamendiknas juga menyinggung mengenai arah pengembangan pola pendidikan di Indonesia saat, ini menurut beliau pendidikan tidak lagi dikonsentrasikan pada bentukan fisik saja, melainkan pada pengembangan kualitas proses pembelajarannya. Oleh karena itu perhatian pada para guru sangat besar, pengembangan staf guru nantinya tidak lagi diurus oleh satu direktur saja, melainkan dua direktur yang nantinya akan lebih khusus menangani pengembangan guru sahut Wamendiknas. (Yogi Herdani)

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

PROFIL

yang idiot. Prof. Nuh yang menerima penghargaan dari Soka University Award of Highest Honor sebanyak dua kali pada tahun 2006 dan 2008. Dalam konteks inilah, pentingnya membangun sistem pendidikan yang kuat, untuk menghindari agar generasi yang dilahirkan oleh dunia pendidikan tidak mengidap syndrome socio idiot, y a i t u

tangible di sebuah industri mobil misalnya. Kecacatan (defect) bagian tertentu dari mobil yang telah dihasilkan, masih dimungkinkan dilakukan penarikan produk mobil itu dari peredarannya di pasar. Tapi kecacatan produk pendidikan (lulusannya), tidak mungkin ditarik kembali ke ruang kelas untuk dilakukan pembetulan. Ciri kedua, futuris-anticipative. Artinya, apa yang dihasilkan oleh sistem pendidikan pada dasarnya menyangkut masa depan. Masa depan dirinya, keluarga dan bangsanya. Disinilah pentingnya membangun karakter optimistis, memahami hakikat persoalan dan visioner sehingga mampu menjawab tantangan zaman. Persoalan pendidikan memang tidak akan pernah selesai. Itu menandakan kalau bangsa dan masyarakat ini terus berkembang, oleh karenannya, kerja

Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA.


Sang Imam Pendidikan Indonesia
generasi yang tidak memiliki kemampuan untuk mandiri, yang tidak memiliki kepekaan-ketajaman sosial, dan asyik sendiri dengan dunianya. Atas dasar itulah maka sesungguhnya hubungan antara kualitas SDM dengan kualitas pendidikan sangat jelas sekali. Proses pendidikan memiliki dua ciri utama yaitu irreversible dan futuris-anticipative. Proses irreversible (tidak dapat diulang). A r t i n y a , s e g a l a k a r a k t e r, kemampuan yang dibangun selama proses termasuk kesalahankesalahan (defects) akan melekat dalam produk yang dihasilkan dan tidak dapat ditarik kembali. Berbeda dengan proses reversible, seperti pembuatan produk yang Pandangan Prof. M. Nuh terhadap Pendidikan Bagaimana pandangan Menteri Pendidikan Nasional soal dunia pendidikan? Pendidikan seperti seorang ibu hamil yang akan melahirkan generasi baru. Dalam kondisi yang normal, kelahiran sang bayi bukan saja membahagiakan tapi sangat dinantikan. Namun bila kondisi sang ibu kesehatan fisiknya mengkhawatirkan, psikisnya labil dan tertekan (karena kurangnya perhatian) dan asupan gizi tidak mencukupi, tentu bukan saja merisaukan terhadap keberadaan sang ibu, tapi juga sangat risau akan kesehatan dan kualitas sang bayi yang akan dilahirkan. Bisa jadi akan lahir generasi keras dan kerja cerdas, serta kerja ikhlas diperlukan untuk menangani berbagai persoalan di bidang pendidikan. Dengan jabatannya yang baru sebagai Mendiknas, Prof. Nuh mengajak kepada semua lapisan masyarakat, untuk bersama-sama bekerjasama, dalam kerangka meningkatkan dan menyempurnakan, sekaligus mempercepat apa yang telah direncanakan dalam upaya menghasilkan SDM yang berkualitas. Ini karena begitu kompleksnya persoalan pendidikan. Gabungkan Ilmu Keagamaan Dengan Teknologi Sebagai Menteri Pendidikan

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Nasional Indonesia sejak 22 Oktober 2009 untuk masa jabatan periode 2009-2014, setelah menggantikan Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA yang menjabat pada periode 2005-2009. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (20072009) dan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode tahun 2003 2006. Keberanian Prof. M. Nuh menjalankan hidup ini dengan dua hal yang berbeda. Yaitu teknologi dan agama, dimana masih banyak orang berpendapat kedua hal tersebut tidak bisa dijalankan secara bersamaan. Agama Islam itu rasional dan transrasional. Permasalahannya, banyak guru yang belum mampu mengaitkan fenomena kealaman dengan ke Esa-an Tuhan, atau guru agama yang tidak mau membuka wawasan tentang pentingnya ilmu kealaman. Untuk itu dirinya merasa prihatin masih sedikitnya umat Islam yang sadar akan pentingnya mendalami ilmu kealaman. M. Nuh melihat, ada proses panjang pemahaman masyarakat secara keseluruhan terhadap pemilahan antara ilmu keagamaan ansich dengan ilmu kealaman. Maka, dirinya bertekad ingin menggabungkan kedua-duanya menjadi suatu keilmuan yang komprehensif dan sempurna. Alangkah bagusnya, kalau kita dapat menguasai ilmu-ilmu kealaman kemudian dikaitkan dengan fenomena ke Esa-an Tuhan. Bukankah hal itu akan semakin menambah keimanan kita, jelasnya. Oleh sebab itu ketika dirinya kembali diberi kepercayaan untuk menjadi Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (2009 - 2014) Prof. M. Nuh akan menerapkan empat langkah awal perbaiki pendidikan yaitu sekolah yang layak, terjangkau,

berkualitas, dan adanya jaminan kepada lulusannya. Di tahun 2010 ditargetkan sudah tidak ada lagi sekolah yang rusak. Prof. Nuh menapaki semua jalan hidupnya seperti belajar di sekolah. Ada proses belajar dan ada soal ujian. Soal ujian diciptakan untuk dijawab. Bukan untuk dibuat menjadi soal baru, ujarnya. Belajar dan terus belajar, begitu prinsipnya. Meski sudah duduk di kabinet, Mendiknas tetap menimba ilmu. Ilmu mengenai hidup, ada

yang bisa dipelajari dari tulisan dan ada yang tidak. Hikmah adalah ilmu yang tidak bisa dituliskan. Belajar hikmah membuatnya siap bila kelak tak menjadi siapa-siapa. Tidak masalah tidak menjadi siapa-siapa yang penting tetap mulia. Kemuliaan itu tidak selalu terkait dengan jabatan. Sesungguhnya tidak ada kata puas dalam membangun pendidikan di tanah air. Namun yang terpenting adalah bagaimana membangun karakter bangsa, jangan sampai dilupakan dan menjadi tanggung jawab dunia pendidikan. Ini penting untuk m e n um buh k an i n te l l e c tual curiousity, di kalangan masyarakat d a n g e n e r a s i m u d a . Pr o f. Muhammad Nuh menyatakan, membangun pendidikan bangsa

bukan pekerjaan mudah. Untuk itu, dirinya akan menjadikan sekolah sebagai wadah membangun karakater, moral dan budaya bagi generasi mendatang. Kalau sudah terjadi kesalahan desain kurikulum dan sistem pendidikan, maka perlu diperbaiki sesuai kaidah dan berlandaskan ilmu pengetahuan. Pembangunan pendidikan nasional tahap kedua selama kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional bertekad meningkatkan kualitas Layanan Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Untuk mewujudkannya, ditetapkan misi yang dikenal dengan istilah Misi5K, yakni meningkatkan: k e t e r s e d i a a n layanan pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas/ mutu dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; dan meningkatkan kepastian memperoleh layanan pendidikan. Sungguh ini tanggung jawab yang berat bagi Mendiknas dan semua pimpinan Kementerian Pendidikan Nasional dalam melaksanakan amanah. Melihat sosok dan kompetensi pak Nuh berorganisasi sejak usia muda, pengalaman panjang dengan reputasi yang sangat bagus ketika menjabat rektor ITS, serta terakhir menjadi Menteri Komunikasi dan Informasi, merupakan pilar utama dan modal sosial yang sangat baik bagi beliau dalam mengemban amanah. Kapabilitasnya sebagai komandan dalam membangun teamwork, baik pada internal kementerian hingga lintas institusi merupakan inspirasi yang menumbuhkan spirit baru bagi para penyelenggara pendidikan nasional dalam melaksanakan paradigma baru pendidikan di Indonesia.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

PROFIL
Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D
Pembaharu Paradigma Pendidikan Tinggi di Indonesia

Pengantar: Kerja keras lima tahun ke depan, adalah aksi (action) dari Prof. Fasli Jalal, selaku Wamendiknas. Bayangkan saja, tahun 2010 adalah tahun kedua dimulainya paradigma baru pendidikan tinggi di Indonesia dalam membangun Perguruan Tinggi Berbasis Riset dan sebagai Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan Keberlanjutan. Grand Design dan Peta Jalan (road map) Penguatan Pelayanan 20102014 dengan academic expectation pemantapan penataan di segala bidang yang penekanannya pada upaya peningkatan kualitas SDM, termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. Jika kita lihat tahapan tersebut tercermin bahwa tahap pertama pembangunan pendidikan nasional berfokus pada internalisasi, dan tahap berikutnya berfokus eksternal. Selain itu, berdasarkan tahapan pembangunan selama kurun waktu 2010-2014, visi

Kementerian Pendidikan Nasional a d a l a h Te r s e l e n g g a r a n y a Layanan Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif. Untuk mewujudkannya, ditetapkan misi yang dikenal dengan istilah Misi-5K: meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, keterjangkauan layanan pendidikan, kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan; dan kepastian/ keterjaminan mendapatkan layanan pendidikan. First Come, First Served Hari-hari kerja Prof. Fasli Jalal, teramat padat dan melelahkan. Pada satu kegiatan, masih sebagai Dirjen Dikti, beliau meminta kepada segenap perguruan tinggi negeri dan Kopertis untuk membuat roadmap pembangunan jangka panjang kampus masing-masing. Kita selama ini terpaku untuk hanya membuat perencanaan satu tahun, belum ada perencanaan untuk 10

tahun ke depan. Kalau ditanya sekarang berapa kebutuhan Dikti untuk sepuluh tahun ke depan, tidak ada yang bisa menjawab. Dokumen roadmap ini ditulis dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan kalau bisa bahasa Arab, dan siapkan juga CDnya. Ini yang kita jual kepada DPR, Bappenas, Pemerintah Daerah, Kementerian Diknas, ke luar negeri, dimana mereka bisa membantu dan terlibat. Apakah mereka akan memilih perguruan tinggi dengan sekumpulan fakultas tertentu, atau total semua program studi atau semua perguruan tinggi Indonesia tapi untuk prodi tertentu, demikian tantang Prof. Fasli Jalal kepada para Rektor, first come, first served demikian lanjut beliau, mana yang masuk duluan akan ditata. Saat ini perhatian terhadap perguruan tinggi dari berbagai stakeholder sudah sangat meningkat. Misalnya, Islamic Development Bank (IDB) yang biasanya memberikan pinjaman tidak lebih dari 30-35 juta dolar/tahun untuk pengembangan

10

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

pendidikan tinggi di Indonesia, tahun ini sudah memberikan komitmen 100 juta dolar. Dengan demikian setiap tahun tiga universitas bisa dimasukkan ke dalam skema IDB ini. Prof. Fasli Jalal pada berbagai kesempatan juga meminta kepada rapat koordinasi untuk menjawab problem meningkatnya jumlah pengangguran terdidik. Apa peranan perbaikan kurikulum, termasuk mata pelajaran khusus kewirausahaan dan yang terkait; bagaimana peranan kegiatan co-curiculer dan extra curiculer, termasuk program kewirausahan yang telah kita lakukan, pesannya. Membangun Sinergi melalui Kerja Cerdas dan Kerja Keras Belum sampai 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu II, Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Muhammad Nuh menugaskan Ditjen Dikti meluncurkan Program Beasiswa BIDIK MISI 2010. Kementerian Pendidikan Nasional memberikan kesempatan bagi 20 ribu lulusan SMA/SMK/MA/ MAK/Paket C tahun 2010 yang berprestasi dari keluarga kurang mampu secara ekonomi dan memiliki kemampuan akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melalui Program Beasiswa Bidik Misi. Ada 83 perguruan tinggi Negeri Departemen Pendidikan Nasional dan 22 Perguruan Tinggi Negeri Departemen Agama yang akan menjadi pelaksana Program Beasiswa BIDIK MISI 2010 ini. Quota beasiswa ditetapkan berdasarkan jumlah mahasiswa baru yang diterima setiap tahun dan/atau jumlah total mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Pe n a n d a tanganan kesepakatan untuk melaksanakan program ini antara Dirjen Dikti dan semua Rektor/Ketua/ Direktur PTN disaksikan oleh Mendiknas. Alhamdulillah, kita bisa memberikan satu jawaban dari sekian persoalan pendidikan

di Indonesia. Ini adalah bagian dari komitmen dan tanggung jawab sosial perguruan tinggi, kata Mendiknas, Prof. Dr. Ir. Moh. Nuh, DEA dalam pengarahannya. Menurut Menteri ini adalah satu program seratus hari Kementerian Pendidikan Nasional yang rampung sebelum waktunya (terakhir 31 Januari). Ini semakin membuktikan bahwa kita adalah orang cerdas. Beda orang cerdas dan tidak cerdas adalah ditentukan oleh kecepatan dalam menyelesaikan persoalan. Kalau orang cerdas biasanya cepat selesai tambah bapak Menteri. Menurut Dirjen Dikti, Prof. Fasli Jalal Tujuan (program Bea Siswa Bidik Misi, red) pertama adalah memberikan harapan kepada anak-anak bangsa dengan kemampuan akademik yang baik tapi berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi, jangan pernah berhenti bermimpi bahwa ada negara yang menyiapkan beasiswa, paling tidak ke perguruan tinggi negeri. Melalui beasiswa ini, prosentase 20% masyarakat miskin terbawah yang bisa mendapat akses pendidikan tinggi yang saat ini baru sekitar 3,3 persen bisa terus ditingkatkan. Ketimpangan akses 20 persen anak terkaya dengan 20 persen anak termiskin yang saat ini gapnya 10 kali lipat dalam akses pendidikan tinggi bisa terus dikurangi. Bahkan menurut Dirjen mereka bisa menjadi aktor yang akan memotong mata rantai kemiskinan. Mereka akan mengangkat ekonomi diri dan keluarganya. Prestasi akademik Prof. Fasli Jalal dimulai ketika lulus sebagai dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat pada tahun 1981. Semasa kuliah, beliau juga menjadi mahasiswa teladan tingkat Nasional. Pada tahun 1991 mendapatkan gelar doktor (Ph.D) dari Universitas Cornell, Ithaca, New York, Amerika dalam bidang Ilmu Gizi Masyarakat dengan Minor di bidang Epidemiologi dan Program Studi Asia Tenggara. Menjadi

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI, 23 Oktober 2007 06 Januari 2010; dan diangkat oleh Presiden SBY sebagai Wakil Menteri Pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional RI, sejak tanggal 6 Januari 2010 hingga saat ini. Berkolaborasi Menghilangkan Kebodohan dan Kemiskinan Pr e s t a s i d e m i p r e s t a s i diraih oleh Prof. Fasli Jalal, sejak mahasiswa hingga kini. Tulisan tentang profil Prof. Fasli Jalal, tidak mungkin bisa mengungkap seluruh prestasi beliau, karena keterbatasan halaman. Kami coba menuliskan beberapa catatan berdasarkan pengalaman empirik di lapangan, mengamati aktivitasnya yang sarat dengan gagasan besar yang dalam jangka waktu yang tak lama, langsung direalisasikan. Prof. Fasli Jalal sangat bersemangat kalau sudah berbicara soal pendidikan dan pengentasan kemiskinan. Beliau berharap adanya program beasiswa untuk mencerdaskan rakyat dan program nyata memangkas matarantai kemiskinan suatu daerah melalui pendidikan. Beliau sangat memperhatikan perbaikan mutu dan relevansi pendidikan serta tenaga pendidik. Salah satu program yang sedang disiapkan seperti terungkap saat Konferensi Nasional Pendidikan betajuk Belajar dan Berprestasi Sepanjang Hayat di Gedung Ditjen Dikti, beberapa bulan silam yang dihadiri oleh Deputi KemKokesra, Wamendiknas, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Dirjen Mandikdasmen Kemendiknas dan perwakilan dari USAID (Margaret Sancho dan Dr. Arturo Acosta), sebagai Narasumber. Kerjasama keempat lembaga strategis ini bernama Decentralized Basic Education (DBE). Program tersebut terbagi dalam tiga aras besar, yakni pertama, Spesifik Manajemen
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

11

dan Pengelolaan Pendidikan; kedua, Spesifik untuk Quality Te a c h i n g, u n t u k Pe r b a i k a n Mutu Pengajaran; dan yang ketiga Spesifik Life Skills, untuk Keterampilan Hidup. Kolaborasi ini menurut Wamendiknas, memilih beberapa provinsi sebagai lokasi proyek kerjasama. Pemilihan lokasi dilakukan dengan penuh pertimbangan. Pertama, dari besarnya populasi yang ada di daerah, besarnya masalah pendidikan, dan juga potensi untuk keberhasilan, dikaitkan dengan tantangan yang ada. Provinsi-provinsi besar, Jawa Barat, Banten, kita tahu ada 20 % penduduk Indonesia di sana. Kemudian Jawa Tengah, Jawa Timur, kalau 4 provinsi di pulau Jawa ini saja dihitung, sudah hampir 60% penduduk Indonesia, diluar DKI Jakarta. Ditambah lagi Sulawesi Selatan. Tetapi Sulsel punya variasi tentang kemajuan kotanya. Oleh karena itu disana juga dijadikan lokasi proyek ini Jelas Wamendiknas antusias. Wa m e n d i k n a s s e l a i n sebagai penggagas, juga sangat mendukung usulan para kolega di lingkungan Ditjen Dikti untuk sebesar-besarnya kemasalahatan rakyat menikmati pendidikan yang lebih baik dan lebih tinggi, sesuai amanat Konstitusi UUD 1945. Lihatlah, selain Program Beasiswa Bidik MISI, ada banyak model beasiswa mulai dari SD hingga perguruan tinggi dan dari program pasca sarjana hingga jenjang doktor (Ph.D) baik di dalam maupun di luar negeri. Ada banyak program hibah dan beragam bantuan penelitian, program pengabdian kepada masyarakat (PPM) yang variatif, model-model pengembangan budaya kewirausahaan, dukungan sertifikasi bagi guru, di bidang seni dan olahraga, olimpiade, kontes dan lomba penelitian, hingga penghargaan bagi akademisi berprestasi. Mendukung kegairahan penelitian para mahasiswa, sarjana dan dosen peneliti yang

berkecimpung di bidang ilmuilmu dasar agar tumbuh dan berkembang, baik melalui bantuan peralatan laboratorium yang mahal harganya maupun melalui kegiatan Pelayaran Kebangsaan bagi Ilmuwan Muda. Resource Sharing Membangun Budaya Riset Perguruan Tinggi Beberapa kali kami bertugas pada kegiatan teleconference (telewicara) di Gedung D lantai X. Kami melihat kegairahan para petinggi Ditjen Dikti dalam rangka membangun sinergi dan resource sharing, baik dengan lembaga riset seperti LIPI maupun kerja sama dengan UNESCO, pihak industri, sektor pertanian, perdagangan, dan pihak lain yang berkompeten. Selain Dirjen Dikti, selalu setia hadir Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam, yang bertindak sebagai moderator dan beberapa direktur di lingkungan Ditjen Dikti. Gagasan Prof. Fasli Jalal yang sudah terbukti hasilnya antara lain: membangun jejaring dan kerja sama yang dapat meningkatkan jumlah paten yang sangat bermanfaat di kalangan dosen dan mahasiswa, agar mendapatkan apresiasi dan dipakai oleh pihak industri yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi kegiatan ekonomi dan pertumbuhan di daerah. Bayangkan betapa besarnya 7.900 hasil penelitian dan produk inovatif perguruan tinggi serta lembaga penelitian yang sudah dihasilkan setiap tahun. Meskipun demikian, perlindungan hukum atas produk itu dalam bentuk paten atau pendaftaran hak atas kekayaan intelektual masih sangat minim. Penyediaan akses jurnal elektronik, akreditasi jurnal ilmiah, peningkatan aktivitas Asosiasi Forum Organisasi Profesi Ilmiah, tersedianyan fasilitas Referensi Ilmiah Indonesia melalui Garba Rujukan Digital (Garuda). Selain itu Dirjen Dikti juga memberikan dukungan konkrit kepada lebih

lima ribu peneliti dan perekayasa untuk melakukan kegiatan riset inovatif mereka. Kerja keras dan cerdas yang sudah dilakukan oleh Wamendiknas yang baru saja menyelesaikan amanahnya sebagai Dirjen Dikti serta kepemimpinan beliau telah mendorong semangat dan dukungan penuh para Direktur dan semua karyawan di lingkungan Ditjen Dikti di Kementerian Pendidikan Nasional. Upaya beliau selama dua setengah tahun membangun Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dilakukan melalui keteladanan, kerja cerdas, kerja keras menghasilkan terbangunnya kesamaan mindset di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi. Dalam waktu yang relatif singkat telah terbangun kesamaan visi dan kebersamaan untuk membangun Pendidikan Tinggi di Indonesia. Dengan amanah baru sebagai Wakil Mendiknas tentu akan semakin banyak tugas-tugas berat pembangunan pendidikan ada di tangan beliau. Jajaran karyawan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi hanya bisa mengucapkan selamat bekerja pada Prof. Fasli Jalal, selamat menjalankan amanah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, semoga sukses selalu.

12

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

LAPORAN UTAMA

Dirjen Dikti, Prof.Dr.Ir. Djoko Santoso, M.Sc,

Perguruan Tinggi adalah Lembaga Riset!


Menata Ulang, Matching, Standar Minimum Apa skala prioritas pak Dirjen Dikti? Pertama, setelah pembatalan UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP) oleh Mahkamah Konstitusi (MK), maka perlu menata ulang landasan hukum baru perguruan tinggi. Kedua, meningkatkan akses ke perguruan tinggi. Ketiga, bagaimana ada keberlanjutan proses pendidikan di tingkat SMA dengan perguruan tinggi. Ada integrasi antara lulusan SMA dengan perguruan tinggi; dan keempat adalah bagaimana bisa membuat semua perguruan tinggi masuk standar minimum yang dipersyaratkan, baik mengenai sumber daya dan proses pembelajaran sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Masih ada 6.000 program studi yang belum terakreditasi. Tahun 2011 harus tuntas, ujar pak Dirjen Dikti. angka pengangguran terdidik, terjadi mis-match antara lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja, dan jumlah wirausaha Indonesia hanya 1,8 persen. Melalui program kewirausahaan di perguruan tinggi, akan menambah jumlah pengusaha menjadi dua digit pada 2014. Idealnya, bagaimana mempersiapkan lulusan perguruan tinggi bisa menciptakan usaha sendiri dan bagi orang lain. Kita melanjutkan kebijakan yang sudah dikerjakan oleh Pak Fasli Jalal, kata Dirjen Dikti, melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan, diharapkan akan terbentuk embrio pengusaha dari lingkungan kampus.

Kewirausahaan Perguruan Tinggi Membangun spirit untuk menjadi wirausaha di kalangan mahasiswa begitu strategis, mengingat kaum muda dari kalangan menengah ini di Indonesia mencapai 4,5 juta orang. Argumennya, cukup besar

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

13

Melihat antusiasme mahasiswa Indonesia aktif berkreasi dan berkompetisi dalam menampilkan proposal terbaik dalam program kewirausahaan mahasiswa yang dikembangkan oleh DP2M Dikti, meyakinkan kita bahwa menjadi pengusaha itu banyak yang mau. Apalagi ini adalah model kewirausahaan yang berbasis pengetahuan dan kreativitas. Ide menjadi modalnya dan uang hanya menjadi jembatan saja. Sudah lebih dari sepuluh ribu mahasiswa terlibat dalam paket kewirausahaan mahasiswa DP2M Dikti. Artinya paketpaketnya cukup kompetitif dan diperkirakan satu berbanding lima belas. Program kewirausahaan mahasiswa yang telah dimulai oleh Dikti adalah dalam konteks memberi pengalaman keberanian mengambil dan menghitung resiko tersebut. Ini juga dalam rangka memastikan terpenuhinya syarat pengalaman wirausaha dua tahun, untuk mendapatkan akses permodalan regular. Mahasiswa memiliki rencana yang jelas, sehingga usahanya berkembang dan dana terus bergulir. Untuk menjamin keberlanjutan ini, ada perguruan tinggi yang menempatkan saham dalam usaha yang dirintis oleh mahasiswa. Ada yang membuat satu model, bahwa bagi yang sudah berhasil akan mengembalikan uang ke dalam satu tempat di luar dana pemerintah dan dipakai untuk membantu mahasiswa-mahasiswa yang lain. Setelah dua tahun mencoba melakukan dan berkembang ini akan membuka kemungkinan akses perbankan. Prof. Fasli Jalal, Wamendiknas mengatakan, Bank Indonesia di beberapa tempat sudah minta kepada kalangan perbankan bahwa 40 juta paket kewirausahan yang diterima oleh

satu tim kewirausahaan mahasiswa sudah bisa dinilai sebagai equity 30 persen. Kalau usaha berjalan perbankan bisa masuk dengan 70 persen saham atau modal. Selama tahun 2009 Dikti bersama perguruan tinggi telah melakukan program prioritas nasional, kewirausahaan mahasiswa. Secara kompetitif, mahasiswa mendapatkan delapan juta per mahasiswa dan karena mereka berkelompok tiga sampai lima orang, maka total yang diberikan Rp 40 jutaan perkelompok. Mereka mendapatkan pengalaman dua tahun dan jumlah dana itu bisa menjadi equity yang layak untuk mendapatkan kredit perbankan. Dikti juga telah mengembangkan program kewirausahaan kerjasama dengan Kadin. sudah dilakukan workshop dan pelatihan kewirausahaan kepada mahasiswa dan dosen di enam perguruan tinggi. tidak kurang dari 1300 mahasiswa telah mengikuti worskshop online kewirausahaan

focus, measurement, analysis and knowledge management, workforce focus, process management, dan organization result. Menurut Dirjen Dikti, Ada beberapa kriteria dan indikator agar perguruan tinggi bisa masuk pada rangking dunia (world class university). WCU versi Henry M. Levin, salah satu kriterianya adalah berguna bagi masyarakat sekitar. Penentuannya secara proporsional.

WCU model THES-QS dan versi Henry M. Levin Harap dimaklumi tidak sedikit lembaga kompeten yang menciptakan peringkat World Class University, hanya saja dari sebagian besar lembaga tersebut, menilai dari hasil akhir bukan proses. Lembaga seperti THESQS, ARWU, Webometrics menilai peringkat tersebut lebih pada penilaian hasil akhir, tidak pada proses. Penilaiannya berdasarkan bobot seperti, academic peer review, employer review, faculty student ratio, citations per faculty, international faculty dan internasional student saja. Padahal proses amat penting. Misalnya performance management framework, yakni leadership, strategic planning, customer

Angka Partisipasi Kasar (APK) Dikti akan meningkatkan APK dari 18,36% menjadi 25% pada 2014. Artinya, tugas institusi ini meningkatkan mutu lebih 400 ribu mahasiswa, agar sumber daya manusia Indonesia memenuhi kebutuhan global. Ada beberapa metoda, Dirjen Dikti menjelaskan, Salah satunya melalui community college. Para lulusan SMK selama satu tahun melakukan proses pembelajaran perguruan tinggi pada politeknik. Lulusannya setara Diploma. Capaian APK hingga 25 persen, sebagai upaya mendukung daya saing bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan tinggi dengan berbagai inisiatif dan program. Inisiatif dan program itu, tidak hanya ditujukan bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tetapi juga bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Keberadaan PTS antara lain membantu upaya peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi. Salah satu program yang khusus ditargetkan bagi PTS adalah Program Hibah Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PHP-PTS) yang dikelola oleh Direktorat Kelembagaan pada Tahun Anggaran 2010. Program ini merupakan kelanjutan dan perbaikan dari Program

14

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Hibah Kompetitif Percepatan Mutu Perguruan Tinggi Swasta Sehat yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Kelembagaan sejak Tahun Anggaran 2008. APK adalah angka perbandingan antara jumlah mahasiswa dengan jumlah penduduk berusia 18-24 tahun. APK di Indonesia masih kalah dibanding angka di sejumlah negara tetangga seperti Thailand yang telah mencapai 34 persen dan Korea yang telah mencapai 90 persen. Penambahan jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi akan turut mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat di sebuah negara. Peningkatan kualitas PTS adalah kunci utama agar lembaga pendidikan tinggi tersebut mampu menampung mahasiswa dengan jumlah yang lebih banyak. Jika kualitas pendidikan PTS bagus, maka jumlah mahasiswa juga akan semakin banyak. Salah satu dana yang telah dialokasikan oleh pemerintah, agar lebih banyak anak usia sekolah yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah melalui program beasiswa Bidik Misi.

Indikator: Dikti dan Perguruan Tinggi sebagai Lembaga Riset Menurut Dirjen Dikti, ada kesalahan persepsi di tengah masyarakat kita tentang institusi perguruan tinggi yang identik semata-mata cuma sebagai lembaga edukasi. Padahal aktivitas, kurikulum, dan output perguruan tinggi itu adalah sebagai lembaga riset. Lalu, Prof. Djoko Santoso merujuk pada Scopus sebagai salah indikator, Berdasarkan data Scopus pada posisi Indonesia per bulan Maret 2010, kontribusi ITB pada jurnal internasional mencapai

tertinggi dibandingkan dengan lembaga riset, LIPI misalnya. Ada 1.343 jurnal ITB yang masuk pada jurnal internasional. Bahkan data bulan selanjutnya, IPB sudah melampaui LIPI. Sedangkan pada posisi top institusi di beberapa negara (Scopus, 10 Maret 2010) ITB masuk daftar internasional bersama-sama dengan universitas dari Perancis, India, Singapur, dan lain-lain. Sebagai lembaga edukasi dan riset, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Dikti setiap tahun melakukan evaluasi penelitian secara institusi, baik terhadap penelitian perguruan tinggi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa maupun paket-paket penelitian (sebanyak limaribuan lebih paket) bagi peneliti dan perakayasa di lembaga-lembaga riset dan litbang departemen. Selain itu, DP2M Dikti punya grand scenario perencanaan pengembangan penelitian yang dilakukan untuk masa-masa yang akan datang. Pertama, penelitian Dikti selaras dengan Agenda Riset Nasional (ARN). Hal ini sudah dibahas dengan Majelis Penelitian, Dewan Pendidikan Tinggi (DPT). Salah satu caranya adalah dengan membuat clustering penelitian. Cluster yang sudah dibuat oleh ARN, sedikit ditambah. Ada enam cluster yang ada di ARN, kemudian Dikti mengembangkan menjadi sepuluh cluster. Intinya sama, diantara enam cluster ada yang menjadi cluster sendiri, disesuaikan dengan kondisi perguruan tinggi. Misalnya di ARN ada cluster infrastruktur, lalu ditambah cluster infrastruktur, transportasi dan pertahanan. Indikator lainnya adalah sumber daya manusia yang mencapai 150.000 dosen dan peneliti di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Mereka

telah menghasilkan 7.000 lebih karya ilmiah (hasil penelitian) dan produk inovatif. Me-review beberapa indikator di atas, maka perguruan tinggi (dan juga Ditjen Dikti) sesungguhnya lembaga riset.

Tugas dan Fungsi Humas Dikti Pak Dirjen menugaskan k e p a da H u m a s D i k t i y a n g baru terbentuk, untuk aktif menyampaikan kepada masyarakat, tentang kebijakankebijakan Dikti. Salah satu hal yang penting adalah materi Ujian Nasional (UN) tingkat SMA. Menurut beliau,Beritahu kepada masyarakat adanya keterkaitan atau keterintegrasian antara soal UN SMA dengan persiapan memasuki perguruan tinggi. Selain itu, Banyak hasil riset dan produk inovatif perguruan tinggi yang harus disebar-luaskan oleh Humas Dikti kepada masyarakat dan stake holders. Kerja keras, kerja cerdas, dan kerja seiring sejalan adalah filosofis institusi Dikti yang patut diadopsi oleh semua perguruan tinggi di Indonesia. Welcome home, pak Dirjen. Selamat melaksanakan amanah mulia: mencerdaskan kehidupan bangsa.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

15

LAPORAN UTAMA

Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D, Direktur Kelembagaan

Pembatalan UU No. 9 Tahun 2009 tentang BHP, Bagaimana Solusinya?


Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) disahkan dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Rabu 17 Desember 2008. Ini UU pro-orang miskin. Jadi jangan disalahgunakan, kata Agung Laksono Ketua DPR-RI di gedung Parlemen, Senayan, Senin 2 Pebruari 2009. Ketua DPR berharap implementasi UU itu bukan untuk membisniskan pendidikan seperti yang selama ini dikhawatirkan sejumlah kalangan pendidikan. Wakil Ketua Komisi Pendidikan Parlemen, Bachrudin Nasori, mengatakan UU ini menjamin siswa pandai yang berasal dari keluarga miskin diterima perguruan tinggi. UU BHP mengatur diterimanya 20 persen dari total mahasiswa setiap tahun yang berasal dari keluarga kurang mampu. Setelah UU BHP disahkan, muncul demonstrasi di sejumlah daerah termasuk dari kelompok mahasiswa. Menurut mereka UU itu hanya akan memberi payung hukum bagi pengelola pendidikan untuk membisniskan lembaga pendidikan. Akibatnya, mereka khawatir biaya kuliah menjadi mahal dan kualitas pendidikan menurun. Diantara mereka kemudian mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengkaji ulang UU BHP, karna dinilai bertentangan dengan UUD 45, khususnya Pasal 31 Ayat 1, Ayat 2, Ayat 3, Ayat 4, dan Ayat 5, Pasal 28 C Ayat 1, Pasal 28 E Ayat 1, Pasal 28 I Ayat 2 UUD 1945. Pada 31 Maret 2010, MK membatalkan UU BHP. Lalu bagaimana solusinya? Berikut di bawah ini penjelasan Direktur Kelembagaan, Ditjen Dikti, Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D. Tanya (T): Pasca Pembatalan UU No. 9 Tahun 2009 tentang BHP, Bagaimana Solusinya? Jawab (J): Sesuai dengan amar putusan yang ada serta pemaknaan atau penafsiran yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi, maka implikasi yang ada Pemerintah perlu menyiapkan payung hukum baru, khususnya menyangkut perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara. T: Apakah payung hukum perguruan tinggi kembali kepada UU Sisdiknas? Bagaimana dgn pasal 53 ayat 1: keharusan adanya badan hukum pendidikan, baik yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat. J: Amar ketiga terkait dengan pasal 53 ayat (1) UU Sisdiknas adalah konstitusional sepanjang frasa badan hukum pendidikan dimaknai sebagai: (a) sebutan fungsi penyelenggara pendidikan, dan (b) bukan sebagai bentuk badan hukum tertentu. Implikasi amar ketiga yaitu: (a) badan hukum pendidikan BUKAN salah satu jenis badan hukum, dan (b) badan hukum berbentuk BADAN HUKUM PENDIDIKAN dilarang di Indonesia. T: UU Yayasan memberikan batas akhir aturan tentang yayasan yang boleh menyelenggarakan satuan pendidikan hanya sampai tahun 2007. Artinya, banyak perguruan tinggi (swasta) yang tidak punya pijakan hukum jelas. Bagaimana pemerintah menyikapi masalah ini? J: Apabila merujuk kepada PP No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan UU tentang Yayasan beserta penjelasannya khususnya Pasal 39, maka yayasan yang sampai dengan tanggal 6 Oktober 2008 belum menyesuaikan dengan UU Yayasan, maka tidak boleh lagi menggunakan kata yayasan serta harus bubar dan melikuidasi kekayaannya. Sebagaimana diinformasikan oleh Kementerian Hukum dan HAM, hingga saat ini masih terdapat ribuan yayasan

16

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

penyelenggara pendidikan yang belum menyesuaikan pada UU Yayasan. T: Bagaimana PTN yang pengelolaan keuangannya sudah berbentuk Badan Hukum Milik Negara (BHMN)? Apakah pengelolaannya berdasarkan peraturan semata? Bagaimana dengan mutu, pelayanan prima, dan kemandirian? J: Sampai saat ini Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sedang menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah yang pada dasarnya untuk perguruan tInggi akan diperjelas pada aspek otonominya, termasuk menyangkut pengelolaan keuangan. Salah satunya sedang dibahas kemungkinan adanya Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur Standar Biaya Khusus (SBK) bagi perguruan tinggi. T: PTN yg sudah menjadi BLU mengubah sistem pembelajarannya dari teaching menjadi learning. Apakah pembatalan UU BHP akan mempengaruhi sistem pembelajaran di PTN yg sdh BLU? J: Pembatalan UU BHP tidak berpengaruh kepada PTN yang ada termasuk yang sudah PK-BLU Redaksi majalah KAMPUS melanjutkan beberapa pertanyaan lagi tentang sistem penjaminan m u t u , m a n a j e m e n I S O, akuntabilitas, perkuliahan berbasis IT. Pertanyaan selanjutnya, pada substansi BHP ada amanat: bahwa kelembagaan mengembangkan tumbuhnya lingkungan pribadi yg mandiri, bertanggung-jawab, demokratis, kreatif, inovatif, enterpreneurial, dan tidak bermental kuli. Apakah poin-poin penting tersebut tetap akan dikembangkan oleh lembaga pendidikan? Dalam BHP Bab II tentang fungsi, tujuan, dan prinsip. Pasal 4 ayat 2 menjelaskan bahwa pengelolaan pendidikan formal secara keseluruhan oleh BHP didasarkan pada prinsip otonomi (kemandirian), baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Bagaimana pengelolaannya pasca pembatalan UU BHP? Selain itu ada prinsip transparansi dan standar pelaporan. Apakah prinsip ini tetap akan diberlakukan? Bagaimana dgn otonomi manajemen operasional, pemasaran, personalia, keuangan, dan lain-lain? D i r e k t u r Ke l e m b a g a a n Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D, merangkum jawaban sebagai berikut: Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa payung hukum yang diusulkan adalah revisi PP No. 17/2010. Beberapa pokok perubahan PP ini adalah: 1. Prinsip pengelolaan perguruan tinggi yaitu (a) nirlaba, (b) akuntabilitas, (c) tansparansi, (d) penjaminan mutu, dan (e) akses yang berkeadilan. 2. Otonomi PTN yang meliputi: (a) bidang organisasi termasuk sistem penjaminan mutu internal, (b) bidang akademik yang meliputi norma, kebijakan dan pelaksanaan pendidikan (misalnya: pembukaan, perubahan dan penutupan program studi) serta norma, kebijakan, dan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, (c) bidang kemahasiswaan termasuk kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, organisasi kemahasiswaan, dan pembinaan bakat dan minat manusia, (d) bidang keuangan yaitu norma dan kebijakan pengelolaan bidang keuangan; tarif setiap jenis layanan pendidikan; penerimaan, pembelanjaan dan pengelolaan uang; melakukan investasi jangka panjang dan jangka pendek; melakukan pengikatan dalam tridharma perguruan tinggi dengan pihak ketiga; sistem pencatatan dan pelaporan keuangan, (d) bidang yang berkaitan dengan Barang Milik Negara (BMN) yaitu norma dan kebijakan pengelolaan

BMN; pembelian dan tatacara pembelian barang milik negara; pencatatan, penggunaan dan penghapusan. Otonomi sebagaimana dimaksud pada bidang keuangan, hanya dapat dijalankan apabila satuan pendidikan tinggi menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang khas untuk satuan pendidikan. Dalam hal satuan pendidikan tidak menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum maka kewenangan pengelolaan keuangan satuan pendidikan tinggi menggunakan pola pengelolaan keuangan negara pada umumnya. 3. Keberpihakan kepada yang lemah dimana (a) PTN wajib mengalokasikan tempat bagi calon mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi dan kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% dari jumlah keseluruhan mahasiswa baru; (b) PTN wajib menyediakan beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan Indonesia yang berprestasi; (c) PTN wajib menyediakan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi, dan yang orang tua atau pihak yang membiayai tidak mampu secara ekonomi. Adapun beasiswa dan bantuan biaya pendidikan tersebut kepada paling sedikit 20% dari jumlah seluruh mahasiswa. 4. Kewajiban PTN menjaring melalui pola penerimaan nasional mahasiswa baru program sarjana, melalui pola penerimaan secara nasional, paling sedikit 60% dari jumlah mahasiswa baru yang diterima untuk setiap program studi.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

17

Pentingnya, Membangun Pencitraan Institusi, Sesuai Prestasi dan Reputasi Dikti Ir. Harris Iskandar, Ph.D
Tugas Manajerial dan Holistik Pe r u b a h a n n a m a d a r i departemen menjadi kementerian, adalah tekad pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik dan stake holders, pada lima tahun ke depan. Sebagai seorang Sekretaris Ditjen Dikti, tugas dan fungsinya berat, yakni meningkatkan kinerja institusi melalui dukungan manajemen, data base, perencanaan dan anggaran, perbantuan hukum, peraturan dan perundangundangan, serta penguatan kehumasan dalam pemberian informasi dan pencitraan institusi kepada publik. Lingkup tanggung jawabnya bersifat holistik dan manajerial, baik internal maupun eksternal. Dukungan manajemen dan data base, perencanaan dan anggaran, perbantuan hukum, peraturan d a n p e r u n d a n g- u n d a n g a n , kehumasan kepada keempat direktorat di lingkungan Ditjen Dikti. Keempat direktorat tersebut adalah Direktorat Akademik, Dit. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M), Dit. Ketenagaan, dan Dit. Kelembagaan. Kegiatan eksternal yang bersifat antarlembaga dan lintas-lembaga, termasuk hubungan kerja dengan parlemen. Efisiensi Manajemen dan Efektivitas Kerja H a r r i s I s k a n d a r, P h . D selaku pak ses turut mendesain perencanaan dan output yang harus dicapai lembaganya. Visi, misi, dan program sebagai aspek legal dan kebijakan institusi, adalah koridor kerja Ditjen Dikti. Pak Harris bertekad melaksanakan paradigma baru membangun budaya riset dan entrepreneurship perguruan tinggi Indonesia menuju world class university. Tantangannya, membuat lebih efisien manajemen!, jelasnya singkat dan lugas. Efisiensi manajemen dan efektivitas kerja menjadi pedoman kerja pak Harris. Bagaimana tidak, ada sejumlah tugas penting Dikti yang mejadi skala prioritas di tingkat nasional hingga di tahun 2014, dan sebagai vocal point keempat direktorat di lingkungan Ditjen Dikti, yang menyelenggarakan programprogram penting, seperti: Pe n i n g k a t a n k u a l i f i k a s i akademis, melalui delapan instrumen peningkatan mutu kualifikasi kinerja pendidik dan tenaga pendidikan, yakni: Pengembangan kompetensi dosen melalui jalinan kerja sama perguruan tinggi Indonesia dengan asing; Aliansi perguruan tinggi pascasarjana utk dosen senior berusia 40-55 tahun yang akan melanjutkan studi S2; Beasiswa S2 dan S3 ke perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri; Penugasan dosen antar-perguruan tinggi dan antar-daerah; Rekuitmen dosen baru minimal S2, kecuali dalam keadaan terpaksa untuk prodi khusus, misal industri kreatif dan grafis; Program magang industri bagi dosen vokasi; Peningkatan Tri Dharma bagi dosen; Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan melalui verifikasi kompetensi, pembinaan karir, reward system untuk teknisi, pustakawan, dan tenaga kependidikan lainnya. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi melalui program sertifikasi kepada seluruh dosen PTN dan sebagian besar dosen PTS termasuk 12.000 dosen bergelar doktor. Merekrut 62 perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi dosen yang terdiri dari PTPSerdos Pembina, Mandiri, dan Binaan. Merekrut 1977 asesor bergelar profesor doktor yang

Bertekad Meningkatkan Efisiensi-Efektivitas Kerja


Sekretariat Ditjen Dikti

18

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

meliputi 12 rumpun ilmu dan tersebar di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). M e n g e m b a n g k a n p u s a t kewirausahaan perguruan tinggi dan mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi ribuan dosen dari lebih dari 500 perguruan tinggi. Target kuota jumlah wirausaha di Indonesia yang jumlahnya 1,8% menjadi dua digit. Mengurangi pengangguran terdidik sekitar 1 juta orang, tiga ratus ribu diantaranya lulusan politeknik. Kiatnya membangun sistem pengajaran blok pada perguruan tinggi politeknik. Pengadaan jurnal secara nasional, semua PTN dan PTS dapat mengakses jurnal internasional secara gratis sebanyak 18.000 (7.000 jurnal bisa membuka full text, 11.000 jurnal lainnya hanya melihat abstraksi). Fa s i l i t a s G a r u d a ( G a r b a Rujukan Digital) Referensi Ilmiah Indonesia. Peningkatan jumlah paten dan proses HAKI bagi dosen, mahasiswa, perekayasa dan peneliti. Beasiswa sebanyak 240.000 mahasiswa dari keluarga kurang mampu setiap tahunnya. Beasiswa hingga S2 dan S3 kepada para juara kontes ilmiah mahasiswa. Block grant kepada mahasiswa melalui universitas dan kopertis, untuk penelitian, penulisan karya ilmiah, riset bersama dosen, atau pihak lain. Block grant kepada kopertis Block grant akreditasi majalah ilmiah tingkat nasional yang kini masih berjumlah 116 dapat mencapai lebih dari 200 terakreditasi nasional, dan 50 majalah terakreditasi internasional. Hibah-hibah kompetisi. Pelaksanaan program insentif

peneliti dan perekayasa. 2.000 beasiswa program doktor dari dalam negeri setiap tahunnya dan 1800 beasiswa program doktor dari luar negeri setiap tahunnya. Academic recharging untuk 400 dosen senior setiap tahunnya. Dana inovasi teknologi dari skala lab menjadi skala yang diproduksi oleh pihak industri. Dukungan dan bantuan kepada lebih dari 50 Organisasi Profesi Ilmiah setiap tahunnya Peningkatan APK dari 18,36% menjadi 25% di tahun 2014. Penerapan ISO 9001-2000 sebagai peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola pendidikan. Persiapan payung hukum pengganti UU BHP yang dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Jujur, bila me-review capaian kerja institusi ini dan program tahunan hingga 2014, begitu banyak pekerjaan besar yang sudah dan akan dikerjakan. Paradigma baru membangun budaya riset dan entrepreneurship perguruan tinggi Indonesia menuju world class university, adalah ruh yang menjiwai semangat dan dinamika Ditjen Pendidikan Tinggi. Seharusnya, sikap kita tidak low profile lagi, ujar pak Harris Iskandar kalem. Perubahan mindset (pola pikir) diharapkan oleh Sekretaris lembaga kepada warga Ditjen Dikti, menjadi catatan penting kita. Apalagi menurut penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen Dikti Tahun 2009, termasuk kategori yang terbaik. Begitupula LAKIP dan e-Government Kemendiknas meraih prestasi nomor satu, dan reputasi WTP . Kita tetap harus kerja keras, kerja cerdas dan tetap berkolaborasi (kerja sama) mencapai hal-hal yang terbaik, demikian pesan Harris Iskandar, Ph.D. pada acara Pisah-Jemput Dirjen Dikti Baru.

Meng-counter Berita yang Asimetris melalui Humas Dikti Menjadi tidak aneh, di negeri kita ini banyak hal-hal yang anomali. Misal, reputasi dan prestasi dari hasil kerja keras suatu institusi, tidak menjadi jejak rekam bagi suatu kelompok di masyarakat, Justru yang digulirkan kepada masyarakat adalah isu-isu yang kontra produktif. Telah terjadi asimetris berita. Banyak terjadi kesalahan persepsi di tengah masyarakat, kata Dr. Harris Iskandar. Bahkan maraknya demo mahasiswa yang menolak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang berujung pada pembatalan UU BHP oleh Mahkamah Konstitusi, menurut Wamendiknas Prof. Fasli Jalal, Ph.D, karena kita kurang mensosialisasikan UU BHP . Untuk mengantisipasi pemberitaan negatif yang mengakibatkan terjadi kekeliruan dalam publik opini, maka pimpinan Ditjen Dikti menugaskan Setditjen Dikti mengambil langkah taktis dan strategis. Tindak lanjutnya adalah mengangkat Manajer Humas Dikti. Tugas utamanya tidak menciptakan pencitraan kepada publik, melainkan mempublikasikan, memasyarakatkan, dan mensosialisasikan kepada masyarakat dan semua stake holders mengenai program dan kegiatan yang akan dikerjakan, sedang dikerjakan, dan capaian dari program dan kegiatan Ditjen Dikti. Tugas dan tanggung jawab Humas Dikti penuh tantangan, dalam kerangka meminimalisir asimetris berita dan kesalahan persepsi di masyarakat. Lalu target goalnya di tahun 2014, pencitraan Dikti sesuai reputasi dan prestasi yang telah berhasil diraih oleh institusi selama ini. Untuk mewujudkan kerja besar ini, maka pimpinan Dikti pasti mendukung tugas-tugas yang diamanatkan kepada Humas Dikti, sesuai grand desain Sekretaris Ditjen Dikti, Harris Iskandar, Ph.D.
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

19

Tema: Meningkatkan Jaminan Layanan Pendidikan Berkualitas yang Terjangkau untuk Semua Perubahan Pola Pikir dari Wajib Belajar menjadi Hak Belajar

Rembuk Nasional Pendidikan 2010

Dunia pendidikan nasional mengalami perubahan cepat dan mendasar, seiring dengan akselerasi dinamika globalisasi, yang dimaknai oleh Kementerian Pendidikan Nasional dengan penetapan Misi-5K. Paradigma baru itu mencakup lima aspek, yakni perubahan pola pikir dari wajib belajar menjadi hak belajar, kesetaraan dalam pendidikan, pendidikan komprehensif, perubahan fungsi sekolah dan perubahan dasar pemikiran. Mendiknas menggaris-bawahi, perubahan pola pikir dari wajib belajar menjadi hak belajar. Terdapat 5% dari anak Indonesia belum mengenyam pendidikan dasar, sedangkan di tingkat menengah pertama terdapat 10% anak Indonesia belum mendapatkan hak belajarnya. Oleh karena itu, urgensinya perubahan pola pikir wajib belajar menjadi hak belajar. Diharapkan dengan perubahan ini masyarakat Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah hak yang harus didapatkan bukan suatu kewajiban yang dipaksakan. Kesetaraan pendidikan, artinya pendidikan harus membebaskan diri dari segala macam perbedaan seperti ras, suku, golongan, agama dan jender. Seluruh lapisan masyarakat berhak memperoleh pelayanan pendidikan dan perlindungan dari diskriminasi. Mengenai warga negara yang memiliki kebutuhan khusus, Mendiknas menilai perlu perhatian khusus dalam menangani pendidikan warga negara yang berkebutuhan khusus, sehingga mereka dapat mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

20

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Pendidikan komprehensif adalah pendidikan berbasis kebudayaan yang kemudian akan melahirkan karakter, akhlak, budi pekerti, kreativitas dan inovasi yang dapat memajukan pola pendidikan bangsa Indonesia. Kita harus menerapkan pendidikan yang berkelanjutan dan mencerminkan karakter bangsa. Diharapkan dengan pola pendidikan seperti ini bisa melahirkan generasi yang berkarakter kuat dan kompetitif, pesan Mendiknas. Paradigma entrepreneurship tidak semata identik dengan konteks ekonomi. Semangat pendidikan entrepreunership itu, berdimensi pada pengembangan pola pikir kreativitas dan pembentukan inovasi-inovasi baru. Kepada para civitas akademisi pendidikan seluruh Indonesia, Mendiknas, Prof. M. Nuh menghimbau, untuk bersama melepaskan intervensiintervensi politik dari sistem pendidikan Indonesia, agar dapat melahirkan generasi menjadi semakin baik. Ada dua Pillar Besar Ada dua pilar besar yang menjadi penopang proses pendidikan nasional, yakni Standar Pelayanan Minimum dan Standar Nasional Pendidikan Indonesia. Wamendiknas, Prof. Fasli Jalal mengingatkan kepada peserta dan semua warga Kementerian Pe n d i d i k a n N a s i o n a l , s a a t menyampaikan pidato penutupan Rembuk Nasional Pendidikan 2010, pada Kamis, 4 Maret 2010 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan Nasional. Kedua pilar tersebut merupakan turunan dari UndangUndang Otonomi Daerah dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Kedua koridor itu, diharapkan akan memudahkan seluruh elemen pendidikan untuk melakukan pemetaan kondisi pendidikan, yang kemudian secara lebih lanjut akan menuju proses dari penjaminan mutu

pendidikan. Proses penjaminan mutu akan dilakukan mulai dari tingkat sekolah dengan cara evaluasi diri. Pada tingkat sekolah proses penjaminan mutu terawal ini dilakukan, nanti akan ada badan akreditasi sekolah dan madrasah yang akan melalui proses penjaminan mutu eksternal. Dengan adanya proses seperti ini, diharapkan ada proses peningkatan pendidikan yang berkelanjutan. Untuk mencapai proses penjaminan mutu yang baik, diperlukan peranan penting Kepala Sekolah dan para Pengawas. Peranan Pengawas pada proses ini sangat instrumental. Oleh karena itu perlu dibangun sinergi yang baik antara Kepala Sekolah, Pengawas dan Guru yang berkompeten, sehingga apa yang diminta dari dua standar tersebut dapat dengan segera tercapai. Pendidikan berbasis karakter, tidak hanya memeperhatikan sisi kognitif, skolasti dan akademik dari para peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran. Ada aspek lainnya, yakni pembentukan

karakter dan akhlak dari para peserta didik. Pendidikan akhlak, pendidikan karakter, pendidikan iman dan takwa menjadi sangat vital, sebagai komparasi dan pendamping pendidikan yang mengarah pada kognitif atau nilai-nilai akademik yang selama ini lebih mudah kita ukur. Apabila proses penjaminan mutu telah berhasil, harus ada keselarasan antara harapan dunia usaha dan kebutuhan masyrakat dengan hasil sebuah pendidikan yang berkelanjutan. Permasalahan ini sangat diperhatikan oleh Wamendiknas. Apabila elemen pendidikan tidak mampu memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang cenderung berubah, maka akan timbul keluhan-keluhan terhadap mutu pendidikan itu sendiri. Hasil Rembuk Nasional Pendidikan ini hendaknya disosialisasikan dan dijadikan pedoman kebijakan pendidikan di daerah masingmasing. Itu pesan peutup dari Wamendiknas. (sumber Yoggi/Risma, dan lain-lain)

Ini catatan penting Prof. Muhammad Nuh, Mendiknas pada Rembuk Nasional Pendidikan 2010
Dunia Pendidikan Adalah Dunia Yang Amat Komplek, Menantang dan Mulia Komplek, karena spektrumnya sangat luas Menantang, karena menentukan masa depan bangsa Mulia, karena memanusiakan manusia All the Flowers of all the Tommorows are in the Seed of to Day (Semua Bunga Hari Esok Adalah Benih-Benih Hari Ini) Hari esok harus lebih baik dari hari ini Insya Allah

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

21

Menuju Universitas Unggulan


Perguruan Tinggi sebagai mata air bagi lingkungannya Prof. Ir. Nizam, M.Sc. Ph.D
Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi masyarakat di sekitarnya, bagi kebutuhan bangsa, bagi dunia usaha dan industri (DUDI) baik secara regional maupun nasional. Melalui hasil lulusan yang bermutu; melalui karya riset yang bermanfaat bagi masyarakat serta DUDI; serta melalui pengabdiannya untuk menyelesaikan masalah di masyarakat dan lingkungannya. Melalui karya-karya itulah akan lahir apresiasi dan pengakuan dari masyarakat dan dunia. Kedua, yang juga penting adalah bagaimana mutu dan Berikut ini wawancara singkat dengan Prof. Nizam, Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi seputar World Class University. Pertamatama hendaknya perguruan tinggi tidak menempatkan peringkat World Class University (WCU) sebagai tujuan akhir, baik itu THES-QS, webometrics, maupun peringkat-peringkat lainnya, tetapi memandang WCU secara lebih utuh. Karena ada hal yang lebih penting dari sekedar peringkat. Pertama, perguruan tinggi hendaknya selalu memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi suasana akademik di perguruan tinggi kita bisa setara dengan perguruan tinggi kelas dunia sehingga lulusan kita akan lebih siap dan dapat memenangkan persaingan global tanpa tercerabut dari akar karakter jati-diri bangsanya. Di masa depan, kita harus menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang bisa menjadi glocal citizen, warga Negara yang berwawasan kepentingan lokal/nasional tetapi memahami konteks persaingan gl obal de n gan k om pe te n s i keilmuan yang sederajad secara

22

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

internasional. Misalnya dalam mendidik seorang sarjana teknik sipil, maka selain memahami dunia konstruksi di Indonesia, juga mengetahui peluang dan tantangan dunia konstruksi di ASEAN, di Timur Tengah, dan di dunia. Tugas perguruan tinggi adalah menyiapkan lulusan kita agar siap dan mampu menghadapi dunia profesinya di era globalisasi ini. Oleh karena itu dalam mengembangkan WCU orientasinya haruslah selalu untuk kepentingan kita, kepentingan mahasiswa dan mutu akademik. Kehadiran mahasiswa asing misalnya, haruslah lebih diarahkan untuk membangun suasana akademik dengan nuansa internasional yang inklusif, bukan malah menjadikan kelas internasional sebagai kelas eksklusif yang hanya diperuntukkan bagi warga asing. Demikian pula dengan para dosen, melalui kolaborasi internasional diharapkan karya risetnya akan lebih dikenal dan disegani secara internasional, tetapi tetap dalam rangka menyelesaikan masalah bangsanya. Dengan demikian kampus akan menjadi mata air bagi lingkungannya. Alangkah indahnya kalau perguruan tinggi bisa menjadi sumber penyelesaian masalahmasalah yang dihadapi oleh masyarakat, bukan justru menjadi bagian dari masalah. Hendaknya hal tersebut selalu menjadi tujuan dari perguruan tinggi untuk menjadi world class university. Melalui peran perguruan tinggi yang relevan dan bermutu bagi masyarakatnya maka akan terbangun reputasi perguruan tinggi tersebut di dalam negeri, yang pada gilirannya akan melahirkan apresiasi dan reputasi internasional. Bagaimana upaya perguruan

tinggi dalam rangka menuju ke arah itu? Sebetulnya sudah banyak upaya dari perguruan tinggi kita untuk membangun reputasi melalui karya untuk bangsanya maupun untuk dunia. Selain yang dilakukan oleh dosen secara perorangan melalui hasil-hasil penelitian dalam bentuk publikasi ilmiah maupun kekayaan intelektual, beberapa inovasi dan inisiatif institusi untuk membangun reputasi telah banyak dilakukan. Sekedar contoh, teman-teman di UI membuat green metrics, suatu sistem pemeringkatan berdasar kepedulian kampus terhadap lingkungan, dengan demikian diharapkan kampus-kampus bisa menjadi inspirator dan motivator terciptanya lingkungan yang sehat. Sementara teman-teman di UGM mengembangkan KKN tematik Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, di mana mahasiswa dengan bimbingan dosennya memberdayakan masyarakat berdasarkan hasil riset. Melalui pengembangan kawasan binaan banyak masalah bisa diatasi. Seperti misalnya mahasiswa datang ke satu desa yang kesulitan air, berbekal ilmunya mereka bersama masyarakat mengidentifikasi sumber air dan bersama-sama membangun jaringan air termasuk sistem tenaga listriknya sehingga masyarakat yang tadinya kesulitan air sekarang bisa mendapatkan air dengan mudah. Mengatasi limbah industri kecil, meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil pertanian, meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan keluarga nelayan, meberantas buta aksara, dan banyak lagi yang telah dan terus dilakukan oleh para mahasiswa dan dosennya. Masih banyak lagi contoh-contoh yang telah

dilakukan oleh perguruan tinggi kita untuk membangun reputasinya dengan memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Melalui program-program semacam itu, maka perguruan tinggi memberikan solusi nyata bagi masalah yang dihadapi oleh masyarakat sehingga akan terbangun reputasi, citra, yang akan menghasilkan apresiasi dan dukungan masyarakat terhadap perguruan tinggi. Orientasi utama perguruan tinggi haruslah pada ilmu pengetahuan dan pada kepentingan bangsanya. Karena perguruan tinggi, terutama PTN dibiayai juga dengan uang rakyat, maka harus terus memberikan kontribusi nyata bagi rakyat banyak. Kembali pada WCU, peringkat WCU hendaknya dipandang sebagai konsekuensi logis saja dari reputasi perguruan tinggi kita. Bila reputasinya baik, maka apresiasi akan datang dengan sendirinya. Jangan sampai kita hanya mengejar angka-angka indikator WCU semata untuk mendapatkan peringkat, tapi yang lebih penting adalah substansi dari indikator tersebut dan relevansinya bagi masyarakat dan bangsa. Jabatan Prof. Nizam sangat strategis sebagai Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi, langkah-langkah strategis apa yang telah dan akan dikerjakan secara multi years menjadikan perguruan tinggi yang bermanfaat? Fungsi utama DPT sebagai perwakilan stake holders adalah pemberi masukan untuk pengembangan kebijakan kepada Dirjen Dikti. Yang coba kita lakukan antara lain merubah pola pikir (mindset) dalam pengelolaan dan orientasi perguruan tinggi agar semakin mengarah pada

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

23

mutu dan relevansi, meningkat efisiensi dan produktivitanya, serta sehat tata kelolanya. DPT antara lain menyusun kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang (KPPTJP) atau Higher Education Long Term Strategy (HELTS) yang diharapkan akan memberi inspirasi bagi perguruan tinggi dalam mengembangkan institusinya dan menjadi arah pengembangan sistem pendidikan tinggi ke masa depan. DPT juga mencoba untuk menjaring kebutuhan para stake holders. Dari situlah kita coba alirkan isu untuk penelitian-penelitian strategis yang kami masukkan ke DirJen Dikti dan ditindak lanjuti oleh Direktorat P2M sebagai tema-tema dan topiktopik riset strategis yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. DPT juga mengelola tim reviewer bagi program-program Ditjen Dikti, terutama hibah kompetisi institusi. Melalui sistem review independen diharapkan obyektivitas dan kualitas programprogram tersebut akan terkawal dengan baik dan kredibel. Tim reviewer DPT ini Alhamdulillah reputasinya telah diakui baik secara nasional maupun internasional sehingga tidak saja dipakai untuk mereview di Indonesia tetapi juga banyak reviewer DPT yang diminta untuk menjadi nara sumber bagi pengembangan institusi pendidikan tinggi berbasis kompetisi di negara lain. Salah satu tugas Dikti kan menselaraskan antara pendidikan tinggi dengan kebutuhan stake holders yang merupakan representasi sektor-sektor lainnya, baik sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, riset nasional, maupun sektor swasta. DPT sebagai bentuk representasi stake holders,

memberi asupan bagi Dirjen Dikti dalam membangun keselarasan tersebut. Demikian pula dalam pengembangan riset, representasi stake holders diharapkan bisa memberikan gambaran dan kerangka kebutuhan penelitian berbasis kebutuhan sektor maupun berbasis isu strategis. Saat ini telah dilakukan penyusunan kerangka kebutuhan riset dalam 3 klaster: pengentasan kemiskinan, infrastruktur dan industri pertahanan, dan ketahanan pangan. Melalui asupan para pakar dan stake holders telah disusun 3 buku kerangka riset lintas disiplin ilmu pada 3 klaster tersebut. Fungsi lain DPT adalah sebagai katalis agar terjadi sinergi dan sharing. Dalam kondisi sumberdaya yang sangat terbatas, akan terlalu mahal kalau kita melakukan riset sendiri-sendiri, punya alat riset yang mahal sendiri-sendiri. Kenapa tidak sharing saja sehingga lebih efisien dan efektif? Riset dasar di perguruan tinggi juga merupakan satu hal yang sangat penting. Kalau riset terapan adalah untuk menyelesaikan masalah saat ini hingga 5-10 tahun kedepan, maka riset dasar adalah untuk menyiapkan fondasi bagi kemajuan dan penyelesaian masalah 20-50 tahun ke depan. Oleh karenanya riset dasar sebagai fondasi kemajuan di masa mendatang haruslah kuat. DPT mencoba merumuskan pengembangan riset dasar tersebut yang nantinya akan menjadi asupan bagi pengembangan strategi dan program Ditjen Dikti. Demikian pula dengan pendidikan pertanian, kesehatan, hukum dan humaniora, rekayasa, dsb. Untuk perluasan akses DPT melakukan kajian pengembangan community college (Akademi Masyarakat) yang telah dicoba di beberapa daerah. Melalui

kajian-kajian oleh para pakar, focus group discussion dengan para stake holders serta berbagai kegiatan lainnya kita harapkan peta pengembangan pendidikan tinggi ke depan akan semakin jelas. Saat ini DPT sedang menyiapkan Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2011-2020 yang diharapkan akan menjadi inspirasi pengembangan sistem pendidikan tinggi di tengah derasnya arus globalisasi saat ini dan di masa depan.

24

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Tools Memperluas Akses Pendidikan Indonesia


yang bisa dimanfaatkan perguruan tinggi lain yang memerlukan penyelesaikan pekerjaan dengan komputasi tinggi. Kolaborasi Internasional Inherent MoU antara Ditjen Dikti - UNESCO Kantor Jakarta ditandatangani pada bulan Desember 2007. Kerjasama ini bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan akses masyarakat untuk bahan pendidikan baik di dalam maupun di luar sistem pendidikan formal, dukungan berbagi keahlian dalam pengembangan materi pendidikan untuk masyarakat umum. Pada 3 Juni 2008 acara sosialisasi berlangsung di DIKTI, dan disiarkan INHERENT, diikuti oleh 23 perguruan tinggi di Indonesia. Jaringan ini menghubungkan sekitar 200 perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. Hadir pada acara penandatanganan Direktur UNESCO Jakarta, Hubert Gijzen, Dirjen Pendidikan Tinggi, Prof. dr. Fasli Jalal Ph.D, Ketua Eksekutif Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Prof Dr Arief Rachman, dan pejabat dari kedua institusi. Dirjen Dikti, Prof. Fasli Jalal menilai kolaborasi ini sebagai hal baru dari penggunaan ICT dalam pendidikan tinggi. INHERENT sebagai jalan bebas hambatan. Arus informasi yang cepat, bermanfaat, dan efektif bagi masyarakat terutama kalangan akademisi. Tindak lanjut dari penandatanganan MoU, pada 4 Juni 2008 UNESCO memberikan beberapa program melalui dua jaringan pendidikan: INHERENT dan Sekolah di Internet Asia. Siaran pertama serangkaian kuliah E3i, Energi Lingkungan Desa Independen ekonomi,. Tahun ini 350 perguruan tinggi Indonesia sudah terkoneksi. memanfaatkan saling sharing melalui Inherent. Pada level internasional, Inherent terus berkembang membangun jejaring dengan CONNECT ASIA (Collaboration for Network-enabled Education, Cukture, Technology and Scoence), Myren, dan TEIN2 (Trans-Eurasia Information Network). Inherent menjadi salah satu tools memperluas akses pendidikan tinggi di Indonesia, dan pendidikan tidak akan bisa berkembang tanpa penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Bila beberapa waktu lalu jaringan internet pernah putus, akibat gempa di Taiwan, maka lewat inherent antar perguruan tinggi bisa sharing knowledge, tanpa ada kesulitan.

Progress INHERENT

Program-program Kolaborasi via Vicon

Jaringan antar perguruan tinggi di Indonesia yang disebut Indonesian Higher Education Network (Inherent) diresmikan empat tahun silam pada 8 Agustus 2006, ditandai dengan berlangsungnya telewidya wicara (televideo conference) antara Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi dengan 15 Perguruan Tinggi se-Indonesia dari 33 PT yang tergabung dalam Inherent ini. Inherent adalah model intranet antar perguruan tinggi yang memberi kesempatan kepada semua perguruan tinggi di Indonesia, untuk saling berbagi resource. Sesuai dengan slogan Inherent, yakni: open access, open content dan open source. Open access: setiap perguruan tinggi yang punya koneksi, bisa daftar untuk berpartisipasi. Open content: diskusi vicon terbuka untuk dilihat siapa saja yang berminat. Opensource: siapa saja boleh merekam, mengolah dan menyebarluaskan tayangan vicon. Manfaat Inherent bagi perguruan tinggi antara lain, Tim Inherent PT dapat mengembangkan berbagai produk dan sistem aplikasi yang tercakup dalam tiga pilar kegiatan yakni: pembelajaran, penelitian dan pengembangan kolaborasi antar-komunitas kampus yang berbasis knowledge. Sistem pembelajaran elektronis (e-learning) yang sudah dimiliki oleh PT untuk memperkaya proses pendidikan di kampus dan dapat mempercepat transformasi materi yang telah terbangun di komunitas-komunitas e-learning PT, dan dapat meningkatkan kecepatan proses komputasi berbagai kegiatan penelitian di lingkungan PT, sehingga dimungkinkan untuk dimanfaatkan oleh para peneliti di luar PT dan masyarakat. Selain itu, mengembangkan suatu sistem grid/cluster computing

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

25

Paradigma Baru Pelayanan Prodi Baru Online


Akuntabel: Tepat, Cepat, Efisien, dan Transparan! Dr. Ir. Illah Sailah, MS
Direktorat Akademik
Tahapan Pengisian Formulir Online Sejalan dengan Renstra Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 yang bermoto melayani dengan amanah, Direktorat Akademik Ditjen Dikti bertekad menunjang moto tersebut dengan program aksi. Melayani dengan amanah berarti mendalam yaitu pelayanan yang memuaskan pelanggan, dan dilakukan secara akuntabel, melalui pelayanan yang tepat, cepat, efisien dan transparan. Untuk itu, sejak 1 januari 2010 Direktorat Akademik memberikan layanan pembukaan program studi baru secara online. Para pengusul dari unsur masyarakat dan perguruan tinggi dapat mengunggah 3 formulir utk diisi terlebih dahulu, dan mengirimkan via jasa layanan pengiriman. Lalu Direktorat Akademik akan memberikan password dan selanjutnya komunikasi dapat dilakukan melalui email. Pengiriman data dasar yang menjadi standar minimal dikirimkan melalui formulir 4. Jika sudah disetujui karena terpenuhinya syarat minimal tersebut, pengusul akan diijinkan untuk mengirimkan isian formulir 5 tentang kelayakan. Jika kelayakan sudah dievaluasi dan direkomendasi untuk dibuka, maka akan diberikan surat pertimbangan. Artinya pengusul sudah boleh melengkapi sarana fisik, kontrak dengan pengajar, dan membuat sistem. Bagi prodi yang memerlukan penelahaan lanjut, maka Dit Akademik akan meminta Koordinator Kopertis untuk visitasi kesiapan pembukaan. Setelah semuanya siap maka surat keputusan akan dikeluarkan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah Wajib Dalam penyusunan kelayakan program studi harus jelas benar paparan: alasan mengapa program studi tersebut didirikan, bagaimana analisis peminat dan kebutuhan sumberdaya manusia di bidang yang sedang diusulkan, bagaimana kurikulumnya (mengingat kurikulum nasional sudah tidak ada lagi), bagaimana sarana dan prasarana pembelajaran, bagaimana kondisi perpustakaan dan isinya (jangan hanya asal mencantumkan daftar buku, karena pernah terjadi usul membuka prodi pendidikan bahasa Inggris, bukunya ilmu komputer 90%, dan hanya satu yang relevan dengan bahasa Inggris yaitu kamus bahasa Inggris), dan kualifikasi dosen yang akan mengampu. Sesuai UU No 14 tentang Guru dan Dosen, pengampuan untuk program S1 dan diploma harus dosen dengan kualifikasi S2. Namun masyarakat masih memandang gelar saja, banyak yang kualifikasinya kurang relevan. Misalnya usul membuka keperawatan, tetapi dosen yang mengampunya bergelar M.Ag, MM, dan seterusnya. Menyinggung soal kurikulum, saat ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tidak mengeluarkan ketentuan kurikulum nasional. Kurikulum sudah bergeser dari Kurikulum berbasis isi pada tahun 1994 menjadi berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2000an. Dengan adanya KBK, program studi mendapat kebebasan untuk menentukan kompetensi penunjang. Kompetensi utamanya ditentukan oleh kalangan perguruan tinggi pada program studi sejenis, dengan mendapat masukan dari para pemangku kepentingan dan pengguna lulusan. Dengan demikian kurikulum yang dibuat harus mampu menghasilkan kompetensi lulusan yang adaptif terhadap perubahan di kehidupan masyarakat. Perubahan paradigma

26

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

penyusunan kurikulum telah terjadi pada beberapa aspek, yaitu 1) dari berbasis isi ke berbasis kompetensi (knowledge, skills, attitude), 2) dari teaching menjadi learning, 3) dari mengajar satu arah menjadi belajar dengan berpusat pada mahasiswa (student centered learning), 4) dari penyusunan kompetensi yang hanya berpusat pada hard skills menjadi berpusat pada hard skills dan soft skills.Saat ini ditambah lagi dengan bagaimana menyelipkan pembelajaran yang berorientasi pada pembangunan karakter yang memberikan pembelajaran kebajikan (tidak diampu dalam mata kuliah, tetapi dimasukkan

menjadi penting. Sistem Penjaminan Mutu Internal yang berbasis pada standar yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (dahulu EPSBED), merupakan suatu sistem jaminan kualitas yang akan diberilkan sebagai sebuah layanan kepada pemangku kepentingan: mahasiswa, dosen dan tenaga penunjang, serta masyarakat. Panduan tentang implementasi SPMI ini telah disusun oleh Tim Kerja di Direktorat Akademik. Saat ini telah terpilih sebanyak 126 perguruan tinggi yang diklasifikasikan telah mempraktikan secara baik sistem

mutu internalnya bahwa ada sebuah sistem untuk menuju pada penguatan atmosfir akademik penelitian, penyiapan kelas bertaraf internasional, penguatan publikasi ilmiah dsb. Kualitas Pelayanan: Satu Hari! Pengusulan program studi secara online diharapkan dapat menjamin keberadaan dokumen, yang saat ini bila dilakukan dengan pengiriman hard copy acapkali terselip dan sulit untuk dicari kembali. Melalui on line system juga diharapkan tidak terjadi kontak antara pengusul dengan

dalam proses pembelajaran di setiap kali bertatap muka dengan mahasiswa). Sistem Penjaminan Mutu Internal PT Masih Minim Pada sistem pembukaan program studi baru di perguruan tinggi baru, konsep dan kesiapan penerapan penjaminan mutu

penjaminan mutu internal. Setiap perguruan tinggi memiliki visi dan misi yang berbeda-beda, melalui sistem penjaminan mutu internal itulah, visi dan misi itu akan terlihat dapat terduga tercapai atau tidak. Misalnya apabila perguruan tinggi bercita cita menjadi World Class University, namun tidak terlihat dalam sistem penjaminan

Direktorat Akademik secara fisik (karena semua pertanyaan dapat dilakukan secara online termasuk pertanyaan teknis), Direktorat Akademik akan fokus pada pekerjaan, tidak tersita waktunya untuk melayani tamu yang hanya datang dengan mengajukan satu pertanyaan sudah sampai dimana proses evaluasinya. Selain itu,
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

27

informasi kemajuan pelaksanaan evaluasi dapat dilihat melalui status usulan tersebut melalui web yang disediakan oleh Ditjen Dikti. Masyarakat harus tahu dengan jelas, bahwa pada proses usulan sampai keluarnya surat keputusan dari menteri, tidak ada pungutan biaya apapun dari Direktorat Akademik. Pada kenyataannya, hampir semua perubahan pada awalnya mengalami ketidak nyamanan, sehingga memerlukan pembiasaan dan evaluasi yang terus menerus. Saat ini seringkali Direktorat Akademik mendapat keluhan karena password belum diberikan, padahal kami sudah memberikan satu bulan yang lampau, namun ternyata alamat emailnya yang salah, atau masuk ke spam. Pelaksanaan pendidikan setiap program studi pada perguruan tinggi adalah realisasi misi dharma pendidikan, dalam mewujudkan visi institusi pendidikan. Dengan demikian pengajuan program studi baru memuat kejelasan dan menunjukkan kesesuaian dengan ketentuan-ketentuan berikut ini. Persyaratan yang dinilai 1. Kejelasan badan pengetahuan (body of knowledge) yang mencakup: 1) Kejelasan tentang kelompok keilmuannya, 2) K e j e l a s a n t e n t a n g kompetensi yang diharapkan dari lulusannya 2. Alasan pengajuan pembukaan program studi baru, yang mencakup sekurang-kurangnya salah satu butir berikut: 1) Kebutuhan masyarakat saat ini atau antisipasi masa depan, antara lain: a. kontribusi lulusan yang diharapkan dalam masyarakat b. kontribusi kepakaran

Masyarakat dipersilakan bertanya, Direktorat Akademik senantiasa akan melayani, baik melalui sms, email, bahkan telepon untuk memandu pengisian formulir bagi yang belum paham benar. Sistem yang ada saat ini, belum dapat mengakomodasi pengusulan pembukaan prodi di luar domisili, pendidikan profesi, dan pendidikan spesialis. Bagi ketiga hal yang disebutkan terakhir ini, pengusulan masih menggunakan hard copy. Beberapa program studi pendidikan profesi perlu mendapat rekomendasi dari asosiasi/kologium bidang profesi masing-masing. Pelayanan lain yang sedang direformasi yakni pelayanan penyetaraan ijazah luar negeri. Pelayanan ini ada yang berbasis atau ilmu pengetahuan yang dididikkan bagi masyarakat. 2) Peranan dalam masyarakat keilmuan nasional atau antara bangsa, antara lain: a. kontribusi kelulusan yang diharapkan dalam keilmuan yang dididikkan, b. k o n t r i b u s i pengembangan keilmuan tersebut pada masyarakat keilmuan antara bangsa. 3. Analisis kelayakan (feasibility analysis) yang mencakup antara lain: 1) Kesuaian dengan visi dan kesejalanan dengan misi perguruan tinggi. 2) Dukungan masyarakat perguruan tinggi, yang berupa: a. masyarakat akademik PT ybs yang berkeahlian sama atau yang terkait, yang berada di lingkungan ataupun di luar departemen ataupun fakultas yang

informasi melalui web Dikti, ada yang masih melalui proses evaluasi oleh evaluator yang ditunjuk. Pengusul saat ini dapat memberikan informasi awal dengan mengisi barang melalui web Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dengan demikian proses pencetakan surat penyetaraan akan lebih cepat. Bagi pengusul yang program studinya sudah disetarakan, hanya mengambil waktu 2 hari kerja, bahkan bisa dalam satu hari kerja jika datang di pagi hari untuk verifikasi dokumen. Bagi pengusul yang baru, dan program studi di jenjang tertentu belum ada penyetaraan sebelumnya, maka proses evaluasi sampai terbitnya SK hanya 7 hari kerja. sama. b. berbagai unit PT yang mengelola SDM dan sarana yang akan menunjang program studi ini. 3) Kurikulum yang memenuhi Pe d o m a n Pe n y u s u n a n Kurikulum dan Harkat Pendidikan di ITB yang ditetapkan oleh Senat Akademik PT ybs. 4) Kesiapan awal untuk memulai program studi ini, yang mencakup: a. Personalia (SDM), b. S ar an a pe n duk un g (laboratorium, studio, perpustakaan dll). 5) Rencana pelaksanaan awal dan rencana pengembangan untuk beberapa tahun mendatang (mungkin dimulai dengan uji coba atau jalur pilihan). 6) Kedudukan program studi yang diusulkan adalah di departemen, di fakultas atau lainnya. 4. Kesesuaian dengan peraturan dan perundangan, serta ketentuan PT ybs yang berlaku.

28

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2KM)

Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D

Perguruan Tinggi Berbasis Riset dan Center of Entrepreneurship


hasil penelitian terbaik, yang hasilhasilnya dikompilasi dalam sebuah prosiding. Menurut Prof. Hapsoro, ada beberapa grand scenario perencanaan pengembangan penelitian yang dilakukan untuk masa-masa yang akan datang. Pertama, penelitian Dikti harus selaras dengan Agenda Riset Nasional (ARN). Hal ini sudah dibahas dengan Majelis Penelitian, Dewan Pendidikan Tinggi (DPT). Salah satu caranya adalah dengan membuat clustering penelitian. Cluster yang sudah dibuat oleh ARN, sedikit kita tambah. Ada enam cluster yang ada di ARN, kemudian kita kembangkan menjadi sepuluh Cluster. Intinya sama, diantara enam cluster ada yang kita lepas jadi cluster sendiri, akan tetapi kita sesuaikan dengan kondisi perguruan tinggi. Misalnya di ARN ada cluster infrastruktur, lalu kita tambah Cluster infrastruktur, transportasi dan pertahanan. Pa d a t a h u n 2 0 1 0 i n i pengelolaan penelitian dilakukan secara otonomi perguruan tinggi. Dalam konteks ini, Dikti hanya sebagai fasilitasi dan pemungkin saja. Bagaimana melakukan ini? DP2M membuat satu sistem yang disebut Sistem Penjaminan M u t u Pe n e l i t i a n Pe r g u r u a n Tinggi (SPMPPT). DP2M sedang melakukan pemberdayaan reviewer dengan workshop. Sudah dilakukan beberapa kali workshop. Harapannya terjadi kesamaan persepsi dalam penilaian proposal penelitian, sehingga meminimalisir bias. Karena perkembangan kebutuhan, maka juga dilakukan penyegaran reviewer pengadaan bank riviewer. dan PATEN 7.900 Hasil Penelitian dan Produk Inovatif DP2M sedang konsen dengan upaya Debottlenecking dari paten, yaitu proses pengajuan yang memakan waktu. Karenanya DP2M mencoba meretas ini dengan mediasi antara Tim Penilai dari Departemen Hukum dan HAM dengan para peneliti dari Perguruan tinggi yang mengajukan paten. Dalam pertemuan ini dilakukan diskusi dan upaya perbaikan secara langsung ditempat mengenai poin persyaratan paten yang diusulkan. Dari Mediasi ini jumlah perolehan paten akan melebihi jumlah target sebanyak 15 paten. Sudah dua kali mediasi. Tahap pertama ada 36 peserta pemohon paten dan hampir sebagian besar akan mendapat paten. Mediasi

Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo Ph.D, Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Dikti bertekad membangun perguruan tinggi berbasis riset sebagai upaya membangun daya saing bangsa, dan membangun perguruan tinggi sebagai center of entrepreneur. Langkah Strategis Membangun Budaya Riset Hibah Penelitian bagi Dosen dan Program Insentif Peneliti dan Perekayasa Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Dikti setiap tahun melakukan evaluasi penelitian secara institusi, baik terhadap penelitian perguruan tinggi yang dilakukan oleh dosen maupun paket-paket penelitian (sebanyak limaribuan lebih paket) bagi peneliti perakayasa di litbanglitbang LPND. Monitoring dan evaluasi harian kita serahkan kepada perguruan tinggi. Monitoring dan evaluasi Institusi dilakukan oleh Dikti, kata bapak Hapsoro. Ada dua hal yang dilihat pertama, hibah 2010, karena ada hibah yang multiyears. Kemudian evaluasi untuk pemberian dana 30 persennya. Apakah masih layak untuk dilanjutkan atau dihentikan. Sementara penelitian untuk LPND sebanyak 5025 paket, sekarang sudah dilakukan seminar lebih dari 200 hasil internal memilih sepuluh

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

29

kedua diundang 29 peserta dan lagi-lagi hampir semuanya kemungkinan mendapatkan paten. Mereka hanya menunggu proses administrasi saja. Setidaknya 7.900 hasil penelitian dan produk inovatif perguruan tinggi serta lembaga penelitian sudah dihasilkan. Meskipun demikian, perlindungan hukum atas produk itu dalam bentuk paten atau pendaftaran hak atas kekayaan intelektual masih sangat minim. Dulu, hanya sekitar 5 sampai 10 produk yang dipatenkan. Kecil sekali. Tetapi, tahun 2009, ada kenaikan menjadi sekitar 136 produk, kata Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Mohammad Nuh saat penandatanganan kerja sama perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) di perguruan tinggi yang berlangsung di Jakarta, yahun silam. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

yaitu Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Suharna Surapranata. Dalam kesempatan yang sama, Direktorat HAKI juga menandatangani kerja sama dengan enam perguruan tinggi, yaitu Universitas Diponegoro, Semarang; Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Universitas Padjadjaran, Bandung; Universitas Muhammadiyah, Jakarta, Universitas Muhammadiyah, Malang; dan Universitas Trisakti, Jakarta. Ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada peneliti yang banyak menghasilkan karya di perguruan tinggi dan lembaga penelitian, ujar Patrialis. Menurut Prof. Mohammad Nuh, ada sekitar 150.000 dosen dan peneliti di perguruan tinggi,

baik negeri maupun swasta, s e r t a p e n e l i t i d i Le m b a g a Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan berbagai lembaga penelitian lainnya. Mereka banyak menghasilkan karya ilmiah dan inovasi. Namun, sangat sedikit yang dilindungi secara formal hak kekayaan intelektualnya, katanya. Salah satu kendala yang menyulitkan, tambah Mohammad, adalah susahnya menyusun atau menggubah bahasa dari bahasa yang terlalu teknis terapan ke bahasa hukum. Selain itu, waktu pengurusan pun terlalu lama. Kurang praktis. Terkait dengan persoalan bahasa, Direktur Jenderal HaKI Andi Someng Nurzaman mengatakan, pihaknya sudah mengadakan pelatihan mengenai hal tersebut.

Garuda (Garba Rujukan Digital) Salah satu kerja keras dari DP2M terbukti lagi dengan peluncuran Garba Rujukan Digital (Garuda), sebuah portal rujukan ilmiah nasional secara resmi diluncurkan pada akhir tahun silam di Jakarta. Portal bisa diakses di http://garuda.dikti.go.id Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan referensi ilmiah Indonesia yang merupakan titik akses terhadap karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi dan peneliti Indonesia. Garuda yang mencakup ratusan ribu meta data yang masuk antara lain e-journal domestik, tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, dan disertasi), paten, prosiding, Standar Nasional Indonesia (SNI), Pidato pengukuhan guru besar para akademisi dan laporan penelitian. Garuda bertekad ingin menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah nasional. Diharapkan terjadi kolaborasi penelitian, terwujudnya penelitian bertaraf internasional dan segala plagiarisme, duplikasi penelitian bisa dihilangkan.

30

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Gambar : google.com

Cara mengakses E-Journal Internasional Meskipun dari waktu ke waktu peringkat perguruan tinggi di Indonesia mengalami peningkatan, tetapi secara keseluruhan kualitas perguruan tinggi masih perlu sekali untuk ditingkatkan. Jumlah publikasi internasional masih sangat rendah, demikian pula dengan inovasi dalam bentuk paten dan HAKI lainnya. Kurangnya publikasi mahasiswa dan dosen di jurnal ilmiah internasional di antaranya adalah karena kurangnya akses ke khasanah pengetahuan dunia yang up to date melalui jurnal-jurnal ilmiah internasional. Karena tidak ada akses ke jurnal ilmiah terbaru, maka sering kali pembelajaran dan penelitian di perguruan tinggi ketinggalan jaman. Banyak penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa sudah kadaluarsa sehingga hasil karya tulisnya tidak bisa masuk dalam publikasi internasional. Demikian pula dengan inovasi yang dihasilkan, karena tidak ada akses yang baik atas riset dan perkembangan terkini, maka invensi dan inovasi yang dihasilkan para dosen sulit untuk bisa mendapatkan paten. Pada akhirnya harapan masyarakat agar perguruan tinggi bisa berperan dalam pengembangan iptek dan daya saing nasional tidak tercapai. Bagi sebagian besar Perguruan Tinggi, berlangganan jurnal ilmiah internasional terlalu mahal dan tidak terjangkau dengan anggaran yang ada. Di beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, pemerintah negara tersebut melanggankan jurnal internasional secara nasional (nation-wide subscribtion) untuk

seluruh atau sebagian besar perguruan tinggi mereka. Melalui langganan secara nasional tersebut bisa diperoleh harga per mahasiswa atau per titik akses yang jauh lebih rendah daripada berlangganan secara sendiri-sendiri. Dengan kemajuan teknologi informasi, saat ini sebagian besar jurnal internasional terkemuka sudah tersedia dalam bentuk media digital (e-journal) demikian pula dengan terbitan ilmiah seperti theses dan disertasi. Melalui media digital, informasi terkini bisa diperoleh dengan sangat cepat, kapan saja dan di manapun juga selama ada akses ke internet. Melanggan jurnal dan bahan pustaka lain dalam bentuk digital juga lebih murah dan lebih ramah lingkungan karena tidak perlu mencetak dan tidak ada biaya pengiriman. Mengingat bahan pustaka, terutama jurnal ilmiah, merupakan jantung bagi pengembangan pendidikan tinggi, maka sangatlah perlu bagi warga perguruan tinggi untuk mendapat akses ke bahan pustaka terkini. Hanya dengan itulah, maka perkembangan riset dan pembelajaran akan bisa up-todate dan kemajuan pengetahuan akan dapat dicapai. Tujuan Tujuan dari program ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran dan riset di perguruan tinggi melalui pemberian akses ke khasanah pengetahuan dunia yang terkini melalui jurnal ilmiah dan bahan pustaka digital secara nasional. Diharapkan melalui kemudahan akses dan merata secara nasional, maka peningkatan kualitas perguruan tinggi akan terjadi secara lebih

merata dengan pembiayaan yang lebih efektif dan efisien. Dengan demikian program ini juga akan meningkatkan kesetaraan dan kesepadanan hak akses atas informasi bagi masyarakat perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Akses Jurnal Elektronik yang disediakan: 1. ProQuest, mencakup bidang ilmu: - Bidang Agama - Bidang Ilmu Sosial - Bidang Pertanian - Bidang Sains - Bidang Seni Akses melalui URL: www.proquest. com/pqdweb 2. EBSCO, mencakup bidang ilmu: - Bidang Teknik - Bidang Bisnis - Bidang Kedokteran Akses melalui URL: http://search. epnet.com 3. Cengage, mencakup bidang ilmu - Bidang Sains - Bidang Pendidikan - Bidang Ilmu Sosial Akses melalui URL: www.infotrac. galegroup.com/itweb Bagi perguruan tinggi yang belum memiliki username dan password, harap menghubungi kopertis wilayah masing-masing untuk mendapatkan akses yang telah dibuatkan untuk setiap perguruan tinggi Cara penggunaan E-Journal silahkan buka Panduan E-Journal.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

31

Foto : http://basori.staff.fkip.uns.ac.id

Membangun Perguruan Tinggi sebagai Center of Enterpreneurship


Quantum Leap, Enterpreneurship Changes Nations
oleh Dikti adalah dalam konteks memberi pengalaman keberanian mengambil dan menghitung resiko tersebut. Ini juga dalam rangka memastikan terpenuhinya syarat pengalaman wirausaha dua tahun, untuk mendapatkan akses permodalan regular. Mahasiswa memiliki rencana yang jelas, sehingga usahanya berkembang dan dana terus bergulir. Untuk menjamin keberlanjutan ini menurut Prof. Fasli Jalal, ada perguruan tinggi yang menempatkan saham dalam usaha yang dirintis oleh mahasiswa. Ada yang membuat satu model, bahwa bagi yang sudah berhasil akan mengembalikan uang ke dalam satu tempat di luar dana pemerintah dan dipakai untuk membantu mahasiswa-mahasiswa yang lain. Setelah dua tahun mencoba melakukan dan berkembang ini akan membuka kemungkinan akses perbankan. Bank Indonesia di beberapa tempat sudah minta kepada kalangan perbankan bahwa 40 juta paket kewirausahan yang diterima oleh satu tim kewirausahaan mahasiswa sudah bisa dinilai sebagai equity 30 persen. Kalau usaha berjalan perbankan bisa masuk dengan 70 per sen saham atau modal. Spirit Kewirausahaan Mahasiswa Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dan keberanian mengambil dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan baik. Melihat antusiasme mahasiswa Indonesia aktif berkreasi dan berkompetisi dalam menampilkan proposal terbaik dalam program kewirausahaan mahasiswa yang dikembangkan oleh DP2M Dikti, meyakinkan kita bahwa menjadi pengusaha itu banyak yang mau. Apalagi ini adalah model kewirausahaan yang berbasis pengetahuan dan kreativitas. Ide menjadi modalnya dan uang hanya menjadi jembatan saja. Sudah lebih dari sepuluh ribu mahasiswa terlibat dalam paket kewirausahaan mahasiswa DP2M Dikti. Artinya paket-paketnya cukup kompetitif dan diperkirakan satu berbanding lima belas. Prof. Fasli Jalal, Wamendiknas yang juga sebagai Dirjen Dikti mengatakan, Program kewirausahaan mahasiswa yang telah dimulai Triple Helix BIG (business, intellectual, dan government) Program ini mensinergikan antara tiga pelaku yaitu Business, Intellectual dan Government (BIG) untuk tujuan meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa. Dikti dan Kadin membuktikan bahwa kerjasama ini sangat mungkin untuk dilakukan dan bukan sekedar diskursus. Dalam Konvensi tahun lalu digelar berbagai aktivitas dan produk sinergi BIG 2009 Dikti dan Kadin. Pemutaran film video kegiatan sinergi BIG 2009, lounching portal sinergi BIG, penyerahan plakat sinergi BIG. Melalui sinergi BIG ini telah dilakukan beberapa kegiatan diantaranya peningkatan kapasitas SDM kewirausahaan di perguruan tinggi: Workshop kewirausahaan mahasiswa, pelatihan dosen kewirausahaan di enam perguruan tinggi, peningkatan jejaring: pembuatan portal BIG, survey awal kebutuhan pengguna seta penyusunan database hasil riset dan PPM perguruan tinggi, penyusunan Cetak Biru Sinergi BIG dan Konvensi Nasional, promosi sinergi BIG: launching program, Pameran IFRA, PPKI dan Pangan Nusa.

32

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd

Direktorat Ketenagaan

Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS)


TERM OF REFERENCE (ToR) PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN S2 DAN S3 BEASISWA PENDIDIKAN PASCASARJANA (BPPS) TAHUN 2009 1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Pendidikan Tinggi merupakan sektor penting dalam upaya memperkuat daya saing bangsa. Perguruan Tinggi merupakan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), yaitu menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, jujur, berkualitas, demokratis dan mampu menghadapi tantangan dan persaingan antar bangsa. Hal yang sama dinyatakan dalam Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 20032010, bahwa perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang memiliki tanggung jawab dan mampu berkontribusi pada daya saing bangsa. Dosen merupakan komponen penting dalam perguruan tinggi. Meningkatnya kualitas dosen akan secara langsung meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, khususnya pada pasar 46 ayat 2 yang menyatakan bahwa dosen diharuskan memiliki kualifikasi akademik tertentu yaitu: (a) lulusan program magister untuk program sarjana dan program diploma, dan (b). lulusan program doktor untuk program pascasarjana. Oleh karena itu upaya peningkatan kualifikasi akademik dosen dapat dilakukan melalui pemberian Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS). Untuk mencapai kualifikasi tersebut dalam waktu yang terbatas, maka Program BPPS perlu diperluas dan diakselerasi. b. Gambaran Hukum Perguruan Tinggi (PT) adalah penyelenggara pendidikan tinggi yang mempunyai peran penting dalam daya saing bangsa. Dosen sebagai salah satu komponen Sumber Daya Manusia (SDM) dari suatu perguruan tinggi mempunyai peran sentral dan strategis. Kualitas dosen akan menentukan kualitas perguruan tinggi. Kualitas PT menentukan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan daya saing bangsa. Meningkatnya kualitas pendidikan tinggi diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa. Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi memiliki peran yang besar dalam peningkatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan daya saring bangsa. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dalam hal ini adalah dosen, pada perguruan tinggi merupakan upaya stategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Agar peran perguruan tinggi yang strategis ini berjalan dengan baik haruslah ditunjang oleh dosen-dosen dengan kualitas unggul. Untuk memperoleh dosen berkualitas unggul, perencanaan yang terarah dan matang perlu disusun dengan baik. Salah satu meningkatkan kualitas dosen adalah melalui studi lanjutan ke jenjang pascasarjana (S2/S3). D i r e k t o r a t Ke t e n a g a a n Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas dosen melalui pendidikan lanjutan ke jenjang S2/S3 seperti yang diamanatkan dalam UU 14 tahun 2005. Oleh karena itu, Program Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Ditnaga-Ditjen Dikti sangat membantu untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa. c. Alasan Kegiatan dilaksanakan Sampai tahun 2007 terdapat 155.466 dosen yang tersebar di 89 perguruan tinggi negeri (63.500 orang) dan sekitar 2.850 perguruan tinggi swasta (91.966 orang) di seluruh Indonesia. Di perguruan tinggi negeri, dosen yang berkualifikasi magister (S2) dan/ atau doktor (S3) sudah mencapai 68%. Sementara di perguruan tinggi swasta baru mencapai 47%.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

33

Secara keseluruhan jumlah dosen yang memiliki kualifikasi magister (S2) dan/atau doktor (S3) adalah sekitar 52 persen atau setara dengan 81.291 orang. Sementara itu target dalam rencana Strategis Ditjen Dikti pada tahun 2009 harus mencapai angka 70% dosen PTN dan PTS sudah berkualifikasi S2/S3. Di akhir tahun 2008, dosen yang belum berkulalifikasi S2/S3 adalah 58.934 orang. Untuk mencapai target 70% tersebut perlu dilakukan berbagai inovasi baru dari upaya yang telah dilakukan. Pemerintah melalui Ditjen Dikti terus berupaya mendorong dan meningkatkan kualitas dan kualifikasi dosen berpendidikan pascasarjana melalui berbagai cara, diantaranya melalui (1) pemberian beasiswa kepada dosendosen Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang memenuhi persyaratan untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat pascasarjana, (2) percepatan pencapaian target jumlah dosen berpendidikan pascasarjana melalui berbagai inovasi penyelenggaraan BPPS. 2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN a. Uraian Kegiatan Pada tahun 2009 pembiayaan BPPS untuk mahasiswa angkatan baru dipusatkan di DIPA Ditjen Dikti. Untuk itu pengalokasian beasiswa bagi mahasiswa baru penerima BPPS akan dilakukan secara terpusat oleh Ditjen Dikti. Berdasarkan pada pelaksanaan pengelolaan BPPS sebelumnya. Ditjen Dikti akan memperluas dan meningkatkan pemberian BPPS kepada dosen yang berasal dari program studi yang dianggap penting dan perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan serta mempunyai indeks dosen S2/S3 yang rendah. Program studi yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan prioritas dalam seleksi penerima BPPS adalah program studi dari berbagai

bidang ilmu, seperti Teknologi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Pertanian, Sosial dan Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan, yang memiliki nilai strategis bagi pembangunan nasional. Untuk itu, sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan proses seleksi penerima BPPS dapat dilakukan berdasarkan pada indeks program studi dan indeks dosen yang telah memiliki kualifikasi akademik pascasarjana di instansi atau program studi yang bersangkutan. b. Batasan Kegiatan Pendidikan pascasarjana terbuka bagi calon mahasiswa pascasarjana warga Negara Indonesia dan warga Negara Asing, yang memenuhi persyaratan akademik dan administratif yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara yang bersangkutan. Pendidikan pascasarjana yang terdiri atas program magister dan program doktor mewajibkan mahasiswa menformulasikan bidang keilmuannya melalui tesis atau disertasi. Pendidikan ini dilaksanakan berdasarkan Sistem Kredit Semester (SKS), dan satu semester berlangsung 16 (enam belas) minggu atau 16 kali pertemuan kuliah atau praktikum. Program magister adalah pendidikan akademik untuk meraih gelar universitas kedua, yaitu magister, dengan beban studi sekurang-kurangnya 36 (tiga puluh enam) SKS, dan sebanyakbanyaknya 50 (lima puluh) SKS ditempuh selama 4 (empat) semester, dan paling lama 10 (sepuluh) semester. Program doktor adalah pendidikan akademik untuk meraih gelar universitas ketiga, yaitu doktor, dengan perlakuan sebagai berikut: 1. Mahasiswa program doktor lulusan pendidikan sarjana dan bidang ilmunya sebidang dengan program doktor yang

diikutinya, harus memenuhi beban studi sekurangkurangnya 76 (tujuh puluh enam) SKS, ditempuh sekurangkurangnya 8 (delapan) semester, dan paling lama 12 (dua belas) semester. 2. Mahasiswa program doktor lulusan pendidikan sarjana dan bidang ilmunya tidak sebidang dengan program doktor yang diikutinya, harus memenuhi beban studi sekurangkurangnya 88 (delapan puluh delapan) SKS, dan ditempuh sekurang-kurangnya 9 (sembilan) semester, dan paling lama 13 (tiga belas) semester. 3. Mahasiswa program doktor lulusan pendidikan magister dan bidang ilmunya tidak sebidang dengan program doktor yang diikutinya, harus memenuhi beban studi sekurang-kurangnya 52 (lima puluh dua) SKS, dan ditempuh sekurang-kurangnya 5 (lima) semester dan paling lama 11 (sebelas) semester. 4. Mahasiswa program doktor lulusan pendidikan magister dan bidang ilmunya sebidang dengan program studi yang diikutinya sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) SKS, dan dapat ditempuh sekurang-kurangnya 4 (empat) semester dan paling lama 10 (sepuluh) semester. B e a s i s w a Pe n d i d i k a n Pascasarjana (BPPS) adalah Beasiswa Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang hanya diperuntukkan bagi dosen perguruan tinggi yang ada di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dandalam jumlah terbatasdosen perguruan tinggi di lingkungan Departemen Agama (UIN, IAIN atau STAIN) yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS); dosen PNS yang dipekerjakan di perguruan tinggi swasta (DPK); dan dosen Tetap Yayasan yang telah mempunyai NIK Yayasan serta telah memiliki angka kredit jabatan akademik

34

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

dosen minimal Asisten Ahli. 3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN a. Maksud Kegiatan Untuk mendukung program pembinaan pengembangan dan mendorong percepatan peningkatan mutu dosen perguruan tinggi melalui peningkatan kualitas dan kualifikasi pendidikan pascasarjana, baik untuk dosen PTN maupun PTS. b. Tujuan Kk 1. Mewujudkan visi dan misi Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, melalui pemberian beasiswa kepada dosen yang mengikuti pendidikan pascasarjana, baik magister (S2) maupun doktor (S3), pada program pascasarjana yang dikelola perguruan tinggi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2. Mempercepat pencapaian kualitas dan kualifikasi akademik dosen pada tahun 2014, yaitu dosen minimal harus berpendidikan Magister (S2). c. Sasaran 1. M e n i n g k a t n y a k u a l i t a s perguruan tinggi -melalui pemberian beasiswa bagi dosen yang sedang mengikuti pendidikan magister (S2) dan/ atau doktor (S3)- sehingga mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kapabilitas intelektual untuk menjadi warganegara yang bertanggungjawab, dan mampu berkontribusi pada daya saing bangsa sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan tertuang dalam Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003-2010. 2. Meningkatnya kuantitas dosen

perguruan tinggi yang memiliki kualifikasi akademik magister (S2) dan/atau doktor (S3) sehingga mampu memenuhi amanat pasal 46 ayat 2 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN a. Indikator Keluaran (Kualitatif) 1. B P P S d i b e r i k a n k e p a d a penerima yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 2. Pe n e r i m a B P P S m a m p u mengikuti studi S2/S3 secara efisien dan efektif sehingga berdampak pada penyelesaian studi yang tepat waktu dengan Indeks Prestasi Kumulatif di atas rata-rata. 3. Penyelenggaraan Progam BPPS pada Perguruan Tinggi penyelenggara dan Perguruan Tinggi Pengirim berjalan dengan baik, efisien dan efektif. 4. Dosen yang telah lulus dapat berkiprah pada Perguruan Tinggi tempat ia bekerja sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya selama pendidikan pascasarjana, dan mampu mengembangkan dirinya dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. b. Keluaran (Kuantitatif) 1. Jumlah penerima BPPS pada tahun 2009 untuk Program Magister adalah 5.500 orang dan Program Doktor adalah 2.000 orang. 2. Dana yang direncanakan dan dianggarkan pada tahun 2009 dapat diserap seluruhnya pada tahun yang sama, yaitu akhir tahun 2009. 5. CARA PELAKSANAAN a. Metode Pelaksanaan Pada tahun 2009 ini, Program BPPS diselenggarakan melalui 2 (dua) cara utama, yaitu 1. a l o k a s i B P P S d i b e r i k a n

kepada Perguruan Tinggi (PT) penyelenggara, dan 2. alokasi BPPS diberikan kepada Perguruan Tinggi pemilik dosen atau pengirim. Metode pertama adalah metode yang selama ini dilakukan, sedangkan metode kedua adalah metode yang pertama kali dilakukan pada tahun ini yang merupakan inovasi penyelenggaraan metode sebelumnya. Metode Pertama: Dosen yang berminat mengikuti pendidikan pascasarjana (S2/S3) dengan bantuan BPPS Ditjen Pendidikan Tinggi, terlebih dahulu harus diusulkan oleh pimpinan perguruan tinggi asal tempat bekerja kepada masing-masing pimpinan Program Pascasarjana (PPs) untuk mengikuti seleksi akademik yang dilaksanakan oleh masing-masing PPs. Setelah proses seleksi, PPs mengusulkan calon penerima ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan dana BPPS alokasi PT penyelenggara. Selanjutnya, usulan daftar c a l o n pe n e r i m a B PP S da r i masing-masing PPs yang telah ditandatangani oleh Direktur/ Ketua PPs akan diproses oleh Ditjen Pendidikan Tinggi. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi tentang penetapan penerima BPPS tahun 2009 akan diterbitkan pada bulan Juni 2009 yang sekaligus akan dijadikan dasar pengumuman dan pemanggilan peserta penerima BPPS oleh masing-masing PPs Metode Kedua: Perguruan Tinggi pengirim mempunyai alokasi BPPS sendiri. Alokasi tersebut dapat diperoleh dengan mengirimkan Proposal Pengembangan Sumberdaya Manusia (dosen) PT tersebut, selama sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun ke depan, kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dosen yang berminat
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

35

mengikuti pendidikan pascasarjana (S2/S3) dengan bantuan BPPS Ditjen Pendidikan Tinggi, terlebih dahulu harus mendaftar ke perguruan tinggi asal tempat bekerja untuk mendapatkan prioritas calon penerima BPPS dari alokasi perguruan tingginya (PT pengirim). Setelah ditetapkan sebagai calon penerima BPPS alokasi PT pengirim, yang bersangkutan dapat mendaftar ke PPs yang dituju (sesuai rencana pengembangan PT pengirim) untuk mengikuti seleksi masuk PPs PT yang dituju. Setelah lulus seleksi, calon penerima BPPS alokasi PT pengirim diajukan PT penyelenggara sebagai penerima BPPS ke Ditjen Dikti. Yang bersangkutan sudah dipastikan sebagai penerima BPPS apabila sesuai dengan alokasi BPPS PT Pengirim. b. Tahapan Kegiatan Program BPPS dilakukan meliputi 10 (sepuluh) tahapan kegiatan yang merupakan satu kesatuan, yaitu: 1. Proses Pengalokasian (Oktober - Des) 2. Seleksi Akademik (Feb - April) 3. Usulan ke Ditjen Dikti (Mei - Juni) 4. Proses di Ditjen Dikti (Juli - Agustus) 5. Penetapan Penerima BPPS (Agustus) 6. Penerbitan SK Dirjen Dikti (Agustus) 7. Awal Perkuliahan (Sept Des) 8. Proses Penggantian 9. Monitoring dan Evaluasi 10. Penyusunan Laporan (Desember) 6 . T E M PAT P E L A K S A N A A N KEGIATAN Program BPPS dilaksanakan p a d a Pe r g u r u a n T i n g g i Penyelenggara. Tahun 2009 ini, ada 53 Perguruan Tinggi yang diberi wewenang Ditjen Dikti untuk mengelola BPPS yang meliputi 43 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 10 Perguruan Tinggi Swasta (PTS),

yaitu sebagai berikut: Daftar Pernguruan Tinggi Penyelenggara BPPS. Perguruan Tinggi Negeri (PTN): 1. Unsyiah 2. USU 3. Unimed 4. Unand 5. UNP 6. Unsri 7. Unila 8. UI 9. UNJ 11. ITB 12. Unpad 13. UPI 14. Unsoed 15. UGM 16. UNY 17. ISI Yogyakarta 18. Undip 19. Unnes 20. UNS 21. ISI Surakarta 22. ITS 23, Unair 24. Unesa 25. UB 26. UM 27. Unej 28. Unud 29. Undiksha 30. Unmul 31. Unlam 32. Unsrat 33. Unima 34. Unhas 35. UNM 36. Undana 37. Untan 38. Unib 39. Unpatti 40. Untad 41. Unpar 42. UNG 43. Unja Perguruan Tinggi Swasta (PTS): 1. Unika Atmajaya Jakarta 2. Uhamka Jakarta 3. Unpak Bogor 4. Unmuh Surakarta 5. UII Yogyakarta 6. UIEU Jakarta 7. STF Driyarkara Jakarta 8. Uninus Bandung

9. Unmuh Malang 10. Untar Jakarta 7.`PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN a. Pelaksana Kegiatan P r o g r a m Pa s c a s a r j a n a Perguruan Tinggi b. Penanggung Jawab Kegiatan Direktur Ketenagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi c. Penerima Manfaat Dosen Penerima BPPS dan Perguruan Tinggi Pengirim 8. JADWAL KEGIATAN Proses penyelenggaraan program BPPS berlangsung selama satu tahun anggaran, dimulai setiap bulan September. Jadwal kegiatan dari mulai alokasi jumlah penerima untuk masing-masing PPs hingga penetapan penerima BPSS oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut Jadwal Kegiatan Program BPPS : 1. Proses Pengalokasian 2. Seleksi Akademik di PPS 3. Usulan ke Ditjen Dikti 4. Proses di Ditjen Dikti 5. Penetapan Penerima BPPS 6. Penerbitan SK Ditjen Dikti 7. Awal Perkuliahan 8. Proses Penggantian 9. Monitoring dan Evaluasi 10. Penyusunan Laporan 9.BIAYA Pembiayaan BPPS untuk mahasiswa angkatan baru tahun 2009 dipusatkan di DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebesar Rp. 115.886.080.000, sedangkan pembiayaan BPPS untuk mahasiswa tahun sebelumnya (on-going) berada pada DIPA Perguruan Tinggi masing-masing penyelenggara PPs.

36

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

I B
nfo

easiswa

Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri


Latar Belakang Besarnya perhatian pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu dan kualifikasi pendidikan dosen ditunjukkan bukan saja dengan memperluas kesempatan dosen untuk mengikuti pendidikan dalam negeri, tetapi mulai tahun 2007 juga telah dialokasikan sejulah dana untuk pendidikan S2/S3 luar negeri. Hal ini menjadi istimewa, karena peluang untuk mengikuti pendidikan luar negeri bagi dosen yang selama ini cenderung hanya mengandalkan dana hibah luar negeri (grant), tetapi pada tahun anggaran 2007 juga telah teralokasi dana pendidikan S2/ S3 luar negeri dengan komponen 100% rupiah murni. Kegiatan ini sudah dirintis persiapannya sejak tahun anggaran 2007, dan telah berhasil menyusun rambu-rambu pengajuan proposal, sosialisasi ke perguruan tinggi serta rekriuitmen calon. perguruan-perguruan tinggi terakreditasi dari negara-negara maju. Dimungkinkan juga beasiswa ini disediakan untuk membantu penyelesain studi bagi dosen yang sedang mengikuti pendidikan luar negeri, dengan kriteria tertentu. Di samping itu juga akan dirintis untuk penyelenggaraan pendidikan model sandwich.

Tujuan Peningkatan mutu dan kualifikasi dosen, terutama untuk bidang-bidang ilmu unggulan yang memerlukan high tech penelitian.

1. S e l e k s i / P e m a n f a a t a n Beasiswa Hibah Luar Negeri Latar Belakang Beasiswa yang dikelola oleh Subdit Pengembangan Ketenagaan adalah jenis beasiswa hibah luar negeri (grant) dalam rangka
No.5/Vol.1/Juni 2010

Sasaran Pada tahun 2007 dialokasikan 150 beasiswa untuk dosen perguruan tinggi negeri dan swasta, diprioritaskan yang akan mengikuti pendidikan di

MajalahKampus

37

kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan negaranegara sahabat. Pada tahun anggaran 2006 masih akan mengelola beasiswa-beasiswa hibah luar negeri, seperti: Beasiswa Pemerintah Jepang (Monbukagakusho); Beasiswa Pemerintah Jerman (DAAD); Beasiswa Pemerintah Australia (ADS/AusAID); Beasiswa ASEA UNINET Beasiswa SEAMEO-SEARCA, dan beasiswa lainnya; Hal yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa pada prinsipnya pihak pemberi beasiswa menuntut bahwa calon penerima beasiswa adalah calon yang benar-benar memenuhi kualifikasi administratif dan potensi akademik yang tinggi. Untuk memenuhi tuntutan ini perlu dilakukan langkah-langkah penyiapan calon karyasiswa luar negeri secara cermat. Untuk mencapai sasaran ini diperlukan serangkaian proses seleksi, dimulai dari proses penawaran beasiswa luar negeri ke seluruh PTN dan PTS, proses praseleksi dan Joint Selection (interview) serta Final Meeting (forum penentuan calon yang lulus joint selection).

ini, tawaran beasiswa luar negeri tersebut dapat juga diakses melalui website http://www.ditnaga-dikti. org Dalam penawaran tersebut disampaikan secara lengkap informasi mengenai: Persyaratan/kualifikasi calon (eligibility) Bidang ilmu yang ditawarkan D o k u m e n y a n g h a r u s dilampirkan Mekanisme pelamaran Batas waktu pendaftaran Di samping itu dalam penawaran tersebut juga dilampirkan application form untuk aplikasi beasiswa dan Form A Ditjen Dikti untuk keperluan praseleksi.

Penawaran Beasiswa Luar Negeri Informasi beasiswa luar negeri diperoleh dari Kedutaan Besar negara pemberi beasiswa. Setelah informasi beasiswa diterima, kemudian diumumkan secara terbuka ke seluruh perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta, melalui post kilat, dan mulai tahun anggaran 2004

Pendataan Setelah sampai pada batas waktu pendaftaran (closing date) kemudian dilakukan pendataan terhadap berkas lamaran yang masuk. Pendataan yang dilakukan meliputi: Nama Pelamar Tanggal lahir/usia Perguruan tinggi asal Status Kepegawaian (NIP, Prajabatan dan Karpeg) Bidang ilmu yang diinginkan Jenjang Program/ Strata (S2/ S3) Pengalaman penelitian (karya ilmiah yang dipublikasikan) TOEFL Score Indeks Prestasi Kumulatif (IPK/ GPA) Latar belakang pendidikan Pendataan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung proses seleksi selanjutnya.

Praseleksi Kegiatan berikutnya dalam rangka rekruitmen calon dilakukan oleh tim khusus yang dibentuk oleh Bagian Proyek. Tugas Tim ini antara lain meneliti berkas lamaran, terutama menyangkut: Latar belakang akademik Usia (bila pihak pemberi beasiswa membatasi usia pelamar) Kesesuaian bidang ilmu, terkait dengan tersedianya bidang ilmu, calon professor dan lapangan penelitian/ laboratorium di perguruan tinggi tujuan TEOFL Score IP Kumulatif pada jenjang pendidikan sebelumnya Kualitas research proposal Aktifitas dalam penelitian (jumlah penelitian yang pernah dilakukan, seminar yang pernah diikuti, dsb) Kemampuan penulisan bahasa Inggris/Jepang Komunikasi/korespondensi dengan calon professor pembimbing Serta meneliti kelengkapan administratif lainnya. Kegiatan tersebut lazim disebut dengan istilah praseleksi. Berdasarkan penelitian tersebut, bagi pelamar yang dinyatakan memenuhi kualifiksi akademik dan administratif, berhak mengikuti seleksi tahap berikutnya (joint selection)

Joint Selection Joint selection merupakan suatu kegiatan interview terhadap pelamar, yang dilakukan oleh suatu tim yang dibentuk Bagian Proyek, yang terdiri dari para

38

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

pakar dalam bidang ilmu sesuai sebaran pelamar. Tim seleksi merupakan gabungan dari pihak negara pemberi beasiswa dan pihak Indonesia. Keunggulan Tim joint selection ini adalah dari anggotanya yang ditunjukkan oleh persyaratan sebagai berikut: T a m a t a n pendidikan Pascasarjana dari perguruan tinggi dari negara pemberi beasiswa (biasanya juga ex penerima beasiswa yang bersangkutan) Memiliki informasi dan referensi akademik yang luas tentang pendidikan tinggi di negara pemberi beasiswa Memiliki pengalaman dalam melakukan seleksi calon karyasiswa luar negeri Sebelum pelaksanaan joint selection t e r l e b i h d a h u l u dilakukan rapat persiapan untuk membahas: a. Jadwal pelaksanaan seleksi b. Penentuan pusat seleksi berdasarkan sebaran calon c. P e n g e l o m p o k a n tim berdasarkan latar belakang pendidikan d. Penanganan berkas lamaran e. Kriteria penilaian dan scoring (format penilaian) Joint selection dilakukan dalam bentuk interview langsung yaitu suatu proses wawancara secara individual dalam bahasa Inggris yang dilakukan oleh tim gabungan antara negara pemberi beasiswa dan Indonesia. Setiap calon diberikan waktu antara 3045 menit. Hasil wawancara setiap calon didiskusikan oleh tim dan ditetapkan score untuk item-item sebagai berikut: Indeks Prestasi Kumulatif (GPA)

Letter of Acceptance (surat penerimaan dari perguruan tinggi tujuan atau surat dari calon professor) Research Proposal (rencana penelitian) Experience or Knowledge (penampilan akademis) Kemampuan berbahasa Inggris/ Jerman/Jepang Motivation Tiap-tiap calon dinilai sesuai dengan kriteria di atas, kemudian diranking menurut jumlah score yang dicapai oleh masing-masing calon. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses seleksi yang dilakukan oleh Ditjen Dikti merupakan proses yang benarbenar obyektif dan transparan dan masing-masing calon (baik dosen PTN maupun PTS) mempunyai kesempatan yang sama untuk lulus. Sasaran pokok joint selection adalah untuk mencari informasi secara lengkap dan detail untuk menentukan apakah seorang calon mempunyai potensi akademik yang memadai untuk mengikuti studi tingkat pascasarjana di negara sasaran. Perlu dijelaskan di sini berkaitan dengan pelaksanaan seleksi, bahwa jumlah peserta seleksi calon pemakai besiswa luar negeri dari tahun ke tahun selalu tidak sama untuk setiap jenis beasiswa, ada jenis beasiswa dengan peminat besar dan ada beasiswa yang peminatnya kecil. Hal tersebut dengan sendirinya juga berdampak pada perencanaan kegiatan dan penggunaan dana, sehingga dalam PO dan DIP , jumlah peserta seleksi tidak dirinci secara detail, dengan maksud agar ada fleksibelitas. Waktu pelaksanaan seleksi juga bervariasi, tergantung

dari datangnya tawaran beasiswa dari negara donor. Seleksi dilaksanakan di tempat-tempat tertentu di lingkungan perguruan tinggi, tergantung dari jumlah dan distribusi calon per wilayah. Demikian pula jenis bidang ilmu yang diminati oleh peserta dan jumlah peserta seleksi, turut menentukan jumlah anggota tim seleksi untuk setiap pusat seleksi.

Final Meeting Final meeting merupakan forum untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan joint selection secara keseluruhan dan menetapkan calon yang lulus joint selection. Forum tersebut dihadiri oleh pimpinan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, perwakilan dari Kedutaan Besar negara pemberi beasiswa dan anggota lengkap tim joint selection.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

39

Ir. Hendarman, M.Sc, Ph.D

Direktorat Kelembagaan

PELAYARAN KEBANGSAAN
Latar Belakang Sejak tahun 2001 hingga tahun 2007 Ditjend Dikti bekerja sama dgn TNI AL mengadakan Pelayaran Kebangsaan I-VII. Kegiatan serial ini bernilai strategis, karena dapat membekali wawasan kebangsaan kepada para peserta sebagai kader bangsa. Selain itu PK I-VII juga dimaksudkan selain sebagai pengenalan demografi kepulauan Indonesia, juga lebih ditekankan kepada penggalangan solidaritas sosial yang diwujudkan dalam anjangsana, tatap muka serta kegiatan sosial, penguatan solidaritas sosial dan solidaritas nasional untuk memperkokoh nasionalisme dan wawasan kebangsaan. Pada tahun 2008, Program Kebangsaan ini diubah orientasinya dengan menekankan pada aspek penelitian yang melibatkan dosen maupun mahasiswa di PTN dan PTS. Penelitian yang dilakukan difokuskanpadaaspekkelautanatau maritim. Mengingat begitu besarnya keanekaragaman hayati dan sumber daya kelautan di Indonesia yang belum digali dan dieksplorasi, sehingga menghasilkan penelitianpenelitian berkualitas sekaligus dapat mengangkat publikasi nasional maupun internasional yang berasal dari perguruan tinggi. Dalam kaitan ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Kelembagaan bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi. Kegiatan Pelayaran Kebangsaan I VII Tahun 2001 2007 Sebanyak 155 Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta dari berbagai provinsi seluruh Indonesia mengikuti pelayaran kebangsaan VII tahun 2007. Pelayaran di bawah pimpinan Dansatgas Kolonel Marinir Heru Purnomo ini merupakan kerjasama Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan TNI Angkatan Laut yang berlangsung selama 10 hari dengan rute pelayaran Jakarta-KupangAtambua-Atapupu dan berakhir di kota pahlawan Surabaya. Selasa 12 Juni 2007, bertempat di dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta Utara, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof. Dr. Bambang

40

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Sudibyo didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Slamet Soebijanto, para asisten Kasal, para Pangkotama dan pejabat teras TNI AL dan Depdiknas melepas keberangkatan para peserta. Pelayaran dengan tema Bangun Kemaritiman Indonesia dan Infrastruktur Pulau Terdepan Menuju Negara Kepulauan ini untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air

patriotisme dan wawasan kebangsaan untuk membangun kembali nation and character building, merupakan sumbang saran terhadap visi pembangunan Indonesia yang berpihak kepada rakyat sesuai dengan cita-cita menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera mempererat tali persaudaran dan solidaritas nasional dengan semangan Bhineka Tunggal Ika serta mengenal pulau-pulau terpencil kepulauan

perilaku yang baik selama mereka di kampus. Setiap universitas baik negeri maupun swasta hanya mengirimkan dua perwakilan untuk mengikuti pelayaran kebangsaan. Antusiasme mahasiswa untuk mengikuti pelayaran ini begitu besar, terbukti dengan jumlah peminat yang setiap tahunnya selalu meningkat. Dipilihnya rute Jakarta-KupangAtambua-Atapupu-Surabaya, yang bersifat outbound

Pelayaran Kebangsaan

di kalangan mahasiswa-mahasiswi yang pelaksanaannya sudah terprogram setiap tahun sekaligus merupakan ajang bertukar pikiran dan sarana persahabatan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai proses pembelajaran interaksi sesama komponen generasi muda serta interaksi sesama manusia menuju peradaban dikalangan mahasiswamahasiswi. Disamping itu juga untuk menumbuhkembangkan rasa

nusantara yang terdiri dari berbagai keragaman, perbedaan dan kemajemukan budaya dalam ranah nasionalisme indonesia bagi mahasiswa-mahasiswi. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Satrio Soemantri Brodjonegoro (kala itu) untuk bisa mengikuti pelayaran kebangsaan para mahasiswa wajib membuat karya tulis yang temanya sudah ditentukan panitia. Disamping itu mereka juga harus memiliki IPK 2,75 dan harus memiliki sikap dan

bukan saja dimaksudkan sebagai pengenalan demografi kepulauan Indonesia akan tetapi lebih kepada penggalangan solidaritas sosial yang diwujudkan dalam anjangsana, tatap muka serta kegiatan sosial, penguatan solidaritas sosial dan solidaritas nasional untuk memperkokoh na-sionalisme dan wawasan kebangsaan. Sementara itu Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengatakan bahwa

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

41

program pelayaran kebangsaan dilaksanakan dalam rangka pembinaan generasi muda. TNI AL sangat mendukung kegiatan pelayaran ini karena memiliki nilai strategis dan dapat membekali wawasan kebangsaan kepada para peserta sebagai kader pemimpin bangsa. Pada saat yang bersamaan Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo menyampaikan bahwa kegiatan ini harus dipandang sebagai pengabdian kepada masyarakat dari perguruan tinggi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi melalui riset-riset. Berbagai kegiatan dilaksanakan para peserta yang terlibat dalam pelayaran ini antara lain melaksanakan diskusi untuk menggagas dan merumuskan kembali masalah-masalah kebangsaan terutama yang menyangkut keutuhan NKRI, mengajak peserta dan memerankan diri melalui ekspresi kemampuan dan komitmennya dalam memecahkan masalah, memainkan skenario mengenai pernikahan yang disetujui dan tidak disetujui karena memiliki latar belakang kultur etnik yang berbeda, dan kegiatan outbound dengan mengunjungi Kupang dan Atambua mengadakan silaturahmi dengan Gubernur NTT/Bupati Belu untuk berdialog dan melihat dari dekat tingkat kemajuan pembangunan regional dan mngenali permasalahan yang timbul dari aspek ekonomi, tenaga kerja, industri, pengangguran dan pariwisata. Para peserta mengadakan dialog dengan para pengungsi yang sudah memilih menjadi warga negara Indonesia di Kelurahan Silawan, Kec. Tastim Feto Atapupu (280 KK) dan Kelurahan Manumutin di lingkungan Bandara Haliwen Kec. Atambua Kota (1058 KK). Sedangkan kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan adalah

pengobatan gratis di desa Silawan Atapupu sebanyak 580 orang dan Desa Haliwen Atambua sebanyak 520 orang, dialog dengan masyarakat pengungsi (camp. pengungsi ex. Timor timur dan penyerahan Gedung Pertemuan Himpunan Keluarga Besar (HIKBAT) ex. pengungsi Timor Timur oleh Mahasiswa Pelayaran Kebangsaan VII/2007 Dikti dan TNI AL yang diwakili Drs. Abdul Muin Angkat dan Kolonel Marinir ST. Heru Purnomo. Didalam pelayaran ini peserta dapat menikmati dan dapat melihat secara langsung ex. pengungsi Timor Timur, kekayaan alam bangsa Indonesia dari segi kelautan dan dari segi keranahan budaya bangsa serta dapat memahami kebaharian yang disajikan pembimbing. Keakrabanpun terjadi diantara mahasiswa, panitia dan ABK KRI Makasar-590 yang berbeda suku, ras dan agama serta latar belakang Perguruan Tinggi. Ahli sejarah Maritim Universitas Indonesia Susanto Zuhdi memandang kegiatan ini sebagai suatu kegiatan yang sangat besar manfaatnya terutama untruk menumbuhkan kesadaran akan lingkungan geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan. Selama ini kesadaran akan lingkungan geografis tersebut masih sangat rendah. Hal lain yang dapat dibangun melalui pelayaran adalah kesadaran sejarah ujarnya. Pelayaran Kebangsaan ke VII tahun 2007 ini menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makasar-590 Kapal baru TNI AL jenis Landing Platform Dock (LPD) yang diproduksi oleh Daesun Shipbuildings & Enginieering Co. Ltd. dengan panjang 122 meter dan dapat mengangkut sekitar 507 personel 13 kendaraan temput tank, lima helikopter yang menggunakan teknologi khusus stealth design dan sejumlah peralatan militer lainnya. Kapal

ini dikomandani oleh Letkol Laut (P) Taat Siswo Sunarto dan diawaki 100 personel terdiri dari 3 Perwira Menengah (ter-masuk Komandan kapal), 12 Perwira Pertama, 51 Bintara dan 34 Tamtama TNI AL. (Kolonel Marinir ST. Heru Purnomo). Pelayaran Kebangsan bagi Ilmuwan Muda mulai tahun 2008, 2009, dan 2010, Ditjend Dikti bekerjasama dgn LIPI Tahun 2008: Penelitian melalui rute Jakarta-Selat Sunda-SerangTeluk Lampung-dan kembali ke Jakarta ini meneliti kekayaan sumber daya hayati dan mineral dalam bidang oseanografi, kimia hara, plankton, produktivitas, mikrobiologi, geologi, dan soft bottom profilling atau mengetahui ketebalan dasar laut dengan melihat kurva yang ditampilkan lewat instrumen. Selain itu ada juga penelitian di bidang biologi seperti komposisi mangrove dan penelitian ikan. Pesertanya.40 ilmuwan muda yg terdiri dari dosen muda dan mahasiswa yang berasal dari 15 universitas. Hasil dari penelitian mahasiswa tersebut dituangkan dalam sebuah buku bunga rampai dengan judul Kajian Oseanografi dan Sumber Daya Laut di Perairan Selat Sunda dan Teluk Lampung. Tahun 2009: Dimana paket A penelitian Oseanografi pada 22 s/d 28 April 2009, paket B penelitian Biologi pada 22 s/d 28, paket C penelitian Oseanografi II (27 April s/d 2 Mei 2009, paket D penelitian Biologi pada 27 April s/d 2 Mei 2009. Dengan rute Jakata-Karimun Jawa- Jepara. Para peserta memperoleh kesempatan melakukan penelitian sepanjang pelayaran, menganalisis data dan material yang diperoleh selama perjalanan pelayaran. Kapal Riset Baruna Jaya VII untuk penelitian

42

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

biologi dan Baruna Jaya VIII untuk bidang oseanografi. Bidang penelitian oseanografi, mencakup fisika, kimia hara, plankton, produktivitas milrobiologi, geologi, soft bottom profiling. Untuk bidang biologi meliputi, struktur dan komposisi mangrove, sea grass dan terumbu karan, keragaman, kepadatan dan penyebaran ikan.

Kebangsaan bagi Ilmuwan Muda yang sudah dimulai sejak 2008 silam itu, pada kegiatannya di tahun ketiga ini berlayar dari Jakarta menuju Bangka-Belitung. Kapal penelitian laut milik Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI dan dibuat di Kota Bergen Norwegia pada tahun 1997-1998 itu mulai diluncurkan sejak 24 Mei 1998.

Keywords dari Wamendiknas, Prof. Fasli Jalal: Wamendiknas memberikan gambaran bahwa negara kita yang tadinya memulai revolusi hijau (green revolution) dengan swasembada berasnya, sekarang mulai beralih pada potensi laut atau apa yang disebut dengan revolusi biru (blue revolution). Dalam sambutannya Wakil Menteri

Tahun 2010: sebanyak 40 ilmuwan muda berasal dari 22 perguruan tinggi, antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro, Universitas Syiah Kuala, Aceh, Universitas Patimura, Ambon, Universitas Hasanuddin, Makasar, Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur dan lain-lain. Pelayaran

Para peserta melaksanakan penelitian bidang kelautan. Rute kegiatan mencakup Paket A penelitian Biologi (3-9 April) dan Paket B penelitian Oseanografi (1016 April). Bidang yang diteliti untuk Biologi mencakup penelitian algae, lamun, mangrove, ikan, karang, dan mollusca. Sedangkan, untuk bidang Oseanografi mencakup fisika, kimia hara, plankton, mikrobiologi, geologi, dan logam berat.

Pendidikan menjelaskan pula dari 4,5 juta mahasiswa Indonesia sekitar 10 persen bergerak di bidang MIPA. Dari jumlah tersebut bila diambil sekitar seperempatnya saja maka akan ada sekitar 100150 ribu mahasiswa Indonesia yang bisa dieksposekan kepada kekayaan laut yang dimiliki negara kita. Belum lagi disiplin kebumian maupun disiplin ilmu lain. Artinya bangunan kebangsaan untuk ilmuwan bidang MIPA yang

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

43

hanya mengakomodir 17, 13, 14 mahasiswa per tahun, per batch, itu sangat kecil. Ujarnya. Kita ingin 10.000, kita ingin 20.000, kita ingin hendaknya negara-negara asing datang kesini, belajar tentang kekayaan kita dan siap bahu-membahu memaksimalkan potensi yang tentunya didukung oleh berbagai komponen, lanjut Wamendiknas dalam acara yang juga dihadiri oleh Wakil Kepala LIPI, Prof. Lukman Hakim, Ph.D serta beberapa perwakilan lainnya dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Ir. Hendarman, Ph.D dan beberapa staf dari Kapal laut Baruna Jaya VIII yang digunakan untuk berlayar dari tanggal 3-16 April 2010 ini. Kita punya lahan laut yang luas dan ini potensi kita blue revolution, di mana sumber kekayaan dan makanan harus pindah ke laut dan tidak hanya di darat, ujar Wakil Menteri Pendidikan Fasli Djalal saat melepas Pelayaran Kebangsaan Ilmuwan Muda di dermaga Muara Baru, Jakarta Utara, Sabtu (3/4/2010). Menurut dia ke depan diharapkan para mahasiswa dan dosen dapat banyak menerbitkan publikasi ilmiah tentang perairan di Indonesia. Mulai dari indentifikasi fokus dan topik penelitian unggulan dan strategi dalam bidang oceanografi dan biologi yang diharapkan memberikan kontribusi bagi permasalahan ketahanan pangan. Dalam akhir sambutannya Wa m e n d i k n a s y a n g j u g a merangkap sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ini mengajak seluruh elemen yang hadir untuk melihat pelayaran ini sebagai bagian dari perekat kebangsaan untuk membuktikan betapa kayanya Indonesia, betapa pluralnya Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu semangat

untuk saling bekerjasama, saling menghargai kita ini adalah suatu bangsa, suatu bangsa yang besar, yang dalam segi kelautan kita adalah World Class. Tidak ada negara di dunia yang sekaya Indonesia, potensi kelautannya. Pekerjaan Besar bagi Direktorat Kelembagaan, Ditjen Dikti Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 70 persen wilayahnya berupa lautan. Demografi Rakyat Indonesia, kurang lebih 25 persen hidup dari berbagai usaha yang berhubungan dengan kelautan daerah pesisir maupun sektor pendukungnya. Bangsa Indonesia besar yang dalam segi kelautan kita adalah World Class. Tidak ada negara di dunia yang sekaya Indonesia, potensi kelautannya. Permasalahan dan Tantangan 1. Bangunan kebangsaan untuk ilmuwan bidang MIPA hanya mengakomodir 17, 13, 14 mahasiswa per tahun, per batch. 2. SDM bidang iptek kelautan dirasa masih kurang. 3. Penelitian di bidang marine paling tinggi diminati oleh asing 4. Eksploitasi berlebihan atas hasil laut Tujuan Pelayaran Kebangsan bagi Ilmuwan Muda Saat ini diperlukan sumberdaya manusia yang handal, terampil, dan berpengalaman untuk mengelola sumberdaya alam laut yang mengalami eksploitasi berlebihan. Dengan pendidikan dan pelatihan bersama, diharapkan dapat dilakukan percepatan alih pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam penelitian dan pengelolaan sumberdaya laut. Pelayaran kebangsaan ini

dilakukan untuk memperbanyak hasil penelitian kelautan. Pelayaran kebangsaan ini bertujuan untuk mempercepat penyediaan sumber daya manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam segi kelautan kita adalah World Class. Tidak ada negara di dunia yang sekaya Indonesia, potensi kelautannya. Sasaran 1. Ada 4,5 juta mahasiswa Indonesia sekitar 10 persen bergerak di bidang MIPA. Dari jumlah tersebut bila diambil sekitar seperempatnya saja maka akan ada sekitar 100150 ribu mahasiswa Indonesia yang bisa dieksposekan kepada kekayaan laut yang dimiliki negara kita. 2. Para mahasiswa dan dosen dapat banyak menerbitkan publikasi ilmiah tentang perairan di Indonesia. Mulai dari indentifikasi fokus dan topik penelitian unggulan dan strategi dalam bidang oceanografi dan biologi yang diharapkan memberikan kontribusi bagi permasalahan ketahanan pangan. 3. Kita punya lahan laut yang luas dan ini potensi kita blue revolution, di mana sumber kekayaan dan makanan harus pindah ke laut dan tidak hanya di darat. Negara kita yang tadinya memulai revolusi hijau ( green revolution ) dengan swasembada berasnya, sekarang mulai beralih pada potensi laut atau apa yang disebut dengan revolusi biru (blue revolution). Ke s i m p u l a n : S t a t e m e n t Wamendiknas, Prof. Fasli Jalal adalah sebagai paradigma baru pendidikan tinggi di Indonesia.

44

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Program Beasiswa BIDIK MISI


Mulai tahun 2010, Departemen Pendidikan Nasional memberikan kesempatan bagi 20 ribu lulusan SMA/SMK/MA/MAK/Paket C tahun 2010 yang berprestasi dari keluarga kurang mampu secara ekonomi dan memiliki kemampuan akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melalui Program Beasiswa Bidik Misi. Ada 83 perguruan tinggi Negeri Departemen Pendidikan Nasional dan 22 Perguruan Tinggi Negeri Departemen Agama yang akan menjadi pelaksana Program Beasiswa BIDIK MISI 2010 ini. Quota beasiswa ditetapkan berdasarkan jumlah mahasiswa baru yang diterima setiap tahun dan/atau jumlah total mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Pelaksana Program Beasiswa Bidik Misi dimulai disaksikan oleh Mendiknas. Alhamdulillah, kita bisa memberikan satu jawaban dari sekian persoalan pendidikan di Indonesia. Ini adalah bagian dari komitmen dan tanggung jawab sosial perguruan tinggi, kata Mendiknas, Prof. Dr. Ir. Moh. Nuh, DEA dalam pengarahannya. Menurut menteri ini adalah satu program seratus hari Departemen Pendidikan Nasional yang rampung sebelum waktunya (terakhir 31 Januari). Ini semakin membuktikan bahwa kita adalah orang cerdas. Beda orang cerdas dan tidak cerdas adalah ditentukan oleh kecepatan dalam menyelesaikan persoalan. Kalau orang cerdas biasanya cepat selesai. Saya beri nilai cumlaude, tambah bapak Menteri. Tujuan pertama adalah memberikan harapan kepada anak-anak bangsa dengan kemampuan akademik yang baik tapi berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi, jangan pernah berhenti bermimpi bahwa ada negara yang menyiapkan beasiswa, paling tidak ke perguruan tinggi negeri kata bapak Dirjen Dikti, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D. Dengan beasiswa ini, menurut bapak Dirjen prosentase 20 miskin terbawah yang saat ini baru sekitar 3,3 persen mengakses pendidikan tinggi bisa terus ditingkatkan. Ketimpangan 20 persen anak terkaya dengan 20 miskin terbawah yang saat ini gapnya 10 persen dalam akses pendidikan tinggi bisa terus dikurangi. Bahkan menurut Dirjen mereka bisa menjadi aktor yang akan memotong mata rantai kemiskinan. Mereka akan mengangkat ekonomi diri dan keluarganya. Persyaratan Beasiswa Bidik MISI 1. Persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi 2010: 2. Siswa SMA/SMK/MA/MAK/paket C yang dijadwalkan lulus pada tahu 2010 3. Berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi 4. Mempunyai prestasi akademik/kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler. 5. Dapat memilih program pendidikan Diploma III, IV dan sarjana S1 6. Tiap calon mahasiswa dapat memilih maksimal dua program studi, baik dalam satu perguruan tinggi atau di dua perguruan tinggi yang berbeda.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

45

Th

W e

n n i

Sejarah Baru Kontes Robot Indonesia 2010


Sebanyak 200 robot karya mahasiswa Indonesia menunjukkan kemampuan dalam Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), dan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) Tahun 2010 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Kota Malang, Jawa Timur, pada 19-20 Juni 2010. Pembuatan robot-robot tersebut membuktikan bahwa kemampuan para mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan mahasiswa luar, kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa. Anak-anak kita jangan berhenti berfikir kreatif dan inovatif, itu yang paling penting, pesan Wamendiknas, Prof. Fasli Jalal dalam jumpa pers yang didampingi oleh Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Suryo Hapsoro, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Sudarman.

s r e

Pens-ITS Juara Umum Kontes Robot Nasional Laporan kemajuan pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2010 mencatat sejarah baru, ditandai dengan keberhasilan prestasi gemilang Tim Mio_rEi dari Politeknik Elektronika Negeri S u r a b a y a - I n s t i t u t Te k n o l o g i Sepuluh Nopember (PENS-ITS) meraih enam penghargaan. Selain itu, ada tambahan satu penghargaan karena dinobatkan sebagai juara umum dan berhasil mempertahankan piala Sambhawana Pratimacala yang digenggam PENS-ITS sejak awal pelaksanaan kontes ini. KRI 2010 diikuti 96 tim dari 53 perguruan tinggi di Indonesia. PENS-ITS meraih kemenangan pada empat dari lima kategori yang diperlombakan. Lima kategori lomba, yakni Kontes Robot Indonesia, Kontes Robot Cerdas Indonesia divisi Berkaki, divisi Beroda, divisi Battle, dan Kontes Robot Seni Indonesia. Kontes robot bertema Bersama Membangun Candi Prambanan

Syawaludin Rachmatullah bersama Zarqun, robot ciptaannya yang meraih juara pertama KRCI 2010, foto by TEMPO/Prima Mulia

yang diadopsi dari tema ABU Robocon 2010. Robot harus beradu kecepatan untuk menyusun balok menyerupai piramida dalam waktu tiga menit ke dalam tiga zona: Kufu, Khafraa, dan Mankaura. Robot yang tercepat dan terbanyak menyusun balok-balok itu dinyatakan sebagai pemenangnya. Namun jika robot dapat menyelesaikan bangunan candi secara sempurna otomatis tim dinyatakan sebagai pemenangnya, yang biasa disebut PHARAOH, atau kemenangan mutlak.

Selama dua hari pertandingan hanya robot PENS yang mampu mencapai posisi PHARAOH. Menyisihkan 24 tim KRI, Tim Mio_rEi dari PENS akhirnya berhasil keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan tim F4KuBo dari ITS. Sementara di kategori Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) divisi berkaki Tim ASA dari ITB berhasil mengungguli kategori ini dengan menjadi satu-satunya robot yang berhasil memadamkan api dalam tiga putaran. Meski kurang

46

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

berhasil di kategori ini, namun di kategori beroda tim HI 101 dari PENS mampu bertahan sebagai juara 2 setelah perolehan waktunya dipatahkan oleh tim IRON FIRE dari UGM. Untuk kategori KRCI Battle, Tim L-F17 dari PENS juga telah berusaha dengan baik hingga menempati posisi ke-2 setelah ditumbangkan oleh tim ABENHQ_ PNB dari Politeknik Bengkalis. Tahun ini dilombakan Kontes Robot Seni Indonesia (KRSNI)

kategori penari pendet diikuti oleh 16 tim robot. Variasi gerakan, sinkronisasi gerakan dengan musik serta artistik menjadi beberapa faktor penilaian juri. Para pemenangnya robot PENS Putu Ayu disusul oleh Dewi dari Ubaya dan El-Hawa dari Universitas Brawijaya, Malang. Kontes Robot Indonesia 2010 dibuka oleh Mendiknas, Prof Ir. Muhammad Nuh, Mendiknas, selain memberikan penghargaan

piala, sertifikat dan uang pembinaan juga memberikan beasiswa bagi pemenang pertama masing-masing kategori. Beasiswa ini diberikan kepada seluruh anggota tim, 3-4 orang untuk melanjutkan perkuliahan Strata 2 di perguruan tinggi dalam negeri. Ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah, bukti perhatian nyata pemerintah terhadap bidang robotika di Indonesia,tandas Prof. Muhammad Nuh.

Para Juara KRI, KRCI, dan KRSI 2010


KRI Juara 1 : Mio_rEi PENS Juara 2 : F4KuBo ITS Juara 3 : GARUDA UGM Harapan : Paraikatte Universitas Hasanuddin Strategi Terbaik : Mio_rEi PENS Desain terbaik : GARUDA UGM KRCI Berkaki Juara 1 : ASA ITB Juara 2 : GRAFIKA 02 UGM Juara 3 : RATATOUILLE UI Desain terbaik : KUSUMAYUDHA Politeknik Negeri Bandung Innovasi terbaik : GHEN J LAND Universitas Bhayangkara KRCI Beroda Juara 1 : IRON FIRE UGM Juara 2 : HI 101 PENS Juara 3 : SILIWANGI POLBAN Poltek Negeri Bandung KRCI Battle Juara 1 : ABENQ2_PNB Poltek Bengkalis Juara 2 : L-F17 PENS Juara 3 : R2C_Battle Univ. Kristen Satya Wacana Salatiga Harapan : DEVIA STMIK Asia Malang Innovasi Terbaik : Al Aadiyat Universitas Negeri Yogyakarta Desain Terbaik : DU99-V2 Unikom Bandung KRSI Juara 1 : PUTU AYU PENS Juara 2 : DEWI Ubaya Juara 3 : EL HAWA Univ. Brawijaya Malang Harapan : ROSENIKA Univ. Bhayangkara Surabaya Artistik Terbaik : Ni Ketut Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Desain Terbaik : Gajah Mada UGM. (ipg)

Robot dari AMBIN (biru) dari Politeknik Manufaktur Timah-UBB yang menjuarai KRCI Battle 2010

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

47

UNIKOM

The Smart Community Campus of The Champions

Mahasiswa Merekonstruksi Pengetahuan Penulis sangat terkesan dengan pesan Direktur Akademik, Ditjen Dikti, Dr. Illah Sailah, Kurikulum itu jantungnya pendidikan. Karena kurikulum adalah isi, matakuliah dan proses. Kurikulum adalah menu yang dapat mencetak banyak model para lulusannya. Salah satu paradigma baru pendidikan tinggi adalah perubahan kurikulum dari berbasis keilmuan (konten) menjadi berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis isi, pengajaran masih berpusat pada pengajar. Model Kuriklum Berbasis Kompetensi (KBK), pusat kegiatan diarahkan kepada mahasiswa. Strategi pengajarannya, bagaimana mahasiswa belajar (teaching how to learn) menggunakan fasilitas di dalam kelas dan dari luar kelas. Metoda evaluasinya berorientasi pada proses dan pemecahan masalah. Melalui sistem KBK, belajar adalah mencari dan merekonstruksi pengetahuan. Bukan menerima pengetahuan, sehingga pembelajar harus aktif dan spesifik caranya. Dari sisi dosen, tidak hanya sebagai pengajar, melainkan juga difokuskan pada peran sebagai mediator dan fasilitator.

Fasilitas bagi Civitas Academica Icon Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung adalah The Smart Community Campus of The Champions. Sesuai tag line, maka KBK sudah diterapkan di kampus itu. Dosen bersifat membimbing dan mengarahkan para mahasiswa pada bidang ilmu yang ditempuh, dan menjadi tugas mahasiswa untuk mengeksplorasi ilmu tersebut lebih dalam lagi, ungkap Rektor UNIKOM, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto. Kampus sudah menyediakan banyak fasilitas seperti referensi-referensi ilmiah yang ada di perpustakaan, situs internet, jurnal, diskusi kelompok maupun tinjauan lapangan. Sebagai Universitas yang berbasis pada ICT (Information and Communication Technology), UNIKOM membuka aplikasi seluas-luasnya baik bagi Civitas Academika maupun masyarakat luas untuk memanfaatkan open publication atau open content untuk publikasi ilmiah, proceeding, skripsi dan tesis. Kuliah on-line merupakan bagian dari sistem pendidikan yang ada di UNIKOM, demikian pula para mahasiswa dapat menggunakan fasilitas server kampus untuk menulis atau ngeblog. Integrity dan interoperability meliputi e-academic, e-learning,

e-career dan lain-lain dapat dimanfaatkan selama studi. Silakan akses ProQuest Computing Digital Database dan ProQuest Business Digital Database secara gratis yang tersedia di perpustakaan UNIKOM. Untuk menjelajahi dunia maya dapat memanfaatkan hot spot dan cybernet yang tersedia di kampus. UNIKOM sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) Telematika juga memberi kesempatan bagi siapapun untuk memperdalam ilmunya di bidang ICT. Semua fasilitas yang disediakan tersebut merupakan bagian dari Visi, Misi dan Tujuan UNIKOM dalam membangun SDM Unggul. Terbukti, para The Winners yang telah mengharumkan nama UNIKOM dikancah pendidikan tinggi, melalui berbagai prestasi membanggakan yang telah dicapai para mahasiswanya. Peluang masih sangat terbuka bagi semua mahasiswa untuk menunjukkan berbagai prestasi bertaraf nasional dan internasional dikancah pendidikan tinggi dengan mempelajari secara mendalam, tekun, ulet, pantang menyerah dan penuh kesungguhan atas bidang ilmu yang ditekuni. Rektor sangat mendukung prestasi dan reputasi mahasiswa, Jadilah kebanggaan keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia dengan mencapai prestasi akademik setinggi-tingginya, demikian pesan dan permintaan yang penuh harap dari Rektor UNIKOM. UNIKOM sebagai Learning Outcomes M e n u r u t D r. R h e n a l d Khasali, Pendidikan tinggi atau kampus sebagai agent of changes diharapkan memiliki DNA positif yang akan melahirkan perubahan perubahan luar biasa bagi Indonesia. Para akademisi seharusnya melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terintegrasi. Dengan memperhatikan perkembangan dunia yang begitu pesat, maka

48

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

pembentukan para akademisi yang ber-DNA positif menjadi salah satu tujuan pendidikan tinggi. Langkah awal dapat dilakukan dengan cara lebih mudahnya menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan, lebih ahli dalam menyatakan pendapat, memiliki rasa tanggungjawab, lebih berorientasi kepada masa depan, lebih mempunyai kesadaran mengenai waktu, organisasi, teknologi dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam kaitan pembentukan para akademisi yang ber-DNA positif itulah kita melihat betapa pentingnya peranan perguruan tinggi sebagai jenjang tertinggi dalam sistem pendidikan formal.

Kerjasama Internasional UNIKOM Menuju World Class University Perguruan-perguruan tinggi di Indonesia perlu melakukan kerjasama internasional dengan universitas di luar negeri. Selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas, hal itu juga demi daya saing. Sampai saat ini, masih sedikit lembaga pendidikan di Indonesia yang masuk dalam kategori 200 universitas terbaik dunia versi lembaga pemeringkat ternama The Times Higher Education-QS World University (The-QS World University). Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menduduki peringkat ke-111 dunia versi

universitas di Indonesia dengan perguruan tinggi luar negeri yang lebih berpengalaman bisa dilakukan melalui Double Degree, Franchise atau Staff Exchange. Sayangnya, Indonesia masih tertinggal dibanding negara tetangganya. Sebuah penelitian di Inggris menemukan, saat ini terdapat 270,000 mahasiswa asing yang mengambil double degree di sana. Dari jumlah itu, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan India menyumbang hampir setengahnya. ApalangkahstrategisUNIKOM meningkatkan kualitas dosen dan universitasnya serta menaikkkan kompetensi lulusannya? Mulai tahun akademik 2010/2011,

Pendidikan tinggi hendaknya dapat menghasilkan tenaga-tenaga ahli dan dapat pula mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. UNIKOM berupaya keras memiliki DNA positif, seperti ilustrasi di atas. Identitas sebagai kampus yang berlabel Learning Outcomes, setapak demi setapak diwujudkan oleh pimpinan, dosen dan semua karyawan universitas. Para lulusannya punya kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja, bahkan diorientasikan sebagai pencipta lapangan kerja. Indikatornya, terpenuhinya social needs, industrial needs, dan professional needs. Sistem Learning Outcomes merupakan kemampuan mengintegrasikan ranah koqnitif, psikomotorik, dan afektif dalam perilaku pekerjaan secara utuh. Dalam konteks budaya, model yang dikembangkan oleh UNIKOM bermakna life long learning.

lembaga independen itu (The-QS World University). Posisi tersebut diperoleh untuk program studi Arts and Humanities pada 2009. Global Competitiveness Report 2009/2010, yang antara lain menilai tingkat persaingan global suatu negara dari kualitas pendidikan tingginya, hanya menempatkan Indonesia di peringkat ke-54 dari 133 negara, yaitu di bawah Singapura (3), Malaysia (24), Cina (29),Thailand (36), serta India (49). Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, jumlah sarjana yang belum bekerja per Februari 2009 hampir mencapai 13% dari total jumlah penganggur, atau sekitar 1,2 juta orang. Menurut Country Director British Council Indonesia Keith Davies dalam seminar membahas peluang dan tantangan kerjasama internasional di Jakarta, kerjasama antara

diadakan pertukaran mahasiswa dan dosen dengan University North of Malaysia. Jika berkelanjutan dan berjalan lancar, maka akan diterapkan program dual degree. Pemilihan UNM karena memiliki integritas dan kredibilitas yang baik di bidang akademik. Sebagai langkah awal, kami mengirimkan 25 mahasiswa Unikom untuk belajar selama satu semester di UNM. Begiu pula sebaliknya, UNM akan mengirimkan 25 mahasiswanya untuk belajar di Unikom, kata Rektor menjelaskan. Selain mahasiswa, pertukaran juga akan dilakukan kepada dosen. Meski belum tahu jumlahnya, namun hal itu juga akan dilakukan oleh pihak UNM. Langkah penting ini selain untuk memperat kerja sama tidak hanya dua perguruan tinggi, namun juga antar negara. Termasuk transfer knowledge yang akan menguntungkan kedua belah pihak.
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

49

Apalagi kerja sama antara Unikom dan UNM sudah berlangsung sejak 3-4 tahun lalu. Rektor menjelaskan, bidang atau program studi yang dijadikan tujuan utama dalam pertukaran mahasiswa tersebut adalah ICT atau information communication and technology. Hal itu sesuai dengan prodi keunggulan dari UNM. Sedangkan yang lainnya adalah prodi desain dan manajemen ekonomi. Orientasi ke depan adalah Unikom akan menggelar prodi dengan dua gelar atau dual degree sekaligus. Jika dual degree, maka kita akan memasukkan mahasiswa Unikom belajar tidak hanya satu semester. Minimal 3 semester di UNM, dan sisanya di Unikom. Begitu pula sebaliknya, katanya. Saat ini, dari jumlah mahasiswa baru yang masuk yakni 4.500 orang, terdapat 629 mahasiswanya berasal dari Indonesia. UNM sendiri merupakan PT negeri yang berada di urutan ke-6 tingkat negara Malaysia. Kerjasama internasional ini, sebagai upaya menjadikan perguruan tinggi kelas dunia (world class university). The Smart Community Campus of The Champions Sebagai kampus yang memproduksi jawara internasional, dibuktikan lagi oleh Tim Robotika Unikom yang berhasil mempertahankan dan meraih kembali medali emas dari kompetisi Robogames 2010 yang diselenggarakan di San Mateo County Event Center, Amerika Serikat, 24-25 April 2010. Prestasi internasional utu diraih Rodi Hartono, mahasiswa semester 8, Jurusan Teknik Komputer Unikom pada kategori open fire fighting autonomous robot. Pada ajang tersebut, Yusrila Y Kerlooza sebagai

pembimbing dan Rodi Hartono harus bersaing dengan 14 peserta yang berasal dari berbagai negara. Melalui kemenangan tersebut, tim Unikom yang menggunakan robot DU 114, berhasil mengungguli tim bertahan 4 kali yang berasal dari perguruan tinggi di Amerika. Pada kategori itu, robot harus mencari sumber api yang ditempatkan secara acak dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis, dalam labirin dengan hitungan waktu tercepat. Dalam pertandingan ini, tim robot menerjunkan robot DU 114 dengan bentuk tank, robot berkaki

6, dan robot berkaki 8. Robot tersebut berhasil melewati rintangan naik tangga, memadamkan api dengan semprotan air, dan kembali ke tempat awal. Kemampuan robot yang diterjunkan Unikom tersebut mendapatkan pujian terbaik. Ke depannya, Yusrila bersama Divisi Robotika Unikom ingin teknologi ini dikembangkan ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satunya, RoboCup Rescue. Menurut Rektor, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, robot yang dikirimkan tahun ini tidak berbeda pada tahun lalu, namun telah mengalami inovasi dalam algoritma dan sensor. Hal ini untuk mengantisipasi tingkat kesulitan yang terus ditingkatkan dalam kompetisi. Menurutnya

pihak Unikom akan mematenkan hak cipta algoritma yang telah dibuat. Hal ini sejalan dengan program pemerintah. Semua biaya ditanggung oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi yang memberikan sumbangan sebesar Rp 260 juta. Menurutnya prestasi ini membanggakan Indonesia karena kompetisi ini diikuti oleh berbagai negara. Ia menambahkan tim sebenarnya sempat kesulitan akibat cuaca yang berbeda antara Indonesia dan Amerika. Pengaruh cuaca berpengaruh, robot sempat mengalami kerusakan, ujarnya. U N I KO M j u g a m e r a i h pembuat video terbaik dalam kontes Democracy Video Challenge 2010 yang diselenggarakan oleh pemerintah AS. Tim terdiri dari Isabel Ximenes, Rengga Indrayana, Frian Indrasmara, Rizki Rahmawati, Annesia Cassandra, Wenaldy Andarisma, dan Nuel Hutahean serta didampingi dua pembimbing Andrias Darmayadi, M.Si serta Irwan Tarmawan, S.Sn, turut serta berpartisipasi dengan mengirimkan 6 karya video. Judul video pemenang terbaik itu Democracy is Satisfaction oleh Isabel Ximenes dan Rengga Indrayana, berhak mewakili Indonesia pada ajang Democracy Video Challenge 2010 untuk tingkat Asia-Pasifik. Salah satu video yang menjadi pemenang berjudul Democracy is Reality oleh Rizki Rahmawati dan Frian Indrasmara, masuk dalam Indonesian TOP 5 Democracy Video Challenge 2010. Pada kompetisi tahun ini para mahasiswa-i Program Studi Sastra Jepang UNIKOM berhasil meraih prestasi yang membanggakan karena berhasil merebut 6 gelar juara, yakni Juara-1 Lomba Pidato Senior diraih oleh Auliya Agung Barkah, Juara-2 Lomba Pidato Senior diraih oleh Yoza

50

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Achmad Adidaya, Juara-1 Yunior Choukai/ Listening Contest diraih oleh Chandra Gumilar, Juara-2 Lomba Pidato Yunior diraih oleh Lista Srikandi, Juara-3 Lomba Pidato Yunior diraih oleh Wasistha Waseenha Putri, serta Reynaldi Firdaus merebut Juara 3 Quiz Contest.

Program PASCASARJANA Magister Manajemen Berawal dari berdirinya Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia German (LPKIG) yang kemudian berubah nama menjadi Institut German Indonesia. Pada tahun 1999 terbentuk Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK). Tahun 2000 mengembangkan potensinya menjadi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) yang melayani kebutuhan pembelajaran ilmu-ilmu yang aplikatif di bidang Teknologi Informasi dan Komputer bagi profesional dan pebisnis untuk menjawab segala tantangan di era globalisasi. UNIKOM menyadari bahwa setiap tantangan dalam dunia Teknologi Informasi bersifat unik, dinamis dan kompleks. Para professional dan pebisnis harus memiliki pengetahuan Teknologi Informasi yang baik dan kompetensi untuk mencari solusi yang terbaik dalam setiap situasi secara kreatif, efektif dan realistis. UNIKOM menjawab tantangan tersebut dengan membuat program pendidikan yang berorientasi

praktis yang komprehensif, relevan dan terkini dalam menyiapkan skills yang dibutuhkan caloncalon pelaku, pemimpin dan pembuat keputusan. Universitas ini menyajikan topik ajaran yang tepat bagi mahasiswa S2, program MM UNIKOM yang berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir secara strategis dan kesiapan untuk mengembangkan solusi terbaik dalam setiap situasi. Kurikulum MM UNIKOM senantiasa disesuaikan d e n g a n perkembangan Teknologi Informasi secara periodik untuk menyiapkan Anda dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian di lingkungan teknologi yang semakin modern. Interaksi dan keterlibatan yang tinggi di dalam kelompok dan antarkelompok serta penerapan Teknologi Informasi secara aplikatif merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Proses pembelajaran dalam program MM UNIKOM merupakan the truly experience bagi mahasiswa pascasarjana. Peminatan (Konsentrasi): Sistem Informasi Managemen, Manajemen Kewirausahaan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Pengelolaan SDM. Adapun persyaratannya adalah bidang Sistem Informasi Managemen dan Manajemen Kewirausahaan. PROGRAM MKOM UNIKOM kembali membuka program Magister Sistem Informasi yang diperuntukan bagi lulusan Sarjana Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Sistem Informasi, Teknik Komputer, Sistem Komputer dan Teknik Elektro. Dengan kelas yang berbasis multimedia mampu menampung

21 mahasiswa, dan disediakan notebook bagi setiap mahasiswa, membuat ruang perkuliahan Magister Sistem Informasi UNIKOM lebih ekslusif dibanding universitas lainnya. Diharapkan mahasiswa pascasarjana dapat belajar lebih efektif dengan fasilitas yang disediakan. Kampus UNIKOM menyediakan berbagai fasilitas gedung seperti untuk perkuliahan, gedung fakultas, laboratorium ruang seminar administrasi dan fasilitas kampus pendukung lainnya. Ruang perkuliahan yang dilengkapi LCD projector, laptop, fasilitras wi-fi yang tersedia di seluruh area kampus dan peralatan multimedia lainnya yang menunjang proses belajar yang interaktif dengan setting ruangan yang kondusif untuk diskusi kelas. Mahasiswa juga dapat memanfaatkan Pasca Lounge yang dilengkapi dengan wireless internet connection, yang dipergunakan untuk area belajar, diskusi kelompok, sekedar santai menunggu kuliah berikutnya. KARIR MKOM adalah sebagai Consultant and System Integrator, Information System Project Manager, dan Business Analyst. Sedangkan Peminatan: Rekayasa Sistem Informasi dan Sistem Informasi Perusahaan. Sebagai kampus yang membanggakan Indonesia, identitas UNIKOM adalah The Smart Community Campus of The Champions. Perguruan Tinggi sebagai agent of changes memiliki DNA positif yang turut berkontribusi melahirkan perubahan luar biasa bagi Indonesia, melalui sistem learning outcomes sebagai filosofis akademis. Itu harapan Dr. Ir. Illah Sailah, MS, Direktur Akademik, Ditjen Dikti, dan juga sebagai harapan kita semua. Indonesia pun lebih optimis menyongsong persaingan di tingkat regional pada tahun 2015 nanti.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

51

Sepuluh Kunci Sukses

Diantara 25 hasil riset perguruan tinggi yang dipandang telah mengubah dunia ialah Google. Setiap orang yang sudah pernah menggunakan Internet kemungkinan besar sudah pernah mengunjungi situs web Google yang beralamat di http://www.google.com. Hal itu disebabkan Google adalah mesin pencari yang sangat populer di Internet. Google pertama kali diperkenalkan oleh Kantor Teknologi dan Pelisensian Universitas Stanford (Stanfords Office of Technology and Licensing) pada tahun 1996. Pada tahun 1999, pengoperasian Google dilakukan oleh suatu perusahaan. Saat itu uang yang diinvestasikan untuk Google adalah sebesar 25 Juta Dollar Amerika. Modal tersebut kini sudah kembali dan perusahaan itu kini bahkan menghasilkan keuntungan yang sangat besar, sehingga pada bulan Agustus 2004, saham Google dapat dijual di Bursa Efek dengan harga pembukaan sebesar 85 Dollar Amerika. Selain itu, berdasarkan survey yang dilakukan pada tahun 2005 diketahui bahwa belanja modal yang dikeluarkan oleh Google adalah sebesar 825 Juta Dollar Amerika dan biaya riset dan pengembangannya sebesar 489 Juta Dollar Amerika. Bagaimana mengoptimalkan kinerja para pekerja ilmu (knowledge workers) adalah kunci bagi kesuksesan bisnis pada seperempat abad yang akan mendatang. Bagaimana hal ini dilakukan pada Google? 1. Rekrut melalui komite 2. Penuhi semua kebutuhan pekerja 3. Bekerja dalam tim 4. Buatlah kordinasi mudah 5. Berikan fasilitas secara internal 6. Doronglah Kreativitas 7. Berjuang untuk mencapai konsensus 8. Jangan berbuat jahat 9. Data mengendalikan keputusan 10. Berkomunikasi secara efektif

52

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Gagasan
Ilmuwan Indonesia Menyatu, Perubahan Bisa Satu Generasi Para ilmuwan Indonesia, baik yang ada di luar negeri maupun dalam negeri kini mempunyai wadah tempat berkumpul untuk saling tukar informasi dan pemikiran. Mereka menggabungkan diri dalam organisasi bernama Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Organisasi ini dideklarasikan pada 25 Juli lalu di Den Haag dan sudah melakukan p e r t e m u a n lanjutan di Jakarta. Dalam pertemuan itu, mereka mendiskusikan berbagai tema untuk kepentingan pengembangan ilmu. Acara berlangsung sejak tanggal 23 Oktober - 28 Oktober yang difasilitasi Ditjen Dikti, Kementerian Pe n d i d i k a n Nasional. Beberapa peserta diantaranya adalah Nelson Tansu, Ph.D, Profesor termuda pada umur 25 tahun di Lehigh University, Amerika; Dr. Etin Anwar, Associate professor mengajar di Hobart and William Smith College, Amerika; Dr. Oki Gunawan, peneliti di IBM, Amerika; Prof. Dr. Yow Pin Lim, pendiri dan Chief Scientific Officer Pro Thera Biologics, Amerika. Dari Jepang, ada Prof. Dr. Ken Soetanto, pemilik empat gelar doktor dan Dr. Khoirul Anwar, Associate Professor di JAIST; Dr. Mohammad Reza peneliti utama bidang energi dan project manager di pusat riset bidang power system di ABB, Swedia; Dr. Jhony Setiawan, peneliti di Institut Max Planck untuk Astronomi, Jerman; Dr. Priyambudi Sulistyono, peneliti dalam bidang politik di Australia. Selain itu ada, Dr. Ugi Suharto,

Muhammad Nuh meminta peserta untuk mendedikasikan ilmunya untuk kepentingan Indonesia. Penelitian boleh dilakukan di luar negeri, tetapi harus ada jaminan bahwa seluruh hasilnya akan diberikan kepada Indonesia. Kalau bukan Anda. Siapa lagi? ujar Menteri. Wamendiknas yang juga selaku Dirjen Dikti, Prof. Fasli Jalal juga memberi penekanan yang sama. Dalam catatannya, terdapat 50 ribu mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri. 2000 di antaranya bekerja secara profesional di perusahaan dan kampus terbaik di luar. Potensi ini akan menjadi sangat luar biasa kalau mampu disinergikan dengan 4,5 juta mahasiswa plus 150 ribu dosen yang ada di dalam negeri, ungkap Prof. Fasli Jalal. Nasir Tamara yang terpilih secara aklamasi sebagai ketua I-4 melihat akan ada perubahan yang lebih cepat bagi perubahan Indonesia bila organisasi ini bisa berjalan sesuai dengan rencana. Momentum ini adalah jembatan emas menuju Indonesia lebih baik. Perubahan bisa diwujudkan dalam satu generasi, tegasnya. Goes to Campus Pertemuan ini sekaligus memperkenalkan I-4 kepada publik tanah air. Mereka membagi diri untuk goes to campus di tiga Daerah yaitu Makasar, Yogyakarta dan Papua. Metro TV, tertarik dan mengundang para Ilmuwan ini tampil pada acara Kick Andy Show. Semoga forum ini menjadi clearing house, tempat dimana terjadinya saling tukar menukar personalia dan pemikiran antara ilmuwan Indonesia yang di luar dan dalam negeri, demikian asa Dirjen

Associate Professor di University College di Bahrain; Rizal Hariadi, Ph.D Candidate, mendapatkan penghargaan khusus di bidang fisika dari masyarkat keilmuwan di Amerika Serikat; Riza Muhida, Assistant Professor di Malaysia; m. Dr.Andreas Raharso, Kepala riset Global di Hay Group; dan Dr. Ing. Suhendra, German. Kalau bukan Anda, Siapa lagi Menteri Depdiknas, Prof.

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

53

Dikti, Prof. dr. Fasli Jalal. Mereka diminta untuk saling menjemput. Dari luar negeri ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke luar negeri. Semuanya diniatkan untuk membangun bangsa dan negara ini. Prestasi Terbaik PutraPutri Indonesia di Kancah Internasional!

warga Amerika dan Eropa. Prof. DR. Kent Sutanto Barangkali gelar akademis yang diraih Kent Sutanto ini tentulah langka. Pria kelahiran Surabaya 1951 silam itu meraih gelar doktor di Jepang. Tidak tanggungtanggung gelar doktor yang diraih Kent di negeri sakura itu sebanyak empat gelar dari universitas yang bebeda. Saat ini Kent Sutanto

Thera Biologisc di Rhode Island, Amerika Serikat. Di tempat riset Prof Yow ini sudah banyak berkontribusi melakukan penelitian terutama masalah pemahaman seputar molekul kanker dan anthrax. Suhendra Pria kelahiran Jakarta, 17 November 1975 itu, saat ini bekerja pada Badan Peneliti Jerman, BAM di Berlin. Alumnus

Foto Sebelah Kiri : March Boedihardjo, sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU) Foto Sebelah Kanan : Dr Warsito P. Taruno, penemu teknologi pemindai

DR. Andreas Raharso (Kepala Risets Global Hey Group) Pria berusia 44 tahun itu saat ini menduduki pimpinan atau CEO pada sebuah lembaga riset global Hay Group yang berkantor di Singapura. Hay Group sendiri mempunyai jaringan di hampir belahan dunia dan berkantor pusat di Amerika. Klien dari Hay Group ini kebanyakan adalah para pimpinan dunia seperti Amerika serikat, Perancis dan Inggris. Jabatan yangdiraih Andreas Raharso cukup fenomenal, karena merupakan satu-satunyaorang Asia yang berhasil menduduki posisi puncak. Selama ini jabatan itu didominasi

mengajar di Universitas Waseda, kampus almamaternya. Selain itu Kent Sutanto juga sebagai dosen tamu di Universitas Venesia, Italia. Karena otaknya yang cemerlang, pria asal Surabaya yang sudah 35 tahun tinggal di Jepang itu mendapat kepercayaan pemerintah setempat duduk di MITI, semacam Departemen dan Perindustrian Jepang. Prof. Yow Pin Liem Satu lagi orang Indonesia yang berhasil menduduki posisi penting adalah Profesor Yow Pin Liem. Pria 49 tahun asal Cirebon, Jawa Barat itu adalah pimpinan dan pendiri sebuah perusahaan riset Pro

Universitas Diponegoro Semarang itu berhasil bekerja sebagai peneliti di Jerman setelah meraih gelar doktor di sebuah univeritas teknik di Jerman. Uniknya, Suhendra yang ahli di bidang metal eksplosif itu membiayai kuliahnya dengan bekerja serabutan dan mengumpulkan botol bekas. Prestasi dan kegigihan orangorang Indonesia ini memang tidak kalah bahkan setara dengan ilmuwan dunia. Walau kondisi pendidikan di tanah air dirasa masih belum kondusif mereka mampu menembus ruang dan waktu untuk berkiprah cemerlang di tingkat internasional. Kita patut bangga dengan mereka.

54

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

INSPIRASI DARI UDINUS


Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Tokoh Kewirausahaan Pendidikan

Kreativitasnya bernilai miliaran rupiah!


Sosoknya seperti umumnya para pendidik, dosen, atau kalangan akademisi: santun, kalem, dan rapi. Itulah Dr. Ir. Edi Noersasangko, M. Kom, pendiri sekaligus Rektor Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang. Kesannya tak ponggah, kala mengilustrasikan perjuangannya, mendirikan dan membangun Udinus. Pak Edi, bisa jadi inspirasi bagi siapa pun yang mau membangun perguruan tinggi sesuai tuntutan dan kemajuan zaman. peluang ini. Pada 1990, didirikanlah Yayasan Dian Nuswantoro, yang diketuai istrinya, Tri Rustanti. Pada Desember 1990, Departemen Pendidikan Nasional memberikan izin kepada yayasan ini untuk mendirikan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Dian Nuswantoro, perguruan tinggi komputer pertama di Jawa Tengah. Kesuksesan kembali direngkuh. AMIK Dian Nuswantoro, yang awalnya hanya mempunyai 54 mahasiswa, terus berkembang dengan mempunyai ribuan mahasiswa. Pada Maret 1994, AMIK Dian Nuswantoro naik status menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Sekolah itu belum juga berhenti melaju. Pada Februari 1999, dibentuklah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dian Nuswantoro, dengan program studi Manajemen, Akuntansi, dan Perpajakan. Setahun kemudian, kampus ini membuka Sekolah Tinggi Bahasa Asing Dian Nuswantoro dengan program studi bahasa Cina, Inggris, dan Jepang. Masih terus melaju, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan juga dibuka pada tahun sama. Namun, dengan alasan efisiensi, pada 2001, keempat sekolah tinggi itu digabung menjadi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dengan lima fakultas: Ilmu Komputer, Ekonomi, Bahasa dan Sastra, Kesehatan Masyarakat, dan Teknik, dengan 18 program studi. Ada juga program pascasarjana, yakni program studi Magister Komputer dan Magister Manajemen.
No.5/Vol.1/Juni 2010

Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Rektor Universitas Dian Nuswantoro

Dari pimpinan Kursus Menjadi Rektor Karirnya berawal sebagai Direktur Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika (LPKIA) cabang Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Berhenti sebagai petinggi LPKIA kembali ke Semarang, untuk meraih mimpi yang lebih tinggi, sebagai owner lembaga kursus. Modalnya 65 juta rupiah didapat dari menggadai ijazahnya di bank. untuk membuka Institut Manajemen Komputer dan Akuntansi (IMKA). Walau kursus komputer, namanya tetap gaya, yakni IMKA. Pak Edi punya kiat mendekati Gubernur Jawa Tengah dengan memberikan beasiswa penuh bagi 150 warga Jawa Tengah. Untuk memajukan

IMKA, tak cukup dengan strategi pemasaran. Mutu pendidikan juga dijaga, terbukti hampir setiap tahun IMKA memperoleh predikat Kursus Komputer Teladan Nasional dari Departemen Pendidikan Nasional. Enam bulan berikutnya, lembaga cabang dibuka di Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Pak Edi mengaku tak mempunyai rumus khusus untuk memajukan usahanya. Semuanya mengalir tanpa rencana. Pedomannya: kreatif, jeli melihat peluang, dan berani mengambil peluang itu, tuturnya kalem. Pada 1990, dunia perbankan mengalami ledakan. Semua bank membuka cabang di tiap kota. Kebutuhan tenaga komputer juga meningkat. Pak Edi jeli melihat

MajalahKampus

55

Kampus baru UDINUS yang megah

Siapa sangka, dengan hanya bermodalkan kejelian menangkap peluang, Dr. Edi, yang dulu menjabat direktur lembaga kursus komputer, kini menjadi Rektor Universitas Dian Nuswantoro, salah satu perguruan tinggi swasta papan atas di Jawa Tengah. Siapa sangka pula, dengan hanya bermodal Rp 65 juta untuk biaya sewa tempat, kini ia punya kampus megah di atas lahan seluas 2 hektare dengan 10 ribu mahasiswa dan 500 karyawan, termasuk 197 dosen. Dian Nuswantoro juga menjadi satu-satunya universitas yang memiliki stasiun televisi lokal, yaitu TVKU. Kiat Menghadapi Persaingan Ketat PT di Jawa Tengah Mengelola perguruan tinggi, tak bedanya dengan usaha di bidang lain. Apalagi di Jawa Tengah persaingannya sangat ketat dan kompetitif di antara 240 PTS, 4 PTN, dan 2 perguruan tinggi kedinasan. Kompetisi antar-perguruan tinggi bak pasar tradisional, barang jualannya sama. Oleh karena itu, hal paling penting kita harus teguh menjalankan pakem wirausaha:

kreatif, jeli melihat peluang, dan berani mengambil peluang itu. Andai, sama-sama jualan beras, kita harus kreatif. Menjual beras dalam kemasan warna-warni ukuran 5 kg, 10 kg, dan seterusnya, dan tetap harus menjaga kualitas. Begitu pula mengelola perguruan tinggi, kita harus berbeda dengan perguruan tinggi pesaing. Selain itu, tetap berkualitas, manajerial yang akuntabel, membangun sinergi internal (dosen, karyawan, mahasiswa) dan dengan pihak eksternal atau para pemangku kepentingan. Yakinlah, kita pasti menjadi pilihan pertama dan utama, ungkap Rektor Udinus.

TVKU Berawal dari Ujian Fakultas Bahasa Fakultas Bahasa Udinus punya tiga jurusan: bahasa Inggris, China, dan Jepang. Salah satu materi ujian Fakultas Bahasa

adalah maju ke depan ruang kuliah dan berbicara di hadapan semua teman, dengan topik pilihan dalam bahasa asing selama sepuluh menit. Tidak ingin business as usual pak Rektor berinisiatif untuk merekam pidato para mahasiswanya dalam audio visual melalui handy cam. Pengambilan gambar itu didistribusikan ke beberapa ruangan jurusan bahasa. Kreativitasnya tak diduga memberikan manfaat besar kepada para mahsiswanya. Pertama, mereka lebih mempersiapkan diri, malu kalau salah atau buruk dalam mempresentasikan. Kedua, para mahasiswanya dari ketiga jurusan itu sibuk bukan main, seperti mau dinikahkan. Mereka merias diri agar tampil cantik dan ganteng di monitor tivi ruangan kuliah. Heeemmm Pak Rektor Udinus memang kreatif dan luar biasa. Beliau mereview, ternyata para mahasiswanya senang tampil di depan kamera. Sama juga, kebanyakan orang pasti senang bila direkam untuk disiarkan di stasion televisi. Dia memanggil dosennya, seorang alumni Jepang yang pakar di bidang satelit komunikasi. Berdua sepakat membangun studio dan merancang

56

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Gedung TVKU, kebanggaan dan icon UDINUS

siaran televisi kampus dengan modal satu-dua miliar rupiah. Niat mendirikan TV komunitas akhirnya diubah menjadi TV komersial. Tetapi karena didirikan kalangan kampus, TV komersial itu tetap berada di jalur pendidikan. Setelah menunggu selama satu setengah tahun, akhirnya permintaan izin resmi untuk pendirian stasiun tivi, disetujui oleh Gubernur Jawa Tengah. Nama stasiun tivinya TVKU (Televisi Kampus Udinsu). Izin operasional TVKU berasal dari SK Gubernur Jawa Tengah No. 483/116/2003 tanggal 13 September 2003. Sejak saat itu, kami sudah mulai melakukan uji coba siaran, hingga akhirnya kami resmi mengudara mulai tanggal 1 Desember 2004 yang lalu, kata mantan Direktur TVKU Dr. Yuliman P , M.Eng, yang kini menjadi Dekan Fakultas Teknik Udinus. Tekad pak Edi agar Udinus tampil beda, punya identitas dan kebanggaan terwujud melalui TVKU yang siaran di saluran 23 UHF dan punya 76 karyawan. Lima tahun kemudian TVKU sudah mengudara selama dua belas jam mulai jam 11.00 23.00 dengan 45 mata acara yang ditayangkan setiap hari. Porsi terbesar (70 persen) muatannya pendidikan dan hiburan cuma 30 persen. Siaran di jalur pendidikan menjadi kelebihan

yang dijual kepada pemirsa maupun pemasang iklan. Dunia pendidikan ini belum disentuh oleh pengelola TV mana pun di Indonesia. Acara pendidikan itu sekaligus juga menjadi acaraacara unggulan TVKU. Materi pendidikan hadir di hampir setiap acara, mulai dari acara berita hingga acara kuis cerdas cermat untuk SLTA. Universitas Dian Nuswantoro sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang memiliki stasiun televisi kampus. Manfaat dan keuntungan memiliki TVKU sangat besar, terutama yang non-materi, seperti sebagai sumber ilmu pengetahuan, kegairahan dan kebanggaan para mahasiswa, brand image Udinus yang elit. Salut! Penghargaan dari Ditjen Dikti Setahun silam, Ditjen Dikti memberikan hadiah lima ratus juta rupiah kepada Udinus, sebagai pemenang Penelitian Hibah Seni bagi Perguruan Tinggi non-Seni. Kreasinya diberi nama Warak Ngendok dalam bentuk filem animasi 3D dan sendratari yang sukses dipentaskan di Malaysia di hadapan perdana menteri, para menteri dan gubernur dari negeri jiran.

Kreativitas pak rektor terus mengalir. Tahun ini berhasil lagi dengan membuat prestasi dengan Gamelan Elektronik . Sumber suara gamelannya berasal dari gamelan Keraton Solo yang direkam dan dapat dimainkan melalui komputer. Beberapa bulan silam, di kota Taipe saat penanda tanganan kerja sama antara Udinus dengan Chung Yuan Christian University, Taiwan, delegasi mahasiswa Udinus memukau semua hadirin. Betapa tidak, mereka menyanyikan lagu Taiwan yang diiringi suara gamelan yang computerized. Kita mendapatkan standing applause, sungguh mengharukan dan membanggakan, kenang Rektor Udinus. Membangun Kreativitas dan Kewirausahaan Mahasiswa Kedua hal penting itu menjadi landasan utama Udinus mencetak para lulusannya sebagai pencipta kerja, bukan pencari kerja. Sejak bangku kuliah, mulai dari KBK, hingga aktivitas para mahasiswa yang terhimpun dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Aktivitas mereka mulai pelatihan magang, jualan di bazar kampus, asistensi para UKM, industri rumah tangga, seni dan olahraga hingga melakukan riset dan inovasi.
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

57

Kerja sama Nasional dan Internasional Kerja sama Udinus dengan lima universitas luar negeri, seperti dengan Universiti Teknikal Malaysia, Universiti Malaya, dan Chung Yuan Christian University, Taiwan, dalam rangka peningkatan kualitas akademik termasuk beasiswa gratis program S2 dan S3. Kolaborasi tersebut berbentuk

joint program, student exchange, education and academic exchange. Langkah antisipatoris yang strategis dari Udinus, menuju world class university. Dian Nuswantoro, kata Dr. Edi Noersasangko, punya arti mendalam. Dian merupakan singkatan dari dumununging insun angrokso negoro nuswantoro.

Maknanya, keberadaannya di sini untuk merawat Nusantara. Filosofis ini yang memberikan ruh semangat bagi semua pimpinan, dosen, karyawan, dan civitas akademi Udinus untuk terus berkreasi, berprestasi dan punya reputasi yang bermanfaat bagi rakyat dan bumi Nusantara tercinta.

58

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

IlmuPengetahuandanTeknologi
XII. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pesawat nir-awak ITB

Nir Awak (PUNA) kerjasama BPPT ITB jenis Pelatuk dan Gagak

Puna Garuda di Langit Korea


Robot terbang dari ITB berhadapan dengan robot Samsung
Jumat sore (26 September) itu, Prof. Muljowidodo harus mengajak para koleganya dari CentrUMS ( Center for Unmanned System Studies) Institut Teknologi Bandung untuk segera beranjak ke Lapangan Terbang Taean di kawasan Hanseo University di tepi laut. Di tempat itulah ajang adu wahana terbang robotik akan digelar untuk pertama kalinya oleh Negeri Ginseng dengan mengundang keikutsertaan beberapa negara tetangga. Selain Indonesia yang diwakili oleh dan kawan-kawannya dari Bandung, ikut pula tim dari India dan Taiwan dalam 7th Korea Robot Aircraft Competition 2008. Perwakilan dari Cina sebenarnya diharapkan hadir di lapangan terbang berangin kencang itu. Sayang tim yang ditunggu-tunggu dari negara itu tak kunjung muncul. Lomba yang digelar setiap tahun oleh Korea Aerospace Industries Association dan The Korea Society for Aeronautical and Space Sciences ini hanya ditawarkan kepada peserta dari dalam negeri. Baru kali ini dibuka untuk peserta internasional, ujar guru besar robotik yang saat itu berperan sebagai pembimbing tim. Selain didukung oleh Republic of Korea Air Force (ROKAF), Hanseo University, Seo-San City, dan Pemerintah Provinsi Taean-Gun, beberapa media televisi seperti KBS, MBC, SBS dan YTN juga turut mensupport kontes ini. Ternyata hajatan yang cukup besar ini digelar demi mendukung penguasaan teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Tim jurinya adalah para ahli UAV dari Korea Selatan, baik dari kalangan akademisi, bisnis UAV, maupun pusat penelitian UAV, kata Muljowidodo. Sore itu, seusai briefing dengan panitia tentang acara lomba selama dua hari ke depan, tim hanya diberi waktu sekitar dua jam untuk merakit komponen pesawat yang mereka bawa dari tanah air. Setelah dipasang, kedua pesawat dikunci di dalam ruang tertutup dan kami tidak boleh menyentuhnya lagi, ujar Yudoyono Kartidjo, pembimbing lainnya dalam Tim Merah-Putih. Ada dua pesawat yang dibawa untuk berlaga. Pertama, Garuda, pesawat sayap tetap (fixed wing) yang bentang sayapnya dari ujung

ke ujung mencapai 1,8 meter dan fuselage (panjang badan dari depan ke belakang) 1,2 meter. Bercat nasionalis, merah-putih, pesawat itu memiliki bobot tujuh kilogram. Pesawat robotik nirawak kedua yang ikut dilombakan adalah helikopter Kumbang (rotor wing). Helikopter kuning yang ukurannya lebih ramping daripada Garuda ini belakangan tak mampu berkompetisi di lingkungan yang angin lautnya berembus kencang. Si Kumbang terbang melintir. Dalam kompetisi, ada empat misi dari panitia untuk dituntaskan setiap tim dengan UAV-nya. Kami hanya diberi waktu 40 menit untuk menyelesaikan keempat misi itu, ujar Muljowidodo. Misi pertama disebut Precision Dropping. Di sini, setiap peserta harus menjatuhkan suatu obyek pada sasaran yang telah ditentukan. Tapi robot tidak boleh masuk ke wilayah sasaran. Garuda dapat menuntaskan misi ini dalam waktu sekitar tiga menit, ujar Yudoyono menimpali. Misi kedua, Fixed Target Recognition and Geolocation, yaitu mengambil gambar untuk suatu obyek tertentu yang lokasinya telah ditentukan. Misi kedua Ini hampir mirip dengan misi ketiga, yaitu High Quality Image Acquisition. Untuk masing-masing misi ini, Garuda bisa selesai dalam waktu sekitar lima menit, kata Yudoyono. Misi pamungkas adalah Sea Search , yaitu mencari boneka orang (manekin) di laut. Boneka itu ada tiga buah dan disebar di tiga lokasi berbeda yang posisinya

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

59

tidak diketahui tim peserta. Meski proses take off boleh dilakukan secara manual, semua misi harus ditunaikan dalam mode autonomous alias tanpa intervensi pilot atau operator. Itu artinya pesawat UAV sepenuhnya dikendalikan oleh program komputer yang ada pada pesawat (inboard). Tim Garuda ITB dinilai layak menerima penghargaan khusus untuk kategori Best Visual System Design. Mereka kebagian hadiah uang tunai US$ 2.000 atau hampir setara Rp 20 juta. Tim Air Gate dari Chungnam University, yang

hasil rancangan sendiri. Kami tidak menggunakan komponen on the shelf yang bisa dibeli di pasaran seperti yang dilakukan tim lain, katanya. Cari Musuh Sampai ke Spanyol Mengikuti kompetisi robot terbang ketujuh di Korea bukanlah target satu-satunya tim Institut Teknologi Bandung (ITB). Muljowidodo dan kawan-kawan ternyata terbang lagi ke Spanyol untuk mengikuti lomba Micro Aircraft Vehicle di Spanyol, tahun lalu. Kompetisi serupa bahkan siap digelar sendiri di Bali, tapi untuk jenis kapal selam. Kami memang harus terus menjajal diri lewat kompetisi semacam ini agar tahu kelemahan kami di mana, kata Yudoyono Kartidjo yang juga ahli dari CentrUMS, ITB. Bagi Muljo, Yudoyono, dan tujuh anggota tim lainnya, kompetisi adalah ajang untuk mengukur keandalan robot ciptaan mereka. Kami jadi bisa tahu di posisi mana teknologi robot kita berada, ujar Muljo. D a r i Korea, Muljo mengungkapkan bahwa timnya bisa mengevaluasi

teknik, katanya. Meski begitu, bukan berarti tim ITB tak punya kekurangan. Buktinya, Si Kumbang, helikopter nan ramping itu, gagal dalam misi dan tak mampu menahan kencangnya angin. Si Kumbang ternyata memang belum siap, tutur Muljo. Di sinilah arti penting rajin ikut kompetisi. Muljo mengatakan, selama ini memang sudah ada Kontes Robot Indonesia yang sasarannya adalah para mahasiswa. Pengembangan teknologi di kelas itu tetap jalan, tapi yang level di atasnya juga harus dikembangkan, ujar Prof. Dr. Muljo yang pernah menjadi Ketua Dewan Juri Kontes Robot Cerdas Indonesia. (Rana Akbari Fitriawan) GARUDA Terbuat dari campuran kayu alba dan fiber glass. T i n g g i t e r b a n g 3 0 - 1 0 0 meter, tergantung misi yang dijalaninya. Jarak terbang terjauh tiga kilometer. KUMBANG Terbuat dari bahan aluminium dan karbon. Pa n j a n g 1 m e t e r, l e b a r 30 sentimeter, tinggi 50 sentimeter. Satu di antara produk Unmanned Aerial Vehicle yang dikembangkan di Chungnam National University.

NS-02 Strigate Twin Eagle tahun 2010 buatan mahasiswa ITB

menurut Muljo mendapat dukungan penuh dari s p o n s o r Dr. Judojono dan Quadrotor tipe I perusahaan Samsung, keluar sebagai juara umum. Mereka berhak atas hadiah uang US$ 10 ribu. Meski begitu, menurut Muljo, Unman Areal Viachle (UAVdibandingkan dengan peserta lain, 530) rampung tahun 2010 tim Indonesia punya kelebihan koord Ristek tersendiri. Derajat kemandirian teknologi kita cukup tinggi apabila dibandingkan dengan peserta kekurangan dan kelebihan yang lainnya, katanya. Semua itu dimiliki. Dibandingkan dengan ditunjukkan, di antaranya, dalam India, misalnya, tim ITB masih bentuk rancangan pesawat UAV, lebih baik karena robot dari India sistem kontrol, sistem sensor, serta tidak bisa terbang. Apalagi Taiwan ground station yang merupakan yang tidak lolos dalam evaluasi

Pesawat nirawak jenis Quadrotor lanjutan oleh ITB

60

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Inovasi Teknologi Mahasiswa dan Para Juara di PPKI 2010


Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) kembali digelar dengan mengusung tema Eksplorasi Budaya Nusantara Melalui Keanekaragaman Kreativitas Pemuda Untuk Mendukung Kebangkitan Ekonomi Kreatif Indonesia di Balai Sidang Jakarta 23-27 Juni 2010. Penyelenggaraan PPKI 2010 yang keempat kalinya sejak tahun 2007, terdiri atas tiga kegiatan utama yang diselenggarakan secara paralel yakni Pameran, Konvensi dan Gelar Seni Budaya. Kluster pameran Dikti ada delapan stand menempati Campus Area di lobby utama Jakarta Convention Center, menampilkan karya inovasi teknologi, hasil riset, dan produk para mahasiswa dan bimbingan dosen dari perguruan tinggi IPB, ITB, UGM, ITS, UI, Itenas, Politeknik Negeri Media Kreatif. Selain itu ada 23 SMK, dan Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia Kartini untuk Jenis Pendidikan Non Formal dan Informal. Kemdiknas berorientasi pada kreativitas dan Kewirausahaan Dirjen Dikti, Prof. Dr. Djoko Santoso mewakili Mendiknas Mohammad Nuh pada Konvensi Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010 di Jakarta Convention Center, menyampaikan statement, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mendukung industri kreatif. Arah kebijakan Kemdiknas berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan. Implementasinya pada anak didik sedini mungkin. Jadi kebijakannya yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif, kata Dirjen Dikti. pendidikan dan pelatihan formal dan informal, yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif. Kami mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian di institusi pendidikan dasar, menengah, pendidikan tinggi hingga ke lembaga kursus. Tidak kalah penting adalah memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri. katanya. Ragam Inovasi Teknologi dan Produk Mahasiswa yang Sudah Dijual K r e a t i v i t a s Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) ITB yang didisplay pada PPKI 2010 membanggakan, karena menjuarai tingkat nasional dan dunia. Palapa I Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Pikohidro untuk Desa Tertinggal adalah juara PKMM 2009. Sedangkan Palapa II Pembangunan Desa Mandiri Ekonomi Berbasis Energi Terbarukan meraih juara ketiga pada ICEE Presidents Change the World Competition 2010, penyerahan hadiahnya pada 26 Juli 2010 yang akan datang di Kanada. ICEE adalah organisasi ilmiah yang menghimpun para ahli dan institusi dunia di bidang elektrikal, elektronika, dan engineering. Selain itu, ICEE berkompetensi menentukan akreditas jurnal ilmiah. Kemenangan Palapa II pada kontes internasional karena konsep terintegrasi teknologi hijau, pemberdayaan ekonomi rakyat,

Salah satu komponen dari kurikulum pendidikan adalah memasukkan hal-hal yang bersifat inovatif. Misalnya, dengan melakukan kegiatan di bidang penelitian untuk menumbuhkan ide-ide. Perlu dikembangkan terobosan kreatif dalam mendidik anak. Soalnya sebagian besar waktu anak adalah di rumah. Oleh karena itu, orang tua dapat mengarahkan anaknya menjadi anak yang kreatif. Peran keluarga sebetulnya jauh lebih penting ketimbang sekolah. Jadi perlu dikembangkan terobosan kreatif dalam mendidik anak, tambahnya. Upaya lainnya untuk mendorong entrepreneurship dengan meningkatkan jumlah dan perbaikan kualitas lembaga

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

61

dan kemudahan aplikasi dan perawatannya. HME ITB menerbitkan leaflet Keris atau Kreasi Teknologi Edukasi. Menghimpun beragam teknologi edukasi yang dijual seperti Robot berkaki enam berbentuk laba-laba dikendalikan oleh wireless. Nama kerennya SR-2010 Hexapoid Kit ini, pemenang dalam KRCI 2009 dan 2010 juga juara keempat pada Trinity Fire Fighting Robot Contest USA. ITSDesignCentersebagaimitra dari Jurusan Desain Produk Industri ITS, berhasil mengembangkan

data kosakata yang baku. Selain itu, kreativitas mahasiswa FIK-UI mengembangkan Batik Retrieval yang dapat diakses via web Http:// tws.Cs.UI.ac.id/BatikInformation RetrieverSampleClient/ SampleClient. Ada juga Robot Pendeteksi Kebocoran Gas dan Bom, serta Distributed Traffic Control with Swarm Self Org Map in Jakarta. Andalan UGM adalah mobil hemat Semar dijadikan salah satu icon kota Jogya dan simbol UGM sebagai kampus riset yang inovatif. Mobil Semar dirancang dalam tiga

puyuh IPB ini dapat menekan kadar kolesterol jahat (LDL) penyebab stroke, meningkatkan kekebalan tubuh dan menghambat kanker. Berbagai sajian istimewa olahan mi jagung yang dijual di beberapa outlet di Bogor dan Serpong. Ada sayuran organik, nugget jamur, sirop pala serut, roselat, dan lain-lain. Alat FitPot fleksibel atau pot gantung bertingkat tujuh sebagai media tanam sayuran salada, caisin, pakcoy hitam, dan lain-lain dijual dua setengah juta rupiah. Konsumen akan dipasok air bernutrisi, delapan jenis sayuran

integrated digital design baik untuk interior-eksterior kereta api, menciptakan brand kotakota di Jawa Timur, dan EUIS atau Executive Utility Information System. Beberapa karya unggulan Jurusan Desain Produk Industri ITS, antara lain: rancang bangun e-kios information system, interior kapal penumpang, design city branding Surabaya, motif batik surabayaan, dan lain-lain. Fakultas Ilmu Komputer UI mengedepankan Sistem Pengenalan Suara Otomatis pada sistem komputer. Dari suara perintah kita diubah ke sinyal akustik, lalu diproses via mesin program Java, hasilnya berbentuk narasi pada layar monitor. Canggih kan? Untuk mengenal lebih banyak perintah dalam bahasa Indonesia, perlu entri

konsep: super ringan, aerodinamis, dan mesin berefisiensi tinggi. Selain itu ada produk dari CIMEDs (Center for Innovation of Medical Equipments and Devices) yang didedikasikan bagi pengembangan produkproduk biomedis di Indonesia, untuk mengurangi ketergantungan produk impor sejenis. Inovasi teknologi mahasiwa UGM yang relatif baru Mesin Pengolah Limbah Pohon Kelapa Menjadi Multiplex yang dijual untuk pengrajin UKM. Green Land dan Tanaman Organik Menyehatkan adalah dua produk IPB yang terus berkreasi menghasilkan produk pertanian unggulan yang laris manis dijual umum. Ada telur puyuh yang telah teruji mengandung omega 3, 6, 9 dan DHA. Selain enak dan gurih telur

pada 56 pot-pot kecil sayuran organik. Pengembangan market alat ini bisa dijual pada institusi pendidikan pertanian, pasar swalayan, dan rumah tangga. Boneka rumput Horta sebagai media tanam yang dikemas kreatif berbentuk boneka, disiram setiap hari pada bagian atas kepalanya akan ditumbuhi rumput. Anakanak dapat belajar mengamati pertumbuhan tanaman sambil bermain. Apabila rumput sudah tumbuh terlalu tinggi (panjang) anak-anak dapat memangkas rumput sesuai gaya dan selera mereka. Menarik ya.

62

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Semua informasi penting ini dapat anda download pada http://www.dikti.go.id


Info Untuk Dosen Informasi seputar beasiswa Beasiswa luar negeri Beasiswa dalam negeri Informasi seputar sertifikasi dosen Keputusan Menteri tentang Tunjangan Professor Instrumen sertifikasi dosen Lampiran Form sertifikasi dosen Lampiran kuota sertifikasi dosen Buku sertifikasi dosen tahun 2009 Buku 2 sertifikasi dosen tahun 2009 Buku 1 sertifikasi dosen tahun 2009 Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Panduan Penelitian Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (Rapid). Panduan Hibah Bersaing P a n d u a n Pe n e l i t i a n Fundamental Penelitian Dosen Muda Dan Studi Kajian Wanita Panduan Hibah Penelitian Strategis Prioritas Panduan Hibah Pasca Panduan Hibah Pekerti Info Untuk Mahasiswa Informasi seputar beasiswa Program Beasiswa BBM, PPA, PPE Program Beasiswa BIDIK MISI Program Beasiswa Olympiade Informasi seputar hibah PKM Hibah PKM-Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-AI) Hibah PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT) Hibah PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) Hibah PKM-Kewirausahaan (PKM-K) Hibah PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T) Hibah PKM-Penelitian (PKM-P) Informasi seputar hibah Program Ipteks Hibah Program Ipteks bagi Wilayah (IbW) Hibah Program Ipteks bagi Bisnis Kampus (IbIKK) Informasi seputar Kegiatan/ Organisasi Mahasiswa Dana bantuan untuk kegiatan mahasiswa Peksiminas Kejuaraan Olahraga Nasional Antar Perguruan Tinggi POMNas POM ASEAN Paduan Suara Mahasiswa Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional Universiade Lainnya (Studi Banding BEM, Pesparawi, Kepramukaan, dan lain-lain) Info Untuk Pengelola Perguruan Tinggi Panduan-panduan PPM Panduan pengabdian kepada masyarakat (PPM) Pr o g r a m p e n g e m b a n g a n budaya kewirausahaan Panduan pendirian Perguruan Tinggi Keputusan menteri pendidikan nasional no 234 tahun 2000 Undang-undang no 9 tahun 2009 Keputusan menteri pendidikan nasional no 232 tahun 2000 Panduan Program Studi Baru (online) Surat Permohonan Panduan pendaftaran Ijin usulan pertimbangan Ijin penyelenggaraan Tutorial

Informasi Penting Terkini untuk stakeholders Dirjen DIKTI

Program-Program Dikti Pr o g r a m B e a s i s w a D a l a m Negeri 1. Program beasiswa Bidik Misi 2. Beasiswa Dalam Negeri 3. Beasiswa DDIP 4. Beasiswa Aliansi
No.5/Vol.1/Juni 2010

MajalahKampus

63

5. Beasiswa pmri 6. Program Beasiswa BBM, PPA, PPE 7. Beasiswa BPPS Program Beasiswa Luar Negeri 1. Fulbright Amerika-Indonesia 2. Program PAR 3. Beasiswa Sandwich 4. Beasiswa Luar Negeri Dikti Sertifikasi Dosen 1. Panduan/Pedoman Sertifikasi Dosen 2. Alokasi Quota Sertifikasi Dosen Tahun 2010 3. Ouput Program Sertifikasi Dosen 4. Buku Panduan 5. TOR Sertifikasi Dosen Bermutu 1. Program Bermutu Hibah-Hibah Dikti 1. Program Hibah Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2010 2. Program Penelitian Kerjasama Antar Lembaga Dan Perguruan Tinggi 3. I-MHERE 4. Hibah Phk Institusi 5. Hibah Phk-Pkpd 6. Pe n g e m b a n g a n E - J u r n a l Domestik 7. Bantuan Publikasi Artikel Ilmiah Internasional 8. Hibah Kompetitif Seminar Luar Negeri Menuju Publikasi Internasional 9. Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Melalui Pengembangan Akses Pustaka (Digital Journal Dan Digital References) 10. Penyusunan Direktori Buku Karya Dosen PergurUan Tinggi Di Indonesia Tahun 2009

Magang Dosen 1. Program Magang Datasering 1. Program Detasering Pemilihan Akademisi Berprestasi 2010 1. Pemilihan Tenaga Akademik, Laboran Dan Pustakawan 2. P e m i l i h a n M a h a s i s w a Berprestasi 3. Pemilihan Ketua Program Studi 4. Pemilihan Dosen Berprestasi 2009 Program Olimpiade 1. Olimpiade Nasional Mipa Perguruan Tinggi Program Tahunan 1. Pe r c e p a t a n Pe n i n g k a t a n Kualifikasi Dosen Perluasan Lesson Study 1. Panduan Lesson Studi 2. Tor Perluasan Lesson Study Aliansi Pasca Sarjana 1. Pe r c e p a t a n Pe n i n g k a t a n Kualifikasi Dosen Perguruan Tinggi Melalui Aliansi Strategis Pe n y e n g g a r a n Pe r o g r a m Pascasarjana Academic Recharging Luar Negeri Perijinan 1. Prosedur Perijinan Pendirian PT 2. Prosedur Perizinan Pembebasan Bea Masuk 3. Prosedur Ijin Mengajar Tenaga Ahli Asing dan Tenaga Sukarela Asing 4. Prosedur Pembebasan Bea Fiskal 5. Prosedur Izin Belajar Mahasiswa Asing

Program-program Dikti di atas merupakan kompetensi utama dari empat direktorat di bawah lingkungan Ditjen Dikti yakni: 1. Direktortal Akademik; email: akademik@dikti.go.id dan tu.akademik@dikti.go.id 2. Direktorat Penelitian dan Pe n g a b d i a n Kepada Masyarakat; web: www.dp2mdikti.net 3. Direktorat Ketenagaan; URL: www.ditnaga.dikti.go.id dan email: ketenagaan@dikti. go.id 4. Direktorat Kelembagaan; email: kelembagaan@dikti.go.id Semua informasi penting di atas dapat anda download pada http:// www.dikti.go.id

64

MajalahKampus
No.5/Vol.1/Juni 2010

Anda mungkin juga menyukai