Anda di halaman 1dari 3

EXOPHTHALMOS / PROPTOSIS

Adalah penonjolan bola mata kearah depan . Biasa juga disebut sebagai exophthalmos.Sebaliknya keadaan yang menampilkan seolah olah bola mata tenggelam kedalam rongga orbita disebut sebagai enophthalmos. Enophthalmos dicurigai bila ada fraktur tulang wajah. Besarnya proptosis dapat diukur dengan alat exophthalmometri Hertel. Penonjolan bola mata dikatakan exophthalmos bila perbedaan penonjolan antara kedua mata adalah lebih dari 3 mm. Bila penonjolan kearah veritkal atau horizontal dapat diukur dengan McCoy Facial Tri Square (Padgett P-3795) Arah proptosis dapat menggambarkan lokasi massa, sebab bola mata biasanya berubah tempat jauh dari lokasi massa nya. Perubahan tempat kearah atas disebabkan tumor sinus maksila. Perubahan tempat kearah bawah dan medial dapat diakibatkan oleh kista dermoid dan tumor glandula lakrimal. Perubahan kearah bawah dan lateral dapat diakibatkan mucocele frontoethmoidal, abces osteoma, dan carcinoma sinus. Proptosis bilateral dapat diakibatkan ophthalmopaty thyroid, Wagener granulomatosis, lymphoma, vasculitis, radang orbita idiopatik (pseudotumor) tumor metastase, fistula carotis cavernosus, trombosis sinus cavernosus, lekemia dan neuroblastoma.

Unilateral proptosis pada anak-anak sering disebabkan oleh orbital cellulitis akibat komplikasi sinusitis ethmoid atau infeksi traktus respiratorius. Pada proptosis dengan penyebab neoplasma atau infeksi dapat disertai kesulitan menggerakkan bola mata artinya penyakit telah melibatkan otot ekstraokular. Pemeriksaan penunjang lain juga diperlukan antara lain: USG, CT scan, MRI ( magnetic resonance imaging), plain film radiografi dan tomografi. Semua pemeriksaan harus berdasarkan indikasi. Pemeriksaan awal sebelum pemeriksaan CT scan dan MRI, dapat dilakukan plain foto dan tomografi. Foto kepla dan sinus para nasal, dapat memperlihatkan gambaran abnormalitas dinding orbita, fossa glandula lakrimal, foramen optik dan canal optik, serta sinus2. Kalsifikasi di orbita pada anak dicurigai sebagai retinoblastoma, hemangioma,degenerasi bola mata dll. Gambaran lesi lisis/litik tulang kepala menggambarkan kemungkinan suatu carcinoma metastase. Pemeriksaan USG memberi gambaran anatomi secara detail dan lebih baik di daerah posterior orbita periorbita. CT scan merupakan guiding yang paling baik untuk kasus operasi karena lebih tepat menggambarkan ketebalan, lokasi, dan perluasan lesi massa.

MRI merupakan pemeriksaan non invasive dan tidak menggunakan radiasi dan tidak mempunyai efek biologi. Tetapi pada banyak kasus CT scan lebih efektif dan lebih ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai