Anda di halaman 1dari 10

CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Tanggal 23 Desember 1976)

Menimbang :

a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang


berlaku,diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan materinya ada
yang sudahtidak sesuai lagi dengan keadaan dewasa ini, oleh sebab itu perlu
disederhanakan dan disempurnakan;

b. bahwa berhubung dengan itu dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah


yang mengatur kembali tentang cuti Pegawai Negeri Sipil;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;


2. Undang-undang Nomor8 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3041);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG CUTIPEGAWAI NEGERI SIPIL.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

DalamPeraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan cuti Pegawai Negeri


Sipil,selanjutnya disingkat dengan cuti, adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan
dalam jangka waktu tertentu.
Pasal 2

(1) Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah :

a. Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan


Lembaga Tertinggi/TinggiNegara;

b. Menteri, Jaksa Agung,Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen,


Pimpinan Kesekretariatan LembagaTertinggi/Tinggi Negara, dan pejabat lain
yang ditentukan oleh Presiden bagiPegawai Negeri Sipil dalam lingkungan
kekuasaannya;

c. Kepala PerwakilanRepublik Indonesia bagi Pegawai Negeri Sipil yang


ditugaskan pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada pejabat lain dalam lingkungan kekuasaannya untuk
memberikan cuti, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini atau
peraturan perundang-undangan lainnya.

BAB II
CUTI PEGAWAINEGERI SIPIL
Bagian Pertama
Jenis Cuti
Pasal 3

Cuti terdiridari :

a. cuti tahunan;
b. cuti besar;
c. cuti sakit;
d. cuti bersalin;
e. cuti karena alasan penting; dan
f. cuti di luar tanggungan Negara.

Bagian Kedua
Cuti Tahunan
Pasal 4

(1) Pegawai NegeriSipil yang telah bekerja sekarang-kurangnya 1 (satu) tahun secara
terus-menerusberhak atas cuti tahunan.

(2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.

(3) Cuti tahunan tidakdapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3
(tiga) hari kerja.
(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti.

(5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yangberwenang memberikan cuti.

Pasal 5

Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya, maka
jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.

Pasal 6

(1) Cuti tahunan yangtidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam
tahunberikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk
cutitahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

(2) Cuti tahunan yangtidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil
dalamtahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja
termasukcuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

Pasal 7

(1) Cuti tahunan dapatditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang


memberikan cuti untukpaling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas
mendesak.

(2) Cuti tahunan yangditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diambil
dalam tahunberikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalamtahun yang sedang berjalan.

Pasal 8

Pegawai NegeriSipil yang menjadi guru pada sekolah dan dosen pada perguruan
tinggi yangmendapat liburan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku,
tidakberhak atas cuti tahunan.

Bagian Ketiga
Cuti Besar
Pasal 9

(1) Pegawai NegeriSipil yang telah bekerjasekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara


terus-menerus berhak atas cuti besaryang lamanya 3 (tiga) bulan.

(2) Pegawai NegeriSipil yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya
dalamtahun yang bersangkutan.
(3) Untuk mendapatkan cutibesar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan mengajukan
permintaan secaratertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.

(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yangberwenang memberikan cuti.

Pasal 10

Cuti besardapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
memenuhikewajiban agama.

Pasal 11

Cuti besardapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang untuk


paling lama2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.

Pasal 12

Selamamenjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan


menerimapenghasilan penuh.

Bagian Keempat
Cuti Sakit
Pasal 13

Setiap PegawaiNegeri Sipil yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.

Pasal 14

(1) Pegawai NegeriSipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti
sakit,dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya.

(2) Pegawai NegeriSipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat
belas) hariberhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil
yangbersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yangberwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.

(3) Pegawai NegeriSipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) Hari berhak cuti
sakit,dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus
mengajukanpermintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti denganmelampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.

(4) Surat keterangandokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara lain
menyatakan tentangperlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang
dipandang perlu.
(5) Cuti sakit sebagaimanadimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu paling lama 1
(satu) tahun.

(6) Jangka waktu cutisakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat ditambah untuk
paling lama 6(enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan
dokter yangditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

(7) Pegawai NegeriSipil yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka Waktu
sebagaimanadimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus Diuji kembali
kesehatannyaoleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

(8) Apabila berdasarkanhasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat


(7) Pegawai NegeriSipil yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia
diberhentikandengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang
tungguberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15

(1) Pegawai NegeriSipil wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit
untuk palinglama 11/2 (satu setengah) bulan.

(2) Untuk mendapatkan cutisakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai
Negeri Sipil wanita yangbersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
pejabat yangberwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter ataubidan.

Pasal 16

Pegawai NegeriSipil yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena


menjalankan tugaskewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti
sakitsampai ia sembuh dari penyakitnya.

Pasal 17

Selamamenjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai


dengan16, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima penghasilan penuh.

Pasal 18

(1) Cuti sakit sebagaimanadimaksud dalam Pasal-pasal 14 sampai dengan 16, kecuali
yang dimaksud dalamPasal 14 ayat (1) diberikan secara tertulis oleh pejabat yang
berwenangmemberikan cuti.

(2) Cuti sakit sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) cukup dicatat oleh pejabat
yang menguruskepegawaian.

Bagian Kelima
Cuti Bersalin
Pasal 19

(1) Untuk persalinananaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai Negeri Sipil
wanita berhakatas cuti bersalin.

(2) Untuk persalinananaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai Negeri
Sipil wanitadiberikan cuti di luar tanggungan Negara.

(3) Lamanya cuti-cutibersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1 (satu) bulan
sebelum dan 2(dua) bulan sesudah persalinan.

Pasal 20

(1) Untuk mendapatkan cutibersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita yang bersangkutan
mengajukan permintaansecara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti.

(2) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yangberwenang memberikan cuti.

Pasal 21

Selamamenjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang


bersangkutanmenerima penghasilan penuh.

Bagian Keenam
Cuti Karena AlasanPenting
Pasal 22

Yang dimaksuddengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena :

a. ibu, bapak,isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras
ataumeninggal dunia;

b. salah seorang anggotakeluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan
menurut ketentuanhukum yang berlaku Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
harus mengurushak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;

c. melangsungkan perkawinan yang pertama;

d. alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian olehPresiden.

Pasal 23

(1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena atasanpenting.


(2) Lamanya cutikarena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang berwenang
memberikan cutiuntuk paling lama 2 (dua) bulan.

Pasal 24

(1) Untuk mendapatkan cutikarena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukanpermintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-
alasannya kepada pejabatyang berwenang memberikan cuti.

(2) Cuti karena alasanpenting diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang
memberikan cuti.

(3) Dalam hal yangmendesak, sehingga Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan tidak
dapat menunggukeputusan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, maka
pejabat yangtertinggi di tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bekerja
dapatmemberikan izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting.

(4) Pemberian izinsementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus segera
diberitahukan kepadapejabat yang berwenang memberikan cuti oleh pejabat yang
memberikan izin sementara.

(5) Pejabat yang berwenangmemberikan cuti setelah menerima pemberitahuan


sebagaimana dimaksud dalam ayat(4) memberikan cuti karena alasan penting
kepada Pegawai Negeri Sipil yangbersangkutan.

Pasal 25

Selamamenjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil yang


bersangkutanmenerima penghasilan penuh.

Bagian Ketujuh
Cuti Di LuarTanggungan Negara
Pasal 26

(1) Kepada Pegawai NegeriSipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
secaraterus-menerus, karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak
dapatdiberikan cuti di luar tanggungan Negara.

(2) Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan - paling lama3 (tiga) tahun.

(3) Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dipat diperpanjangpaling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting
untukmemperpanjangnya.

Pasal 27

(1) Cuti di luartanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang


bersangkutandibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti di luar tanggungan Negara
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 ayat (2).

(2) Jabatan yang menjadilowong karena,pemberian cuti di luar tanggungan Negara


dengan segera dapatdiisi.

Pasal 28

(1) Untuk mendapatkan cutidi luar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan mengajukanpermintaan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cutidisertai dengan alasan-alasannya.

(2) Cuti di luartanggungan Negara hanya dapat diberikan dengan surat keputusan
pejabat yangberwenang memberikan cuti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) setelahmendapat persetujuan dari Kepala Badan Administrasi Kepegawaian
Negara.

Pasal 29

(1) Selama menjalankancuti di luar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan tidakberhak menerima penghasilan dari Negara.

(2) Selama menjalankancuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai


masa kerja PegawaiNegeri Sipil.

Pasal 30

Pegawai NegeriSipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya
setelah habismasa menjalankan cuti di luar tanggungan Negara diberhentikan dengan
hormatsebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 31

Pegawai NegeriSipil yang melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis
masamenjalankan cuti di luar tanggungan Negara, maka :

a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali;

b. apabila tidak adalowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan


melaporkannya kepada KepalaBadan Administrasi Kepegawaian Negara untuk
kemungkinan ditempatkan padainstansi lain;

c. apabila penempatanyang dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka Pegawai


Negeri Sipil yangbersangkutan diberhentikan dari jabatannya karena kelebihan
dengan mendapathak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Bagian Kedelapan
Lain - lain
Pasal 32

(1) Pegawai NegeriSipil yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar, dan cuti
karena alasanpenting, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas
mendesak.

(2) Dalam hal terjadisebagai dimaksud dalam ayat (1), maka jangka waktu cuti yang
belum dijalankanitu tetap menjadi hak Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

Pasal 33

Segala macamcuti yang akan dijalankan di luar Negeri, hanya dapat diberikan
olehpejabat-pejabat sebagai dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kecuali cuti besar
yangdigunakan untuk menjalankan kewajiban agama.

Pasal 34

Dalam halPemerintah menganggap perlu, segala macam cuti Pegawai Negeri Sipil
dapatditangguhkan.

Pasal 35

Hal-hal yangbelum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut
denganKeputusan Presiden.

Pasal 36

Ketentuan-ketentuanteknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan oleh


Kepala BadanAdministrasi Kepegawaian Negara.

BAB III
KETENTUANPERALIHAN
Pasal menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagai masa
kerjaPegawai Negeri Sipil, baik sebagai masa kerja untuk perhitungan pensiun,
maupunsebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan lain-
lain.

Pasal 30

Apabila masamenjalankan cuti di luar tanggungan Negara habis, Pegawai


Negeri Sipil yangbersangkutan tidak melaporkan diri kembali kepada instansinya,
maka PegawaiNegeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai
PegawaiNegeri Sipil. Pemberhentian ini dilakukan dengan surat keputusan pejabat
yangberwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

LEMBARAN NEGARA DANTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1976 YANG


TELAH DICETAK ULANG

Anda mungkin juga menyukai