Anda di halaman 1dari 4

NASIONALISME EKONOMI

Memasuki tahun 2010 Indonesia telah resmi mengikuti program ACFTA (Asean-Chinese Free Trade Area) secara otomatis memberi kebebasan produkproduk buatan Cina dan Asia Tenggara untuk membanjiri pasar dalam negeri. Pernahkah kita berpikir ketika mengonsumsi produk negara lain justru akan memberikan tambahan penghasilan kepada negara lain yang akan membuat kita makin terpuruk, yang akan sangat berbeda saat kita menggunakan produk lokal yang akan berbalas kepada kita juga. Industri akan semakin berkembang jika kita menggunakan produk dalam negeri, secara otomatis juga mengurangi angka pengangguran dan dapat meningkatkan perekonomian. Sebelum berharap produk lokal mampu booming di luar negeri, hendaklah kita memastikan bahwa hal itu terjadi di negeri sendiri. Tetapi, yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. Bukan rahasia lagi, masyarakat kini lebih bangga menggunakan produk luar negeri ketimbang produk lokal. Bahkan, untuk menjumpai produk luar negeri pun bukan hal yang sulit lagi untuk dilakukan. Inilah yang patut dikaji ulang, saat masyarakat beralih menggunakan produk luar negeri justru di saat yang sama pemerintah membuat kebijakan yang membebaskan produk tersebut masuk dengan mudahnya. Kemudian, di sisi lain terlihat bahwa mayoritas para pelaku usaha dalam negeri belum siap untuk itu, produk mereka belum mampu bersaing dengan produk Cina yang telah diakui dunia. Menghadapi hal ini, pemerintah telah melakukan banyak inisiatif, seperti Gerakan Cinta Produk Indonesia sebagai langkah untuk menghalangi dampak terburuk yang mungkin muncul akibat diberlakukannya ACFTA, hal ini membutuhkan peran semua pelaku perekonomian. Akan tetapi, hingga saat ini belum mampu membuahkan hasil. Apakah ini pertanda telah hilangnya rasa cinta dan nasionalisme masyarakat terhadap produk negeri sendiri?

Pemerintah pun sepertinya hanya menjadikan Gerakan Cinta Produk Indonesia sebagai wacana saja, hal ini sering terlihat ketika dalam acara kenegaraan tidak sedikit dari mereka yang juga mengenakan produk luar negeri.Padahal, pemerintahlah yang diharapkan mampu menjadi panutan. Dalam menghadapi masalah ini, pemerintah harus bekerja keras, seperti melakukan standarisasi kualitas dan mutu produk mengingat banyaknya produk UKM (Usaha Kecil dan Mikro)yang belum memenuhi standar sehingga tidak bisa bersaing dengan produk luar negeri.Masyarakat pun akan mencoba loyal terhadap produk lokal jika kualitas produk sebanding dengan harga yang ditawarkan. Peranan masyarakat sebagai konsumen pun sangat diharapkan, bukankah ini semua berpulang kepada yang menikmati produk tersebut. Pencitraan produk dalam negeri yang sangat buruk, yaitu tidak sebandingnya kualitas dan harga produk yang ditawarkan akan menambah alasan untuk semakin meninggalkan produk ini, Maka dari itu, haruslah ada kesadaran dari masing-masing pihak untuk ikut berpartisipasi memerangi hal ini, karena jika ini dibiarkan Indonesia akan terancam dalam kancah perdagangan internasional yang akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan bahwa tidak ada satu negarapun di muka bumi ini yang bisa diandalkan untuk menyelamatkan Indonesia kalau sampai krisis ekonomi mendera kecuali kita sendiri. Inilah saat yang baik untuk bersatu, meningkatkan jiwa nasionalisme dan menggunakan produk dalam negeri seperti pesan Pak Jusuf Kalla, beliau adalah sosok yang tanpa henti-hentinya membanggakan produk dalam negeri. Saat menghadiri acara penting negara beliau tidak hentihentinya mengingatkan untuk mencintai produk dalam negeri. Lantas, mengapa kita tidak menjadikan Jusuf Kalla sebagai simbol untuk bisa bebas dari masalah yang terus menghantui Indonesia selama ini? Haruskah kita menunggu hingga Indonesia betul-betul mengalami guncangan. ACFTA juga akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian jika Indonesia masih bertahan dengan kebiasaan membanggakan produk luar negeri. Apakah ini yang diharapkan Indonesia? Masih ada yang beranggapan bahwa

nasionalisme merupakan gaya hidup yang terlalu jadul(zaman dulu). Derasnya pemberitaan bahwa internasionalisme adalah modernitas, bahwa dunia sudah tanpa batas lagi dan berita sejenis membuat nasionalisme terkesan kuno, dan tidak bermanfaat. Buktinya, Cina tidak pernah menggubris masalah ini, mereka tetap bertahan dengan kecintaan terhadap produk dalam negeri walau dalam keadaan sesulit apapun, hal inilah yang menjadikan Cina menjadi negara yang sangat berpengaruh di Asia saat ini. Melihat peluang Indonesia yang memiliki begitu banyak usaha kecil,terutama pada barang-barang kreatif yang kemudian dapat menjadi komoditas ekspor ke mancanegara, maka sektor ekonomi kreatif yang tengah dikembangkan akan sangat membantu. Kini, industri Distro, serta beberapa merek Dagadu, ataupun Joger telah mampu menjadi trend di kalangan anak muda yang merupakan asli produk dalam negeri. Inilah yang harus dimanfaatkan, pemerintah sebaiknya memberikan ruang gerak yang luas kepada mereka untuk berkreasi dan juga mengeluarkan kebijakan proteksi pasar untuk barang lokal, seperti melakukan pengawasan terhadap distribusi barang agar tidak terjadi penyelundupan ataupun penumpukan kuantitas produk impor, dan mengusahakan terjadi dominansi produk lokal, serta mengupayakan memberikan kemudahan dalam perizinan usaha dan akses yang luas untuk bisa mengekspor barang tersebut hingga bisa mendatangkan visa bagi negara. Pada akhirnya, UKM juga dapat berkontribusi untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia yang akan berdampak pada kemajuan ekonomi Indonesia, membantu bergeraknya roda perekonomian, serta mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Maka, dengan sendirinya para pelaku usaha akan terus melakukan inovasi terhadap produknya untuk memuaskan hati konsumen hingga tercapailah tujuan ekonomi kreatif dan produk dalam negeri tetap menjadi kecintaan nomor satu.

DAFTAR PUSTAKA

Rubri Jati Diri Jawa Pos,19 Februari 2009,Ahmad Zaini [Anonim].2009.Bangga Produk lokal http://fhoto6666.blogspot.com/2009/10/bangga-produk-dalam-negeri.html [Anonim].2009.Cinta Produk lokal http://mekanika7.blogspot.com/2009/10/esai-cinta-produk-dalamnegeri.html [Anonim].2009. Cinta Produk lokal http://bisnis.com/2009/10/cinta-produk-dalam-negeri.html [Anonim].2009. Cinta Produk lokal http://tempointeraktif.com/2009/10/cinta-produk-dalam-negeri.html [Anonim] .2010.Cinta Produk lokal http://kumpulan.artikel /2009/10/ acfta-wacana-nasionalisme-konsumen.html http://isacrohan.blogspot.com/2009/02/produk-lokalberselera-global.html http://trit0824.student.ipb.ac.id/2010/06/20/hello-world/ http://arrbey.com/2009/04/16/nasionalisme/

Anda mungkin juga menyukai