Anda di halaman 1dari 2

Konstelasi Bintang Mati

Langit malam itu lucu, Seperti ada namun hanya lembar hampa Seperti tiada tapi memuat hampir segala.

Langit malam itu lucu, Memberi waktu untuk menarasikan hari yang terlalui, bercerita Namun tak memberi ruang pada tawa yang berakhir sunyi, bercinta

Langit malam lucu, dan selalu mengejekku. Menatap balik setiap kali diriku nanar merindu Menyuguhkan drama klasik dalam setiap gelapnya biru, tentang kerajaan awan dan kelinci bulan, tentang siklus galaksi dan peri bintang.

Aku pikir kita adalah rasi bintang. Pada kanvas malam kita berdekatan, berkonfigurasi, saling melengkapi, muncul bersama di malam cerah, lalu saling tersenyum menunjuk arah. Ternyata kita hanya dua batu langit biasa. Yang kebetulan terlihat dekat dari tipu maya bumi. Yang sungguh berbeda dalam tataran tiga dimensi. Atau sungguh hanya aku yang pendar biasa. Yang sama sekali tak terkait astrofisika. Yang ingin menyinarimu dari jarak seribu tahun cahaya.

Dan langit malam ini masih lucu. Tawaku untuk sebuah konstelasi semu Mungkin sebait sedu saat bintang jatuhmu.

Anda mungkin juga menyukai