Anda di halaman 1dari 0

Teori Dasar Kel i stri kan

Danang Erwanto, S.T.



~ 1 ~
TEORI DASAR KELISTRIKAN

Suatu benda jika kita bagi menjadi bagian terkecil tanpa meninggalkan sifat
aslinnya, maka kita akan mendapatkan partikel yang disebut molekul, kemudian jika
molekul ini kita bagi lagi, maka kita mendapatkan apa yang disebut dengan atom.
Semua atom terdiri dari inti yang dikelilingi partikel-partikel yang sangat tipis, yang
disebut dengan electron-elektron yang mengelilingi inti pada orbit yang berbeda. Inti
sendiri terdiri dari proton dan neutron dalam jumlah yang sama (kecuali atom
hydrogen yang kekurangan jumlah neutron).
Proton dan elektron mempunyai suatu hal yang sama yaitu muatan listrik (electrical
charge). Muatan listrik pada proton diberi muatan positif (+) sedangkan muatan
listrik pada elektron diberi tanda negatif (-), sedangkan neutron sendiri tidak
bermuatan (netral). Dikarenakan jumlah muatan listrik positif pada proton pada
suatu atom adalah sama dengan jumlah muatan listrik negatif pada elektron, maka
atom akan bermuatan netral.


1. ELEKTRON BEBAS

Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh
dari inti disebut valance electron. Karena
electron ini memiliki orbit paling jauh dari
inti, maka gaya tariknya juga lemah, maka
electron bebas ini memiliki kecenderungan
untuk berpindah ke inti yang lain.
Berbagai karaktristik dan macam akasi
kelistrikan seperti loncatan bunga api,
pembangkitan panas, reaksi kimia, atau
akasi magnet, dapat terjadi karena
adannya aliran listrik, hal ini disebabkan
karena adannya elektron bebas.

Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 2 ~
2. LISTRIK STATIK DAN LISTRIK DINAMIS
Ada dua type listrik, yaitu listrik static dan listrik dinamis. Listrik dinamis dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu listrik AC dan listrik DC













2.1. LISTRIK STATIS
- Bila benda konduktor seperti sebatang kaca, (glass rod) digosok dengan
kain sutra, kedua permukaan, batang kaca jadi bermuatan listrik, satu
bermuatan positif dan yang lainnya bermuatan negative.
- Tanpa menyentuh kedua benda tersebut, dan menghubungkan dengan
konduktor, muatan listrik akan tetap berada pada permukaan batang
kaca atau kain sutera. Karena tidak terjadi gerakan, maka tipe kelistrikan
ini disebut listrik statis.
2.2. LISTRIK DINAMIS
- Listrik dinamis adalah suatu keadaan terjadinnya aliran elektron-elektron
bebas dimana elektron-elektron ini berasal dari elektron-elektron yang
sudah terpisah dari atomnya masing-masing dan bergerak melalui suatu
benda yang sifatnya konduktor.
- Bila elektron-elektron bebas bergerak dengan arah yang tetap, maka
listrik dinamis ini disebut listrik arus searah. (DC). Bila arah gerakan dan
jumlah arus (besar arus) bervariasi secara periodik terhadap waktu, maka
listrik dinamis ini disebut dengan listrik arus bolak-balik (AC).







Kelistrikan
Listrik Statis
Listrik
Dinamis
Arus Searah (DC)
Arus Bolak-balik
(AC)

Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 3 ~
3. ARUS LISTRIK
Arus Listrik dibedakan menjadi dua yaitu arus searah (arus DC) dan Arus
Bolak balik.
3.1. ARUS SEARAH (ARUS DC)

Sifat-sifat Arus searah
- Arah arusnya tetap
- Besarnya arus tetap
- Besarnya tegangan tetap
Sifat-sifat tersebut merupakan arus
DC yang ideal, artinya tidak terpengaruh
oleh turunnya tegangan atau besarnya
beban
Gambar dibawah ini bentuk grafik tegangan arus DC yang ideal
I
t

3.2. ARUS BOLAK-BALIK (ARUS AC)
Disebut arus AC karena arusnya berbolak-balik arah. Perubahan arah
arus ini dikarenakan polaritas sumbernya selalu berubah-ubah (sesaat kutub
positif ada diatas, kutub negatifnya berada dibawah kemudian bertukar posisi
kutub positif berada dibawah dan kutub negatif berada diatas dan
seterusnya).

Sifat-sifat Arus searah
- Arah arusnya berubah-ubah
- Besarnya arus setiap saat
berubah
- Besarnya tegangan setiap saat
berubah.



Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 4 ~
Gambar dibawah ini bentuk grafik tegangan arus AC. Saat arus
mengalir dari A ke B disebut arah positif (garis lengkung hijau) dan saat arus
mengalir dari B ke A disebut arah negatif (gaaris lengkung biru
t
I

Dalam arus bolak-balik ada 3 besaran tegangan :
a. Tegangan maksimun (V
Maks
), disebut juga amplitudo
b. Tegangan efektif (V
Eff
), disebut juga tegangan tepat guna (V
RMS
)
c. Tegangan puncak ke puncak (V
P P
= Volt Peak to Peak)

Ketiga besaran tersebut diatas memiliki hubungan sebagai berikut:
- V
Eff
= 0,7 x V
Maks

- V
Maks
= 1,4 x V
Eff

- V
P P
= 2 x V
Maks

3.3. SATUAN ARUS LISTRIK
Besar arus listrik yang mengalir melalui konduktor adalah sama dengan
jumlah elektron bebas yang melewati penampang konduktor setiap detik.
Arus dinyatakan dalam Intensity (I), sedangkan besar arus listrik dinyatakan
dengan satuan Ampere, disingkat A.
Satu ampere sama dengan pergerakan 6,25 x 10
18
elektron bebas yang
melewati konduktor setiap detik.





Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 5 ~
4. TEGANGAN DAN DAYA ELEKTROMOTIF
Bila dua buah tangki air yang berbeda tingginya dihubungkan oleh pipa,
seperti gambar, air akan mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki yang lebih
rendah. Hal ini disebabkan adannya perbedaan ketinggian permukaan yang disebut
dengan Head, yang menyebabkan terjadinnya tekanan (perbedaan potensial)
sehingga air akan mengalir dari tangki yang lebih tinggi ke tangki yang lebih
rendah.
Hal yang sama jika lampu dihubungkan dengan batteray oleh kabel seperti
gambar di bawah, arus listrik akan mengalir dari batterai ke lampu dan lampu akan
menyala. Hal ini disebabkan adannya kelebihan muatan negatif (elektron bebas)
pada terminal negatif batteray dan kelebihan muatan positif pada terminal positif
batteray.
Perbedaan ini meyebabkan terjadinnya tekanan tegangan. Tekanan tegangan
ini menyebabkan arus listrik mengalir dan lampu menyala. Tekanan tegangan ini
biasa disebut dengan beda potensial atau Voltage, kadang juga disebut dengan
daya elektromotif.

4.1. SATUAN TEGANGAN LISTRIK
Satuan pengukur tegangan listrik biasa disebut dengan Volt,
disimbolkan V. Tegangan sebesar 1 volt adalah tegangan listrik atau
potensial yang dapat mengalirkan arus listrik sebesar 1 ampere pada
konduktor dengan tahanan 1 ohm.

5. TAHANAN LISTRIK
Tahanan listrik adalah derajat kesulitan dari electron-elektron untuk mengalir
melalui material tersebut. Satuan tahanan disebut dengan OHM ()
Gambar di bawah ini menunjukkan tangki-tangki dengan ketinggian yang
sama, tetapi dihubungkan dengan pipa pipa yang memiliki diameter berbeda.
Meskipun ketinggiaannya sama, tetapi air akan lebih mudah mengalir melewati pipa
dengan diameter yang lebih besar, dibandingkan dengan pipa yang lebih kecil.


Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 6 ~


Hal yang sama berlaku juga untuk arus listrik, dimana listrik akan lebih mudah
mengalir melalui beberapa material dan akan lebih sulit mengalir pada beberapa
material yang berbeda lagi. Material itu dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
Konduktor, semi konduktor dan Non Konduktor / Isolator.
A. KONDUKTOR
Material yang dapat dengan mudah dialiri arus listrik. Seperti emas,
perak, tembaga, alumunium, dan besi
B. SEMI KONDUKTOR
Material yang dapat dialiri arus listrik, tetapi tidak semudah bila melewati
konduktor. Seperti silicon dan germanium.
C. NON KONDUKTOR / ISOLATOR
Material yang tidak dapat dialiri arus listrik, seperti, kaca, kayu, plastic,
dan lain-lain

5.1. HUBUNGAN ANTARA DIAMETER, DAN PANJANG KONDUKTOR
DENGAN TAHANAN LISTRIK
Bila electron bebas bergerak di dalam konduktor yang berpenampang
lebih besar, maka tahanan akan lebih rendah, ini berarti arus listrik akan tetap
mengalir melalui konduktor yang berdiameter lebih besar. Tetapi jika arus
listrik harus mengalir pada jarak yang lebih jauh, tahanan akan lebih besar
karena harus melewati atom yang lebih banyak jumlahnya.
Kesimpulannya, tahanan listrik R dari konduktor akan berbanding lurus
dengan panjang konduktor dan berbanding terbalik dengan luas penampang
konduktor.

=




Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 7 ~
R : Tahanan listrik ()
: Tahanan spesifik/jenis (m)
l : Panjang Konduktor (m)
A : Luas penampang (m2)

6. HUKUM OHM
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
memenuhii hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar
dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Hukum ini dicetuskan
oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan
dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated
Mathematically pada tahun 1827.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:

V = I x R
P = V x I

dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung
penghantar dalam satuan volt, R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang
terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm dan P adalah daya listrik yang
dengan satuan Watt.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai hubungan Arus, tegangan,
hambatan dan daya, dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.


Teori Dasar Kel i stri kan
Danang Erwanto, S.T.

~ 8 ~



7. HUKUM KIRCHOFF 1
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 1887) menemukan
cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di
kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi Jumlah kuat arus yang masuk
dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik
percabangan. Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara
matematis dinyatakan

Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh
sebagai berikut::

Anda mungkin juga menyukai