Anda di halaman 1dari 52

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

• Pengantar Redaksi 3
• Gambaran Faktor Resiko Avian Influenza 4-6
• Telaah Praktis
Surveilens Epidemiologi pada Kantor Kesehatan Pelabuhan 7 - 10
• Pemahaman Dasar Tentang Fumigasi 11 - 14
• Info Program Karantina dan Surveilans Epidemiologi 15 - 19
• Pelatihan Surveilans Epidemiologi bagi
pengelola Surveilans Epidemiologi di KKP Kls I Tanjung Priok 19 - 25
• Sekilas Info tentang Penyakit Karantina 26 - 34
• Malaria Sejak Jaman Penjajahan Belanda 34 - 38
• Informasi Program Pengendalian Risiko Lingkungan
Operasionalisasi PM TRAP Di Pelabuhan Tanjung Priok 39 - 40
• Seni menyampaikan pesan kesehatan 41 - 48
• Kedatangan kapal layar GOTHERBORG Swedia
di Pelabuhan Tanjung Priok 49 - 50

HEADLINE
AVIAN INFLUENZA KAPAL GOTHERBORG PM TRAP

http://www.pbs.org/wgbh/amex/influenza/
INFO KESEHATAN PELABUHAN

Pengantar Redaksi
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume 1 nomor 3
yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini
merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan
potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi
para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil pelaksanaan
program, kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya
manusia melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah dan karya – karya seni serta
peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi pengobatan tradisional.
Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran,
karikatur, sajak – sajak ataupun karyasastra lain dan foto – foto yang berkaitan
dengan program kesehatan pelabuhan.
Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan
kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja
yang kita inginkan.
Selamat bekerja dan sukses selalu.

Dewan Redaksi

Diterbitkan oleh :
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Ditjen PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.

Pelindung / Penasehat: Anggota :


Rahmat Subekti, SKM, MHM
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Agus Syah, SKM
Tanjung Priok
Sugeng Retyono, SKM
Raissekki, SKM, MM Dewi Dyah Palupi, SKM

Dewan Redaksi : Editor :


Nana Mulyana, SKM
Ketua,
Ani Budi Lestari
RBA. Widjonarko, SKM, MKes
Lussie Soraya

Sekretaris : Tata Usaha / Distribusi :


Rosyid Ridho P, SE Agus Sudarman, SKM
Sulastyono Wahyudi, SH

Alamat Redaksi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok | Jl. Raya Pelabuhan
No. 17 Tanjung Priok - Jakarta Utara | Telp. 021 – 43931045, 4373265 | Fax. 021 –
4373265 | E-Mail : kkpkls1tanjungpriok@yahoo.com
GAMBARAN FAKTOR RESIKO AVIAN INFLUENZA
Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM

AVIAN INFLUENZA ??
Avian Influenza adalah suatu penyakit unggas disebabkan kuman virus. Ada banyak strain virus
Avian Influenza yang dapat menyebabkan infeksi yang berbeda, mulai dari yang memiliki tingkat
pathogen rendah sampai tinggi yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian pada
unggas.
Penyebaran virus Avian Influenza saat ini antara lain mencapai Asia Tengah, Eropa, Timur Tengah
dan Afrika utara. Strain Avian Influenza tertentu sangat mematikan unggas dan telah menunjukkan
kapasitas untuk menginfeksi manusia dan binatang menyusui lain. Walaupun infeksi Avian Influenza
ini jarang terjadi namun apabila terjadi maka akan sangat mematikan. Para ahli terus mempelajari
kemungkinan – kemungkinan beberapa strain Avian Influenza yang dapat menyebar dari manusia
ke manusia.

BINATANG YANG TERINFEKSI


Unggas yang dapat terinfeksi virus Avian Influenza, antara lain mencakup : ayam, kalkun, ayam
hutan, burung puyuh, merpati, itik, angsa, ayam kate dan burung unta dan burung – burung liar
lainnya. Beberapa burung air ada yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala klinis.
Pada umumnya virus Avian Influenza menginfeksi unggas namun babi, harimau, macan tutul dan
kucing domestik dapat juga terkena infeksi oleh H5N1. Sejauh ini, semua kasus infeksi H5N1
menimpa manusia yang kontak langsung dengan unggas yang terkena infeksi. Oleh karena itu,
kemungkinan menularnya H5N1 juga dapat terjadi pada binatang menyusui lainnya yang kontak
dekat dengan unggas yang terinfeksi.
Laporan hasil penelitian terbaru yang dilaksanakan oleh FAO menunjukkan bahwa di Jerman telah
dideteksi adanya penyebaran virus H5N1 yang menginfeksi kucing (Australian Wildlife Health
Network).
Bagaikan cerita di komik – komik tentang menyebarnya teluh ratu suwanggi, kehadiran virus ini
mendatangkan kematian mendadak dan bersamaan dalam satu lingkungan unggas.

PENYEBARAN KE UNGGAS PELIHARAAN


Burung - burung liar yang terinfeksi virus Avian Influenza terbang kesana – kemari mencari
makanan dan air minum untuk kebutuhan hidupnya sampai ke wilayah unggas peliharaan
sehingga mencemari persediaan makanan minuman, material dan peralatan kandang unggas

4
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
peliharaan. Virus Avian Influenza dapat bertahan Avian Influenza bukan penyakit karantina namun
hidup dalam tinja, bulu, daging atau telor kita memiliki Undang – Undang Wabah dan
unggas. Kepmenkes RI 265 / 2004, jadi petugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan harus tegas dalam
Influenza pandemics melakukan pengendalian terhadap penyebaran
20th century virus ini. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan
harus mewaspadai terhadap daging unggas
mentah, bahkan bila perlu produk tersebut tidak
diijinkan masuk Indonesia. Seluruh penumpang
dan bagasi yang tiba dari Negara China,

Credit: USNational Museumof Health &Medicine Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Korea

1918: “SpanishFlu” 1957: “Asian Flu” 1968: “Hong KongFlu” Selatan, Taiwan, Pakistan, Hong Kong dan
20-40 milliondeaths 1-4 million deaths 1-4 milliondeaths Jepang harus dilakukan pemeriksaan phisik dan
A(H1N1) A(H2N2) A(H3N2) pemeriksaan menggunakan peralatan modern
bahkan bila perlu menggunakan anjing pelacak.
EP I DEMI C AL ERT AND RE SP ONSE

Nah, . . . sudah siapkah kita ??


Burung – burung liar yang berpindah – pindah Avian Influenza pernah menyerang unggas di
terbang kesana – kemari merupakan faktor resiko Australia, kasus terakhir yang dilaporkan adalah
terjadinya penularan virus Avian Influenza, pada tahun 1997 di Tamworth, di Victoria pada
padahal sulit sekali mengendalikan terjadinya tahun 1976, 1985 dan 1992 dan di Queensland
infeksi Avian Influenza pada burung – burung liar pada tahun 1994 (Australian Wildlife Health
tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa Network) namun dapat dibasmi dan tidak
adanya kontak dekat dengan unggas sakit atau sampai menyerang manusia.
mati oleh virus H5N1 adalah sumber utama Perlu diketahui bahwa tindakan kekarantinaan di
terjadinya infeksi pada manusia. Australia sangatlah ketat, bahkan saat ini produk
PERAN KKP ?? unggas dari Indonesia tidaklah mudah masuk ke
Penyelenggaraan system bio – security harus Australia. Sebaliknya ??
dibangun pada peternakan domestic yang Nah, . . . mampukah kita bertindak demikian ??
dilengkapi fasilitas yang memadai. Melihat
banyaknya ledakan kasus Avian Influenza saat BAGAIMANA ORANG AWAM ??
ini, harus dilakukan monitoring terhadap produk Apakah aman apabila kita makan ayam?
unggas di daerah perbatasan (border), dalam Ya, aman asalkan telor dan daging ayam
hal ini adalah pelabuhan – pelabuhan laut, dimasak dengan baik.
udara dan darat dan bahkan juga tindakan – Mari kita lihat kenyataan cara penanganan
tindakan karantina. Kantor Kesehatan Pelabuhan ayam di pasar, semoga ayam tersebut bukan
tidak perlu menunggu pedoman atau apapun ayam mati oleh infeksi Avian Influenza dan ayam
aspek legal lain, kita telah memiliki Undang – sisa makanan kucing. Pencabutan bulu ayam
Undang Wabah dan Keputusan Menteri dan pembungkusan daging ayam yang kurang
Kesehatan RI nomor 265 tahun 2004. Walaupun hygienis, dilakukan sambil menghisap rokok.

5
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
Saat ini mulai dianjurkan untuk minum obat
sebagai tindakan propilaxis apabila kita
bepergian ke wilayah yang terjadi ledakan kasus
Avian Influenza.
Apa yang sebaiknya kita lakukan jika kita
mencurigai terjadinya kasus Avian Influenza ??
Nah, . . . sesuai Undang – Undang Wabah maka
kita harus melaporkan ke institusi pelayanan
kesehatan dalam waktu 24 jam.
10
RAS
Mari kita lihat foto dibawah ini, betapa besar
resiko penularan Avian Influenza, bahkan di jalan
Foto dibawah ini, kenyataan di lapangan bahwa raya pun berresiko tertular virus H5N1.
binatang menyusui yang lainnya juga bisa
terinfeksi virus H5N1.

12
RAS

14
RAS

FLU BURUNG DALAM KARTUN

Bagaimanakah sikap kita jika bepergian ??


Kita harus menghindari kontak dengan kasus
kesakitan / kematian oleh virus Avian Influenza,
harus menghindari kontak dengan unggas
peliharaan di rumah atau di kebuan atau di
pasar.

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


TELAAH PRAKTIS
SURVEILENS EPIDEMIOLOGI PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Oleh : RBA. WIDJONARKO

U ntuk melindungi dan kemampuan dalam


masyarakat pelabuhan dari menanggulangi masalah
ancaman masuk keluarnya kesehatan masyarakat

penyakit antar negara dan yang dianggap darurat


secara internasional maka
antar pulau dalam negeri
yang ditularkan melalui pelabuhan, perlu diperlukan tenaga yang profesional. Untuk

adanya peningkatan jejaring surveilens memperoleh tenaga yang professional dan


handal, maka perlu bahan bacaan praktis
epidemiologi di wilayah ini seiring dengan
yang harus dilakukan oleh petugas Kantor
perkembangan pola penyakit. Peningkatan
Kesehatan Pelabuhan, salah satunya
pengembangan jejaring kerja surveilens
melalui bacaan buletin ini.
epidemiologi di wilayah pelabuhan merupakan
Pengertian
salah satu upaya untuk meningkatkan Para ahli berpendapat sesuai
kepercayaan pelayaran internasional bahwa dengaan pikirannya masing – masing

pelabuhan – pelabuhan di Indonesia telah tentang difinisi Surveilens, Epidemiologi

mampu menyiapkan upaya antisipatif maupun dalam satu kesatuan Surveilens


Epidemiologi. Penulis ingin secara praktis
kemungkinan terjadinya ledakan penyakit di
mengemukakan tentang pengertian perihal
kapal dan wilayah daratan pelabuhan. Hal ini
tersebut agar lebih dapat dipahami para
seiring dengan pemberlakuan Amandemen
petugas yang berada digaris depan
SOLAS 1974 di Indonesia tentang bersama komunitas pelabuhan.
Pengamanan Kapal dan Fasilitas pelabuhan atau Surveilens adalah rangkaian
International Ships and Port Facility Security kegiatan teratur, terus menerus dan

(ISPS Code), guna menciptakan Pelabuhan sistematis yang menghasilkan informasi,


sedangkan epidemiologi adalah studi
aman dan nyaman, termasuk aman dari
tentang kejadian penyakit yang menimpa
penularan penyakit.
sekelompok masyarakat. Apabila dua
Guna meningkatkan kepercayaan
pengertian tersebut dipadukan maka
pelayaran internasional terhadap kemampuan Surveilens Epidemiologi adalah rangkaian
pelabuhan – pelabuhan di Indonesia yang aman kegiatan teratur, terus menerus dan
7

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


sistematis tentang distribusi dan determinant banyak negara atau benua sehingga
kejadian yang berkaitan dengan masalah negara atau benua sehingga
kesehatan pada suatu kelompok hampir sebagian besar dunia terkena.
masyarakat sehingga dapat diperoleh Surveilens epidemiologi ”Border area”
informasi guna mengatasi masalah tersebut. Kenyataan praktis Surveilen
Dengan demikian, semua kejadian penyakit epidemiologi akan lebih tepat diarahkan
yang menimpa masyarakat pastilah pada basis kelompok masyarakat, rumah
mempunyai unsur determinant kejadian sakit dan pelabuhan sebagai area lintas
penyakit, sekelompok masyarakat yang batas (border area). Surveilens epidemiologi
ditimpa penyakit tersebut dan distribusi berbasis rumah sakit tersebut sudah
kasus pada kelompok masyarakat tersebut. termasuk laboratorium guna penegasan
Surveilens epidemiologi diawali oleh diagnostik. Segitiga basis surveilens
pengalaman mempelajari wabah penyakit epidemiologi tersebut, secara praktis
yang besar seperti pes, cholera, cacar, digambarkan berikut dibawah ini.
influenza dll yang disertai tingginya angka
kesakitan dan angka kematian. Selanjutnya
SE. BERBASIS
RUMAH SAKIT
surveilens epidemiologi berkembang dan
saat ini telah diterapkan pada berbagai
penyakit, baik penyakit menular maupun
penyakit tidak menular seperti penyakit
jantung, kecelakaan lalu lintas dan lain –
SE. BERBASIS SE. BERBASIS
lainnya. Issue santer saat ini yang KELOMPOK PELABUHAN
menggema yakni beberapa istilah lain yang MASYARAKAT (BORDER AREA)
secara vokal diucapkan hampir sama
namun pengertiannya berbeda, antara lain
adalah endemi dan pandemi. Pelaksanaan surveilens epidemiologi

Endemi : Istilah ini dipakai untuk berbasis rumah sakit dan berbasis kelompok

mengatakan bahwa suatu penyakit masyarakat sudah ada pedoman –

tertentu selalu saja ditemukan dalam suatu pedoman ataupun petunjuk

wilayah tertentu atau dengan istilah lain operasionalnya, oleh karenaitu naskah ini

bahwa prevalensi suatu penyakit tertentu hanya membahas pelaksanaan praktis di

dalam suatu wilayah tertentu masih dalam pelabuhan dalam arti border area. Adapun

batas normal. pelaksanaan surveilens epidemiologi di

Pandemi : Istilah ini di berikan jika wabah pelabuhan yang menjadi telaah praktis

suatu penyakit tertentu menyerang dalam naskah ini, antara lain :

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


1. Pencarian kasus melalui screening Sedangkan tindakan pengendalian resiko
kesehatan pada titik memeriksaan di penularan kasus kholera terhadap alat
pelabuhan, misalnya melalui angkut tersebut yakni
pemeriksaan suhu badan para • Disinfeksi pada area sekitar pergerakan
penumpang, dll kasus kholera maupun kasus kontak,
2. Pencarian kasus kontak misalnya disinfeksi lantai dek termasuk
3. Pemeriksaan kartu – kartu kesehatan kamar mandi dan disinfeksi terhadap
yang dibawa oleh penumpang, sarana air bersihnya, dll
misalnya terhadap pemilikan ICV • Pengambilan specimen guna deteksi
(International Health Vaccination), dll resiko penularan, misalnya pengambilan
4. Pemberian kartu – kartu kesehatan, contoh air, usap alat, dll
misalnya Allert Card (kartu • Penyuluhan terhadap ABK (crew) dan
kewaspadaan) bagi para penumpang penumpang lanjutan, misalnya
dari negara terjangkit, dll pemberian leaflet guna mencegah
5. Pengembangan jejaring informasi terjadinya penularan kholera melalui
surveilens dengan lintas program dan mencuci tangan sebelum makan, dll
lintas sektor di dalam pelabuhan dan di Cuci tangan memang mudah, namun
luar pelabuhan, misalnya melalui bernarkan caranya ??
pertemuan - pertemuan, web – site, dll. Dibawah ini disajikan contoh foto tentang
Namun apabila pihak pelabuhan cara mencuci tangan secara sehat.
memperoleh laporan jarak jauh dari atas
kapal atau pesawat atau kendaraan darat
bahwa mereka akan memasuki pelabuhan
atau ”border area” dengan membawa
kasus penyakit kholera, maka point 1 dan 2
tersebut diatas akan menjadi tindakan
identifikasi kasus, pencarian kasus kontak,
Pengumpulan data pada KKP
isolasi ataupun tindakan karantina lainya,
Pengumpulan data pada Kantor
secara praktis digambarkan sebagai
Kesehatan Pelabuhan dapat diperoleh dari
berikut.
hasil pencatatan kasus di Poli Klinik KKP
induk dan wilayah kerjanya, Poli Klinik lain
Dg. Identifikasi kasus
gejala dan isolasi yang berlokasi dalam pelabuhan termasuk
kholera

sektor swasta, hasil kegiatan lapangan KKP,


Tanpa Pencarian kasus
gejala kontak dan dll. Seluruh kumpulan data tersebut dapat
kholera tindakan
karantina
diperoleh melalui statu kesepakatan

9
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
dengan pihak terkait tersebut misalnya pembekalan petugas, pelatihan –
dengan menggunakan format – format dan pelatihan, dll
prosedur sesuai panduan pusat.
Beberapa bentuk laporan yang perlu Pengolahan, analisa dan interpretasi
data
diselenggarakan oleh KKP, antara lain : Data yang telah terkumpul pada
1. Laporan rutin penyakit menggunakan Kantor Kesehatan Pelabuhan harus segera
format W1 (Laporan KLB 1 kali 24 jam), diolah oleh petugas, misalnya berupa grafik
W2 (Laporan mingguan), LB1 (Laporan garis ataupun batang dan peta, dll.
bulanan 10 penyakit paling menonjol), Pengolahan data ini seharusnya dapat
dll. dilakukan oleh para tenaga fungsional
2. Laporan rutin faktor resiko, seperti terampil yang ada pada Kantor Kesehatan
laporan surveilens koalitas air yang saat Pelabuhan yang telah begitu banyak.
ini telah berjalan pada KKP Kelas I Hasil pengolahan data tersebut
Tanjung Priok. harus segera dianalisis dan interpretasi agar
3. Laporan insidentil, seperti laporan dapat segera diperoleh informasi yang
pemeriksaan kesehatan TKI (Tenaga cepat, tepat dan akurat. Analisis data
Kerja Indonesia) yang dipulangkan oleh dapat menggunakan diskriptife ataupun
pemerintah Malaysia. analitik yang dikerjakan oleh fungsional ahli
4. Laporan khusus, seperti laporan skrining sehingga interpretasi yang dihasilkan
IMS. informasi tepat.
5. Laporan data sekunder, dll
Laporan – laporan tersebut hendaknya
Diseminasi
diberikan umpan balik seperlunya guna
Informasi epidemiologis dai hasil
perbaikan laboran pada masa mendatang.
analisis dan interpretasi tersebut diatas,
Nah, hal sederhana ini . . . sudahkah
hendaknya didesiminasikan ke sektor terkait,
dilakukan ? Selanjutnya yang perlu diukur
misalnya berupa buletin, berita di web – site,
yakni ketepatan dan kelengkapan laboran
dll
yang mereka lakukan berdasarkann
kesepakatan demi kebutuhan KKP. Untuk
Ringkasan
memperkuat komponen pengumpulan
Naskah ini tidak membahas komponen
data ini, aspek petugas dan sarana
infestigasi dan penanggulangan, namun
pendukung memiliki peran penting. Oleh
disinggung sedikit dalam beberapa alinea
karena itu, kedua aspek tersebut harus
diatas. Ringkasan singkat naskah ini pada
diperkuat, misalnya melalui pertemuan
prinsipnya yakni sistem surveilens

10

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


epidemiologi praktis pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan harus segera
dilaksanakan dengan praktis dan tepat
demi tercapainya tujuan / manfaat yang
penting dan mendesak guna mencegah
keluar masuknya penyakit melalui
pelabuhan.

PEMAHAMAN DASAR TENTANG FUMIGASI


Oleh : SUGENG RETIONO, SKM
Apakah fumigasi itu?
F umigasi merupakan
menghapuskan / meniadakan hama yang
upaya untuk
Fumigasi adalah suatu upaya untuk
menghapuskan / meniadakan hama
lazim dilakukan terhadap kapal yang diduga
penular penyakit dengan menggunakan
menginvestasi tikus, namun di luar negeri
(Australia, dan beberapa negara lain) juga
bahan kimia beracun atau fumigants.

lazim dilakukan terhadap rumah yang Kalau sama – sama meniadakan hama,
menginvestasi serangga. Fumigants yang apa bedanya fumigasi dan disinfeksi?
le b ih disukai adalah fumigant yang Obyek disinfeksi adalah mikroorganisme
membentuk konsentrasi mematikan. Pestisida (termask : alfa toksin, dll) sedang obyek
yang dianggap efektif sebagai fumigant, fumigasi adalah rodent, serangga dan
h a ru s mudah menguap cukup untuk
jazad renik.
menghasilkan suatu konsentrasi beracun di
Kalau demikian, salah satu metode disinfeksi
dalam suatu ruangan dalam jangka pendek
kapal ataupun rumah dapat dilakukan
waktu. P r in s ip fumigasi y a ng harus
diperhatikan yakni petugas pelaksana
dengan cara fumigasi? Secara filosofis,

fumigasi harus profesional dan mematuhi benar sekali !!!


tatalaksana penyelenggaraan fumigasi Oleh karena itu, pahami makna disinfeksi !!!
tersebut. Selama pelaksanaan fumigasi, Disinfeksi kapal atas terjadinya kasus
ruangan harus dengan sepenuhnya ditutup cholera, bukan hanya memakai lisol;
rapat agar fumigant yang digunakan tidak
Memakai air panas yang disiramkan pada
bocor sehingga dapat mematikan hama
tempat – tempat kasus berada selama
y a ng jadi obyek fumigasi dan tidak
perjalanan kapal, juga lebih efektif dan
berbahaya terhadap mahluk hidup
efisien.
disekelilingnya. Penutupan ruangan (space)
ini terutama harus pada saat kita melakukan
Sebelum pelaksanaan fumigasi, ruangan

fumigasi terhadap kapal dan container, (space) yang akan di fumigasi harus ditutup
bahkan penutupan ini perlu menggunakan rapat menggunakan segel khusus fumigasi
segel khusus fumigasi. agar fumigant tidak menguap keluar

11

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


ruangan sehingga dapat membahayakan Apakah fumigasi merupakan alternative
lingkungan. Sebelum dilepaskannya terbaik?
fumigant, petugas harus memeriksa kembali Pada beberapa tahun terakhir ini, banyak
secara seksama, apakah di dalam ruangan sekali issue membicarakan tentang
kapal atau kontainer atau rumah yang di pemakaian bahan – bahan kimia fumigant
fumigasi telah bebas dari manusia. yang tidak ramah lingkungan dan dapat
Selanjutnya, apabila telah selesainya menimbulkan kerusakan ekologi. Saat ini
fumigasi maka petugas harus memeriksa telah dilakukan penelitian tentang Methyl
kadar fumigant di dalam ruangan tersebut, Bromide telah dilakukan oleh Direktorat PL –
apakah sudah bebas dari gas fumigant Ditjen PP & PL – Depkes RI. Penelitian
ataukah tidak. Untuk mempercepat tentang efektifitas daya bunuh Methyl
bebasnya gas fumigant dalam ruangan, Bromide terhadap alfa toksin pada
petugas diperbolehkan menggunakan kipas beberapa Negara tetangga (Thailand,
angin agar sisa – sisa gas fumigant dapat Vietnam, dll),
cepat menguap keluar. Peralatan untuk Nah, . . apakah penelitian ini sangat
mengukur gas fumigant ini, mutlak harus mendasar dan begitu pentingnya?
dimiliki oleh para perusahaan pest control rekomendasi suatu penelitian merupakan
maupun sektor pemerintah yang memiliki masukan bagi sektor eksekutif yang dapat
tugas dalam pengawasan pelaksanaan dijadikan sebagai salah satu bahan
fumigasi. pertimbangan untuk menentukan
Ingat !!! Lemari – lemari, kotak – kotak yang keputusan yang berdampak global.
tertutup, harus dibuka, karena Apakah fumigasi merupakan pilihan utama
dikhawatirkan gas fumigant tersebut masih dalam pengendalian rodent vektor?
tertinggal didalam ruang tertutup tersebut Ditinjau dari segi efektifitas memang benar,
sehingga membahayakan manusianya. namun dari segi efisiensi masih perlu dikaji.
Dibawah ini disajikan foto pelaksanaan Pelaksanaan fumigasi terhadap kapal
Fumigasi kapal di Pelabuhan Tanjung Priok. merupakan dampak langsung dari
penyelenggaraan aspek legal yang berlaku
secara internasional, yakni adanya
persyaratan “Deratting Certificate dan
Deratting Exemption Certificate”.
Persyaratan adanya sertifikat tersebut dipicu
oleh timbulnya ledakan penyakit Pes yang
ditularkan melalui pinjal yang hidup di tikus.
Menjelang era globalisasi pasar bebas ini,

12

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


pola penyakit mulai berubah, Badan Dibawah ini disajikan foto 2 elor tikus
Kesehatan Dunia mulai mengantisipasi hal yang terperangkap (hasil kerja petugas
ini sehingga pada bulan Juni 2007, sertifikat KKP Kelas I Tanjung Priok)
yang harus dimiliki oleh kapal yakni “ Ship
Sanitation Control Certificate dan Ship
Sanitation Control Exemption Certificate ”
yang mencakup obyek lebih luas lagi.
Sudah siapkah KKP dalam pemberlakuan
sertifikat ini??
Oleh karena itu rekomendasi dalam
pemberian sertifikat baru mulai bulan Juni
2007 nanti harus penuh pertimbangan • Dll masih banyak lagi.
matang tanpa memberatkan pengguna Yang paling penting, harus
jasa. mempertimbangkan aspek efektifitas
Babarapa pilihan yang bisa digunakan : dan efisiensi.
• Fumigasi, dengan sasaran tikus dan Permasalahan sekitar fumigasi ?
jazad renik lainnya termasuk alfa toksin • Tarif fumigasi mahal.
• Peracunan, dengan sasaran tikus, lalat, Biaya yang dikeluarkan untuk
kecoa, dll melakukan fumigasi tergolong relative
• Penangkal tikus (rat guard) pada tali mahal, apalagi bila yang difumigasi
sandar kapal adalah rumah tempat tinggal.
Dibawah ini tampak foto tikus yang Biaya fumigasi terhadap rumah
sedang merayap dari daratan dibanding biaya rehabilitasi atau
pelabuhan menuju ke atas kapal karena perawatan rumah, dapat dikatakan
tidak adanya penangkal tikus (rat sama besarnya. Pilihan yang diambil
guard) pada tali sandar kapal. oleh pemilik rumah adalah rehabilitasi
rumah, dengan mengganti bahan –
bahan kayu yang ditepati anai – anai
(rayap).
Kebijakan pemerintah DKI Jakarta
berjalan lebih awal dalam hal ini bahwa
syarat terbitnya Ijin Mendirikan
Bangunan di wilayah DKI Jakarta harus
ada rekomendasi penanganan pest
control. Kebijakan ini justru merupakan
• Pemasangan perangkap tikus
13

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


salah upaya antisipatif untuk mecegah Dengan kata lain, anda sudah membayar
timbulnya kerugian masyarakat pemilik dengan harga mahal untuk fumigasi
bangunan pada masa mendatang. tersebut, lantas apakah yang telah anda
Mungkin saat awal masyarakat merasa terima ??? .Yang perlu diperhatikan :
keberatan, terlalu banyak persyaratan • Apakah perusahaannya telah memiliki
yang macam – macam namun lisensi lengkap, khususnya dari sektor
sebenarnya hal ini justru kesehatan ??
menguntungkan mereka pada masa • Apakah pelaksanaannya dikontrakkan
mendatang. lagi ke perusahaan lain ??
Anai – anai atau rayap ataupun • Apakah perusahaan tersebut telah
serangga lain tidak akan merusak memiliki supervisor dan fumigator
bangunan (kayu) selama masa efektif berlisensi ??
pest control (rata – rata 20 tahun). • Apakah fumigator dan supervisor
Bravo pemerintah DKI Jakarta . . . bertindak professional sehingga
• Penghuni rumah harus pindah penyelenggaraan fumigasi dapat
sementara pada saat penyelenggaraan berhasilguna dan aman terhadap
fumigasi, sedangkan Anak Buah Kapal lingkungan ??
dan Penumpang harus turun dari kapal • Apakah reputasi perusahaan tergolong
hingga penyelenggaraan fumigasi baik dalam membayar pajak ??
dianggap aman bagi manusia. • Apakah perusahaan memiliki proposal
• Persiapan penyelenggaraan fumigasi untuk pekerjaan fumigasi yang kita
rumah atau gudang atau kapal sangat minta ??
menyita waktu dan pikiran • Apakah para petugas lapangan
• Pada saat penyelenggaraan fumigasi fumigasi telah memiliki asuransi jiwa ??
dapat timbul kemungkinan adanya • Berapa lamakah perusahaan bergerak
kerusakan barang – barang rumah atau di bidang fumigasi ??
gudang atau kapal atas keteledoran Bahan kimia yang dipakai sebagai fumigant
fumigator yang tidak professional. dan dosisnya
• Dll, banyak lagi Bahan – bahan kimia yang dipakai sebagai
Bagaimana kita memilih perusahaan fumigant sebaiknya sesuai dengan
Fumigasi? rekomendasi yang dikeluarkan oleh
Ingat !!! Tidak semua perusahaan fumigasi pemerintah dan ramah terhadap
itu sama. Perusahaan mereka sama, namun lingkungan.
yang berbeda adalah pemilikan lisensi Tips : Untuk bisa efektif fumigant harus
diterapkan sesuai pedoman atau petunjuk
perusahaan dan lisensi ketenagaannya. (dari rekomendasi suatu penelitian efikasi).

14

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


INFO PROGRAM KARANTINA DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
DEWI DYAH PALUPI, SKM

Grafik 1.2.
1. Pengawasan Kedatangan Kapal Dari
Luar Negeri PEMBERIAN FREE PRATIQUE (NEGARA TERJANGKIT)
BULAN JANUARI - SEPTEMBER
DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN WILAYAH KERJA, TAHUN 2006

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan 30

25
oleh Bidang Karantina dan Surveilans
20

Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan 15

Kelas I Tanjung Priok adalah melakukan 10

pengawasan kedatangan kapal dari luar


0
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT

negeri sehat dan terjangkit. Pengawasan ini KKP Induk


Muara Baru
24
0
20
0
18
0
17
0
20
0
22
0
21
1
16
0
18
4
Marunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 24 20 18 17 20 22 22 16 22
dilakukan di KKP induk dan 5 wilayah kerja di
lingkungan pelabuhan Tanjung Priok. Pada grafik diatas tampak kegiatan
Adapun hasil pengawasan dapat dilihat pengawasan terhadap kapal luar negeri
pada grafik dibawah ini. (Terjangkit) yang tertinggi terjadi di bulan
januari sebesar 24 (13,26%) dan rata-rata
PEMBERIAN FREE PRATIQUE (NEGARA SEHAT)
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, BULAN JANUARI - SEPTEMBER
TAHUN 2006
pengawasan setiap bulannya 20 kapal
400

300 2. Pengawasan Kedatangan Kapal di


200 Lepas Pantai (Off Shore)
100 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
0
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT priok selain membawahi 5 wilayah kerja
KKP Induk 244 296 309 290 313 291 320 320 337
Muara Baru 0 0 0 0 1 0 1 0 4 (Sunda Kelapa, Muara Baru, Marunda, Kali
Marunda 0 2 1 0 0 3 1 0 0
TOTAL 244 298 310 290 314 294 322 320 341
Baru, Muara Angke), juga memiliki Pos
Sumb e r : B idang Ka ra nt ina & SE

pengawasan di lepas pantai (Offshore) laut


jawa yang terdiri dari 3 (tiga) lokasi yakni :
Grafik 1.1.
Cinta Terminal, Widuri Terminal dan Arjuna
Pada grafik diatas tampak kegiatan Terminal. Pada enam bulan terakhir, tampak
pengawasan terhadap kapal luar negeri adanya fluktuasi terhadap kedatangan
(Sehat) yang tertinggi terjadi di bulan kapal di pos pelayanan lepas pantai. Yang
September sebesar 341 (12,5%) dan rata- tertinggi datang di bulan Juni sebesar 13
rata pengawasan setiap bulannya 303 kapal (17,60%) dan yang terendah datang
kapal. di bulan Februari sebesar 5 kapal (6,76%)
dengan rata-rata 8 kapal.
15

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Grafik 3

Jumlah PENEBITAN DEC BULAN JANUARI - SEPTEMBER


NO BULAN DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN WILAYAH KERJA,
Kapal ABK TAHUN 2006

300

1 Januari 7 135 250

2 Februari 11 275 200

3 Maret 5 122 150

4 April 8 209 100

50
5 Mei 8 196
0
6 Juni 13 341 JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
KKP Induk 70 72 67 90 68 92 70 200 110

7 Juli 8 130 Sunda Kelapa 24 32 25 33 20 27 25 22 31


Kali Baru 11 6 5 7 15 4 13 10 7

8 Agustus 8 154 Muara Baru 90 116 111 92 86 92 101 74 102


Marunda 15 25 26 25 13 19 11 11 25
9 14 7 13 12 12 13 14 9
9 September 6 146 Muara Angke
TOTAL 219 265 241 260 214 246 233 331 174

3. Pengawasan Kapal Dalam Rangka


4. Pengawasan Tindakan karantina
Penularan penyakit Pes
(Fumigasi) pada kapal
Penyakit Pes merupakan salah satu penyakit
Salah satu program kegiatan
karantina selain penyakit yellow fever dan
kekarantinaan adalah pengawasan
penyakit kolera. Penyakit pes disebabkan
tindakan karantina (fumigasi) pada
oleh virus, dimana virus ini memerlukan host
kapal. Kegiatan ini dilakukan dengan
berupa tikus. Oleh karena itu, bidang
bekerjasama dengan bidang
karantina dan surveilans epidemiologi
Pengendalian Risiko Lingkungan melalui
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
pengawasan terhadap kapal-kapal
Priok didalam salah satu program
yang harus difumigasi, sebagai akibat
kegiatannya melakukan pengawasan
ditemukannya tikus/tanda-tanda
terhadap kapal dalam rangka penularan
kehidupan tikus pada kapal.
penyakit pes melalui pengawasan terhadap
Pengawasan ini harus dilakukan,
kapal yang melakukan perpanjangan
mengingat bahan yang digunakan
Deratting Exemption Certificate (DEC).
untuk melakukan fumigasi adalah
Pada grafik dapat dilihat adanya fluktuasi
bahan kimia yang berbahaya sehingga
jumlah pengawasan kapal dalam rangka
diperlukan pengawasan setiap tahap
penularan penyakit pes baik di KKP induk
pelaksanaannya. Jika kapal telah
maupun pada 5 wilayah kerja, data
dinyatakan bebas dari tikus/tanda-
tertinggi terdapat di bulan Februari sebesar
tanda kehidupan tikus, maka KKP Kelas I
265kapal (12,90%) dan terendah terdapat di
Tanjung Priok menerbitkan Deratting
bulan September sebesar 174 kapal (8,47%)
Certificate (DC).
dengan rata-rata setiap bulannya sebesar
228 sertifikat..

16
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
Grafik 4.1 36 sertifikat.
PENERBITAN DC BERDASARKAN TINDAKAN,PERMOHONAN,DOK Grafik 5
BULAN JANUARI - SEPTEMBER DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I
TANJUNG PRIOK TAHUN 2006

PENERBITAN HELTH CERTIFICATE


18 17
16 16 16 BULAN JANUARI - SEPTEMBER DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
16 15 15
14 KELAS I TANJUNG PRIOK, TAHUN 2006
14
12
10
10 9 60 55
8 8 8 8
8 7
6 6 6 6 50 45
6 5 55 5 5 42
4 44 4
4 3 3 40
2 2 2 22 40 37

J UM LA H
2 1 1 32
27
0 30 26
21
I

PT
I
R

IL

I
I

LI

ST
N
E
AR

RE
A

20
R

JU

JU
M

SE
U
U

AP
U

AG
BR
N

M
JA

FE

10
TINDAKAN PERMOHONAN DOK TOTAL
0
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
BULAN

Grafik 4.2.
6. Surveilans Epidemiologi penyakit
JUMLAH DAN JENIS TIKUS HASIL PENGAWASAN FUMIGASI
BULAN JANUARI -SEPTEMBER DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
karantina & penyakit menular potensial
100
90
80
wabah
70
60
Pengamatan epidemiologi terhadap
JUMLAH

50
40
30 penyakit karantina dan penyakit potensial
20
10
0
FEBRUA
wabah bertujuan untuk dapat mendeteksi
JANUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
RI
Ratus Ratus
Ratus Norwegicus
32 1 53
24
7 12
54
28 31
2
12
0
3
0
secara dini kemungkinan-kemungkinan
Mus Musculus 5 22 11 55 2 27 0
TOTAL 37 23 88 7 66 83 35 39 3
timbulnya Kejadian Luar Biasa di wilayah
pelabuhan. Pengaman dilakukan tidak
5. Pengawasan lalu lintas komoditi OMKA hanya terhadap kapal yang masuk, akan
Salah satu Tupoksi Bidang Karantina dan tetapi ABK dan penumpang juga turut
Surveilans Epidemiologi KKP Kelas I Tanjung menjadi objek pengamatan.
Priok adalah melakukan Kegiatan
Pengawasan terhadap ABK dari negara
Pengawasan OMKA (Obat, Makanan dan
terjangkit (penyakit pes, cholera, yellow
Alat Kesehatan) melalui pemeriksaan dan
fever, avian flu) secara terus-menerus
sertifikasi terhadap komoditi OMKA ekspor
dilakukan. Tampak yang tertinggi datang di
dan impor. Kegiatan pengawasan OMKA
bulan Januari sebesar 908 orang (22,71%).
pada 9 bulan terakhir mengalami
Untuk yang terendah datang di bulan April
peningkatan dan penurunan dengan
sebesar 222 orang (5,57%). Sebagian besar
frekuensi kegiatan tertinggi terjadi pada
yang datang dari negara terjangkit berasal
bulan Januari sebesar 55 sertifikat (16,92 %),
dari China yang menurut World Health
sedangkan yang terendah di bulan
Organization (WHO) negara tersebut
September sebesar 27 sertifikat (6,46 %)
terjangkit penyakit cholera. Seluruh ABK
dengan rata-rata setiap bulannya
yang datang dari luar negeri (sehat dan

17
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
terjangkit) dalam keadaan sehat. Tidak 7. Pembayaran Negara Bukan Pajak
ditemukan adanya suspect atau carier (PNBP)
penyakit karantina di tubuh mereka. Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi
oleh bidang Karantina dan Surveilans
Untuk kedatangan penumpang dari
epidemiologi ke negara adalah PNBP.
pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan
Jumlah PNBP dari beberapa sektor selama 9
Tanjung priok cukup bervariasi. Tampak
bulan terakhir juga mengalami fluktuasi. Dari
yang tertinggi jumlah penumpang terjadi
ke empat item yang harus di bayarkan ke
dibulan Juni sebesar 76846 penumpang
negara, 3 diantaranya yang tertinggi terjadi
(20,33%), hal ini mungkin terjadi dikarenakan
dibulan Mei (Free Pratique = 15,61%, Buku
liburan sekolah.
Kesehatan = 15,38%, PHC = 20,57%), kecuali
Grafik 6.1.
PNBP DEC & DC, pembayaran tertinggi
JUMLAH PENUMPANG BULAN JANUARI -SEPTEMBER DI PELABUHAN TG. PRIOK terjadi di bulan Januari (17,77%).
TAHUN 2006
Grafik 7.1.
90000
80000
P NBP FREE P RATIQUE BULAN J ANUARI- S EP T
70000 DI P ELABUHAN TANJ UNG P RIOK & WILAYAH KERJ A, TAHUN 2 0 0 6
60000 3,500,000
50000
3,000,000
40000
30000 2,500,000

20000 2,000,000

10000 1,500,000
0
FEBRUA 1,000,000
JANUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
RI
500,000
Turun 20874 13776 13203 20666 9026 33958 27973 17759 17571
0
Lanjut 5437 4168 4945 9748 4853 11538 6058 8015 6593 JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT

16642 11744 13774 12320 8150 31350 20520 14450 12963 0 - 10000 M3 620,000 890,000 815,000 935000 1065000
Naik
>10000 M3 1,810,000 1,160,000 134,000 1100000 1260000
TOTAL 42953 29688 31922 42734 22029 76846 54551 40224 37127
PNBP N. SEHAT 827,500 747,500 777,500 725,000 2,430,000 2,050,000 949,000 2,035,000 2,325,000

<10000 M3 125,000 300,000 350,000 275000 350000

>10000 M3 500,000 450,000 450,000 250000 250000

Grafik 6.2. PNBP N. TERJANGKIT

TOTAL
1,240,000

2,067,500
720,000

1,467,500
720,000

1,497,500
720,000

1,445,000
625,000

3,055,000
750,000

2,800,000
800,000

1,749,000
525,000

2,560,000
600,000

2,925,000

KEDATANGAN ABK BULAN JANUARI - SEPTEMBER DI


PELABUHAN TG. PRIOK TAHUN 2006 Grafik 7.2.
30000
PN B P B U KU KESEHA T A N ( HEA LT H B OOK) B U LA N JA N U A R I - SEPT
D I PELA B U HA N T A N JU N G PR IOK , T A HU N 2 0 0 6
25000
2500000

20000
2000000

15000
1500000

10000
1000000

5000
500000

0
AGUS
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI SEPT 0
T JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT

0 - 1000 M3 360000 400000 380000 400000 500000


ABK NEGARA SEHAT 6415 11035 6643 5819 3555 6364 5815 6424 6647 1000 - 5000 M3 350000 475000 450000 600000 475000

5000 - 10000 M3 660000 300000 420000 510000 510000


ABK NEGARA TERJANGKIT 906 460 333 362 270 574 515 347 222
>10000 M3 875000 315000 410000 350000 455000

ABK DALAM NEGERI 17484 15375 18430 19165 13175 26136 16867 11398 11768 TOTAL 1,380,000 1,140,000 1,420,000 1,460,000 2,245,000 1,490,000 1,660,000 1,860,000 1,940,000

18
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
Grafik 7.3. Grafik 7.4.

PN BP PEN ER BIT AN DEC & D C B ULA N JAN UA RI - SEPT DI PELAB UHAN TA NJU NG PR IOK,
PNBP PORT HEALTH CLEARANCE (PHC) BULAN JANUARI-SEPT
TAHUN 2 0 0 6
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK & WILAYAH KERJA TAHUN 2006
14,000,000

12,000,000
4,000,000
10,000,000
3,000,000
8,000,000

2,000,000 6,000,000

4,000,000
1,000,000
2,000,000
0
MEI JUNI JULI AGUST SEPT 0
JANUARI FEBRUARI M ARET APRIL M EI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEM BER
<10000 M3 2,040,000 2,177,500 2,292,000 2304500 2394500 DEC 7,133,000 3,968,000 3,312,000 5,116,000 4,345,000 5,585,000 5,460,000 5,315,000 5,615,000
DC 4,936,000 918,000 2,328,000 1,950,000 3,315,000 2,445,000 2,570,000 2,035,000 1,585,000
>10000 M3 1,660,000 1,490,000 1,365,000 1320000 940000
TOTAL 12,069,000 4,886,000 5,640,000 7,066,000 7,660,000 8,030,000 8,030,000 7,350,000 7,200,000
TOTAL 3,700,000 3,667,500 3,657,000 3,624,500 3,334,500

PELATIHAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DASAR


BAGI PENGELOLA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK.
Oleh : Ikron, SKM, MKM

ABSTRAK

P elabuhan Tanjung Priok yang merupakan gapura niaga perdagangan


internasional. Kesibukan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai tempat “titik temu” dan
“gudang transit” terus berlangsung dan cenderung meningkat. Perkembangan
penyakit dewasa ini yang juga berkembang pesat, memerlukan peranan surveilans
epidemilogi dalam pemberantasan penyakit menjadi sangat penting. Program
pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan akan sangat efektif bila
didukung oleh system surveilans yang efektif pula, artinya sistem surveilans yang
mampu menyediakan dan memberikan informasi epidemioiogi yang peka terhadap
perubahan yang terjadi yang berguna untuk menentukan prioritas, kebijaksanaan,
perencanaan, pelaksanaan dan penggerakkan sumber daya, prediksi dan deteksi
dini kejadian luar biasa, serta monitoring dan evaluasi. Melihat hal tersebut, maka
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kemampuan handal
dalam bidang surveilans epidemiologi, agar mampu mendeteksi secara dini
perkembangan penyakit dan respon cepat terhadap masalah kesehatan
masyarakat, karena itu nKantor Kesehatan pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
menyelenggarakan pelatihan surveilans epidemiologi dasar bagi pengelola
Surveilans Epidemiologi. Menggunakan uji t -paired pada alpha 0,05 menunjukan
bahwa pengetahuan peserta latih mengalami peningkatan yang signifikan dari
sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan.

19

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


I. Latar Belakang potensi sedini mungkin. Upaya-upaya
pembangunan kesehatan dilakukan secara
Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan
menyeluruh dan terpadu, untuk
(Archipelago), transportasi laut memegang
meningkatkan derajat kesehatan tidak
peranan yang sangat penting dan strategis.
hanya di dalam lingkungan pelabuhan
Terdapat lebih dari 17.000 pulau besar dan
tetapi juga derajat kesehatan masyarakat
kecil yang tersebar dari sabang sampai
disekitar pelabuhan.
merauke, dengan jumlah penduduk sekitar
Perkembangan penyakit dewasa ini
230 juta jiwa penduduk. Serta terdapat ±
yang begitu cepat, sehingga peranan
1800 pelabuhan yang tersebar di seluruh
surveilans epidemilogi dalam
Indonesia, dan salah satunya adalah
pemberantasan penyakit menjadi sangat
pelabuhan tanjung priok yang merupakan
penting. Program pemberantasan penyakit
gapura niaga perdagangan internasional.
dan penyehatan lingkungan akan sangat
Kesibukan pelabuhan tanjung priok sebagai
efektif bila didukung oleh system surveilans
tempat “titik temu” dan “gudang transit”
yang efektif pula, artinya system surveilans
terus berlangsung dan cenderung
yang mampu menyediakan dan
meningkat. Seiring dengan peningkatan lalu
memberikan informasi epidemioliogi yang
lintas kapal, maka peningkatan
peka terhadap perubahan yang terjadi
pengawasan terhadap kesehatan kapal,
dalam pelaksanaan program
manusia dan alat angkutnya mutlak
pemberantasn penyakit yang menjadi
mendapatkan perhatian yang penuh.
prioritas utama yang menjadi tujuan kita
Perkembangan dan kemajuan IPTEK
yaitu cegah tangkal penyakit karantina dan
transportasi yang semakin cepat,
penyakit menular potensial wabah. dimana
menyebabkan jarak antar negara dan atau
fungsi surveilans yang utama menyediakan
antar pulau dapat ditempuh dalam waktu
informasi epidemiologi yang peka terhadap
yang relatif singkat; serta adanya arus era
perubahan yang terjadi dalam
globalisasi, dimana mobilitas orang dan
pelaksanaan program surveilans cegah
atau barang semakin cepat dibandingkan
tangkal faktor risiko pelabuhan yang
massa inkubasi penyakit menular sehingga
berguna untuk menentukan prioritas,
dapat merupakan ancaman global
kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan
terhadap kesehatan masyarakat. Disadari,
dan penggerakkan sumber daya, prediksi
bahwa penyakit menular yang berpotensi
dan deteksi dini kejadian luar biasa, serta
menjadi wabah dapat menimbulkan
monitoring dan evaluasi, sehingga surveilans
ancaman terhadap keselamatan jiwa
berguna menjadi alat dalam pengambilan
manusia dan masyarakat, maka diperlukan
keputusan masalah kesehatan, khususnya
upaya yang dapat mencegah segala

20
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
di pelabuhan. masyarakat dan besarnya masalah
Melihat hal tersebut, maka kesehatan dilingkungan pelabuhan, yang
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat meningkatkan kepercayaan
yang mempunyai kemampuan handal masyarakat dan konsumen terhadap
dalam bidang surveilans epidemiologi, agar kemampuan pemerintah dalam
mampu mendeteksi secara dini menangani dan menanggulangi masalah
perkembangan penyakit dan respon cepat kesehatan masyarakat, khususnya di
terhadap masalah kesehatan masyarakat. lingkungan pelabuhan.
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM
tersebut, bidang karantina dan surveilans III. ASPEK LEGALITAS
epidemiologi menyelenggarakan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan yang
surveilans epidemiologi dasar bagi petugas
diselenggarakan oleh Kantor Kesehatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok didasarkan
Tanjung Priok yang diselenggarakan pada
pada :
tanggal 31 Juli s/d 4 Agustus Tahun 2006
a. SK Menkes No 265/2004 yaitu :
yang lalu bertempat di hotel Dwima, Bogor.
melakukan pendidikan dan
pelatihan bidang surveilans
II. TUJUAN PELATIHAN
epidemiologi dalam rangka cegah
Pelatihan Surveilans Epidemiologi tangkal penyakit menular dan
Dasar ini diharapkan dapat meningkatkan berpotensi wabah.
pengetahuan, kemampuan dan b. Kepmenkes No. 1479 tahun 2003
ketrampilan teknis petugas KKP Kelas I tentang Pedoman Penyelenggaraan
Tanjung Priok secara profesional dalam Sistem Surveilans Epidemilogi
melakukan tugas pengumpulan, mengolah Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
dan mengetahui analisis, interpretasi data Menular Terpadu
dan membuat laporan secara c. Kepmenkes No. 1116 tahun 2003
komprehensif sesuai dengan tugas tentang Pedoman
dibidangnya masing-masing. penyelenggaraan Sistem Surveilans
Dengan tugas dan tanggungjawab Epidemiologi Kesehatan
yang jelas, maka surveilans epidemiologi di d. Kepmenkes No. 264 tahun 2004
lingkungan pelabuhan dapat dilakukan tentang Kriteria Kalsifikasi Kantor
secara profesional yang diharapkan akan Kesehatan Pelabuhan
mengoptimalkan upaya e. Kepmenkes 265 tahun 2004 tentang
penanggulangannya, sehingga dapat Organisasi dan Tata Kerja Kantoe
diketahui faktor risiko kesehatan Kesehatan Pelabuhan

21
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
f. Kepmenkes No 949 tahun 2004 Materi-materi yang diberikan terdiri
tentang Pedoman dari materi dasar (Perundang-undangan
Penyelenggaraan Sistem yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar surveilans epidemiologidan Tugas Pokok
Biasa dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan),
g. Revisi IHR tahun 2005 yang akan materi inti (Penyakit karantina dan penyakit
diberlakukan 15 Juni Tahun 2007 menular potensial wabah, Dasar-dasar
dengan perhatian kepada Public Surveilans Epidemiologi, Ukuran-ukuran
Health Emergency Of International statistik yang digunakan dalam surveilans
Concern /PHIEC (masalah epidemiologi, Surveilans epidemiologii
kedaruratan kesehatan masyarakat kesehatan pelabuhan, Sistem
yang menjadi perhatian global) Kewaspadaan Dini KLB, Investigasi dan
Penanggulangan KLB / keracunan
IV. PELAKSANAAN makanan dan pelaporannya di Pelabuhan,
Surveilans Kualitas Lingkungan dan
Pelatihan di buka secara resmi oleh
pelaporannya di Pelabuhan, Surveilans di
Direktur Surveilans, Epidemiologi, Imunisasi
Pelayanan Kesehatan dan Pelaporannya di
dan Kesehatan Matra Direktorat Jendral
Pelabuhan) dan materi penunjang
Pemberantasan Penyakit & Pengendalian
(Rencana Tindak Lanjut Kerja
Lingkungan (Dit Jen PP & PL) Departemen
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
kesehatan Republik Indonesia (dr.
pada kantor Kesehatan pelabuhan dan
Yusharmen, D.Comm. M.Kes) dengan diikuti
Buliding Learning Comitment / BLC).
oleh 25 petugas Kantor Kesehatan
Pelatihan Surveilans Epidemiolo
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, dengan
dasar ini didukung oleh para nara sumber
rincian : 6 peserta latih bidang karantina
dan fasilitator dalam memberikan materi
dan Surveilans epidemiologi, 3 peserta latih
pelatihan, berasal dari instansi Kantor
bidang Upaya Kesehatan Pelabuhan, 3
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok,
peserta latih bidang Pengendalian Resiko
Sub Dit. Surveilans Epidemiologi Ditjen PP &
Lingkungan, 3 peserta latih Bagian Tata
PL DepKes RI, Sub Dit Sanitasi makanan &
Usaha, 3 peserta latih wilayah kerja Sunda
Bahan Pangan Ditjen PP & PL DepKes RI,
Kelapa, 3 peserta latih wilayah kerja Muara
Bagian Hukormas Ditjen PP & PL DepKes RI,
Baru, 2 peserta latih wilayah kerja Marunda,
Bagian Umum & Kepegawaian Ditjen PP &
2 peserta latih wilayah kerja Marunda, 1
PL DepKes RI, Sub bid. Hubungan Pers dan
peserta latihs wilayah kerja Kali Baru dan 1
Media Massa DEPKES RI dan Badan PPSDM
peserta latih wilayah kerja Muara Angke.
Jakarta.

22

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Dalam waktu 40 jam pelajaran,(JPL), latih (88%) sedangkan selebihnya
diharapkan para peserta latih dapat termasuk kedalam proporsi peserta latih
memperoleh peningkatan pengetahuan, dengan pengetahuan cukup dengan
kemampuan dan ketrampilan petugas KKP nilai 51 – 80 sebanyak 3 peserta latih
Kelas I Tanjung Priok dalam melaksanakan (12%).
Surveilans Epidemiologi khususnya di b. Evaluasi post test
lingkungan pelabuhan, sehingga terampil Evaluasi ini dilakukan setelah peserta
dalam mengumpulkan dan mengolah serta latih memperoleh materi-materi
memahami bagaimana menganalisis, pelatihan, dengan tujuan untuk
menginterpretasi data dan membuat mengetahui apakah ada
laporan secara komprehensif sesuai tugas peningkatan pengetahuan dari
dibidangnya masing-masing. pembelajaran para peserta latih mengenai
dilakukan dengan berbagai pendekatan surveilans epidemiologi
seperti : pemberian materi surveilans Adapun hasil dari posttes adalah :
epidemiologi, tanya jawab, diskusi, studi sebagian besar proporsi peserta latih
kasus dari pengajar. termasuk katagori berpengetahuan
cukup dengan nilai 51 – 80 sebanyak
V. HASIL PELATIHAN 21 peserta latih (84%), diikuti proporsi
peserta latih berpengetahuan
Dalam pelaksanaan pelatihan
kurang dengan nilai ≤ 50 sebanyak 1
terdapat tiga komponen evaluasi :
peserta latih (4%), dan peserta latih
1. Evaluasi Terhadap peserta latih
berpengetahuan baik dengan nilai
Pada evaluasi terhadap peserta latih,
81 – 100 sebanyak 3 peserta latih
terdiri dari 2 bagian yaitu:
(12%).
a. Evaluasi pre test
Hasil pre test dan post test para peserta
Evaluasi ini dilakukan sebelum
latih, selanjutnya di uji kembali dengan
peserta latih memperoleh materi-
uji t-paired. Pengujian ini dilakukan untuk
materi pelatihan, dengan tujuan
mengetahui apakah ada perubahan
untuk mengetahui tingkat
yang signifikan dari pengetahuan para
pengetahuan surveilans
peserta latih sebelum dengan sesudah
epidemiologi yang dimiliki oleh para
mengikuti pelatihan. Didapatkan hasil :
peserta latih.
pada alpha = 0,05 dan df = 24,
Adapun hasil dari pretes adalah :
diperoleh hasil t hitung = 9,963, sedang t
sebagaian besar proporsi peserta latih
tabel sebesar 2,064. Dapat dilihat hasil t
termasuk katagori pengetahuan kurang
hitung > dari t tabel, yang berarti Ho
dengan nilai ≤ 50 sebanyak 22 peserta

23
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
ditolak Pada program Statistical mendapatkan hasil nilai rata-rata 81,0.
Program for Social Science (SPSS), Uji t Sedangkan untuk materi pelatihan
berpasangan juga kami lakukan, sesuai dengan kebutuhan yang
didapatkan hasil nilai p-value 2 sig diperlukan ditempat tugas
=0.000, maka dapat disimpulkan ada mendapatkan hasil nilai rata-rata 79,0
hubungan yang signifikan antara pre dan manfaat pemanfaatan praktek
test dan post test atau dengan kata lain dikelas didapatkan nilai rata-rata 79,8.
pelatihan berhasil merubah 2. Proses Pembelajaran
pengetahuan peserta latih menjadi Peserta latih pelatihan diberikan evaluasi
lebih baik. pada saat akhir pelatihan terhadap
proses pembelajaran, dengan hasil :.
2. Evaluasi Terhadap Nara Sumber
a. Pengalaman belajar selama
Evaluasi terhadap nara sumber kami
pelatihan bermanfaat bagi peserta
lakukan untuk mengetahui sejauh mana
latih dalam mengembangkan
penilaian para peserta latih terhadap
pelaksanaan pekerjaan dengan
kopetensi para nara sumber dalam cara
didapatkan hasil nilai rata-rata
penyampaian, materi, pemberian
83,6. Hal ini memiliki arti bahwa
motivasi, sikap, disiplin dan pencapaian
peserta latih latih merasa dengan
tujuan belajar. Didapatkan hasil nilai
melalui pelatihan, peserta latih
rata-rata minimal terhadap nara sumber
mendapatkam pengalaman
= 76,43 dan nilai rata-rata maksimal
belajar yang sangat bermanfaat
terhadap satu nara sumber = 87,33.
bagi pengembangan diri dalam
dengan nilai rata – rata seluruh nara
melaksanakan tugasnya sehari –
sumber sebesar 82,90
hari .
3. Evaluasi Terhadap Penyelenggara
b. Untuk kepuasan peserta latih latih
Para peserta latih latih diberikan
terhadap penyelenggaraan proses
kesempatan untuk menilai
pembelajaran, didapatkan hasil
penyelenggaraan dari pelatihan yang
nilai rata-rata sebesar 80,0 . Hal ini
sedang diikuti. Dengan melakukan
meiliki arti bahwa peserta latih latih
pengisiani format evaluasi pada saat
sebagian besar púas terhadap
akhir pelatihan. Evaluasi ini terdiri dari 3
penyelenggaraan proses
bagian :
pembelajaran selama pelatihan.
1. Materi
3. Akomodasi
Pada evaluasi kepuasan peserta latih
Hasil evaluasi tersebut menunjukan
terhadap materi yang diberikan sesuai
bahwa : hasil nilai akomodasi
dengan harapan peserta latih

24
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
didapatkan nilai rata-rata untuk ruang VII. SARAN
kelas sebesar 81,2, nilai rata-rata untuk  Hendaknya diselenggarakan
ruang tidur/asrama sebesar 74 dan nilai pelatihan surveilans epidemiologi
rata-rata untuk makanan/minuman lanjutan di masa yang akan datang,
sebesar 71. agar pengetahuan peserta latih
dapat lebih mendalam khususnya
kemampuan dalam penganalisaan
dan interpretasi data dan laporan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anthony, Robert
“EvaluatingLiteracy”, Irwing
Publishing, 1993
2. Soetopo, Rosedan W.
Soemanto,”Pembinaan dan
VI. KESIMPULAN
Pengembangan Kurikulum,”
1. Pelatihan Surveilans Epidemiologi Penerbit : Bumi Aksara, jakarta,
1993.
dasar bagi pengelola surveilans
3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
epidemiologi yang dilaksanakan Departemen Kesehatan RI, “Buku
Pedoman Pengkajian Kebutuhan
oleh Kantor Kesehatan
Pelatihan”, Jakarta 1996.
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok 4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Badan Pengembangan dan
selama 5 hari pada tanggal 31
Pendayagunaan Sumber Daya
Juli s/d 4 agustus 2006 berjalan Manusia, Departemen Kesehatan
RI, “Kumpulan Instrumen Diklat
dengan baik dan lancar dengan
(Pegangan Fasilitator)”, Jakarta,
didapatkan hasil peningkatan 2002.
5. Lembaga Administrasi Negara RI,
pengetahuan dan kemampuan
“Rencana Tindak Lanjut (Action
para peserta latih secara Plan)” , Bahan Diklat Bagi Pengelola
Diklat, Jakarta, 2003
signifikan yang diukur dengan
6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
menggunakan uji t-paired. Badan Pengembangan dan
Pendayagunaan Sumber Daya
2. Pelatihan ini didukung oleh
Manusia, Departemen Kesehatan
penyelenggaraan pada proses RI, “Akreditasi dan Sertifikasi
Pelatihan Kesehatan”, Jakarta,
pembelajaran, nara sumber dan
2003.
penyelenggaraan akomodasi 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Badan Pengembangan dan
yang maksimal oleh panitia
Pendayagunaan Sumber Daya
sebagai kunci kesuksesan Manusia, Departemen Kesehatan
RI, “Pedoman Penyusunan Kurikulum
pelatihan.
Modul Pelatihan Berorientasi
Pembelajaran”, Jakarta, 2004.
25

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


SEKILAS INFO TENTANG PENYAKIT KARANTINA
Oleh : Sysoraya

CHOLERA ABSTRAK

Salah satu tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah


melaksanakan cegah tangkal keluar masuknya penyakit
karantina dan penyakit menular potensial wabah.
Menurut beberapa ahli, penyakit karantina adalah
penyakit yang mempunyai ciri-ciri antara lain :
YELLOW FEVER penyebarannya yang cepat, menimbulkan banyak
kematian serta sampai saat ini belum ditemukan
obatnya. Lalu apa sajakah penyakit karantina itu?
Bagaimana gejalanya? Bagaimana penyebarannya? Dan
yang lebih penting lagi bagaimana pencegahan dan
pengobatannya?
Berikut ini sedikit informasi tambahan tentang penyakit
karantina yang mudah-mudahan dapat menjadi tambahan
PES referensi bagi kita semua sebagai staff Kantor Kesehatan
Pelabuhan khususnya dan masyarakat luas umumnya

CHOLERA

A. Apa itu Kolera?


Kolera adalah suatu penyakit diare akut disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae jenis
O1 ataupun O139. Kedua jenis bakteri tersebut bisa menyerang anak-anak maupun
orang dewasa. Seseorang dapat terinfeksi dengan meminum air yang tercemar
atau makan makanan yang tercemar oleh bakteri tersebut. Sumber
infeksi/peradangan yang umum diakibatkan oleh memakan hasil laut mentah atau
yang kurang baik memasaknya, sayur-mayur dan buah mentah, dan makanan lain
yang telah tercemar selama persiapan atau penyimpanannya.

Kebanyakan gejala penyakit kolera tidak terlihat spesifik, kadangkala orang yang
telah terkena infeksi tidak menunjukan gejala khusus/ hanya diare biasa. Namun
dapat juga ditandai dengan diare yang berkelanjutan (buang air encer/berair terus
menerus) dan disertai muntah. Hilangnya sejumlah cairan terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian jika dalam 3 – 4 jam
pasien pasien tidak segera ditangani dengan baik.

B. Apa yang harus saya lakukan jika saya terkena kolera?


Jika Anda terkena diare, terutama diare berkelanjutan, apalagi jika Anda mengalami
diare ketika Anda berada di suatu daerah yang terjangkit kolera, maka segeralah
mencari perawatan ke RS, Puskesmas atau ke dokter terdekat. Selama perjalanan
menuju ke perawatan medis, pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan sendiri
yakni dengan minum cairan yang tidak manis, seperti sup ayam ?

26

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Penggantian cairan dapat menyelamatkan Vaksin Kolera tradisional yang diberikan
pasien yang terkena kolera. Kebanyakan melalui suntikan, melindungi dalam jangka
pasien dapat pulih dengan cepat dengan waktu singkat (kurang sempurna), oleh
hanya melalui hidrasi kembali. Prinsip karena itu penggunaannya tidak
perawatan kolera yang paling utama direkomendasikan.
adalah dengan mengganti cairan yang Menurut rekomendasi WHO terakhir (update
terdiri dari ion-ion dan garam yang hilang 2005), vaksin kolera oral menyediakan
saat diare berkelanjutan dan muntah perlindungan tingkat tinggi dengan jangka
terjadi. Paket ion-ion dan garam atau yang waktu perlindungan lebih lama dalam
biasa kita sebut oralit tersedia di banyak melawan kolera yang disebabkan oleh
tempat, bahkan dapat kita ramu sendiri Vibrio cholerae 01. Namun vaksin kolera oral
dengan menggunakan garam dam gula. ini baru tersedia di beberapa negara saja.
Untuk pasien yang mengalami dehidrasi Vaksin kolera oral menunjukan efektifitasnya
parah dapat diberikan cairan melalui vena. untuk digunakan oleh setiap orang.
Suatu zat pembunuh kuman Beberapa negara-negara yang beresiko
(Antidiarrhoeal), seperti loperamide, untuk tinggi telah mempunyai dan menggunakan
membantu memperpendek keluhan dari vaksin oral untuk mencegah wabah kolera.
pasien terinfeksi kholera tidaklah Namun, walau bagaimanapun juga
direkomendasikan, dan seharusnya tidak mencegah lebih baik dari pada mengobati.
diberikan. Peningkatan persediaan air, pemeliharaan
Dimana sajakah terjadinya wabah cholera? kesehatan, sanitasi makanan dan
Sekarang ini penyakit kolera ada di negara kesadaran masyarakat adalah lebih baik
– negara yang padat penduduknya. dalam mencegah penyakit kolera, seperti
Wabah baru dapat terjadi secara sporadis halnya juga mencegah penyakit diarre
di bagian dunia manapun jika persediaan lainnya.
air kurang, pemeliharaan kesehatan tidak Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari
terjaga, sanitasi makanan dan pelayanan kolera?
kesehatan tidak baik. Oleh karena itu, Pencegahan utama dapat dilakukan
alangkah baiknya jika Anda akan dengan memperhatikan makanan
mendatangi suatu daerah, terlebih dahulu minuman yang dikonsumsi (terutama
mencari informasi apakah ada penyakit makanan kaleng dan makanan yang
kolera di daerah tersebut. dikonsumsi saat bepergian). Adapun hal –
hal yang perlu diperhatikan dari makanan
dan minuman yang dikonsumsi adalah
Apakah vaksinasi bekerja melawan
penyakit kolera? sebagai :

27

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Minumlah air yang telah mendidih atau YELLOW FEVER
didesinfeksi dengan khlor, yodium atau
produk lainnya. Apa itu Yellow Fever ?
Hindari es batu kecuali jika yakin dibuat dari Yellow Fever/ Demam kuning adalah suatu
air yang aman. penyakit karena virus yang telah
menyebabkan terjadinya wabah besar di
Makan makanan yang telah dimasak Afrika dan Amerika Serikat. Menurut
dengan sempurna (matang). sejarahnya, virus ini telah ada sejak 400
Makanan masak yang telah didiamkan tahun yang lalu. Infeksi/Peradangan
pada suhu kamar dalam waktu beberapa menyebabkan suatu spektrum penyakit
jam dan disajikan tanpa dipanaskan melebar/ meluas, dari mulai timbulnya
kembali bisa menjadi sumber infeksi. gejala, rasa sakit hingga menyebabkan
kematian. Walaupun telah tercipta suatu
Hindari makanan hasil laut mentah dan vaksin yang efektif untuk 60 tahun, namun
makanan mentah lain, kecuali buah- masih banyak orang yang terkena infeksi,
buahan dan sayur-mayur yang sudah terutama selama dua dekade terakhir ini
dikupas. semakin meningkat. Demam kuning kini
menjadi suatu masalah serius bagi
Susu yang tidak disterilkan sebelumnya kesehatan masyarakat.
dapat menjadi sumber infeksi.

Apa penyababnya?
Pastikan makanan matang yang dibeli
ataupun dijual telah dimasak secara Penyakit disebabkan oleh virus demam
sempurna. kuning, yang tergolong flavivirus. Di Afrika
ada dua jenis dengan prototypes yang
Bayi di bawah enam bulan yang masih berbeda dihubungkan dengan Afrika Timur
menyusui, belum menerima makanan dan Afrika Barat. Amerika Selatan
tambahan, mempunyai resiko yang rendah. mempunyai dua jenis virus berbeda, tetapi
sejak 1974 hanya satu jenis yang ditemukan
Sampel apa yang diperiksa? sebagai penyebab terjadinya wabah
penyakit.
Pengambilan sampel dilakukan sebelum
diberikan antibiotik pada pasien. Sampel Bagaimana gejalanya?
yang dapat diperiksa untuk diagnosa Virus sudah berada dalam tubuh selama
penyakit kolera yakni melalui faeces segar. masa inkubasi yakni 3-6 hari. Kemudian

28

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


terjadi 2 tahap dari penyakit. Tahap Darah ( Serology Pengujian kadar logam)
pertama yakni sejak infeksi/peradangan dapat mendeteksi zat darah yang diserang
tidak menunjukkan gejala, kemudian akut oleh kuman Yellow Fever. Beberapa teknik
yang biasanya ditandai dengan demam, lain yang digunakan untuk mengidentifikasi
sakit otot (sakit punggung), sakit kepala, virus itu yakni dengan memeriksa spesimen
nafsu makan hilang, mual dan muntah. darah atau jaringan/tisu hati yang
Sering juga, demam tinggi serta denyut nadi dikumpulkan setelah kematian. Test ini
lambat. Setelah 3-4 hari kebanyakan pasien hanya dapat dilakukan oleh staff
membaik dan gejalanya hilang. laboratorium yang sangat ahli/ terlatih dan
menggunakan material dan peralatan
Akan tetapi, dalam waktu 24 jam sebanyak khusus.
15% dari kasus Yellow Fever masuk ke Tahap
Beracun. Demam muncul kembali dan Dimana sajakah terjadinya wabah kolera?
beberapa sistem badan terganggu. Yellow Fever telah menjangkiti di 33 negara-
Penyakit Yellow Fever dengan cepat negara berpopulasi 468 juta orang di Afrika,
berkembang, penderita mengeluh sakit dengan perkiraan 200.000 kasus dan 30.000
abdominal dan muntah. Pendarahan dapat kematian setiap tahunnya.
terjadi dari mulut, hidung, mata dan/atau
perut. Ketika ini terjadi, darah ikut keluar Yellow Fever juga merupakan 10 penyakit
dalam muntah dan tinja. Fungsi Ginjal terbesar Negara-Negara Amerika Selatan
memburuk; ini dapat diketahui dari dan Amerika Latin antara lain : Pulau
keluarnya protein (albumin) secara Caribbean, Bolivia, Brazil, Kolumbia,
abnormal melalui air seni dan dampak lebih Ecuador, Peru serta Venezuela.
buruknya yakni berkurang/ tidak adanya Walaupun penyakit Yellow Fever pada
produksi air seni (anuria). 50% pasien yang umumnya hanya menyebabkan kasus
masuk dalam Tahap Beracun ini mati dalam sporadis dan dengan perjangkitan kecil,
waktu 10-14 hari. namun adanya vektor nyamuk aedes
aegypti memperluas risiko penyebarluiasan
Yellow Fever sukar untuk dikenali, terutama penyakit ini.
sepanjang tahap awal, gejalanya hampir Meskipun Yellow Fever belum pernah
mirip dengan malaria, penyakit tipus, dilaporkan di Asia, tetapi kita harus tetap
rickettsia, Demam berdarah, atau waspada karena daerah ini berhadapan
leptospirosis. Pemeriksaan lebih lanjut di dengan risiko sebab adanya nyamuk aedes
laboratorium diperlukan untuk memastikan aegypti.
suatu kasus dari orang yang dicurigai. Test

29

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Bagaimana penularannya? berpergian / tiba di Asia dari Afrika Atau
Amerika Selatan.
Manusia dan Monyet adalah yang paling
mungkin terkena infeksi/ tersebar. Virus Sebenarnya yang harus ditingkatkan adalah
dibawa dari satu binatang ke binatang lain upaya pengendalikan nyamuk.
( transmisi horisontal) melalui nyamuk Pengendalian nyamuk merupakan cara
(vektor). Nyamuk dapat juga dilewati oleh yang efektif dan penting untuk
virus, setelah terinfeksio, kemudian mengendalikan penyakit mosquito-
menyebar ke telor ke keturunan nya transmitted. Karena saat ini pencegahan
(transmisi vertikal). dan kendali Yellow Fever, hanya diprioritas
pada vaksinasi.
Bagaimana perawatannya?
PES
Tidak ada perawatan spesifik untuk Yellow Apa itu PES ?
Fever. Penurunan Demam dapat dilakukan
dengan pemberian garam / hidrasi kembali Pes adalah suatu penyakit zoonotic yang
dan dengan pemberian paracetamol. menyebar (sebagian besar) antar binatang
Disamping itu juga, Infeksi/peradangan kecil dan kutu mereka. Penyebabnya
apapun harus dilakukan pemberian zat adalah virus Yersinia pestis yang dapat juga
pembunuh kuman yang sesuai (antibiotik). menginfeksi manusia. Pes bisa menjadi
suatu penyakit yang sangat menjengkelkan
Bagaimana pencegahannya? bagi manusia, dengan suatu case-fatality
dengan perbandingan 30%-60% jika tidak
Vaksinasi merupakan satu-satunya cara lakukan tindakan yang tepat dan cepat.
paling utama untuk mencegah Yellow Setelah masa inkubasi 3-7 hari, orang yang
Fever. Dosis satu kali vaksin bisa memberikan terkena infeksi pada umumnya mulai
perlindungan hingga 10 tahun dan selama dengan gejala seperti influenza. Gejala
ini tidak diketemukan efek samping yang yang khas adalah : serangan demam yang
sangat serius. mendadak, rasa dingin, sakit kepala, sakit
Vaksinasi sangat direkomendasikan untuk otot dan kelemahan, muntah dan mual.
orang yang akan berpergian ke daerah Infeksi/Peradangan pes secara klinis dibagi
yang berisiko tinggo terhadap penyakit dalam tiga bagian sesuai dengan rute
Yellow Fever. Sertifikat vaksinasi diperlukan infeksi/peradangan :
untuk memasuki banyak negara-negara, Penyakit pes dengan pembengkakan limpa
terutama sekali untuk orang yang adalah bagian penyakit pes yang

30

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


umumnya terjadi sebagai hasil gigitan dari pasien penyakit pes jika didiagnose pada
kutu yang terinfeksi. Baksil Wabah masuk waktunya.
kulit dari lokasi gigitan dan berjalan
sepanjang sistem yang mengandung getah Bagaimana pencegahannya?
bening menuju getah bening (yang paling Pencegahan dapat dilakukan dengan
dekat). Getah bening membengkak menghindari kontak langsung dengan
kemudian menjadi sangat menyakitkan dan binatang yang membawa penyakit pes,
dapat menimbulkan nanah. mencegah gigitan kutu dan menangani
Penyakit Pes Septicaemic terjadi ketika bangkai binatang dengan sebaiknya.
infeksi/peradangan menyebar secara Upaya lain yang bisa dilakukan yakni
langsung melalui/sampai bloodstream dengan melakukan pengawasan terhadap
tanpa adanya "bengkak". Virus penyakit pes binatang dan kutunya. Identifikasi binatang
berkembang di dalam darah. Penyakit Pes dan jenis kutu di dalam nya secara berkala
Septicaemic bias diakibatkan oleh kutu di suatu daerah dapat dilakukan untuk
yang mebngigit atau dari kontak langsung membatasi potensi penyebaran penyakit
dengan infective material melalui letusan pes.
dalam kulit. Disamping itu, upaya lain yang dilakukan
Penyakit Pes Pneumonic adalah yang adalah dengan melakukan vaksinasi
paling mematikan/jahat dan merupakan penyakit pes.
peradangan lanjutan dari pembengkakan
limpa. Uji Laboratorium?
Pemeriksaan laboratorium dilakukan
Dimana sajakah terjadinya wabah pes? dengan memeriksa kulture darah, spesimen
Penyakit Pes merupakan endemid di pada daerah yang bengkak atau pun
negara-negara Afrika, di Perserikatan Soviet dahak pasien.
(dahulu), America dan Asia. Pada tahun
2003, 9 negara melaporkan 2118 kasus dan Sumber : Beberapa edisi Weekly
182 kematian. Epidemiological Report WHO,
http://www.who.int/
Bagaimana perawatannya?
Perawatan dan hasil diagnosa dini adalah
penting untuk mengurangi kesulitan dan
kematian. Metoda perawatan /
BEKERJA HARUS KOMPAK !!!
pengobatan dapat dilakukan untuk semua

31

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


INFORMASI BIDANG UKP KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
Oleh : A.Rizal

1. Pemeriksaan Kesehatan diantaranya obat P3K nya tidak lengkap,


ABK/Pengawasan Obat P3K Kapal. atau sekitar 7 %.

KKP Kelas I Tanjung Priok selama semester I 2. Pemeriksaan Kesehatan Nahkoda, ABK,
tahun 2006 dalam melaksanakan Penjamah Makanan/TKBM
Pemeriksaan Kesehatan ABK/Pengawasan Selama kurun waktu 6 bulan pertama tahun
Obat P3K Kapal terhadap Kapal Asing 2006 jumlah Pemeriksaan Kesehatan yang
maupun RI menunjukan hasil penurunan dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok
jumlah kapal yang diperiksa. Adapun dalam rangka pengujian kesehatan
penurunan tersebut kurang lebih sebesar 9 Nahkoda, ABK,
% ( sekitar 64 kapal ) dari semester pertama Penjamah Makanan/TKBM serta masyarakat
tahun 2006. Sedangkan kasus Obat P3K umum dilakukan terhadap 4 fumigator ( of
Kapal yang tidak lengkap pada kapal RI Shore ), 45 masyarakat umum, 2 pelaut dan
juga mengalami penurunan sebesar 10 % . 57 penjamah makanan.Adapun gambaran
Grafik 1. perbandingannya dapat dilihat dalam
grafik di bawah ini.
PEMERIKSAAN KESEHATAN ABK/PENGAWASAN OBAT P3K KAPAL
SEMESTER I TAHUN 2006 Grafik 2.
600
PEMERIKSAAN KESEHATAN NAHKODA, ABK,
500
PENJAMAH MAKANAN/TKBM
400 SEMESTER I TAHUN 2006
300 50

200 40

100 30
0 20
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
10
RI ASING RI LENGKAP
ASING LENGKAP RI TAK LENGKAP ASING TAK LENGKAP 0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Pelaut Penjamah Makanan Umum Off shore
Dari grafik diatas diketahui hasil
pemeriksaan yang dilakukan terhadap
kapal asing 100 % menyediakan obat P3K 3. Pelatihan Kesehatan Kerja
Kapal dengan lengkap. Sedang untuk kapal
RI dari 674 kapal yang diperiksa 50 Pelatihan Kesehatan Kerja oleh KKP Kelas I
diantaranya obat P3K nya tidak lengkap Tanjung Priok, melalui Bidang UKP

32
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
diselenggarakan tanggal 22 sampai diskusi kelompok.
dengan 24 Pebruari 2006 di Cipayung. c. Hasil pelatihan
Pelatihan ini di tujukan untuk meningkatkan Pada umumnya pelatihan berjalan lancar
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dan peserta mampu memahami
program kesehatan kerja serta mampu keseluruhan materi yang disampaikan hal ini
memfasilitasinya dilingkungan kerja masing – dapat dilihat dari hasil post test yang
masing. menunjukan adanya peningkatan nilai
dibanding pre test.
a. Persiapan
Persiapan pelatihan dilakukan oleh 11 orang 4. Pertemuan Jejaring dan Kemitraan
yang terdiri dari 6 pejabat struktural dan 5 Kesehatan Kerja
staf KKP Kelas I Tanjung Priok. Hal-hal yang Pertemuan Jejaring dan Kemitraan
dibahas dalam persiapan tersebut ialah Kesehatan Kerja KKP Kelas I Tanjung Priok
penyusunan GBPP, Proposal, Undangan, dilaksanakan di Cibogo, 22 sampai dengan
Materi yang akan disajikan, dan 25 Mei 2006. Jumlah peserta adalah 16
sebagainya. instansi ( 9 instansi pemerintah dan 8 swasta
). Pertemuan ini membahas program
b. Pelaksanaan kesehatan kerja yang ada di masing-masing
Pelatihan di ikuti oleh 25 peserta dari stake instansi untuk menyatukan langkah dalam
holder KKP Kelas I Tanjung Priok. Selain dari rangka mewujudkan pelabuhan yang
lingkup Dep.Kes. Fasilitator juga berasal dari sehat. Adapun bentuk pertemuan ini lebih
PT. (persero) Pelindo II Cab. Tanjung Priok difokuskan pada forum diskusi.
dan BKKP. Adapun materi yang disajikan
diantaranya : 5. Pelayanan Vaksinasi dan Penerbitan buku
ICV
1. TUPOKSI KKP Kelas I Tanjung Priok Pelayanan Vaksinasi yang berada di KKP
2. Program Kesehatan Kerja di KKP kelas I Tg. Priok ditujukan kepada
3. Kebijakan dan Ruang lingkup masyarakat pelabuhan, Nahkoda dan ABK
kesehatan kerja yang membutuhkannya. Adapun jenis
4. Pemeriksaan dan Seleksi kesehatan pelayanan vaksinasi yang diberikan tahun
calon pekerja 2006 adalah Yellow Fever, Typhoid. Jumlah
5. Penyakit Akibat Kerja pelayanan vaksinasi selama semester
6. Ergonomi dasar dan lain-lain pertama tahun 2006 sesuai grafik 1
Metode penyampaian materi menunjukan jumlah ABK yang divaksinasi
menggunakan ceramah, tanya jawab dan Yellow Fever sebanyak 1142 orang ( 858

33

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


buku baru, 284 buku lama) , Typoid 3516 jumlah penumpang. Hasil dari kegiatan ini
orang ( 2107 buku baru, 1409 buku lama ). menunjukan bahwa pada semester
Grafik 3. pertama tahun 2006 jumlah penumpang
umum yang masuk ke pelabuhan Tanjung
PELAYANAN VAKSINASI DAN PENERBITAN BUKU ICV
SEMESTER I TAHUN 2006 Priok sebanyak 51814 orang dengan
1200
keadaan sehat, dan TKI sebanyak 2501
1000
800 orang, 1139 diantaranya sakit dan 2 di rujuk
600
400 ke rumah terdekat.
200
Grafik 4.
0
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

CHOLERA BUKU BARU CHOLERA BUKU LAMA


Pengawasan Penumpang Pada Situasi Khusus
YELLOW FEVER BUKU BARU YELLOW FEVER BUKU LAMA 14000
THYPOID BUKU BARU THYPOID BUKU LAMA 12000
MENINGITIS BUKU BARU MENINGITIS BUKU LAMA 10000
8000
6000
6. Pengawasan Penumpang pada situasi
4000
khusus 2000
0
Pengawasan penumpang pada situasi Januari Pebruari Maret April Mei Juni

khusus dilaksanakan setiap bulan, pada Penumpang umum Jumlah Penumpang umum Sehat
Penumpang umum Sakit Penumpang umum Rujukan
khusus dilaksanakan setiap bulan, pada TKI Jumlah TKI Sehat
TKI Sakit TKI Rujukan
hari-hari tertentu saat terjadi lonjakan

MALARIA SEJAK JAMAN PENJAJAHAN BELANDA

M alaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium)


dalam bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh
nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO,1981).
Diduga sekitar 36 % penduduk dunia termasuk Indonesia terkena resiko
malaria yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, menurunkan
prodauktivitas kerja dan dapat menimbulkan (Renstra Gebrak Malaria, Dep.Kes.RI,
2001). Kemudian melalui perjalanan panjang jaman kemerdekaan sampai dengan
jaman reformasi bahkan hingga tahun 2006 saat ini, perkembangan program
pemberantasan penyakit malaria belum begitu menggembirakan. Malaria masih
merupakan salah satu penyakit yang muncul kembali (Re-emerging disease)
khususnya pada tahun-tahun terakhir ini, dengan adanya kecenderungan
peningkatan kasus malaria dibeberapa daerah.

34

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Gerakan Berantas Kembali Malaria yang pemberantasan malaria pada daerah yang
lebih dikenal dengan sebutan “Gebrak berbeda
Malaria” merupakan operasionalisasi Faktor resiko yang mendukung atau
pencanangan oleh Pemerintah Pusat, yang memberi peluang terhadap kejadian
melibatkan Pemerintah dan unsur – unsur penyakit malaria yakni factor lingkungan
masyarakat termasuk sektor swasta, dan factor pejamu, baik pejamu definitive
lembaga swadaya masyarakat dan agen maupun pejamu intermidiet.
pembangunan lainnya.
Seberapa jauhkah keberhasilannya ?? MANUSIA SEBAGAI PEJAMU INTERMEDIET
Manusia merupakan pejamu
FAKTOR RESIKO KEJADIAN MALARIA intermidiet, yakni pada dasarnya setiap
Kondisi spesifik yang selama ini orang dapat terinfeksi oleh parasit malaria
belum dianalisis antara lain yakni penderita dan merupakan tempat berkembang
malaria tersebut bukanlah penderita baru biaknya parasit tersebut. Faktor penting
tetapi penderita relaps atau kambuh yang dapat mempengaruhi resiko pejamu
sebagai akibat pengobatan yang tidak untuk terpapar oleh parasit malaria, antara
sempurna, jenis strain malaria dan imunitas.. lain :
Penderita malaria kambuh ini disebabkan * Usia : anak-anak lebih rentan terhadap
oleh adanya parasit malaria dalam bentuk infeksi parasit malaria.
laten yang disebut hipnosoit yang dapat * Jenis kelamin : Infeksi malaria tidak
bertahan lama dalam sel hati tanpa membedakan jenis kelamin, akan tetapi
menunjukkan gejala klinis. Selanjutnya apabila menginfeksi Ibu yang sedang
pada saat kondisi daya tahan tubuh hamil akan menyebabkan anemia yang
penderita menurun dapat menyebabkan lebih berat.
timbulnya gejala – gejala klinis (rekrudensi * Riwayat malaria sebelumnya : Orang
ataupun rekurensi). yang pernah terinfeksi parasit malaria
Kegiatan analisis ini sangat biasanya terbentuk imunitas sehingga
diperlukan karena faktor resiko kejadian lebih tahan terhadap infeksi malaria.
malaria antar daerah belum tentu sama Disamping itu, mempunyai kemungkinan
sehingga intervensi program yang juga masih mengidap parasit malaria
diperlukan juga berbeda. Atas dasar sehingga suatu saat apabila daya tahan
kepentingan ini maka perlu sekali tubuh menurun akan timbul relaps, baik
mengetahu factor resiko kejadian malaria rekrudensi, rekurensi maupun relaps
secara umum sebagai acuan dalam parasit.

35

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


* Cara hidup : cara hidup sangat Perilaku nyamuk ini sangat
berpengaruh terhadap kemungkinan menentukan dalam proses penularan
terjadinya penularan penyakit malaria, penyakit malaria, karena nyamuk
misalnya kebiasaan pemakaian kelambu mempunyai kesukaan waktu menggigit,
dan kebiasaan berada diluar rumah pada hinggap atau istirahat, tempat menggigit,
saat malam hari. tempat perindukan dan obyek yang digigit.
* Penghasilan : penghasilan penduduk yang Nyamuk Anopheles pada umumnya
rendah akan mengurangi minat untuk aktif mencari darah pada waktu malam
upaya berobat ke unit pelayanan hari, yang menggigit mulai senja hingga
kesehatan yang ada ataupun upaya tengah malam. Pada waktu malam ada
untuk mencegah dari gigitan nyamuk. nyamuk anopheles yang masuk ke dalam
* Status gizi : Masyarakat yang gizinya tidak rumah hanya untuk menghisap darah lalu
baik dan tinggal di daerah endemis keluar lagi.
malaraia, akan lebih rentan terhadap
infeksi parasit malaria.
* Imunitas : Masyarakat yang tinggal di
daerah endemis malaria biasanya
mempunyai imunitas alami sehingga
mempunyai pertahanan alam terhadap
infeksi parasit malaria. Namun, bila daya
tahan tubuh menurun, misalnya karena
lelah atau stress maka akan rentan
terhadap infeksi parasit malaria.

NYAMUK SEBAGAI PEJAMU DIFINITIF


Nyamuk anopheles merupakan
pejamu definitive, yakni hanya nyamuk
LINGKUNGAN SEBAGAI PENDUKUNG
anopheles betina yang menghisap darah,
Lingkungan yang dimaksud adalah
dan darah ini diperlukan untuk
lingkungan dimana manusia dan nyamuk
pertumbuhan telurnya. Faktor penting yang
berada. Nyamuk berkembang biak dengan
dapat mempengaruhi resiko pejamu untuk
baik bila lingkungannya sesuai dengan
terpapar oleh parasit malaria, antara lain :
keadaan yang dibutuhkan oleh nyamuk
semakin padat jumlah nyamuk semakin
untuk berkembang biak, antara lain :
besar kemungkinannya untuk menjadi
a. Suhu udara: suhu udara sangat
penular parasit malaria
mempengaruhi panjang pendeknya
36

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


siklus sporogoni atau masa inkubasi satu factor yang ikut menentukan
ekstrinsik. Makin tinggi suhu (sampai jumlah kontak antara manusia dengan
batas tertentu) makin pendek masa nyamuk.
inkubasi ekstrinsik, dan sebaliknya e. Arus air : beberapa spesies menyenangi
makin rendah suhu udara makin tempat perindukan yang airnya statis
panjang masa inkubasi ekstrinsik. atau mengalir sedikit, sebaliknya ada
Pengaruh suhu udara ini berbeda untuk beberapa species yang menyenangi
tiap spesies. Pada suhu 26,70C , masa tempat perindukan yang airnya
inkubasi ekstrinsik untuk tiap spesies , mengalir deras.
sebagai berikut : f. Kebersihan luar rumah dan dalam
- Plasmodium falcifarum : 10 - 12 hari. rumah : kondisi dalam ataupun luar
- Plasmodium vivax : 8 – 11 hari. rumah yang tidak teratur, kotor dan
- Plasmodium malarie : 14 hari. tidak rapi, merupakan kondisi yang
- Plasmodium ovale : 15 hari. disukai oleh nyamuk untuk hinggap
b. Kelembaban udara : Kelembaban udara ataupun beristirahat sehingga
atau relatve humanity yang rendah kemungkinan adanya kontak gigitan
memperpendek umur nyamuk. Tingkat nyamuk terhadap penghuni sangat
kelembaban 63 % merupakan angka besar sekali.
yang paling rendah untuk g. Jarak tempat perindukan : jarak
memungkinkan adanya penularan. terbang tiap species berbeda yakni
Kelembaban ini mempengaruhi mulai dari 1,5 km, sehingga jarak
kecepatan berkembang biak, tempat perindukan ini mempengaruhi
kebiasaan menggigit, dan kebiasaan kontak gigitan nyamuk.
istirahat nyamuk.
c. Hujan : terdapat hubungan langsung RINGKASAN
antara hujan dan perkembangan larva Sebenarnya, pemberantasan
nyamuk menjadi bentuk dewasa, besar kejadian malaria sangatlah sederhana,
kecilnya pengaruh antara lain semakin murah dan meriah asalkan seluruh jajaran
besar hari hujan berarti air tempat bangsa ini memiliki suatu kesepakatan
perindukan semakin banyak yang akan bersama untuk menekan factor resiko
memperbesar kemungkinan kejadian malaria melalui “Gebrak Malaria”.
berkembang biaknya Anopheles. Kemampuan membentuk
d. Angin : kecepatan angin mempengaruhi kesepakatan bersama inilah yang sangat
terbangnya nyamuk ke dalam atau dibutuhkan oleh bangsa dan Negara ini.
keluar rumah. Angin merupakan salah Sektor kesehatan tidak mungkin memiliki
37

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


kemampuan membentuk kesepakatan
masyarakat secara global. Oleh karena itu
sector kesehatan harus mampu meyakinkan
para tokoh politis tentang pentingnya
kesepakatan tersebut. Perhitungan cost
benefit kesepakatan global dan
pemberantasan selama masa yang
panjang ini merupakan dasar utama
adfokasi sektor kesehatan terhadap para
tokoh politis. Betapa panjangnya sejak
jaman penjajahan Belanda kita memiliki JENTIK ANOPHELES
logistic kina yang besar sampai jaman
reformasi yang katanya hebat, namun . . .
apa daya malaria tidak kunjung sirna dari
permukaan bumi Pertiwi ini.

NYAMUK ANOPHELES

Malaria masih merupakan salah satu


penyakit yang muncul kembali, dengan SIKLUS PARASIT MALARIA PADA MANUSIA
adanya kecenderungan peningkatan kasus
malaria dibeberapa daerah.
Benarkah malaria merupakan salah satu
penyakit yang muncul kembali di Indonesia
?? Bahkan namanya “keren” sekali : Re-
emerging disease
Apakah kejadian malaria di daerah
endemis selama ini pernah menurun ??
Ataukah sekedar taktis untuk memperoleh
dana hibah ??
Amboooi, . . . . Penulis hanya berandai –
andai. (RBAW) WILAYAH PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA

38

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


INFORMASI PROGRAM BIDANG PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN

OPERASIONALISASI PM TRAP DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK

LATAR BELAKANG
Beberapa penyakit yang ditularkan Marilah kita bersama – sama mendatangi
memalui vektor, khususnya nyamuk perimeter pelabuhan dan melihat
menyerang Jakarta dan sekitarnya. kenyataan di lapangan. Kenyataannya,
Demam berdarah Dengue telah mungkin jumlah kontainer di daerah
menelan korban yang tidak sedikit bahkan perimeter sangat sedikit sehingga tidak
baru – baru ini muncul Demam Cikungunya ditemukan jentik sama sekali, sedangkan
melanda sekitar wilayah DKI Jakarta. Ovitrap tidak pernah dikembangkan;
Nah, . . . apakah kita biarkan kondisi disamping itu mungkin justru index jentik
semacam ini melanda seantero Nusantara nyamuk lain yang tinggi (bukan nyamuk
tercinta ini? Tentu tidak demikian. Teriakan Aedes); mungkin laporan tersebut dibuat
para pakar nyaris tidak terdengar atas kasus diatas meja (mohon maaf), dll
semacam ini. Kontrol sosial yang terdengar Atas dasar hal tersebut diatas,
hanyalah mencakup pelayanan rumah sakit pimpinan Kantor Kesehatan Pelabuhan
saat masyarakat telah menderita kesakitan Kelas I Tanjung Priok berinisiatif
tanpa menarik benang merah penyebab mengembangkan alat pengendali vektor
kesakitan tersebut. Bukankah mencegah (nyamuk) yang dinamakan PM TRAP
lebih murah dibanding mengobati? (kepanjangannya : PRIOK MOSQUITO TRAP)
Institusi pada ”Border”, khususnya dan mulai akan diopreasionalkan 14 hari
Kantor Kesehatan Pelabuhan secara rutin menjelang IDHUL FITRI tahun 2006.
menghitung House Index pada daerah
perimeter dan buffer pelabuhan. TUJUAN
Hasilnya ??? Tujuan umum : Dapat dikendalikannya
House Index yang dihitung oleh sebagian vektor (nyamuk) di wilayah pelabuhan
besar Kantor Kesehatan Pelabuhan, pada Tujuan khusus :
daerah adalah NOL BESAR (lap. pada • Mengidentifikasi jenis jentik nyamuk
SIMKESPEL). Seharusnya segera muncul • Menghitung indek jentik seluruh species
pertanyaan bahwa mengapa hasil yang ada di wilayah pelabuhan
hitungan House Index pada daerah • Terperangkapnya nyamuk
perimeter pelabuhan ternyata NOL? • Menurunkan populasi nyamuk di wilayah
pelabuhan

39

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


• Mempromosikan PM Trap ke KKP lain dan mengoperasikannya
masyarakat (fungsi pengembangan • Praktis pengangkutannya (bongkar –
teknologi dan diseminasi) pasang)
• Seluruh jentik dapat teridentifikasi
KEUNTUNGAN PM TRAP • Nyamuk dewasa terperangkap
• Sederhana dan mudah • Murah

INFO PM TRAP :
Info PM Trap lebih lengkap dapat menghubungi :
1. Redaksi Buletin Info Kesehatan Pelabuhan melalui E-Mail Adress
2. SUGENG RETYONO, SKM (HP : 081319876447)
3. Koperasi Karya Bhakti – KKP Kelas I Tanjung Priok

1800 ml 1800 ml

4000 ml 4000 ml

40

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


SENI MENYAMPAIKAN PESAN KESEHATAN
Oleh: Agus Syah,SKM

I. Pendahuluan Melalui pendekatan ini diharapkan


P enyuluhan kesehatan kepada masyarakat dapat memberikan respon
masyarakat merupakan upaya yang yang positif untuk berbuat dan mempunyai
diperlukan dalam usaha meningkatkan persepsi-persepsi yang baik dalam
derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan menggerkan potensi dirinya.
penyuluhan kesehatan dalam program Menyampaikan pesan / menyuluh,
penyuhulan kesehatan masyarakat harus mempunyai kejelasan tujuan,
merupakan rangkaian kegiatan yang maksud, sasaran, kondisi, situasi dan
direncanakan untuk meningkatkan keluaran yang kita harapkan, jadi
kesadaran dan pengertian masyarakat penyampaian pesan / penyuluhan tidak
tentang berbagai macam hal kesehatan, semata-mata hanya nyerocos berbicara
mulai dari masalah kesehatan sehari-hari, ngalor-ngidul tidak karuan, sehingga pada
sampai masalah prilaku, dan bagaimana akhirnya kita tidak mendapatkan hasil yang
penanggulangannya itu sendiri, sehingga diinginkan, dan semuanya mubazir tidak
dampak dari upaya itu adalah peningkatan mendapatkan hasil.
kesehatan dilingkungannya. Dengan
demikian penyuluhan kesehatan II. Dasar Komunikasi dan Proses Adopsi
merupakan upaya untuk menggerakan Untuk dapat menggunakan teknik
potensi swadaya serta peran serta penyuluhan secara benar dan tepat, perlu
masyarakat dalam pembangunan paham dasar teknik tersebut, diantaranya :
kesehatan. A. Prinsip Komunikasi
Dalam pelaksanaannya penyuluhan Komunikasi dapat diartikan sebagai
kesehatan kepada masyarakat adalah penyampaian pesan secara langsung
suatu upaya dari seni dan pengetahuan melalui saluran komunikasi kepada
yang dikemas dalam suatu methoda / cara, penerima pesan, untuk mendapatkan suatu
adapun beberapa metoda yang kita kenal respon. Oleh karena itu komunikasi dapat
adalah dengan cara pendekatan, dan disebut sebagai manfaat dari suatu
teknik-teknik penyuluhan, yang diarahkan interaksi.
kepada peranserta masyarakat dalam Beberapa unsur pokok dalam
membangun kesehatan yang paripurna, komponen proses komunikasi yaitu :
yaitu pendekatan edukatif. 1. Sumber / Pemberi pesan/ Komunikator
41

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


2. Encoder / perumusan pesan sehingga kita dapat mengukur apakah
3. Pesan komunikasi kita berhasil guna atau tidak.
4. Saluran / Media B. Proses Adopsi
5. Decoder/ Pentafsiran pesan Penerimaan / adopsi sesuatu hal baru
6. Sasaran / Penerima Pesan / Komunikan untuk di gunakan dalam kehidupan
7. Feed Beck / Umpan Balik sehari-hari, tahapannya sbb :
Dalam komunikasi langsung, 1. Kesadaran / Awareness
pemberi pesan bisa berhadapan langsung, 2. Minat / Interes
sedangkan pada komunikasi tidak langsung 3. Penilaian / Evaluation
dilakukan dengan menggunakan media 4. Mencoba / Trial
atau saluran komunikasi seperti poster, 5. Menerima / Adoption
leaflet, booklet, media masa, dll Tahapan diatas terjadi secara berurutan,
Gangguan – gangguan ( noise ) sehingga penerimaan yang terjadi
dalam komunikasi dapat terjadi pada merupakan penerimaan yang didasari oleh
kedua metoda tadi, dapat menyebabkan yang bersangkutan secara penuh dan
bias atau salah arti dari makna pesan mantap. Seseorang yang telah sadar
aslinya. Komunikasi dapat dipengaruhi oleh tentang sesuatu yang baru, tidak
persepsi / tanggapan, sedangkan persepsi sertamerta melaksanakan apa yang di
juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan, ketahuinya tersebut, untuk itu perlu
pengalaman, pekerjaan, kerangka berfikir, dikembangkan minat untuk mengetahui
situasi pada saat itu, adat istiadat, norma- lebih lanjut persoalan yang kita
norma lingkungan dan lain sebagainnya. komunikasikan kepadanya, selajutnya perlu
Sementara itu, media komunikasi sangat juga diusahakan terjadinya proses penilaian
dipengaruhi oleh bermacam faktor, dan percobaan yang memuaskan
diantarannya lingkungan, model pesan, hasratnya. Tahapan seseorang atau
kesesuaian media dan kemampuan kelompok masyarakat yang dalam tahap
penerima pesan. Sedangkan Feed back, menimbang ( evaluasi ) dan dalam tahap
sangat dipengaruhi oleh persepsi penerima trial / mencoba-coba, pendekatan yang
pesan, hal ini harus menjadi perhatian bersifat menyakinkan atau bersifat
penting bagi setiap pemberi pesan, agar dorongan-dorongan akan sangat
mengusahakan persepsi keduanya sama. membantu tercapainnya proses adopsi
Adapun hasil yang di harapkan dari tersebut, di samping itu pula adopsi sangat
kegiatan komunikasi tersebut adalah dipengaruhi oleh pemenuhan harapan-
perobahan perilaku, sehingga proses harapan pada manusia, yang dapat dibagi
komunikasi, perlu selalu dilakukan evaluasi, menjadi 2 ( dua ) bagian yaitu :
42

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


1. Dorongan / Harapan Kodrati adopsi dari sesuatu informasi yang baru di
Kodrat adalah sifat, keadaan atau dapat dari komunikator, selanjutnya apabila
pembawaan alamiah manusia yang sudah kita menghendaki terjadinya perubahan
terjelma begitu manusia terlahir, misalnya perilaku masyarakat, dari perilaku tidak
menangis, bergembira, lapar, berjalan, sehat menjadi sehat, maka sebenarnya
bercinta, mempunyai keturunan dan lain- terjadi proses pemahaman (cognitive ),
lain, semua manusia mempunyai penghayatan ( Internalisasi ) yang
kemampuan untuk itu. Dorongan kodrat ini dicerminkan pada sikap dan pengalaman (
menimbulkan manusia mempunyai Psychomotor ) yang bersumber pada diri
keinginan atau harapan, apabila hal-hal orang yang bersangkutan. Dengan proses
yang baru kita komunikasikan sesuai ini diharapkan perubahan tidak hanya
dengan harapan / keinginan mereka, maka bersifat insidentil semata akan tetapi terus
proses adopsi sangat dimungkinkan tidak berlangsung secara lestari.
mendapatkan permasalahan yang berarti. III. Tehnik-tehnik penyuluhan
2. Dorongan Kebutuhan Hidup A. Tehnik Wawancara
Sudah merupakan kodrat pula bahwa Wawancara merupakan salah satu
manusia mempunyai bermacam-macam tehnik penyuluhan kesehatan dengan
kebutuhan hidup, secara garis besar jalan tanya jawab, hal ini diarahkan
dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu : pada tujuan yang telah ditentukan, ciri
a. Kebutuhan Jasmaniah khas teknik ini adalah pihak yang
b. Kebutuhan Rohaniah bertanya / interviewer dan yang di
Kebutuhan Jasmaniah misalnya : makan, tanya / interviewer. Beberapa sikap
minum pakaian rumah ( Sandang, pangan, yang harus dilakukan oleh
papan ) sedangkan kebutuhan rohaniah pewawancara yaitu
misalnya : kebahagiaan, kepuasan, hiburan - Sopan dan menghormati yang
dan keberhasilan. Menurut Abraham diwawancarai
Maslow, kebutuhan manusia hidup itu yaitu : - Jujur, terbuka dan dapat dipercaya
a). Kelangsungan Hidup / survifal - Dapat mengendalikan diri
b). Keamanan / Safety - Mau dan mudah memahami
c). Hak dan Kewajiban dicintai dan individu yang di wawancarai
mencintai / be loving and love - Bersifat mendidik dan tanggunjawab
d). Diakui lingkungannya / Status untuk menunaikan tugasnya, dll.
e). Perwujudan cita-cita / Self actualization Untuk melakukan wawancara ada hal
semua hal tersebut diatas dapat yang perlu di persiapkan sebagai berikut :
mempengaruhi konsep penerimaan /
43

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


1. Persiapan g) Bawa buku notes untuk rangkuman
a). Tentukan tujuan wawancara : yang dianggap perlu
- Untuk memperoleh keterangan h) Pelajari keadaan lokasi sebelum di
- Untuk Membujuk kunjungi
- Untuk Memberikan informasi, i) Pikirkan bagaimana mencapai
motifasi dll. lokasi wawancara
b). Tentukan isi pesan misalkan : j) Jangan berbicara terlaulu cepat
- Arti, tujuan dan manfaat dan banyak, buat sesimpel mungkin
informasi yang akan k) Yakinkan mereka hal di bicarakan
disampaikan adalah hal yang penting
- Bagaimana cara l) Berikan contoh –contoh idola yang
mewujudkannya berkaitan dengan permasalahan
- Cara- cara menghindari 3. Penilaian Wawancara
kendala-kendalanya Sebagai acuan untuk melihat bahwa
c). Tentukan kapan wawancara suatu interview berjalan dengan baik
akan diadakan misalnya dan cukup berhasil, maka hal-hal berikut
- Hari dan jam berapa dapat dijadikan pegangan yaitu :
- Apa yang harus dipersiapkan • Suasana wawancara tenang dan
- Perkiraan waktu untuk tidak ada paksaan
kegiatan wawancara • Pembicara merasa tenang dan
2. Pelaksanaan tanpa kecurigaan
a) Perkenalkan diri anda, maksud dan • Setiap pertanyaan dijawab dengan
tujuan wawancara sewajarnya dan tidak dibuat-buat
b) Ciptakan hubungan baik dan • Orang yang diwawancara harus
suasana yang kondusif berminat dan perhatian pada
c) Rumuskan dan jelaskan serta permasalahan yang dikemukakan
berikan pertanyaan dengan kata- • Pertanyaan pada umumnya sudah
kata yang sederhana. dimengerti oleh interviewe.
d) Mulailah dengan hal-hal yang B. Teknik Ceramah dan Tanya Jawab
menjadi perhatian interviewe Ceramah adalah salah satu metoda
e) Berikan kesan bahwa kita sangat penyuluhan kesehatan dimana kita
perhatian dan dengarkan menerangkan atau menjelaskan
tanggapannya dengan lisan disertai dengan tanya
f) Persiapkan alat peraga yang jawab dan diskusi kelompok, agar
menarik dan simple kegiatan ceramah ini dapat efektif dan

44

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


berhasil guna, maka ceramah arus masyarakat dengan tingkat
disertai dengan alat bantu seperti alat pendidikan yang berbeda.
peraga, power poin, slide, leflet tentang • Cara Penyampaian ceramah akan
program yang akan disampaiakan, dsb. berbeda dengan kelompok umur
Cara penyelenggaraan ceramah yang yang berbeda pula, dll.
baik harus mengikuti langkah – langkah : c. Siapkan materi atau pesan-pesan apa
1. Persiapan saja yang akan diberikan pada acara
a. Tentukan maksud dan tujuan ceramah tersebut, misalkan upaya
ceramah , misalnya : membiasakan mencuci tangan dengan
• Keterangan atau ide-ide yang sabun sebelum makan, dsb.
akan disampaikan dan tujuan d. Gunakannlah waktu dengan bijaksana
program serta langkah-langkah dan tidak terlalu bertele-tele sehingga
kongkrit pelaksanaannya. kondisi acara tersebut akan
• Berupa dorongan atau motivasi membosankan, dan pada akhirnya
pada masyarakat agar mampu tidak akan efektif, biasakan ceramah
dan berminat untuk tidak lebih dari 45 menit dan upayakan
melaksanakannya. hidupkan suasana dengan cara tanya
• Mengajak atau menggugah jawab atau dua arak komunikasi ( two
masyarakat untuk terlibat way communication )
langsung dalam pemecahan e. Upayakan pada setiap akhir
permasalahan dilapangan ceramah buat suatu resume atau ringkasan,
sehingga program kesehatan sehingga komunikan dapat dengan mudah
tersebut dapat tercapai. menangkap simpulan-simpulan atau hal-hal
b. Tentukan siapa yang akan hadir penting apa saja yang menjadi pokok
dalam acara ceramah tersebut: pembicaraan pada acara cermah tersebut.
Sesuaikan metoda apa saja yang f. Kondisi tempat ceramah : gedung
akan mempermudah komunikasi yang luas, tenang, udaranya sejuk,
antara komunikan dan komunikator susunan kursi yang ditata dengan apik,
berjalan lancar, misalnya : sarana dan prasarana gedung
• Metoda atau alat peraga memadai untuk kelangsungan kegitan
disesuaikan dengan kondisi adat penyampaian program tersebut dan
istidat setempat atau kemampuan hal-hal lainnya yang dianggap perlu
penerimaan dari komunikan. untuk memberikan rasa nyaman dan
• Cara penyampaian akan berbeda aman sehingga proses penyerapan
ketika menghadapi kelompok informasi tidak akan terganggu.

45

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


2. Pelaksanaan Ceramah k. Mintalah perhatian yang sungguh-
a. Mulailah dengan memperkenalkan sungguh pada pendengar pada isi
diri, maksud dan tujuan ceramah cermah di maksud.
serta harapan yang akan dicapai l. Berikan tips-tips atau saran ringan
b. Penjelasan disusun dengan mengenai kesehatan sehingga
sistematis dan terarah komunikan akan teringat terus.
c. Selingi dengan humor-humor yang m. Ucapkanlah terima kasih atas
segar, cara ini agar pusat perhatian merek dan sempatkan
perhatian komunikan terjaga. untuk beramah tamah dengan
d. Berikan tekanan-tekanan atau pendengar, agar mereka
intonasi yang turun naik sehinnga mempunyai kesan yang mendalam.
konsentrasi komunikan akan 3. Penilaian
cenderung memperhatikan. Setiap kegiatan ceramah harus ada
e. Pemakaian alat peraga yang tepat penilaian baik itu langsung ataupun tidak
dan benar-benar dapat langsung, hal ini dilakukan untuk
memperjelas yang tidak jelas. mengetahui apakah pendengar/komunikan
f. Pakailah bahasa yang mudah mengerti atau tidak dengan pesan yang
dimengerti oleh pendengar. kita berikan, adapun caranya antara lain :
g. Berikan suasana ceramah itu a. Mengajukan pertanyaan secara lisan
menyenangkan, agar pendengar tentang ceramah yang kita lakukan.
mudah mengungkapkan isi hatinyan b. Membuat angket pertanyaan pada
atau bertanya. komunikan dengan tidak
h. Bila perlu lakukan break setiap 5 mencantumkan namanya.
menit ajukan feedback atau c. Adakan wawancara setelah selesai
pertanyaan-pertanyaan untuk ceramah pada beberapa pendengar
mengetahui daya serap atau d. Mengadakan observasi selama
perhatian komunikan/ pendengar. ceramah berlangsung mengenai
i. Jawablah setiap pertanyaan perhatian dan tanggapan komunikan.
dengan jelas dan tidak dibuat-buat. Adapun hal-hal yang perlu dinilai adalah :
j. Setiap pertanyaan jadikan bahan a. pengetahuan isi ceramah
diskusi sehinnga pendengar yang b. tanggapan tentang cermah
lainnya dapat berperan aktif dalam • Isi ceramah
pemecahan permasalahan • Penceramah
dikelompoknya. • Cara penyampaian, terlalu cepat
atau lambat dll.

46

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


c. hasil guna ceramah menurut g. Pameran hendaknya mempunyai
komunikan hubungan atau gambaran yang
d. kesanggupan mengaplikasikan idea jelas dengan program kesehatan .
atau keterangan yang di sampaikan. 2. Pelakasanaan
e. Komentar umum tentang ceramah a. Adakan kegiatan-kegiatan yang
• Ceramahnya menarik atau tidak menarik perhatian
• Tempat duduk, suasana b. Buat sistem alur kunjungan
• Ruangan c. Usahakan sikap pemandu pameran,
• Penyelenggaraan dan lain-lainnya. ramah , sopan dan kooperatif
C. Teknik Pameran d. Ucapkan terima kasih pada waktu
Pameran adalah penyajian koleksi dari pengunjung selesai berkunjung
bahan-bahan material misalnya e. Berikan buah tangan bila ada
mengenai jamban keluarga, sarana air seperti leaflet, booklet dll.
minum, MCK, berupa bacaan, foto-foto f. Adakan publikasi khusus bila
dan grafik-grafik yang nyata dan tidak memungkinkan di media masa.
dibuat-buat. Adapun kriteria pameran 3. Penilaian
adalah Hal yang perlu di nilai yaitu maksud dan
• adanya kesatuan tujuan, dan tidak kegunaan pameran, penyelenggaraan,
diarahkan untuk berbagai tujuan tata letak, servis petugas / pemandu,
• Mempunyai daya tarik waktu penyelenggaraan, biaya
• tempat yang strategis mudah di pameran, dan rencana pameran itu
capai orang, adapun hal-hal yang sendiri harus dinilai, antara lain :
perlu diperhatikan adalah : a. Lakukan observasi, perhatikan
1. Persiapan pengunjung golongan mana yang
a. Harus diketahui apa tujuan banyak, pertanyaan-pertanyaan
mengadakan pameran yang dilontarkan dll.
b. Menyiapkan segala keperluan b. Siapkan questioner untuk dibagikan
pameran pada pengunjung pameran dan
c. Menentukan tempat sediakan tempat khusus untuk
d. Menyusun pembiayaan mengisi kuesioner tersebut, dari situ
e. Perhitungkan luas tempat desain kita dapat feed back.
dan tata ruang D. Teknik Demontrasi
f. Persiapkan tenaga khusus untuk Demontrasi adalah suatu metoda
memandu pameran penyampaian gagasan dengan cara
memperlihatkan bagaimana cara

47

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


menjalankan suatu tindakan atau adegan Mengajukan tanya jawab langsung
dengan menggunakan prosedur yang baik atau menggunakan daftar pertanyaan
dan benar, sehingga prosedur tersebut untuk diisi oleh pengujung, adapun
dijalankan dengan step-step yang materi dalam penilaian yaitu :
berurutan dan standar. a. Prosedur pelaksanaan demontrasi
1. Persiapan b. Penggunaan alat demontrasi, tepat
a. Yakinkan anda memahami prosedur atau tidak
yang akan didemokan dan latar c. Bagaimana atau perhatikan
belakang siapa yang akan ruangan fisik dan gangguan-
mendapatkan informasi tersebut. gangguan dari luar lainnya
b. Menentukan alat peraga apa yang d. Apakah cara yang kita gunakan
paling tepat cocok dan sesuai dengan tujuan
c. Semua peralatan agar dipersiapkan demontrasi atau tidak.
dengan baik.
2. Pelaksanaan D. Penutup
a. Buat suasana menarik dan penuh Teknik menyampain pesan ini hanyalah
keakraban, upayakan juga pusatkan sekelumit dari berbagai teknik berbagai
perhatian pengujung pada apa macam teknik yang sering kita baca,
yang akan kita demokan namun teknik tersebut diatas cukup untuk
b. Sajikan demontrasi dengan runut, memfasilitasi bagi para penyuluh. Penyuluh
dan berikan tekanan tekanan pada harus dapat berinteraksi dengan komunikan
hal-hal yang memang sangat prinsip sehingga pesan kesehatan dapat diterima
c. Berikan penjelasan yang menyeluruh oleh pendengar secara efektif. Selanjutnya,
dan jelas serta sistematis. mengembangkan teknik tersebut agar
d. Adakan perumusan, pengulangan mendapatkan hasil yang diharapkan
dan praktek pada pengunjung serta
tanya jawab. E. Daftar Pustaka
1. Pedoman Kabupaten / Kota sehat
e. Berikan pengunjung waktu untuk
Depkes. Tahun 2004
mempraktekan dan mengulangnya serta 2. Drs. Sujadi, MP, Ilmu Budaya Dasar,
Universitas Terbuka tahun 1997
berikan pembetulan-pembetulan agar
3. Materi / Modul TOT kesehatan kerja
sesuai prosedur yang tepat dan benar. Pusdilak PPSDM tahun 2005
4. Depkes. RI, Jakarta, Beberapa Teknik
3. Penilaian
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Lakukan penilaian pada hasil akhir dari tahun 1980.
demo yang kita lakukan, hal ini dapat
dilakukan dengan :

48

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


KEDATANGAN KAPAL LAYAR GOTHERBORG SWEDIA
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, JAKARTA
Oleh : Ikron, SKM, MKM

KAPAL LAYAR GOTHERBORG SWEDIA: MASA LALU DAN KINI


Setelah 2 tahun ekspedisi mengarungi samudera Kapal Gotherborg mengalami
hantaman badai, para kru cemas dan sangat berharap bisa tiba kembali di kampung
halaman dengan selamat. Akhirnya pada September 1745 harapan merekapun
tercapai, para kru dan beberapa muatan yang berkaitan dengan keuangan nasional
Swedia di jemput dengan perahu kecil. Berbagai kecurigaanpun bermunculan, dari
kecurangan asuransi! Kegagalan kemudi? Atau nahkoda yang mabuk?

Setelah sekian lama Kapal East Indiaman Gotherborg pun terlupakan, sampai 240 tahun
kemudian para penyelam menemukannya kembali dan memulai penggalian arkeologi
laut. Penggalian yang menarik, penemuan-penemuannya yang menggairahkan serta
petunjuk yang ganjil tentang ide pembangunan replika kapal dengan teknologi
tradisional, untuk dapat sekali lagi berlayar menuju Cina.

Pembangunan kapal dimulai di Dermaga asli Terra Nova di Gotherborg sejak 11


Juni 1995. Sepuluh tahun kemudian, pada 2 Oktober 2005,impian menjadi kenyataan,
East Indiaman meninggalkan pelabuhan Gotherborg sekali lagi, membawa warga
Swedia dan Swedish East India Company menuju Cina dan dunia.

East Indiaman abad ke 18 mengangkut barang sepeti produk besi dan kayu, ter,
dan minyak ke Spanyol, yang ditukarkan dengan perak. Kemudian di Kanton, perak
tersebut ditukarkan dengan porselen, the, rempah-rempah, sutra dan barang-barang
oriental lainnya. Kapal Swedia Gotherborg pada tahun 2005 tidask mengangkut barang-
barang. Kapal tersebut dialihfungsikan sebagai duta Swedia di bidang kebudayaan,
perdagangan, dan perusahaan.

FAKTA KAPAL SWEDIA GOTHERBORG RUTE PERJALANAN :


- Panjang kapal : 40.9 m Kapal Swedia Gotherborg melakukan
- Total panjang (bowsprit) : 58.5 m perjalanan sesuai dengan rute yang
- Lebar kapal : 11 m ditempuh East Indiaman pada abad ke 18.
- Tinggi kapal dari permukaan laut : 47 m Gotherborg berangkat dari Pelabuhan
- Luas layar kapal : 1.900 m2 Gotherborg untuk melakukan perjalanan
- Tinggi di bawah permukaan laut: 5,25 m selama 2 tahun. Tempat yang disinggahi :
dari ujung belakang/depan kapal : 4,75 m - Keberangkatan 2 Oktober 2005 dari
- Berat bersih 400 ton Gotherborg
- Berat kotor/ berat dengan isinya 1.150 ton - Persinggahan 12 Nopember 2005 di Volvo
- Kecepatan 5 – 6 knot (maksimal 8 knot) Ocean Race di Vigo, Spanyol
- Jumlah awak kapal maksimal 80 awak - Persinggahan 19 – 28 Nopember 2005 di
- Material dasar kerangka Kayu oak Cadiz, Spanyol
- Material dasar layar : Linen 2.000 m2

49

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


- Persinggahan 30 Desember 2005 – 10 List) dan pemeriksaan sanitasi kapal
Januari 2006 di Recife, Brazil selesai, maka Kapal Gotherborg
- Persinggahan 19 – 28 Februari 2006 di dinyatakan sehat oleh Tim. Tim KKP
Cape Town, Afrika Selatan Kelas I Tanjung Priok langsung
- Persinggahan 9 – 25 Maret 2006 di Port memberikan Freepratique kepada
Elizabeth, Teluk Nelson Mandela, Afrika Kapten Kapal Gotheborg jam 17.10
Selatan WIB (No. Freepratique 289179).
- Persingahan 13 – 25 Mei 2006 di Fremantle, b. Tim pemberian Freepratique :
Australia, Ikron, SKM., MKM , Saeful Millah dan
- Persingahan 16 – 28 Juni 2006 di Jakarta, Agus Supadmo
Indonesia c. Tim tiba di kantor jam 18.45 WIB
- Tujuan akhirnya di Guangzhou (dahulu 4. Rapat lanjutan persiapan kedatang
disebut Kanton). kapal Gotheborg ke Pelabuhan Tanjung
Priok Hari Jum’at, Tanggal 16 Juni 2006
KRONOLOGIS KEDATANGAN bertempat di Kantor ADPEL Tanjung Priok
1. Rapat Persiapan kedatangan kapal Jl. Palmas No. 1, dengan Surat
Gotheborg ke Pelabuhan Tanjung Priok Undangan No. UK.112/8/6/AD. Tpk.06
Hari Jum’at, Tanggal 9 Juni 2006 Perihal Undangan, Tanggal 13 Juni 2006
bertempat di Kantor ADPEL Tanjung Priok yang ditujukan kepada Kepala Kantor
Jl. Palmas No. 1, dengan Surat KKP Kelas I Tanjung Priok.
Undangan No. UK.112/8/6/AD. Tpk.06 5. Tanggal 18 s/d 28 Juni 2006 Tim
Perihal Undangan, Tanggal 7 Juni 2006 Pengawasan Kapal Gotherborg stand
yang ditujukan kepada Kepala Kantor by di Terminal Penumpang (107).
KKP Kelas I Tanjung Priok. 6. Tanggal 19 dan 22 Juni Tim melakukan
2. Rencana Kapal sandar di Pelabuhan pengawasan pemasangan rat guard
Tanjung Priok mulai tanggal 18 s/d 28 7. Tanggal 20 dan 23 Juni Tim melakukan
Juni 2006, untuk melakukan pameran. pemeriksaan sanitasi kapal
3. Tanggal 9 Juni 2006 8. Tanggal 28 Juni Kapal Gotherborg
a. Jam 16.30 WIB Tim KKP Kelas I melanjutkan route perjalanan menuju
Tanjung Priok berangkat bersama negara China (nomor PHC : 2237).
Agent dan Imigrasi ke lokasi kapal (di 9. Kunjungan kru Kapal Gotherborg yang
Pulau Bidadari) guna pemberian berobat di Posko Kesehatan sebanyak
Freepratique. Setelah pemeriksaan 29 orang, dengan keluhan antara lain :
dokumen karantina (DEC/DC, gastritis, cephalgia, myalgia dan fatique.
Vactination List, Crew List, Port Call

50

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006


Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
52
0

Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006

Anda mungkin juga menyukai