• Pengantar Redaksi 3
• Gambaran Faktor Resiko Avian Influenza 4-6
• Telaah Praktis
Surveilens Epidemiologi pada Kantor Kesehatan Pelabuhan 7 - 10
• Pemahaman Dasar Tentang Fumigasi 11 - 14
• Info Program Karantina dan Surveilans Epidemiologi 15 - 19
• Pelatihan Surveilans Epidemiologi bagi
pengelola Surveilans Epidemiologi di KKP Kls I Tanjung Priok 19 - 25
• Sekilas Info tentang Penyakit Karantina 26 - 34
• Malaria Sejak Jaman Penjajahan Belanda 34 - 38
• Informasi Program Pengendalian Risiko Lingkungan
Operasionalisasi PM TRAP Di Pelabuhan Tanjung Priok 39 - 40
• Seni menyampaikan pesan kesehatan 41 - 48
• Kedatangan kapal layar GOTHERBORG Swedia
di Pelabuhan Tanjung Priok 49 - 50
HEADLINE
AVIAN INFLUENZA KAPAL GOTHERBORG PM TRAP
http://www.pbs.org/wgbh/amex/influenza/
INFO KESEHATAN PELABUHAN
Pengantar Redaksi
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume 1 nomor 3
yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini
merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan
potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi
para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil pelaksanaan
program, kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya
manusia melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah dan karya – karya seni serta
peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi pengobatan tradisional.
Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran,
karikatur, sajak – sajak ataupun karyasastra lain dan foto – foto yang berkaitan
dengan program kesehatan pelabuhan.
Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan
kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja
yang kita inginkan.
Selamat bekerja dan sukses selalu.
Dewan Redaksi
Diterbitkan oleh :
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Ditjen PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.
Alamat Redaksi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok | Jl. Raya Pelabuhan
No. 17 Tanjung Priok - Jakarta Utara | Telp. 021 – 43931045, 4373265 | Fax. 021 –
4373265 | E-Mail : kkpkls1tanjungpriok@yahoo.com
GAMBARAN FAKTOR RESIKO AVIAN INFLUENZA
Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM
AVIAN INFLUENZA ??
Avian Influenza adalah suatu penyakit unggas disebabkan kuman virus. Ada banyak strain virus
Avian Influenza yang dapat menyebabkan infeksi yang berbeda, mulai dari yang memiliki tingkat
pathogen rendah sampai tinggi yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian pada
unggas.
Penyebaran virus Avian Influenza saat ini antara lain mencapai Asia Tengah, Eropa, Timur Tengah
dan Afrika utara. Strain Avian Influenza tertentu sangat mematikan unggas dan telah menunjukkan
kapasitas untuk menginfeksi manusia dan binatang menyusui lain. Walaupun infeksi Avian Influenza
ini jarang terjadi namun apabila terjadi maka akan sangat mematikan. Para ahli terus mempelajari
kemungkinan – kemungkinan beberapa strain Avian Influenza yang dapat menyebar dari manusia
ke manusia.
4
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
peliharaan. Virus Avian Influenza dapat bertahan Avian Influenza bukan penyakit karantina namun
hidup dalam tinja, bulu, daging atau telor kita memiliki Undang – Undang Wabah dan
unggas. Kepmenkes RI 265 / 2004, jadi petugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan harus tegas dalam
Influenza pandemics melakukan pengendalian terhadap penyebaran
20th century virus ini. Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan
harus mewaspadai terhadap daging unggas
mentah, bahkan bila perlu produk tersebut tidak
diijinkan masuk Indonesia. Seluruh penumpang
dan bagasi yang tiba dari Negara China,
Credit: USNational Museumof Health &Medicine Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Korea
1918: “SpanishFlu” 1957: “Asian Flu” 1968: “Hong KongFlu” Selatan, Taiwan, Pakistan, Hong Kong dan
20-40 milliondeaths 1-4 million deaths 1-4 milliondeaths Jepang harus dilakukan pemeriksaan phisik dan
A(H1N1) A(H2N2) A(H3N2) pemeriksaan menggunakan peralatan modern
bahkan bila perlu menggunakan anjing pelacak.
EP I DEMI C AL ERT AND RE SP ONSE
5
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
Saat ini mulai dianjurkan untuk minum obat
sebagai tindakan propilaxis apabila kita
bepergian ke wilayah yang terjadi ledakan kasus
Avian Influenza.
Apa yang sebaiknya kita lakukan jika kita
mencurigai terjadinya kasus Avian Influenza ??
Nah, . . . sesuai Undang – Undang Wabah maka
kita harus melaporkan ke institusi pelayanan
kesehatan dalam waktu 24 jam.
10
RAS
Mari kita lihat foto dibawah ini, betapa besar
resiko penularan Avian Influenza, bahkan di jalan
Foto dibawah ini, kenyataan di lapangan bahwa raya pun berresiko tertular virus H5N1.
binatang menyusui yang lainnya juga bisa
terinfeksi virus H5N1.
12
RAS
14
RAS
Endemi : Istilah ini dipakai untuk berbasis rumah sakit dan berbasis kelompok
wilayah tertentu atau dengan istilah lain operasionalnya, oleh karenaitu naskah ini
dalam suatu wilayah tertentu masih dalam pelabuhan dalam arti border area. Adapun
Pandemi : Istilah ini di berikan jika wabah pelabuhan yang menjadi telaah praktis
9
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
dengan pihak terkait tersebut misalnya pembekalan petugas, pelatihan –
dengan menggunakan format – format dan pelatihan, dll
prosedur sesuai panduan pusat.
Beberapa bentuk laporan yang perlu Pengolahan, analisa dan interpretasi
data
diselenggarakan oleh KKP, antara lain : Data yang telah terkumpul pada
1. Laporan rutin penyakit menggunakan Kantor Kesehatan Pelabuhan harus segera
format W1 (Laporan KLB 1 kali 24 jam), diolah oleh petugas, misalnya berupa grafik
W2 (Laporan mingguan), LB1 (Laporan garis ataupun batang dan peta, dll.
bulanan 10 penyakit paling menonjol), Pengolahan data ini seharusnya dapat
dll. dilakukan oleh para tenaga fungsional
2. Laporan rutin faktor resiko, seperti terampil yang ada pada Kantor Kesehatan
laporan surveilens koalitas air yang saat Pelabuhan yang telah begitu banyak.
ini telah berjalan pada KKP Kelas I Hasil pengolahan data tersebut
Tanjung Priok. harus segera dianalisis dan interpretasi agar
3. Laporan insidentil, seperti laporan dapat segera diperoleh informasi yang
pemeriksaan kesehatan TKI (Tenaga cepat, tepat dan akurat. Analisis data
Kerja Indonesia) yang dipulangkan oleh dapat menggunakan diskriptife ataupun
pemerintah Malaysia. analitik yang dikerjakan oleh fungsional ahli
4. Laporan khusus, seperti laporan skrining sehingga interpretasi yang dihasilkan
IMS. informasi tepat.
5. Laporan data sekunder, dll
Laporan – laporan tersebut hendaknya
Diseminasi
diberikan umpan balik seperlunya guna
Informasi epidemiologis dai hasil
perbaikan laboran pada masa mendatang.
analisis dan interpretasi tersebut diatas,
Nah, hal sederhana ini . . . sudahkah
hendaknya didesiminasikan ke sektor terkait,
dilakukan ? Selanjutnya yang perlu diukur
misalnya berupa buletin, berita di web – site,
yakni ketepatan dan kelengkapan laboran
dll
yang mereka lakukan berdasarkann
kesepakatan demi kebutuhan KKP. Untuk
Ringkasan
memperkuat komponen pengumpulan
Naskah ini tidak membahas komponen
data ini, aspek petugas dan sarana
infestigasi dan penanggulangan, namun
pendukung memiliki peran penting. Oleh
disinggung sedikit dalam beberapa alinea
karena itu, kedua aspek tersebut harus
diatas. Ringkasan singkat naskah ini pada
diperkuat, misalnya melalui pertemuan
prinsipnya yakni sistem surveilens
10
lazim dilakukan terhadap rumah yang Kalau sama – sama meniadakan hama,
menginvestasi serangga. Fumigants yang apa bedanya fumigasi dan disinfeksi?
le b ih disukai adalah fumigant yang Obyek disinfeksi adalah mikroorganisme
membentuk konsentrasi mematikan. Pestisida (termask : alfa toksin, dll) sedang obyek
yang dianggap efektif sebagai fumigant, fumigasi adalah rodent, serangga dan
h a ru s mudah menguap cukup untuk
jazad renik.
menghasilkan suatu konsentrasi beracun di
Kalau demikian, salah satu metode disinfeksi
dalam suatu ruangan dalam jangka pendek
kapal ataupun rumah dapat dilakukan
waktu. P r in s ip fumigasi y a ng harus
diperhatikan yakni petugas pelaksana
dengan cara fumigasi? Secara filosofis,
fumigasi terhadap kapal dan container, (space) yang akan di fumigasi harus ditutup
bahkan penutupan ini perlu menggunakan rapat menggunakan segel khusus fumigasi
segel khusus fumigasi. agar fumigant tidak menguap keluar
11
12
14
Grafik 1.2.
1. Pengawasan Kedatangan Kapal Dari
Luar Negeri PEMBERIAN FREE PRATIQUE (NEGARA TERJANGKIT)
BULAN JANUARI - SEPTEMBER
DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN WILAYAH KERJA, TAHUN 2006
25
oleh Bidang Karantina dan Surveilans
20
300
50
5 Mei 8 196
0
6 Juni 13 341 JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
KKP Induk 70 72 67 90 68 92 70 200 110
16
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
Grafik 4.1 36 sertifikat.
PENERBITAN DC BERDASARKAN TINDAKAN,PERMOHONAN,DOK Grafik 5
BULAN JANUARI - SEPTEMBER DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I
TANJUNG PRIOK TAHUN 2006
J UM LA H
2 1 1 32
27
0 30 26
21
I
PT
I
R
IL
I
I
LI
ST
N
E
AR
RE
A
20
R
JU
JU
M
SE
U
U
AP
U
AG
BR
N
M
JA
FE
10
TINDAKAN PERMOHONAN DOK TOTAL
0
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
BULAN
Grafik 4.2.
6. Surveilans Epidemiologi penyakit
JUMLAH DAN JENIS TIKUS HASIL PENGAWASAN FUMIGASI
BULAN JANUARI -SEPTEMBER DI WILAYAH PELABUHAN TANJUNG PRIOK,
TAHUN 2006
karantina & penyakit menular potensial
100
90
80
wabah
70
60
Pengamatan epidemiologi terhadap
JUMLAH
50
40
30 penyakit karantina dan penyakit potensial
20
10
0
FEBRUA
wabah bertujuan untuk dapat mendeteksi
JANUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
RI
Ratus Ratus
Ratus Norwegicus
32 1 53
24
7 12
54
28 31
2
12
0
3
0
secara dini kemungkinan-kemungkinan
Mus Musculus 5 22 11 55 2 27 0
TOTAL 37 23 88 7 66 83 35 39 3
timbulnya Kejadian Luar Biasa di wilayah
pelabuhan. Pengaman dilakukan tidak
5. Pengawasan lalu lintas komoditi OMKA hanya terhadap kapal yang masuk, akan
Salah satu Tupoksi Bidang Karantina dan tetapi ABK dan penumpang juga turut
Surveilans Epidemiologi KKP Kelas I Tanjung menjadi objek pengamatan.
Priok adalah melakukan Kegiatan
Pengawasan terhadap ABK dari negara
Pengawasan OMKA (Obat, Makanan dan
terjangkit (penyakit pes, cholera, yellow
Alat Kesehatan) melalui pemeriksaan dan
fever, avian flu) secara terus-menerus
sertifikasi terhadap komoditi OMKA ekspor
dilakukan. Tampak yang tertinggi datang di
dan impor. Kegiatan pengawasan OMKA
bulan Januari sebesar 908 orang (22,71%).
pada 9 bulan terakhir mengalami
Untuk yang terendah datang di bulan April
peningkatan dan penurunan dengan
sebesar 222 orang (5,57%). Sebagian besar
frekuensi kegiatan tertinggi terjadi pada
yang datang dari negara terjangkit berasal
bulan Januari sebesar 55 sertifikat (16,92 %),
dari China yang menurut World Health
sedangkan yang terendah di bulan
Organization (WHO) negara tersebut
September sebesar 27 sertifikat (6,46 %)
terjangkit penyakit cholera. Seluruh ABK
dengan rata-rata setiap bulannya
yang datang dari luar negeri (sehat dan
17
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
terjangkit) dalam keadaan sehat. Tidak 7. Pembayaran Negara Bukan Pajak
ditemukan adanya suspect atau carier (PNBP)
penyakit karantina di tubuh mereka. Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi
oleh bidang Karantina dan Surveilans
Untuk kedatangan penumpang dari
epidemiologi ke negara adalah PNBP.
pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan
Jumlah PNBP dari beberapa sektor selama 9
Tanjung priok cukup bervariasi. Tampak
bulan terakhir juga mengalami fluktuasi. Dari
yang tertinggi jumlah penumpang terjadi
ke empat item yang harus di bayarkan ke
dibulan Juni sebesar 76846 penumpang
negara, 3 diantaranya yang tertinggi terjadi
(20,33%), hal ini mungkin terjadi dikarenakan
dibulan Mei (Free Pratique = 15,61%, Buku
liburan sekolah.
Kesehatan = 15,38%, PHC = 20,57%), kecuali
Grafik 6.1.
PNBP DEC & DC, pembayaran tertinggi
JUMLAH PENUMPANG BULAN JANUARI -SEPTEMBER DI PELABUHAN TG. PRIOK terjadi di bulan Januari (17,77%).
TAHUN 2006
Grafik 7.1.
90000
80000
P NBP FREE P RATIQUE BULAN J ANUARI- S EP T
70000 DI P ELABUHAN TANJ UNG P RIOK & WILAYAH KERJ A, TAHUN 2 0 0 6
60000 3,500,000
50000
3,000,000
40000
30000 2,500,000
20000 2,000,000
10000 1,500,000
0
FEBRUA 1,000,000
JANUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
RI
500,000
Turun 20874 13776 13203 20666 9026 33958 27973 17759 17571
0
Lanjut 5437 4168 4945 9748 4853 11538 6058 8015 6593 JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
16642 11744 13774 12320 8150 31350 20520 14450 12963 0 - 10000 M3 620,000 890,000 815,000 935000 1065000
Naik
>10000 M3 1,810,000 1,160,000 134,000 1100000 1260000
TOTAL 42953 29688 31922 42734 22029 76846 54551 40224 37127
PNBP N. SEHAT 827,500 747,500 777,500 725,000 2,430,000 2,050,000 949,000 2,035,000 2,325,000
TOTAL
1,240,000
2,067,500
720,000
1,467,500
720,000
1,497,500
720,000
1,445,000
625,000
3,055,000
750,000
2,800,000
800,000
1,749,000
525,000
2,560,000
600,000
2,925,000
20000
2000000
15000
1500000
10000
1000000
5000
500000
0
AGUS
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI SEPT 0
T JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT
ABK DALAM NEGERI 17484 15375 18430 19165 13175 26136 16867 11398 11768 TOTAL 1,380,000 1,140,000 1,420,000 1,460,000 2,245,000 1,490,000 1,660,000 1,860,000 1,940,000
18
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
Grafik 7.3. Grafik 7.4.
PN BP PEN ER BIT AN DEC & D C B ULA N JAN UA RI - SEPT DI PELAB UHAN TA NJU NG PR IOK,
PNBP PORT HEALTH CLEARANCE (PHC) BULAN JANUARI-SEPT
TAHUN 2 0 0 6
DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK & WILAYAH KERJA TAHUN 2006
14,000,000
12,000,000
4,000,000
10,000,000
3,000,000
8,000,000
2,000,000 6,000,000
4,000,000
1,000,000
2,000,000
0
MEI JUNI JULI AGUST SEPT 0
JANUARI FEBRUARI M ARET APRIL M EI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEM BER
<10000 M3 2,040,000 2,177,500 2,292,000 2304500 2394500 DEC 7,133,000 3,968,000 3,312,000 5,116,000 4,345,000 5,585,000 5,460,000 5,315,000 5,615,000
DC 4,936,000 918,000 2,328,000 1,950,000 3,315,000 2,445,000 2,570,000 2,035,000 1,585,000
>10000 M3 1,660,000 1,490,000 1,365,000 1320000 940000
TOTAL 12,069,000 4,886,000 5,640,000 7,066,000 7,660,000 8,030,000 8,030,000 7,350,000 7,200,000
TOTAL 3,700,000 3,667,500 3,657,000 3,624,500 3,334,500
ABSTRAK
19
20
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
di pelabuhan. masyarakat dan besarnya masalah
Melihat hal tersebut, maka kesehatan dilingkungan pelabuhan, yang
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat meningkatkan kepercayaan
yang mempunyai kemampuan handal masyarakat dan konsumen terhadap
dalam bidang surveilans epidemiologi, agar kemampuan pemerintah dalam
mampu mendeteksi secara dini menangani dan menanggulangi masalah
perkembangan penyakit dan respon cepat kesehatan masyarakat, khususnya di
terhadap masalah kesehatan masyarakat. lingkungan pelabuhan.
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM
tersebut, bidang karantina dan surveilans III. ASPEK LEGALITAS
epidemiologi menyelenggarakan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan yang
surveilans epidemiologi dasar bagi petugas
diselenggarakan oleh Kantor Kesehatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok didasarkan
Tanjung Priok yang diselenggarakan pada
pada :
tanggal 31 Juli s/d 4 Agustus Tahun 2006
a. SK Menkes No 265/2004 yaitu :
yang lalu bertempat di hotel Dwima, Bogor.
melakukan pendidikan dan
pelatihan bidang surveilans
II. TUJUAN PELATIHAN
epidemiologi dalam rangka cegah
Pelatihan Surveilans Epidemiologi tangkal penyakit menular dan
Dasar ini diharapkan dapat meningkatkan berpotensi wabah.
pengetahuan, kemampuan dan b. Kepmenkes No. 1479 tahun 2003
ketrampilan teknis petugas KKP Kelas I tentang Pedoman Penyelenggaraan
Tanjung Priok secara profesional dalam Sistem Surveilans Epidemilogi
melakukan tugas pengumpulan, mengolah Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
dan mengetahui analisis, interpretasi data Menular Terpadu
dan membuat laporan secara c. Kepmenkes No. 1116 tahun 2003
komprehensif sesuai dengan tugas tentang Pedoman
dibidangnya masing-masing. penyelenggaraan Sistem Surveilans
Dengan tugas dan tanggungjawab Epidemiologi Kesehatan
yang jelas, maka surveilans epidemiologi di d. Kepmenkes No. 264 tahun 2004
lingkungan pelabuhan dapat dilakukan tentang Kriteria Kalsifikasi Kantor
secara profesional yang diharapkan akan Kesehatan Pelabuhan
mengoptimalkan upaya e. Kepmenkes 265 tahun 2004 tentang
penanggulangannya, sehingga dapat Organisasi dan Tata Kerja Kantoe
diketahui faktor risiko kesehatan Kesehatan Pelabuhan
21
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
f. Kepmenkes No 949 tahun 2004 Materi-materi yang diberikan terdiri
tentang Pedoman dari materi dasar (Perundang-undangan
Penyelenggaraan Sistem yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar surveilans epidemiologidan Tugas Pokok
Biasa dan Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan),
g. Revisi IHR tahun 2005 yang akan materi inti (Penyakit karantina dan penyakit
diberlakukan 15 Juni Tahun 2007 menular potensial wabah, Dasar-dasar
dengan perhatian kepada Public Surveilans Epidemiologi, Ukuran-ukuran
Health Emergency Of International statistik yang digunakan dalam surveilans
Concern /PHIEC (masalah epidemiologi, Surveilans epidemiologii
kedaruratan kesehatan masyarakat kesehatan pelabuhan, Sistem
yang menjadi perhatian global) Kewaspadaan Dini KLB, Investigasi dan
Penanggulangan KLB / keracunan
IV. PELAKSANAAN makanan dan pelaporannya di Pelabuhan,
Surveilans Kualitas Lingkungan dan
Pelatihan di buka secara resmi oleh
pelaporannya di Pelabuhan, Surveilans di
Direktur Surveilans, Epidemiologi, Imunisasi
Pelayanan Kesehatan dan Pelaporannya di
dan Kesehatan Matra Direktorat Jendral
Pelabuhan) dan materi penunjang
Pemberantasan Penyakit & Pengendalian
(Rencana Tindak Lanjut Kerja
Lingkungan (Dit Jen PP & PL) Departemen
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
kesehatan Republik Indonesia (dr.
pada kantor Kesehatan pelabuhan dan
Yusharmen, D.Comm. M.Kes) dengan diikuti
Buliding Learning Comitment / BLC).
oleh 25 petugas Kantor Kesehatan
Pelatihan Surveilans Epidemiolo
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, dengan
dasar ini didukung oleh para nara sumber
rincian : 6 peserta latih bidang karantina
dan fasilitator dalam memberikan materi
dan Surveilans epidemiologi, 3 peserta latih
pelatihan, berasal dari instansi Kantor
bidang Upaya Kesehatan Pelabuhan, 3
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok,
peserta latih bidang Pengendalian Resiko
Sub Dit. Surveilans Epidemiologi Ditjen PP &
Lingkungan, 3 peserta latih Bagian Tata
PL DepKes RI, Sub Dit Sanitasi makanan &
Usaha, 3 peserta latih wilayah kerja Sunda
Bahan Pangan Ditjen PP & PL DepKes RI,
Kelapa, 3 peserta latih wilayah kerja Muara
Bagian Hukormas Ditjen PP & PL DepKes RI,
Baru, 2 peserta latih wilayah kerja Marunda,
Bagian Umum & Kepegawaian Ditjen PP &
2 peserta latih wilayah kerja Marunda, 1
PL DepKes RI, Sub bid. Hubungan Pers dan
peserta latihs wilayah kerja Kali Baru dan 1
Media Massa DEPKES RI dan Badan PPSDM
peserta latih wilayah kerja Muara Angke.
Jakarta.
22
23
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
ditolak Pada program Statistical mendapatkan hasil nilai rata-rata 81,0.
Program for Social Science (SPSS), Uji t Sedangkan untuk materi pelatihan
berpasangan juga kami lakukan, sesuai dengan kebutuhan yang
didapatkan hasil nilai p-value 2 sig diperlukan ditempat tugas
=0.000, maka dapat disimpulkan ada mendapatkan hasil nilai rata-rata 79,0
hubungan yang signifikan antara pre dan manfaat pemanfaatan praktek
test dan post test atau dengan kata lain dikelas didapatkan nilai rata-rata 79,8.
pelatihan berhasil merubah 2. Proses Pembelajaran
pengetahuan peserta latih menjadi Peserta latih pelatihan diberikan evaluasi
lebih baik. pada saat akhir pelatihan terhadap
proses pembelajaran, dengan hasil :.
2. Evaluasi Terhadap Nara Sumber
a. Pengalaman belajar selama
Evaluasi terhadap nara sumber kami
pelatihan bermanfaat bagi peserta
lakukan untuk mengetahui sejauh mana
latih dalam mengembangkan
penilaian para peserta latih terhadap
pelaksanaan pekerjaan dengan
kopetensi para nara sumber dalam cara
didapatkan hasil nilai rata-rata
penyampaian, materi, pemberian
83,6. Hal ini memiliki arti bahwa
motivasi, sikap, disiplin dan pencapaian
peserta latih latih merasa dengan
tujuan belajar. Didapatkan hasil nilai
melalui pelatihan, peserta latih
rata-rata minimal terhadap nara sumber
mendapatkam pengalaman
= 76,43 dan nilai rata-rata maksimal
belajar yang sangat bermanfaat
terhadap satu nara sumber = 87,33.
bagi pengembangan diri dalam
dengan nilai rata – rata seluruh nara
melaksanakan tugasnya sehari –
sumber sebesar 82,90
hari .
3. Evaluasi Terhadap Penyelenggara
b. Untuk kepuasan peserta latih latih
Para peserta latih latih diberikan
terhadap penyelenggaraan proses
kesempatan untuk menilai
pembelajaran, didapatkan hasil
penyelenggaraan dari pelatihan yang
nilai rata-rata sebesar 80,0 . Hal ini
sedang diikuti. Dengan melakukan
meiliki arti bahwa peserta latih latih
pengisiani format evaluasi pada saat
sebagian besar púas terhadap
akhir pelatihan. Evaluasi ini terdiri dari 3
penyelenggaraan proses
bagian :
pembelajaran selama pelatihan.
1. Materi
3. Akomodasi
Pada evaluasi kepuasan peserta latih
Hasil evaluasi tersebut menunjukan
terhadap materi yang diberikan sesuai
bahwa : hasil nilai akomodasi
dengan harapan peserta latih
24
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
didapatkan nilai rata-rata untuk ruang VII. SARAN
kelas sebesar 81,2, nilai rata-rata untuk Hendaknya diselenggarakan
ruang tidur/asrama sebesar 74 dan nilai pelatihan surveilans epidemiologi
rata-rata untuk makanan/minuman lanjutan di masa yang akan datang,
sebesar 71. agar pengetahuan peserta latih
dapat lebih mendalam khususnya
kemampuan dalam penganalisaan
dan interpretasi data dan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anthony, Robert
“EvaluatingLiteracy”, Irwing
Publishing, 1993
2. Soetopo, Rosedan W.
Soemanto,”Pembinaan dan
VI. KESIMPULAN
Pengembangan Kurikulum,”
1. Pelatihan Surveilans Epidemiologi Penerbit : Bumi Aksara, jakarta,
1993.
dasar bagi pengelola surveilans
3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
epidemiologi yang dilaksanakan Departemen Kesehatan RI, “Buku
Pedoman Pengkajian Kebutuhan
oleh Kantor Kesehatan
Pelatihan”, Jakarta 1996.
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok 4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Badan Pengembangan dan
selama 5 hari pada tanggal 31
Pendayagunaan Sumber Daya
Juli s/d 4 agustus 2006 berjalan Manusia, Departemen Kesehatan
RI, “Kumpulan Instrumen Diklat
dengan baik dan lancar dengan
(Pegangan Fasilitator)”, Jakarta,
didapatkan hasil peningkatan 2002.
5. Lembaga Administrasi Negara RI,
pengetahuan dan kemampuan
“Rencana Tindak Lanjut (Action
para peserta latih secara Plan)” , Bahan Diklat Bagi Pengelola
Diklat, Jakarta, 2003
signifikan yang diukur dengan
6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
menggunakan uji t-paired. Badan Pengembangan dan
Pendayagunaan Sumber Daya
2. Pelatihan ini didukung oleh
Manusia, Departemen Kesehatan
penyelenggaraan pada proses RI, “Akreditasi dan Sertifikasi
Pelatihan Kesehatan”, Jakarta,
pembelajaran, nara sumber dan
2003.
penyelenggaraan akomodasi 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Badan Pengembangan dan
yang maksimal oleh panitia
Pendayagunaan Sumber Daya
sebagai kunci kesuksesan Manusia, Departemen Kesehatan
RI, “Pedoman Penyusunan Kurikulum
pelatihan.
Modul Pelatihan Berorientasi
Pembelajaran”, Jakarta, 2004.
25
CHOLERA ABSTRAK
CHOLERA
Kebanyakan gejala penyakit kolera tidak terlihat spesifik, kadangkala orang yang
telah terkena infeksi tidak menunjukan gejala khusus/ hanya diare biasa. Namun
dapat juga ditandai dengan diare yang berkelanjutan (buang air encer/berair terus
menerus) dan disertai muntah. Hilangnya sejumlah cairan terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian jika dalam 3 – 4 jam
pasien pasien tidak segera ditangani dengan baik.
26
27
Apa penyababnya?
Pastikan makanan matang yang dibeli
ataupun dijual telah dimasak secara Penyakit disebabkan oleh virus demam
sempurna. kuning, yang tergolong flavivirus. Di Afrika
ada dua jenis dengan prototypes yang
Bayi di bawah enam bulan yang masih berbeda dihubungkan dengan Afrika Timur
menyusui, belum menerima makanan dan Afrika Barat. Amerika Selatan
tambahan, mempunyai resiko yang rendah. mempunyai dua jenis virus berbeda, tetapi
sejak 1974 hanya satu jenis yang ditemukan
Sampel apa yang diperiksa? sebagai penyebab terjadinya wabah
penyakit.
Pengambilan sampel dilakukan sebelum
diberikan antibiotik pada pasien. Sampel Bagaimana gejalanya?
yang dapat diperiksa untuk diagnosa Virus sudah berada dalam tubuh selama
penyakit kolera yakni melalui faeces segar. masa inkubasi yakni 3-6 hari. Kemudian
28
29
30
31
KKP Kelas I Tanjung Priok selama semester I 2. Pemeriksaan Kesehatan Nahkoda, ABK,
tahun 2006 dalam melaksanakan Penjamah Makanan/TKBM
Pemeriksaan Kesehatan ABK/Pengawasan Selama kurun waktu 6 bulan pertama tahun
Obat P3K Kapal terhadap Kapal Asing 2006 jumlah Pemeriksaan Kesehatan yang
maupun RI menunjukan hasil penurunan dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok
jumlah kapal yang diperiksa. Adapun dalam rangka pengujian kesehatan
penurunan tersebut kurang lebih sebesar 9 Nahkoda, ABK,
% ( sekitar 64 kapal ) dari semester pertama Penjamah Makanan/TKBM serta masyarakat
tahun 2006. Sedangkan kasus Obat P3K umum dilakukan terhadap 4 fumigator ( of
Kapal yang tidak lengkap pada kapal RI Shore ), 45 masyarakat umum, 2 pelaut dan
juga mengalami penurunan sebesar 10 % . 57 penjamah makanan.Adapun gambaran
Grafik 1. perbandingannya dapat dilihat dalam
grafik di bawah ini.
PEMERIKSAAN KESEHATAN ABK/PENGAWASAN OBAT P3K KAPAL
SEMESTER I TAHUN 2006 Grafik 2.
600
PEMERIKSAAN KESEHATAN NAHKODA, ABK,
500
PENJAMAH MAKANAN/TKBM
400 SEMESTER I TAHUN 2006
300 50
200 40
100 30
0 20
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
10
RI ASING RI LENGKAP
ASING LENGKAP RI TAK LENGKAP ASING TAK LENGKAP 0
Januari Februari Maret April Mei Juni
Pelaut Penjamah Makanan Umum Off shore
Dari grafik diatas diketahui hasil
pemeriksaan yang dilakukan terhadap
kapal asing 100 % menyediakan obat P3K 3. Pelatihan Kesehatan Kerja
Kapal dengan lengkap. Sedang untuk kapal
RI dari 674 kapal yang diperiksa 50 Pelatihan Kesehatan Kerja oleh KKP Kelas I
diantaranya obat P3K nya tidak lengkap Tanjung Priok, melalui Bidang UKP
32
Bulletin Info Kesehatan Pelabuhan – Volume 1 No.3 TAHUN 2006
diselenggarakan tanggal 22 sampai diskusi kelompok.
dengan 24 Pebruari 2006 di Cipayung. c. Hasil pelatihan
Pelatihan ini di tujukan untuk meningkatkan Pada umumnya pelatihan berjalan lancar
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dan peserta mampu memahami
program kesehatan kerja serta mampu keseluruhan materi yang disampaikan hal ini
memfasilitasinya dilingkungan kerja masing – dapat dilihat dari hasil post test yang
masing. menunjukan adanya peningkatan nilai
dibanding pre test.
a. Persiapan
Persiapan pelatihan dilakukan oleh 11 orang 4. Pertemuan Jejaring dan Kemitraan
yang terdiri dari 6 pejabat struktural dan 5 Kesehatan Kerja
staf KKP Kelas I Tanjung Priok. Hal-hal yang Pertemuan Jejaring dan Kemitraan
dibahas dalam persiapan tersebut ialah Kesehatan Kerja KKP Kelas I Tanjung Priok
penyusunan GBPP, Proposal, Undangan, dilaksanakan di Cibogo, 22 sampai dengan
Materi yang akan disajikan, dan 25 Mei 2006. Jumlah peserta adalah 16
sebagainya. instansi ( 9 instansi pemerintah dan 8 swasta
). Pertemuan ini membahas program
b. Pelaksanaan kesehatan kerja yang ada di masing-masing
Pelatihan di ikuti oleh 25 peserta dari stake instansi untuk menyatukan langkah dalam
holder KKP Kelas I Tanjung Priok. Selain dari rangka mewujudkan pelabuhan yang
lingkup Dep.Kes. Fasilitator juga berasal dari sehat. Adapun bentuk pertemuan ini lebih
PT. (persero) Pelindo II Cab. Tanjung Priok difokuskan pada forum diskusi.
dan BKKP. Adapun materi yang disajikan
diantaranya : 5. Pelayanan Vaksinasi dan Penerbitan buku
ICV
1. TUPOKSI KKP Kelas I Tanjung Priok Pelayanan Vaksinasi yang berada di KKP
2. Program Kesehatan Kerja di KKP kelas I Tg. Priok ditujukan kepada
3. Kebijakan dan Ruang lingkup masyarakat pelabuhan, Nahkoda dan ABK
kesehatan kerja yang membutuhkannya. Adapun jenis
4. Pemeriksaan dan Seleksi kesehatan pelayanan vaksinasi yang diberikan tahun
calon pekerja 2006 adalah Yellow Fever, Typhoid. Jumlah
5. Penyakit Akibat Kerja pelayanan vaksinasi selama semester
6. Ergonomi dasar dan lain-lain pertama tahun 2006 sesuai grafik 1
Metode penyampaian materi menunjukan jumlah ABK yang divaksinasi
menggunakan ceramah, tanya jawab dan Yellow Fever sebanyak 1142 orang ( 858
33
khusus dilaksanakan setiap bulan, pada Penumpang umum Jumlah Penumpang umum Sehat
Penumpang umum Sakit Penumpang umum Rujukan
khusus dilaksanakan setiap bulan, pada TKI Jumlah TKI Sehat
TKI Sakit TKI Rujukan
hari-hari tertentu saat terjadi lonjakan
34
35
NYAMUK ANOPHELES
38
LATAR BELAKANG
Beberapa penyakit yang ditularkan Marilah kita bersama – sama mendatangi
memalui vektor, khususnya nyamuk perimeter pelabuhan dan melihat
menyerang Jakarta dan sekitarnya. kenyataan di lapangan. Kenyataannya,
Demam berdarah Dengue telah mungkin jumlah kontainer di daerah
menelan korban yang tidak sedikit bahkan perimeter sangat sedikit sehingga tidak
baru – baru ini muncul Demam Cikungunya ditemukan jentik sama sekali, sedangkan
melanda sekitar wilayah DKI Jakarta. Ovitrap tidak pernah dikembangkan;
Nah, . . . apakah kita biarkan kondisi disamping itu mungkin justru index jentik
semacam ini melanda seantero Nusantara nyamuk lain yang tinggi (bukan nyamuk
tercinta ini? Tentu tidak demikian. Teriakan Aedes); mungkin laporan tersebut dibuat
para pakar nyaris tidak terdengar atas kasus diatas meja (mohon maaf), dll
semacam ini. Kontrol sosial yang terdengar Atas dasar hal tersebut diatas,
hanyalah mencakup pelayanan rumah sakit pimpinan Kantor Kesehatan Pelabuhan
saat masyarakat telah menderita kesakitan Kelas I Tanjung Priok berinisiatif
tanpa menarik benang merah penyebab mengembangkan alat pengendali vektor
kesakitan tersebut. Bukankah mencegah (nyamuk) yang dinamakan PM TRAP
lebih murah dibanding mengobati? (kepanjangannya : PRIOK MOSQUITO TRAP)
Institusi pada ”Border”, khususnya dan mulai akan diopreasionalkan 14 hari
Kantor Kesehatan Pelabuhan secara rutin menjelang IDHUL FITRI tahun 2006.
menghitung House Index pada daerah
perimeter dan buffer pelabuhan. TUJUAN
Hasilnya ??? Tujuan umum : Dapat dikendalikannya
House Index yang dihitung oleh sebagian vektor (nyamuk) di wilayah pelabuhan
besar Kantor Kesehatan Pelabuhan, pada Tujuan khusus :
daerah adalah NOL BESAR (lap. pada • Mengidentifikasi jenis jentik nyamuk
SIMKESPEL). Seharusnya segera muncul • Menghitung indek jentik seluruh species
pertanyaan bahwa mengapa hasil yang ada di wilayah pelabuhan
hitungan House Index pada daerah • Terperangkapnya nyamuk
perimeter pelabuhan ternyata NOL? • Menurunkan populasi nyamuk di wilayah
pelabuhan
39
INFO PM TRAP :
Info PM Trap lebih lengkap dapat menghubungi :
1. Redaksi Buletin Info Kesehatan Pelabuhan melalui E-Mail Adress
2. SUGENG RETYONO, SKM (HP : 081319876447)
3. Koperasi Karya Bhakti – KKP Kelas I Tanjung Priok
1800 ml 1800 ml
4000 ml 4000 ml
40
44
45
46
47
48
Setelah sekian lama Kapal East Indiaman Gotherborg pun terlupakan, sampai 240 tahun
kemudian para penyelam menemukannya kembali dan memulai penggalian arkeologi
laut. Penggalian yang menarik, penemuan-penemuannya yang menggairahkan serta
petunjuk yang ganjil tentang ide pembangunan replika kapal dengan teknologi
tradisional, untuk dapat sekali lagi berlayar menuju Cina.
East Indiaman abad ke 18 mengangkut barang sepeti produk besi dan kayu, ter,
dan minyak ke Spanyol, yang ditukarkan dengan perak. Kemudian di Kanton, perak
tersebut ditukarkan dengan porselen, the, rempah-rempah, sutra dan barang-barang
oriental lainnya. Kapal Swedia Gotherborg pada tahun 2005 tidask mengangkut barang-
barang. Kapal tersebut dialihfungsikan sebagai duta Swedia di bidang kebudayaan,
perdagangan, dan perusahaan.
49
50