Anda di halaman 1dari 12

MENANG DI MK, MENANG DI PTUN

HAL Bisnis Perhotelan 04 HAL Jangan Dijual 06 Mentah HAL P S B 08 HAL Comdev APB 11

Fi HAL Figur 12 Camat

Edisi 03 17 JUNI 2013

02

Redaksional
BERANDA COVER STORY

M Jaya Pemimpin Umum/Redaksi Koran Barito

Jembatan Aspirasi
YUKUR kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa tujuan kami melahirkan Koran Barito bukan untuk sesaat, dan bukan pula untuk gagah-gagahan. Perjalanan terus berlalu, kini Koran yang kami hadirkan ke hadapan pembaca sudah mencapai edisi ketiga penerbitannya. Tentu kekurangan dan kelemahan masih banyak. Kami sadar hal ini, kami tidak berdiam diri untuk terus berbenah dan memperbaiki kualitas isi berita maupun tampilan perwajahan Koran. Hingga edisi kedua lalu dan selama proses menjelang terbitnya edisi ketiga ini, banyak pembaca yang masih samar-samar dengan nama dan makna simbol Koran Barito. Sebagai penyedia jasa informasi, tentu menjadi kewajiban kami untuk menjelaskannya. Apalagi kami yakin, pertanyaan yang dilontarkan itu sebagai respon atas kehadiran kami mewarnai dunia penerbitan yang menyajikan berita bersifat informasi, pendidikan, dan hiburan. Koran Barito, inilah nama yang diangkat sebagai identitas Koran yang kami terbitkan. Semula sebelum diterbitkan, banyak nama yang disodorkan teman-teman sebagai pilihan kami menamai Koran ini. Kami harus berpikir agar makna yang diangkat sebagai identitas betulbetul mengena dengan isi produk yang kami berikan kepada pembaca. Sepakat! Itulah akhir pembahasan kami ketika teman-teman dengan berbagai argumennya menyimpulkan identitas Koran yang bakal diterbitkan adalah Koran Barito. Secara font atau jenis hurup yang dipilih, kami mengartikulasikan sebagai bentuk kekokohan. Sedangkan kata Koran yang disetujui berwarna hitam melambangkan sebuah ketegasan. Warna kata Barito biru melambangkan kesejukan sesuai dengan warna air. Koran sudah tentu adalah media penyampai pesan melalui berita yang diolah. Sedangkan Barito, merupakan daerah yang ada di Wilayah Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Selatan. Orang mengenal Barito tentu tak lepas dari sungai. Sungai inilah menjadi sumbu yang menghubungkan antardaerah di wilayah Barito. Makanya, terkenal yang namanya Daerah Aliran Sungai Barito (DAS). Makna simbol dan jembatan dan kelotok di sela-sela Koran dan Barito ada kaitannya dengan pemaknaan yang kami sampaikan di atas. Jembatan bisa dimaknai dengan tempat atau wadah penghubung antarmasyarakat dengan masyarakat lainnya. Biasaya,kebanyakan jembatan dibangun di atas sungai. Bagi kami yang bergerak di bidang jurnalistik, jembatan ini memiliki makna penyambung suara masyarakat untuk disampaikan ke stakeholders atau pemangku kebijakan, atau ke masyarakat lainnya untuk diketahui. Sedangkan kelotok merupakan sarana angkutan untuk aktivitas masyarakat DAS sehari-hari melalui sungai. Dan bagi kami, kelotok ini menyimbolkan pembawa suara masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan mereka. Makanya, jargon yang kami angkat pun menyimpulkan dari semua makna tadi, yakni Jembatan Aspirasi Rakyat. Sejak awal merencanakan terbitnya Koran Barito, kami memiliki niat yang tulus untuk menjadi sarana penyambung lidah masyarakat berupa aspirasi untuk diketahui orang banyak, termasuk stakeholders. Kami juga sadar dan maklum, untuk menjadi besar haruslah dimulai dari kecil. Untuk saat ini, ruang gerak kami masih terfokus di wilayah Kabupaten Barito Timur, padahal masih ada Barito-barito lainnya yang diyakini juga menunggu kehadiran kami. Perlahan kami akan wujudkan jika Koran Barito dapat diterima oleh masyarakat luas, sayap akan kami kepakkan ke Barito lainnya untuk mencari dan menyampaikan aspirasi masyarakat. Kami butuh dukungan dan saran semua lapisan masyarakat. Namun saran itu bukan saling menghina dan saling menjatuhkan, tapi bagaimana caranya untuk bersama-sama membangun kualitas sumber daya manusia dan membangun daerah tercinta.

Pemimpin Umum/Redaksi : M Jaya Redaktur Pelaksana : Hardi Staf Redaksi : Sigit Permana Pemasaran & Iklan : Budi Irawan Sirkulasi : Fahrul Admin & Keuangan : Yehezkiel Nainggolan *** Kantor Redaksi : Jl A Yani RT 01 Tamiang Layang (Mungkur Kandangan), Barito Timur, Kalteng, Telepon: 085348712495 Email: koranbarito@yahoo.com Facebook: koranbarito Twitter : @koranbarito Penerbit: CV Barito Media Jaya Akte Notaris Linda Kenari SH MH Nomor 77 Tanggal 9 November 2012

Sumber: Pengumuman KPU Kab Bartim

Politik DAFTAR CALON SEMENTARA ANGGOTA DPRD KABUPATEN BARITO TIMUR PEMILU TAHUN 2014

Edisi 03 17 JUNI 2013

03

Bersambung ke hal 2

Edisi 03 17 JUNI 2013

04

Ekonomi
perbankan untuk menyediakan fasilitas Anjung Tunai Mandiri (ATM). Cukup gesek kartu ATM Anda, maka uang untuk berbelanja dan keperluan selama di Tamiang Layang sudah di tangan. Pelayanan kepada tamu tentu diutamakan. Manajemen Sapta menganut hukum tamu adalah raja. Ibarat bumbu dalam sayur yang terasa enak, salah satu resep yang diberikan kepada tamu adalah melayani secara kekeluargaan. Makanya, kesan menginap seperti di rumah sendiri melekat pada setiap tamu yang pernah bermalam di Hotel Sapta. Ternyata, hotel milik Priskila ini tidak hanya dikenal oleh warga lokal. Tapi hotel ini sudah go international. Terbukti, banyak tamu berasal dari luar negeri seperti Singapura, Thailand, Jepang, India, China, dan Negara lainnya. Bahkan, tamu asing ini biasanya menginap dalam jangka waktu lama karena ada kepentingan dengan bisnis di Kabupaten Bartim. Tamu yang betah dengan Hotel Sapta ini juga datang dari lokal. Selain pengusaha dari berbagai daerah di Indonesia yang harus bertahan lama mengurusi usahanya, juga dari lembagalembaga pemerintahan. Biasanya yang menginap juga tamu dari pemerintahan yang melaksanakan dinas atau tugas di Kabupaten Bartim, kata Priskila. Okupansi mencapai puncaknya ketika ada kegiatan yang bersifat antardaerah tingkat Provinsi Kalteng maupun event nasional. Calon tamu dalam jumlah yang besar atau rombongan terlebih dahulu melakukan booking atau pesanan kamar untuk menginap selama berada di Tamiang Layang. Demikian pula kegiatan yang sifatnya harian. Bahkan pada kampanye Pemilukada Bartim lalu, kamar full di-booking oleh tim calon kepala daerah. Tidak semudah mengelola hotel hingga mendapat kepercayaan tamu seperti sekarang ini. Diungkapkan Priskila, pertama kali ide memulai usaha di bidang penginapan ini didorong oleh sang suami dan keluarga. Kala itu, Tamiang Layang baru menjadi ibukota Kabupaten Bartim yang merupakan kabupaten pemekaran dari Barito Selatan. Peluang ini tidak disia-siakan. Kesempatan untuk memulai usaha atau bisnis perhotelan dilakukan sejak 2004 dengan membangun yang namanya guest house. Setahun dikerjakan guest house selesai dengan memiliki lima kamar. Perlahan, status penginapan dinaikkan menjadi hotel hingga kini kelasnya melati III. Tamu akan senang jika pelayanan yang diberikan baik dan berkesan. Ini yang kami utamakan sepanjang perjalanan menjalankan usaha di bidang perhotelan ini, ungkap Priskila tentang pengelolaan bisnisnya. Hotel berlantai dua ini siap menerima kunjungan Anda. Apalagi keberadaannya dekat dengan perkantoran pemerintahan seperti Kantor Bupati dan DPRD Kabupaten Bartim, serta kantor lainnya. Dekat dengan pusat perbelanjaan Pasar Tamiang Layang, bahkan untuk urusan keamanan, hotel ini tak jauh dengan Polsek Dusun Timur.

H O T E L S A P TA

Terasa Seperti di Rumah Sendiri


Okupansi atau tingkat hunian Hotel Sapta cukup tinggi. Tamu tidak saja datang dari dalam negeri, namun yang menginap di hotel ini juga berasal dari mancanegara.
OLEH M JAYA ERSIH, sejuk, nyaman, indah, dan pelayanan terasa di rumah sendiri menjadi ciri khas ketika menginjakkan kaki dan menginap di Hotel Sapta. Hotel kelas melati III yang berada di jantung Kota Tamiang Layang dan pusat pemerintahan-dekat dengan perkantoran Pemerintah Kabupaten Barito Timur-menjadi pilihan yang tepat sebagai wadah peristirahatan saat Anda yang tidak memiliki tempat tinggal di Tamiang Layang, sedang ada urusan atau pekerjaan. Dibangun pada tahun 2005 dan baru dioperasionalkan setahun kemudian, awalnya hotel yang dimiliki oleh Priskila SE ini hanya memiliki lima kamar. Perlahan tapi pasti dengan terus melakukan pembenahan dan peningkatan pelayanan kepada tamu. Perkembangan bisnis hotel ini diiringi pula iklim investasi yang membaik dan Kota Tamiang

Layang dijadikan sebagai ibukota BaritoTimur, kini Sapta telah menyediakan 17 kamar yang bersih, sejuk, dan nyaman. Tarif per kamar yang dipatok oleh manajemen hotel ini sangat terjangkau. Untuk saat ini, tamu yang menginap sehari hanya dikenakan Rp220 ribu. Nilai ini sudah termasuk pajak yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Bartim. Belum lagi yang menginap dalam jangka waktu lama. Pasti akan diberikan diskon khusus oleh manajemen Sapta. Rasanya tidak rugi dengan tarif murah. Apalagi tamu akan diberikan pelayanan fasilitas beristirahat dan bersantai. Di dalam kamar sudah ada air conditioner (AC) yang setiap saat suhu udara di dalam kamar bisa diatur. Atau bagi tamu yang tidak akrab dengan AC, pihak hotel akan menyediakan kipas angin sebagai pengganti. Tentu saja

televisi dengan berbagai saluran nasional dan mancanegara yang menemani hiburan saat beristirahat dalam kamar. Breakfast atau makan sudah disediakan khusus di ruang makan yang terasa berada di dapur rumah sendiri. Urusan coffe break, teh dan kopi manis kapanpun bisa diolah sendiri. Tidak jauh dari tempat kamar, ruang makan dan minum ini selalu terbuka 24 jam. Bahkan hotel ini menyediakan jasa laundry atau cuci pakaian. Biasanya tamu yang menginap dalam waktu lama dan sibuk dengan urusannya, tidak ada waktu untuk mencuci. Sehingga manajemen Hotel Sapta memberikan bantuan pelayanan cuci pakaian ini. Tamu yang karena ingin keamanannya terjaga, saat tiba di hotel membawa uang tidak seberapa, jangan khawatir. Sapta juga bekerjasama dengan

Eksklusif
WAWANCARA

Edisi 03 17 JUNI 2013

05

Ir Eskop MAP , Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Timur

Disiplin, Jabatan, dan Kesederhanaan


AK ada yang berubah dari sosok seorang Ir Eskop MAP, baik penampilan, perilaku, maupun cara bicaranya. Padahal kini menduduki jabatan di level tertinggi tingkat Pegawai Negeri Sipil, yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Barito Timur (Bartim). Kesederhanaan hidup tak bisa dihilangkan. Maklum, Eskop lahir dan dibesarkan dari keluarga di pelosok desa yang memiliki ekonomi pas-pasan. Tak ada risih dengan pola hidup ini, bahkan dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawab. Jangan heran sejak dipercaya sebagai Sekda lima bulan lalu, tepatnya dilantik di penghujung Desember 2012, Eskop merasa risih dengan gaya keprotokoleran yang dibenarkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan tentang protokoler pejabat Negara. Amanah adalah di atas segala-galanya, apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan untuk masyarakat dan daerah. Sebagai Sekda, kini tugas Eskop adalah menjadi Bos Koki yang bekerja di dapur untuk membuat hidangan bagi pimpinan, pemerintah daerah, dan untuk masyarakat. Dapur penyelenggaraan pemerintahan ada pada jabatan Sekda. Datang lebih pagi ke kantor, pulang lebih lama dari pegawai lainnya. Hari-hari Eskop menelaah keadministrasian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Bartim. Eskop ingin bekerja cepat dan selesai sehingga kertas berisi surat menyurat di atas meja tidak menumpuk. Sesibuk-sebuknya dengan dunia pekerjaan sebagai PNS, Eskop tetap memerhatikan anggota keluarga. Suami dari Ir Charia Eni MAP, yang juga PNS di lingkungan Pemkab Bartim, juga mementingkan masa depan ketiga buah hatinya. Selain menjalankan tugas yang diamanahkan kepada saya, prioritas hidup ini adalah menjaga kesehatan dan mengurus anak. Biar banyak uang kalau sakit-sakitan, maka uang yang ada akan habis. Demikian dengan anak, kalau saat ini kita punya jabatan namun anak tak terurusi, bagaimana nanti masa depannya. Saya ingin membagi antara tugas dengan keluarga, kata Eskop. Kamis, 5 Juni 2013 lalu, Eskop tepat berusia 53 tahun, usia yang sudah memasuki fase emosional terjaga dan berpikir realistis. Di rumah dinas Jl A Yani Km 1, tepatnya di seberang Kantor Bupati Bartim, Eskop banyak menceritakan antara kesederhanaan dengan jabatan yang diamanahkan, yang patut dicontoh oleh pejabat lainnya, masyarakat, dan terutama generasi muda yang bakal menerima tongkat estafet pembangunan daerah dan bangsa ini. Diselingi dengan menyeruput kopi manis yang disajikan di ruang tamu rumah dinas, malam hari bertepatan dengan hari ulang tahun itu, Eskop menuturkannya kepada M Jaya, pemimpin Redaksi Koran Barito. Perbincangan dengan Sekda Kabupaten Bartim ini dikemas dalam bentuk wawancara eksklusif yang tersaji di bawah ini : Anda sudah beberapa kali memimpin dinas, antara lain Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan, serta Dinas Kehuatanan dan Perkebunan, sekarang naik jabatan sebagai Sekda Kabupaten Bartim. Bagaimana perasaannya? Bagi saya biasa saja karena kita tetap sebagai penyelenggara pemerintahan dan pelayan masyarakat. Yang membedakannya hanya wewenang dan tanggungjawab. Dulunya saat memimpin dinas, wewenang dan tanggungjawab hanya ada di lingkungan dinas. Sekarang, saya harus mengkoordinir semua unit kerja dan bertanggungjawab kepada pemimpin. Tapi jabatan sebagai Sekda ini tertinggi di lingkup PNS Pemkab Bartim? Betul sekda itu jabatan tertinggi di level PNS, tapi bagi saya di atas langit masih ada langit. Artinya, saya masih memiliki

BIODATA
Nama TTL Jabatan : Ir Eskop MAP : Balawa, 5 Juni 1960 : Sekda Kabupaten Bartim

Karir : - Kadis Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kab Bartim - Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Bartim Istri : Ir Charia Eni MAP Anak : - Oktavianus Harry Ebrian SKed - Agri Ayu P - Yulian Januardi S.

dua pimpinan untuk mempertanggungjawabkan kerja dan melaksanakan tugas yang diperintahkan, yaitu bupati dan wakil bupati. Tugas saya juga ada yang mengistilahkan manajemen tutup botol, yakni filterasi kebijakan dari pimpinan ada pada saya. Saya orang terakhir sebelum pimpinan membuat kebijakan. Anda adalah sebagai koki dapurnya Pemkab Bartim. Bagaimana dengan tugas keseharian? Sebagai koki, kita ingin membuat hidangan yang hasilnya terasa nyaman dan enak. Nah, saya tak ingin melalaikan atau

memperlambat pekerjaan. Apalagi yang berhubungan dengan surat menyurat. Jika surat itu satu hari harus selesai ditelaah dan diparaf, saya memprioritaskannya. Jika ada yang dua, maka dua hari harus selesai. Jadi tidak ada yang menumpuk di meja saya. Apakah bisa dilakukan dalam sehari selesai? Inilah manajemen kerja saya. Bahkan untuk surat dari internal unit kerja di lingkungan Pemkab Bartim, cukup bagian lain yang berwenang membalasnya atau membuat konsep. Seingat saya, sejak lima bulan ini saya baru membuat konsep surat lima kali yang sifatnya penting dan rahasia. Ini dilakukan untuk surat ke menteri atau gubernur. Sejak dipercaya menjadi Sekda, yang terkenal dari Anda adalah disiplin waktu? Sebelum kita mendisiplin orang lain, diri kita sendiri yang harus disiplin. Apalagi sebagai PNS, disiplin waktu kunci utama dalam melaksanakan tugas. Saya datang ke tempat kerja lebih awal, begitu memasuki teras kantor, saya tidak langsung ke ruang kerja, tapi berkeliling untuk melihat ruang kerja pegawai lainnya. Bersih gak ruangannya, ada yang tidak hadir gak bekerja, dan lain sebagainya yang harus saya monitoring. Begitu juga dengan pulang, bisa-bisa saya yang paling belakangan keluar dari kantor. Sejak menjabat Sekda, bagaimana hubungan Anda dengan pejabat lainnya yang dulu masih setara sama-sama memimpin satuan unit kerja? Kalau yang senior dari saya jangan salah ada tiga pejabat saja. Namun demikian, dalam melaksanakan tugas, saya harus tegas. Bahkan tak masalah kalau saling pukul meja berdebat dalam ruang rapat. Tapi setelah di luar, kita adalah sahabat, teman yang abadi. Jadi tidak ada masalah dalam melaksanakan tugas dengan pejabat lain. Bagaimana Anda memacu bawahan untuk bisa bekerja cepat dan tepat? Ini persoalannya, kita perlu mengubah mindset cara berpikir dan cultureset atau cara berperilaku. Ibarat status jalan; ada jalan gang, jalan kabupaten dan jalan provinsi. Posisi saya sekarang ada di jalan kabupaten yang kecepatan dan beban yang melintasinya masih ada batasnya. Kita perlahan untuk membawa staf bekerja dengan cepat. Tapi saya tak perlu marahmarah dalam memimpin staf, saya berharap kesadaran mereka untuk melaksanan tugas dengan disiplin dan sesuai aturan. Sebetulnya apa konsep Anda bekerja? Ada empat prinsip saya menjalankan tugas sehingga bagi saya amanah bisa dilaksanakan dan hasilnya menjadi nilai ibadah. Yaitu kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas. Lima bulan terakhir ini tentu Anda berada dalam lingkaran keprotokoleran pejabat Negara. Perasaan Anda? Rasanya terlalu formal, risih juga karena saya sudah terbiasa dengan kebiasaan hidup saya yang sederhana dan melakukan sendiri. Bawa tas sendiri, mengemudi sendiri, saya tak mau direpotkan. Anda sangat sederhana, padahal sudah pejabat tertinggi di PNS? Saya lahir dan besar dari keluarga yang tidak berada juga. Sebagai anak desa, kesederhanaan ini melekat hingga sekarang. Kala masih remaja, niat saya harus bisa mengubah kehidupan menjadi lebih baik dan melanjutkan sekolah, tapi saya tetap pada kesederhanaan ini. Makanya, karena keterbatasan ekonomi, saya ingat waktu kecil kalau anak orang berduit menggunakan pasta gigi seenaknya, tapi saya setiap hari melipat bagian bawah tempat pasta itu yang terbuat dari aluminium. Sehari satu lipatan, genap 30 lipatan, pasta itu habis dalam sebulan. Ini untuk mengirit. Bagaimana dengan keluarga? Saya sangat bersyukur keluarga sangat mendukung. Ibunya juga berprofesi sebagai PNS. Sejak dulu saya punya prinsip dalam hidup ini, jaga kesehatan dan jaga anak. Sesibuk-sibuknya kerja, kesehatan tetap saya jaga. Meski banyak uang, kalau sakit-sakitan, bagaimana. Saya juga harus mengurus anak agar mereka menjadi orang yang berguna untuk masyarakat. Meski dengan usia 53 tahun ini saya baru membangun rumah (masih dalam pekerjaan), anak saya pertama sudah menjadi dokter dan bekerja di Pulau Sulawesi. Anak kedua sedang kuliah dan adiknya juga akan menyusul untuk melanjutkan pendidikan. Harapan Anda yang sudah menginjak usia 53 tahun? Usia di atas 50 tahun ini secara emosional sudah kuat dan berpikir pun realitis. Saya hanya ingin terus berbuat dan berupaya memberikan manfaat yang berguna untuk masyarakat dan bangsa ini.

Edisi 03 17 JUNI 2013

06

Fokus Bartim

PERINDUSTRIAN

Jangan Jual Rotan Mentah


Menteri Perdagangan Gita Wirjawan banyak memberikan arahan selama berada di sentra industri rotan Bambulung. Disebutkan Hidayat, rotan Kalteng, termasuk yang berasal dari Bartim, terbaik di Indonesia. Saat ini 82 persen totan dunia berasal dari Indonesia. Namun demikian, hasil dari rotan ini belum mendapatkan omset yang besar. Penyebabnya, kebanyakan ekspor ke luar negeri rotan mentah, bukan dalam bentuk barang jadi seperti furniture. Padahal, jika yang dijual barang jadi, tentu harganya akan berkali-kali lipat dibandingkan dengan menjual bahan mentahnya. Karena itu, kata Hidayat, kementeriannya terus mendorong masyarakat agar rotan dijual dalam bentuk furniture atau barang lainnya. Kita semua harus meningkatkan nilai jual rotan. Cara efektif untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan itu adalah menjadikan rotan terlebih dahulu berbentuk barang jadi seperti furniture. Kalau dijual bahan mentahnya, pasti harganya anjlok, kata Hidayat saat kunjungannya ke Bartim yang didampingi Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan Bupati Bartim H Zain Alkim. Untuk menahan masyarakat menjual bahan mentah rotan yang bernilai rendah, sejak dua tahun lalu, kata Hidayat, pemerintah membuat kebijakan yang melarang rotan dalam bentuk mentah untuk diekspor. Sebaliknya, pemerintah membolehkan rotan dijual ke mancanegara sudah berbentuk barang jadi. Dijanjikan Hidayat, kementeriannya terus mendukung program industri rotan di daerahdaerah di seluruh Indonesia, termasuk Kalteng dan Bartim. Dukungan ini bertujuan untuk meningkatkan harga jual yang tinggi di pasar dunia. Bentuk dukungan yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian berupa peningkatan sumber daya manusia yang mengolah rotan. Peningkatan SDM ini melalui berbagai pelatihan dan pendidikan maupun penyediaan tenaga ahli dan terampil terkait dengan industri rotan. Selain itu, kementerian juga mendukung fasilitas berupa peralatan untuk menunjang pengolahan rotan menjadi barang jadi. Dalam waktu dekat ini sebanyak 35 warga yang berasal dari Cirebon dan memiliki keahlian dalam mengolah rotan menjadi barang jadi akan dikirim ke Provinsi Kalteng. Transmigrasi 35 warga Cirebon ini untuk menularkan keahliannya dalam bidang pengolahan rotan. Kedatangan dua menteri di Bambulung juga dirangkai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bidang indsutri antara Pemkab Barito Timur, Barito Utara, dan Barito Selatan. Selanjutnya, menteri menyempatkan waktu meninjau para pekerja sedang mengikuti pelatihan pengolahan rotan yang diselenggaran oleh PT Multi Tambangjaya Utama (MTU) melalui program Community Social Responsibilty (CSR.(SGT)

TAMIANG LAYANG Sentra industri rotan di Desa Bambulung, Kecamatan Pematang Karau, mendapat perhatian khusus dari dua kementerian, yakni Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Bahkan, para menterinya datang meninjau ke Bambulung pada Rabu (12/6) tadi. Menteri Perindustrian MS Hidayat dan

LISTRIK

Steam Blowing
TAMIANG LAYANG Tidak berapa lama lagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jaweten akan beroperasional untuk mengatasi krisis listrik di Kabupaten Bartim. Saat ini akan dilakukan proses steam blowing atau pembersihan mesin PLTU menggunakan uap bertekanan tinggi. Proses steam blowing ini tentu menimbulkan dampak yang akan dirasakan warga dalam radius sekitar dua kilometer berupa suara bising. Namun, steam blowing tidak dilakukan terus menerus, melainkan secara bertahap dalam dua minggu yang dimulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Project Manager PLTU Jaweten Joko Isnanto mengungkapkan, suara bising muncul dari proses steam blowing. Tentu saja, suara ini akan dapat menganggu kenyamanan warga di sekitar proyek PLTU. Steam blowing, terang Joko, merupakan bagian dari persiapan pengoperasionalan PLTU. Karena itu, Joko terlebih dahulu bersosialisasi menyampaikan adanya pembersihan mesin PLTU dengan dampak tersebut. Joko meminta warga memahami dan memaklumi. Suara dari proses steam blowing berpotensi mengganggu kenyamanan warga dalam radius sekitar dua kilometer. Tapi, kata Joko, pihaknya melakukan pendataan warga di sekitar PLTU. Warga yang didata adalah mereka yang memiliki gejala atau penyakit jantung yang tidak tahan dengan suara bising. Selanjutnya, akan diberikan alat bantu peredam suara sehingga nantinya tidak kaget dan takut mendengar suara bising seperti ledakan. Terkait perkembangan proyek itu, disebutkan Joko, sudah mencapai 98 persen. Tahap performance test terhadap mesin PLTU juga akan dilakukan selama tiga hari nonstop. Saat uji mesin ini, tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI akan melakukan pengawasan. Jika lulus uji, maka diberikan surat layak operasional oleh kementerian. (SGT)

PEMILU KADA

Putusan Hukum Draw


pasangan lain yang juga mendapat dukungan dari PAKAR PANGAN adalah Ampera AY Mebas-H Suriansyah. P a s a n g a n ini akhirnya memenangkan Pemilukada Bartim. PAZ dan timnya menilai, dualisme ini cacat hukum. Gugatan pun sempat dilayangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Tamiang Layang, MK, dan PTUN Palangka Raya. Ternyata, dualisme itu lantaran surat keputusan (SK) pengusungan ditandatangani oleh pengurus PAKAR PANGAN yang berbeda. Usai proses panjang melalui beberapa persidangan dengan menghadirkan kedua pihak, PAZ-KPU Bartim, dan sejumlah saksi, pada 8 Mei 2013 lalu, sembilan hakim konstitusi pada MK menggelar sidang final atau putusan. Bernomor 37/PHPU.D-XI/2013, putusan hakim MK ini menolak permohonan pemohon (PAZ, red) untuk seluruhnya. KPU Kabupaten Bartim dinyatakan menang. Harapan ada di PTUN Palangka Raya. Usai kekalahan di MK, proses gugatan PAZ masih berlangsung di PTUN ini. Hingga pada akhirnya, Selasa (28/5) tadi, putusan terbalik dikelurkan oleh hakim di lembaga peradilan ini. Gugatan PAZ diterima dan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bartim ini dinyatakan menang. Keputusan hukum ini harus dihormati. Namun bagi KPU Kabupaten Bartim, keputusan politik pun juga harus dihormati. Karena itu, KPU Kabupaten Bartim tetap melaksanakan proses tahapan dengan menyampaikan hasil Pemilukada Bartim yang dimenangkan pasangan AMAN (jargon pasangan Ampera-H Suriansyah) kepada DPRD Kabupaten Bartim. Kami sudah sampaikan hasil Pemilukada yang pemenangnya adalah pasangan Ampera-Suriansyah. Selanjutnya, DPRD akan menyampaikan kepada Gubernur Kalteng untuk diminta rekomendasi, ujar Ketua KPU Kabupaten Bartim, H Muksim Mashur. Setelah nantinya mendapat rekomendasi dari Gubernur, maka hasil Pemilukada Bartim akan diteruskan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Proses untuk diterbitkannya Surat Keputusan ada di pemerintah pusat ini. Terkait dengan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Bartim periode 2013-2018, semula direncanakan pada 26 Juli 2013. Namun demikian, papar Muksin, proses pelantikan itu tergantung dari Mendagri. Jika SK sudah diterbitkan, maka pelantikan dipastikan akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Namun demikian, jika SK itu belum dikeluarkan, tidak menutup kemungkinan pelantikan akan tertunda dari jadwal yang telah disusun oleh KPU.(MAA)

SEMBILAN hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi (MK) RI menolak seluruh gugatan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bartim, Pancani Gandrung-H Zain Alkim. Namun putusan sebaliknya, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Palangka Raya mengalahkan tergugat yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bartim.
ENGKETA Pemilukada Bartim inipun berbuntut panjang. Putusan hukum draw alias sama menang dan sama kalah di dua lembaga peradilan. KPU menang di MK dan kalah di PTUN, PAZ (sebutan Pancani-Zain Alkim) juga memenangkan perlawanan hukum di PTUN Palangka Raya, namun kalah di MK. Konsentrasi jadwal pelantikan terhadap pasangan Ampera AY Mebas-H Suriansyah yang memenangkan Pemilukada dalam satu putaran dengan meraih suara terbanyak menjadi pecah. Tentu saja, kedua pihak yang bersengketa berpegang pada kemenangan atas putusan hukum. Sengketa Pemilukada Bartim ini muncul karena dualisme pengusungan calon oleh Partai Karya Perjuangan (PAKAR PANGAN). PAZ mengklaim didukung parpol ini saat pencalonannya. Sedangkan

Lintas
BANGDES

Edisi 03 17 JUNI 2013

07

Proyeknya Mengecil ke Dalam


TAMIANG LAYANG - Sejumlah proyek pembangunan desa dibangun di Desa Harara, Kecamatan Dusun Timur. Namun ada proyek yang dipertanyakan warga karena heran dengan hasil yang dikerjakan oleh pemborongnya. Kepala Desa Harara, Riwayani, mengungkapkan, selama ini beberapa proyek untuk pembangunan di desanya dikerjakan, bahkan sudah ada yang rampung. Khusus untuk proyek drainase, kepala desa perempuan ini heran karena dikerjakan semakin ke dalam makin mengecil. Bagaimana air mau mengalir deras, drainase itu dibuat semakin ke dalam semakin kecil, ujar Riwayani mempertanyakan hasil pekerjaan pemborong. Dikatakan Riwayani, pemborongnya memang melapor saat proyek itu akan dikerjakan. Namun soal spek atau teknis pekerjaan, dia tidak mengetahuinya. Namun demikian, setahu Ruwiyani, drainase itu akan bagus jika bagian dalamnya juga lebar. Dengan demikian, air akan mudah mengalir ke pembuangan. Selain merasa keheranan dengan hasil pekerjaan pemborong, Riwayani juga mempertanyakan tempat pembuangan dari air di drainase itu. Sebab, drainase akhir dibangun tidak sampai ke sungai. Dibikinnya di situ saja, tidak sampai ke sungai, ujar Riwayani. Permasalahan pekerjaan proyek tidak sampai di situ. Menurut Riwayani, pemborong jalan yang sedang melakukan pekerjaannya saat ini tidak melapor kepada kepala desa. Riwayani bukanlah seorang kepala desa yang selalu ingin dihormati. Namun secara etika, dia menginginkan setiap ada kegiatan, termasuk pemborong yang bekerja di desanya, untuk memberitahukan kepada aparatur desa. Alasannya, papar Riwayani, jika dirinya ditanya oleh orang lain atau atasan di pemerintahan, maka akan bisa menjawab terkait dengan pekerjaan proyek yang sedang berlangsung tersebut. Demikian pula jika terjadi apa-apa dengan aktivitas para para pekerja, aparatur desa cepat bertindak melakukan langkah kebijakan. Jadi bukan bermaksud hal-hal untuk kepentingan pribadi, sebaiknya pemborong terlebih dahulu memberitahukan akan memulai pekerjaan di desanya. Ini soal etika, karena apapun kalau terjadi apa-apa, tentu yang akan disoroti masyarakat adalah aparatur desanya terlebih dahulu. Saya tidak tahu dan pemborong pun belum melapor mengerjakan proyek jalanitu, ungkap Riwayani. Kendati demikian, dia bersyukur dan berterimakasih kepada pemerintah maupun pihak ketiga yang memerhatikan pembangunan di Desa Harara. Apalagi saat ini Desa Harara mengharapkan bantuan untuk percepatan pembangunan desa, terutama yang berhubungan dengan infrastruktur jalan dan fasilitas umum lainnya. (MAA)

PNPM

Akses Desa Makin Mudah


TAMIANG LAYANG Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) sangat membantu warga pedesaan meningkatkan kesejahteraan. Tiga jembatan titian yang dibangun di Desa Karang Langit, Kecamatan Dusun Timur, menjadi buktinya. Tahun ini, PNPM menggelontorkan anggarannya ke desa ini sebesar Rp94.928.000. Sesuai dengan koordinasi warga desa dan PNPM, anggaran ini untuk membangun jembatan titian di atas sungai kecil dan rawa. Ada tiga jembatan titian dari ulin yang kami bangun melalui program itu. Yakni dua buah di lingkungan RT 1 dan satu lagi di RT 3, ujar Juliono. Diungkapkan Kepala Desa Karang Langit ini, titian yang sudah dibangun di atas sungai kecil bernama Sungai Karuntu tersebut dan lainnya di atas rawa, sangat membantu warganya beraktivitas. Apalagi mayoritas warga Desa Karang Langit bekerja sebagai petani karet. Sebelumnya sangat sulit bagi warga menuju dan pulang membawa hasil sadapan karet karena melintas jalan. Masalah ini berdampak pada pendapatan warga dari kerja menyadap karet. Tak hanya itu, aktivitas warga lainnya, terutama anak bersekolah juga sangat tersiksa ketika melewati sungai dan rawa itu. Mereka harus melepas sepatu agar tidak basah sampai di sekolah. Apalagi sebelumnya anak harus berjalan kaki memutar lintasan lain untuk sampai ke sekolahnya menuntut ilmu. Kini tidak lagi, anak-anak sudah bisa menuju ke sekolah dengan melintas di jembatan titian yang baru selesai dibangun itu.Bahkan jarak dari rumah ke sekolah juga tidak sejauh dulu lagi, papar Julino kepada Koran Barito. Dukungan warga Desa Karang Langit terhadap pembangunan tiga jembatan titian itu cukup besar. Dengan kesadaran dan sukarela, warga menghibahkan lahan mereka untuk titian yang sangat bermanfaat untuk kepentingan orang banyak. Panjang titian yang dibangun dari bahan kayu jenis ulin sekitar 25 meter. Juliono terus membuat program pembangunan desa yang disampaikan kepada pemerintah maupun pihak ketiga untuk membantu pembiayaannya. (MAA)

PERKEBUNAN

Siong Kedatangan Investasi Sawit

TAMIANG LAYANG Masuknya investor yang membuka bisnis perkebunan kelapa sawit berdampak positif terhadap perkembangan pembangunan di Desa Siong, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Bartim. Tidak saja lahan tidur yang dimanfaatkan, pengangguran dapat terbantu dengan perusahaan perkebunan ini. Kepala Desa Siong, Sidianto, mengungkapkan, kini di desanya satu investor menggarap bisnis perkebunan kepala sawit. Lahan yang akan digunakan untuk usaha perkebunan ini mencapai 6 ribu hektar. Masuknya investor perkebunan

kelapa sawit ini sangat berdampak positif bagi desa kami dan juga Bartim secara umum, kata Sidianto. Dibeberkan kepala desa yang low profile ini, dibukanya perkebunan kelapa sawit itu akan dapat mengurangi lahan tidur milik warga. Selama ini, warga belum membuka dan memanfaatkannya untuk kepentingan usaha. Namun demikian, tentu pemilik lahan juga ingin mendapatkan ganti untung atas pemanfaatan lahan mereka untuk perkebunan sawit. Disebutkan Sidianto, ganti untung lahan antara perusahaan dengan pemilik sudah dilakukan. Makanya, sebagian yang sudah diganti untung siap untuk dimanfaatkan.

Dari sisi tenaga kerja, dibukanya bisnis perkebunan kelapa sawit ini berpotensi untuk merekrut tenaga kerja. Makanya, investasi di Desa Siong dapat membantu program pemerintah mengurangi angka pengangguran atau yang baru putus pekerjaan di perusahaan lain. Bahkan, kata Sidianto, pembangunan di desanya akan bertambah maju. Apalagi nantinya jika perusahaan sawit ini terus didukung dan sudah menghasilkan keuntungan, Kepala Desa ini berkeyakinan akan terbantu untuk menyelenggarakan percepatan pembangunan desa.(MAA)

Edisi 03 17 JUNI 2013

08
PSB

Pendidikan

BERBURU SEKOLAH LANJUTAN ATAS


entu saja, ilmu akan didapat melalui pendidikan formal dan informal. Nah, untuk yang formal, khususnya jenjang sekolah tingkat menengah atas, saat ini bersiap membuka pendaftaran siswa baru bagi siswa lulusan sekolah tingkat pertama atau sederajat. Bagi orangtua calon siswa baru, hal yang sangat penting sebelum memasukkan anaknya san di jenjang sekolah tingkat lanjutan itu adalah mengetahui syarat agar anaknya bisa diterima. men Tak kalah penting juga adalah mengenali kualitas sekolah yang bakal menjadi tempat anaknya sek men menuntut ilmu tiga tahun ke depan. Bahkan jika mengetahui anaknya memiliki bakat di bidang seni, olahraga, dan lain sebagainya, bak mungkin ada sekolah yang bisa menjembatani mun

Kejarlah cita-cita setinggi langit, atau tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China. Dua peribahasa ini cukup untuk mewakili generasi muda agar menuntut ilmu jangan berhenti sebelum cita belum tergapai.
OLEH : SIGIT PERMANA

yarat untuk mendaftar di seko lah favorit dengan sebutan SMANSAY ANG (SMA Negeri Satu Tamiang Layan g) ini mudah. Orangtua atau siswa lulus an sekolah menengah pertama atau sederajat cukup membawa sura t keterangan lulus dan mengisi formulir pend aftaran yang sudah disediakan. Bahkan pani tia pendaftaran

SMAN 1 Tamiang Layang


siswa baru di sekolah ini men ggratiskan alias tidak memungut biaya pend aftaran hingga kegiatan masa orientasi sekolah (MOS). Biaya akan dipungut untuk kepenting an siswa setelah dinyatakan lulus seleksi dan saat daftar ulang, itupun untuk pembelian atrib ut siswa seperti topi, dasi, baju batik, dan lainn ya. Jangan lupa, SMANSAYANG membuka pendaftaran siswa baru sejak 24 hingga 27 Juni ini. Buruan, karena sekolah yang beralamat di Jl Nansarunai Tamiang Layang ini hanya menyediakan kuota 192 siswa baru. Soal prestasi, jangan diragukan. Prestasi siswa SMAN SAYANG sudah menginternasional, dan banyak kegiatan siswa yang bisa dipilih. Bahkan sekolah ini menyediakan beasiswa kepada siswa, mulai dari 25% hingga 100% untuk membiayai sekolah siswa.

bakat itu untuk dijadikan prestasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Bagi orangtua yang secara ekonomi kurang mampu, padahal memiliki anak berprestasi, jangan khawatir untuk bisa bersekolah di sekolah favorit dan unggulan. Sejumlah sekolah menawarkan adanya beasiswa yang akan mengganti beban biaya sekolah anak berprestasi, apalagi dari keluarga kurang mampu. Edisi Koran Barito kali ini memberikan informasi tentang penerimaan siswa baru di beberapa sekolah tingkat lanjutan atas yang ada di Kota Tamiang Layang. Sumber dari sekolah ini kami olah kembali menjadi lembaran informasi. Semoga ini bermanfaat dan dijadikan patokan untuk memilih sekolah lanjutan.

SMKN 2 Tamiang Layang


ekolah ini terkenal dengan sebutan SMKN DUTA alias SMKN Dua Tamiang Layang. Bagi orangtua yang menginginkan anaknya memiliki keterampilan dan siap kerja setelah lulus, sekolah ini alternatifnya. Ada enam jurusan yang ditawarkan. Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Gambar Bangunan, Teknik Komputer dan Jaringan, Tata Busana, Akuntansi, dan Jurusan Administrasi Perkantoran. Tanggal 24 Juni akan dibuka pendaftaran dan ditutup pada 28 Juni. Saat mendaftar di sekolah ini, orangtua atau calon siswa baru menyerahkan fotocopy STTB/SKHU yang dilegalisir, pas photo 2 x 3 sebanyak lima lembar, serta mengisi formulir pendaftaran. Sekolah ini memberikan Beasiswa Kurang Mampu (BKM) yang bersumber dari APBN dan APBD, Supersemar, BSM DPR-RI, BOSDA, dan

beasiswa lainnya yang sifatnya membantu kelancaraan pendidikan siswa. Bahkan, pakaian olahraga, topi, dasi, dan atribut lainnya diberikan secara gratis ketika sudah dinyatakan lulus seleksi. Tapi ingat, sekolah yang berlokasi di kawasan Jl Nansarunai Tamiang Layang ini membatasi siswa baru. Kuota disediakan hanya untuk 230 orang.

SMKN 1 Tamiang Layang

agi yang suka dan hobby dengan otomotif, bisa menyalurkan sekolahnya di SMKN 1 Tamiang Layang. Namun sekolah yang berlokasi di jalan satu komplek dengan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bartim ini juga memiliki jurusan lain, yakni Elektronika dan Multimedia. Pendaftaran siswa baru sudah berlangsung

sejak 4 hingga 16 Juni. Siswa baru yang diterima hanya 90 orang, masing-masing jurusan 30 siswa. Pendaftar mengisi formulir pendaftaran dan membawa SKHU sementara dan keterangan sehat. Untuk sekolah di SMKN 1 Tamiang Layang, siwa hanya dipungut biaya pembelian baju praktek saja. Tidak ada beban untuk biaya pendaftaran.

u MAN Dusun Tim

n antara gkolaborasika i dan ekolah ini men og ol kn te ahuan rminat ilmu penget be ng ya a gi orangtu rasah keislaman. Ba ad M di a n anakny mur, Ti menyekolahka n su Du ri (MAN) Aliyah Nege

. Ada pilih beragam idikan yang di dan IPS. , program pend IPA n, aa i Keagam lon siswa baru Program Stud taran untuk ca Waktu pendaf saat mendaftar a lup n ga a 25 Juni. Jan n, membawa ra ta adalah 3 hingg af nd i formulir pe . Usia calon ra ta uhtuk mengis en m SKHU se mendaftar ng ya ru siswa ba 21 tahun al sim ak m dibatasi 13. 20 n hu ta al pada aw ng bisa ya ru ba wa sis Jatah Dusun AN M di ah bersekol Tentu g. an or 90 a Timur hany rikan be di ga ju a saja beasisw kolah se rti pe se oleh sekolah lah lainnya. Seko lanjutan atas iswa as be an pk telah menyia n berprestasi da untuk siswa yang a w sis gi beasiswa ba rga ang dari kelua berlatar belak pu. kurang mam

Sosok S osok
Mansyah; Pimpinan UD Berkat Sekawan an

Edisi 03 17 JUNI 2013

09

Kerja Keras Obat Kemiskinan


Kemiskinan jangan diratapi. Kemiskinan hanya bisa isa diobati dengan kerja keras. Kehidupan itu sudah berlalu, bahkan ngan latar dapat membawa perubahan bagi orang lain dengan belakang ekonomi yang sama.
OLEH : M JAYA RINSIP hidup itu sungguh dijiwai oleh Mansyah. Kini, hasil kerja keras yang tidak mengenal waktu dan tanpa mengeluh telah dirasakan. Bahkan lelaki kelahiran Hulu Sungai Selatan, 38 tahun silam, memimpin usaha dagang bernama UD Berkat Sekawan di Tamiang Layang. Kehidupan di kampung halamannya, Nagara, tak bersahabat. Hidup dalam keluarga yang memiliki ekonomi pas-pasan, memaksa Mansyah harus melepaskan diri untuk bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Jika hanya berharap kepada orangtua, sangatlah terbatas. Tidak memiliki modal apapun, kecuali otot. Diyakini, otot dapat menghasilkan uang. Sejak masa muda, Mansyah sudah terbiasa dengan kerja otot sebagai pekerja kasar. Buruh pengolah kayu jadi menggunakan gergaji manual dilakoni bertahun-tahun. Turun naik pinggang dengan kaki berdiri di atas sepotong kayu besar, perlahan mata gergaji membelah kayu. Pekerjaan sebagai buruh pengolah kayu ini berlangsung sejak pagi hingga sore hari. Tidak ada lagi waktu untuk bersantai dan bermain seperti anak muda lainnya. Rupiah demi rupiah mengalir meski gaji yang diberikan sang bos pemilik usaha penjualan kayu tidak seberapa. Mansyah sudah terbiasa hidup pas-pasan dan sederhana sehingga ketika menerima imbalan hasil kerjanya sebagai buruh, uang tidak untuk berfoya-foya, melainkan ditabung. Tidak selamanya nyaman bekerja di kampung halaman. Pendapatan yang diperoleh sebagai buruh kayu itu-itu saja. Bermodalkan uang tabungan, Mansyah merantau ke Kota Batulicin, ibukota Kabupaten Tanah Bumbu untuk mengadu nasib selanjutnya. Tidak ada keahlian lain, pekerjaan memburuh kayu dilakukan sejak awal menginjakkan kaki di daerah ini. Kejujuran dalam bekerja dan memiliki motivasi yang tinggi untuk hidup lebih baik, seorang kerabat memberikan modal usaha. Usaha yang diinginkan tidak terlalu jauh dengan profesi sebagai buruh pengolah kayu, namun statusnya lebih meningkat, yaitu menjual kayu olahan. Pinjaman modal tidak mencukupi, Mansyah pun mencari teman untuk berkongsi. Dua orang teman setuju menambah modal usaha dengan syarat bagi hasil. Maka, ketiganya mulai membuka usaha menjual kayu olahan. Pesanan demi pesanan datang dari konsumen. Tidak saja membeli dalam jumlah sedikit, namun juga berskala besar. Bahkan order kayu jadi datang dari orang seberang

pulau, yakni Sulawesi dan Bali. ali. Maklum, posisi Batulicin hanya dipisah oleh laut aut dengan Pulau Sulawesi dan Bali. Kayu yang g dibeli oleh konsumen dari seberang pulau u itu diangkut menggunakan kapal motor. Pasang surut air laut mengibaratkan pula perjalanan an usaha Mansyah bersama dua temannya menjual kayu olahan. n. Terkadang untung didapatkan, kan, namun tak jarang pula kerugian ian dialami. Pernah pesanan kayu dalam jumlah banyak dari Sulawesi lawesi diangkut dengan kapal motor. . Di tengah laut, kapal itu terbalik k karena hempasan ombak. Padahal, uang kayu belum dibayar oleh pembelinya. Karena jual beli itu berprinsip saling percaya; barang datang, uang baru dikirim. Tahun 2002, Kabupaten Barito Timur lahir. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari kabupaten induk Barito Selatan. Mansyah menangkap peluang usaha di daerah baru. Baginya, daerah baru tentu akan jor-joran melakukan pembangunan infrastruktur perkantoran, perumahan, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan kayu sebagai material bangunan. Survei dilakukan beberapa waktu di Barito Timur. Kota Tamiang Layang sebagai ibukota kabupaten ini, menjadi pelabuhan selanjutnya sebagai sandaran Mansyah mencari nafkah kehidupan. Bahkan gubuk berukuran kecil ditempati dengan cara menyewa dari orang lain untuk mewujudkan niat usaha. Rejeki memang menjadi rahasia Tuhan, namun manusia diminta untuk bekerja keras mendapatnya. Berkat kerja keras tanpa mengenal lelah dan keluhan, perlahan Mansyah menapaki usaha dengan baik. Bahkan Kota Tamiang Layang menjadi kampung halamannya kedua karena kini sudah memiliki rumah sendiri sebagai

tempat tinggal yang dibangun dari hasil kerja keras. Sebelumnya saya sudah merasa yakin dan punya peluang menjalankan usaha di kabupaten pemekaran ini, kata Mansyah. Rejeki yang didapat bukan untuk dinikmati sendiri. Hasil dari menjual kayu olahan juga dirasakan oleh warga lainnya yang berlatar ekonomi paspasan. Mereka direkrut bekerja dan mendapat imbalan. Ada yang menggergaji seperti yang dilakukan Mansyah di awal memulai kemandirian, ada pula bagian angkut dan antar ke tempat pemesan. Urusan rejeki tidak sebatas untuk para pekerja yang juga menghidupi keluarga. Dari hasil usaha, Mansyah menyisihkan untuk kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal. Misalnya mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan maupun kegiatan masyarakat lain seperti perayaan Hari Kemerdekaan RI.

Pasang surut air laut mengibaratkan pula perjalanan usaha Mansyah bersama dua temannya menjual kayu olahan. Terkadang untung didapatkan, namun tak jarang pula kerugian dialami. Pernah pesanan kayu dalam jumlah banyak dari Sulawesi diangkut dengan kapal motor. Di tengah laut, kapal itu terbalik karena hempasan ombak.

Edisi 03 17 JUNI 2013

10

Ragam
RUTH PATRICIA
ERNAN KURNIANTO

agi kaum muda yang suka berorganisasi di Kabupaten Bartim, nama Ruth uth Patricia sudah tidak asing lagi. Dara a kelahiran ari-harinya 23 April 1995 ini mengisi hari-harinya di berbagai kegiatan. Dari ikut berorganisasi ini pula, Ruth th yang baru lulus sekolah lanjutan atas di SMAN 1 Tamiang Layang, banyak memiliki prestasi. Tidak saja diraih di Kabupaten Bartim, namun juga di tingkat kat Provinsi Kalteng, dan nasional. Tahun 2012 lalu, Ruth yang ditinggal ayahnya ahnya wafat pada usia 3,5 tahun, sudah menorehkan n prestasi sebagai Duta Badan Narkotika Kabupaten en (BNK) Bartim di tingkat Provinsi Kalteng. Prestasinya stasinya masuk dalam lima besar ajang Duta BNK se-Kalteng. Kalteng. Di tahun yang sama, dia kembali i meraih prestasi dalam lomba pemilihan Duta Pariwisata riwisata Kabupaten Bartim. Ruth didaulat sebagai Juara II Duta Pariwisata ini. Bahkan dengan postur tubuh atletis dan tinggi, Ruth menjadi bagian dalam barkan Paskibra Kabupaten Bartim yang mengibarkan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2010. Remaja yang hobby dengan fotografi rafi ini ternyata memiliki ilmu beladiri. Ruth pernah ernah rate tercatat sebagai pemegang sabuk biru karate Inkai. Bahkan dalam dunia olahraga, prestasi stasi Ruth pun cemerlang. Dia merupakan anggota Tim Basket SMAN 1 Tamiang Layang yang merebut rebut juara III Kejuaraan Basket tingkat Provinsi Kalteng. alteng. Ternyata, kesukaannya berorganisasi isasi sudah dimulai sejak di sekolah Taman Kanak-kanak kanak dengan mengikuti festival anak. Organisasi ini makin kin terasah saat dipercaya memimpin OSIS di SMPN MPN 2 Buntok. Aku banyak mendapatkan manfaat dari ari organisasi itu. Ya, banyak teman, kita juga saling bisa men menghargai satu dengan yang lainnya, lainny nnya, apalagi dari berbagai m a c a m agama, suku, dan lain sebagainya, u j a r

Organisasi Prestasi
Ruth tentang pengalamannya berorganisasi. Terlebih lagi, dalam organisasi itu diajarkan tentang tata cara komunikasi dan kepemimpinan. aunya M a unya

Mantan Aktivis
ehidupan sebagai aktivis kampus pernah dirasakan oleh Ernan Kurnianto. Tak heran, sewaktu mengenyam dunia perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS) Banjarmasin, Ernan harus berjuang membagi waktu antara menuntut ilmu dan berorganisasi kemahasiswaan. Terkadang dosen yang memahami para aktivis tidak terlalu bermasalah dengan nilai dan tugas-tugas perkuliahan. Tapi ada juga dosen yang dirasakan Ernan tidak tahu menahu apakah dia aktivis atau tidak. Pening Peninggalan dari aktivitas yang digeluti Ernan berorganisasi kampus yang sampai samp saat ini masih menjadi kebijakan dari Pemerintah Kota Banajarma Banajarmasin adalah Peraturan Daerah (Perda) tentang Peda Pedagang Kaki Lima dengan pemba pembatasan jam buka. Ernan yan yang kini menjabat sebagai Pimpinan P Seksi (Pinsi) di B Bank Kalteng Cabang Tamiang Ta Layang, bersama maha mahasiswa lainnya berjuang melawan mel kebijakan Pemko Ban Banjarmasin yang akan meng menggusur PKL di sepanjang Jl Brigjen H Hasan Bas Basry,Kayutangi, Banjarmas Banjarmasin. Termasuk PKL di depan kampusnya yang menjual makanan dan minuman m murah untuk kelas mahasiswa. mahasiswa Jika waktu wak itu digusur, kemana lagi kami mencari warung murah. Padahal, keu keuangan kami sebagai mahasiswa juga sangat pas-pasan. Lagi pula, kami t tak ingin PKL mati suri alias tidak bisa membuka usahanya lagi gara-gara gara-ga rencana kebijakan Pemko menggusur mereka, ujar Ernan. Aksi demo berjalan kaki ke Kantor Walikota Banjarmasin dilakukan. Aksi yang salah satunya s dimotori Ernan berhasil menahan Pemko menggusur PKL. Namu Namun PKL diberi batas waktu untuk buka dan tutup. Pengal Pengalaman menggelitik dan lucu ketika mengingat saat mahasiswa ketik ada warga yang menggelar pesta perkawinan di gedung adalah ketika sekitar kamp kampus tempat kuliah, Ernan bersama beberapa teman datang untuk menikmati hidangan. Keuangan kami pas-pasan, kami harus bisa-bisa berinisiatif asal halal, ujar Ernan sambil tertawa. Toh, keti ketika di awal kerjanya sebagai karyawan Bank Kalteng, hal unik dan lucu juga dirasakan. Karena waktu itu Ernan hanya memiliki sepasang sepatu hitam, dia memaksakan untuk memakainya di hari-hari sep awal kerja. Sepatu hitam dengan lubang seperti jendela, ternyata awa mendapat perhatian dari pimpinan. Bahkan Ernan kena tegur.(MAA) men

nanti bercita-cita sebagai pemimpin yang baik seperti sosok almarhum um ayah, kata Ruth yang mengagumi gagumi ayahnya mantan Camat Awang. (MAA)

PRISKILA SE
anita ini pecinta pakaian kebaya dan batik. Pakaian nasional yang biasanya dipakai saat kegiatan resmi ini sudah tak asing lagi pada diri Priskila SE. Sebagai istri pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bartim, Priskila sering memakainya di saat mendampingi suami dalam acara men formal maupun pada pertemuan para istri peg pegawai negeri sipil (PNS). Semula waktu per pertama kali memakai, memang terasa kaku. ka Namun karena keseringan, sudah biasa memakai pakaian kebaya

Juara Kebaya
dan batik. Bahkan saya sangat mencintai pakaian ini, ujar Priskila. Wanita karir yang memiliki bisnis di bidang perhotelan ini pernah mengikuti kursus etika berbusana,salah satunya cara memakai kebaya. Pengalaman kursus dan kebiasaan memakai kebaya dan batik diteruskan dengan mengikuti berbagai lomba. Pada rangkaian Hari Ibu yang digelar beberapa waktu lalu di Kabupaten Bartim, wanita ini menorehkan prestasi. Priskila dinobatkan sebagai Juara II lomba berpakaian kebaya modern. Piala dan piagam penghargaan diberikan kepada wanita ini oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Bartim yang melaksanakan kegiatan lomba dalam rangka Hari Ibu Nasional Tahun 2013. Bagaimana tentang busana kebaya bagi anak kaum wanita muda sekarang ini? Priskila menanggapi, kebaya dan batik perlu dilestarikan. Dia tak ingin warisan budaya di Tanah Air ini tergerus oleh arus modernisasi yang serba kebarat-baratan. Kalau modernisasi ala kebaratan itu baik dan positif tidak mengapa untuk diturut, tapi yang bisa menghancurkan budaya ketimuran kita, jangan ditiru, kata Priskila. Saat ini banyak anak muda, khususnya kaum wanita yang sudah melunturkan nilai budaya ketimuran. Dari sisi penampilan, banyak wanita muda berpakai seksi yang mengindahkan norma susila dan sosial. Jika hal ini terus berlangsung, setidaknya akan merusak budaya di Tanah Air. Kaum wanita, Priskila berprinsip, harus bisa mandiri dalam kehidupan. Jangan terlalu bergantung dengan suami. Sekarang jamannya bahwa wanita itu sudah sejajar dengan lelaki.(MAA)

Frame

Edisi 03 17 JUNI 2013

11

APB Membangun Bartim


engusaha pertambangan batubara yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara (APB) Bartim memiliki komitmen yang jelas ikut membangun masyarakat dan daerah kabupaten beribukotakan Tamiang Layang. Kehadiran pengusaha pertambangan di Bartim tidak sekadar mencari profit oriented atau hanya berorientasi mencari keuntungan. Lebih dari itu, sebagai tanggungjawab moral dan sosial kepada masyarakat, sebagian dari hasil usaha disumbangkan untuk program pembangunan yang ujung-ujungnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tanggungjawab sosial terhadap masyarakat dan daerah, terutama di sekitar lokasi operasional tambang itu direalisasikan dalam bentuk Community Development atau disingkat Comdev. Orang juga biasa menyebut dengan Community Social Responsibility (CSR). Tentu saja program Comdev ini berjangka panjang yang secara terukur akan menghasilkan peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan mengacu kepada Millennium Development Goals (MDGs) atau sasaran pembangunan millennium di tiga bidang kehidupan yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Ketiga bidang dijabarkan menjadi delapan sasaran.

Adalah memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, ,meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, memastikan kelestarian lingkungan, serta promote global partnership for development. Comdev APB Bartim melaksanakan sejumlah sasaran MDGs tersebut. APB Bartim yang dikoordinatori Ir H Mappangro Usman sudah berjalan sejak 2010 silam. Banyak program yang telah dilaksanakan untuk membantu percepatan pembangunan

di Bartim, selain yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hasilnya pun telah dirasakan oleh masyarakat. Comdev ini akan terus berlanjut seiring dengan investasi pertambangan batubara. Pelaksanaan Comdev APB melalui kelompok-kelompok kerja (pokja) yang dibentuk. Kontribusi Comdev APB untuk masyarakat Bartim.***

Bantuan pasar ika

Lokasi pelaksanaan Comdev

Bantuan tong air bersih

Bantuan untuk Po

kja APB

Pelayanan kesehatan gratis

Warga saat berobat

n Paku Laptop untuk kecamata

Perencanaan Co mdev

APB

APB

PENDIDIKAN

KESEHATAN

EKONOM EKONOMI

Edisi 03 17 JUNI 2013

12

Figur

Edisi Edi si 03 | 17 17 JUNI JUNI 2013 2013

Andrunganyan SSos, Camat Karusen Janang

Melayani Masyarakat Tulus dan Ikhlas


OLEH: M JAYA

Salah satu patologi atau penyakit birokrasi pemerintahan adalah budaya a a melayani warga Negara (citizen) dengan rendah. Adagium birokrasi seperti raja ni. terkadang muncul; PNS minta dilayani, bukan melayani.

BIODATA
: Andrunganyan SSos Nama , 14 Juli 1968 TTL : Tamiang Layang usen Janang Jabatan : Camat Kar Dewi ati maw : Rah Istri ian, : Axel Daniel Maximil Anak Katharine Nathasa aus Fird r Abel Faza

ADAHAL birokrasi publik adalah melayani warga Negara, termasuk di dalamnya masyarakat. Bukan jamannya kalau Pegawai Negeri Sipil (PNS) minta dilayani. Tugas PNS itu adalah melayani masyarakat, kata Andrunganyan SSos. Bagi Camat Karusen Janang ini, tugas sebagai pengabdi Negara dan pelayan masyarakat merupakan amanah yang harus dijalankan. Apalagi ketika pertama kali didaulat sebagai PNS, ada sumpah yang diucapkan kepada Negara dan Tuhan Yang Maha Esa bahwa PNS itu siap melaksanakan tugas untuk kepentingan masyarakat. Menjalani profesi sebagai PNS sudah tidak asing lagi. Andrunganyan lahir dan besar dari keluarga yang berlatar belakang pengabdi Negara. Ayahnya seorang PNS, dari orangtua ini pula Andrunganyan didorong untuk mengikuti jejak atau penerus sebagai pelaksana birokrasi di pemerintahan. Lulus sekolah di tingkat lanjutan atas, suami dari Rahmawati Dewi ini mencoba memasukkan berkas lamaran untuk masuk sekolah ikatan dinas di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Palangka Raya tahun 1988. Dulu sewaktu sekolah belum memiliki citacita mau jadi apa kelaknya. Lulus SMA, ayah mendorong untuk menjadi PNS. Jembatannya adalah melalui APDN, maka saya coba-coba melamar saat pendaftaran APDN itu dibuka, ternyata diterima, Andrunganyan menceritakan kilas balik perjalanan profesinya. Suasana kehidupan berbeda saat digembleng di perguruan tinggi pemerintahan. Jika dulunya disiplin biasa-biasa saja bagi Andrunganyan, sejak di lembaga pendidikan (lemdik) ini, aturan disiplin waktu sangat ketat. Maklum, APDN didirikan untuk mencetak kader pemerintahan yang disiplin dan menjadi teladan bagi masyarakat. Pertama kali ditugaskan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur. Pria kelahiran Tamiang Layang, 14 Juli 1968, suasana yang dirasakan sungguh mengesankan. Tugas Andrunganyan yang diawali dari staf sering

berhadapan langsung dengan masyarakat. Di sinilah ia terbiasa melayani masyarakat, bahkan dengan berbagai karakteristik dan latar pendidikan yang berbeda. Beragam karakteristik masyarakat ini menuntut saya harus bisa menyesuaikannya. Yang pasti, saya harus bisa memberikan pelayanan sebaik mungkin sehingga masyarakat yang berurusan sepulangnya dari kantor pemerintahan, merasa lega dan plong, kata Andrunganyan. Jangan heran, Andrunganyan termasuk PNS yang memiliki emosioanal rendah. Dia tak terlihat memiliki mimik wajah yang marah dan kesal. Kuncinya, ungkap Andrunganyan, kita memberikan pelayanan itu dengan tulus dan ikhlas. PNS itu untuk mengabdi, bukan untuk minta dilayani. Warga yang datang untuk minta dilayani sudah menjadi naluri PNS untuk melayaninya. Sekitar sepuluh tahun mengabdi di kabupaten beribukotakan Sampit, Andrunganyan pulang ke tanah kelahirannya di Kabupaten Barito Timur dengan membawa segudang pengalaman sebagai pelaksana birokrasi pemerintahan. Tepatnya tahun 2003, tugasnya adalah di Kecamatan Dusun Timur. Kepercayaan diberikan pimpinan atas kinerja. Andrunganyan pun diamanahkan untuk memimpin pemerintahan di Kecamatan Karusen Janang. Otomatis, dia memiliki sejumlah staf yang bertugas membantu kinerja seorang camat. Pekerjaan tak bisa diramu sendiri. Apalagi masyarakat memerlukan pelayanan yang cepat dan mudah. Ini sudah hukum keinginan masyarakat saat berurusan untuk kepentingan mereka. Sebagai alumni APDN yang banyak mempelajari manajemen pemerintahan, Andrunganyan memberdayakan staf sesuai dengan tugas dan jabatan mereka. Untuk memberikan pelayanan itu, saya berdayakan staf. Namun saya ingatkan kepada staf, ayo dan mari kita memberikan pelayanan maksimal dengan tulus dan ikhlas kepada masyarakat, sebut Andrunganyan. Banyak pelayanan dasar yang diminta oleh masyarakat cepat selesai. Biasanya yang berhubungan dengan rekomendasi, pembuatan Kartu Tanda

Penduduk, keterangan tidak mampu, pu, dan lain sebagainya. Terkadang juga Andrunganyan harus memaksa otak untuk tuk berpikir mencari jalan penyelesaian sengketa gketa lahan karena bertindak sebagai mediator diator Negara Tamiang antara masyarakat dengan perusahaan. an. Alamat Kantor : Jalan Dayu, Kecamatan Pelik memang urusan pelayanan, apalagi Layang-Ampah Km 26 Karusen Janang menyelesaikan permasalahan agar r tidak muncul konflik di masyarakat. Namun Nansarunai Komplek Rumah Pribadi : Jalan mana Andrunganyan punya prinsip, bagaimana Tamiang Layang KPR BTN Blok B No 2, caranya agar upaya menyelesaikan masalah itu tidak memunculkan masalah yang g baru. Jangan heran jika lelaki ini sudah h terbiasa memberikan pelayanan dalam waktu 24 Maximilian, jam sehari ketika menerima permintaan dari Katharine Nathasa, dan Abel Fazar Firdaus. Meski masyarakat yang menginginkan permasalahan terkadang ketiga buah hati Andrunganyan dengan cepat selesai. Rahmawati Dewi kerap komplain karena sering Bisa menyelesaikan permasalahan dan melayani ditinggal karena kesibukan orangtuanya. Mereka masyarakat dengan cepat, serta masyarakat diberi pemahanan dan pengertian, bahwa beginilah sudah terbantu dan merasa puas, saya lega, tugas sebagai seorang PNS. ujar Andrunganyan tentang kesannya selama Bukan berarti mengabaikan hak anak-anak meniti karir sebagai PNS. untuk mendapatkan kasih sayang. Setiap hari Cepat bukan berarti menabrak aturan. Pelayanan libur atau waktu yang longgar dari aktivitas, yang diberikan juga ada rambu aturan. Makanya, Andrunganyan mengajak keluarga berekreasi, jika syarat untuk dilayani lengkap, satu hari pun juga makan bersama sehingga keharmonisan akan selesai. Bahkan, pelayanan yang diberikan keluarga juga tetap terjalin. oleh Andrunganyan dan stafnya terbuka atau Semakin hari ketiga buah hati makin besar untuk bahasa kerennya transparan. Keterbukaan ini, menjadi dewasa. Andrunganyan tak memaksakan papar Andrunganyan, dimaksudkan agar masyarakat jalan hidup mereka menuruti langkah sang ayah. juga tahu prosesnya. Saya tak memaksakan mereka mau jadi apa Godaan, terutama uang sogokan, terhadap nantinya, apakah juga PNS atau bidang pekerjaan pelayanan kerap ditemui. Namun Andrungayan lain. Saya akan dorong keinginan mereka. Tapi menegaskan, selama bekerja dengan tulus dan yang saya inginkan adalah mereka berguna bagi ikhlas, godaan itu tak ditemui, apalagi untuk masyarakat, ujar Andrunganyan. memengaruhi kebijakan. Biasa-biasa saja, katanya. Kini, sebagai seorang camat, Andrunganyan Tidak saja staf yang membantu kelancaran tentu menjadi orang penting. Namun pejabat yang tugas Andrunganyan untuk melayani masyarakat satu ini tidak memperlihatkan bahwa ia adalah dan melaksanakan tugas sebagai penyelenggara salah satu pengambil setiap keputusan di tingkat pemerintahan, keluarga juga berperan penting. kecamatan. Menjadi orang penting itu baik, tetapi Rahmawati Dewi, sebagai Ketua Tim Penggerak menjadi orang baik itu lebih penting, prinsip PKK, aktif dengan masyarakat melalui beragam Andrunganyan dengan tugas dan jabatannya. kegiatan. Demikian pula kemengertian dari Axel Daniel

Anda mungkin juga menyukai