Anda di halaman 1dari 17

asw2989 -> Lumpur Lapindo (04/9/2006 9:08:17) Terus terang, gue sih banget banget ga ngerti soal asal

muasal dan teknik teknik per lumpuran dan geologi. Tapi yang dari milis sebelah ini patut juga dibaca, mohon untuk yang ngerti bisa ngasih pencerahan. Mlintir juga ga apa apa he..he..[8D] Bag 1 : Kemarin aku dapat tugas dari menteri ESDM untuk meneliti lumpur lapindo untuk memberi jawaban2 ke DPR Masalah ini baru berani aku tulis sekarang soalnya kemarin masih *topppp secrettttt*. .. banget.... Aku ditunjuk untuk meneliti what (lumpur apaan), how (bagaimana muncul), why (mengapa nyembur), when (kapanbisa mati), and who ( siapa yang salah secara ilmu kebumian) Dengan data primer (langsung dari lokasi tgl 14-17 Juli) dilanjutkan analisa lab dari data primer + data lapindo, maka kesimpulanku adalah sebagai berikut : What........ ..... - Lumpur itu adalah lumpur Formasi Pucangan yang berumur Plio-Pleistosen (sekitar 5-1,5 jt th yll) berasal dari endapan zona transisi (laut -darat) sehingga rasanya asin. Rasa asin itu juga diakibatkan karena sifat air nya yang merupakan connate water (air fossil). - air di lumpur lapindo tidak beracun, langsung 'ta' minum dari lumpurnya alhamdulillah aku nggak pa pa sampe sekarang - setling velocity lumpur itu cukup tinggi sehingga fraksi sedimennya akan cepat mengendap. - contoh lumpur dan semburan yang sama dapat dilihat di Bledug kuwu (blora-purwodadi) dan Sangiran (solo-purwodadi) How..... - lumpur itu bagian dari F Kendeng yang memang memiliki struktur diaphir (tampak dari seismik) yang mencirikan overpressure mud. - Kenampakan mud diaphir ini dikira lapindo sebagai

reef mount yang potensial sebagai reservoar hidrokarbon. - keberadaan qoute reef mount qoute ini diperkirakan merupakan bagian dari formasi kujung yang berumur oligo - miosen - Lumpur ini menyembur karena disamping zona overpressure terdapat sesar (patahan) yang bisa dilihat pada citra di google earth (kebetulan langsung saya proses imagenya) sehingga lumpur ini bergerak ke permukaan - lumpur ini tidak menyembur dari sumur Lapindo karena sumur ini sudah abandoned dan sudah disemen oleh lapindo - pergerakan lumpur ini melewati zona sesar (kami beri nama sesar watukosek) ke permukaan sehingga membentuk lineament semburan lumpur. - Secara prinsip, lumpur ini tidak menyembur terlalu kuat, karena tekanannya hanya 15000 psi, dan dapat dilawan dengan lumpur bor. - Masalahnya rig lapindo sudah ditinggalkan sehingga sulit untuk menginjeksi semen dan lumpur untuk menutupnya. Bag 2 : Why....... - Lapindo sejak awal merencenakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis drilling yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona rembang sehingga target pemborannya adalah formasi kujung, padahal mereka membor di zona kendeng yang tidak ada formasi kujungnya. - Alhasil, mereka merencanakan membuat cassing (selubung) setelah menyentuh target yaitu batugamping f kujung, padahal formasi ini tidak ada di daerah tersebut. - akibatnya selama mereka mengebor, mereka tidak

meng-cassing lubang, karena kegiatan pemboran masih berlangsung. - selama pemboran, lumpur overpressure dari F pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat dilawan dengan pompa lumpurnya lapindo (Medici). - kemudian setelah kedalaman lebih dari 9000 ft, akhirnya mata bor menyentuh batugamping, mereka mengira target F kujung sudah tercapai, padahal, mereka hanya menyentuh F klitik. - batugamping formasi klitik sangat porous (bolong-bolong) , akibatnya lumpur nya lapindo yang digunakan untuk melawan lumpur F Pucangan hilang (masuk ke lubang di batugamping F Klitik) atau circulation loss, akibatnya lapindo kehilangan/ kehabisan lumpur di permukaan. - akibat dari habisnya lumpur lapindo, maka lumpur F Pucangan berusaha menerobos ke luar. - Mata bor dari lapindo berusaha ditarik, tetapi terjepit, sehingga dipotong. - lumpur lapindo disemen untuk ditutup. - disisi lain, getaran gempa yogya juga terasa di Sidoarjo, dengan sekala 3,9 MMI, apakah gempa ini mengakibatkan membukanya patahan di sekitar sesar watukosek??? - namun yang jelas terjadi semburan lumpur pada zona patahan ( bukan pada lubang sumur lapindo). - sesuai standar operasi, karena semburan semua kegiatan eksplorasi dihentikan, rig dilepas dan sumur ditinggalkan. Who..... - pada waktu lumpur itu menyembur, lapindo meminta ijin untuk membuang lumpur itu lewat kali porong atau ke muara, tetapi ditolak oleh Gubernur Jatim dengan advokasi dari walhi, karena takut mencemari lingkungan. Menurut saya, memang akan terjadi pencemaran, tetapi tidak akan besar, karena sumber

lumpur itu aslinya juga dari sedimen laut, sehingga rasanya asin. - akibat larangan dari Gubernur, maka lapindo tidak berani bertindak untuk menanggulangi lumpur tersebut. - pada waktu semburan lumpur, Lapindo melepas dan memindahkan rig (hal ini sudah sesuai dengan prosedur) padahal bila rig itu masih ada, maka akan mudah untuk membunuh lumpur itu. Karena hingga sekarang, kita banyak membuang waktu untuk memasang rig, yang hingga sekarang belum terpasang. - pada hari ke 15, setelah lumpur itu membesar, pemerintah baru membentuk tim independent penanggulangan lumpur (termasuk saya didalamnya), kelihatannya ini sudah agak terlambat. - kita membuat skenario penanggulangan, tetapi skenario itu tidak dapat dilaksanakan karena asuransi. - asuransi tidak bersedia menanggung bila penanganannya dilakukan oleh konsultan lokal, alhasil skenario yang dilakukan menggunakan skenario para bule yang terbukti gagal. - padahal kita terus berpacu dengan waktu, kita sudah banyak kehilangan waktu karena terlambat bertindak sekitar 15 hari (adanya larangan untuk memindahkan lumpur), terlambat karena kita harus meneliti asal muasal hingga skenario penanggulangan sekitar 2 minggu, dan terlambat karena campur tangan para bule yang sok bisa memadamkan lumpur sekitar 20 hari. Alhasil skenario yang kita buat sudah sangat terlambat untuk dilaksanakan, padahal lumpur mengalir terus. - soal who.... ini agak sulit, silahkan menilai sendiri karena sangat rawan, dan kita ada pengadilan tentang ini. - secara ilmiah dan peraturan kegiatan eksplorasi, agak sulit menyalahkan lapindo (walau aku bukan orang lapindo, bahkan nggak pernah dibayar oleh mereka) tetapi selama target belum tercapai dan pemboran berlangsung memang cassing tidak dipasang.

tentang kemungkinan ambles..... - belum ada kasus mud volcano (semburan lumpur) yang berakibat subsidence (ambles)nya permukaan, contohnya di bledug kuwu atau sangiran, bukannya ambles, mereka malah membentuk bukit lumpur. - hal ini karena overpressure mud, sehingga kalo ada mud yang keluar akan di replace dengan mud yang lain. - kenapa terjadi overpressure, karena daerah porong merupakan delta yang rapid sedimentation, sehingga penumpukan sedimen terjadi secara cepat dan mengakibatkan overburden pressure yang tinggi. solusinya... . rada telat memang, saat ini paling bisa - membuat relief well, buat ngejar sumur sebelumnya buat menginjeksi lumpur dan semen buat menutup patahan, relief well ini bisa lebih dari satu, padahal masang satu well di atas lumpur aja sulitnya setengah idup.... - mengalirkan lumpur ke muara kali porong, ini tindakan bila sudah game over, ntar bila pressurenya udah normal, lumpurnya akan berhenti nyebur sendiri, contohnya di sepanjang F kalibeng dan pucangan di sangiran dan kedung ombo, daerah itu merupakan bekas mud volcano, seperti di Porong. Sumber : Didit H. Barianto (anggota tim investigasi lumpur Lapindo, Porong , Sidoarjo, Jatim)

http://t.indoflyer.net/82408

botak -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 11:57:03) [X(] Kaya baca novel-nya Michael Crichton. Cuman banyak yg ndak ngerti istilahnya... jadi puyeng sendiri. Hehehehe.. Coba kalo beliau kasih penjelasan bergambar.

[:D]

http://t.indoflyer.net/82408

yongis -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 12:15:01) dengan gaya pak capung terbang!!!........ pasti keren banged....( lumpur panas for dummies!! )

http://t.indoflyer.net/82408

aswandana -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 12:38:33) di kedalaman 9000 ft dikasih bomb nuklir 1 biji bisa kaga...ya???

http://t.indoflyer.net/82408

flytosky -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 12:59:28) dapet dari majalah bobo... [image]http://img.photobucket.com/albums/v287/flytosky/lapindo.jpg[/image] [image]http://img.photobucket.com/albums/v287/flytosky/Lapindo2.jpg[/image]

http://t.indoflyer.net/82408

iqbal -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 13:04:18)

quote: ORIGINAL: aswandana

di kedalaman 9000 ft dikasih bomb nuklir 1 biji bisa kaga...ya???

Armageddon kali !!!, Trus nanti remote bombnya ga aktip...trus ada yang berkorban untuk tinggal di genangan lumpur.....trus ntar om aswan kawin deh....[:D][:D]

http://t.indoflyer.net/82408

aswandana -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 16:45:06) quote: ORIGINAL: iqbal Armageddon kali !!!, Trus nanti remote bombnya ga aktip...trus ada yang berkorban untuk tinggal di genangan lumpur.....trus ntar om aswan kawin deh....[:D][:D]

hussssssssss............ tau aja...........[:D][:D]

http://t.indoflyer.net/82408

albatros -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 17:05:04) Ngomongin soal lumpur, kemarin waktu di Malang sempat ketemu sama penduduk dari Sidoarjo terus cerita-cerita katanya dulu sebelum Lapindo ngebor ada sarat dari tetua disana Harus mengadakan tanggapan Wayang Kulit 7 hari 7 malam sama Istighosyah 3 hari 3 malam tapi Lapindo nya ngga mau, jadi kuwalat dech [&o]... Percaya Ngga Percaya ...[8D]

http://t.indoflyer.net/82408

Daru -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 22:11:59) Hmm.. Kebetulan dulu aku sekolah dibidang itu.. Bisa saja dilakukan directional drilling menuju kearah sumber lumpur kalo sumber lumpurnya

memang dari lubang bor.. Tapi kalo sumber lumpurnya itu sesar..? Wah ya repot.., hla sesar sebesar itu kok mau disumbat..? Mengenai lumpur panas yang katanya mirip dengan Bledug Kuwu, kayaknya aku nggak setuju, walau rasanya sama-sama asin. Bledug Kuwu itu garam dolomit yang dulunya berasal dari cekungan yg mengalami degradasi kemudian terjadi pengangkatan permukaan bumi, sehingga air asin terperangkap mengalami tekanan dan suhu tinggi selama jutaan tahun. Kandungan lumpurnya jelas berbeda dengan yang di Watukosek. Trus kalo alternatif yg diambil yaitu nunggu sampek semburannya berhenti..? Itu ide yang bagus, nanti brentinya ditahun 3000. Semoga dunia belum kiamat.. Coba liat di TV, begitu luas areanya.. Coba liat jalur sesarnya Google Earth.., ternyata luaaaaaaaaassss banget.. Maaf kalo nggak berkenan.. [:)]

http://t.indoflyer.net/82408

dinosat -> RE: Lumpur Lapindo (04/9/2006 22:51:41) quote: ORIGINAL: iqbal quote: ORIGINAL: aswandana di kedalaman 9000 ft dikasih bomb nuklir 1 biji bisa kaga...ya???

Armageddon kali !!!, Trus nanti remote bombnya ga aktip...trus ada yang berkorban untuk tinggal di genangan lumpur.....trus ntar om aswan kawin deh....[:D][:D]

kata kata buatan USA buatan RUSIA,all made in taiwan nya kurang oom!!!ahahaha[:D]

http://t.indoflyer.net/82408

Maherda -> RE: Lumpur Lapindo (05/9/2006 2:31:42) quote: - asuransi tidak bersedia menanggung bila penanganannya dilakukan oleh konsultan lokal, alhasil skenario yang dilakukan menggunakan skenario para bule yang terbukti gagal.

Hih geram juga liat mental kolonial begini gak ilang2[>:] btw foto2nya pernah diposting di http://www.indoflyer.net/indoforum/tm.asp?m=73901 waktu itu belum separah sekarang.... dan yang membuatku bener2 bikin geleng2 kepala sejak awal ada berita semburan yang waktu itu masih baru2nya muncul ya ada kejadian gini bukannya bahu membahu kompak sebelum lebih gawat malah nuding2 "Kamu sih...kamu sih" semua pada teriak2 ke Lapindo dan mo diatasi cara begini sini protes mo cara begitu situ protes egois semua padahal..... ITU LUMPUR NYEMBUR TERUS..!!![:o][:o][:o] ya udah deh...jadi parah, dan bertambah parah....dan udah segini hebatnya kadang liat di berita TV masih juga ada orang2 yang "Kamu sih...kamu sih..." bener2 deh...belum belajar

http://t.indoflyer.net/82408

asw2989 -> RE: Lumpur Lapindo (05/9/2006 8:14:59)

quote: ORIGINAL: Emprit Hmm.. Kebetulan dulu aku sekolah dibidang itu..

[:)]

WAH...surprise ternyata CEO nya Emprit juga akhli maslah per geologian, Mas daru bisa kasih sedikit pencerahan nggak mengenai bebrapa istilah seperti Formasi pucangan dsb soalnya beberapa kata itu yang bikin saya yang bukan akhli geol bacanya nggak nyambung [:D][:D][:D] aswin

http://t.indoflyer.net/82408

Daru -> RE: Lumpur Lapindo (05/9/2006 20:04:52) WARNING LONG POST.. (tiru-tiru Gerry) Formasi Pucangan, gampangnya bisa disebut lapisan Pucangan. Bumi ini kayak kue lapis katanya, belang-belang, garis garis. Nah, salah satu garis itu adalah salah satu lapisan, orang geol nyebutnya formasi. Kalo dibilang formasi biasanya luas hloo.., misal formasi Ngawen, itu bisa dari kata Ngawi, sedangkan luasnya mulai dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Demikian juga dengan Formasi Pucangan, lapisan formasi Pucangan biasa juga disebut formasi Sangiran yaitu tempat ditemukannya fosil manusia purba pertama kali di desa Sangiran, tepatnya dekat kota Ngawi. [sm=joget.gif] Material formasi pucangan terdiri dari batupasir dan lempung yang berasal dari gunung Wilis. Posisi lempung diatas batupasir. Waduh..., capek njelasinnya.., gini saja ya, semoga saya nggak salah karena lupa, mohon maaf: Settling velocity: Kecepatan mengendap/menjadi diam karena matriks (isian lumpur) lebih berat daripada medium (pembawa) matriksnya. Bledug Kuwu : Nama desa di antara Blora - Purwodadi yang juga ada semburan dari dalam bumi, tapi Bledug Kuwu itu yang disemburkan pasir dan air asin yang berasal dari batuan dolomit (garam dolomit). Garam dolomit ini juga ditambang/diambil oleh rakyat desa setempat untuk dijual dengan nama Garam Bleng atau ada juga yang menyebut Cekitet, biasanya digunakan untuk

membuat Krupuk Gendar (Nasi), lontong atau kue lopis (pernah makan lopis..? enak ya..? itu yg terasa asin itulah garam bleng-nya). Diaphir: Cembung ke atas kayak caping/payung begitu kira-kira.. [:)] Overpressure mud: Jebakan lumpur bertekanan tinggi. [sm=jabrik.gif] Reef mount: Gunung kapur, yg dulunya pantai karang, biasanya ditempat yg seperti ini sumber terbentuknya hidrokarbon (minyak bumi terbentuk dari fosil mikroplankton), WALAU belum tentu disini bisa menjadi jebakan minyak bumi. Hidrokarbon: Minyak bumi Sumur abandoned: Sumur yang sudah ditutup karena tua atau karena nilai ekonomisnya rendah. Lumpur bor..?: Lumpur bor adalah media pelicin/pelumas, pendingin pipa bor dan matabor. Yang juga utama lumpur bor juga sebagai pemberat untuk mengimbangi tekanan dari lubang sumur pemboran. Caranya dengan memasukkan lumpur bor dengan BJ (berat jenis) tertentu disesuaikan dengan kondisi tekanan dan jenis formasi yang dibor). Terlalu berat, memang dapat melawan tekanan dari dalam bumi tapi dapat menyebabkan terjepitnya pipa dan matabor bahkan justru bisa masuk kedalam formasi batuan (kebalikannya semburan) nggak kembali lagi keatas permukaan (loss circulation). Kalau terlalu ringan nggak kuat menahan tekanan dari dalam lubang bor yang bisa menyebabkan semburan liar (blow out). Kalo beratnya pas, yahhh... enak..., begitulah.. [sm=jempol.gif] Casing (bukan cassing): Selubung lubang bor, setelah bumi dibor, harus diberi casing/selubung agar tidak terjadi kerusakan (istilah geolnya:skin) pada formasi yg sedang dibor tsb. Kalo rusak..? Ya macem2.., lobang bor gerowong, fluida yg ada di formasi/lapisan itu mengganggu tujuan...? Kenapa..? Bingung..? Hla yang dituju kan minyak, baru ngebor 20m dapet air tanah, ngebor 100m dapet air artesis, kapan dapet minyaknyaa..? [sm=bah.gif] Jadi lapisan yang nggak perlu, atau lapisan yg mudah runtuh/rusak harus diberi selubung. Porous: Berpori. Formasi batugamping biasanya berpori, macam2 ada yang seperti sponge/spons (karet busa), ada yg bolong-bolong seperti roti tawar kuno.

Rig: Peralatan pemboran Relief well: Sumur miring/dari samping, dibuat dengan sistem directional drilling, tempatnya TIDAK HARUS diatas sumur yg bermasalah, tapi bisa JAUH dari sumur tsb. Mata bor diarahkan tepat ke lubang sumur tsb lalu diinjeksikan bahan pemberat untuk menyumbat kemudian diinjeksikan semen untuk menutup sumur.. Itu JIKALAU sumurnya yang bermasalah, tapi tadi katanya semburan lumpur itu bukan dari sumur pemboran, tapi dari SESAR.., ini sudah termasuk kategori bencana alam, manabisaaa disumbat. Caranya kita tunggu saja sampai semburannya habis, seperti menunggu habisnya Bledug Kuwu yang sudah lebih dari seratus tahun menyembur hingga saat ini terus dan terus menyembur, suatu pemandangan yang indah. Silahkan main ke Bledug Kuwu, jangan lupa mampir di Jogja..[8D]

Demikian, apabila ada salahnya mohon dimaafken, karena ini materi kuliahku dulu tahun 1986, sudah lupa dan nggak update.. [:)]

http://t.indoflyer.net/82408

yongis -> RE: Lumpur Lapindo (05/9/2006 20:59:36) wah kayaknya ekeh belon ngerti juga nih... tapi ga papa....daku jadikan pe-er nanti kalo kapan2 main ke hangar emprit........... thx b4

http://t.indoflyer.net/82408

edi_win -> RE: Lumpur Lapindo (06/9/2006 6:47:11) Lha ini ni, ketemu sama yang ahlinya GEOL, mas Ndaru... Mumpung ada yang mo tak tanyain, "Mas, terus kenapa lumpur itu panas ya mas?" "Memang makin kedalam makin panas tapi sampai seberapa panasnya, kan ada airnya (seperti radiator) buat pendingin?" "makasih mas buat pencerahannya, semoga makin tambah geol" [sm=joget.gif]

http://t.indoflyer.net/82408

ichwan -> RE: Lumpur Lapindo (06/9/2006 8:59:18) semoga kelak lumpurnya dapat berguna bagi yang tertimpa musibah...[:)]

http://t.indoflyer.net/82408

infohots -> RE: Lumpur Lapindo (06/9/2006 10:34:02) Ini juga ngambil dari email2 yg mampir ke saya,. maaf kalau udah baca.... Buat rekan2 yg non muslim,...mohon maaf sebelumnya atas adanya kandungan ayat-ayat Al Quran di dalam email ini.Assalamu'alaikum wr.wb.

Allah berfirman, bismillahirrahmaanirrahiim, "Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung, dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu segala keperluan hidup di bumi, dan (menciptakan) makhluk-makhluk yang sekali-kali kamu bukan pemberi rizki kepadanya. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu" (QS Al Hijr 19-21). "Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmatNya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar karena pembicaraanmu tentang berita dusta itu. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita dusta itu dari mulut ke mulut, dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja, padahal di sisi Allah (hal itu) adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata di waktu mendengar berita dusta itu : 'Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperbincangkan hal ini. Maha suci Allah, ini merupakan dusta yang besar'. Allah memperingatkan kamu agar (jangan) berbuat yang seperti itu kembali untuk selama-lamanya jika kamu orang-orang beriman, dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu. Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. Sesungguhnya orang-orang yang menginginkan agar perbuatan keji itu tersiar di kalangan orang-orang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (QS An Nuur 14-19). Maha benar segala firman Allah. Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqaan kepada hambaNya, agar ia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaanNya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan kadar ukurannya

dengan sangat akurat (QS Al Furqaan 1-2). Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah itu sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulangkali adakah yang kamu lihat itu sesuatu yang tidak seimbang ? (QS Al Mulk 3). Segala puji dan ungkapan syukur hanya bagi Allah atas segala karunia dan rahmatNya yang berlimpah kepada kita semua, dan atas perkenaanNya kita dipertemukan kembali melalui mimbar yang hadir di pagi hari Jum'at terakhir di bulan Jumadil Awal (26 Jumadil Awal 1427 H), yang bertepatan dengan tanggal 23 Juni 2006, dengan kajian tentang musibah banjir lumpur di Porong, Sidoarjo, yang selama ini dianggap sebagai human error dari pemboran eksplorasi minyak dan gas, benarkah demikian ? Maka ikutilah bahasannya. Namun sebelum itu, selaku umat Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam, seyogyanya kita bermohon semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, seluruh keluarga dan para sahabatnya, serta semua pengikutnya yang senantiasa istiqamah mendakwahkan Islam dimana dan kapan saja.

Ketika kita sedang terkonsentrasi kepada pemberitaan masalah gempa yang melanda wilayah Jogjakarta dan sekitarnya serta penanganan korban pasca gempa tersebut, dan juga berita tentang Gunung Merapi yang dianggap sudah menurun aktivitasnya sehingga statusnya diturunkan dari "awas" menjadi "siaga", namun baru beberapa jam kemudian justru gunung tersebut memuntahkan lava pijar yang diikuti awan panas "wedhus gembel" yang lebih besar, yang memakan korban dua orang relawan yang berusaha berlindung di dalam bunker. Nun di timur, di Jawa Timur, tepatnya di daerah Porong, Sidoarjo terjadi pula musibah yang cukup merepotkan dan mengganggu penduduk setempat dan kegiatan industri yang berada di sekitarnya, yaitu banjir lumpur panas, yang terjadi dua hari setelah gempa bumi yang mengguncang Jogja dan sekitarnya. Sehingga penduduk setempat diungsikan ke tempat yang aman dan kegiatan industri berhenti total karena lumpur panas terus mengalir dari dalam bumi, dan menutupi daerah setebal lebih dari satu meter serta mengganggu kelancaran arus lalu-lintas jalan toll Gempol - Surabaya, bahkan saat ini ditutup sebagian dan akan dialihkan melalui jembatan bailley yang hampir selesai dibangun. Semburan lumpur panas tersebut keluar melalui tiga titik dengan volume sekitar 40.000 - 50.000 meter kubik per hari, yang masih terus mengalir hingga hari ini, dan tidak tahu sampai kapan akan berhenti. Sehingga timbunan lumpur di sekitar sumber semburannya saat ini telah mencapai dua-setengah meter tingginya, dan mungkin akan terus bertambah dan membentuk gunung kecil. Kebetulan di dekat lokasi semburan lumpur tersebut, perusahaan minyak nasional Lapindo Brantas sedang melakukan pemboran eksplorasi, sehingga semburan lumpur itu dianggap "drilling hazard", oleh karenanya Lapindo Brantas yang harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas bencana ini. Sejak awal seluruh media massa menyampaikan hal ini dan membentuk opini masyarakat awam, termasuk pemerintah, dimana semburan lumpur panas tersebut berasal dari kebocoran gas yang terjadi karena adanya pemboran tersebut. Atau dengan kata lain bencana semburan lumpur panas tersebut sebagai akibat "human error". Benarkah demikian ?

Bencana semburan lumpur panas ini terjadi dua hari setelah gempa bumi yang mengguncang wilayah Jogja dan sekitarnya. Sejak ditayangkan pertama kali di televisi dan diberitakan di media massa, sebagai seorang geolog yang kebetulan mempunyai data bawah tanah daerah bencana Porong, terus terang saya menyangkal apa yang diberitakan oleh media massa, dan

meyakini bahwa kejadian itu merupakan bencana alam murni. Hal ini disampaikan tanpa ada maksud membela Lapindo yang harus bertanggung-jawab atas bencana ini, tetapi karena sebagai praktisi pemboran yang mengetahui prosedur dan akibat yang terjadi jika drilling hazard. Dan hal ini semakin jelas dan lebih meyakinkan lagi ketika saya rapat dengan eksplorasi BP Migas yang dihadiri juga oleh staf dari bagian pemboran, pada hari Kamis siang 15 Juni pekan lalu (materi rapatnya tentang pemboran di Irian Jaya Barat, dan usai rapat dibicarakan tentang banjir lumpur tersebut), bahwa tidak ada kesalahan prosedur akibat human error dalam pemboran yang dilakukan oleh Lapindo, dan semburan lumpur tersebut merupakan bencana alam sebagai "mud vulcano" yang muncul di tiga titik agak jauh dari lokasi pemboran, kemungkinan sebagai dampak dari adanya gempa Jogja terhadap daerah bencana Porong. Lumpur panas yang menyembur keluar itu jelas dan dapat dipastikan bukan lumpur yang digunakan dalam pemboran eksplorasi, tetapi merupakan lumpur laut yang diperkirakan berumur sekitar 5 sampai 15 juta tahun, yang terjebak dan tidak sempat membatu di antara batuan sedimen yang lebih tua dan lebih muda dalam lapisan kulit bumi. Sehingga ketika ada kesempatan keluar ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan, maka muncullah semburan lumpur panas yang berbau tidak enak dan berasa asin, yang dalam istilah geologi disebut dengan "mud vulcano". Hal ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kegiatan gunung api seperti yang sedang terjadi di Gunung Merapi, meskipun ada kata vulcano. Pernahkah anda mendengar "Bledug Kuwu" ? Itulah contoh mud vulcano.

Mud vulcano "Bledug Kuwu' letaknya empat kilometer selatan kota kecil Wirosari (di tepi barat jalan Wirosari - Sragen), yaitu antara Purwodadi - Blora, Jawa Tengah, atau kira-kira 200 kilometer sebelah barat agak barat-laut dari lokasi bencana semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sudah ratusan tahun mengalirkan lumpur panas, meskipun saat ini alirannya intermitten (terputus-putus), dan sudah lama airnya dibuat garam oleh penduduk setempat. Kalau kita perhatikan lumpur yang keluar dari "Bledug Kuwu" dan dibandingkan dengan lumpur yang keluar dari semburan di daerah bencana Porong, maka secara fisik akan mirip. Data bawah tanah yang ada di wilayah bencana (lihat sketsa yang terlampir, atau kalau ada yang penasaran dan ingin tahu, bisa datang ke tempat saya), struktur Porong secara geologi merupakan sebuah antiklin barat timur agak ke timur-laut melanjut ke Selat Madura, terbentuk karena adanya "shale diapir" yang berasosiasi dengan pensesaran. Padahal target pemboran yang dilakukan Lapindo itu adalah batuan karbonat formasi Kujung yang ada di bawah "shale diapir" tersebut, dan lokasi pemboran berada menjauhi atau di tepinya "shale diapir", karena sangat berbahaya dan tidak mungkin lokasi pemborannya di tengah atau puncak dari "shale diapir" untuk dapat mencapai target tersebut. Kalau kita lihat Peta Struktur Elemen Utama separuh bagian timur Pulau Jawa (juga bisa dilihat di tempat saya), maka sistim sesar atau patahan yang ada, secara langsung atau tidak langsung tampak saling berkaitan, sebagai akibat adanya sistim tumbukan lempeng Samudra Hindia dan lempeng Kontinen Asia Tenggara. Sehingga ketika terjadi gempa bumi di daerah Jogja, dimana yang banyak menimbulkan kehancuran bangunan dan menelan korban jiwa adalah yang berada di jalur-jalur sistim patahan, maka sangat mungkin akan berpengaruh ke tempat lainnya juga, yang dalam hal ini adalah ke daerah Porong. Barangkali dampak gempa tersebut telah mengaktifkan sesar antiklin Porong atau membuat rekahan pada batuan penutup yang menahan "shale diapir" tadi, sehingga lumpur panas yang bertekanan cukup tinggi dan membentuk "shale diapir" tersebut keluar melalui rekahan atau patahan, dan terjadilah "mud vulcano" pada tiga titik, sebagai suatu bencana alam

murni, dan boleh kita namai sebagai "Bledug Porong". Kalau dianggap sebagai "drilling hazard", seharusnya lumpur itu keluar dari satu titik pemboran, dan kenyataannya lumpur itu keluar dari tiga titik yang agak jauh dari titik pemboran. Tetapi mengapa sampai saat ini bencana tersebut dianggap "human error" dari aktivitas pemboran yang dilakukan oleh Lapindo Brantas, dan bukan sebagai bencana alam ?

Meskipun bencana banjir lumpur yang terjadi di Porong, Sidoarjo ini tidak menimbulkan korban jiwa manusia secara langsung, namun akan berdampak luas dan merugikan bagi kehidupan di wilayah bencana. Dari segi lingkungan, adanya banjir lumpur panas dan asin serta mengandung sedikit gas hidrogen sulfida yang beracun ini jelas merupakan pencemaran dan akan merusak lingkungan. Lumpur tersebut akan terus mengalir sampai waktu yang tidak kita ketahui, seperti halnya "Bledug Kuwu" yang sudah ratusan tahun masih terus mengalir sampai saat ini meskipun alirannya terputus-putus. Jika aliran lumpur ini tidak segera ditangani secara tepat dan benar, akan mencemari wilayah yang lebih luas. Dan tanah yang tercemari lumpur ini tidak akan dapat ditanami lagi karena kadar garam yang terkandung dalam lumpur tersebut sangat tinggi. Sedang untuk menghentikan aliran lumpur tersebut dengan pemboran miring akan sangat sulit dan memakan biaya yang sangat besar, dan belum tentu berhasil baik. Maka sebaiknya melokalisir atau membatasi ruang gerak tempat keluarnya lumpur dan kemudian mengalirkannya ke suatu tempat lain yang beresiko lebih rendah. Dampak yang membahayakan dengan adanya aliran lumpur dari dalam bumi ini adalah cepat atau lambat akan terjadi penurunan tanah atau ambles karena terjadi "settlement" di daerah bencana dan jalurnya, sehingga bangunan yang ada di atasnya akan mengalami kerusakan atau ambruk. Jika turunnya permukaan tanah hanya beberapa sentimeter saja, tidak begitu bermasalah. Tetapi jika turunnya lebih dari dua meteran, maka tidak menutup kemungkinan air laut Selat Madura akan menginvasi masuk ke daratan sehingga daerah itu akan menjadi teluk, atau paling tidak menjadi rawa untuk selamanya. Hal ini sebenarnya merupakan suatu sunnatullah pada alam, khususnya pada muka bumi yang akan terus mencari keseimbangan, sesuai firman Allah dalam QS Al Hijr 19-21 yang terjemahannya dikutipkan pada awal mukadimah mimbar ini. Maka untuk menghindari kemungkinan tersebut, sebaiknya pemerintah daerah Jawa Timur, khususnya Kabupaten Sidoarjo, segera bertindak untuk memindahkan pemukiman dan industri serta fasilitas kehidupan yang ada di wilayah mud vulcano yang rawan bencana penurunan tanah. Bukankah Allah telah mengingatkan pula sunnahNya bagi manusia : "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu masyarakat sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu masyarakat, maka tak ada yang dapat menolaknya, sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia" (QS Ar Ra'd 11).

Dari segi sosial dan ekonomi, tentu adanya banjir lumpur ini akan berdampak negatif. Belum diketahui berapa kerugian material maupun non-material akibat banjir lumpur ini, karena aliran lumpur tersebut tidak diketahui sampai kapan akan berhenti. Yang jelas berapa banyak penduduk akan kehilangan tempat tinggal dan berapa banyak buruh yang menganggur karena industri di wilayah bencana berhenti total. Apalagi jika kemudian terjadi settlement sehingga permukaan tanah tempat bangunan pemukiman dan industri berdiri itu ambles dan menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan dan berbagai prasarana kehidupan yang ada

di daerah bencana tersebut. Belum lagi dengan tersendatnya transportasi dan lumpuhnya jalan toll Gempol-Surabaya yang berdampak kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Apakah semua ini harus ditanggung oleh Lapindo ? Kasihan benar. Kita tidak tahu mengapa para pakar kebumian di perusahaan itu tidak menyampaikan kebenaran sesuai data yang dimiliki, untuk menyanggah pemberitaan dari media massa yang sudah menjadi opini publik. Atau memang ada maksud tertentu dengan membiarkan anggapan orang bahwa bencana banjir lumpur itu disebabkan oleh human error dari aktivitas pemboran eksplorasi yang dilakukan Lapindo ? Wallahu'alam. Untuk diketahui saja bahwa pemilik perusahaan tersebut adalah seorang mentri koordinator pada kabinet SBY saat ini. Disamping itu, operasi pemboran tersebut diasuransikan dengan ganti rugi sebesar US $ 27 juta, namun jika terbukti bencana itu disebabkan oleh alam, maka tidak akan mendapat ganti rugi. Dan secara bisnis, bisa saja perusahaan itu kemudian dianggap "force majeure", tetapi dampaknya terhadap perusahaan lain seperti JOB Pertamina-Petrochina Tuban yang juga melakukan operasi di sebelah wilayah kerja Lapindo, akan bercitra negatif dan ditolak masyarakat setempat. Maka berkaitan dengan hal ini, Allah telah mengingatkan : "Sesungguhnya mereka merencanakan (suatu) rekayasa dengan perekayasaan (yang canggih). Dan Aku pun merekayasa (pula) dengan perekayasaan (yang jauh lebih canggih). Karenanya diberi tangguh orang-orang ingkar itu dengan pemberian tempo yang sebentar kepada mereka" (QS Ath Thaariq 15-17). Bagi kita, berhati-hatilah terhadap suatu berita, apalagi berita itu diragukan kebenarannya atau berita yang tidak benar alias dusta. Allah telah mengingatkan hal ini dan mengancam dengan azab yang keras di dunia dan di akhirat kelak bagi yang menyebarkan berita yang tidak benar dan dianggap sebagai suatu kebenaran, seperti dalam firmanNya QS An Nuur 14-19 yang terjemahannya dikutipkan pada mukadimah mimbar ini. Sebelum mengakhiri mimbar ini, dengan adanya musibah yang datang berturut-turut, termasuk banjir bandang di Sulawesi Selatan pada pekan ini, mari kita berdo'a agar diselamatkan dari berbagai musibah, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw : "Allahumma innii a'udzubika min jahdil balaai wa darkisy syaqaai wa suuil qadhaai wa syamaatatil a'daai (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari musibah berat, dari kecelakaan yang menimpa, dari ketentuan yang jelek, dan dari kejahatan musuh yang aniaya)" (HR Bukhari, Muslim dan Nasa'i dari Abi Hurairah). Akhirul kalam, alhamdulillahi rabbil 'aalamiin.

[image][IMG]http://img.photobucket.com/albums/v380/infohots/sketsaporong.jpg[/IMG][image ]

Anda mungkin juga menyukai