Anda di halaman 1dari 9

Penatalaksanaan rinitis alergi 1. Terapi yang paling ideal adalah dengan alergen penyebabnya (avoidance) . 2. Simptomatis a.

Medikamentosa-Antihistamin yang dipakai adalah antagonis H-1 - mekanisme kerja inhibitor komppetitif pada reseptor H-1 sel target - paling sering dipakai sebagai inti pertama pengobatan rinitis alergi. -Pemberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral. Antihistamin dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan

antihistamin generasi-1 (klasik) : generasi-1 dan dan generasi -2 (non sedatif ) Gen 1 : bersifat lipofilik, sehingga dapat menembus sawar darah otak. (mempunyai efek pada SSP) dan plasenta serta mempunyai efek kolinergik. Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa dipakai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin atau tropical (hanya boleh untuk beberapa hari saja) Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala trauma sumbatan hidung akibat respons fase lambat berhasil diatasi dengan obat lain. Yang sering dipakai adalah kortikosteroid tropikal (beklometosa, budesonid, flusolid, flutikason, mometasonfuroat dan triamsinolon). Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida, bermanfaat untuk mengatasi rinore, karena aktifitas inhibisi reseptor kolinergik permukaan sel efektor

b. Operatif - Tindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) perlu dipikirkan bila konka inferior hipertrofi berat dan tidak berhasil dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25 % atau troklor asetat (Roland, McCluggage, Sciinneider, 2001).

c. Imunoterapi - Jenisnya desensitasi, hiposensitasi & netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasi membentuk blocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang

gejalanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan

Komplikasi rinitis alergi Komplikasi rinitis alergi yang sering ialah: a. Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands, akumulasi sel-sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+), hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa. b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak. c. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal. Terjadi krn edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan ostia -> terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus. Hal tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosinofil (MBP) dengan akibat sinusitis akan semakin parah (Durham, 2006).

Antihistamin (AH-1) Farmakodinamik AH1 menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, dan bermacam-macamotot polos; selain itu AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipersensitivitas/keadaan yangdisertai penglepasan histamin endogen berlebihan Peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat hisatmin, dapat di hambat denganefektif oleh AH1. AH1 dapat menhambat sekresi saliva dan sekresi kelenjar eksokrin lain akibat histamin Farmakokinetik Setelah pemberian oral atau parental, AH1 diabsorpsi secara baik. Efeknya maksimaltimbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2jam.

Kadar tertinggi terdapat pada paru-paru sedangkan pada limpa, ginjal, otak, otot, dan kulitkadarnya lebih rendah. Tempat utama Biotransformasi AH1 adalah hati, tetapi dapat juga pada paru-paru danginjal. AH1 diekresi melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya. Indikasi AH1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah ataumengobati mabuk perjalanan.

Penyakit alergi. AH1 berguna untuk mengobati alergi tipe eksudatif akut misalnya pada polinosis dan urtikaria. Efeknya bersifat paliatif, membatasi dan menghambat efek histamin yangdilepaskan sewaktu reaksi alergen-antibodi terjadi. AH1 dapat juga menghilangkan bersin,rinore,dan gatal pada mata,hidung dan tenggorokan pada pasien seasonal hay fever .

Mabuk perjalan dan keadaan lain. AH1 efektif untuk dua pertiga kasus vertigo,mual danmuntah. AH1 efektif sebagai antimuntah, pascabedah, mual dan muntah waktu hamil dan setelahradiasi. AH1 juga dapat digunakan untuk mengobati penyakitMenieredan gangguan Vestibular lain. Efek samping Efek yang paling sering ialah sedasi, yang justru menguntungkan pasien yang di rawat diRS atau pasien yang perlu banyak tidur. Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomia, dan tremor. Efek samping yang paling sering juga di temukan ialah nafsu makan berkurang, mual,muntah, keluhan pada epigastrium, konstipasi, atau diare; efek ini akan berkurang bila AH1diberikan sewaktu makan. Efek samping lain yang mungkin timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi,hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan

Prognosis Ada kesan klinis bahwa gejala rhinitis alergika dapat berkurang dengan bertambahnya usia.Sementara penderita polip hidung akan tetap mengalami kekambuhan meskipun telah mendapatterapi bedah maupun obat

Peran wudhu dan etika bersih Pintu masuk kotoran ke dalam tubuh, salah satunya adalah melalui lubang hidung. Berbagai kotoran dan debu yang beterbangan dan tak terlihat oleh mata, dapat terhirup masuk ke dalam hidung. Apalagi dengan polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor. Hal itu dapat menyebabkan kesehatan terganggu. Karena itu, sebaiknya kita senantiasa menjaga kebersihan hidung dengan cara membersihkannya menggunakan air, yaitu memasukkannya (menghirup) ke dalam hidung kemudian dikeluarkan kembali. Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Salim, tentang manfaat kesehatan wudhu, dijelaskan, bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar, maka tubuh seseorang akan terhindar dari segala penyakit. Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung lalu mengeluarkannya. Langkah ini dilakukan sebanyak tiga kali dan seterusnya. Selain itu, kata dia, jumlah kuman tampak lebih banyak terdapat pada rongga hidung orang yang tidak berwudhu, dan itu menjadi tempat pertumbuhan kuman penyakit. Kondisi tersebut, akan mempercepat pertumbuhan dan penularan kuman penyakit lainnya.

orang yang berwudhu dengan memasukkan air ke dalam rongga hidungnya, kendati hanya sekali, maka hal itu dapat membersihkan hidung dari separoh penyakit.Selanjutnya, bila memasukkan air ke dalam rongga hidung sebanyak dua kali, maka dapat menambah sepertiga kebersihan. Kemudian, jika memasukkan air sebanyak tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman.

Lebih tegas lagi, Muhammad Salim menjelaskan, orang yang rajin berwudhu dengan melakukan istinsyaq dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung), kemudian melanjutkannya dengan mendirikan shalat, maka hal itu dapat menghilangkan 11 kuman penyakit membahayakan yang ada di dalam lubang hidung, terutama dalam hal gangguan pernafasan, radang paru-paru, panas rumatik, penyakit rongga hidung, dan lain-lain. Sebaliknya, orang yang tidak berwudhu, akan lebih mudah terkena penyakit gangguan pernafasan.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita. Dan benarlah Allah dan RasulNya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. (Al-Ahzab: 21-22) *Al Hadits Asy-Syarif Dari Abu Musa ra. Berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Apabila salah seorang di antara kalian bersin dan mengucapkan pujian bagi Allah (hamdallah) maka bertasymitlah kalian untuknya. Namun apabila dia tidak mengucapkan pujian kepada Allah (hamdallah) maka janganlah kalian bertasymit. Bertasymit artinya mengucapkan, yarhamukallah semoga Allah memberi rahmat kepadamu. Dari Abu Said al-Khudri ra. Berkata, Rasulullah saw. bersabda, Apabila salah seorang di antara kalian menguap maka hendaklah tangannya menutupi mulutnya karena setan akan masuk. *Doa-doa Apabila aku (Rasulullah saw) bersin maka aku ucapkan, Segala Puji Bagi Allah Apabila seseorang menjawab ucapanku dengan, Semoga Allah memberi rahmat kepadamu. Maka aku menjawab, Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaiki keadaanmu. *Etika Bersin 1. Aku (Rasulullah saw) merendahkan suara ketika bersin. 2. Aku meletakkan sesuatu di atas mulutku seperti sapu tangan atau dua tanganku ketika bersin. 3. aku mengucapkan, Alhamdulillah setelah bersin.

4. apabila saudaraku sesama muslim bersin dan mengucapkan, Alhamdulillah, maka aku menjawab untuknya, Yarhamukallah.

Anda mungkin juga menyukai