Anda di halaman 1dari 7

Teknik Komunikasi Terapeutik Menurut Stuart dan Sundeen tahun 1995, tehnik komunikasi terdiri dari: Mendengar aktif;

; Mendengar mempunyai arti: konsentrasi aktif .dan persepsi terhadap pesan orang lain yang menggunakan semua indra, Liend erg et al, !it "ur#anah $%&&1' Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non (er al untuk klien. Misalnya dengan kontak mata, menganggukkan kepala dan #uga keikutsertaan se!ara (er al Penerimaan: )ang dimaksud menerima adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menun#ukkan ketertarikan dan tidak menilai. *enerimaan ukan erarti persetu#uan. Menun#ukkan penerimaan erarti kesediaan mendengar tanpa menun#ukkan keraguan atau ketidaksetu#uan. Klarifikasi; Klarifikasi sama dengan (alidasi yaitu menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti pera+at terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apa ula pesan yang disampaikan oleh klien elum #elas agi pera+at dan pera+at men!o a memahami situasi yang digam arkan oleh klien. Fokusing; ,okusing adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mem atasi area diskusi sehingga per!akapan men#adi le ih spesifik dan dimengerti, Stuart - Sundeen, !it "ur#anah $%&&1'. Observasi; . ser(asi merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain. . ser(asi dilakukan apa ila terdapat konflik antara (er al dan non (er al klien dan saat tingkah laku (er al dan non (er al nyata dan tidak iasa ada pada klien, Stuart - Sundeen, !it "ur#anah $%&&1'. . ser(asi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak men#adi malu atau marah. Menawarkan informasi; Menyediakan tam ahan informasi dengan tu#uan untuk mendapatkan respon le ih lan#ut. 0e erapa keuntungan dari mena+arkan informasi adalah akan memfasilitasi komunikasi, mendorong pendidikan kesehatan, dan memfasilitasi klien untuk mengam il keputusan, Stuart - Sundeen, !it, "ur#anah, $%&&1'. *enahanan informasi pada saat klien mem utuhkan akan mengaki atkan klien tidak per!aya. 1al yang tidak oleh dilakukan adalah menasehati klien pada saat mem erikan informasi. Diam (memelihara ketenangan); 2iam dilakukan dengan tu#uan mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menun#ukkan ah+a pera+at ersedia untuk menunggu respon. Kediaman ini akan ermanfaat pada saat klien mengalami kesulitan untuk mem agi persepsinya dengan pera+at. 2iam tidak dapat dilakukan dalam +aktu yang lama karena akan mengaki atkan klien men#adi kha+atir. 2iam dapat #uga diartikan se agai mengaki atkan klien men#adi kha+atir. 2iam dapat #uga diartikan se agai mengerti, atau marah. 2iam disini #uga menun#ukkan kesediaan seseorang untuk menanti orang lain agar punya kesempatan erpikir, meskipun egitu diam yang tidak tepat menye a kan orang lain merasa !emas. ssertive: 3sserti(e adalah kemampuan dengan se!ara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain, "ur#anah, %&&1. Men!impulkan; Mem a+a poin4poin penting dari diskusi untuk meningkatkan pemahaman. Mem eri kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama denga ide dalam pikiran, 5ar!arolis, !it, "ur#anah, %&&1. "iving re#ognition (memberiakn pengakkuan$penghargaan); Mem eri penghargan merupakan tehnik untuk mem erikan pengakkuan dan menandakan kesadaran, S!hult6 - 5ide e!k, !it, "ur#anah, %&&1. Offering %el (menawarakan diri); Mena+arkan diri adalah menyediakan diri anda tanpa respon ersyarat atau respon yang diharapkan, S!hult6 - 5ide e!k.!it. "ur#anah, %&&1 Offering general leads (memberikan petun&uk umum); Mendukung klien untuk meneruskan, S!hult6 5ide e!k !it, "ur#anah, %&&1 "iving broad opening (memberikan pertan!aan terbuka): Mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan di i!arakan. Kegiatan ini ernilai terapeuitik apa ila klien menun#ukkan penerimaan dan nilai dari inisiatif klien dan men#adi non terapeuitk apa ila pera+atan mendominasi interaksi dan menolak res7pon klien, Stuart 8 Sundeen, !it, "ur#anah, %&&1. Pla#ing the time in time$se'uen#e (penempatan urutan$waktu); Melakukan klarifikasi antara +aktu dan ke#adian atau antara satu ke#adian dengan ke#adian lain. Teknik ernilai terapeutik apa ila pera+at dapat mengeksplorasi klien dan memahami masalah yang penting. Tehnik ini men#adi tidak terapeutik ila pera+at mem erikannasehat, meyakinkan atau tidak mengakui klien. (n#ourage deskripition of per#eption (mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta kepada klien mengungkapkan se!ara (er al apa yang dirasakan atau diterima, S!hul6 - 5ide e!k, !it, "ur#anah, %&&1 (n#ourage )omparison (mendukung perbandingan); Menanyakan kepada klien mengenai persamaan atau per edaan *estating (mengulang) *estating; adalah pengulangan pikiran utama yang diekspresiakn klien, Stuart Sundeen, 9it "ur#anah, %&&1. *eflekting (*efleksi): 2igunakan pada saat klien menanyakan pada pera+at tentang peneliaian atau kesetu#uannya. Tehnik ini akan mem antu pera+at untuk tetap memelihara pendekatan yang tidak menilai, 0oyd - "ihart, !it, "ur#anah (ksploring ((ksporasi); Mempela#ari suatu topik le ih mendalam Presenting realit! (menghadikan realitas$ken!ataan); Menyediakan informasi dengan perilaku yang tidak menilai

+ou#ing doubt (menun&ukkan keraguan); Menyelipkan persepsi pera+at mengenai realitas. Tehnik ini digunakan dengan sangat erhati4hati dan hanya pada saat pera+at merasa yakin tentang suatu yang detil. :ni digunakan pada saat pera+at ingin mem eri petun#uk pada klien mengenai pen#elasan lain. %eeking #onsensual validation; *en!arian pengertian mengenai komunikasi aik oleh pera+at maupun klien. Mem antu klien le ih #elas terhadap apa yang mereka pikirkan. +erbali,ing the implied: Mem(er alisasikan kata4kata yang klien tun#ukkan atau an#uran. (n#ouraging evaluation (mendukung evaluasi): *era+at mem antu klien mempertim angkan orang dan ke#adian kedalam nilai dirinya ttempting to translate into feeling (usaha mener&emahkan perasaan); Mem antu klien untuk mengidentifikasi perasaan erhu ungan dengan ke#adian atau pernyataan . %uggesting #ollaborating (mengan&urkan kolaborasi): *enekanan kegiatan ker#a dengan klien tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien. Mendukung pandangan ah+a terdapat kemungkinan peru ahan melalui kola orasi. (n#ouragingformulation of plan of a#tion (mendukng terbentukn!a ren#ana tindakan): Mem erikan kesempatan pada klien untuk mengantisipasi alternati(e dari tindakan untuk masa yang akan datang. (stabilising guidelines (men!ediakan petun&uk); Statemen yang menun#ukkan peran, tu#uan dan atasan untuk interaksi. 1al ini akan menolong klien untuk mengetahui apa yang dia harapkan dari dirinya. Open- ended #omments (komentar terbuka-tertutup): Komentar se!ara umum untuk menentukan arah dari interaksi yang seharusnya dilakukan. 1al ini akan mengi#inkan klien untuk memutuskan apa topik/materi yang paling rele(an dan mendukung klien untuk meneruskan interaksi. *edu#ing distant (penurunan &arak); Menurunkan #arak fisik antara pera+at dank lien. 1al ini menun#ukkan komunikasi non (er al dimana pera+at ingin terli at dengan klien. .umor; 2ugan $19;9' menye utkan humor se agai hal yang penting dalam komunikasi (er al dikarenakan: terta+a mengurangi keteganan dan rasa sakit aki at stress, serat meningkatkan ke erhasilan asuhan kepera+atan . Efek kom.terapeutik: Kecemasan merupakan sesuatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah atau tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui oleh seseorang. Untuk dapat menurunkan kecemasan pada pasien preoperasi salah satunya diberikan komunikasi yang efektif terutama komunikasi terapeutik. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat karena perawat merupakan petugas kesehatan yang terdekat dan terlama dengan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan klien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84, ! responden mengalami kecemasan ringan dan "#,4! mengalami kecemasan sedang dan tidak ada pasien dengan kecemasan berat maupun panik sebelum pelaksanaan treatment $komunikasi terapeutik%. &etelah pelaksanaan komunikasi terapeutik '(,)! pasien preoperasi tingkat kecemasannya menjadi ringan dan hanya *,*! tingkat kecemasannya menjadi sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kecemasan klien $p + ,,,,"- ? + ,,,#%. .ekomendasi dari hasil penelitian ini adalah ditujukan pada perawat ruangan agar dapat menerapkan komunikasi terapeutik yang efektif dalam menurunkan kecemasan klien preoperasi. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyem uhan klien $2epkes <:, 199='. 2alam pengertian lain mengatakan ah+a komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh pera+at memakai pendekatan yang diren!anakan se!ara sadar, ertu#uan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling mem erikan pengertian antara pera+at dengan klien. *ersoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling mem utuhkan antara pera+at dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pri adi di antara pera+at dan klien, pera+at mem antu dan klien menerima antuan. Menurut Stuart dan Sundeen $dalam 1amid, 199>', tu#uan hu ungan terapeutik diarahkan pada pertum uhan klien meliputi : a.<ealisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri. .<asa identitas personal yang #elas dan peningkatan integritas diri. !.Kemampuan untuk mem ina hu ungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dengan kapasitas untuk men!intai dan di!intai. d.*eningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan ke utuhan serta men!apai tu#uan personal yang realistik. Tu#uan komunikasi terapeutik adalah : a.Mem antu klien untuk memper#elas dan mengurangi e an perasaan dan pikiran serta dapat mengam il

tindakan untuk mengu ah situasi yang ada ila klien pe!aya pada hal yang diperlukan. .Mengurangi keraguan, mem antu dalam hal mengam il tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. !.Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri. Tu#uan terapeutik akan ter!apai ila pera+at memiliki karakteristik se agai erikut $1amid, 199;' : a.Kesadaran diri. .Klarifikasi nilai. !.?ksplorasi perasaan. d.Kemampuan untuk men#adi model peran. e.Moti(asi altruistik. f.<asa tanggung #a+a dan etik. 0.Komponen Komunikasi Terapeutik Model struktural dari komunikasi mengidentifikasi lima komponen fungsional erikut $1amid, 199;' : a.*engirim : yang men#adi asal dari pesan. .*esan : suatu unit informasi yang dipindahkan dari pengirim kepada penerima. !.*enerima : yang mempersepsikan pesan, yang perilakunya dipengaruhi oleh pesan. d.@mpan alik : respon dari penerima pesan kepada pengirim pesan. e.Konteks : tatanan di mana komunikasi ter#adi. Aika pera+at menge(aluasi proses komunikasi dengan menggunakan lima elemen struktur ini maka masalah4 masalah yang spesifik atau kesalahan yang potensial dapat diidentifikasi. Menurur <oger, terdapat e erapa karakteristik dari seorang pera+at yang dapat memfasilitasi tum uhnya hu ungan yang terapeutik.Karakteristik terse ut antara lain : $Suryani,%&&5'. a.Ke#u#uran $trust+orthy'. Ke#u#uran merupakan modal utama agar dapat melakukan komunikasi yang ernilai terapeutik, tanpa ke#u#uran mustahil dapat mem ina hu ungan saling per!aya. Klien hanya akan ter uka dan #u#ur pula dalam mem erikan informasi yang enar hanya ila yakin ah+a pera+at dapat diper!aya. .Tidak mem ingungkan dan !ukup ekspresif. 2alam erkomunikasi hendaknya pera+at menggunakan kata4 kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi non(er al harus mendukung komunikasi (er al yang disampaikan. Ketidaksesuaian dapat menye a kan klien men#adi ingung. !.0ersikap positif. 0ersikap positif dapat ditun#ukkan dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien. <oger menyatakan inti dari hu ungan terapeutik adalah kehangatan, ketulusan, pemahaman yang empati dan sikap positif. d.?mpati ukan simpati. Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan kepera+atan, karena dengan sikap ini pera+at akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien. 2engan empati seorang pera+at dapat mem erikan alternatif peme!ahan masalah agi klien, karena meskipun dia turut merasakan permasalahan yang dirasakan kliennya, tetapi tidak larut dalam masalah terse ut sehingga pera+at dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien se!ara o #ektif. Sikap simpati mem uat pera+at tidak mampu melihat permasalahan se!ara o #ektif karena dia terli at se!ara emosional dan terlarut didalamnya. e.Mampu melihat permasalahan klien dari ka!amata klien.2alam mem erikan asuhan kepera+atan pera+at harus erorientasi pada klien, $Taylor, dkk ,199=' dalam Suryani %&&5. @ntuk itu agar dapat mem antu meme!ahkan masalah klien pera+at harus memandang permasalahan terse ut dari sudut pandang klien. @ntuk itu pera+at harus menggunakan terkhnik a!ti(e listening dan kesa aran dalam mendengarkan ungkapan klien. Aika pera+at menyimpulkan se!ara tergesa4gesa dengan tidak menyimak se!ara keseluruhan ungkapan klien aki atnya dapat fatal, karena dapat sa#a diagnosa yang dirumuskan pera+at tidak sesuai dengan masalah klien dan aki atnya tindakan yang di erikan dapat tidak mem antu ahkan merusak klien. f.Menerima klien apa adanya.Aika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan merasa nyaman dan aman dalam men#alin hu ungan intim terapeutik. Mem erikan penilaian atau mengkritik klien erdasarkan nilai4nilai yang diyakini pera+at menun#ukkan ah+a pera+at tidak menerima klien apa adanya. g.Sensitif terhadap perasaan klien. Tanpa kemampuan ini hu ungan yang terapeutik sulit ter#alin dengan aik, karena #ika tidak sensitif pera+at dapat sa#a melakukan pelanggaran atas, pri(asi dan menyinggung perasaan klien. h.Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri pera+at sendiri. Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah ter#adi pada masa lalunya tidak akan mampu er uat yang ter aik hari ini. Sangat sulit agi pera+at untuk mem antu klien, #ika ia sendiri memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya. 9.,ase 1u ungan Komunikasi Terapeutik.

Struktur dalam komunikasi terapeutik, menurut Stuart,B.C.,199;, terdiri dari empat fase yaitu: $1' fase preinteraksiD $%' fase perkenalan atau orientasiD $E' fase ker#aD dan $F' fase terminasi $Suryani,%&&5'. 2alam setiap fase terdapat tugas atau kegiatan pera+at yang harus terselesaikan. a.,ase preinteraksi Tahap ini adalah masa persiapan se elum memulai erhu ungan dengan klien. Tugas pera+at pada fase ini yaitu : 1'Mengeksplorasi perasaan,harapan dan ke!emasannyaD %'Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri, dengan analisa diri ia akan terlatih untuk memaksimalkan dirinya agar ernilai tera7eutik agi klien, #ika merasa tidak siap maka perlu ela#ar kem ali, diskusi teman kelompokD E'Mengumpulkan data tentang klien, se agai dasar dalam mem uat ren!ana interaksiD F'Mem uat ren!ana pertemuan se!ara tertulis, yang akan di implementasikan saat ertemu dengan klien. .,ase orientasi ,ase ini dimulai pada saat ertemu pertama kali dengan klien. *ada saat pertama kali ertemu dengan klien fase ini digunakan pera+at untuk erkenalan dengan klien dan merupakan langkah a+al dalam mem ina hu ungan saling per!aya. Tugas utama pera+at pada tahap ini adalah mem erikan situasi lingkungan yang peka dan menun#ukkan penerimaan, serta mem antu klien dalam mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Tugas4tugas pera+at pada tahap ini antara lain : 1'Mem ina hu ungan saling per!aya, menun#ukkan sikap penerimaan dan komunikasi ter uka. @ntuk mem ina hu ungan saling per!aya pera+at harus ersikap ter uka, #u#ur, ihklas, menerima klien apa danya, menepati #an#i, dan menghargai klienD %'Merumuskan kontrak ersama klien. Kontrak penting untuk men#aga kelangsungan se uah interaksi.Kontrak yang harus disetu#ui ersama dengan klien yaitu, tempat, +aktu dan topik pertemuanD E'Menggali perasaan dan pikiran serta mengidentifikasi masalah klien. @ntuk mendorong klien mengekspresikan perasaannya, maka tekhnik yang digunakan adalah pertanyaan ter ukaD F'Merumuskan tu#uan dengan klien. Tu#uan dirumuskan setelah masalah klien teridentifikasi. 0ila tahap ini gagal di!apai akan menim ulkan kegagalan pada keseluruhan interaksi $Stuart,B.C,199; dikutip dari Suryani,%&&5' 1al yang perlu diperhatikan pada fase ini antara lain : 1'Mem erikan salam terapeutik disertai mengulurkan tangan #a atan tangan %'Memperkenalkan diri pera+at E'Menyepakati kontrak. Kesepakatan erkaitan dengan kesediaan klien untuk erkomunikasi, topik, tempat, dan lamanya pertemuan. F'Melengkapi kontrak. *ada pertemuan pertama pera+at perlu melengkapi pen#elasan tentang identitas serta tu#uan interaksi agar klien per!aya kepada pera+at. 5'?(aluasi dan (alidasi. 0erisikan pengka#ian keluhan utama, alasan atau ke#adian yang mem uat klien meminta antuan. ?(aluasi ini #uga digunakan untuk mendapatkan fokus pengka#ian le ih lan#ut, kemudian dilan#utkan dengan hal4hal yang terkait dengan keluhan utama. *ada pertemuan lan#utan e(aluasi/(alidasi digunakan untuk mengetahui kondisi dan kema#uan klien hasil interaksi se elumnya. >'Menyepakati masalah. 2engan tekhnik memfokuskan pera+at ersama klien mengidentifikasi masalah dan ke utuhan klien. Selan#utnya setiap a+al pertemuan lan#utan dengan klien lakukan orientasi. Tu#uan orientasi adalah mem(alidasi keakuratan data, ren!ana yang telah di uat dengan keadaan klien saat ini dan menge(aluasi tindakan pertemuan se elumnya. !.,ase ker#a. Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi teraeutik.Tahap ini pera+at ersama klien mengatasi masalah yang dihadapi klien.*era+at dan klien mengeksplorasi stressor dan mendorong perkem angan kesadaran diri dengan menghu ungkan persepsi, perasaan dan perilaku klien.Tahap ini erkaitan dengan pelaksanaan ren!ana asuhan yang telah ditetapkan.Tekhnik komunikasi terapeutik yang sering digunakan pera+at antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif, refleksi, er agai persepsi, memfokuskan dan menyimpulkan $Beldard,2,199>, dikutip dari Suryani, %&&5'. d.,ase terminasi ,ase ini merupakan fase yang sulit dan penting, karena hu ungan saling per!aya sudah ter ina dan erada pada tingkat optimal. *era+at dan klien keduanya merasa kehilangan. Terminasi dapat ter#adi pada saat pera+at mengakhiri tugas pada unit tertentu atau saat klien akan pulang. *era+at dan klien ersama4sama menin#au kem ali proses kepera+atan yang telah dilalui dan pen!apaian tu#uan. @ntuk melalui fase ini dengan sukses dan

ernilai terapeutik, pera+at menggunakan konsep kehilangan. Terminasi merupakan akhir dari pertemuan pera+at, yang di agi dua yaitu: 1'Terminasi sementara, erarti masih ada pertemuan lan#utanD %'Terminasi akhir, ter#adi #ika pera+at telah menyelesaikan proses kepera+atan se!ara menyeluruh. Tugas pera+at pada fase ini yaitu : a'Menge(aluasi pen!apaian tu#uan interaksi yang telah dilakukan, e(aluasi ini dise ut e(aluasi o #ektif. 0rammer - M! 2onald $199>' menyatakan ah+a meminta klien menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan atau respon o #ektif setelah tindakan dilakukan sangat erguna pada tahap terminasi $Suryani,%&&5'D 'Melakukan e(aluasi su #ektif, dilakukan dengan menanyakan perasaan klien setalah erinteraksi atau setelah melakukan tindakan tertentuD !'Menyepakati tindak lan#ut terhadap interaksi yang telah dilakukan. 1al ini sering dise ut peker#aan rumah $planning klien'. Tindak lan#ut yang di erikan harus rele(an dengan interaksi yang aru dilakukan atau yang akan dilakukan pada pertemuan erikutnya. 2engan tindak lan#ut klien tidak akan pernah kosong menerima proses kepera+atan dalam %F #amD d'Mem uat kontrak untuk pertemuan erikutnya, kontrak yang perlu disepakati adalah topik, +aktu dan tempat pertemuan. *er edaan antara terminasi sementara dan terminasi akhir, adalah ah+a pada terminasi akhir yaitu men!akup keseluruhan hasil yang telah di!apai selama interaksi. 9.Sikap Komunikasi Terapeutik. Lima sikap atau !ara untuk menghadirkan diri se!ara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik menurut ?gan, yaitu : 1.0erhadapan. 3rtinya dari posisi ini adalah GSaya siap untuk andaH. %.Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada le(el yang sama erarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap erkomunikasi. E.Mem ungkuk ke arah klien. *osisi ini menun#ukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu. F.Mempertahankan sikap ter uka, tidak melipat kaki atau tangan menun#ukkan keter ukaan untuk erkomunikasi. 5.Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseim angan antara ketegangan dan relaksasi dalam mem eri respon kepada klien. Selain hal4hal di atas sikap terapeutik #uga dapat teridentifikasi melalui perilaku non (er al. Stuart dan Sundeen $199;' mengatakan ada lima kategori komunikasi non (er al, yaitu : 1.:syarat (okal, yaitu isyarat paralingustik termasuk semua kualitas i!ara non (er al misalnya tekanan suara, kualitas suara, terta+a, irama dan ke!epatan i!ara. %. :syarat tindakan, yaitu semua gerakan tu uh termasuk ekspresi +a#ah dan sikap tu uh. E.:syarat o yek, yaitu o yek yang digunakan se!ara senga#a atau tidak senga#a oleh seseorang seperti pakaian dan enda pri adi lainnya. F.<uang mem erikan isyarat tentang kedekatan hu ungan antara dua orang. 1al ini didasarkan pada norma4 norma so!ial udaya yang dimiliki. 5.Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non (er al yang paling personal. <espon seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar elakang udaya, #enis hu ungan, #enis kelamin, usia dan harapan. 2.Teknik Komunikasi Terapeutik. 3da dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif $Stuart dan Sundeen, 199;' yaitu : 1.Semua komunikasi harus ditu#ukan untuk men#aga harga diri pem eri maupun penerima pesan. %.Komunikasi yang men!iptakan saling pengertian harus dilakukan le ih dahulu se elum mem erikan saran, informasi maupun masukan. Stuart dan Sundeen, $199;' mengidentifikasi teknik komunikasi terapeutik se agai erikut : 1.Mendengarkan dengan penuh perhatian. 2alam hal ini pera+at erusaha mengerti klien dengan !ara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Mendengar merupakan dasar utama dalam komunikasi. 2engan mendengar pera+at mengetahui perasaan klien. 0eri kesempatan le ih anyak pada klien untuk er i!ara. *era+at harus men#adi pendengar yang aktif. %.Menun#ukkan penerimaan. Menerima tidak erarti menyetu#ui, menerima erarti ersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menun#ukkan keraguan atau ketidaksetu#uan.

E.Menanyakan pertanyaan yang erkaitan. Tu#uan pera+at ertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien. F.Mengulangi u!apan klien dengan menggunakan kata4kata sendiri. Melalui pengulangan kem ali kata4kata klien, pera+at mem erikan umpan alik ah+a pera+at mengerti pesan klien dan erharap komunikasi dilan#utkan. 5.Mengklasifikasi. Klasifikasi ter#adi saat pera+at erusaha untuk men#elaskan dalam kata4kata ide atau pikiran yang tidak #elas dikatakan oleh klien. >.Memfokuskan. Metode ini ertu#uan untuk mem atasi ahan pem i!araan sehingga per!akapan men#adi le ih spesifik dan dimengerti. =.Menyatakan hasil o ser(asi. 2alam hal ini pera+at menguraikan kesan yang ditim ulkan oleh isyarat non (er al klien. ;.Mena+arkan informasi. Mem erikan tam ahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien yang ertu#uan memfasilitasi klien untuk mengam il keputusan. 9.2iam. 2iam akan mem erikan kesempatan kepada pera+at dan klien untuk mengorganisir. 2iam memungkinkan klien untuk erkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses informasi. 1&.Meringkas. Meringkas pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan se!ara singkat. 11.Mem eri penghargaan. *enghargaan #anganlah sampai men#adi e an untuk klien dalam arti #angan sampai klien erusaha keras dan melakukan segalanya demi untuk mendapatkan pu#ian dan persetu#uan atas per uatannya. 1%.Mem eri kesempatan kepada klien untuk memulai pem i!araan. Mem eri kesempatan kepada klien untuk erinisiatif dalam memilih topik pem i!araan. 1E.Mengan#urkan untuk meneruskan pem i!araan. Teknik ini mem erikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pem i!araan. 1F.Menempatkan ke#adian se!ara erurutan. Mengurutkan ke#adian se!ara teratur akan mem antu pera+at dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. 15.Mem erikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya 3pa ila pera+at ingin mengerti klien, maka pera+at harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien. 1>.<efleksi. <efleksi mem erikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya se agai agian dari dirinya sendiri. ?.1am atan Komunikasi Terapeutik. 1am atan komunikasi terapeutik dalam hal kema#uan hu ungan pera+at4klien terdiri dari tiga #enis utama : resistens, transferens, dan kontertransferens $1amid, 199;'. :ni tim ul dari er agai alasan dan mungkin ter#adi dalam entuk yang er eda, tetapi semuanya mengham at komunikasi terapeutik. *era+at harus segera mengatasinya. .leh karena itu ham atan ini menim ulkan perasaan tegang aik agi pera+at maupun agi klien. @ntuk le ih #elasnya marilah kita ahas satu4persatu mengenai ham atan komunikasi terapeutik itu.

1.<esisten. <esisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penye a ansietas yang dialaminya. <esisten merupakan keengganan alamiah atau penghindaran (er alisasi yang dipela#ari atau mengalami peristi+a yang menim ulkan masalah aspek diri seseorang. <esisten sering merupakan aki at dari ketidaksediaan klien untuk eru ah ketika ke utuhan untuk eru ah telah dirasakan. *erilaku resistens iasanya diperlihatkan oleh klien selama fase ker#a, karena fase ini sangat anyak erisi proses penyelesaian masalah. %.Transferens. Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap pera+at yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat yang paling menon#ol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran $displa!ement' yang maladaptif. 3da dua #enis utama reaksi ermusuhan dan tergantung. E.Kontertransferens. )aitu ke untuan terapeutik yang di uat oleh pera+at ukan oleh klien. Konterrtransferens meru#uk pada respon emosional spesifik oleh pera+at terhadap klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hu ungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. <eaksi ini iasanya er entuk salah satu dari tiga #enis reaksi sangat men!intai, reaksi sangat ermusuhan atau mem en!i dan reaksi sangat !emas sering kali digunakan se agai respon terhadap resisten klien. @ntuk mengatasi ham atan komunikasi terapeutik, pera+at harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hu ungan pera+at4klien $1amid, 199;'. 3+alnya, pera+at harus mempunyai pengetahuan tentang ham atan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menun#ukkan adanya ham atan terse ut. Latar elakang perilaku digali aik klien atau pera+at ertanggung #a+a terhadap ham atan terapeutik dan dampak negati(e pada proses terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai