Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan merupakan suatu sistem dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pada prinsipnya pelayanan keperawatan yanng diberikan oleh seorang perawat tidak terlepas dari cara individu memandang pelayanan dan tindakan keperawatan yang dilakukan. Dimana pelayanan keperawatan yang diberikan perawat harus memandang individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara menyeluruh yaitu bio-psiko-sosio-spiritual dengan menggunakan proses keperawatan. Cara pandang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan

menggunakan pendekatan berbagai model konseptual

dari berbagai ahli

dibidang keperawatan yanng sesuai dengan tatanan layanan di masyarakat, begitu pula dalam memberikan tindakan keperawatan tidak terlepas dari menggunakan pendekatan berbagai teori keperawatan , salah satunya adalah teori Calista Roy, yang dikenal dengan model adaptasi . Roy berfokus pada individu sebagai sebuah sistem adaptif biopsikologis yang menggunakan suatu siklus umpan balik input, troughput, dan output. okus individu termasuk anak, maka anak berada dalam konteks keluarga yang mempunyai tahap pertumbuhan dan perkembangan . Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur!fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, "aringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi #$D%$, &''&(.

Pembagian waktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. )antrok dan *ussen membaginya atas lima fase yaitu+ fase pranatal #saat dalam kandungan(, fase bayi #se"ak lahir sampai umur -. atau &/ bulan(, fase kanakkanak awal sampai umur 0 - 1 tahun, kadang-kadang disebut fase pra sekolah,

fase kanak-kanak tengah dan akhir, sampai umur -- tahun, sama dengan usia sekolah dasar terakhir fase rema"a yang merupakan transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa awal, antara umur -'!-2 sampai -.!&& tahun.

3eori perkembangan anak meliputi, Perkembangan Psikososial #4rikson(, perkembangan Psikoseksual # reud(, perkembangan Kognitif #Piaget(. Proses perkembangan anak tidak selamanya ber"alan sesuai dengan yang diharapkan. 5al ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya termasuk salah satunya adalah penyakit. %nak yang dirawat akan berespon dalam hospitalisasi, termasuk anak yang dirawat dengan penyakit gagal gin"al akut. 6agal gin"al akut adalah suatu keadaan klinis yang "umlah urinenya mendadak berkurang dibawah 2'' ml!m7 dalam sehari dan disertai gangguan fungsi gin"al lainnya. 4tiologinya adalah faktor prarenal adalah semua faktor yang menyebabkan peredaran darah ke gin"al berkurang dengan terdapatnya hipovolemia, faktor renal adalah faktor penyebab terbanyak. 3er"adi kerusakan di glomerulus atau tubulus sehingga faal gin"al langsung terganggu. 4tiologi yang lainnya yaitu faktor pascarenal, yaitu semua faktor pascarenal yang menyebabkan obstruksi pada saluran kemih, seperti kelainan bawaan, tumor, nefrolitiasis, keracunan "engkol dan sebagainya harus bersifat bilateral.

8ntuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dalam konteks keluarga dengan gagal gin"al akut, bisa diterapkan teori Roy dengan teori perkembangan anak, yang meliputi teori psikososial, kognitif dan psikoseksual. 9leh karena itu kelompok akan membahas tentang bagaimana aplikasi teori Roy dan teori perkembangan anak yang mengalami gagal gin"al akut.

TUJUAN 3u"uan 8mum penulisan makalah ini adalah menguraikan aplikasi teori keperawatan Roy dan teori perkembangan pada anak dengan penyakit gagal gin"al akut. 3u"uan Khusus+ a. :emahami konsep model teori Roy b. :emahami konsep perkembangan anak c. :emahami penyakit gagal gin"al akut pada anak d. :engaplikasikan teori keperawatan Roy dan teori perkembangan anak dengan penyakit gagal gin"al akut.

SISTEMATIKA PENULISAN :akalah ini terdiri dari / bab yang terdiri dari + bab $ pendahuluan, bab $$ tin"auan teoritis, bab $$$ pembahasan kasus, bab $ ; kesimpulan serta daftar pustaka.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. GAGAL GINJAL AKUT 1. Definisi 6agal gin"al akut adalah suatu keadaan klinis yang "umlah urinenya mendadak berkurang dibawah 2'' ml!m7 dalam sehari dan disertai gangguan fungsi gin"al lainnya.

2. Etiologi a. aktor prarenal %dalah semua faktor yang menyebabkan peredaran darah ke gin"al berkurang dengan terdapatnya hipovolemia, misalnya + -( Perdarahan karena trauma operasi &( Dehidrasi atau berkurangnya volume cairan ekstrakurikuler #dehidrasi pasca diare( 2( <erkumpulnya cairan interstitial di suatu daerah luka #kombustio, pascabedah yang cairannya berkumpul di daerah operasi, peritonitis dan proses eksudatif lain yang menyebabkan hipovolemia( <ila faktor prarenal dapat diatasi, maka faal gin"al men"adi normal kembali. 3etapi bila hipovolemia berlangsung terlalu lama maka akan ter"adi kerusakan pada parenkim gin"al.

b.

aktor renal aktor ini merupakan penyebab terbanyak. 3er"adi kerusakan di glomerulus atau tubulus sehingga faal gin"al langsung terganggu. Prosesnya dapat berlangsung cepat dan mendadak tetapi dapat "uga berlangsung perlahan-

lahan dan akhirnya mencapai stadium uremia. Kelainan di gin"al ini dapat merupakan lan"utan dari hipoperfusi prarenal dan iskemia kemudian menyebabkan nekrosis "aringan gin"al. <erbagai penyebab kelainan ini adalah +

-( Koagulasi intravascular )eperti pada sindrom hemolitik uremik, ren"atan sepsis dan ren"atan hemoragik. 5eparin digunakan untuk mengurangi thrombosis dan meluasnya kelainan di gin"al. &( 6lomerulopati #akut( )eperti glomerulonefritis akut pasca-streptokok, lupus nefritis, rapidly progressive glomerulonephritis, penolakan akut!kronis donor gin"al. 2( Penyakit neoplastik akut )eperti leukemia, limfoma dan tumor lain yang langsung menginfiltrasi gin"al dan menimbulkan kerusakan. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh hiperurisemia atau =antinuria. /( >ekrosis gin"al akut :isalnya nekrosis tubulus akut akibat ren"atan dan iskemia lama, nefrotoksin #kloroform, sublimat, insektisida organic, kloras kalikus, dll(, hemoglobinuria, dan mioglobinuria. 0( Pielonefritis akut ?arang menyebabkan gagal gin"al akut tetapi umumnya pielonefritis kronis berulang baik sebagai penyakit primer maupun sebagai komplikasi kelainan structural menyebabkan kehilangan faal gin"al secara progresif.

1( 6lomerulonefritis kronis dengan kehilangan fungsi progresif.

c.

aktor pascarenal )emua faktor pascarenal yang menyebabkan obstruksi pada saluran kemih, seperti kelainan bawaan, tumor, nefrolitiasis, keracunan "engkol dan sebagainya harus bersifat bilateral.

. M!nifest!si "linis 3emuan-temuan klinis yang terkait dengan gagal gin"al meliputi pucat #anemia(, penurunan curah urin, edema #garam dan air berlebihan(, hipertensi, muntah dan letargi #ensefalopati uremik(. Komplikasi 66% meliputi kelebihan beban volume dengan gagal "antung kongestif dan edema paru, aritmia, perdarahan saluran cerna yang disebabkan oleh ulkus stres atau gastritis, ke"ang-ke"ang, koma, dan perubahan perilaku.

#. Insi$ensi $!n P%e&!lensi Cukup sulit untuk menentukan insidens sesungguhnya akan 6agal 6in"al %kut pada anak, karena variasi dalam definisinya dari penelitian satu ke penelitian lainnya.Di <agian $lmu Kesehatan %nak K8$-R)C: ?akarta, dari 2. pasien 66% yang dilaporkan, -2 pasien #2/,&@( disebabkan oleh intoksikasi "engkol, -- #&.@( oleh sepsis, 0 #-2,&@( oleh gastroenteritis berat, & #0,&@( oleh syok dan & #0,&@( oleh bronkopneumonia berat. 6lomerulonefritis akut hanya ditemukan pada 2 anak #A,B@(.Di negara barat telah dilaporkan prevalensi terbanyak kasus 66% pada neonatus dikarenakan oleh asfiksia perinatal dan

syok. $nsidens 66% pada anak dengan umur lebih tua diperkirakan sekitar /!-''''' populasi. Pada anak pra-sekolah, diare yang diikuti oleh sindrom hemolitik-uremik adalah penyebab terbanyak dari 66% intrinsik!renal, terhitung 0'@ pada semua kasus di kelompok ini. 6lomerulonefritis adalah penyebab terbanyak 66% pada usia sekolah.

'. P!togenesis $!n P!tofisiologi Patogenesis 66% tergantung pada etiologinya, apakah prarenal, renal, atau pascarenal, karena ketiganya memiliki patogenesis yang berbeda. GGA (%!%en!l Karena berbagai sebab pra-renal volume sirkulasi darah total atau efektif menurun, curah "antung menurun, dengan akibat darah ke korteks gin"al menurun dan la"u filtrasi glomerulus menurun. 3etapi fungsi reabsorbsi tubulus terhadap air dan garam terus berlangsung. 9leh karena itu pada 66% prarenal ditemukan hasil pemeriksaan osmolalitas urin yang tinggi C2'' m9sm!kg dan konsentrasi natrium urin yang rendah D&' mmol!E serta fraksi ekskresi natrium # 4>a( yang rendah #D-@(. )ebaliknya bila telah ter"adi nekrosis tubulus #66% renal( maka daya reabsorbsi tubulus tidak berfungsi lagi. Ditemukan kadar osmolalitas urin yang rendah D2'' m9sm!kg sedangkan kadar natrium urin tinggi C&' mmol!E dan 4>a urin "uga tinggi #C-@(. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk membedakan apakah pasien 66% prarenal yang ter"adi sudah men"adi renal. 66% renal ter"adi apabila hipoperfusi prarenal tidak cepat ditanggulangi sehingga ter"adi kerusakan parenkim gin"al. <eberapa mekanisme ter"adi pada hipoperfusi. Peningkatan pelepasan renin dari aparatus "ukstaglomerularis menyebabkan peningkatan produksi aldosteron, dimana ter"adi peningkatan resorbsi natrium di tubulus kolektivus. )ebagai tambahan, penurunan volume cairan ekstraseluler menstimulasi pelepasan hormon antidiuretik #%D5(, ter"adilah peningkatan absorbsi air di medulla. 5asil akhirnya adalah penurunan volume urin, penurunan kadar natrium urin, dimana semua ini adalah karakteristik dari 66% prarenal.

Pembedaan ini penting karena 66% prarenal memberi respons diuresis pada pemberian cairan adekuat dengan atau tanpa diuretika. )edangkan pada 66% renal tidak. Penyebab tersering pada anak adalah dehidrasi berat karena muntah dan diare, perdarahan, luka bakar, syok septik, sindrom nefrotik, pembedahan "antung, dan gagal "antung. GGA %en!l <erdasarkan etiologi penyakit, penyebab 66% renal dapat dibagi men"adi beberapa kelompok, kelainan vaskular, glomerulus, tubulus, interstisial, dan anomali kongenital. 3ubulus gin"al karena merupakan tempat utama penggunaan energi pada gin"al, mudah mengalami kerusakan bila ter"adi iskemia atau oleh obat nefrotoksik oleh karena itu kelainan tubulus berupa nekrosis tubular akut adalah penyebab tersering dari 66% renal aal gin"al terdiri dari + a. b. aal glomerulus, yaitu filtrasi darah. aal tubulus, yaitu mengatur aliran dan konsentrasi urine. )elain itu mengatur keseimbangan asam-basa dengan pertukaran ion hydrogen, produksi ammonia dan reabsorbsi bikarbonat, mengatur pengeluaran elektrolit, asam amino dan asam organik. Pada gagal gin"al akut gangguan utama terletak pada faal tubulus, tetapi faal glomerulus mungkin turut terganggu pula. GGA (!s)! %en!l 5ambatan aliran urin dapat ter"adi pada berbagai tingkat, dari pelvis renalis hingga uretra dan dapat merupakan manifestasi dari malformasi kongenital, obstruksi intrinsik atau kompresi ekstrinsik dari traktus urinarius, dan neurogenic bladder. 66% pasca renal ter"adi ketika obstruksi melibatkan kedua gin"al atau satu gin"al pada orang dengan satu gin"al. Patofisiologi 66% pasca renal adalah multifaktor, melibatkan peningkatan tekanan hidrostatik pada ruang bowman, diikuti oleh perubahan aliran darah kapiler. 5asil akhir adalah penurunan filtrasi glomerulus. :irip dengan 66% prarenal, kerusakan parenkim gin"al dapat minimal, dan tergantung dari lamanya obstruksi

berlangsung serta sifat kepenuhan obstruksi. 66% pasca renal biasanya reversibel apabila dikenali dan dikoreksi secara dini. %daptasi fungsional gin"al terhadap obstruksi ter"adi se"alan dengan waktu. Pada stadium awal, aliran darah gin"al biasanya meningkat walaupun 6 R dan volume urin menurun. 9smolalitas urin dapat tinggi dengan konsentrasi natrium urin yang rendah seperti yang terlihat pada 66% prarenal. )tadium ini berlangsung cepat dan sering tidak dikenali. )tadium akhir ditandai dengan penurunan aliran darah ke gin"al dan disfungsi tubular sehingga menghasilkan urin yang encer dengan peningkatan konsentrasi natrium. 5ilangnya obstruksi pada fase awal 66% dapat mengakibatkan diuresis yang berlebihan, disini berperan faktor intrinsik dalam gin"al dan "uga akibat penumpukan cairan pada saat oligo!anuria. :akin lama obstruksi makin sedikit kemungkinan 6 R untuk pulih kembali. 9bstruksi kurang dari A hari sangat mungkin dapat mengalami perbaikan 6 R secara penuh, tetapi lebih lama kemungkinan ini bertambah sedikit. <ukti yang ada saat ini menun"ukkan bahwa obstruksi "agka pendek #A& "am( ternyata sudah menimbulkan kerusakan permanen pada nefron, dan pulihnya 6 R kembali normal adalah akibat dari hiperfiltrasi nefron yang masih sehat. 3ergantung pada dera"at dan durasi obstruksi, pengeluaran urin dapat bervariasi dari tidak sama sekali sampai beberapa liter per hari. 3etapi pengeluaran urin sa"a tidak dapat dipakai untuk membedakan 66% pascarenal dari 66% prarenal dan renal!intrinsik. Di $ndonesia 66% pascarenal didapat biasanya adalah akibat dari kristal "engkol #intoksikasi "engkol(.

*. +!se GGA se)!%! "linis a. ase oliguria!anuria -( ?umlah urine berkurang sampai -' F 2' ml sehari dan umumnya tidak sampai anuria &( 9liguria dapat berlangsung / F 0 hari!lebih dan kadang-kadang sampai - bulan

2( Eambat laun ge"ala uremia men"adi nyata + pusing, muntah, apati sampai somnolen, rasa haus, pernafasan Kussmaul, anemia, ke"ang, dsb. /( Kadar ureum meningkat, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiponatremia dan asidosis metabolik. b. ase diuretic -( ase ini berlangsung sekitar & minggu

&( Diuresis dapat timbul mendadak atau urine bertambah tiap hari sehingga mencapai keadaan poliuria. 2( Penyebab dieresis + a( Kadar ureum dalam darah tinggi #dieresis osmotic( b( aal tubulus belum baik

c( Pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan disertai elektrolit seperti natrium, kalium dan klorida. d( Kemungkinan ter"adi dehidrasi c. ase penyembuhan!fase pascadiuretik -( Poliuria dan ge"ala uremia berkurang &( Dalam beberapa minggu faal glomerulus dan tubulus men"adi naik, tetapi masih ada kelainan kecil 2( *ang paling lama terganggu adalah daya mengkonsentrasi urine /( Kadang-kadang faal gin"al tidak men"adi normal lagi dan albuminuria tetap ditemukan

,. Pe-e%i"s!!n Di!gnosti" 8ntuk mengetahui keadaan gin"al, dilakukan +

a. Pemeriksaan urine -( Pembuatan urine dimulai saat fetus berumur B minggu. <iasanya pada neonatus miksi baru ada pada umur -& "am. ?umlah urine pada anak dapat dilihat pada tabel berikut + T!.el 1. J/-l!0 U%ine (!$! !n!" (e% 2# 1!U-/% 5ari pertama F kedua 5ari ketiga F -' 5ari ke--' F & bulan & bulan F - tahun - F 2 tahun 2 F 0 tahun 0 F . tahun . F -/ tahun J/-l!0 U%ine 2' F 1' ml -'' F 2'' ml &0' F /0' ml /'' F 0'' ml 0'' F 1'' ml 1'' F A'' ml 10' F A'' ml .'' F -/'' ml

&( <erat ?enis 8rine Pada hari pertama berat "enis tinggi #-.'-&(, kemudian setelah neonatus mulai minum susu atau %)$ maka berat "enis men"adi -.''& F -.''1. <erat "enis kemudian men"adi lebih tinggi bila bayi dapat makanan padat. 2( Garna 8rine )ampai umur & tahun warna urine agak kemerah-merahan karena asam urat, kemudian berwarna kuning tetapi lebih terang dari urine orang dewasa. /( p5 #0,' F A,'( Reaksi urine pada bayi baru lahir adalah asam dan kemudian men"adi netral. Pada pagi hari urine kurang asam dibandingkan urine sore hari.

0( )edimen <ila 0 F -' ml urine segar dipusingkan selama 2 F 0 menit, maka akan terdapat dalam sedimen sel darah merah kurang dari 2 butir, darah putih paling banyak 0 butir, - torak #cast( setiap lapangan pandangan besar #EP<(. Kadang-kadang tampak Kristal.

b. 8"i fungsi glomerulus -( 8"i kecepatan filtrasi glomerulus #Glomerular Filtration Rate, GFR( )ecara tepat 6 R ditentunkan dengan menggunakan inulin dan vitamin <-&, tetapi pemeriksaan ini membutuhkan waktu lama dan tidak menyenangkan bagi pasien. 9leh karena itu untuk menentukan 6 R umumny dipakai klerens urea dan klerens kreatinin. &( 8"i Klerens urea + 8"i menurut ;an )lyke %nak tidak diberik makanan tetapi hanya minum terus menerus selama beberapa "am #sebanyak -'' ml setiap -0 F &' menit(. <ila tercapai dieresis yang tetap maka anak disuruh kencing & kali!lebih selama "am dan antara & porsi kencing diperiksa kadar ureum dalam plasma. ?umlah urine sekurang-kurangnya & ml!menit #untuk anak dibawah umur & tahun sebanyak -,' ml!menit(. Dalam keadaan normal klerens urea /. F A0 ml!menit!-,A2 m7. Pada penilaian u"i fungsi gin"al, dipakai ukuran -,A2 m7 yang sama dengan permukaan orang dewasa. 2( 8"i Klerens kreatinin ;esika urinaria dikosongkan pada "am '..'' pagi, urine dibuang, kemudian selama &/ "am urine dikumpulkan dalam sebuah botol. )elama urine dikumpulkan diambil - kali darah untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah.

c. 8"i fungsi tubulus

-( 8"i fenolsulfonftalein Pemeriksaan ini sederhana tapi tidak seteliti pemeriksaan lain. Dalam keadaan normal, sekitar B/@ fenolsulfonftalein yang disuntikkan dalam darah dikeluarkan oleh tubulus. Pengeluaran fenolsulfonftalein yang kurang menun"ukkan "umlah darah yang mengalir ke gin"al kurang atau karena fungsi tubulus yang kurang baik. &( 8"i konsentrasi 8"i konsentrasi memperlihatkan kesanggupan tubulus dibagian distal untuk mengkonsentrasikan urine pada pemberian cairan yang sedikit. Dengan u"i konsentrasi maka berat "enis urine akan meningkat C -.'&2 atau osmolaritas urine antara 0'' F -/'' m9sm!l. 2( 8"i %ddis count Caranya + Pada "am '..'' pagi anak diberi sarapan biasa. )etelah itu tidak diberi cairan lagi sampai selesai. %nak mendapat makanan siang dan makanan malam yang kering. Pada "am &'.'' malam anak disuruh kencing dan urine ini dibuang. Kemudian kencing dikumpulkan sampai esok harinya "am '..'' pagi. Pada anak sehat akan terdapat kurang dari 0''.''' eritrosit, - "uta leukosit, -'.''' torak dan kurang dari 0' mg protein setiap -& "am urine, berat "enis lebih besar dari -.'&-, p5 kurang dari 1,'. /( 8"i ekskresi ion hydrogen Dilakukan dengan memberi >5/CE oral supaya ter"adi asidosis dan kemudian dilakukan pemeriksaan bikarbonat plasma #H p5 darah(, bikarbonat urine, keasaman urine dan p5 urine. <ila diberi makanan biasa dalam keadaan normal terdapat p5 urine + 1. Pada asidosis metabolic, p5 urine men"adi kurang dari 0, pada asidosis yang lama atau berat minimum p5 urine + /,1 F 0,/. 0( Reabsorbsi glukosa

6lukosa disaring oleh glomerulus dan kemudian secara aktif diabsorbsi kembali oleh tubulus proksimal. <ila kadar glukosa dalam plasma melebihi -.' mg@ maka glukosa tidak semua diabsorbsi kembali sehingga akan terdapat dalam urine. Kadar glukosa ditentukan selama puasa, sesudah makan dan selama u"i toleransi glukosa, glukosa dalam urine selama ini ditentukan pula. Dengan demikian terdapat korelasi antara ekskresi glukosa dan kadar glukosa dalam darah.

d. Pembiakan kuman Dilakukan untuk membuktikan adanya infeksi di traktus urinarius. 8rine yang dibiakkan, diperoleh secara steril setelah genitalia dibersihkan, urine dikumpulkan dalam tabung steril, dengan urine pancar tengah atau kateterisasi atau dapat pula diperoleh dengan mengadakan pungsi pada daerah suprapubik. Pada anak besar dapat yang dapat disuruh kencing biasanya diambil dengan cara urine pancar tengah. Penilaian hasil biakan + -( Dengan urine pancar tengah a( <ila "umlah koloni kurang dari -'.'''!ml urine berarti kontaminasi b( <ila "umlah koloni -'.''' F -''.'''!ml urine berarti meragukan dan pemeriksaan harus diulangi c( <ila "umlah koloni lebih dari -''.'''!ml urine berarti ada infeksi &( Dengan pungsi suprapubik, hasil &'' koloni!ml urine sudah dianggap ada infeksi.

e. Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kelainan struktur gin"al, mengikuti per"alanan penyakit gin"al tertentu dan menilai fungsi gin"al. -( oto polos abdomen + terlihat bentuk, besar dan letak gin"al

&( Pielografi intravena #P$;( + terlihat cara mengekskresikan cairan kontras, bentuk kaliks, pielum dan ureter 2( Pielografi retrograde + dilakukan untuk mendapatkan kedua gambaran gin"al dan ureter "ika ter"adi sumbatan traktur urinarius /( :iksiosisto-8retrografi #:)8( dilakukan bila secara klinis diduga terdapat penyakit pada bagian bawah traktus urinarius, bila ada infeksi traktus urinarius yang berulang atau bila ada ge"ala penyakit gin"al yang tidak "elas. Dengan :)8 dapat dilihat gambaran refluks vesikoureter atau kelainan!sumbatan uretra. <ila masih terlihat kontras setelah /. "am, maka hal ini berarti terdapat retensio urine. 0( %ngiografi renal, memperlihatkan arteri renalis dan percabangannya. 1( Radio-isotop renografi, memperlihatkan fungsi "aringan gin"al. Dengan cara ini dapat dibuktikan adanya penyakit gin"al kronis, stenosis arteri renalis, penyumbatan traktus urinarius, hidronefrosis. Cara ini digunakan untuk mencari sebab hipertensi renal, diagnosis banding berbagai penyakit gin"al, sebab gagal gin"al akut dan sebab kegagalan pencangkokan gin"al. A( 8ltrasonografi #8)6( banyak dipakai untuk melihat besar dan bentuk gin"al, "uga apakah ada pembesaran!tumor yang disebabkan masa padat atau kistik atau hidronefrosis.

f.

<iopsy gin"al.

>ilai normal fungsi gin"al anak dapat dilihat pada tabel berikut ini + T!.el 2. Nil!i No%-!l +/ngsi Gin1!l (!$! B!2i Se0!t s!-(!i /-/% 12 ./l!n +/ngsi gin1!l 6 R Kon$isi !n!" <ayi premature #kurang bulan( NILAI 2 F 0 ml!menit nilai dewasa( 0 F A ml!menit <ayi cukup bulan 8reum darah Kreatinin darah #&0 F 0'@ dari nilai dewasa( -' F 2' mg@ ',& F - mg@ <erat "enis urine Konsentrasi maks -.'-1 p5 darah H A,2/ pC9& darah H 2A mm5g C9& total darah H && m:ol!l -.''- F -.''1 Pada 2 bln bulan-bulan p5, dan pCo& 5C92 men"adi pertama. Pada umur darah berubah tahun Pada pertama bulan-bulan orang Pada umur & thn nilai ini berubah men"adi nilai pada anak dan dewasa Kete%!ng!n Pada umur 1 bln ini berubah

#-0 F 0'@ dari nilai

orang men"adi nilai pada anak dan dewasa

nilai pada umur -

T!.el . Nil!i No%-!l +/ngsi Gin1!l (!$! An!" Be%/-/% 3 1 t!0/n $!n De4!s!

+/ngsi gin1!l 6 R Klerens 8rea :aks. Kreatinin darah 8reum darah <erat "enis urine 4kskresi glukosa Titrable acidity 4kskrasi protein 4kskresi 5 4kskresi ammonium p5 urine minimum

NILAI A0 F -1 0 ml!menit 1' F A'@ dari 6 R Eaki-laki + ',1 F -,2 mg@ Perempuan + ',/ F -,- mg@ &' F /' mg@ -.'&/ #setelah tidak diberi cairan &' "am( Puasa + ',- mg!menit atau -' mg@ :akan biasa + &'' mg!&/ "am &' F -'' mg!&/ "am 1' F -&0 4I!menit &' F 0' 4I!menit 2' F A0 4I!menit 0,2

5. Pen!t!l!"s!n!!n g!g!l gin1!l !"/t GGA pra-renal Pada 66% pra-renal terapi tergantung etiologinya. Pada keadaan tertentu perlu dilakukan pengukuran tekanan vena sentral (CVP=Central Venous Pressure) untuk evaluasi hipovolemia. C;P normal J 1-&' cm5&9. <ila C;P D0cm5&9 menun"ukkan adanya hipovolemia. C;P "uga dipakai untuk memantau hasil pengobatan, apakah cairan yang telah diberikan telah mencukupi. ?enis cairan tergantung etiologi hipovolemia. Pada gastroenteritis diberikan Ringer Eaktat atau Darrew glukosa sesuai protokol. Pada syok hemoragik diberikan transfusi darah. Pada syok yang ter"adi pada sindrom nefrotik akibat hipoalbuminemia diberikan infus albumin atau plasma. Pada dehidrasi yang tidak "elas sebabnya sebaiknya diberikan Ringer Eaktat &' ml!kg<< dalam waktu - "am. <iasanya ter"adi diuresis setelah &-/ "am pemberian terapi rehidrasi.

GGA pasca renal <ila ditemukan 66% pasca renal pada 8)6 maka perlu ditentukan lokalisasi obstruksi dengan pielografi antegrad atau retrograd. 3indakan bedah tergantung pada situasi, dapat bertahap dengan melakukan nefrostomi dulu untuk mengeluarkan urin dan memperbaiki keadaan umum atau segera melakukan pembedahan definitif dengan menghilangkan obstruksinya. GGA renal 3u"uan pengobatan pada 66% renal adalah mempertahankan homeostasis tubuh sambil menunggu gin"al berfungsi kembali. Pemantauan yang perlu dilakukan adalah+ -. 3anda-tanda vital+ tensi, nadi, pernafasan, ritme "antung &. pemeriksaan darah, 5b, 5t, trombosit 2. darah ureum dan kreatinin /. elektrolit + K, >a, Cl, Ca, P dan asam urat 0. analisis gas darah 1. pengukuran diuresis

3erapi 66% renal dapat dibagi dua yaitu+ -. 3erapi konservatif &. 3indakan dialisis Te%!(i Konse%&!tif -. 3erapi cairan dan kalori Pemberian cairan diperhitungkan berdasarkan insensible water loss #$GE(H "umlah urin - hari sebelumnya ditambah dengan cairan yang keluar bersama muntah, feses, selang nasogastrik, dll. dan dikoreksi dengan kenaikan suhu tubuh setiap -oC sebanyak -&@ berat badan. Perhitungan $GE didasarkan pada caloric e=penditure yaitu sebagai berikut, <erat badan '--' kg+ -'' kal!kg<<!hari -&-&'kg+ -''' kal H 0' kal!kg<<!hari diatas -' kg<<

&' kg + -0'' kal H &' kal!kg<<!hari diatas &' kg<< ?umlah $GE J &0 ml per -'' kal )ecara praktis dapat dipakai perkiraan perhitungan sebagai berikut+ >eonatus J 0' ml!kg<<!hari <ayi D- tahun J /' ml!kg<<!hari %nak D0 tahun J 2' ml!kg<<!hari %nak C0 tahun J &' ml!kg<<!hari Cairan sebaiknya diberikan per oral kecuali bila penderita sering muntah diberikan infus. ?enis cairan yang dipakai ialah+ Pada penderita anuria glukosa -'-&'@ Pada penderita oligouria glukosa #-'@(->aCl J 2+<ila dipakai vena sentral dapat diberikan larutan glukosa 2'-/'@. ?umlah kalori minimal yang harus diberikan untuk mencegah katabolisme ialah /'' kal!m&!hari. &. %sidosis <ila hasil pemeriksaan analisis gas darah menun"ukkan hasil asidosis metabolik, dikoreksi dengan cairan natrium bikarbonat sesuai dengan hasil analisis gas darah yaitu+ <4 = << = ',2 #m4I( %tau kalau hal ini tidak memungkinkan maka dapat diberikan koreksi buta &-2 m4I!kg<<!hari. <ila terapi konservatif tetap berlangsung lebih dari 2 hari harus dipertimbangkan pemberian emulsi lemak dan protein ',0-g!kg<<!hari. Pemberian protein kemudian dinaikkan sesuai dengan "umlah diuresis. 2. 5iperkalemia 5iperkalemia perlu segera ditanggulangi karena bisa membahayakan "iwa

penderita. <ila kadar K serum 0,0-A,' m4I!E perlu diberi kaye=alat yaitu suatu kation e=change resin #Resonium %( - g!kg<< per oral atau per rektal /= sehari. <ila kadar K CA mg!E atau ada kelainan 4K6 #berupa gelombang 3 yang meruncing, peman"angan interval PR dan pelebaran kompleks KR)(,atau aritmia "antung perlu diberikan+ L 6lukonas kalsikus -'@ ',0 ml!kg<< i.v. dalam 0--' menit L >atrium bikarbonat A,0@ &,0 m4I!kg<< i.v. dalam -'--0 menit <ila hiperkalemia tetap ada diberi glukosa &'@ per infus ditambah insulin ',0 unit!gram glukosa sambil menyiapkan dialisis. /. 5iponatremia 5iponatremia D-2' m4I!E sering ditemukan karena pemberian cairan yang berlebihan sebelumnya dan cukup dikoreksi dengan restriksi cairan. <ila disertai dengan ge"ala serebral maka perlu dikoreksi dengan cairan >aCl hipertonik 2@ #',0 mmol!ml(. Pemberian >atrium dihitung dengan rumus, >a #mmol( J #-/' F >a( = ',1 = << Diberikan hanya separuhnya untuk mencegah ter"adinya hipertensi dan overload cairan. Pendapat lain mengan"urkan koreksi natrium cuku sampai natrium serum -&0 m4I!E sehingga pemberian >a J #-&0 F >a serum( = ',1 = <<. 0. 3etani <ila timbul ge"ala tetani akibat hipokalsemia perlu diberikan glukonas kalsikus -'@ i.v. ',0 ml!kg<< pelan-pelan 0--' menit, dilan"utkan dengan dosis rumat kalsium oral --/ gram!hari. 8ntuk mencegah ter"adinya tetani akibat koreksi asidosis dengan bikarbonas natrikus, maka sebaiknya diberikan glukonas kalsikus i.v. segera sebelum diberikan pemberian alkali. 1. Ke"ang <ila ter"adi ke"ang dapat diberikan DiaMepam ',2-',0 mg!kg<< i.v. dan dilan"utkan dengan dosis rumat luminal /-. mg!kg<<!hari atau difenilhidantoin . mg!kg<<. Ke"ang pada 66% dapat disebabkan oleh gangguan elektrolit

hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia atau karena hipertensi!uremia. A. %nemia 3ransfusi dilakukan bila kadar 5b D 1 g!dE atau 5t D &'@, sebaiknya diberikan packed red cell #-' ml!kg<<( untuk mengurangi penambahan volume darah dengan tetesan lambat /-1 "am #lebih kurang -' tetes!menit(. Pemberian transfusi darah yang terlalu cepat dapat menambah beban volume dengan cepat dan menimbulkan hipertensi, gagal "antung kongestif, dan edema paru. #-&( .. 5ipertensi 5ipertensi ditanggulangi dengan diuretika, bila perlu dikombinasi dengan kaptopril ',2 mg!kg<<!kali. Pada hipertensi krisis dapat diberikan klonidin drip atau nifedipin sublingual #',2 mg!kg<<!kali( atau nitroprusid natrium ',0 mg!kg<<!menit. B. 4dema paru 4dema paru merupakan hal yang sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat, sebagai tindakan percobaan dapat diberikan furosemid i.v. - mg!kg<< disertai dengan torniket dan flebotomi. Disamping itu dapat diberikan morfin ',- mg!kg<<. <ila tindakan tersebut tidak memberi hasil yang efektif, dalam waktu &' menit, maka dialisis harus segera dilakukan. -'. %sam urat serum %sam urat serum dapat meningkat sampai -'-&0 mg@, kadang-kadang sampai 0' mg@, untuk itu perlu diberi alupurinol dengan dosis -''-&'' mg!hari pada anak umur D. tahun dan &''-2'' mg!hari diatas . tahun. Te%!(i $i!lisis $ndikasi dialisis pada anak dengan 66% ialah+ -( Kadar ureum darah C&'' mg@ &( 5iperkalemia CA,0 m4I!E 2( <ikarbonas serum D-& m4I!E

/( %danya ge"ala-ge"ala overhidrasi+ edema paru, dekompensasi "antung dan hipertensi yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan. 0( Perburukan keadaan umum dengan ge"ala uremia berat+ perdarahan, kesadaran menurun sampai koma. Dialisis dapat dilakukan dengan dialisis peritoneal atau hemodialisis. Dialisis Peritoneal #DP( mudah dilakukan pada anak terutama bayi kecil, tidak memerlukan alat yang canggih dan dapat dilakukan didaerah terpencil. Karena itu DP lebih banyak dipakai pada anak. 5emodialisis #5D( mempunyai keuntungan dapat lebih cepat memperbaiki kelainan biokimia dalam darah. Pada pasien yang baru sa"a mengalami operasi intra abdomen, 5D dapat dipakai sedangkan PD tidak.

B. MODEL ADAPTASI RO6 Roy berfokus pada individu sebagai sebuah sistem adaptif biopsikologis yang menggunakan suatu siklus umpan balik input, troughput, dan output. <aik individu maupun lingkungan adalah sumber stimulus yang memerlukan modifikasi untuk meningkatkan adaptasi, suatu respons bertu"uan yang kontinu. Respon adaptif berperan dalam kesehatan, yang didefinisikannya sebagai proses yang sedang dan akan terintegrasi, respons yang tidak efektif atau tidak adaptif tidak berperan dalam kesehatan. 3iap tingkat adaptasi seseorang bersifat unik dan berubah secara konstan.

)ebagai suatu sistem terbuka, individu menerima input atau stimulus baik dari diri sendiri maupun lingkungan. Roy mengidentifikasi 2 kelas stimulus + -. )timulus fokal, stimulus internal atau eksternal yang paling segera diterima seseorang dan berperan pada perilaku &. )timulus kontekstual, semua stimulus internal atau eksternal selain stimulus fokal 2. )timulus residual, suatu keyakinan, sikap atau sifat yang memiliki efek tidak "elas pada perilaku seseorang, tetapi efeknya tidak dapat divalidasi. Throughput memanfaatkan #-( proses seseorang, yaitu mekanisme control yang digunakan seseorang sebagai suatu sistem adaptif, dan #&( efektor seseorang, yang mengacu pada fungsi fisiologis, konsep diri dan fungsi peran yang terlibat dalam adaptasi. utput dari sistem mengacu pada perilaku individu, yang dapat berupa respon yang tidak efektif, seperti tidak mengikuti terapi yang dian"urkan. atau respons ini memberikan umpan balik untuk sistem. )istem adaptif Roy terdiri dari & sub-sistem yang saling berhubungan, yaitu + -. )ub-sistem primer, adalah suatu proses kontrol internal atau fungsional. Roy memandang sub-sistem primer berikut ini sebagai metode koping. )ub sistem primer terdiri dari + a. Regulator, memproses input secara otomatis melalui saluran endokrin kimia otak. b. Kognator, memproses input melalui "alur kognitif, seperti persepsi, pemrosesan informasi, bela"ar, penilaian dan emosi. &. )ub-sistem sekunder, adalah suatu sistem efektor yang menun"ukkan aktivitas kognator dan regulator. )ub-sistem sekunder ini terdiri dari / model adaptif + a. :odel fisiologis utput

:encakup kebutuhan fisiologis dasar tubuh dan cara beradaptasi terkait dengan cairan dan elektrolit, aktivitas dan beristirahat, sirkulasi dan oksigen, nutrisi dan eliminasi, perlindungan, indera, fungsi neurologi dan endokrin. b. :odel konsep diri :encakup & komponen + diri fisik, yang mencakup sensasi dan citra tubuh serta diri pribadi, yang mencakup ideal diri, konsistensi diri dan etika moral diri. c. :odel fungsi peran Ditentukan oleh kebutuhan akan integritas sosial dan mengacu pada pelaksanaan tugas yang berlandaskan pada posisi yang diberikan dalam masyarakat. d. :odel interdependen :elibatkan hubungan seseorang dengan orang dekat dan sistem pendukung yang memberikan bantuan, kasih sayang dan perhatian. S"e-! teo%i Ro2 6ambaran lebih lan"ut tentang teori Roy di"abarkan dalam gamber berikut ini + $>P83 Proses control 4 4C39R 983P83

S T I M U L U S

ocal #stressor(

%D%P3$ Regulator :odel %daptasi R4)P9>

Kontekstual #eksterna(

3ingkat adaptasi isiologis Cognator Konsep diri

Residual #interna(

ungsi peran $nterde

$>4 4C3$ R4)P9>)4

H/./ng!n Mo$el $eng!n P!%!$ig-! Ke(e%!4!t!n eedback -. :anusia :enurut Roy manusia terus berinteraksi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. :anusia selalu mengupayakan keseimbangan bio-psikososial. :anusia adalah sistem adaptif yang kompleks karena adaptasi terhadap perubahan lingkungan ter"adi melalui proses internal #kognator dan regulator(. Proses ini dapat mengarah pada / cara adaptasi yang berbeda, yaitu fisiologis, konsep diri, perilaku peran dan interdependen. &. Eingkungan Eingkungan yang mengacu pada semua kondisi, situasi dan pengaruh yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok. Eingkungan adalah faktor dinamik, yang terus mengalami perubahan. 2. )ehat dan sakit Roy memandang NsehatO sebagai suatu kondisi, dan proses ketika seseorang men"adi individu yang terintegrasi dan utuh. $de utama dari keutuhan tersebut adalah mampu menggunakan dan mengembangkan potensial individu untuk mendapatkan manfaat yang terbaik. %daptasi meningkatkan integritas seseorang dan oleh karena itu dapat dipandang sebagai meningkatkan kesehatan dan kese"ahteraan individu. <ukannya melihat NsakitO sebagai kondisi yang bertentangan dengan sehat, Roy memilih untuk melihatnya sebagai salah satu aspek yang membentuk pengalaman hidup total dari seseorang. )akit biasanya ter"adi "ika terdapat perilaku koping yang tidak efektif. /. Keperawatan Keperawatan dipandang sebagai mekanisme pengaturan eksternal ketika perawat memanipulasi stimulus dengan cara sedemikan rupa sehingga pasien dapat beradaptasi seadekuat mungkin. 3u"uan dari keperawatan adalah

untuk meningkatkan adaptasi pasien, karena adaptasi memiliki efek yang positif pada kesehatan. Dalam proses keperawatan, yang harus berorientasi pada tu"uan dan sistematik, Roy mengidentifikasi 1 tahap.

P%oses Ke(e%!4!t!n -. Pengka"ian perilaku :eliputi pengumpulan data tentang perilaku seseorang sebagai suatu sistem adaptasi di setiap model adaptasi. Perilaku manusia dalam / model tersebut diatas diobservasi, kemudian perilaku yang muncul dibandingkan dengan kondisi normal lalu dipertimbangkan apakah perilaku tersebut adaptif atau inefektif. &. Pengka"ian stimulus 3ahap men"adi+ a. okal, stimulus yang paling segera diterima seseorang ini mengidentifikasikan perilaku stimulus internal dan eksternal yang

mempengaruhi

adaptasi

seseorang.

)timulus

diklasifikasikan

b. Kontekstual, semua stimulus lain yang muncul dan mempengaruhi situasi c. Residual, stimulus yang memiliki efek tidak "elas terhadap suatu situasi 2. Diagnosa keperawatan 3ahap formulasi pernyataan yang menginterpretasikan data tentang status adaptasi seseorang, termasuk perilaku dan stimulus yang paling relevan. /. Penetapan 3u"uan

Pada tahap ini ditetapkan pernyataan yang "elas tentang tu"uan perilaku dari asuhan keperawatan yang dilakukan. 3u"uan perlu realistis dan dapat dicapai serta dirancang berdasarkan kolaborasi dengan manusia. 0. $ntervensi :erupakan pertimbangan tentang cara terbaik membantu seseorang untuk mencapai tu"uan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini stimulus dimanipulasi. 1. 4valuasi :enilai keefektifan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan perilaku setelah intervensi keperawatan tersebut dibandingkan dengan tu"uan yang telah ditetapkan. Dera"at perubahan ditentukan, sebagaimana dibuktikan oleh adanya perubahan perilaku. Perilaku yang inefektif dika"i ulang, dan intervensi disesuaikan.

BAB III PEMBAHASAN A. K!s/s %nak N<O usia -' tahun dibawa ke rumah sakit oleh orangtuanya dengan keluhan lemah, pucat dan terlihat mengantuk, ada muntah dan mata anak terlihat bengkak, nafasnya tersengal-sengal. %nak "uga tidak mau makan. 9rangtua mengatakan anaknya tidak kencing-kencing padahal minumnya banyak karena anak mengeluh haus terus-menerus. Kemudian anak "uga tidak bisa tidur dan istirahat. 5asil pemeriksaan tanda-tanda vital + 3D meningkat, suhu normal, RR meningkat dan nadi meningkat. didiagnosa 6agal 6in"al %kut. %nak

B. K!it!n !nt!%! K!s/s $eng!n T0eo%2 Ro2 1. In(/t a. )timulus okal -( Kerusakan di glomerulus atau tubulus gin"al yang mengakibatkan oliguria!anuria &( 5ospitalisasi 2( 3indakan invasive berupa pemasangan kateter, infuse,

oksigenisasi dan pemberian obat-obatan /( Kontak dengan dokter, perawat dan tim medis lain b. )timulus Kontekstual -( 8sia anak -' tahun &( 3ahap pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah Perkembangan motorik kasar bersepeda, sepatu roda, papan luncur, kemampuan berlari dan melompat meningkat secara progresif Perkembangan motorik halus menulis tanpa merangkai huruf, menguasai lebih besar keterampilan dan video games, kemampuan bermain komputer Perkembangan psikososial #industri vs inferiority( hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga mencakup teman sekolah dan guru, anak usia sekolah terikat dengan tugas dan aktivitas yang dapat ia selesaikan, hubungan sosial men"adi sumber pendukung yang penting semakin meningkat, hubungan dengan teman sebaya memegang peranan penting yang baru, bermain men"adi lebih kompetitif dan kompleks

Perkembangan psikoseksual perkembangan

harga diri

berkaitan erat dengan perkembangan keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai dan menghargai seseorang, anak memperoleh lebih banyak pengetahuan dan sikap mengenai seks Perkembangan kognitif tahap konkret operasional #piaget(, transisi dari egosentris ke pemikiran ob"ektif, berfokus pada kenyataan fisik saat ini disertai ketidakmampuan melihat untuk melebihi kondisi saat ini, perkembangan prinsip konservasi 2( 9rang tua!Keluarga /( $solasi sosial c. )timulus Residual )ikap dan pengetahuan anak dan keluarga tentang penyakit, pengobatan dan prognosis 66% d. 3ingkat adaptasi maladaptive + mekanisme koping inefektif sehingga perilaku

2. T0%o/g0(/t a. :ekanisme koping -( Regulator Karena kerusakan glomerulus atau tubulus gin"al maka ter"adi kadar ureum meningkat, hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiponatremia dan asidosis metabolik &( Kognator %nak usia sekolah hanya berfokus pada kenyataan bahwa dirinya saat ini sedang sakit sehingga dia tidak bisa beraktivitas seperti teman-teman sebayanya. %nak usia sekolah belum bisa

memprediksikan apa yang akan ter"adi dengan kondisi sakitnya sehingga anak mengalami kecemasan.

b.

Perilaku koping -( isiologis 6e"ala uremia + muntah, somnolen, rasa haus berlebihan, pernafasan Kussmaul #karena asidosis metabolic(, pucat dan bengkak pada palpebra mata. &( Konsep diri %nak usia sekolah menun"ukkan sikap bosan, menutup diri, isolasi karena berpisah dengan keluarga dan teman sebaya serta depresi. )elain itu "uga memperlihatkan agresi, iritabilitas dan ketidakmampuan dalam berhubungan dengan saudara kandung atau teman sebaya. 2( Perilaku peran <ahwa anak usia sekolah tergantung dengan orang tua!keluarga dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Rawat inap mengakibatkan anak usia sekolah tidak bermain dengan teman sebayanya dan men"alankan perannya sebagai anak sekolah. /( $nterdependensi Pada anak usia sekolah selain orang tua atau keluarga mereka "uga membutuhkan teman sebayanya.

. O/t(/t %daptasi dan respon tidak efektif

#.

P%oses Ke(e%!4!t!n a. Pengka"ian perilaku %nak terlihat lemah, tidak mau makan, nafasnya tersengal-sengal, tidak kencing-kencing walaupun anak banyak minum dan tidak bisa tidur atau istirahat. Perilaku tidak adaptif. b. Pengka"ian stimulus -( okal + kerusakan glomerulus atau tubulus gin"al sehingga anak harus dirawat inap dan dilakukan tindakan pemasangan kateter, infuse, oksigenisasi dan pemberian obat-obatan. &( Kontekstual + anak berusia -' tahun. Karena hospitalisasi anak tidak bisa melaksanakan aktivitas sekolah dan bermain. 2( Residual + Pengetahuan orangtua tentang penyakit anak

c. Diagnosa Keperawatan a. D= -.6angguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d.

penurunan la"u 3u"uan+ a.

filtrasi glomerulus! regulasi gin"al

anak akan mempertahankan keseimbangan cairan

b.

anak akan mempertahankan volume cairan secara adekuat melalui regulasi intake cairan

$ntervensi+ a. b. c. d. 3imbang berat badan setiap hari %mati pengeluaran urine Catat dan ka"i intake dan output cairan Eakukan strategi untuk mencegah masukan yang tak diinginkan e. f. g. h. i. Ka"i urine terhadap hematuria dan berat "enis <antu dalam dialysis #"ika diperlukan( <erikan cairan intravena atau oral sesuai indikasi Pentau secara ketat aliran !tetesan infuse <erikan keamanan bila ter"adi kenaikan kadar <8> dan kreatinin ". k. l. Pantau tanda dan ge"ala akumulasi toksik obat %uskultasi paru terhadap krakles dan edema perifer Pantau kema"uan terapi

4valuasi + %nak tidak menun"ukkan bukti atau komplikasi akumulasi cairan dan produk sisa. b. D= &+ Resiko tinggi infeksi b.d penurunan pertahanan tubuh, kelebihan beban cairan dan proses penyakit 3u"uan+ %nak tidak mendapatkan infeksi $ntervensi+ a. %mati tanda dan ge"ala infeksi

b. Pantau frekwensi pernafasan dan bunyi nafas c. Eindungi anak dari kontak dengan individu yang terinfeksi d. 9bservasi asepsis medis e. ?aga anak agar tetap hangat dan kering. 4valuasi+ a. %nak dan keluarga menerapkan praktik kesehatan b. %nak tidak menun"ukkan bukti-bukti infeksi

c. Resiko tinggi cedera b.d anemia sekunder, akumulasi elektrolit dan produk sisa 3u"uan+ a. %nak tidak mengalami anemia b. %nak mempertahankan kadar elektrolit normal c. %nak mempertahankan tekanan darah dalm batas yang dapat diterima. $ntervensi+ a. Panatu nilai lab, terutama hb dan ht b. Pantau tanda-tanda vital, terutama tekanan darah. b. hematemesis c. %mati ge"ala-ge"ala anemia, seperti pucat, peningkatan kelemahan, dispnea dan perubahan kesadaran d. <antu dengan dialysis e. <erikan diet rendah protein, kalium dan natrium %mati tanda-tanda perdarahan, seperti hematuria dan

f. 9bservasi adanya bukti-bukti produk sisa yang terakumulasi g. 5indari situasi yang meningkatkan ansietas dan ketakutan pada anak h. <erikan nutrisi dan istirahat yang adekuat i. <erikan lingkungan yang t enang 4valuasi+ a. %nak tidak menun"ukkan tanda-tanda anemia b. %nak tidak menun"ukkan akumulasi produk sisa c. 3ekanan darah anak tetap dalam batas yang dapat diterima.

d. D=./ + Perubahan perfusi "aringan b.d hipovolemia sekunder 3u"uan+ %nak akan stabil secara hemodinamik $ntervensi+ a. Pantau tanda-tanda vital #sesuai kebutuhan( b. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium c. Pantau kekeringan membrane mukosa d. Pertahankan catatan asupan dan keluaran

e. 3imbang berat badan harian f. <erikan cairan dan darah sesuai indikasi

g. Pantau kelebihan cairan dan! reaksi transfuse h. Eakukan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi#perubahan posisi, dan pertahankan kehangatan( i. Pantau adanya perubahan fungsi mental #letargi, stupor(

4valuasi+ %nak menun"ukkan status hemodinamik yang stabil. e. D=. 0+ Perubahan proses keluarga b.d anak yang menderita penyakit serius 3u"uan+ %nak dan keluarga mendapatkan dukungan secara adekuat. $ntervensi+ a. 3un"ukkan sikap perhatian yang menghargai anak dan keluarga b. 5ormati hak-hak orang tua c. Dukung dan tekankan kekuatan dan fungsi keluarga d. <erikan umpan balik dan pu"ian 4valuasi+ a. Keluarga menun"ukkan perilaku! perasaan menghargai diri sendiri b. Keluarga menggunakan layanan pendukung.

BAB I7 KESIMPULAN

3eori adaptasi Roy dapat diaplikasikan pada semua tatanan pelayanan keperawatan dengan berbagai kondisi klien, baik pada masalah kesehatan akut maupun kronik, baik pada anak maupun klien dewasa! lansia. Dan teori ini berada pada kerangka teori keperawatan yang terdiri dari beberapa elemen yaitu konsep manusia #person(, konsep sehat, keperawatan serta lingkungan yang saling berhubungan dan mempunyai perbedaan atau keunikan tersendiri dengan teori keperawatan lain dalam aplikasi pemberian asuhan terhadap klien. Roy berfokus pada individu sebagai sebuah sistem adaptif biopsikologis yang menggunakan suatu siklus umpan balik input, troughput, dan output. <aik individu maupun lingkungan adalah sumber stimulus yang memerlukan modifikasi untuk meningkatkan adaptasi, suatu respons yang mempunyai tu"uan kontinu. Respon adaptif berperan dalam kesehatan, yang didefinisikannya sebagai proses yang sedang dan akan terintegrasi, respons yang tidak efektif atau tidak adaptif tidak berperan dalam kesehatan. 3iap tingkat adaptasi seseorang bersifat unik dan berubah secara konstan. 8ntuk melakukan pengka"ian secara lengkap dan terarah, dalam mengaplikasikan teori Roy perlu pengka"ian menurut pengka"ian stimulus,, dan latihan secara terus menerus karena adalah teori ini ada dua tingkatan, yaitu pengka"ian perilaku dan kesulitan dalam mengaplikaskani teori ini

dalam pengelompokan data yang berasal dari model adaptasi dan stimulus fokal, konte=tual dan residual yang mempengaruhi klien.

DA+TAR PUSTAKA

<lais, KK., 5ayes, ?)., KoMier, <., 4rb, 6. #&''A(. Pra!ti! "epera#atan Pro$esional, "onsep dan Perspe!ti$. ?akarta + 46C

5udakP6allo #-BB1(. Keperawatan Kritis, Pende!atan %olisti!. ?akarta. 46C

)taf Penga"ar $lmu Kesehatan %nak K8$. #&''0(. &u!u "uliah ', (lmu "esehatan )na!. ?akarta + <agian $lmu Kesehatan %nak akultas Kedokteran 8niversitas $ndonesia

:uscari, :4. #&''0(. "epera#atan Pediatri!. ?akarta + 46C

>ursalam, )usilaningrum, R., 8tami, ). #&''0(. )suhan "epera#atan &ayi dan )na!. ?akarta + )alemba :edika

Gong, Donna. E #&''/( Pedoman "linis, Keperawatan Pediatrik. ?akarta. 46C

http+!!www.currentnursing.com!nursingQtheory!RoyQadaptationQmodel.html diakses tanggal 2' 9ktober &''.

http+!!www&.bc.edu!Rroyca!htm!biography.htm diakses tanggal 2' 9ktober &''.

http+!!www.nurses.info!nursingQtheoryQpersonQroyQcallista.htm diakses tanggal 2' 9ktober &''.

http+!!www.en.wikipedia.org!wiki!RoySsQmodelQofQnursing diakses tanggal 2' 9ktober &''. http+!!www.childrenhospital.org!aM!site-0&'!mainpage)-0&'P9.html diakses tanggal 1 >ovember &''.

Anda mungkin juga menyukai