Anda di halaman 1dari 2

PENERAPAN POLA KOMUNIKASI

DEMOKRATIS TERHADAP
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
Oleh : Eli Purwati, S.sos Kaprodi Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Ponorogo
Pola komunikasi keluarga tercermin dari cara orang tua membangun komunikasi dengan
anak. Para peneliti yang mempelajari reaksi orang tua terhadap anak-anaknya menemukan bahwa
ada tiga gaya atau cara orang tua menjalankan perannya, yaitu gaya otoriter, permisif, dan
otoritatif. Orang tua otoriter memberlakukan peraturan-peraturan itu dipatuhi. Mereka
menganggap bahwa anak-anak harus berada ditempat yang telah ditentukan dan tidak boleh
menyuarakan pendapatnya. Orang tua otoriter berusaha menjalankan rumah tangga yang
didasarkan pada struktur dan tradisi, walaupun dalam banyak hal, tekanan mereka tentang
keteraturan dan pengawasan membebani anak.
Dalam hal ini, keluarga merupakan sebuah kesatuan yang terdirisejumlah orang yang
saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka memerankan keseharian sebagai suami,
istri, ibu, bapak, anak-anak, anak perempuan, saudara laki-laki, dan saudara perempuan. Dalam
keseharian mereka diikat oleh perasaan sebagai kesatuan masyarakat kecil (keluarga) dan
berkembang secara dinamis .Maju mundurnya sebuah perkembangan dalam kehidupan keluarga
sangat tergantung dari pola komunikasi tiap anggota keluargadan mempunyai ciri yang khas.
Komunikasi keluarga adalah komunikasi-komunikasi yang terdapat dalam suatu keluarga.
Apabila kita bayangkan, bahwa komunikasi-komunikasi itu merupakan garis yang menghubunghubungkan anggota keluarga itu, maka dalam suatu kesatuan keluarga akan terdapat suatu
jaringan garis-garis dalam komunikasi keluarga (Riyono H 344).
Sedangkan pola komunikasi yang demokatis ditandai dengan kebebasan dan perturan.
Mayoritas informan dalam penelitian yang saya lakukan menyatakan bahwa sebenarnya mereka
selalu menciptakan pola komunikasi yang demokratis kepada anaknya.
Banyak keluarga yang menyatakan bahwa pola komunikasi sangat bermanfaat pada
keluarga dan pola demokratis sangat diperlukan demi perkembangan kepribadian anak.
Pemahaman terhadap pola komunikasi tersebut bersifat situasional dan kontekstual.
Penerapan pola komunikasi tergantung pada situasi, baik kondisi internal psikologis orang
tua, juga disesuaikan dengan konteks dan karakteristik anak. Dalam hal ini orang tua dapat
berperan sebagai sosok yang bisa dipercaya dan penasehat bagi anaknya dalam area yang penting
tidak hanya dengan memberikan informasi factual dan bernilai, tetapi juga dengan membantu

anak mengembangkan kepercayaan untuk menjalankan perilaku yang efektif. Orang tua juga
selalu bersedia untuk berbincang mengenai perilaku seksual, pekerjaan, tujuan karier, hubungan,
dan apa pun juga yang ingin dibicarakan anak kepada orang tua.
Sehingga dalam hal ini anak merasa diperhatikan dan merasa dibutuhkan dalam
keluarganya, serta kepercayaan keluarga juga sangat perlu diterapkan. Apabila komunikasi
demokratis diterapkan dalam keluarga maka minim sekali perilaku criminal si Anak. Dalam hal
ini si Anak merasa diberikan haknya dan merasa mendapatkan kepercayaan penuh dalam
keluarga serta anak merasa tidak dikekang oleh orang tuanya. Pada dasarnya keluarga pada
intinya memiliki beberapa fungsi diantaranya : Fungsi Keagamaan, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi
Melindungi yang dapat diterapkan demi perkembangan kepribadian anak.
Dan dalam hal ini untuk mendekati anak harusnya keluarga yang orang tuanya bekerja
dapat menggunakan pola komunikasi demokratis agar anak dapat mengutarakan pendapatnya,
dan memiliki hak untuk berbicara serta melakukan apapunasalkan tidak menyimpang dari
norma-norma yang ada, ternyata pola komunikasi lebih efektif dan berhasil diterapkan oleh
beberapa keluarga.

*Penulis adalah Kaprodi Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Ponorogo


Dimuat : Ponorogo Pos, edisi 14-20 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai