Anda di halaman 1dari 12

NAMA NPM PRODI

: NICKMAYA JULIANA : 213213002 : S1 KEPERAWATAN NON REG

MATA KULIAH : KEP. GERONTIK

A. PENGERTIAN HIPERTENSI PADA LANSIA Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smelt er,!001". #enurut $H% (19&'", tekanan darah sama dengan atau diatas 160(9) mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (*runner + Suddarth, !00,". Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 1)0(9) mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas )0 tahun memastikan hipertensi. -nsiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager, !00'". Hipertensi lan.ut usia dibedakan men.adi dua hipertensi dengan peningkatan sistolik dan diastolik di.umpai pada usia pertengahan hipertensi sistolik pada usia diatas 6) tahun. /ekanan diastolik meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia. Hipertensi men.adi masalah pada usia lan.ut karena sering ditemukan men.adi factor utama payah .antung dan penyakit koroner. 0ebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit .antung dan serebro1askuler.

B. KLASIFIKASI HIPERTENSI PADA LANSIA 1. Be !"#" $"% e&'()(*'%+", -'.e &e%#' !'/"*' 0e%1"!' : a. Hipertensi primer atau esensial

Penyebab pasti masih belum diketahui. 2enis ini adalah yang terbanyak, yaitu sekitar 9039)4 dari seluruh pasien hipertensi. 5i6ayat keluarga, obesitas, diit tinggi natrium, lemak .enuh dan penuaan adalah faktor pendukung. $alaupun faktor genetik sepertinya sangat berhubungan dengan hipertensi primer, tapi mekanisme pastinya masih belum diketahui. b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder akibat penyakit gin.al atau penyebab yang terindentifikasi lainya. Hipertensi yang penyebabnya diketahui seperti hipertensi reno1askuler, feokromositoma, sindrom cushing, aldosteronisme primer, dan obat3obatan, yaitu sekitar !3104 dari seluruh pasien hipertensi. (Stockslager, !00'".

2. K)"#'2'$"#' H'.e &e%#' Be !"#" $"% Pe!(0"% Joint National Committee 3 K"&e*( ' %ptimal 7ormal Prehipertensi Hipertensi stage Hipertensi stage -S'#&()'$ 400H*5 11) atau kurang 8 1!0 1!03199 1,031)9 : 160 D'"#&()'$ 400H*5 &) atau kurang 8 '0 '03'9 90399 : 100

3. Be !"#" $"% $)"#'2'$"#' !" ' JNC67I 0"$" -'.e &e%#' ."!" 8#'" )"%18& !"."& !'/e!"$"%: a. Hipertensi sistolik sa.a (Isolated systolic hypertension", terdapat pada 631!4 penderita di atas usia 60th, terutama pada 6anita. -nsioden meningkat seiring bertambahnya umur. b. Hipertensi diastolic sa.a (Diastolic hypertension", terdapat antara 1!31,4 penderita di atas usia 60th, terutama pada pria. -nsidensi menurun seiring bertambahnya umur. c. Hipertensi sistolik3diastolik; terdapat pada 63'4 penderita usia di atas 60th, lebih banyak pada 6anita. #eningkat dengan bertambahnya umur. C. FAKTOR6FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI PADA LANJUT USIA

#enurut <armo.o (!006", faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lan.ut usia adalah ; 1. Penurunanya kadar renin karena menurunya .umlah nefron akibat proses menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus 1itiosus; hipertensi glomerelo3sklerosis3hipertensi yang berlangsung terus menerus. !. Peningkatan sensiti1itas terhadap asupan natrium. <engan bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium. 9. Penurunan sistolik. ,. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel yang berlan.ut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimia6i lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus gin.al, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. <engan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi diabetes ras ri6ayat keluarga .enis kelamin factor gaya hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Stockslager, !00'". D. ETIOLOGI HIPERTENSI PADA LANSIA <engan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi diabetes ras ri6ayat keluarga .enis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan. =aktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain; 1. F"$&( e#'$( +"%* &'!"$ !"."& !'$(%& (): =aktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti ri6ayat keluarga (genetik kromosomal", umur (pria ; >)) tahun? 6anita ; >6) tahun", .enis kelamin pria atau 6anita pasca menopause. ". Je%'# $e)"0'% Pre1alensi ter.adinya hipertensi pada pria sama dengan 6anita.7amun 6anita terlindung dari penyakit kardio1askuler sebelum menopause. $anita yang belum elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan hipertensi

mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (H<0". @adar kolesterol H<0 yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah ter.adinya proses aterosklerosis. Afek perlindungan estrogen dianggap sebagai pen.elasan adanya imunitas 6anita pada usia premenopause. Pada premenopause 6anita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlan.ut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur 6anita secara alami, yang umumnya mulai ter.adi pada 6anita umur ,)3)) tahun. <ari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi ber.enis kelamin 6anita sekitar )6,)4.Hipertensi lebih banyak ter.adi pada pria bila ter.adi pada usia de6asa muda. /etapi lebih banyak menyerang 6anita setelah umur )) tahun, sekitar 604 penderita hipertensi adalah 6anita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause. /. U08 Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, .adi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lan.ut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut gin.al dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar3benar tepat. /etapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak ter.adi pada usia lan.ut. hipertensi sering ter.adi pada usia pria ; > )) tahun? 6anita ; > 6) tahun. Hal ini disebabkan ter.adinya perubahan hormon sesudah menopause. Hanns Peter (!009" mengemukakan bah6a kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri3 arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. <engan mengerasnya arteri3arteri ini dan men.adi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. 9. Ke&8 8%"% 4Ge%e&'$5 Bdanya faktor genetik pada keluarga tertentu akanmenyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium

-ndi1idu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan ri6ayat hipertensi. Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi .ika orang tuanya adalah penderita hipertensi. 2. F"$&( e#'$( +"%* !"."& !'$(%& () ". O/e#'&"# Pada usia C )0 tahun dan de6asa lan.ut asupan kalori mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya akti1itas. -tu sebabnya berat badan meningkat. %besitas dapat memperburuk kondisi lansia. @elompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, .antung dan pembuluh darah, hipertensi. -ndeks masa tubuh (-#/" berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. 5isiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes ) kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar !03904 memiliki berat badan lebih. /. K8 "%* O)"- "*". %lahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi" dan melatih otot .antung sehingga men.adi terbiasa apabila .antung harus melakukan peker.aan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu @urangnya akti1itas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk men.adi gemuk. %rang3orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak .antung lebih cepat dan otot .antung mereka harus beker.a lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering .antung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri. 9. Ke/'"#""% Me ($($ #erokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko ter.adinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. !. Me%*$(%#80#' *" "0 /e )e/'-

*adan

kesehatan

dunia

yaitu

World

Health

Organization

($H%"

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko ter.adinya hipertensi. @adar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar !,, gram sodium atau 6 gram garam" perhari. @onsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Dntuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga 1olume cairan ekstraseluler meningkat. #eningkatnya 1olume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya 1olume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. e. M'%80 ")$(-() *anyak penelitian membuktikan bah6a alkohol dapat merusak .antung dan organ3 organ lain, termasuk pembuluh darah. @ebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi. 2. M'%80 $(.' =aktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung &)E !00 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah ) 310 mmHg. *. S& e## Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui akti1itas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu". Stress yang berkepan.angan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. $alaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka ke.adian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota. #enurut Bnggraini (!009" mengatakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah .antung sehingga akan menstimulasi akti1itas saraf simpatis. Bdapun stres ini dapat berhubungan dengan peker.aan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal. E. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI PADA LANSIA

Seperti penyakit degeneratif pada lan.ut usia lainnya, hipertensi sering tidak memberikan ge.ala apapun atau ge.ala yang timbul tersamar (insidious" atau tersembunyi (occult". #enurut 5okhaeni (!001", manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu ; 1. #engeluh sakit kepala, !. pusing 0emas, 9. kelelahan, ,. Sesak nafas, ). Felisah, 6. #ual #untah, &. Apistaksis, '. @esadaran menurun F. PEMERIKSAAN Pe%8%1"%* H'.e &e%#' P"!" L"%#'" 1. Hemoglobin ( hematokrit untuk mengka.i hubungan dari sel E sel terhadap 1olume cairan (1iskositas" dan dapat mengindikasikan factor E factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia. !. *D7 ; memberikan informasi tentang perfusi gin.al 9. Flukosa ; hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi" dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi". ,. @alium serum ; hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab" atau men.adi efek samping terapi diuretik. ). @alsium serum ; peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi. 6. @olesterol dan trigliserid serum ; peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk ( adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardio1askuler" &. Pemeriksaan tiroid. Hipertiroidisme dapat menimbulkan 1asokonstriksi dan hipertensi. '. @adar aldosteron urin(serum untuk mengka.i aldosteronisme primer (penyebab". 9. Drinalisa darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi gin.al dan atau adanya diabetes. 10. Bsam urat hiperurisemia telah men.adi implikasi faktor resiko hipertensi. 11. =oto dada menun.ukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran .antung.

1!. G/ scan untuk mengka.i tumor serebral, ensefalopati. 19. A@F dapat menun.ukkan pembesaran .antung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit .antung hipertensi. G. KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA LANSIA Pasien dengan hipertensi dapat meninggal dengan cepat? penyebab tersering kematian adalah penyakit .antung, sedangkan stroke dan gagal gin.al sering ditemukan, dan sebagian kecil pada pasien dengan retinopati. 1. K(0.)'$"#' ."!" S'#&e0 K" !'(:"#$8)e @ompensasi akibat penambahan ker.a .antung dengan peningkatan tekanan sistemik adalah hipertrofi 1entrikel kiri, yang ditandai dengan penebalan dinding 1entrikel. Hal ini menyebabkan fungsi 1entrikel memburuk, kapasitasnya membesar dan timbul ge.ala3ge.ala dan tanda3tanda gagal .antung. Bngina pektoris dapat timbul sebagai akibat dari kombinasi penyakit arteri koronaria dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard karena penambahan massanya. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pembesaran .antung dengan denyut 1entrikel kiri yang menon.ol. Suara penutupan aorta menon.ol dan mungkin ditemukan murmur dari regurgitasi aorta. *unyi .antung presistolik (atrial, keempat" sering terdengar pada penyakit .antung hipertensif, dan bunyi .antung protodiastolik (1entrikuler, ketiga" atau irama gallop mungkin sa.a ditemukan. Pada elektrokardiogram, ditemukan tanda3tanda hipertrofi 1entrikel kiri. *ila penyakit berlan.ut, dapat ter.adi iskemi dan infark. Sebagian besar kematian dengan hipertensi disebabkan oleh infark miokard atau gagal .antung kongestif. <ata3 data terbaru menduga bah6a kerusakan miokardial mungkin lebih diperantarai oleh aldosteron pada asupan garam yang normal atau tinggi dibandingkan hanya oleh peningkatan tekanan darah atau kadar angiotensin --. 2. E2e$ Ne8 ()(*'$ Afek neurologik pada hipertensi lan.ut dibagi dalam perubahan pada retina dan sistem saraf pusat. @arena retina adalah satu3satunya .aringan dengan arteri dan arteriol yang dapat langsung diperiksa, maka dengan pemeriksaan optalmoskopik berulang memungkinkan pengamatan terhadap proses dampak hipertensi pada pembuluh darah retina.

Afek pada sistem saraf pusat .uga sering ter.adi pada pasien hipertensi. Sakit kepala di daerah oksipital, paling sering ter.adi pada pagi hari, yang merupakan salah satu dari ge.ala3ge.ala a6al hipertensi. <apat .uga ditemukan HkeleyenganH, kepala terasa ringan, 1ertigo, tinitus dan penglihatan menurun atau sinkope, tapi manifestasi yang lebih serius adalah oklusi 1askuler, perdarahan atau ensefalopati. Patogenesa dari kedua hal pertama sedikit berbeda. -nfark serebri ter.adi secara sekunder akibat peningkatan aterosklerosis pada pasien hipertensi, dimana perdarahan serebri adalah akibat dari peningkatan tekanan darah dan perkembangan mikroaneurisma 1askuler serebri (aneurisma Gharcot3*ouchard". Hanya umur dan tekanan arterial diketahui berpengaruh terhadap perkembangan mikroaneurisma. Ansefalopati hipertensi terdiri dari ge.ala3ge.ala ; hipertensi berat, gangguan kesadaran, peningkatan tekanan intrakranial, retinopati dengan papiledem dan ke.ang. Patogenesisnya tidak .elas tapi kemungkinan tidak berkaitan dengan spasme arterioler atau udem serebri. /anda3tanda fokal neurologik .arang ditemukan dan .ikalau ada, lebih dipikirkan suatu infark ( perdarahan serebri atau Transient Ischemic Attack. Hipertensi atau tekanan darah tinggi memberikan kelainan pada retina berupa retinopati hipertensi, dengan arteri yang besarnya tidak beraturan, eksudat pada retina, edema retina dan perdarahan retina. @elainan pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum atau setempat, percabangan pembuluh darah yang ta.am, fenomena crossing atau sklerosis pembuluh darah. 3. E2e$ ."!" G'%1") 0esi aterosklerosis pada arteriol aferen dan eferen serta kapiler glomerulus adalah lesi 1askuler renal yang paling umum pada hipertensi dan berakibat pada penurunan tingkat filtrasi glomerulus dan disfungsi tubuler. Proteinuria dan hematuria mikroskopik ter.adi karena lesi pada glomerulus dan I 10 4 kematian disebabkan oleh hipertensi akibat gagal gin.al. @ehilangan darah pada hipertensi ter.adi tidak hanya dari lesi pada gin.al? epitaksis, hemoptisis dan metroragi .uga sering ter.adi pada pasien3pasien ini. H. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PADA LANSIA

0ebih dari 10 tahun yang lalu masih ter.adi perdebatan tentang perlu tidaknya pengobatan hipertensi pada usia lan.ut. Folongan yang kontra menyatakan bah6a penurunan tekanan darah pada hipertensi lansia .ustru akan menyebabkan kemungkinan ter.adinya trombosis koroner, hipotensi postural dan penurunan kualitas hidup. <engan penelitian3penelitian yang diadakan dalam 10 tahun terakhir ini .elas dibuktikan bah6a menurunkan tekanan darah pada hipertensi lansia .elas akan menurunkan komplikasi akibat hipertensi secara bermakna. /u.uan penatalaksanaan hipertensi adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan sistem kardio1askuler dan gin.al. @arena kebanyakan penderita hipertensi, khususnya yang berusia > )0 tahun akan mencapai target tekanan diastol saat target tekanan sistol sudah dicapai, sehingga fokus utamanya adalah mencapai target tekanan sistol. Penurunan tekanan sistol dan diastol 8 1,0 ( 90 mmHg berhubungan dengan penurunan ter.adinya komplikasi stroke, dan pada pasien hipertensi dengan diabetes melitus, target tekanan darah ialah 8 190 ( '0 mmHg. Penalaksanaan hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip, yaitu ; 1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan kausal. !. Pengobatan hipertensi esensial ditu.ukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpan.ang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi. 9. Dpaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat antihipertensi. ,. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan .angka pan.ang, bahkan mungkin seumur hidup. ). Pengobatan dengan menggunakan standart triple therapy (stt" men.adi dasar pengobatan hipertensi. Pemakaian obat pada lan.ut usia perlu dipikirkan kemungkinan adanya ; 1. Fangguan absorsbsi dalam alat pencernaan !. -nteraksi obat 9. Afek samping obat. ,. Fangguan akumulasi obat terutama obat3obat yang ekskresinya melalui gin.al. Pada pengobatan hipertensi ada tiga hal e1aluasi menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah ;

1. Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardio1askuler. !. Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer. 9. %rgan yang rusak karena hipertensi. Secara garis besar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan obat antihipertensi, yaitu; 1. #empunyai efekti1itas yang tinggi !. #empunyai toksisitas dan efek samping yang ringan atau minimal 9. #emungkinkan penggunaan obat secara oral. ,. /idak menimbulkan intoleransi ). Harga obat relatif murah sehingga ter.angkau oleh penderita. 6. #emungkinkan penggunaan obat dalam .angka pan.ang

/idak .arang penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan obat3obat antihipertensi mengalami kegagalan, yang dapat disebabkan oleh hal3hal di ba6ah ini ; 1. @etidakpatuhan penderita !. Peningkatan 1olume oleh karena peningkatan asupan natrium, kerusakan gin.al, dan kurangnya pemberian diuretik 9. %besitas ,. <osis yang tidak adekuat ). -nteraksi obat 6. @ontrasepsi oral &. Penggunaan obat3obat steroid '. Hipertensi sekunder <engan meningkatnya populasi lan.ut usia di -ndonesia, ke.adian hipertensi pada populasi ini meningkat pula. #eningkatnya tekanan darah sudah terbukti meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada usia lan.ut. Salah satu karakteristik hipertensi pada usia lan.ut adalah terdapatnya berbagai penyakit penyerta (komorbid" dan komplikasi organ target, seperti ke.adian penyakit kardio1askuler, gin.al, gangguan pada sistem saraf pusat

dan mata. <engan menurunkan tekanan darah sampai target 1,0(90 mmHg dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Selain diagnosis yang sangat teliti, tatalaksana hipertensi pada usia lan.ut harus .uga memperhatikan kedua hal tersebut di atas. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia tidak berbeda dengan penatalaksanaan hipertensi pada umumnya, yaitu merubah pola hidup dan pengobatan anti hipertensi. <an saat ini berbagai pilihan obat3obat anti hipertensi telah beredar di pasaran. Pemakaian berbagai obat tersebut bisa disesuaikan dengan penyakit komorbid yang menyertai keadaan hipertensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
@o6alski, 5obert A. !010. Terapi Hipertensi. *andung ; #i an Pustaka. 7ugroho, $ah.udi. !000 . Keperawatan erontik . 2akarta ; AFG. Smelt er + *are.!00,.*uku B.ar @epera6atan #edikal *edah Jol 9.2akarta; AFG Stocklager, 2aime 0. !00'. Asuhan Keperawatan eriatric !disi ". 2akarta ; AFG.

Anda mungkin juga menyukai