1.
Pulau Kelor
Pulau Kelor dahulu dikenal dengan nama Pulau Kherkof merupakan pulau yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu. Pulau Kelor memang secuil daratan di gugusan Kepulauan Seribu, Namun pulau kecil yang berjarak 18 km dari Pesisir Jakarta itu menyimpan sejarah panjang dari periode awal kota Batavia yang kini menjadi ibu kota Negara kita. Daya tarik utama pulau kelor adalah Benteng Martello, benteng ini terbuat dari bata merah berbentuk lingkaran supaya senjata bisa bermanuver 360 derajat, Benteng Martello dibuat VOC untuk meredam serangan musuh yang ingin menyerang Batavia, sisa-sisa Benteng Martello ini sebenarnya juga bisa ditemukan di Pulau Bidadari dan Onrust, namun bentuknya yang paling utuh hanya bisa dilihat di Pulau Kelor. Benteng Martello di Pulau Onrust hanya tinggal pondasinya saja, sisa Benteng Martello di Pulau Kelor rusak parah karena terjangan tsunami akibat letusan Krakatau pada tahun 1883. Pengikisan karena gelombang laut juga membuat bagian luar benteng teredam air. 2. Pulau Onrust
politik, salah satunya adalah D.N. Aidit yang kemudian menjadi tokoh PKI. Pada masa Indonesia merdeka awal 1960-an Pulau Onrust dijadikan Rumah sakit Karantina terutama bagi penderita penyakit menular (misalnya lepra) dibawah pengawasan Departemen Kesehatan RI. Tahun 1960 1965 difungsikan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis, Selain itu juga dimanfaatkan untuk latihan militer. Setelah tahun-tahun itu berlalu Pulau Onrust terbengkalai, dianggap tidak bertuan hingga tahun 1968 terjadi pembongkaran dan pengambilan material bangunan secara besar-besaran oleh penduduk atas izin polisi setempat. Sampai kemudian tahun 1972 Gubernur DKI Ali Sadikin mengeluarkan SK yang menyatakan Pulau Onrust sebagai Pulau bersejarah. Di Pulau Onrust ini juga banyak ditemukan makam-makam dan ada 2 makam keramat tak bernama dengan bendera merah putih dipancangkan disana, kabarnya Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang dieksekusi pada Pemerintah Presiden Soekarno. Pemimpin pemberontak DI/TII di Jawa Barat pada tahun 1949 itu ditembak mati pada tanggal 5 September 1962, namun sumber terbaru kalau SM Kartosoewirjo bukan dimakamkan di Pulau Onrust, tetapi di Pulau Ubi yang lokasinya memang berdekatan dengan pulau onrust, hanya saja Pulau Ubi sudah tenggelam oleh abrasi air laut. 3. Pulau Cipir / Khayangan
Pulau Onrust berjarak 14 km dari Jakarta, dahulu memiliki laus 12 Hektar dan sekarang hanya 7,5 Hektar, Nama Onrust sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti tidak pernah beristirahat atau dalam bahasa inggris Unrest. Pulau ini merupakan Pelabuhan VOC sebelum pindah ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, pulau ini merupakan markas tentara penjajah Belanda sebelum masuk ke Jakarta dan mendudukinya. Di Pulau inilah tentara Belanda melakukan aktivitas bongkar muat logistik perang. Pada tahun 1930-an, Pulau Onrust juga menjadi asrama haji sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi, para calon haji di Pulau Onrust diadaptasikan dengan udara laut karena zaman dahulu mereka naik kapal laut sebelum menuju Arab Saudi. Pada tahun 1933 1940 Pulau Onrust dijadikan sebagai tempat tawanan para pemberontak yang terlibat dalam Peristiwa Kapal Tujuh (Zeven Provincien) yang selanjutnya mereka dikuburkan di Pulau Kelor. Tahun 1942, setelah Jepang menguasai Batavia, Pulau Onrust dijadikan penjara bagi kelas berat dan tahanan
Pulau Cipir ini disebut juga Pulau khayangan atau Pulau Kuipir dan dalam bahasa belanda juga disebut Kujiper. Bersamaan dengan Pulau Onrust, Pulau Kelor, Pulau Bidadari biasa disebut Pulau Paradise. Pulau Cipir ini ditetapkan sebagai Suaka Purbakala. Pada pintu masuk kita disajikan prasasti tua, dan dapat ditemukan sebuah bangunan rumah sakit tua. Rumah sakit ini dibangun pada tahun 1960, pada masa penjajahan belanda sekitar tahun 1911-1933, Pulau Cipir dijadikan tempat penampungan jamaah haji yang terdeteksi penyakit terutama penyakit menular, maka tidak diperbolehkan untuk berangkat haji.