PASIS : 038
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO KELOMPOK : XII
OLEH
1. Judul.
2. Pendahuluan.
1) Konferensi Meja Bundar (KMB) digelar pada tahun 1949 di Den Haag,
Belanda menyepakati bahwa Belanda mengakui kedaulatan
Indonesia, tetapi tidak termasuk wilayah Irian Barat dan akan
dibicarakan satu tahun kemudian. Belanda disinyalir masih memiliki
keinginan untuk mempertahankan wilayah jajahannya yaitu Irian
Barat. Pada bulan April 1960, Pemerintah Belanda melakukan
perkuatan pertahanan di Irian Barat dengan kehadiran Kapal Induk
Karel Doorman beserta pasukan infanteri dan jet tempur yang
diperbantukan dalam pertahanan. Meningkatnya permasalahan
Indonesia dengan Belanda diikuti dengan pemutusan hubungan
diplomatis Indonesia dan Belanda serta Pemerintah Indonesia dalam
hal ini Presiden Ir. Soekarno mengumukan Tri Komando Rakyat pada
19 Desember 1961 di Yogyakarta.1 Dalam Tri Komando Rakyat
(Trikora) tersebut dirumuskan hasil sebagai berikut :
a). Gagalkan pembentukan “Negara Boneka“ buatan Pemerintah
Belanda.
b). Mengibarkan Bendera Merah Putih di Irian Barat.
c). Persiapan guna mobilisasi umum
2) Untuk membebaskan Irian Barat, langkah pertama yang diambil
pemerintah Indonesia adalah melakukan infiltrasi dan operasi intelijen
ke Kaimana. Pada tahun 1962, Angkatan Laut Republik Indonesia
(ALRI) ditugaskan oleh Presiden untuk melakukan infiltrasi. Presiden
Ir. Soekarno ingin mengirimkan Satuan Tugas ini kepada KSAL
Laksamana Madya Laut RE Martadinata. Dari Pesan Presiden ini
langsung disampaikan kepada Komodor Laut Jos Sudarso, yang
merupakan Deputi Operasi MBAL dan Kolonel Sudomo, yang
1
Annisa, “Operasi Trikora: Sejarah, Isi dan Dampaknya”, Medan: Fakultas Hukum UMSU, 2023, diakses 19
April 2024, https://fahum.umsu.ac.id/operasi-trikora-sejarah-isi-dan-dampaknya/
3
b. Kronologis Kejadian.
1) Pra Kejadian.
a) RI Matjan Tutul, RI Matjan Kumbang, KRI Harimau dan KRI
Singa ditunjuk sebagai unsur Satgas infiltrasi. Jalannya
Operasi penyusupan yang sesuai rencana dilaksanakan oleh
empat MTB, terbagi atas beberapa etape :
(1) Pada Etape I kapal MTB yang dipimpin Kolonel
Sudomo bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
menuju Titik RV I di Pulau Gili Genteng (Selat Madura).
(2) Pada Etape II empat kapal MTB berlayar dari Pulau Gili
Genteng menuju Titik RV II di Teluk Hading (Perairan Flores).
(3) Pada Etape III tiga konvoi MTB berlayar dari Teluk
Hading menuju Titik RV III di Dobo (sekitar kepulauan Aru)., RI
Multatuli yang mengangkut pasukan tiba di titik RV II pada
tanggal 13 Januari 1962.
2) Kejadian.
a) Pada 15 Januari 1962, tiga kapal RI kecuali RI Singa
terkendala terkait kondisi teknis sehingga tidak dapat
melanjutkan misi, melaksanakan embarkasi pasukan dari RI
Multatuli. Setelah itu, melaksanakan briefing untuk
menentukan hari “H” jam “J” yakni tanggal 15 Januari 1962
pukul 24.00 WIT.2
b) Pada 15 Januari 1962 Pada pukul 17.00 WIT ketiga MTB
membentuk konvoi RI Harimau, RI Matjan Tutul, RI Matjan
Kumbang berlayar menuju daerah operasi di pantai Kaimana
dari titik RV III Pulau Ujir. Pada saat itu, pejabat yang berada di
RI Matjan Tutul bersama para infiltran yaitu Komodor Yos
Soedarso berada. Pukul 20.25 pesawat Neptune Belanda
2
Mabesal, “Sejarah Pertempuran Laut ALRI”, Jakarta: Dispenal, 2020. 30.
4
3) Pasca Kejadian.
3
Sudono Jusuf, “Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut.”. Jakarta: Departemen Pertahanan dan
Keamanan Pusat Sedjarah ABRI, 1971. 65.
5
3. Landasan Pemikiran.
a. Landasan Yuridis.
1) Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Dijelaskan pada Alinea pertama pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan.4
2) Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Pertahanan negara merupakan segala usaha guna mem
pertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. 5
3) Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Tugas pokok TNI dijelaskan pada Pasal 7 UU RI nomor 34
tahun 2004, salah satunya yaitu menegakkan kedaulatan Negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan Negara.6
b. Landasan Teori.
4
Roeslan Abdulgani, Pancasila Perjalanan Sebuah Ideologi. (LP3ES, 1998).
5
Pemerintah Indonesia, “Undang undang 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara”, Jakarta, Presiden RI,
2002
6
Pemerintah Indonesia, “Undang undang 34 Tahun 2004 tentang TNI”, Jakarta, Presiden RI, 2004
6
a. Analisis.
1) Pertempuran Laut Arafuru tidak semata-mata pertempuran laut saja tetapi
lebih semangat pengorbanan yang ditunjukkan oleh Komodor Yos Sudarso
7
Mahan, A.T., The Influence of Sea Power Upon History 1660-1793, Boston: Little Brown and Company,
1989. 25
8
Givens, R. J. (2008). Transformational leadership: The impact on organizational and personal
outcomes. Emerging Leadership Journeys, 1(1), 2–24. Diakses pada 20 April 2024,
https://www.regent.edu/acad/global/publications/elj/issue1/ELJ_V1Is1_Givens.pdf
9
Thomas Carlyle, On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History (Jerman : Carlyle, 2013), 105-120.
7
bersama personil yang lain dalam konteks merebut Irian Barat dari tangan
penjajahan Belanda. Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945,
menjelaskan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan oleh
karena itu maka penjajahan di dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Setelah
proklamasi yang telah digaungkan oleh Presiden Ir. Soekarno menjadi
tonggak awal dalam menyatukan wilayah kedaulatan Indonesia mulai
Sabang hingga Merauke dalam satu kesatuan. Papua merupakan
salah satu wilayah yang masih menjadi permasalahan Pemerintah
Indonesia dengan Pemerintah Belanda setelah Kemerdekaan tahun
1945. Adapun berbagai cara telah ditempuh Pemerintah Indonesia
salah satunya dengan diplomasi guna menyatukan kembali Irian Barat
ke dalam kesatuan NKRI. Salah satu upaya diplomasi pemerintah
Indonesia dengan dimulainya perjanjian Roem Royen yang digelar
antara Indonesia dan Belanda sesuai dengan resolusi PBB tanggal 28
Januari 1949, dan ditindaklanjuti pelaksanaan Konferensi Meja
Bundar (KMB) yang digelar di Den Haag, Belanda.
b. Pembahasan.
1) Teori Sea Power yang dikembangkan oleh ahli strategi militer Alfred
Thayer Mahan sangat signifikan dalam studi strategi dan kebijakan
militer. Mahan percaya bahwa kekuatan laut adalah kunci kejayaan
dalam sejarah peperangan, dan dia mengembangkan teori-teori
tentang bagaimana negara-negara dapat memanfaatkan keunggulan
laut untuk memperkuat posisi mereka secara global. Salah satu
konsep utama dalam teori Mahan adalah bahwa negara-negara yang
memiliki kekuatan laut yang dominan dapat mengontrol rute
perdagangan dan jalur komunikasi, sehingga memberikan
keuntungan strategis yang besar dalam konflik internasional.
Pentingnya armada kapal perang yang kuat dalam mempertahankan
kepentingan nasional dan memperluas pengaruh negara. Selain itu,
memiliki pangkalan militer yang kuat di wilayah-wilayah strategis
sangat penting untuk menjaga kekuatan laut, karena pangkalan-
13
a. Hal-hal Positif.
18
b. Hal-hal Negatif.
1) Dengan tenggelamnya RI Matjan Tutul membawa kerugian personil
dan materiil serta gagalnya misi dalam melakukan infiltrasi ke Irian
Barat.
2) Indonesia mengalami ketegangan hubungan dengan Negara-negara
sekutu dari Belanda yang mendukung untuk memberikan
kemerdekaan kepada Papua.
3) Uni Soviet sebagai penyuplai persenjataan dan alut sista bagi
Indonesia, membawa damapak ketergantungan Indonesia dalam
kemiliteran.
4) Belanda kehilangan Irian Barat sebagai salah satu boneka Belanda
yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah.
5) Belanda kehilangan pengaruh dan kekuasaannya di kawasan Asia
Tenggara dengan kembalinya Irian Barat ke Indonesia.
19
Beberapa hal yang dapat diambil manfaatnya bagi TNI AL dari studi kasus
pertempuran Laut Arafuru tersebut sebagai berikut :
a. Aspek Edukatif.
1) Pembelajaran yang berharga bagi TNI AL dalam memahami
pentingnya intelijen atau kerahasiaan dalam melancarkan suatu misi
operasi yang dapat memberikan kesuksesan atau keberhasilan suatu
misi operasi. Serta dapat memahami tentang dampak negative suatu
konflik berkelanjutan yang dapat merugikan di kedua belah pihak.
2) Pengetahuan yang sangat berharga bagi generasi muda tentang
sejarah pertempuran laut Indonesia serta meningkatkan nasionalisme
dan patriotisme dalam setiap misi.
3) Pemahaman serta pembelajaran dalam menganalisis suatu situasi
dan kemampuan dan mengambil suatu keputusan yang berkaitan
dengan keberhasilan misi operasi dengan meminimalisir kerugian. Hal
ini dapat dilakukan dengan melaksanakan simulasi dengan skenario
strategi yang matang.
b. Aspek Inspiratif.
1) Keterpaduan antara informasi yang didapat dari unsur patroli udara
dengan taktik yang dikembangkan unsur laut memberikan
pembelajaran strategi yang efektif dalam peperangan laut sehingga
dapat dijadikan pedoman bagi personil TNI Angkatan Laut dalam
pembelajaran taktik peperangan laut modern.
2) Kepemimpinan Komodor Yos Sudarso dapat dijadikan sebagai
inspiratif dengan dihadapkan situasi yang mendesak dan tekanan
yang kuat, bisa mengambil keputusan cepat yang dapat meminimalisir
kerugian dan korban dari konvoi dengan cara mengalihkan perhatian
kapal perang Belanda terhadap konvoi kawan. Hal ini dapat
mengilhami bagi TNI Angkatan Laut sosok kepemimpinan yang berani
dan bertanggungjawab.
3) Kisah heroisme dan pengorbanan para prajurit dengan semangat
pengorbanan yang membara memberikan sumber inspiratif dalam
20
c. Aspek Instruktif.
1) Pertempuran Laut Arafuru menunjukkan bahwa kekuatan satu
komando dalam pelaksanaan misi operasi sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu operasi. Hal ini dapat dijadikan pedoman
bagi personil TNI Angkatan Laut dalam pengambilan keputusan serta
dapat mempelajari kesalahan dari kegagalan misi infiltrasi.
2) Keteladanan Komodor Yos Sudarso dapat dijadikan pembelajaran
bagi TNI Angkatan Laut terutama di lembaga pendidikan terkait
pembelajaran kepemimpinan dan kejuangan.
3) Keteguhan pada tujuan yang ditunjukkan dari pertempuran laut
Arafuru dapat dijadikan pembelajaran bagi personil TNI Aangkatan
Laut dalam menjalankan setiap misi operasi baik operasi OMSP
maupun misi perdamaian.
7. Penutup.
a. Kesimpulan.
1) Pertempuran Laut Arafuru merupakan salah satu operasi
pembebasan Irian Barat dan penegakan kedaulatan wilayah NKRI
dengan mengerahkan pasukan pendarat menuju daerah operasi
Kaimana. Operasi ini melibatkan berbagai kekuatan dari darat, laut,
dan udara. Perebutan kembali wilayah Irian Barat merupakan
komitmen hasil Konferensi Meja Bundar dan diplomasi Indonesia
yang telah disepakati bahwa Belanda menyerahkan semua wilayah
kedaulatan kepada Indonesia. Pentingnya komitmen kedua negara
guna menyelesaikan konflik sangat berpengaruh dan membeawa
dampak yang besar bagi keamanan di kawasan.
2) Pengerahan kekuatan dalam melaksanakan misi operasi infiltrasi
yang dilakukan oleh unsur laut Indonesia tidak didukung dengan
pengamanan intelijen yang maksimal. Serta adanya ketimpangan
kekuatan dari kedua belah pihak membuat pertempuran laut yang
tidak seimbang. Konvoi tiga MTB dengan persenjataan yang minim
dengan tidak didukung kekuatan udara dihadapkan kekuatan kapal
21
b. Saran.
1) Mohon dapatnya Indonesia, TNI, khususnya TNI Angkatan Laut
memperkuat diplomasi dengan Negara-negara sahabat di kawasan
guna menghindari terjadinya konflik. Dengan mengedepankan
diplomasi, dapat menghindari penggunaan kekuatan militer dlam
penyelesaian konflik atau permasalahan antar Negara.
2) Perlu adanya modernisasi alut sista yang dimiliki Indonesi guna
menambah kekuatan militer Angkatan Laut Indonesia yang dapat
dijadikan efek detterance di kawasan regional dan global. Dan
perlunya peningkatan pembelajaran strategi peperangan laut bagi
personil TNI Angkatan Laut.
3) Mohon dapatnya memberikan pembekalan tentang kepemimpinan
dan kejuangan bagi personil TNI Angkatan Laut dalam berorganisasi
maupun kedinasan serta dalam pelaksanaan misi operasi dan misi
perdamaian.
Jakarta, April 2024
Perwira Siswa,
Kepemimpinan dan Kejuangan Komodor Yos Sudarso Dalam Pertempuran Laut Arafuru (15 Januari 1962)
Serta Manfaatnya Bagi TNI Angkatan Laut
HAL NEGATIF
DAFTAR PUSTAKA
Mahan, A.T. 1989. The Influence of Sea Power Upon History 1660-1793. Boston: Little
Brown and Company.
Indonesia, P. 2002. Undang undang 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Jakarta:
Presiden RI.
C. Publikasi Elektronika
Annisa. 2023. Operasi Trikora: Sejarah, Isi dan Dampaknya. Oktober 9. Accessed April
19, 2024. https://fahum.umsu.ac.id/operasi-trikora-sejarah-isi-dan-
dampaknya/.Given, R. J. 2008. Tranformational Leadership: The impact on
Organizational and Personal Outcomes. Accessed April 20, 2024.
https://www.regent.edu/acad/global/ publications/eij/issue1/ELJ_V1Is1_Givens.
24