Esai Omsp Sinar Kudus
Esai Omsp Sinar Kudus
PASIS : 06
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO KELOMPOK : II
NO UJIAN : 037
OLEH
ESAI
PASIS DIKREG SESKOAL ANGKATAN KE – 57
TP. 2019
1
1. PENDAHULUAN
Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
secara aktif dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa
indonesia dan tugas-tugas lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
untuk menghadapi ancaman yang sangat komplek, dilaksanakan secara aktif dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa indonesia.1 OMSP dapat
berbentuk operasi mandiri atau operasi terpadu dalam rangka membantu pemerintah, tugas
perdamian dunia atau sesuai keputusan/kebijakan pemerintah.2 OMSP adalah operasi
militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk
tugas-tugas lain seperti melawan pemberontakan bersenjata, gerakan separatis, tugas
mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan kemanusian dan tugas perdamaian.3
Tentara Nasioanal Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) sebagai komponen utama
dalam melaksanakan penegakan wilayah dan hukum di laut melaksanakan perananan
diplomasi, polisionil dan pertahanan. Tugas TNI AL yang tidak kalah pentingnya dalam
melaksanakan OMSP di bidang keamanan laut dilaksanakan dalam operasi pengamanan
jalur-jalur pelayaran nasional maupun internasional, pengamanan kapal berbendera
Indonesia yang berlayar di luar perairan Yurisdiksi Nasional Indonesia dari tindakan
pembajakan dan perompakan.Dihadapkan dengan tugas dan dinamika ancaman yang
bersifat faktual dan potensial, maka TNI memposisikan diri untuk berperan sebagai alat
negara di bidang pertahanan dan mengemban fungsi sebagai penangkal terhadap segala
bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata lainnya untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
TNI AL sebagai salah satu bagian dari komponen utama kekuatan nasional
Indonesia tidak dapat lepas dari dinamika lingkungan strategis yang terus berkembang dan
kompleks. Bentuk ancaman dan tantangan yang digolongkan dalam bentuk non tradisional
dapat diketahui misalnya keamanan pelayaran, keamanan terhadap pengelolaan sumber
daya energi yang tersebar di seluruh perairan nasional Indonesia.4 Dalam perkembangan
terakhir yaitu dibajaknya kapal bulk carrier berbendera Indonesia yaitu MV Sinar Kudus
pada 16 Maret 2011 pada posisi 320 mil laut sebelah timur laut Pulau Sokotra di Samudera
India telah dibajak oleh para pembajak Somalia. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ancaman
dan tantangan yang dihadapi oleh TNI Angkatan Laut tidak saja yang berada di dalam
wilayah yurisdiksi Indonesia tetapi juga di luar yurisdiksi nasional.5 Dari contoh studi kasus
1 Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. (2011). Bujukin operasi militer selain perang, hal 83.
2 Ibid, hal 73.
3 Ibid, hal 7.
4 Mabesal. (2006). Doktrin TNI AL Eka Sasana Jaya, Mabesal, Jakarta, hlm. 8.
5 Willy F. Sumakul, Operasi Keamanan Laut dan ASEAN Maritim Forum, http://www.fkpmaritim.org, diakses
2. Pembahasan
a. Pada tanggal 16 Maret 2011, kapal kargo Motor Vessel (MV) Sinar Kudus
diserang oleh perompak Somalia ketika melintasi kawasan perairan Somalia,
tepatnya 320 mil timur laut pulau Socotra di lembah sungai Somalia. MV Sinar Kudus
yang mengangkut produk nikel senilai Rp. 1.5 miliar dolar US, pada saat itu
melakukan perjalanan dari Singapura menuju terusan Suez di Mesir. Rapat
pembebasan anak buah kapal (ABK) MV Sinar Kudus dilakukan setelah adanya
informasi pembajakan. Rapat dimulai pada tanggal 18 Maret 2011 dan kemudian
berlanjut kepada pertemuan berikutnya. Menurut keterangan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY), setidaknya ada lima kali rapat terbatas.6 SBY selaku
presiden RI memerintahkan untuk melakasanakan operasi pmembebasan para
awak kapal dan kapal MV Sinar Kudus. Didalam artikel “Somali Piracy: RI Says
Enough by Maj. Gen. M. Alfan Baharudin” (2011), tiga pilihan strategi pembebasan:
1) Mempersilahkan PT. Samudera Indonesia sebagai pemilik kapal MV Sinar Kudus
melakukan negosiasi untuk membebaskan MV Sinar Kudus, 2) Memberikan kuasa
kepada pasukan militer untuk melaksanakan operasi militer dan 3) Kombinasi antara
keduanya disaat negosiasi PT. Samudera Indonesia berjalan, pasukan militer
Indonesia melakukan serangan militer untuk melumpuhkan para perompak.7 Proses
negosiasi besaran uang tebusan dilakukan oleh PT. Samudera Indonesia. Wakil
Presiden Direktur PT. Samudera Indonesia, David Batubara tidak bersedia
menyampaikan kepada media mengenai besaran uang yang diserahkan kepada
perompak karena hal tersebut dapat membahayakan nyawa awak kapal
berkewargaan Indonesia yang saat ini masih ditahan di kapal yang dibajak (Suara
Merdeka, 2012).8
Pada dasarnya tujuan utama dari operasi ini adalah membebaskan sandera
dan MV. Sinar Kudus dari tangan perampok Somalia. Tujuan operasi ini merupakan
terjemahan dari Direktif Presiden RI pada hari Jum’at tanggal 18 Maret 2011 di
Wisma Negara yang diberikan kepada Menkopolhukam Marsekal TNI (Purn) Djoko
6
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Yugo Diandhika Idiosinkretik Susilo Bambang Yudhoyono Terhadap
Kebijakan Penanganan MV Sinar Kudus.doc diakses pada tgl 19 Juni 2019 pukul 20.30 WIB.
7 Ibid.
8 Ibid.
3
Suyanto dan Panglima TNI Laksamanan TNI Agus Suhartono yang berisi “Segera
mengambil langkah guna melindungi segenap warga Negara Indonesia yang sedang
di sandera oleh pembajak Somalia sekaligus membebaskan MV Sinar Kudus melalui
berbagai opsi yang harus dikembangkan”. Direktif Presiden RI tersebut selanjutnya
dibahas di kantor Kemenkopolhukam yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri, Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Sutanto dan
Panglima TNI. Pada pertemuan ini didiskusikan beberapa opsi yang akan ditempuh
yaitu:
1) Pembebasan melalui operasi militer.
2) Pembebasan melalui pembayaran tebusan sesuai tuntutan perompak
(negosiasi).
3) Negosiasi terus dijalankan dan operasi militer disiapkan.
Dari rapat terbatas tersebut disepakati untuk melaksanakan opsi ketiga dengan
harapan negosiasi dapat menemukan kesepakatan dan sebagai upaya mengulur
waktu untuk memberi peluang dilakukannya operasi militer pada waktu dan posisi
yang tepat. Bentuk Operasi Duta Samudera I/2011 (Satgas Merah Putih) adalah
operasi mandiri yaitu Operasi yang hanya dilaksanakan oleh pihak TNI secara sendiri
tanpa melibatkan kekuatan di luar institusi TNI.9
Sifat Operasi Duta Samudera I/2011 (Satgas Merah Putih) adalah berupa
operasi tempur yang dilaksanakan oleh TNI untuk mengatasi dan menghentikan aksi
kekerasan bersenjata para pembajak/perompak Somalia dan menghindari jatuhnya
korban sandera ABK MV. Sinar Kudus. Adapun tugas khusus yang menjadi prioritas
utama yaitu merebut dan menyelamatkan awak dan kapal MV. Sinar kudus dari
Pembajak Somalia, menyelamatkan awak MV.Sinar Kudus yang di Sandera
pembajak dan meninggalkan MV. Sinar Kudus, bilamana situasi dan ancaman tidak
memungkinkan untuk menyelamatkan awak dan kapalnya sekaligus dan Mengambil
tindakan tindakan taktis yang diperlukan di lapangan untuk keberhasilan operasi
ini.
Bagi pemerintah Indonesia, operasi pembebasan ini merupakan operasi jarak
jauh pertama kali yang dilakukan. Setelah MV Sinar Kudus ditahan selama 1 minggu,
rencana awal adalah memberangkatkan dua jenis Kapal Perusak yaitu KRI Yos
Sudarso 353 dan KRI A.H. Perdanakusuma 355 menuju Kolombo dan bergabung
dengan pasukan elit TNI yang sudah tiba terlebih dahulu dan berangkat menuju
lokasi penyanderaan MV Sinar Kudus di pesisir Somalia. Rencana tersebut akhirnya
9Emir Saufat. (2012). Sagas Merah Putih Memburu Perampok Somalia, Markas Komando Korps Marinir,
hal 5.
4
10Ibid.
11https://media.neliti.com/media/publications/35686-ID-operasi-militer-selain-perang-tni-al-menanggulangi-
pembajakan-dan-perompakan-di.pdf diakses pada tgl 19 Juni 2019 pukul 23.45 WIB.
5
12 Dr. Mangisi Simanjuntak. Buku Konvensi PBB 1982 Tentang Hukum Laut, hal 43.
13
https://www.tnial.mil.id/Articles/ArticlesTNIAL/tabid/94/articleType/ArticleView/articleId/23468/Default.aspx
diakses pada tgl 19 Juni 2019 pukul 20.55 WIB.
6
14 Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 (LN RI Tahun 2004 Nomor 127) tentang Tentara Nasional
Indonesia.
15 Ibid.
7
16Ibid.
17https://media.neliti.com/media/publications/35686-ID-operasi-militer-selain-perang-tni-al-menanggulangi-
pembajakan-dan-perompakan-di.pdf diakses tanggal 20 Juni 2019 pkl 08.05 WIB.
8
3. Penutup
a. Satgas Duta Samudra I/2011 mampu menyelesaikan misi pembebasan dan
penyelamatan ABK MV. Sinar Kudus tanpa ada jatuhnya korban di pihak sendiri, hal
ini didasari pada perhitungan yang matang serta didukung oleh pertimbangan
management Risk sesuai prosedur hukum Laut Internasional, pengorganisasian
disusun dengan baik dan mampu mengaplikasikan prinsip dasar operasi yaitu
kecepatan, kerahasiaan, keamanan dan kejutan, Satgas mampu menjalin koordinasi
yang baik dengan unsur-unsur pasukan gabungan penjaga perdamaian
Internasional di wilayah Somalia, kemampuan intai udara yang baik memberikan
data intelijen yang bermanfaat bagi kelangsungan operasi dan moril semangat
tempur serta profesionalisme prajurit yang tinggi.
b. Ancaman pemberontakan bersenjata tempat terjadinya tindak pidana
pembajakan tidak dapat di prediksi, dapat terjadi di dalam perairan yurisdiksi
nasional maupun di luar perairan yurisdiksi nasional. TNI AL dalam menegakkan
hukum di wilayah laut dibatasi kewenangan locus di yurisdiksi nasional, namun
18 Ibid.
19 Ibid.
9