Ancaman Militer
Ancaman Militer
DISUSUN OLEH
XI MIPA 7
1. Agresi Militer
Agresi Militer adalah merupakan tindakan perusakan atau penyerangan
suatu wilayah atau tempat yang biasanya bertujuan untuk merebut kedaulatan
atau Kesejahteraan sebuah Negara. Di Indonesia sendiri, Agresi Militer pernah
terjadi sebanyak dua kali, yaitu :
Agresi Militer Belanda I
Dilatar belakangi Belanda yang menyatakan bahwa hasil Perundingan
Linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947 tidak berlaku lagi. Agresi Militer ini
direncanakan oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook Tujuan
utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang
kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak.
Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan
agresi militer ini sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini
sebagai urusan dalam negeri.
Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari
100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk
persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara
Australia. operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatra terhadap Republik
Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947.
2. Pelanggaran Wilayah
Pelanggaran wilayah adalah penyalahgunaan atau mengeksploitasi di
suatu lingkup wilayah dimana suatu negara tidak memiliki hak atau berada di luar
garis batas negaranya sehingga melanggar batas wilayah negara lain.
Sepanjang tahunnya, banyak terjadi pelanggaran wilayah antara Indonesia
dengan Negara lainnya, beberapa diantaranya yaitu :
3. Sabotase
Sabotase adalah tindakan perusakan yang dilakukan secara terencana,
disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel dan aktivitas dari
bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di tengah-tengah
masyarakat, kehancuran harus menimbulkan efek psikologis yang besar. Contoh
kasus sabotase yang terjadi di Indonesia, yaitu :
Bom Thamrin
Setidaknya terdapat enam ledakan dan baku tembak antara teroris
dan polisi di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016.
Ledakan terjadi di dua tempat, yaitu di halaman parkir Menara Cakrawala
dan di pos polisi di depan gedung tersebut. Delapan orang dinyatakan
tewas, yang terdiri empat pelaku dan empat warga sipil. Sementara 24
lainnya luka-luka akibat serangan tersebut.
Polisi mendeteksi 5 tersangka bom Thamrin, yakni Muhammad Ali,
Sugiyo, Dian Juni, Afif alias Sunakin, dan Ahmad Muhazan. Ahmad
Muhazan diduga merupakan tersangka bom bunuh diri yang diledakan di
kedai kopi Starbucks tepatnya seberang pusat perbelanjaan Sarinah. Afif
dan Muhammad Ali tewas ditembak polisi di halaman parkir Starbucks.
Sedangkan, Sugito dan Dian Juni ditemukan tewas di dekat pos polisi lalu
lintas di depan gedung Sarinah. Keduanya diduga tewas terkena ledakan
bom.
5. Perang Saudara
Perang saudara adalah perang antara kelompok-kelompok terorganisir
dalam negara bagian atau negara yang sama. Perang saudara alias perang sipil
(civil war) juga dikenal sebagai perang intrastate dalam polemologi. Perang
saudara terjadi karena berbagai alasan, tetapi sebagian besar karena masalah
politik ketika massa tidak setuju dengan pemerintah.
Sepanjang sejarah, perang saudara telah digunakan untuk mengubah atau
menggulingkan pemerintah. Perang saudara sendiri sering terjadi di Indonesia,
beberapa diantaranya yaitu :
Tragedi Mesuji
Konflik tanah yang semula terjadi antara negara dengan
masyarakat adat kemudian berubah menjadi konflik antara perusahaan
dengan masyarakat adat. Masyarakat adat merasa memiliki hutan yang
selama ini diklaim sebagai milik negara pun beramai-ramai menuntut
haknya kembali.Hal itu menjadi persoalan besar karena negara melalui
Departemen Kehutanan para era Orde Baru dan awal reformasi sudah
memberikan konsesi pengelolaan hutan kepada beberapa perusahaan
melalui sistem hak pengelolaan hutan (HPH) dan hak guna usaha (HGU).
Menurut Soekarno, dia tidak tega terhadap tangis istri Pope. Rumor
menyebutkan, Pope ditukar dengan 10 pesawat Hercules. Rumor lain
menyebutkan Pope ditukar dengan bantuan pembangunan jalan by pass.
8. Pemberontakan Bersenjata
Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuanmembahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Beberapa pemberantakan
bersenjata yang terjadi di Indonesia, adalah :
Pemberontakan G30S/PKI
Gerakan G30S/PKI sendiri terjadi pada tanggal 30 September
1965, tepatnya saat malam hari. Insiden G30S/PKI masih menjadi
perdebatan berbagai kalangan mengenai siapa penggiatnya dan apa motif
yang melatar belakanginya. Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu
dan otoritas militer menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut
merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur Pancasila
menjadi ideologi komunis.
Pemberontakan DI/TII