BATALYON SISWA-2
PENDAHULUAN
Dalam hal ini TNI AD mempunyai tugas dan tanggung jawab pembinaan yang
besar terhadap satuan satuan yang ada di bawahnya, tugas pembinaan tersebut
meliputi bidang pengamanan, bidang operasi, Latihan, bidang personil, bidang
materiil, bidang logistik serta bidang territorial merupakan kompertemen strategis
yang berkedudukan langsung dibawah panglima TNI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Struktur Orgas (Tap -05 tgl 5 Agustus 1958) di Tanah air telah
dibentuk Kodam hampir di setiap provinsi, namun saat itu masih bersifat teritorial
dengan kemampuan terbatas, terdiri dari Kodam, Korem, Brigade dan
Batalyon. Menjelang akhir tahun 1960 pimpinan AD menganggap perlu membentuk
satuan militer yang bersifat mobil berkemampuan Linud yang siap tempur
menjalankan tugas di seluruh tanah air, maka dibentuklah Cadangan Umum
AD, dimana gagasan dan ide ini keluar dari Kasad Jenderal A.H Nasution pada
tahun 1960, dan sebagai realisasi dari gagasan ini, maka keluarlah skep Kasad No.
KPTS.1067/12/1960 tgl. 27 Desember 1960. Gagasan itu mempunyai latar belakang
yang sangat mendesak, terutama karena keterkaitannya dengan masalah Irian Barat
yang pada waktu itu masih menjadi sengketa dengan Belanda. Untuk
merealisasikan Skep Kasad tersebut, maka selanjutnya dibentuklah kelompok kerja
yang diketuai oleh Deputi I Kasad Brigjen TNI Soeharto yang beranggotakan antara
lain : Kolonel Ahmad Wiranata Kusuma dari Pamen Deputi I Kasad; Letkol Inf
Slamet Sudibyo / Kpt Suryo Jatmiko dari Pama SUAD yang ditugaskan
menyusun Orgas Personel CADUAD.;Letkol Inf Muwardi dari Kodam VII /
Diponegoro yang ditugaskan menyusun Orgas Ter.CADUAD.; Letkol Inf Amir
Mahmud dari Kodam VI Siliwangi yang ditugaskan menyusun Orgas Lat
dan Ops.; Letkol Inf Soegoro dari Pamen SUAD yang ditugaskan menyusun
Orgas Log.; Mayor Inf Joko Basuki dari Pamen SUAD yang ditugaskan
menyusun Orgas Intelejen
Pada awal tahun 1961 tepatnya 6 Maret 1961 (ditetapkan sebagai hari
lahirnya KOSTRAD) telah diresmikan Cadangan Umum Angkatan Darat ( CADUAD)
dimana Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima KORRA I CADUAD,
sedangkan kepala stafnya dijabat oleh Brigjen TNI Ahmad Wiranata Kusuma. Untuk
pengisian personel KORRA I CADUAD diambil dari Kodam-Kodam, dari pendidikan
dasar masing-masing kecabangan. Sehingga akhirnya KORRA I / CADUAD
mempunyai kekuatan I Divisi Inf dengan memiliki pasukan inti 1 Brigade Para,
satuan Banpur dan satuan Banmin. Pada tanggal 19 Desember 1961 bertepatan
dengan pelantikan para taruna AKMIL di Jogjakarta, Presiden Sukarno mencetuskan
TRIKORA yang berisi; Gagalkan pembentukan negara papua di Irian Barat;
Kibarkan bendera merah putih di Irian Barat; Bersiap-siap untuk mengadakan
mobilisasi umum. Dalam usianya yang masih muda KORRA I CADUAN diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tugas operasi TRIKORA untuk membebaskan
Irian Barat dari tangan penjajah Belanda. Menindak lanjuti tugas penting ini, maka
pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan
markas besarnya di Ujung Pandang.dengan Panglima Mandalanya yaitu Brigjen TNI
Soeharto, dengan tugas tambahan sebagai DEPUTI I KASAD untuk wilayah timur.
Dalam operasi ini melibatkan AD, AL, AU Sukarelawan dan masa rakyat dengan
sandi “OPERASI JAYAWIJAYA”. Misi dari Operasi Jayawijaya ini untuk
membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan
perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York
mengalami kegagalan. Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, maka pada
tanggal 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fak-fak,
Misoi, Wagiu, Serui, sorong, Kaimani. Akhirnya pertengahan Agustus 1962
dilakukanlah serbuan umum.melawan penjajah Belanda dengan sasaran
wilayah Biak, Jayapura. KORRA 1 / CADUAD sendiri menurunkan 1 Divisi, hal ini
menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat.
Penyerahan Irian Barat ini dengan ditandainya berkibarnya bendera merah putih
pada tanggal 1 Maret 1963. Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah NKRI, maka
Operasi kemudian dilanjutkan dengan Operasi “WISNU MURTI’ yaitu Operasi
lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat Binter dan Operasi Linud yang
sifatnya tempur.
Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala ini, maka Mayjen TNI
Soeharto membuat telaahan staf yang intinya perlunya dibentuk pasukan cadangan
strategis. Akhirnya gagasan ini disetujui, maka berdasarkan Skep Kasad No :
KPTS 178/2/1963 tgl 19 Feb.1963 diputuskan bahwa KORRA I CADUAD resmi
menjadi KOSTRAD. Dengan tugas pokoknya untuk melaksanakan operasi militer
baik secara berdiri sendiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan dalam
rangka mempertahankan Negara Kesatuan Repiblik Indonesia.
Kelahiran KOSTRAD identik dengan mitos lahirnya Gatotkaca dalam cerita
pewayangan, pada awal lahirnya Kostrad sudah diberi kepercayaan melaksanakan
tugas Operasi dengan sukses di Irian Barat ini merupakan suatu gemblengan
pengalaman seperti gemblengan Gatotkaca yang digodog dalam kawah
Candradimuka yang akhirnya keluar menjadi ksatria yang gagah berani, memiliki
otot kawat tulang besi , pilih tanding disegani lawan maupun kawan.Dalam bentuk
organisasinya Kostrad mempunyai bentuk Komando lapangan yang terdiri dari :
Markas Komando, Markas Divisi, Brigade dan gugusan tempur bantuan tempur dan
Bantuan administrasi. Kostrad berkedudukan sebagai kotama dan dalam segi
pembinaan Kostrad berkedudukan langsung dibawah Kasad. Sedangkan dalam segi
operasional Kostrad berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI. Pada ulang
tahun KOSTRAD yang ke 6 (1967) Mayjen TNI Kemal Idris menyelenggarakan
sayembara untuk membuat Mars KOSTRAD dan Himne KOSTRAD dan akhirnya
pemenangnya jatuh pada Karya M. Simanungkalit. KOSTRAD dalam perjalanan
sejarahnya pernah mendapat ”SAMNYA PURNA NUGRAHA’ dari Presiden RI pada
acara ulang tahun KOSTRAD ke 8 thn 1969. Sejak Berdirinya KOSTRAD
Dalam perkembangan organisasi, Kostrad hingga saat ini telah memiliki 3
Divisi Infanteri, Staf Ahli Pangkostrad, Inspektorat Kostrad, Staf Umum (Staf
Perencanaan, Staf Intelijen, Staf Operasi, Staf Personil, Staf Logistik, Staf Teritorial
dan 23 Satuan Badan Pelaksana (Puskodal, Hukum, Keuangan, Polisi Militer,
Penerangan, Jasmani Militer, Pembinaan Mental, Kesehatan, Peralatan, Ajudan
Jenderal, Zeni, Perbekalan, Perhubungan, Informasi dan pengolahan data, Sandi,
LO Laut, LO Udara, Puskopad, Sekertariat Umum, Detasemen Markas Kostrad,
Detasemen pemeliharaan daerah latihan, Batalyon Satria Sandi Yudha dan
Batalyon Mandala Yudha ). Divisi Infanteri-1 terdiri dari 2 Brigif Para Raider, 1 Brigif
Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1
Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Ki Kav Tai. Divisi Infanteri-2 terdiri
dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Mekanis, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon
Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1
Denpal dan 1 Ki Kav Tai. Sedangkan Divisi Infanteri-3 terdiri dari 1 Brigif Para
Raider, 1 Brigif Raider, 1 Yon Arhanud, 1 Yon Armed, 1 Denhub, 1 Denpom, 1
Denpal dan 1 Ki Kav Tai.
Berdasarkan Petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor :
Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan
penggunaan Brevet Cakra bagi personil militer Kostrad, maka terhitung mulai
tanggal 15 Maret 2016 seluruh personil militer Kostrad dan mantan prajurit Kostrad
berhak menggunakan Brevet Cakra. Dan untuk personil militer yang baru masuk
Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang diselenggarakan secara
terpusat.Pengabdian prajurit Kostrad dari masa ke masa terlibat dalam penugasan
luar negeri sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah kendali Dewan
Keamanan PBB. Sedangkan di wilayah NKRI Kostrad terlibat dalam Operasi
pemulihan keamanan, Pengamanan Perbatasan, Penanggulangan Bencana Alam,
Pengamanan Obyek Vital dan Operasi pembebasan sandera.
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
REFERESI
https://kostrad.mil.id/sejarah/
^ ""Prajurit Pilihan Ikuti Latihan Cakra 1"". Diarsipkan dari versi aslitanggal 2017-03-
23. Diakses tanggal 2017-03-22.
ANIS SAHRIFUDIN
NO CAPA 637