Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

DAN STRATEGI PENGEMBANGAN


INDUSTRI KECIL MEUBEL
DI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

BUDI RAHARJO
3353403029

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

LATAR BELAKANG
 Industri kecil meubel merupakan salah satu usaha yang memberi
kontribusi besar bagi perekonomian masyarakat di Kecamatan Suruh.
Pada tahun 2007 terdapat 30 unit usaha yang mampu menyerap 93 orang
tenaga kerja di Kecamatan Suruh.

 Namun demikian, industri kecil di Kecamatan Suruh masih menghadapi


berbagai permasalahan seperti permodalan, teknologi, dan pemasaran.
Dengan berbagai permasalahan dan kelemahan itu industri kecil di
Kecamatan Suruh dapat mengalami resiko kegagalan.

 Berdasarkan hal itu, maka analisa kelayakan perlu dilakukan guna


mengeliminir besarnya resiko yang akan ditanggung para pelaku industri
kecil meubel di Kecamatan Suruh. Selain itu, perlu dikaji strategi
pengembangan yang tepat untuk dapat meningkatkan usaha industri kecil
meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana profil industri kecil meubel di Kecamatan Suruh


Kabupaten Semarang ?
 Apakah usaha industri meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang sudah layak secara finansial ?
 Bagaimana strategi pengembangan sektor industri kecil meubel di
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ?
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

LANDASAN TEORI
A. Industri Kecil
Menurut Martani Husein (1993:152), industri kecil memiliki beberapa ciri
tertentu antara lain:
 Tipe kepemilikan perorangan.
 Teknologi yang digunakan masih sederhana dan tradisional.
 Output merupakan barang tradisional dan relatif kecil.
 Pemasaran pada pasar lokal dan terbatas.
 Pola kegiatan yang tidak teratur, baik dalam arti waktu dan
pemasaran.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

B. Studi Kelayakan
 Menurut Umar (1999:7), studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis – yang biasanya
merupakan proyek investasi itu – dilaksanakan. Maksud layak (atau
tidak layak) di sini adalah prakiraan bahwa proyek akan dapat (atau
tidak dapat) menghasilkan keuntungan yang layak bila telah
dioperasionalkan.
 Sedangkan menurut Suwarsono dan Suad Husnan (1994:4), yang
dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang
dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)
dilaksanakan dengan berhasil.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

C. Strategi Pengembangan
 Menurut Hayes dan Wheel Wright dalam Rangkuti (2006), strategi
mengandung arti semua kegiatan yang ada dalam lingkup perusahaan,
termasuk di dalamnya pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
 Menurut Rangkuti (2006:4) konsep – konsep strategi adalah :
1. Distinctive Competence
Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan
lebih baik dibandingkan pesaingnya.
2. Competitive Advantage
Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

KERANGKA BERPIKIR

Industri Kecil Meubel

Analisis Kelayakan Strategi Pengembangan

NPV IRR BCR SWOT


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

METODE PENELITIAN

 Populasi dalam penelitian ini adalah unit-unit usaha industri kecil meubel
di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berjumlah 30 unit
usaha.
 Variabel penelitian adalah profil, kelayakan finansial dan strategi
pengembangan industri kecil meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang.
 Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket,
metode interview, dan metode dokumentasi.
 Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis
kelayakan finansial dan analisis SWOT.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

HASIL PENELITIAN
1. Profil Industri Meubel
 Industri meubel di Kecamatan Suruh tersebar di 4 desa yaitu di desa
Medayu, Dadapayam, Reksosari dan Ketanggi.
 Industri meubel di Kecamatan Suruh berjumlah 30 unit usaha dan mampu
menyerap 104 orang tenaga kerja.
 Produksi meubel di Kecamatan Suruh bersifat massal dan pesanan. Masing-
masing unit usaha dapat memproduksi 5 sampai 6 jenis meubel dengan
jumlah produksi 15 hingga 30 unit per bulan.
 Daerah pemasaran hasil produksi meubel Suruh meliputi wilayah Kabupaten
Semarang, dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah seperti Purbalingga,
Banjarnegara dan Magelang, hingga luar Jawa Tengah yaitu DIY dan Bali.
 Kendala-kendala yang dihadapi industri meubel Suruh antara lain
keterbatasan modal, peralatan dan teknologi, strategi pemasaran yang
kurang baik dan ketatnya persaingan dengan industri meubel daerah lain.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

2. Analisis Kelayakan Usaha


 Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha didapatkan hasil Net
Present Value (NPV) dari industri meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang sebesar Rp452.950.625,43. Oleh karena nilai NPV lebih besar
daripada nol, maka industri kecil meubel Kecamatan Suruh Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang layak dilakukan.
 Nilai Benefit-Cost Ratio (BCR) adalah sebesar 1,55. Nilai BCR tersebut berarti
bahwa nilai manfaat yang diperoleh dalam usaha ini adalah sebesar 1,55 kali
lipat dari nilai biaya yang dikeluarkan pada tingkat bunga sebesar 12%. Karena
nilai BCR lebih besar daripada satu maka industri kecil meubel di Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang layak dilakukan.
 Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah sebesar 18,7 %. Karena nilai ini lebih
besar daripada tingkat bunga bank sebesar 12 % maka dapat disimpulkan bahwa
usaha industri kecil meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang layak
dilakukan.
 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha industri kecil meubel di
Kecamatan Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang layak dilakukan.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

3. Analisis SWOT
Hasil analisis SWOT pada industri kecil meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang adalah sebagai berikut :
• Kekuatan
1. Produktivitas yang tinggi .
2. Potensi SDM yang cukup baik.
• Peluang
1. Adanya dukungan kuat dari pemerintah daerah
2. Peluang pasar yang cukup tinggi.
• Kelemahan
1. Keterbatasan modal.
2. Kurangnya kemampuan promosi dan distribusi.
• Ancaman
1. Meningkatnya persaingan regional dan nasional.
2. Pasar yang semakin selektif.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

Berdasarkan analisis SWOT, disusun strategi untuk mengembangkan


usaha meubel di Kecamatan Suruh. Adapun strategi pengembangan
tersebut adalah:
1.Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah untuk mendapatkan
bantuan baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan.
2.Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas
dengan cara mengikuti pameran-pemeran industri kecil.
3.Meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dengan industri
meubel dari daerah lain sehingga dapat menjaring lebih banyak
konsumen.
4.Meningkatkan kualitas SDM dan motivasi pelaku usaha untuk dapat
mengembangkan usahanya.
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang

SARAN
1. Kualitas produk perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan
industri meubel daerah lain.
2. Promosi produk meubel perlu ditingkatkan agar pasar dapat lebih luas
dan semakin banyak konsumen yang terjaring.
3. Pemerintah harus tetap memberi dukungan bagi industri meubel untuk
mengatasi keterbatasan modal, meningkatkan kualitas dan ciri khas
produk, menghadapi ancaman persaingan dengan industri meubel lain
dan meningkatkan promosi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai