Anda di halaman 1dari 261

ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN

MENGGUNAKAN MATRIKS SWOT PADA SENTRA UKM


INDUSTRI TAS DAN KOPER TANGGULANGIN, SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

M. Tommy Artha

NIM. 15080324001

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi

Program Studi S1 Pendidikan Tata Niaga

2019
ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN
MENGGUNAKAN MATRIKS SWOT PADA SENTRA UKM
INDUSTRI TAS DAN KOPER TANGGULANGIN, SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan

Oleh :

M. Tommy Artha
NIM. 15080324001

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ekonomi
Program Studi S1 Pendidikan Tata Niaga
2019

i
ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI
PEMASARAN MENGGUNAKAN
MATRIKS SWOT PADA SENTRA UKM
INDUSTRI TAS DAN KOPER
TANGGULANGIN, SIDOARJO

Surabaya, 31 Mei 2019

ii
iii
Surabaya, 31 Mei 2019

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-


Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN
MENGGUNAKAN MATRIKS SWOT PADA SENTRA UKM
INDUSTRI TAS DAN KOPER TANGGULANGIN, SIDOARJO”
dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan program sarjana pendidikan.
Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si., selaku Dekan


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
2. Bapak Dr. Lukman Hakim MSA, selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.
3. Bapak Dr. Tri Sudarwanto M.SM selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Tata Niaga, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya.
4. Ibu Novi Marlena, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasihat
selama proses penyusunan skripsi.
5. Pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sidoarjo dan Ketua Koperasi Intako Kecamatan
Tanggulangin, yang telah memberikan izin untuk
kunjungan lapangan kepada peneliti untuk pengambilan
data.

v
6. Para pemilik usaha tas dan koper yang tergabung pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, yang telah
membantu peneliti dalam pengambilan data usaha.
7. Kedua orang tua (Bapak Rokhim dan Ibu Aisah Fermi
Asih) dan kedua adik saya (Rama dan Marwah) yang
telah senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan
secara moril dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen S1 Pendidikan Tata Niaga, yang selama
ini telah mendidik dan membimbing saya ketika di
bangku kuliah.
9. Teman-teman Member SAMAWA Official yang telah
memberikan semangat, motivasi, dan dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman Mahasiswa S1 Pendidikan Tata
Niaga 2015 A dan B yang telah memberikan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa draft


proposal seminar bidang studi masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan
saran yang bersifat membangun.

Surabaya, Juni 2019

Penulis

vi
ABSTRAK

ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN


MENGGUNAKAN MATRIKS SWOT PADA SENTRA UKM
INDUSTRI TAS DAN KOPER TANGGULANGIN, SIDOARJO

Nama : M. Tommy Artha


NIM : 15080324001
Program Studi : S1 Pendidikan Tata Niaga 2015 A
Jurusan : Pendidikan Ekonomi
Fakultas : Ekonomi
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Novi Marlena, S.Pd., M.Si

Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo


merupakan suatu tempat yang di dirikan oleh pemerintah Kabupaten
Sidoarjo untuk pemasaran produk-produk dari para pemilik UKM yang
menjual produk Tas dan Koper. Jenis penelitian yang dilakukan oleh
peneliti adalah penelitian deskriptif kualitaif. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan subjek
penelitian adalah para Pemilik usaha, Ketua Koperasi INTAKO, dan
Disperindag. Teknik analisis yang dilakukan peneliti melalui
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan, dengan mengidentifikasi faktor internal meliputi aspek
pemasaran, promosi, keuangan, dan operasional serta faktor ekternal
yang meliputi aspek ekonomi, demografi, pemerintah, teknologi, dan
kekuatan kompetitif.
Berdasarkan hasil analisis data dari perhitungan matriks SWOT
diperoleh total skor Kekuatan (1,97), Peluang (1,49), Kelemahan (1,31),
dan Ancaman (1,54). Dimana menghasilkan posisi strategi ST (Kekuatan
dan Ancaman). Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo harus bekerjasama dengan pihak pemerintah dalam
peningkatan pemasaran produk dan memanfaatkan kemajuan teknologi
yang sedang berkembang serta meningkatkan pelayanan penjualan.

Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Analisis SWOT, Matriks


SWOT

vii
ABSTRACT

ANALYSIS OF MARKETING STRATEGY PLANNING USING


SWOT MATRICES AT THE CENTER OF BAG AND SUITCASE
UKM INDUSTRY TANGGULANGIN, SIDOARJO

Name : M. Tommy Artha


NIM : 15080324001
Degree : S1 – Commerce Education 2015 A
Department : Economic Education
Faculty : Economic
Institution : Surabaya State University
Lecturer : Novi Marlena, S.Pd., M.Si

The center of the Bag and Suitcase Industry UKM in Tanggulangin,


Sidoarjo District is a place that was established by the Sidoarjo Regency
government to market products from UKM owners who sell some types
of bags and suitcase products. The type of research conducted by the
researcher is a qualitative descriptive. The technique of collecting
data from interviews, observation, and documentation, with the research
subjects were business owners, Chairman of the INTAKO Cooperative,
and Disperindag. Analysis techniques carried out by researchers
through data collection, data reduction, data presentation, and
then conclusion, by identifying internal factors including aspects of
marketing, promotion, finance, and operations as well as external factors
which include aspects of the economy, demography, government,
technology, and competitive power.
Based on the results of data analysis from the calculation of the
SWOT matrix obtained the total score including Strength (1.97),
Opportunity (1.49), Weakness (1.31), and Threat (1.54). which the
results in the strategy position is ST (Strength and Threat). The center
of the Bag and Suitcase Industry UKM in Tanggulangin, Sidoarjo must
cooperate with the government to increase product marketing and take
advantage of developing technological advancements and improve to
sales services.

Keywords: Marketing Strategy, SWOT Analysis, SWOTS Matrix.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSIError! Bookmark not
defined.
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI...................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRACT .........................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
E. Batasan Penelitian ................................................................... 11
F. Hasil yang Diharapkan .......................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 13
A. Kajian Teori .............................................................................. 13
1. Usaha Kecil Menengah ( UKM )...................................... 13
2. Pemasaran .......................................................................... 15
3. Strategi Pemasaran ............................................................ 17
4. Perencanaan Strategi Pemasaran .................................... 26
5. Kinerja Pemasaran ............................................................ 36
6. Analisis SWOT ................................................................... 38
ix
7. Faktor Eksternal dan Internal Lingkungan Pemasaran 44
8. Matriks SWOT ................................................................... 57
B. Kerangka Berpikir ................................................................... 64
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 65
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................... 65
B. Rancangan Penelitian ............................................................. 67
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 69
D. Data dan Sumber Data Penelitian ......................................... 69
E. Subjek dan Objek Penelitian .................................................. 70
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 73
1) Pengamatan (Observasi) .................................................. 73
2. Wawancara ......................................................................... 75
3. Dokumentasi ...................................................................... 76
G. Teknik Uji Validitas Data ....................................................... 77
1. Triangulasi Sumber ........................................................... 77
2. Triangulasi Teknik ............................................................ 77
3. Triangulasi Waktu ............................................................. 78
H. Teknik Analisis Data .............................................................. 78
1. Pengumpulan data ............................................................ 79
2. Reduksi data ...................................................................... 80
3. Penyajian Data ................................................................... 80
4. Kesimpulan/ verifikasi .................................................... 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 115
A. Diskripsi Umum Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo ...................... 115
1. Struktur Organisasi ......................................................... 117
2. Visi dan Misi .................................................................... 119
x
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 121
1. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan Internal ......... 121
A. Perhitungan Kondisi Internal ........................................ 138
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2019 ........................... 142
2. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal ...... 142
A. Perhitungan Kondisi Eksternal ..................................... 148
2. Analisis Matriks SWOT (Strenght, Weaknesses,
Oportunity, Treath) ......................................................... 152
3. Strategi yang di rekomendasikan ................................. 176
C. Pembahasan................................................................................. 178
1. Hasil identifikasi faktor Internal dan Eksternal dari Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo .......... 178
2. Hasil Analisis Matriks SWOT ............................................. 182
3. Strategi pemasaran pada Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo. .................................................. 184
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 191
A. Kesimpulan ............................................................................ 191
B. Saran ....................................................................................... 197
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 199
LAMPIRAN ...................................................................................... 203

xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Persebaran Sentra UKM di Kab. Sidoarjo .................. 2
2. Tabel 1.2 Perkembangan Penjualan Tas dan Koper Tahun2010-
2017 di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo ............................................................................................ 6
3. Tabel 2.1 Matriks SWOT ............................................................. 62
4. Tabel 3.1 Anggota Usaha yang ada pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo .................................... 71
5. Tabel 3.2 Teknik Analisis dan Indikator ................................... 81
6. Tabel 3.3 Indikator Penelitian ..................................................... 82
7. Tabel 3.4 Mapping Pengumpulan Data Penelitian ............... 100
8. Tabel 4.1 Produk Yang Dipasarkan di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo .................................. 128
9. Tabel 4.2 Rata-Rata Harga Produk Tas dan Koper di Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo ........ 129
10. Tabel 4.3 Rata-Rata Hasil Penjualan Per Bulan Tas dan Koper
di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo ........................................................................................ 132
11. Tabel 4.4 Upah para SPG dan SPB di Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin,..................................... 135
12. Tabel 4.5 Faktor-Faktor Lingkungan Internal Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin ............... 139
13. Tabel 4.6 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin................ 149
14. Tabel 4.7 Matriks SWOT ........................................................... 154
15. Tabel 4.8 Total Skor Akhir Kondisi Internal dan Eksternal
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo ........................................................................................ 174
16. Tabel 4.9 Strategi yang direkomendasikan ............................ 186

xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Lingkungan Bisnis yang Dinamis ........................ 27
2. Gambar 2.2 Kerangka Formulasi Strategis ............................... 32
3. Gambar 2.3 Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian
Pemasaran ..................................................................................... 34
4. Gambar 2.4 Diagram Analisis SWOT ........................................ 39
5. Gambar 2.5 Bagan Lingkungan Eksternal Organisasi ............ 45
6. Gambar 2.6 Matriks Seleksi Strategi Dasar .............................. 60
7. Gambar 2.7 Kerangka Berfikir .................................................... 64
8. Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ................................. 68
9. Gambar 3.2 Analisis Data Model Miles dan Huberman ........ 79
10. Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi .................................. 118
11. Gambar 4.2 Bagan Alur Distribusi Produk Tas dan Koper . 137
12. Gambar 4.3 Diagram Matriks SWOT ...................................... 175
13. Gambar 4.4 Diagram Analisis SWOT ...................................... 176
14. Gambar 4.5 Mapping Analisis Strategi Pemasaran ............... 177

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran yang sangat
penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi sebuah
negara, baik itu negara berkembang ataupun negara maju.
Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, Usaha
Kecil Menengah adalah sektor ekonomi yang memiliki
ketahanan yang paling baik. Sehingga UKM perlu
diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus
dengan berusaha mengamati segala kendala-kendala yang
dialami UKM, sehingga mampu memberikan kontribusi yang
lebih maksimal dan efektif terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat di Indonesia (Kristiyanti, 2012).
Sedangkan menurut The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation, dalam Rahmana (2009) UKM di Indonesia akan
terus dikembangkan karena sekitar 64% pengusaha UKM di
Indonesia mempunyai niat untuk menambah investasi
pengembangan bisnis dan sekitar 44% pengusaha UKM di
Indonesia mempunyai rencana untuk menambah tenaga kerja
dan hal ini diperkuat oleh Kementrian Negara Republik
Indonesia dimana, Koperasi dan UKM merupakan satu
kebijakan pembangunan dalam jangka panjang. Negara
memperkuat perekonomian domestik, dimana kontribusi
UKM dalam penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan
masing-masing wilayah nasional sebesar Rp 1.778,75 triliun.
Perwujudan 53,3 persen dari PDB nasional dengan laju
kebijakan ini dapat dilakukan salah satunya adalah
pertumbuhan PDB tahun 2005-2006 adalah melalui
pengembangan UKM.

1
2

Diketahui bahwa jumlah UKM yang ada di Indonesia saat


ini mencapai 59,2 juta pelaku usaha (Kementrian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia, 2018). Dari sekian
banyaknya UKM yang ada di Indonesia, salah satu daerah
yang memiliki UKM yang terbesar dan terkenal adalah kota
Sidoarjo, dimana data UKM di Kabupaten Sidoarjo pada
sensus Ekonomi tahun 2016 yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik pada tahun 2016 Sidoarjo telah memiliki UKM
sebayak, 206.725 usaha yang tersebar di seluruh Kabupaten
Sidoarjo. Dari banyaknya UKM yang ada di Sidoarjo terdapat
pula sentra-sentra UKM yang sangat banyak dan dapat
menambah pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten Sidoarjo
(Hasil SE2006 oleh BPS, 2016). Ada macam-macam Sentra
UKM yang ada di Sidoarjo antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1
Persebaran Sentra UKM di Kabupaten Sidoarjo
No Nama Sentra Jumlah Keterangan
UKM
1 Sentra UKM Industri 12 UKM Semuanya terdiri
Tas dan Koper dari usaha tas dan
Kecamatan koper dengan bahan
Tanggulangin, dasar Kulit dan
Kabupaten Sidoarjo Imitasi

2 Kampoeng Sayangan 43 UKM  20 UKM


Kecamatan Candi memproduksi
produk cetakan
Roti
 15 UKM
memproduksi
Spikul dan Oven
 1 UKM
memproduksi
3

Kompor mini
 1 UKM
memproduksi
Toples
 6 UKM
memproduksi
Loyang
3 Sentra Makanan dan 14 UKM  10 UKM usaha
Minuman Makanan
( Kecamatan Sedati,  4 UKM usaha
Tnggulangin, Buduran, Minuman
Tarik, dan Wonoayu )
4 Sentra Perajin 13 UKM Semua terisi dengan
Aksesoris usaha Aksesoris (
( Kecamatan giwang, liontin,
Gedangan, Buduran, gelang, bros, sapu
Candi, Porong, dan tangan, kalung, pin,
Taman ) dll )
5 Sentra Kerajinan Perak 1 UKM Usaha dengan
Kecamatan Porong produksi dan
pembuatan
perhiasan dari bahan
baku perak
6 Sentra Baju Batik – 12 UKM Semuanya terdiri
Lukis dari usaha Batik –
Kota Sidoarjo Lukis
7 Sentra Telor Asin 1 UKM Usaha dengan
Kecamatan Candi produksi Telur Asin

8 Sentra Perajin Sepatu – 29 UKM  21 usaha sepatu


Sandal  8 usaha sandal
Kecamatan Waru
Sumber : Disperindag Kabupaten Sidoarjo, 2018
4

Sesuai dengan penjelasan pada tabel 1.1 di atas, Sidoarjo


memiliki 8 Sentra Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
tersebar di wilayah Kaabupaten Sidoarjo. Dari sekian
banyaknya sentra yang ada di Kabupaten Sidoarjo, ada satu
sentra yang dulu pernah sangat terkenal dan menjadi maskot
dari kota Sidoarjo, sentra itu adalah Sentra UKM Industri Tas
dan Koper yang terletak di daerah Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo. Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, memiliki
sebuah keunggulan dibandingkan dengan Sentra-sentra
lainnya yang ada di Kabupaten Sidoarjo, dibuktikan dari
prestasi, dimana 1) pada tahun 1986 Presiden Soeharto
memberikan sebuah penghargaan berupa Upakarti atas
perananan Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo dalam hal membantu para perajin kecil yang ada di
daerah sekitarnya dan menjadi salah satu icon atau ciri khas
dari Kabupaten sidoarjo, serta 2) pada tahun 1986 sampai
dengan 1991 Koperasi Sentra Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin menjadi Koperasi terbaik di Tingkat
Nasional dalam kategori KOPINKRA (Koperasi Industri dan
Kerajinan) selanjutnya, 3) pada tahun 1989 Sentra Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin meraih juara 1 lomba
gugus kendali tingkat Nasioanal (Disperindag Kabupaten
Sidoarjo, 2018). Sedangkan menurut Lin (1998) Usaha kecil
penting untuk dikaji karena memiliki peran besar dalam
pertumbuhan suatu ekonomi pada skala nasional dan
regional. Dimana hampir 90% dari total usaha yang ada di
dunia merupakan kontribusi dari UKM (Rahmana, 2009).
Menurut hasil wawancara peneliti dengan bapak
Muhammad Mahfud, selaku Kepala Bidang Seksi Pembinaan
Usaha Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sidoarjo, beliau
menjelaskan bahwa, “Dinas Koperasi dan UMKM serta
5

Disperindag hanya melakukan suatu strategi pemasaran


dengan melibatkan UKM pada pameran dan penjualan secara
konvensional. Antara lain melakukan strategi pemasarannya
melalui pameran-pameran di dalam daerah, kususnya masih
wilayah pulau Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu Sentra
UKM Industri Tas dan Koper, mengalami sebuah
kemunduran atau sebuah “Mati Suri” yang di akibatkan oleh
sebuah fenomena bencana lumpur panas Lapindo pada tahu
2006 silam dan di kuatkan dengan gambaran penurunan
pendapatan yang di peroleh Koperasi INTAKO sejak tahun
2006 hingga 2010 (sumber : hasil wawancara peneliti dengan
Disperindag, 2018).
Dikarenakan pemasaran produk yang masih
mengandalkan penjualan secara langsung atau offline dan
sederhana, penjualan produk pada Sentra UKM industri dan
Koper masih belum maksimal. Dikarenakan hasil produksi
yang melimpah tidak diimbangi dengan kemampuan
pemasaran yang memadai, sehingga kerap terjadi persaingan
dan bahkan penurunan harga di pasar. Kondisi demikian
yang menjadikan sejumlah pelaku usaha atau para perajin
yang telah menjadi pengusaha telah kembali terperangkap ke
dalam lingkup kerja sebagai buruh. Kendala yang dihadapi
yaitu ketika harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dari
produk China namun produk Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo sendiri memiliki keistimewaan
yaitu mementingkan kualitas dari produk.
Kualitas produk yang di hasilkan di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo juga cenderung
monoton sehingga untuk meningkatkan nilai jualnya perlu
diadakan pelatihan-pelatihan desain yang unik serta kreatif,
selain itu pula Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo sendiri harus lebih meningkatkan
6

promosinya agar produknya juga dikenal masyarakat luas,


dan mengurus HAKI agar hasil karya yang tidak diakui oleh
orang lain. Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo harus terus meningkatkan karyanya dan membuat
suatu karya yang mempunyai ciri khas tersendiri, sehingga
produk Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo tidak dapat dipalsukan dan konsumen yang
memakai lebih mencintai produk Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo (Azqiyah,2016). Dimana
hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pra observasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dimana kondisi
pada Sentra UKM industri dan Koper Kecamatan
Tanggulangin sangat sepi dari kunjungan konsumen atau
wisatawan yang datang ke Sentra UKM industri dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, dimana dapat dilihat dari data
penjualan dan omzet pada tabel 1.2 yang selalu mengalami
penurunan setiap tahunnya. Padahal Menurut Dick dan Basu
(1994), salah satu tujuan utama aktivitas pemasaran seringkali
dilihat dari pencapaian loyalitas pelanggan melalui strategi
pemasaran (Siregar, 2004)
Terjadi penurunan pendapatan koperasi INTAKO dari
tahun ke tahun dalam kurun waktu tahun 2006-2010. Hal ini
juga diperkuat dengan data rata-rata penjualan produk pada
Sentra Industri Tas dan Koper setiap tahunnya, seperti pada
tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2
Perkembangan rata-rata penjualan usaha Tas dan Koper
tahun 2010 – 2017 di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo
No. Tahun Omzet rata-rata penjualan Per-Bulan
1 2010 9,5 Milyar / bulan
2 2011 5,3 Milyar / bulan
7

3 2012 3,3 Milyar / bulan


4 2013 2,7 Milyar / bulan
5 2014 1,2 Milyar / bulan
6 2015 900 juta / bulan
7 2016 780 juta / bulan
8 2017 700 juta / bulan
(Sumber : Hasil Wawancara dengan Disperindag dan Pelaku
Usaha, 11/11/2018)

Berdasarkan kunjungan para konsumen dan penjualan


pada Sentra Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin
di setiap tahunnya. Pada tahun 2006-2007 terjadi penurunan
yang paling tinggi sebesar 30,8% dari semula jumlah
pendapatan Rp 13.850.028.955,- menjadi Rp 9.584.220.037. di
harapkan dengan merekomendasikan strategi pemasaran
menggunakan Matriks SWOT pada sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin Sidoarjo akan dapat memperbaiki
dan mengembalikan kejayaan dari sentra. Pada tahun 2006
terjadi bencana luapan lumpur Lapindo yang berdampak
langsung pada sentra industri INTAKO yang berdampak
pada menurunnya jumlah pengunjung, banyak beberapa toko
di kawasan tersebut mulai gulung tikar. Toko yang masih
bertahan, kini lebih banyak digunakan sebagai tempat
produksi untuk mengerjakan pesanan saja dari para
pelanggan (Arlisa dan Legowo 2015). Dimana dulunya Sentra
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin merupakan
salah satu tempat wisata dan belanja terbesar dan terkenal di
Kabupaten Sidoarjo, akan tetapi pasca terjadinya bencana
lumpur lapindo mengakibatkan penurunana omzet penjualan
produk, dimana pada tahun 2007 omzet dari Sentra Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin mencapai 9,5 Milyar
per-bulannya dan semakin menurun omzet sampai tahun
2017 menjadi 700 juta untuk per bulannya.
8

Berdirinya Sentra UKM Industri Tas dan Koper


Tanggulangin, Sidoarjo dapat mewujudkan kemandirian
ekonomi masyarakat di kawasan sentra tersebut. Adanya
presepsi orang tentang tenggelamnya industri tas dan koper
secara keseluruhan diakibatkan oleh bencana alam lumpur
lapindo jadi berdampak pada jumlah pengunjung semakin
menurun yang berimbas pada menurunnya omset para
pengusaha tas dan koper Tanggulangin (Gofar,2018).
Dikarenakan penurunan omzet yang selalu terjadi maka
diperlukan perumusan strategi pemasaran yang baru guna
membangkitkan sentra. Tidak hanya itu ketidakberdayaan
UKM tersebut terlihat saat mereka diserang oleh produk-
produk impor yang masuk dengan harga yang sangat
bersaing. Sebagai akibat yang dirasakan oleh UKM adalah
omset menurun terutama bagi pelaku usaha mikro yang
sangat rentan dengan kondisi kemiskinan. (Nawangsari,2016)
Berdasarkan fenomena sumber informasi yang telah
dijabarkan diatas, inilah yang menjadi sebuah alasan bagi
peneliti ingin melakukan sebuah analisis perencanaan strategi
pemasaran dengan menggunakan Matriks SWOT pada Sentra
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin.
Merekomendasikan strategi pemasaran dengan menggunakan
Matriks SWOT sangat penting karena dapat membangkitkan
dan mengembalikan eksistensi Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin sebagai Sentra UKM unggulan di
Kabupaten Sidoarjo.
9

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang di
jadikan pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana analisis dari faktor Internal dan eksternal di
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo ?
2. Bagaimana perumusan strategi pemasaran dengan
menggunakan analisis Matriks SWOT berdasarkan faktor
Internal dan eksternal di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo ?
3. Bagaimana rekomendasi strategi pemasaran yang tepat
bagi Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang ada
di sentra UKM Tas dan Koper Tanggulangin Sidoarjo.
2. Untuk merumuskan strategi pemasaran pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
dengan menggunakan matriks SWOT
3. Memberikan rekomendasi strategi pemasaran untuk
dikembangkan di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian tujuan diatas, maka dalam penelitian
ini terdapat beberapa manfaat secara teoritis maupun
praktisi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
10

a) Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk
menerapkan materi dari mata kuliah manajemen
strategik dengan memberikan sebuah rekomendasi
berupa rumusan strategi pemasaran yang tepat sasaran
bagi UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo.

b) Manfaat Praktisi
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana pembelajaran yang berguna untuk
memperluas pengetahuan dan pengalaman peneliti
dalam mengkaji dan memperdalam teori-teori yang
telah diperoleh selama di bangku kuliah, terutama
yang menyangkut dengan analisis perencanaan
strategi pemasaran pada mata kuliah manajemen
strategik.

2. Bagi Universitas Negeri Surabaya


Untuk hasil penelitian ini diharapkan
memberikan sumbangan pengetahuan dan referensi
untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang
analisis perencanaan strategi pemasaran dan sebagai
tambahan literatur untuk perpustakaan Universitas
Negeri Surabaya.

3. Bagi pemilik dan Pengelola Sentra UKM Industri Tas


dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berupa
rumusan rekomendasi strategi pemasaran bagi
11

Pengelola dan Pemilik usaha yang tergabung pada


Sentra Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo yang nantinya dapat di terapkan oleh para
pemilik usaha Tas dan Koper di Sentra Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.

E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian yang diberikan peneliti untuk
menfokuskan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini,
batasan penelitiannya yaitu :
1. Analisis perencanaan strategi pemasaran melalui
matriks SWOT berdasarkan lingkup faktor internal
dan eksternal yang ada di Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
2. Objek penelitian adalah para pemilik usaha yang
memasarkan produk Tas dan Koper pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo.

F. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari peneliti adalah mampu
memberikan rekomendasi bagi Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo berupa strategi pemasaran
yang tepat untuk mengembalikan Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo sebagai pusat
perdagangan produk Tas dan Koper unggulan di Sidoarjo
pada masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga
akan membantu untuk meningkatkan pendapatan pemilik
usaha dan pemerintah kabupaten Sidoarjo.
12

Halaman ini sengaja di kosongkan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Usaha Kecil Menengah ( UKM )
Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki sebuah peran
yang sangat penting dan strategis bagi pertumbuhan
ekonomi sebuah negara, baik itu negara berkembang
ataupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi di
Indonesia, Usaha Kecil Menengah merupakan usaha yang
memiliki tingkat usaha yang baik. Sehingga UKM perlu
diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus
dan berkesinambungan dengan berusaha mengamati
kendala-kendala yang dialami UKM, dan mampu
memberikan kontribusi yang lebih maksimal dan efektif
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Indonesia. (Kristiyanti, 2012)
Menurut Asian Development Bank (ADB) yang didapat
dari www.adbtasme.or.id menetapkan batasan Usaha Kecil
Menengah berdasarkan jumlah tenaga kerja dengan
ketentuan dimana Usaha Kecil jumlah tenaga kerja antara 5
sampai dengan 19 orang dan usaha Menengah adalah
jumlah tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang.
(Agustine 2017). Sedangkan menurut pendapat lainnya
bahwa Usaha kecil baik untuk dikaji karena memiliki
peranan inti dalam pertumbuhan ekonomi pada skala
nasional dan regional. Dimana hampir 90% dari total usaha
yang ada di dunia merupakan kontribusi dari UKM
(Rahmana, 2009). Disamping itu, UKM mempunyai
kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Kontribusi
UKM terhadap penyerapan tenaga kerja, baik di negara
maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia,

13
14

mempunyai peranan yang signifikan dalam


penanggulangan masalah pengangguran.
Kemudian berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(2018), memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas
tenaga kerja. Usaha kecil mempakan entitas usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan
usaha menengah yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99
orang. Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan Undang-
undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. Definisi UKM yang disampaikan oleh
Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas.
Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan
Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai
berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta mpiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta mpiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Berikut kriteria UKM menurut UU No. 9 tahun 1995


adalah :

a. Memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp. 200.000.000,-


(Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan
tahunan sebanyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar
Rupiah).
b. Milik Warga Negara Indonesia.
15

c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan


atau cabang perusahaan
d. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha
yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang
berbadan hukum, termasuk koperasi.

Ada beberapa ciri yang dimiliki sebuah UKM yaitu


dimana semua jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah
dan bangunan dari tempat usaha. Menurut Keputusan
Presiden RI no. 99 tahun 1998 menerangkan bahwa Usaha
Kecil ialah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dibanding usaha mayoritas. dimana kegiatan usaha kecil
dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan
usaha yang mungkin tidak sehat (Rahmana, 2009).
Berdasarkan semua definisi UKM diatas maka dapat
disimpilkan bahwa Usaha Kecil Menengah (UKM)
memiliki banyak peran yang sangat penting dan strategis
bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara, baik itu negara
berkembang ataupun negara maju. Dimana saat krisis
ekonomi yang melanda negara Indonesia UKM
merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan yang
paling baik. Kriteria dari Usaha Kecil : jumlah tenaga kerja
antara 5 sampai dengan 12 orang. Dan Usaha Menengah :
jumlah tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang.
Dimana hampir 90% dari total usaha yang ada di dunia
merupakan kontribusi dari Usaha Kecil Menengah.

2. Pemasaran
Dalam sebuah organisasi dan perusahaan pasti
mengetahui sebuah sistem pemasaran yang sistem ini
dijadikan sebagai ujung tombak bagi sebuah perusahaan.
Dalam hakikatnya pemasaran sangat penting bagi suatu
16

organisasi atau perusahaan guna mempertahankan dan


mengembangkan keberadaannya serta untuk memperoleh
sebuah keuntungan secara langsung maupun tidak
langsung. Berikut ini beberapa pengertian pemasaran
menurut para ahli, Pemasaran yaitu fungsi organisasi dan
golongan proses untuk menciptakan, mengomunikasikan
dan menyampaikan nilai bagi para pelanggan. Serta
mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga
memberikan manfaat bagi organisasi. (Fadilah, Hariani,
dan Fathoni, 2017)
Menurut Kotler and Keller (2009) “Pemasaran ialah
proses yang dimulai sebelum barang di produksi, dimana
individu atau kelompok memiliki apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan,
menawarkan, dan bebas menukarkan produk yang berniali
sama dengan pihak lainnya”.
Sedangkan menurut Swasta, Dharmesta, and Irawan
(2008) “pemasaran adalah kegiatan pokok yang dilakukan
oleh perusahaan yang dalam usahanya mempertahankan
usahanya dan pemasaran meliputi semua langkah-langkah
yang digunakan atau dipergunakan untuk menempatkan
barang-barang nyata ke tangan konsumen”
Sedangkan Menurut W.J. Stanton dalam Mursid (2014) :
“Pemasaran meliputi kegiatan usaha yang merencanakan
menentukan harga hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang barang atau jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli baik yang aktual maupun
yang potensial”.
Kemudian definisi lainnya tentang Pemasaran,
menurut Roby, (2015:14) adalah “proses manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan membuat produk yang
17

bernilai. Kegiatan pertama di mulai dari melihat inti


pemasaran pada penyedia dan manfaat bagi konsumen.
Kegiatan berikutnya adalah melihat pemasaran dan
pengembangan strategi pemasaran. Pada tahap terakhir
melakukan sebuah pengembangan, penetepan harga,
promosi dan penempatan produk. Sehingga pemasaran
dapat di artikan suatu kegiatan yang mengusahakan agar
produk yang di pasarkan itu dapat diterima dan di senangi
oleh pasar.”
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah seni
menjual, menciptakan, menukarkan segala bentuk barang
tau produk yang ada nilainya atau yang nilainya sama
yang dilakukan oleh pengusaha dalam melakukan
usahanya untuk mempertahankan hidupnya, untuk
berkembang, dan untuk mendapatkan keuntungan dari
perusahaan. Dimana semua sistem berhubungan dengan
kegiatan kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan
menentukan harga hingga mempromosikan dan
mendistribusikan suatu barang atau jasa yang nantinya
memuaskan kebutuhan pembeli. Oleh karena itu agar
mengembangkan pemasarannya, suatu perusahaan harus
memiliki strategi pemasaran dengan melakukan suatu
rumusan strategi yang baik dan tepat sasaran.

3. Strategi Pemasaran
Dalam pemasaran yang baik dan sempurna
memerlukan sebuah strategi yang nantinya akan
memperbaiki dan mempercepat sebuah pemecahan
permasalahan yang di hadapi oleh perusahaan atau
organisasi. Strategi pemasaran memiliki sebuah tujuan
yang dimana untuk mempengaruhi agar konsumen mau
18

membeli dan menggunakan produk atau jasa yang


dihasilkan oleh perusahaa, disaat konsumen sedang
membutukan produk atau jasa tersebut.
Strategi pemasaran memiliki dasar dari suatu analisis
manajer perusahaan baik dari internal maupun eksternal
(Tjiptono, 2008:6) dan menurut Kotler and Keller (2009)
“Strategi pemasaran adalah perencanaan untuk
memuaskan kebutuhan pasar dengan berdasar pada
faktor-faktor pembelian, penjualan,keuangan, dan sumber
daya manusia”.
Pendapat lainnya mengemukakan suatu strategi
pemasaran “Sejatinya, konsep - konsep strategi telah
berusia ratusan tahun, secara historis dapat di telaah pada
konteks militer. Strategi berasal dari bahasa Yunani
strategios, yang berasal dari kata stratos yang berarti
tentara dan ago yang artinya memimpin. Strategi awalnya
di artikan sebagai generalisasi atau sesuatu yang di
kerjakan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk
menaklukan musuh dan memenangkan perang. Tidaklah
mengherankan jika awalnya strategi ini memang popular
dan di gunakan secara luas dalam dunia militer, namun
seiring dengan perkembangan jaman konsep strategi
militer sering kali digunakan dan diterapkan dalam dunia
bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan
merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya
dan usaha suatu perusahaan dan Strategi pemasaran
adalah rencana yang hendak diikuti oleh manajer
pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa
situasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan merupakan cara
untuk pencapaian tujuan tersebut” ( Tjiptono 2015).
Oleh karena itu, dalam pengertian strategi seringkali
terkandung perencanaan merupakan proses yang
19

berlangsung secara terus menerus dalam suatu


perusahaan. strategi pemasaran dari setiap perusahaan
merupakan rencana yang menyeluruh dimana perusahaan
berharap mencapai sasaran yang telah ditentukan, yang
pada akhirnya untuk merealisasikan tujuan dari
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Tjiptono (2008:7) dalam merumuskan strategi
pemasaran dibutuhkan sebuah pendekatan-pendekatan
analisis. Pendekatan dari strategi pemasaran suatu
perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi
pasar dan dari kondisi faktor – faktor lainnya, analisis
terhadap faktor faktor yang mempengaruhi sebuah strategi
pemasaran yaitu sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan dimana
perusahaan memperhatikan pertumbuhan populasi
dan peraturan pemerintah, selain itu ada beberapa
faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tigkat
inflasi, dan gaya hidup juga dapat memberikan
dampak atau pengaruh strategi pemasaran. Hal ini
merupakan faktor lingkunagn yang harus
dipertimbangkan pada pasar perusahaan.
b. Faktor pasar
Pada setiap perusahaan harus selalu
mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran
pasar, tingkat pertumbuhan pasar, tahapan
perkebangan pasar, trend pasar dalam sistem
distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan
musiman.
c. Faktor pesaing
Setiap perusahaan perlu memahami elemen-elemen
dari sebuah persaingan seperti siapa pesaingnya,
20

bagaimana posisi produk atau pasar dari pesaing


tersebut. Strategi dari pesaing. Kekuatan dan
kelemahan yang di miliki oleh pesaing, struktur
pembiayaan dari pesaing, dan kapasitas produksi
dari pesaing.
d. Faktor analisis kemampuan internal
Setiap perusahaan harus mengetahui bagaimana
kekuatan dan kelemahan dari perusahaan dibanding
dengan pesaing. Penilaian tersebut dapat disasarkan
pada faktor seperti teknologi, sumber daya finansial,
kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasar,
dan basis pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan.
e. Faktor perilaku konsumen
Perilaku konsumen di pantau dan di analisis karena
hal ini sangat bermanfaat dan berpengaruh bagi
pengembangan produk, desain produk, penetapan
harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan
strategi promosi. Dalam analisis perilaku konsumen
dapat dilakukan dengan cara riset pasar, baik
melalui sebuah observasi maupun dengan survey.
Definisi strategi yang dikemukakan oleh Chandler
dalam (Rangkuti, 2015) menyebutkan bahwa “Strategi
adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta
pedayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Pemahaman
yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep
lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi
yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Distinctive Competence
Distinctive competence menjelaskan kemampuan spesifik
suatu organisasi yaitu mengenai tindakan apa yang
21

sebaiknya dilakukan oleh organisasi agar dapat


melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan
dengan pesaingnya.
Menurut Day dan Wensley (1988), identifikasi distinctive
competence dalam suatu organisasi meliputi keahlian
tenaga kerja dan kemampuan sumber daya. Dua faktor
tersebutlah yang menyebabkan perusahaan dapat lebih
unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keahlian
sumber daya manusia yang tinggi muncul dari
kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih
efektif dibandingkan dengan pesaing. Misalnya,
menghasilkan produk yang kualitasnya lebih baik
dibandingkan dengan produk pesaing dengan cara
memahami secara detail keinginan konsumen, serta
membuat program pemasaran yang lebih baik daripada
program pesaing.
b) Competitive Advantage
Competitive advantage atau keunggulan bersaing
disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan
perusahaan untuk merebut peluang pasar. Menurut
Porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan
perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing
yaitu cost leadership, diferensiasi, dan fokus.
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika
dia dapat memberikan harga jual yang lebih murah
daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan
nilai/kualitas produk yang sama. Perusahaan juga
dapat melakukan strategi diferensiasi dengan
menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada
konsumennya. Selain itu, strategi fokus juga dapat
diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing
22

sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang


diharapkan.
Rangkuti (2015), menyatakan bahwa pada prinsipnya
strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe
strategi, yaitu :
1) Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat
dilakukan oleh manajemen dengan orientasi
pengembangan strategi secara makro. Misalnya,
strategi pengembangan produk, strategi penerapan
harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan
pasar, strategi mengenai keuangan, dan lain
sebagainya.
2) Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi
pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin
melakukan strategi penumbuhan yang agresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi
bertahan, strategi pembangunan kembali suatu
divisi baru atau strategi divestasi, dan lain
sebagainya.
3) Strategi Bisnis
Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada
fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Misalnya,
strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi,
dan strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Peranan penting dan kontribusi strategi bagi kesuksesan
organisasi telah lama disadari. Pemasaran memainkan
peranan penting dalam pengembangan strategi. Pemasaran
merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar
23

dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya


memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan
eksternal (Tjiptono, 2008).
Tull and Kahle (1990), mendefinisikan strategi
pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulaan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar yang disebut. Pada
dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam
kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi
pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen
bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran.
Menurut Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran
terdiri atas 5 elemen yang saling berkaitan, antara lain:
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan
dilayani.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang
dijual, pembentukan lini produk, dan desain
penawaran individual pada tiap lini.
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat
mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada
pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan yang
dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang
membeli dan menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), meliputi
periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct
marketing, dan public relations.
24

Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan


untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan
faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-
faktor berikut :
a) Faktor lingkungan : pertumbuhan populasi,
peraturan pemerintah, perkembangan teknologi,
tingkat inflasi dan gaya hidup.
b) Faktor pasar : ukuran pasar, tingkat pertumbuhan,
tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi,
pola perilaku pembeli, permintaan musiman,
segmen pasar yang ada, dan peluang yang belum
terpenuhi.
c) Persaingan : memahami siapa pesaingnya,
bagaimana posisi pesaing, apa strategi pesaing,
kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya
pesaing, dan kapasitas produksi pesaing.
d) Analisis kemampuan internal : menilai kekuatan
dan kelemahan perusahaan.
e) Analisis ekonomi : analisis terhadap komitmen
yang diperlukan, analisis BEP, penilaian
risiko/laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing.
Strategi pemasaran merupakan salah satu tujuan jangka
panjang perusahaan yang harus disusun dengan sebaik-
baiknya karena nantinya akan digunakan sebagai
pedoman manajemen untuk menjalankan perusahaan
dengan terus mengembangkan dan menyesuaikannya
dengan keadaan sekitar seiring berjalannya waktu.
Kotler and Keller (2009), menyatakan bahwa unsur
utama proses manajemen pemasaran adalah strategi dan
rencana pemasaran yang mendalam dan kreatif yang dapat
memandu kegiatan pemasaran. Pengembangan strategi
pemasaran yang benar sepanjang waktu memerlukan
25

bauran disiplin dan fleksibilitas. Perusahaan harus


berpegang pada strategi, tetapi juga harus menemukan
cara baru untuk terus mengembangkannya. Pemasaran
juga harus selalu meningkatkan strategi untuk sejumlah
produk dan jasa di dalam organisasinya.

Banyaknya pendapat di atas mengenai strategi


pemasaran maka peneliti menyimpulkan, bahwa strategi
pemasaran adalah sebuah perencanaan yang ditujukan
untuk memuaskan sebuah pasar dengan sebuah analisis
yang menyeluruh dari faktor eksternal maupun internal
dari sebuah perusahaan, antara lain seperti pembelian,
penjualan, keuangan dan sumber daya manusia. Dalam
menentukan sebuah strategi pemasaran perusahaan atau
organisasi harus memperhatikan 3 (tiga) elemen pokok
yaitu :
a. Konsumen
Dalam sebuah strategi pemasaran seringkali diawali
dengan sebuah kebutuhan dan keinginan dari
konsumen.
b. Pesaing
Dalam sebuah strategi pemasaran, memenuhi sebuah
keperluan atau kebutuhan seorang konsumen belum
dapat dikatakan aman atau cukup, Oleh karena itu
setiap organisasi atau perusahaan harus bisa
memperhatikan faktor pesaingan.
c. Perusahaan
Dalam menentukan sebuah keberhasilan suatu
perusahaan dapat diukur dari pencapaian sebuah
tujuan yang telah di tetapkan di awal berdirinya suatu
perusahaan, dimana melalui sebuah upaya untuk
memuaskan pelanggan. Untuk itu diperukan strategi
26

yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang telah di


tetapkan oleh perusahaan di awal berdirinya, dan
mempertimbangkan kinerja dan kompetensi diri para
karyawan perusahaan.

4. Perencanaan Strategi Pemasaran


Dalam sebuah perencanaan pemasaran muncul
beberapa persoalan yang dimana mengharuskan seorang
pemasar memikirkan tahap manakah yang harus
didahulukan dalam perkembangannya perencanaan usaha
dan pemasaran. Dalam salah satu tulisan dari bapak
manajemen terkemuka Peter F Drucker pernah
menegaskan bahwa “plans are nothing, but planing is
everything.” Ungkapan tersebut menekankan pentingnya
proses perencanaan dan bukan produknya yang berupa
rencana. Sebuah rencana dilandasi sejumlah asumsi
mengenai sebuah prediksi masa depan dan sebuah
antisipasi tindakan untuk meresponnya bila situasi yang
diasumsikan berubah maka rencana perlu disesuaikan.
Setidaknya ada lima elemen lingkungan bisnis yang
sangat dinamis antara lain faktor 5C yakni: Perusahaan
(company), konsumen (customer), persaingan (competition),
kolaborasi (collaboration), dan perubahan (change). lihat
gambar 2.1 (Tjiptono dan Chandra, 2012)
Faktor pertama customer, ditandai dengan semakin
rewelnya seorang konsumen masa kini yang bukan saja
semakin canggih namun juga makin banyak menuntut,
karena mereka sering dimanja oleh Para pemasar yang
dengan cara membanjirinya dengan berbagai tawaran
produk dan jasa yang setiap saat. Konsumen saat ini justru
menuntut 5E (Extra value, experiences, expert information,
electronic Solution, dan empowerment).
27

Kehadiran teknologi yang baru dengan berbagai fasilitas


penunjang seperti internet, Facebook, BlackBerry dan
seterusnya menciptakan berbagai segmen atau tingkatan
baru yang menuntut strategi pemasaran baru. Segmen
seperti ini sulit dipuaskan, bahkan Salah satu artikel
mengungkap bahwa ada segmen tertentu yang sangat
susah untuk dipuaskan karena tuntutannya yang sangat
besar, sehingga dinamakan dengan segmen “customer From
Hell” realitas lainnya adalah tumbuh kembangnya
fenomena di mana konsumen loyal pada beberapa merek
dalam kategori produk yang sama.

COMPANY CUSTOMERS

COLLABORATION COMPETITION

CHANGE

Gambar 2.1 Lingkungan Bisnis Yang Dinamis

Faktor kedua, adalah Company, dimana ini diwarnai


sejumlah perkembangan menarik yang diantaranya adalah
siklus hidup produk. Yang semakin singkat semakin sulit
menciptakan kompetensi inti dan keunggulan kompetitif
yang Langgeng atau lama. Maraknya implementasi konsep
Learning Organization, knowledge-Based, dan service oriented
company serta tantangan di setiap perusahaan dalam
bertahan hidup dan bertumbuh. Terutama dalam situasi
28

krisis ekonomi di mana saat ini makin banyak perusahaan


yang memiliki sebuah struktur organisasi yang ramping
dalam artian memiliki karyawan yang jumlahnya relatif
sedikit, namun memiliki sebuah talenta yang tinggi.
Faktor ketiga, competition, dicirikan dengan beberapa
fenomena yang muncul, seperti:
1. strategik isomorphism, sebuah industri menjadi mirip
satu sama lain contohnya fasilitas ATM, sistem
antrian bank, dan bahkan sapaan standar teller bank
yang saat ini hampir seragam antar bank.
2. Bentuk persaingan baru yang timbul dan dapat
mengubah aturan main sebuah bisnis contohnya,
kartu serba guna yang ditawarkan jaringan pasar
swalayan toserba, dan pusat perbelanjaan
3. Fenomena “double jeopardy” yakni merek-merek kecil
cenderung mengalami kerugian dikarenakan hanya
sedikit konsumen yang membeli produknya serta
cenderung kurang royal.
4. kompetisi Red Ocean versus Blue Ocean yakni di mana
anologi samudra biru mencerminkan arena bisnis
yang sama sekali baru dan masih belum ada
pesaing, sementara Samudra merah merefleksikan
ajang bisnis yang dipenuhi oleh para pemain yang
saling bertarung memperebutkan pangsa pasar.
5. kompetisi global dan virtual contohnya sebuah
bank-bank asing ke industri perbankan Indonesia
lebih lanjut level kompetisinya juga perlu dipahami
dalam konteks yang lebih luas dan kompleks, karena
mencakup setidaknya empat level yang berbeda.

Faktor keempat, collaborator, menggambarkan


pentingnya sebuah kerjasama dengan berbagai
29

stekholder yang terkait dengan faktor kompetisi.


Contoh yang paling sederhana dapat dijumpai dalam
sebuah industri penerbangan di mana berbagai
maskapai penerbangan berkolaborasi dalam melayani
para penumpang untuk rute-rute internasional, yang
dimana secara umum collaborator yang bisa dijadikan
Mitra kerjasama mencakup Mitra tradisional yaitu
seperti (pemasok, distributor, dan konsumen) mitra
fasilitator (Kreditor, konsultan, jasa kurir, dan
transportasi, asuransi, dan biro riset pasar)
Faktor kelima, Change pada tahap ini perusahaan
menampakkan dinamika bisnis yang berubah-ubah.
Bukankah di dunia ini tidak ada yang tidak berubah
kecuali perubahan itu sendiri, sebagai gambaran senjata
bersaing bisa hilang atau usang, bahkan malah jadi
kartu mati bagi perusahaan, salah satu contoh kasus
untuk masalah ini adalah Branch marketing versus
electronic banking di Australia. Dimana beberapa tahun
lalu bank-bank besar sukses dengan strategi membuka
kantor cabang sebanyak-banyaknya, guna melayani
para nasabah. Seriring perjalanan waktu dan
berkembangnya sebuah teknologi perbankan misalnya
phone banking atau internet banking dan mobile banking,
keberadaan kantor cabang yang amat banyak justru
menjadi bumerang karena beban biaya menjadi sanagt
besar sebagian bank berusaha mengalihkan nasabahnya
ke elektronik banking dan mengurangi jumlah cabang.
Ada yang berhasil namun juga ada yang diprotes
para nasabahnya, Dari lima elemen tersebut maka ada
tahapan yang dapat menangani elemen-elemen diatas
dengan sebuah perencanaan usaha. Terdapat empat
tahapan perencanaan usaha ( Business planing ) untuk
30

menuju sebuah perencanaan yang baik dan tepat .


antara lain yaitu :
a. tahap tanpa perencanaan : tahap ini terjadi pada
saat perusahaan mulai berdiri di mana pimpinan
masih sibuk dengan kegiatan-kegiatan mencari
modal, pelanggan, bahan peralatan, dan lain-lain.
Sehingga tidak ada waktu untuk membuat suatu
perencanaan pemasaran, karena pimpinan sibuk
dengan kegiatan sehari-hari untuk mempertahankan
kehidupan perusahaannya
b. Tahap sistem penganggaran : sistem ini bertujuan
agar perusahaan tumbuh baik dan teratur pada
jalannya. Dimana seorang pimpinan harus
menyadari dan memerlukan adanya pembinaan dan
penyelenggaraan suatu sistem penganggaran.
sehingga mudah dilaksanakan pembelanjan.
Pimpinan membuat suatu perkiraan volume
penjualan, diikuti dengan perkiraan produksi,
perkiraan biaya, dan arus dana tunai yang
diperlukan untuk kebutuhan volume penjualan. di
mana anggaran itu menyangkut soal keuangan dan
belum diperlukan suatu perencanaan usaha yang
sesungguhnya.
c. Tahap perencanaan tahunan : Tahap ini adalah
tahap dimana pimpinan beralih pada perencanaan
tahunan, dimana dalam penyelenggaraannya
perusahaan memiliki tiga cara pendekatan dalam
suatu perencanaan :
1. Perencanaan top-down : pimpinan menentukan
sasaran dan rencana untuk seluruh tingkatan di
bawahnya. Di mana bawahan akan lebih senang
31

karena dituntun dalam pelaksanaan


pekerjaannya.
2. Perencanaan bottom-up : dimana masing-
masing tingkatan bawahan menyusun sebuah
sasaran dan rencana sendiri, yang akan
didasarkan atas pemikiran masing-masing
karyawan dan nantinya diajukan kepada
pimpinan untuk dimintakan sebuah
persetujuan. yang demikian nantinya akan
disukai oleh para karyawannya, karena mereka
merasa terlibat dalam suatu perencanaan dan
penyelenggaraan di perusahaan
3. Perencanaan bottom up - top down :
perencanaan yang dimana penentuan mengenai
sasaran yang disampaikan oleh atasan kepada
bawahannya. dimana rencana tersebut disusun
oleh bawahan kemudian diajukan ke atasan di
sini pimpinan dapat meninjau kemungkinan-
kemungkinan dan kebutuhan perusahaan dalam
menetapkan sasaran perusahaan dimasa yang
akan dating.

d. Tahap perencanaan strategis : Perencanaan tahunan


akan berguna dalam rangka rencana jangka panjang
Oleh sebab itu rencana jangka panjang harus muncul
terlebih dahulu sedangkan rencana tahunan
merupakan perincian perincian tahunan yang
pertama dan seterusnya. Untuk tahun berikutnya
dibuat lagi rinciannya seringkali rencana jangka
panjang Dalam waktu lima tahun, delapan tahun,
dan sebagainya. Dalam perkembangan berbagai
rencana berangsur bersifat strategis, dimana
32

perusahaan pada pertama kalinya dalam membuat


perencanaan yang sederhana dan kurang
mengandung unsur strategis yang tegas (Tjiptono
dan Chandra 2012).
Meskipun perencanaan strategi pemasaran bersifat
jangka panjang, tentunya membutuhkan pembaharuan
secara periodik. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan
setiap saat dalam lingkungan bisnis baik dari lingkungan
internal dan eksternal. Perubahan-perubahan tersebut
mengakibatkan munculnya berbagai tantangan-tantangan
baru bagi perusahaan. Untuk memenuhi semua tantangan
tersebut, perusahaan membutuhkan analisis perencanaan
strategis. Perencanaan strategis merupakan proses
penyusunan perencanaan jangka panjang yang dalam
penyusunannya menggunakan proses analitis. Tujuan dari
dilakukannya perencanaan strategi pemasaran adalah untuk
menyusun strategi pemasaran sehingga sesuai dengan misi,
sasaran, serta kebijakan perusahaan. Proses penyusunan
perencanaan strategis melalui tiga tahapan analisis yang
didiperoleh dengan gambaran sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Formulasi Strategis


1. Tahap Input
Evaluasi Faktor Evaluasi Faktor Matriks Profil
Eksternal Internal Kompetitif (CPM)
2. Tahap Pencocokan
Matriks
Matriks
Matriks Matriks Internal Matriks
Grand
SWOT BCG Eksternal Space
Strategy
(IE)
3. Tahap Keputusan
33

Menurut David (2015), kerangka formulasi strategi dalam


perencanaan strategi terdapat tiga tahapan, diantaranya :
1. Tahap Input
Tahap ini ialah tahap awal dalam melakukan
perencanaan startegi, dengan melakukan
pengumpulan data. Alat input yang digunakan pada
tahap ini diantaranya ada IFE, EFE dan CPM. Alat
input mensyaratkan penyusun strategi untuk
mengkuantifikasi secara subjektif selama tahap-tahap
awal proses formulasi strategi.
2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan terdiri atas lima teknik yang bisa
digunakan, diantaranya ada Matriks SWOT, Matriks
SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand
Strategy. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang
diturunkan dari tahap input untuk mencocokan
kesempatan dan ancaman eksternal dengan kekuatan
dan kelemahan internal.
3. Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap akhir dalam
proses perencanaan strategi. Pada tahap ini, beberapa
alternatif strategi yang dihasilkan pada tahap
pencocokan, ditambahkan ke daftar opsi alternatif
strategi yang layak untuk dikaji seberapa layak kah
strategi tersebut untuk diterapkan.

Sedangkan menurut Assauri (2009:300) menyatakan


bahwa “perencanaan jangka panjang yang bersifat
menyeluruh dan strategis, yang merumuskan berbagai
startegi perusahaan dan program pokok dibidang
pemasaran perusahaan, yang nantinya akan digunakan
34

dan dilaksanakan perusahaan untuk mencapai sebuah


tujuan perusahaan dalam suatu jangka waktu tertentu.”
Dan menurut Kotler dan Keller (2009) “Perencanaan
pemasaran adalah sebagai penentuan pasar sasaran yang
sesuai dengan target dari perusahaan dan proporsi nilai
yang akan ditawarkan perusahaan kepada para konsumen
berdasarkan pada analisis – analisis peluang pasar yang
terbaik.”
Hal ini dapat dilihat dari rancangan strategi pemasaran
yang telah di tetapkan dan dilakukan sesuai prosedural
yaitu dimulai dari sebuah perencanaan,
pengimplementasian, dan yang terakhir adalah
pengendalian pemasaran. Hal ini dapat di lihat pada
gambar 2.2 menurut Kotler dan Keler (2009:43) berikut ini
:
Perencanaan Pengimplementasian Pengendalian
Perencanaan Mengorgani- Mengukur
Korporat sasi hasil

Perencanaan Mediagnosis
Devisi hasil

Perencanan Mengambil
Bisnis tindakan
Mengimple
korektif
Perencanaan mentasikan
Produk

Gambar 2.3
Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian Pemasaran
35

Penentuan rencana pemasaran dilakukan dengan


masukan dan umpan balik dari setiap fungsi penting
perusahaan. Dimana dari gambar di atas dapat dijelaskan
bahwa pada perencanaan pengimplementasian dan
pengendalian pemaaran harus melewati dua tingkatan
strategi sebelum melakukan perencanaan pada level
fungsional yaitu :
1. Strategi di level korporat (Corporate Strategy)
Strategi pada tingkat korporat merupakan acuan untuk
menyusun strategi – strategi level yang lebih rendah
(strategi unit bisinis dan strategi unit fungsional). Strategi
yang telah disusun di ketiga tingatan strategi (korporat,
unit bisnis, dan fungsional) merupakan satu kesatuan
strategi yang saling mendukung dan terkait untuk
menciptakan sebuah sinergi bagi performa perusahaan.
2. Strategi di level unit bisnis (Strategy Business Units)
Strategi di tingkat unit bisnis ( SBU ), adalah strategi
yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
berbagai tingkatan bisnis. Pada prinsip SBU memiliki
karakteristik sebabgai berikut :
a. Memiliki misi dan strategi.
b. Menghasilkan produk atau jasa yang berkaitan
dengan misi dan strategi perusahaan.
c. Menghasikan produk atau jasa yang spesifik.
d. Bersaing dengan pesaing yang telah diketahui
dengan jelas.
Konsep strategi ini semakin berkembang menjadi
pemahaman terhadap keinginan konsumen di masa yang
akan datang, dengan memperhatikan konsep dinamika
dan perkembangan perencanaan strategis untuk merebut
sebuah peluang yang timbul dari lingkungan internal
ataupun eksternal. Untuk mempeoleh konsep
36

kompetensi inti perusahaan harus memiliki tiga kriteria,


menurut (Rangkuti, 2013) :
a. Nilai bagi pelanggan yaitu keterampilan yang
memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan
manfaat yang fundamental kepada pelanggan.
b. Diferensiasi bersaing untuk kemampuan yang unik
dari segala daya saing.
c. Dapat diperluas, karena merupakan pintu gerbang
menuju pasar masa depan, kompetensi ini hanya
memenuhi kriteria manfaat bagi para pelanggan
yang memiliki keunikan bersaing.

5. Kinerja Pemasaran
Kinerja pemasaran adalah sebuah ukuran prestasi yang
di dapat akibat aktifitas proses pemasaran secara
menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi.
Selain itu, kinerja pemasaran dapat dilihat sebagai sebuah
konsep yang digunakan untuk mengukur prestasi pasar
yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan
perusahaan (Parengki, 2012)
Kinerja pemasaran ialah sebuah faktor yang seringkali
digunakan untuk mengukur dampak dari starategi yang
diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu
diarahkan untuk menghasilkan kinerja dari pemasaran
(seperti volume penjualan dan tingkat pertumbuhan
penjualan) yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik
(Pramesti, 2016).
Kinerja pemasaran adalah gabungan hasil akhir dari
seluruh aktivitas dan proses kerja dari perusahaan atau
suatu tampilan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu yang telah ditentukan, yang merupakan
hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan
37

operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-


sumber yang dimiliki (Sampurno, 2010).
Selanjutnya pramesti (2012), juga menyatakan bahwa
kinerja pemasran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran
utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan
dan porsi pasar. Pertumbuhan pejualan akan bergantung
pada berapa jumlah pelanggan yang telah diketahui
tingkat konsumsi rata-ratanya yang bersifat tetap. Nilai
penjualan menunjukkan berapa rupiah atau berapa unit
produk yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada
konsumen atau pelanggan.
Semakin tinggi nilai penjualan mengindikasikan
semakin banyak produk yang berhasil yang dijual oleh
perusahaan.Sedangkan porsi pasar menunjukkan seberapa
besar kontribusi produk yang ditangani dapat menguasai
pasar untuk produk sejenis dibandingkan para kompetitor
(Purwasari, 2014).
Perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
untuk bersaing dan memiliki kekuatan untuk bersaing
dengan perusahaan kompetitornya karena produknya
akan tetap digemari oleh pelanggan. Dengan demikian
keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap
peningkatan kinerja pemasaran perusahaan (Gita,2015).
Dari pemaparan merut para ahli diatas, kinerja
pemasaran merupakan bagian dari kinerja organisasi atau
perusahaan. Startegi penjualan selalu diarahkan untuk
menghasilkan kinerja pemasaran untuk menghasilkan
kinerja pemasaran yaitu volume penjualan, market share,
dan pertumbuhan penjualan dan kinerja pemasaran sebgai
pengukuran tingkat kinerja atau omset penjualan, jumlah
pembeli, keuntungan dan prtumbuhan penjualan.
38

6. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Strangths,
Weakness, Opportunities, dan Threats yang dapat dilihat
dalam suatu kegiatan usaha atau bisnis. Faktor-faktor
analisis SWOT menurut Siagian (2012) adalah, Faktor-
faktor berupa kekuatan yang dilihat dengan faktor-faktor
kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk
satuan-satuan bisnis didalamnya, adalah kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat dari
kepemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di
pasaran. Contohnya, bidang-bidang keunggulan itu antara
lain ialah : kekuatan pada sumber keuangan, citra positif
keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan
pemasok, loyalitas pengguna produk, dan kepercayaan
para berbagai pihak yang berkepentingan.
Faktor-faktor kelemahan ialah keterbatasan atau
kekurangan dalam hal sumber kemampuan internal, yang
menjadi penghambat bagi penampilan kinerja organisasi
yang memuaskan dalam praktek berbagai keterbatasan
dan kekurangan. Contohnya adalah Kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan suatu pemasaran
yang tidak sesuai dengan keinginan pasar, produk yang
tidak atau kurang diminati oleh para pengguna atau calon
pengguna, dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang
memadai. Faktor peluang berbagai situasi lingkungan
yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis, yang
dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara lain
ialah :
a. kecenderungan penting yang terjadi di kalangan
pengguna produk
39

b. Identifikasi suatu segmen pasar yang belum


mendapatkan perhatian.
c. Perubahan dalam kondisi persaingan.
d. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan,
yang membuka berbagai kesempatan baru dalam
kegiatan berusaha.
e. Hubungan dengan para pembeli yang akrab.
f. Hubungan dengan pemasok yang harmonis.

Faktor ancaman, faktor-faktor lingkungan yang tidak


menguntungkan suatu satuan bisnis, jika tidak diatasi
ancaman akan menjadi ganjalan bagi suatu perusahaan
yang bersangkutan, baik untuk masa sekarang maupun di
masa depan.

Berbagai Peluang Lingkungan

Gambar 2.2
Sel 3 : Mendukung
Sel 1 : Mendukung
Strategi Dengan
Diagram
Orientase “PutarAnalisis SWOT
Strategi Yang
Kelemahan Agresif Kekuatan
Balik”
Internal Yang Internal Yang
Kriktikal Sel 4 : Mendukung Sel 2 : Substansial
Strategi Defensif Mendukung
Strategi
Diversifikasi

Ancaman Utama Dari Lingkungan

Gambar 2.4
Diagram Analisis SWOT
Situasi yang paling diinginkan adalah berada pada sel 1
(satu), karena kesatuan bisnis menghadapi berbagai
peluang lingkungan dan memiliki berbagai kekuatan yang
mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut,
dengan kondisi demikian strategi yang tepat untuk
40

ditempuh ialah strategi pertumbuhan. Satuan bisnis yang


berada pada sel 4 (empat) menghadapi kondisi yang paling
buruk, karena harus menghadapi tantangan besar yang
bersumber pada lingkungan dan pada waktu yang
bersamaan. Strategi yang tepat dalam kondisi demikian
ialah strategi yang bersifat defensif, dalam arti mengurangi
atau merubah bentuk keterlibatan satuan bisnis dalam
produk atau pasar yang dianalisis, dengan menggunakan
teknik SWOT. (Siagian, 2012:176)
Sedangkan pada sel 2 (dua) terlihat bahwa, satuan
bisnis yang memiliki berbagai kekuatan internal untuk
menghadapi situasi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Strategi yang paling wajar untuk
dipertimbangkan adalah strategi diversifikasi dalam arti
suatu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
sekarang, untuk membuka peluang jangka panjang dalam
produk atau pasar yang lain. Kemudian sel 3 (tiga), pada
diagram diatas menunjukkan posisi suatu satuan bisnis,
yang menghadapi peluang pasar yang besar di satu pihak,
akan tetapi dihadang oleh keterbatasan kemampuan,
karena berbagai kelemahan yang melekat dalam tubuh.
Hal yang harus dilakukan bagi sektor bisnis untuk putar
haluan, dalam arti mengambil berbagai langkah untuk
mengatasi kelemahan yang dihadapi secara internal agar
peluang pasar dapat dimanfaatkan.
Analisis SWOT membantu perusahaan dalam memilih
sebuah strategi yang tepat guna, dengan demikian
menurut Markenis (2009) Strategi di bagi menjadi 2 yaitu :
1) Strategi Pemasaran Offensif
Strategi pemasaran ofensif dimaksudkan untuk
meraih pelanggan baru sesuai dengan segmentasi,
targeting, dan positioning yang diinginkan perusahaan.
41

Orientasi utama strategi pemasaran ofensif dapat


dibedakan menjadi tiga macam yaitu menambah
jumlah pemakai baru, memperluas pasar yang dilayani,
dan mencari aplikasi baru produk bersangkutan.
a) Penambahan jumlah pemakai atau pembeli baru :
Setidaknya ada tiga cara pokok untuk
mendapatkan pelanggan baru, pertama menarik
kelompok non pemakai sebagai pelanggan baru,
dengan jalan meningkatkan kesediaan pembeli dan
meningkatkan kemampuan konsumen untuk
membeli. Strategi ini sangat relevan manakala
perusahaan memasarkan sebuah produk baru.
b) Kedua merebut Pelanggan dari pesaing langsung :
Pesaing langsung sebuah perusahaan adalah
perusahaan - perusahaan lain, yang berkompetisi
dalam server market yang sama dalam kompetisi
memperebutkan pelanggan. Setiap perusahaan
harus berusaha menawarkan atribut-atribut
tertentu yang dijadikan andalan bersaing.
c) Ketiga, menarik kembali mantan pelanggan baik
yang telah berhenti mengonsumsi kategori produk
maupun yang telah beralih pemasok atau merek.
salah satu kunci utamanya adalah kemampuan
memahami penyebab beralihnya mereka, ke
pesaing atau berhentinya mereka mengonsumsi
produk atau jasa yang bersangkutan.
Perluasan pasar yang dilayani, di mana mencerminkan
lingkup produk yang ditawarkan di sebuah perusahaan
dan jaringan distribusinya. Konsekuensinya server market
bisa diperluas melalui penambahan jaringan distribusi dan
Lini produk. Jaringan distribusi bisa diperluas melalui
ekspansi geografis, misalnya koran Jawa Pos yang semula
42

berfokus di pasar Jawa Timur, ini merambat pula pasar di


pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Pencarian aplikasi baru
produk bersangkutan dalam konteks strategi pemasaran
ofensif cara ini diwujudkan dengan mendemonstrasikan
atau mempromosikan manfaat baru. Sebuah produk yang
sudah ada kepada Pasar Baru. Contohnya adalah
keberhasilan sejumlah pengelola kursus sempoa, yang mau
mengangkat kembali Citra alat hitung tradisional tersebut
mereka sukses menyakinkan para orang tua anak usia
sekolah bahwa sempoa bisa dimanfaatkan untuk
membantu meningkatkan kreativitas dan kecerdasan anak
lewat mental aritmatik.

2) Strategi pemasaran defensive


Strategi dimana sebuah strategi defensif terdiri atas
tiga orientasi utama, yakni : 1) Menaikkan tingkat
pembelian atau pemakaian, 2) Meningkatkan kepuasan
pelanggan, dan Mencari aplikasi baru untuk produk
bersangkutan. 3) Menaikkan frekuensi dan volume
pembelian atau pemakaian dalam rangka menaikkan
tingkat pembelian perusahaan. Dalam hal ini perlu
mengarahkan strategi pemasarannya pada upaya
meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli
lebih sering dan volume pembelian yang lebih banyak,
caranya menambah situasi penggunaan produk
menaikkan tingkat konsumsi produk dan mendorong
pernantian produk lebih cepat. Meningkatkan kepuasan
pelanggan berdasarkan momen proses layanan strategi.
meningkatkan kepuasan pelanggan bisa dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu : Strategi saat pembelian dan
pasca pembelian serta strategi berkesinambungan.
(Tjiptono and Chandra, 2012).
43

1. Strategi pra pembelian, kemampuan memahami


dan mengelola ekspektasi pelanggan. Tak jarang
konsumen atau pemakai jasa tidak memahami
apa yang bisa diharapkan atau bahkan keliru,
mempersepsikan aspek-aspek yang dapat
diharapkan dari sebuah produk layanan atau
program.
2. Strategi saat dan pasca pembelian, Tipe ini
terdiri atas 4 strategi yang saling berkaitan erat,
yaitu : strategi retensi pelanggan (after marketing),
strategi penanganan komplain secara efektif, dan
strategi pemulihan layanan.
3. Strategi berkesinambungan , Bentuk-bentuk
strategi kepuasan pelanggan, dalam tipe ini
meliputi relationship marketing dan manajemen.
Superior customer service dan teknologi infusion
strategi.

Pendapat lainnya menurut, David (2011)


Mendefinisikan analisis SWOT adalah sebuah alat
pencocokan yang penting guna membantu manajer dalam
mengembangkan empat jenis strategi yaitu Strenght –
Oppurtunity (SO), strategi Weakness – Oppurtunity (W-O),
strategi Strenght – Threat (ST), atau Weakness – Threat (WT)
yang di sesuaikan dengan kondisi dari perusahaan.
Menurut Roby (2015) Analisis SWOT ialah metode
perencanaan strategis yang di gunakan untuk
mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Threats. dalam upaya proyek atau bisnis usaha. Hal ini
melibatkan penentuan tujuan usaha atau proyek dan
menjabarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang baik
dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu.
44

Sedangkan definisi lainnya menyatakan bahwa SWOT


adalah sebuah singkatan dari S adalah Strenghts atau
kekuatan, W adalah Weakness atau kelemahan, O adalah
Opportunities atau kesempatan, dan T adalah Threats atau
ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis
suatu kondisi dimana akan di buat sebuah rencana untuk
melakukan suatu program kerja. (Buchari Alma, 2008).
Menurut Rangkuti (2014) Analisis SWOT adalah
“proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna
menentukan rumusan yang tepat dan melakukan strategi
perusahaan yang terbaik. Analisis ini berdasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Streghts)
dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman
(Threats). Oleh karenanya perencanaan yang strategis
sangat memerlukan analisa-analisa dari masing-masing
SWOT ini (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) di
lingkungan perusahaan saat ini”.

7. Faktor Eksternal dan Internal Lingkungan Pemasaran


Setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan di dalam
sebuah persaingan bisnis perlu menyesuaikan diri dengan
ligkungan pemasaran. Pemasar atau perusahaan harus
mempersiapkan dan menganalisis faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan perusahaan. Dimana
menurut Siagian (2012) ada 2 Faktor yang ada dalam
penyususnan analisis SWOT, yaitu pengenalan lingkungan
eksternal dan internal. Lihat Gambar bagan 2.5 berikut.
45

Perusahaan

Dampak Dampak
Lingkungan Lingkungan
Dampak
yang Jauh yang Dekat
Lingkungan
yang
Menyeluruh
Lingkungan Lingkungan
yang Jauh : yang Dekat :

Ekonomi, Pesaing,
Politik, Sosial, Penyandang
Teknologi, Dana,
dan Industri Pemasok, dan
Pelanggan

Gambar 2.5 Bagan Lingkungan Eksternal Organisasi

1. Pengenalan Lingkungan Eksternal berpengaruh pada


pilihan dalam pengambilan keputusan stratejik tentang
arah atau strategi yang akan di ambil, yang mempunyai
dampak pada struktur organisasi yang tepat digunakan
serta proses manajerial dan operasional yang terjadi dalam
organisasi. Dimana faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh dikategorikan menjadi dua kategori utama
yakni :
a. Lingkungan Eksternal yang Jauh :
1. Pertimbangan – pertimbangan Ekonomi, berbagai
faktor dibidang ekonomi yang dimana suatu
perusahaan bergerak atau beroperasi didalam
46

perkembangan global di bidang ekonomi,


pertumbuhan ekonomi dan pelestarian
lingkungan, korporasi multinasional, serta
pendanaan.
2. Faktor-faktor Politik, para pengambil keputusan
stratejik perlu memahami percaturan kekuatan
dan pengaruh yang kan terjadi pada suatu
masyarakat yang ada dilingkungan politisi dan
para negarawan.
3. Faktor-faktor Sosial, dalam implementasinya yang
ada kaitannya dengan manajemen stratejikterlihat
pada pendidikan, kultur, konfigurasi
ketenagakerjaan, faktor drmografi, dan etos kerja.
4. Faktor Teknologi, dimana bidang fungsional dan
organisasional, menunjukkan bahwa aplikasi
teknologi dibidang tersebut mulai meluas dan
berkembang dengan cepat.
5. Industri, didasari oleh kalangan dunia usaha,
dimana terdapat suatu tolak ukur kinerja
perusahaan yang menghasilkan barang dan
menghasilkan jasa.

b. Lingkungan Eksternal yang Dekat


1. Kedudukan Kompetitif Perusahaan, dengan
kedudukannya yang tepat, para perumus
kebiakan stratejik diharapkan dapat mengambil
langkah-langkah stratejik yang memungkinkan
untuk memanfaatkan peluang yang timbul dalam
kondisi yang dihadapi. Dalam melakukan
analisis tersebut di perlukan pendekatan SWOT,
dimana perumus stratejik perlu diketahui faktor-
47

faktor kekuatan, kelemahan, peluan dan ancaman


perusahaan.
2. Profil Para Pelanggan, perusahaan dituntut
untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa
yang diharapkan agar dapat diminati atau
diperlukan oleh sekelompok masyarakat dalam
rangka pemuasan kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Dimana profil para konsumen harus diketahui
oleh perancang strategi, diantaranya adalah
faktor geografi, demografi, psikolografi, dan
perilaku.
3. Perilaku Pembeli, pertimbangan konsumen
dalam membeli atau menggunakan suatu produk
tertentu dengan mempertimbangkan manfaat,
waktu, harga, mutu, sifat pelayanan yang di
berikan oleh produk atau jasa tersebut.
4. Faktor Pemasok dan Penyandang Dana, dimana
akan mempengaruhi terhadap kesinambungan
dan pertumbuhan perusahaan yang bersangutan.
Sedangkan menurut Tandjung (2004) menyatakan
bahwa lingkungan eksternal atau lingkungan makro sulit
pertahankan dan diarahkan oleh seoarang pemasar.
Pemasar harus dapat mengamati dan mengambil tindakan
dalam rangka mengamankan strategi pemasaran yang
telah di tetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan eksternal yaitu :
a. Keadaan Perekonomian, pada masa sekarang
konsumen lebih memilih produk yang bertahan
lama dikarenakan anggaran atau tingkat
perekonomian semakin menurun dan terbatas.
Konsumen menghitung terlebih dahulu manfaat
48

dan biaya yang harus di bayar untuk


memperoleh produk tersebut.
b. Politik atau Peraturan Pemerintah, dalam
menjalankan bisnis pemasara harus mematuhi
seluruh aturan yang berlaku da telah di tetapkan
oleh pemerintah.
c. Perubahan Teknologi, pemasar harus dapat
waspada terhadap kemungkinan munculnya
produk sejenis yang akan mengganggu
kelangsungan hidup perusahaan.
d. Perubahan sosial budaya, dimana konsumen
lebih menginginkan produk yang serba instan,
dimana harus serba mudah dan cepat.
e. Pesaing, untuk mengatasi persaingan perusahaan
harus mempunyai kemampuan, dimana dengan
memiliki produk unggulan dan memberikan
keuntungan yang lebih dibandingkan
pesaingnya.

Sedangkan pendapat lainnya lingkungan eksternal


saling kait mengait, beroprasi dalam satu lingkungan yang
luas dan tak terkendalikan sehingga menjadi sebuah
lingkungan yang terkendalikan (Mursid, 2014:13). Berikut
faktor-faktornya :

a. Demografi, sangatlah penting bagi perusahaan,


karena penduduk yang memiliki uang untuk
berbelanja dapat disebut sebagai pasar.
b. Ekonomi, yang termasuk faktor ekonomi adalah :
1. Faktor pertumbuhan ekonomi
2. Tingkat kesenjangan
3. Peredaran uang
4. Tekanan inflasi
49

c. Sumber alam, sumber alam yang besar dapat


memenuhi kebutuhan akan pemasaran, apabila
sumber alam mengecil maka harga akan meningkat.
d. Teknologi, perkambangan teknologi dapat
mengubah konsumen dalam cara hidupnya.
e. Hukum dan politik, setiap perusahaan di pengaruhi
oelh keadaan hukum dan politik di dalam
masyarakat. Dimana berkaitan dengan hubungan
industri dengan pemerintah, peraturan-peraturan
dalam pemasaran dan perlindungan terhadap
konsumen.
f. Kebudayaan, beberapa faktor yang daopat
diperhatikan yaitu cara hidup, kepercayaan,
kesenangan, dan lain-lain.

2. Analisis Internal Perusahaan


Menurut Siagian (2012) Para pakar menekankan
bahwa salah satu instrumen analisis yang dapat
digunakan ialah analisis SWOT, diketahui secara jelas
dan pasti factor-faktor internal yang menjadi kekuatan
organisasi yang dapat merangkap alur distribusi yang
handal, posisi kas perusahaan, lokasi yang
menguntungkan, keunggulan dalam menetapkan
teknologi yang canggih, dan tepat efisien. Akan tetapi
tidak kalah pentingnya untuk dikenali secara tepat
adalah berbagai kelemahan yang mungkin terdapat
dalam diri perusahaan tersebut berbagai kelemahan itu
dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti
kelemahan manajerial fungsional, operasional
struktural atau bahkan bersifat psikologis. Hal-hal yang
telah menunjukkan betapa pentingnya penilaian situasi
internal perusahaan yang mendalam dan sistematis
50

dilakukan dalam rangka perumusan dan penetapan


strategi bisnis secara berhasil di mana ada dua indikator
antara lain yaitu pengembangan profil perusahaan,
pengembangan profil perusahaaaan, dan pendekatan
analisis rincian operasional.
Yang dimaksud dengan profil perusahaan adalah
penentuan kompetensi dan kelemahan perusahaan
yang sifatnya strategis atau menentukan penentuan
profil suatu perusahaan dilakukan dengan
mengidentifikasikan dan kemudian menilai faktor
faktor internal yang bersifat strategik tersebut pada
dasarnya ada dua pendekatan Yaitu dapat digunakan
dalam mengidentifikasikan dan menilai faktor faktor
internal yang dimaksud yaitu pendekatan fungsi dan
pendekatan analisis rincian operasional.
Pendekatan analisis rincian operasional demi
terciptanya profil perusahaan yang tepat memerlukan
analisis tentang rincian operasional yang dilakukan
oleh perusahaan salah satu sasaran penting dari analisis
rincian operasional adalah agar para pengambil
keputusan strategik dalam suatu perusahaan semakin
mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan
tersebut di samping itu melalui analisis rincian
operasional akan lebih terjamin bahwa setiap langkah
yang diambil secara operasional berakibat pada nilai
tambah bagi perusahaan dalam melakukan rencana
operasional biasanya dua hal yang menjadi sorotan
perhatian ialah pelaksanaan kegiatan kegiatan pokok
dan kegiatan kegiatan penunjang.
51

3. Langkah-Langkah Melakukan Analisis SWOT


Sebuah analisis harus dapat didasarkan pada
logika yang nantinya dapat memaksimalkan kekuatan
dan peluang dari perusahaan, namun juga dapat
meminimalkan bahkan mengurangi kelemahan dan
ancaman bagi suatu perusahaan. Dimana model yang
paling sederhana yaitu dengan menggunakan analisis
SWOT. Dalam analisis SWOT membutuhkan langkah-
langkah yang tepat dan benar, seperti yang di jabarkan
oleh Rangkuti (2013) berikut ini :

Langkah 1. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah sebuah prosedur yang


sistematik dan standar dimana untuk memperoleh
sebuah data yang diperlukan. Dimana sebuah data
sangat berkaitan dan berhubungan dengan studi dan
objek penelitian, dimana data yang dikumpulkan dapat
berupa data primer dan skunder. Data primer dapat
kita ketahui dan temui melalui beberapa metode
pengumpulan data primer yakni sebagai berikut :

a. Metode pengamatan langsung, metode yang


dalam pengambilan data menggunakan mata
tanpa ada sebuah pertolongan atau bantuan alat
standart lain untuk mencari sebuah keperluan
data tersebut. Dimana cara pencatatan tidak
memiliki sebuah standar tertentu, karena yang
terpenting adalahfenomena atau kejadian
tersebut dapat dicatat dan prilaku dapat dengan
mudah diketahui.
52

b. Metode dengan menggunakan Pertanyaan


1) Kuisioner , sebuah alat untuk pengumpul data
yang terdiri dari sebuah set pertanyaan yang
secara logis yang berhubungan dengan
sebuah masalah penelitian, dimana setiap
pertanyaan merupakan jawaban yang
mempunyai makna dalam menjawab
permasalahan peneliti yang ditujukan pada
objek penelitian.
2) Wawancara, proses dimana mencari sebuah
keterangan atau informasi yang ditujukan
untuk sebuah penelitian dengan cara tanya
jawab dengan bertatap muka antara penanya
atau peneliti dengan penjawab atau
narasumber, dengan menggunakan sebuah
alat yang dinamakan panduan wawancara
(interview guide)

Langkah 2. Analisis

Analisis adalah sebuah proses yang akan dapat


memberikan sebuah artia pada suatu data dalam proses
pemecahan suatu permasalahan penelitian. Tahapan
analisis SWOT sendiri adalah memanfaatkan semua
data dan informasi dari sebuah analisis serta model-
model kuantitatif perumusan strategy (Rangkuti, 2014).
Dimana model-model yang digunakan dalam sebuah
analisis SWOT yaitu dengan menggunakan analisis
faktor-faktor strategis Internal dan Eksternal (IFAS –
EFAS).

Analisis faktor-faktor strategis Internal dan


Eksternal adalah sebuah pengelolaaan faktor-faktor
53

strategis yang didapat pada lingkungan internal dan


eksternal, dengan memberikan pembobotan dan ratig
pada setiap faktor strategis. Dengan mengetahui
lingkungan internal atau IFAS para pembuat strategi
akan dapat mengetahui berbagai kemungkinan
kekuatan dan kelemahan dan lingkungan EFAS atau
eksternal perusahaan dimana untuk mengetahui
berbagai kemungkinana peluang dan ancaman. Kedua
permasalahan strategis ini akan di amanti dan di
monitoring karena masalah ini mungkin akan
berpengaruh pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggjlangin dimasa yang akan datang.
Adapun langkah-langkah penyusunan IFAS dan EFAS
menurut (Rangkuti, 2013) dapat dilihat sebagai berikut :

Langkah-langkah penyusunan tabel IFAS

a. Masukkan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan


pada Tabel IFAS kolom 1. Susun 5 sampai dengan
10 faktor dari dari kekuatan dan kelemahan.
b. Berikut bobot masing-masing faktor strategis pada
kolom 2, dengan skala (1,0) sangat penting sampai
dengan (0,0) tidak pentting. Dimana jumlah
seluruh bobot tidak boleh lebih dari 1,0. Dimana
faktor-faktor ini diberi bobot di dasarkan pada
pengaruh posisi strategis.
c. Berikan rating pada kolom 3 untuk masing-masing
faktor dimana dengan skala mulai dari 4 (sangat
kuat) sampai 1 (lemah). Berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap sebuah kondisi kawasan
pariwisata bersangkutan. Variabel yang bersifat
positif semua variabel yang masuk pada kolom
kategori kekuatan) yang diberi nilai mulai dari
54

angka 1 hingga 4, dengan membandingkan


terhadap rata-rata pesaing utama. Sedangkan
variable yang bersikap negatif, dimana nilainya
adalah 1 dan sedangkan jika kelemahan dibawah
rata-rata pesaing-pesaingnya bernilai 4.
d. Kalikan bobot dengan nilai rating, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Dimana hasilnya berupa sebuah skor pembobotan
untuk masing-masing faktor yang nilainya
bervariasi, mulai dari 4 hingga 1.
e. Jumlahlah skor pembobotan (pada kolom 4) untuk
memperoleh total skor pembobtan bagi
perusahaan yang bersangkkutan. Nilai total ini
menunjukkan bahwa bagaimana perusahaan
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya.

Setelah perusahaan melakukan penyususnana Tabel


IFAS sesuai dengan urutannya, kemudian membuat
penyusunan tabel EFAS seperti pada langkah-langkah
berikut ini :
Langkah-langkah penyusunan tabel EFAS
a. Masukkan faktor-faktor peluang dan ancaman pada
tabel EFAS, kolom 1 susun sampai 5 dengan 10
faktor dari peluang dan ancaman.
b. Berikan bobot masing-masing pada kolom 2,
dimana semua bobot tersebut jumlahnya tidak
melebihi dari skor total 1.00. faktor itu memberikan
dampak pada faktor strategis.
c. Berikan rating pada kolom 3 untuk masing-masing
faktor dengan skala mulai dari 4 (kuat) sampai
dengan 1 (lemah)
55

d. Kalikan bobot dengan nilai atau Rating untuk


memperoleh faktor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari
4,0 (menonjol) dan 1,0 (lemah)
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4),
untuk mendapatkan nilai pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan. Dimana nilai total
ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Banyaknya definisi tentang analisis SWOT diatas maka
dapat disimpulkan bahwa, Analisis SWOT merupakan sebuah
metode perencanaan strategis yang di gunakan untuk
mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan
Threats. dalam suatu proyek atau bisnis usaha. Hal ini
melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu dan
perlunya memperhatikan sebuah proses identifikasi berbagai
faktor secara sistematis guna menentukan rumusan yang tepat
dan melakukan strategi perusahaan yang terbaik. Analisis ini
harus dapat memaksimalkan kekuatan (Streghts) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman
(Threats).

Terdapat 2 faktor pokok yang akan memengaruhi keempat


komponen dasar pada analisis SWOT yaitu:

1. Faktor Internal (Strength dan Weakness) : Untuk faktor


internal atau faktor yang berasal dari dalam terdiri dari
dua poin yaitu kekuatan dan kelemahan. Keduanya akan
berdampak lebih baik dalam sebuah penelitian ketika
kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan. Dengan
56

demikian kekuatan internal yang maksimum jelas akan


memberikan hasil penelitian yang jauh lebih baik. Adapun
bagian bagian dari faktor internal itu sendiri ialah :
a. Sumber daya yang dimiliki
b. Keuangan atau finansial
c. Kelebihan atau kelemahan internal organisasi
d. Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik
yang berhasil maupun gagal.

2. Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats) : Ini


merupakan faktor dari luar entitas, di mana faktor ini tidak
secara langsung terlibat pada apa yang sedang diteliti dan
terdiri dari 2 poin yaitu ancaman dan peluang. Adanya
peluang serta ancaman ini tentu saja akan memberikan
data yang harus dimasukkan dalam jurnal penelitian
sehingga menghasilkan strategi untuk menghadapinya.
Beberapa poin yang termasuk pada faktor eksternal adalah
sebgai berikut :
a. Trend
b. Budaya, sosial politik, ideologi, perekonomian
c. Sumber-sumber permodalan
d. Peraturan pemerintah
e. Perkembangan teknologi
f. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
g. Lingkungan

Sebagaimana sebuah metode pada umumnya, analisa


SWOT ini hanya dapat membantu menganalisa situasi
yang sedang dihadapi oleh perusahaan atau sebuah
organisasi. Dan metode ini bukan sebuah jawaban pasti
yang mampu memberikan solusi pada tiap masalah yang
sedang dihadapi, namun minimal akan memecah
57

persoalan yang ada dengan mengurainya menjadi bagian


bagian kecil yang akan lebih tampak sederhana. Karena
tidak mustahil apabila suatu perusahaan yang sedang
menghadapi berbagai peluang bisnis harus berupaya
untuk menghilangkan berbagai macam ancaman yang ada
pada perusahaan tersebut. Tidak dapat dipungkiri jika
satuan bisnis mempunyai berbagai kelemahan, tetapi juga
berbagai faktor kekuatan yang mendukung perusahaan
dalam menghadapi pesaing. Dibutuhkan suatu komponen
untuk melanjutkan strategi yang telah dianalisa dengan
SWOT, dimana komponen tersebut dapat menentukan
strategi dasar bagi perusahaan untuk melakukan sebuah
kegiatan perusahaan. Oleh karena itu setelah menyusun
atau menganalisis strategi induk dengan menggunakan
analisa SWOT, langah berikutnya perusahaan menentukan
sebuah strategi yang tepat dengan menggunakan matriks
SWOT.

8. Matriks SWOT
Penggunaan suatu matriks akan menjadi ampuh
sebagai suatu instrumen menganalisis karena dapat
memperhitungkan sebuah faktor eksternal dan internal
yang berpengaruh, dan faktor-faktor tersebut dikaitkan
tidak hanya dengan kekuatan yang dimiliki oleh setuan
bisnis atau usaha. Pendekatan matriks memungkinkan
satuan bisnis memanfaatkan semaksimal mungkin faktor-
faktor kekuatan yang dimilikinya dan sekaligus berupaya
untuk menghilangkan atau paling sedikit mengurangi
dampak negatif dari berbagai kelemahannya (J Siagian,
2012:177).
58

Penggunaan Matriks menunjukkan bahwa perhatian


ditujukan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Sebagai hasil analisis yang dilakukan berbagai
kelemahan jatuhan bisnis dapat diatasi.
b. Para penentu strategi dapat mengambil langkah-
langkah untuk maksimalisasi berbagai faktor kekuatan
yang dimiliki.
c. Secara internal melakukan pengaturan kembali
pemanfaatan dana dan daya yang terdapat dalam suatu
usaha.
d. Secara eksternal melakukan tindakan akuisisi atau
penggabungan sebagai teknik untuk meningkatkan
kemampuan organisasi memperoleh dana dan daya

Dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut empat


(4) alternatif strategi dasar yang tampil ke permukaan
adalah Pertama : Melakukan integrasi vertikal yang
terwujud dalam bentuk diversifikasi kegiatan perusahaan
sebagai keseluruhan yang dimungkinkan oleh tindakan
akuisisi atau penggabungan, dengan mengambil langkah
tersebut perusahaan meningkatkan kemampuannya
menyediakan dana dan daya yang diperlukan, dan
sekaligus mengatasi kelemahan yang dihadapiny. Salah
satu pilihan strategi yang layak dipertimbangkan ialah,
melakukan integrasi vertikal yang memungkinkan
organisasi mengurangi resiko ketidakpastian baik yang
menyangkut masukan yang diperoleh maupun dalam arti
jangkauan kepada para pengguna produk yang dihasilkan.
Kedua : dengan pengaturan kembali dana dan daya
secara internal, kelemahan perusahaan dapat diatasi
melalui tindakan putar haluan atau membebaskan diri dari
keterlibatan dalam bisnis tertentu atau bahkan mengarah
59

pada likuidasi suatu usaha yang diperkirakan akan terus


menjadi beban bagi perusahaan. Strategi ini berakibat pada
pengaturan kembali dana dan daya yang tersedia, dengan
mengalihkan kesatuan satuan bisnis yang lain, dalam
perusahaan dengan bertindak demikian perusahaan tidak
meninggalkan misi asalnya akan tetapi, memungkinkan
perusahaan untuk mengembangkan lebih lanjut
keunggulan kompetitifnya. Dimana strategi yang paling
tidak mengganggu pada alternatif ini ialah,
mengundurkan diri dari keterlibatan dalam segi bisnis
tertentu, yang berarti pengurangan aneka ragam bisnis
yang ditangani.
Ketiga : dengan menggabungkan upaya maksimalisasi
kekuatan satuan bisnis dan pengaturan kembali,
pemanfaatan dana dan daya yang dimiliki strategi yang
mungkin ditempuh ialah, konsentrasi pikiran kemampuan
untuk perluasan pasar pengembangan produk dan
melakukan berbagai tindakan yang bersifat inovatif. Jika
setelah melakukan analisis yang mendalam tentang
berbagai pilihan yang patut dipertimbangkan, para
penentu strategik menarik kesimpulan bahwa,
maksimalisasi faktor-faktor kekuatan internal merupakan
cara yang tepat untuk ditempuh, empat kemungkinan bisa
terjadi yaitu : a) konsentrasi kegiatan bisnis, b) perluasan
pasar, c) pengembangan produk dan d) Inovasi.
Dengan memilih perluasan pasar berarti para manajer
yakin bahwa produk yang sudah dan sedang dipasarkan
dapat terus merebut hati para pengguna baru produk
tersebut. Selanjutnya dengan menjatuhkan pilihan pada
strategi pengembangan produk para manajer berpendapat
bahwa pengguna produk itu berminat pada produk baru
yang berkaitan dengan produk yang sudah dipasarkan
60

sekarang. Keempat : melakukan integrasi horizontal yang


dimungkinkan terjadi berkat maksimalisasi kekuatan yang
dimiliki, dan eksternalisasi perusahaan terutama dalam
bentuk diversifikasi konsentrik dan usaha patungan. Jika
para penentu strategi bisnis mengambil langkah
maksimalisasi kekuatan bisnis dengan secara agresif
memperluas bisnis operasional, usahanya sesungguhnya
berarti manajemen sudah berkomitmen pada penekanan
eksternal dalam memilih suatu strategi induk. Opsi yang
ada ialah : a) integrasi horizontal, b) diversifikasi
konsentrik, dan c) usaha patungan.
Integrasi horizontal sering menjadi pilihan yang
menarik karena pilihan tersebut menggunakan perusahaan
untuk meningkatkan kemampuan berproduksi. (Siagian,
2012:180).

Berbagai Peluang Lingkungan

Sel 3 : Mendukung
Sel 1 : Mendukung
Strategi Dengan
Strategi Yang
Orientase “Putar
Kelemahan Agresif Kekuatan
Balik”
Internal Yang Internal Yang
Kriktikal Sel 4 : Mendukung Sel 2 : Substansial
Strategi Defensif Mendukung
Strategi
Diversifikasi

Ancaman Utama Dari Lingkungan

Gambar 2.6
Matriks Seleksei Strategi Dasar
61

Hal yang sama dapat dikatakan tentang diversifikasi


konsentrik dalam arti bahwa para perumus strategi
menambah satuan-satuan bisnis baru, kepada yang lama
dengan kegiatan bisnis yang masih saling berkaitan. Yang
terjadi ialah kompetensi khas yang dimiliki oleh
perusahaan yang menempuh diversifikasi itu
diperkirakan, akan memperlancar perluasan bidang usaha
yang menguntungkan karena satuan-satuan bisnis yang
lama dan yang baru bekerja atas prinsip. Sinergi pilihan
terakhir untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
dalam penguasaan dana dan daya, melalui penekanan
eksternal ialah usaha patungan. Pilihan strategi ini menarik
karena dengan usaha patungan satu satuan bisnis
dimungkinkan untuk memasuki bidang bisnis yang sangat
kompetitif. Dengan keyakinan keberhasilan yang tidak
mungkin dimasukinya dengan mengandalkan kekuatan
sendiri. Yang di mana Kuncinya terletak pada pemilihan
mitra kerja strategik yang tepat.
Jika hal itu berhasil dilakukan kemampuan Mitra dan
rekan di bidang produksi, teknologi, keuangan, dan
pemasaran akan mengurangi investasi yang harus
dilakukan, jika bergerak sendiri yang pada gilirannya lebih
menjamin keberhasilan suatu bisnis yang bersangkutan.
Hal-hal yang telah dibahas di atas terlihat secara skematis
pada gambar 2.3. (Siagian, 2012:181).
Sedangkan menurut pendapat lainnya, Matrik SWOT
adalah alat yang di pakai untuk menyusun faktor-faktor
strategi perusahaan. Matiks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan di sesuiakan dengan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya. (Rangkuti, 2009).
Langkah-langkah penyususnan matriks SWOT untuk
62

memperoleh sebuah strategi pemasaran yang tepat bagi


perusahaan dapat di terapkan seperti pada Tabel 2.1
berikut :

Tabel 2.1
Matriks SWOT
IFAS Strenght (S) Weakness (W)
Tentukan faktor- Tentukan faktor-
EFAS faktor kekuatan faktor kelemahan
internal internal
Opportunities (O) Strategy S-O Strategy W-O
Tentukan faktor- Ciptakan strategi Cipatakan strategi
faktor peluang yang yang meminimalkan
eksternal menggunakan kelemahan untuk
kekuatan untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang
peluang
Threats (T) Strategy S-T Strategy W-T
Tentukan faktor- Ciptakan strategi Ciptakan strategi
faktor ancaman yang yang meminimalkan
eksternal menggunakan kelemahan dan
kekuatan untuk menghindari
mengatasi ancaman
ancaman
Sumber : Rangkuti, (2013:83)

Sedangkan langkah-langkah penyususnan matriks SWOT


menurut David (2011:330) :

1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal


perusahaan.
2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal
perusahaan.
3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal
perusahaan.
63

4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal


perusahaan.
5. Menyesuaikan kekuatan internal perusahaan
dengan peluang eksternal perusahaan untuk
menghasilkan strategi SO yang tepat.
6. Menyesuaikan kekuatan internal perusahaan
dengan ancaman eksternal perusahaan untuk
menghasilkan strategi ST yang tepat.
7. Menyesuaikan kelemahan internal perusahaan
dengan peluang eksternal perusahaan untuk
menghasilkan strategi WO yang tepat.
8. Menyesuaikan kelemahan internal perusahaan
dengan ancaman eksternal perusahaan untuk
menghasilkan strategi WT yang tepat.

Dengan sekian banyaknya definisi dari matriks SWOT


dapat di simpulkan bahwa Matriks SWOT adalah sebagai
instrumen analisis karena dapat memperhitungkan berbagai
faktor eksternal dan internal dari perusahaan dan faktor-
faktor tersebut dikaitkan dengan kekuatan yang dimiliki oleh
setuan bisnis dan memperhatikan kelemahan yang ada pada
sebuah perusahaan atau bisnis. Pendekatan matriks dapat
memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki dan
sekaligus berupaya untuk mengurangi dampak negatif dari
perusahaan atau bisnis. Matriks SWOT merupakan alat yang
di digunakan untuk menyusun strategi dari perusahaan.
Dimana Matiks SWOT dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dan di sesuiakan dengan kekuatan dan
kelemahan yang ada pada sebuah perusahaan.
64

B. Kerangka Berpikir
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
merupakan ikon wisata belanja dan fashion di Kabupaten Sidoarjo,
yang mendapatkan berbagai penghargaan, salah satunya adalah
Koperasi terbaik di Tingkat Nasional dalam kategori KOPINKRA
(Koperasi Industri dan Kerajinan) tahun 1986. sentra yang
memproduksi dan menjual berbagai produk tas dan koper yang
memiliki 12 stand yang tersebar di wilayah Kecamatan
Tanggulangin. Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo, mengalami penurunan penjualan pada 8 tahun terakhir
pada tahun 2010–2017, dikarenakan pemilik usaha Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo hanya
mengandalkan pemasaran secara langsung melalui pasar offline
saja dengan penjualan produk melalui pameran-pameran di
wilayah Provinsi Jawa Timur.

Analisis Faktor Lingkungan


Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


’ ’ ’ ’

Matriks SWOT

Grafik Matriks SWOT ‘

Strategi pemasaran yang di rekomendasikan


;
Gambar 2.7 Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono,
(2018), “metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dan generalisasi”. Penelitian kualitatif
dipilih untuk mengumpulkan data dan memperoleh data
secara deskriptif guna dijadikan sebagai dasar perencanaan
stratejik pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Metode penelitian yang digunakan ialah metode
kualitatif karena dengan menggunakan metode kualitatif
peneliti dapat memperoleh gambaran deskriptif mengenai
permasalahan yang sedang diamati. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan (Sugiyono 2018). Selain itu, metode ini dipilih
untuk menggali data, menganalisis akar permasalahan, serta
merumuskan alternatif strategi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pengembangan pada Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.

65
66

Sedangkan teknik penelitian kualitatif yang diungkapkan


(Moleong 2005) “Sebagai penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai teknik ilmiah”. Selain itu
teknik kualitatif menurut Creswell ( dalam Hamid patilima
2013) Suatu teknik pendekatan yang tidak memiliki aturan
prosedur tetap lebih terbuka dan terus berkembang sesuai
dengan kondisi lapangan.
Berdasarkan uraian teori diatas dapat disimpulkan
bahwa pendekatan kualitatif yaitu sebuah prosedur
pemecahan masalah penelitian dengan menggunakan
berbagai cara yang memaparkan data perolehan dari sebuah
teori dan suatu pengamatan di lapangan, yang kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan. Karakteristik penelitian ini
adalah, data yang diperoleh melalui berbagai banyak cara
seperti wawancara, pengamatan, dan penelaahan data sesuai
dengan data yang ada di lapangan, dalam penelitian
kualitatif ini menggunakan suatu analisis atau matriks di
bidang Pemasaran, dengan cara melakukan analisis pada
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo serta
dipadukan dengan mempertimbangkan peluang dan
ancaman yang dihadapi Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, sehingga
memperoleh suatu strategi pemasaran yang tepat yang akan
dapat digunakan di masa sekarang dan masa mendatang.
Sesuai dengan tujuan utama pembangunan Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Untuk menemukan hasil penelitian ini
67

maka peneliti menempuh beberapa langkah yaitu antara lain


adalah pengumpulan data, pengolahan data atau analisis
datape, nyusunan laporan, serta penarikan kesimpulan.
Dimana proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
secara objektif.

B. Rancangan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini memberikan suatu rumusan
berupa strategi pemasaran yang akan di terapkan pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Dalam perumusan ini yang dimana
sesuai dengan data dan informasi yang ada di lapangan.
Rancanagn penelitian pada Perencanaan strategi pemasaran
yang akan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
Matriks SWOT sebagai cara pemilihan strategi yang baru,
dimana dapat dilihat pada gambar bagan Rancangan
Penelitian 3.1 berikut :
68

Kegiatan Pemasaran

Pengumpulan Data

Faktor Internal Faktor Eksternal


I
N
P
U Reduksi Data
T

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


’ ’ ’ ’

Kondisi Internal Kondisi Eksternal

PENCOCOKAN

Penyajian Data

Matriks SWOT

KEPUTUSAN Kesimpulan atau Verifikasi

Pemilihan Strategi yang sesuai dengan Sentra UKM


Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian
69

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang berada di Jl. Utama
No.27, Nggodong, Kedensari, Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan
mulai tanggal 15 maret 2019 - Selesai

D. Data dan Sumber Data Penelitian


Menurut Sugiyono, (2018) Pengumpulan data dapat
menggunakan sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, data
primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual
atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan, dan hasil kunjungan dan sumber data
sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, Data sekunder
biasanya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Berdasarkan
sumber datanya, penelitian ini menggunakan dua sumber
data yaitu :
a. Data Primer
Pada penelitian ini data primernya berupa data yang
diperoleh dari hasil observasi peneliti di lapangan,
wawancara dengan pihak yaitu para pemilik usaha di
Sentra UKM Tas dan Koper Tanggulangin, yang memiliki
keterkaitan secara langsung seperti kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
70

b. Data sekunder
Data ini meliputi data faktor internal dan eksternal dari
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, yang diperoleh dari
wawancara dengan pihak Disperindag dan Ketua Koperasi
INTAKO selaku pengelola dan beberapa dokumen
meliputi data UKM yang ada di Kabupaten Sidoarjo, hasil
penjualan produk pada Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, dan
data toko yang ada pada Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, serta
dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo. Kemudian
akan dijadikan pedoman untuk melihat kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.

E. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Moleong (2010:132) mendeskripsikan subjek penelitian
adalah sebagai informan, yang artinya orang pada latar
penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan
saat peneliti memasuki lapangan dan kemudian
menentukan narasumbernya yang masih berkaitan
dengan objek yang ditelitinya dan dipilih sendiri oleh
peneliti (Sugiyono 2018). Pada penelitian ini peneliti
memilih yang menjadi subjek penelitian adalah para
Pemilik usaha Tas dan Koper di Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang berjumlah 12
Toko. Dimana dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel 3.1

Anggota usaha yang terdaftar pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo

No Nomor Website /
Nama UKM Alamat Pemilik Alamat Email
Telepone Media Sosial
1 INTAKO Jl. Utama Kedensari Pemerintah 031 8851887 sales@intako- www.Intako
No. 27 Tanggulangin tanggulangin.c -
om tanggulangi
n.com

2 Permata Komplek Pertokoan H.M. Nuryono 031 70501775 Hm_nuryono www.perma


Tanggulangin Permata Sidoarjo @yahoo.com tatanggulang
Collection Blok R3 No. 46-52 Jl. in.com
Raya Kludan
Tanggulangin
3 UD Lely Jaya Ruko Pasar Wisata Adi Sumanto 081259992731 - Instagram :
Blok B2-03 Leyjaya85

4 MCH. Choiri Jl. Wates Kedensari Rony Choiri 031 8053446 ronypewe@gm Instagram :
Leather No. 18-19 ail.com @zummabag
Tanggulangin s
5 UD. Adam Pasar Wisata Blok J4- Sri Dewi Yanti 085101252478 - -
Grosir 8

71
72

6 CV Mitra Jaya Jl. Raya Kludan RT 1 H . Sungkono 081217476363 - Insytagram :


RW 2 Tanggulangin Sungkonolea
ther
7 UD Perkasa Jl. Raya Kludan No. Moch. Syafi’i 08175203872 -
36 Tanggulangin Syarif
8 Sartika Ratu Jl Raya Kludan No 40 Firman 088231959570 - -
Tanggulangin Kurniatul
Iman
9 Bandara Tas Jl. Raya Kludan No 26 H . Rifai 082229990810 - Instagram :
Tanggulangin Bandara Tas
10 UD Dwi Agung Jl. Utama Kedensari Agung 085731478669 Dwika99@yah www.shopin
Lulya RT 17 RW 5 Mudiono oo.com gtas.blogspo
Tanggulangin t.com

11 Pusgitta (Pusat Raya Kludan No. 31 Hj. 031 8943150 Pusgitta.cmp@ -


Grosir Tas A Tanggulangin Mukaromah gmail.com
Tanggulangin)
12 MQ Emqyu Ds. Kalisampurno RT H. Khodiran / 081332089273 - -
Collection 13 RW 4 Ninik Rahayu /
Tanggulangin 085100890464
Sumber : Disperindag kabupaten Sidoarjo, 2018
73

2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur. Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo dipilih karena merupakan salah
satu tempat wisata dan belanja yang terbesar dan
terkenal di kabupaten Sidoarjo. Selain itu, tempat ini
dipilih karena melihat rendahnya kunjungan wisatawan
untuk ke Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo ini.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan (Sugiyono, 2018). Marshall dan Rossman dalam
Sugiyono (2018), menyatakan bahwa “the fundamental
methods relied on by qualitative researchers for gathering
information are, participation in the setting, direct observation, in-
depth interviewing, document review”. Sesuai dengan
pernyataan tersebut, dalam penelitian ini, peneliti juga
menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi
sebagai teknik pengumpulan data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

1) Pengamatan (Observasi)
Jenis Observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi tak berstruktur. Observasi tak
berstruktur dilakukan karena peneliti belum menemukan
pasti fokus penelitian. Menurut Sugiyono (2018)
74

“Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak


dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di
observasi. peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa
yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang
menarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat
kesimpulan”.
Observasi prapenelitian dilakukan peneliti beberapa
kali berturut-turut dalam kurun bulan (5 November – 2
Desember) Kemudian Observasi Penelitian dilakukan
pada kurun bulan (15 Maret – selesai) dimana pada objek
penelitian yaitu, Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo, Tujuan peneliti melakukan
Observasi yaitu untuk mengetahui kondisi di sekitar
objek penelitian, yang memiliki sebuah keterkaitan
dengan perencanaan strategi pemasaran produk Tas dan
Koper kabupaten Sidoarjo dan keadaan lokasi sebagai
tempat penunjang pemasaran produk. Dalam
pelaksanaan observasi, peneliti mendapatkan beberapa
hasil yaitu mulai dari lokasi Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang berada di desa
Kedensari, desa Kludan, dan desa Kalisampurno,
terdapat toko-toko Tas dan Koper lainnya, terdapat
banyak toko bahan baku tas dan koper, terdapat tempat
wisata kolam renang khusunya di desa kedensari (
Permata Sidoarjo ) atau tempat destinasi wisatawan yang
ingin membeli produk Tas dan Koper di Permata
Sidoarjo, terdapat perumahan Permata Sidoarjo.
75

2. Wawancara
Interview sebagai berikut. “a meeting of two persons to
exchange information and idea through question and responses,
resulting in communication and joint construction of meaning
about a particular topic”. (Esterberg, 2002). Sedangkan
Menurut Stainback, 1988 dalam Sugiyono (2018),
mengemukakan bahwa, “interviewing provide the researcher
a means to gain a deeper understanding of how the participant
interpret a situation or phenomenon than can be gained
through observation alon”. Berdasarkan dua pernyataan
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa wawancara
merupakan sebuah pertemuan antara peneliti dan
narasumber yang telah ditentukan sebelumnya, untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab agar
peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipan atau objek penelitian dalam
menggambarkan situasi dan fenomena yang terjadi yang
tidak dapat ditemukan ketika melakukan observasi.
Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara tidak-terstruktur. Menurut
Sugiyono (2018) “jenis wawancara termasuk dalam
kategori in-depth wawancara, dimana dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti
dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan”.
Wawancara dilakukan peneliti kepada Para pemilik
usaha (Tabel 3.1), para Karyawan, bapak Muhammad
Mahfud, S.Sos., selaku Kepala Bidang Seksi Pembinaan
76

Usaha Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sidoarjo,


Ainur Rofiq Ketua Koperasi INTAKO, terkait dengan
kendala yang ada selama melakukan pemasaran produk
Tas dan Koper, serta mengenai perkembangan strategi
pemasaran yang dilakukan oleh pemilik usaha selama
ini. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
narasumber di peroleh beberapa kendala yaitu, sepinya
kunjungan konsumen, minimnya pembeli yang membeli
secara langsung ke UKM yang tergabung pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, kurangnya promosi, dan kurangnya
kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan dari
perkembangan strategi yang sudah di terapkan yaitu
selama ini mengalami peningkatan pada penjualan secara
pemesanan dan promosi melalui kegiatan event-event
atau acara secara offline saja.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang
diproses melalui dokumen-dokumen. Metode
dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data dari
sumber-sumber dokumen yang mungkin mendukung
atau bahkan berlawanan dengan hasil wawancara
(Harsono, 2008:165). Pada penelitian ini, dokumentasi
sangat penting, yang bertujuan sebagai pelengkap dari
teknik observasi dan wawancara.
Dokumentasi yang di dapatkan oleh peneliti dimana
hasilnya adalah untuk mengetahui persebaran UKM di
Kecamatan Tanggulangin dan Kabupaten Sidoarjo,
Perkembangan usaha Tas dan Koper, jumlah UKM,
gambar-gambar kondisi terkini di area pada Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dan
beberapa catatan-catatan pendukung lainnya.
77

G. Teknik Uji Validitas Data


Dalam penelitian kualitatif di perlukan adanya uji
validitas data yang digunakan untuk menganalisis data.
Validitas menurut kamus besar bahasa indonesia yaitu
merupakan kebenaran akan sifat dan bukti yang ada.
Sedangkan menurut Sugiyono (2018) “validitas merupakan
derajat ketetapan antara data ang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat di laporkan oleh peneliti”.
Dalam hal ini peneliti harus dapat mengetahui suatu
instrumen yang akan diukur, dalam mengukur instrumen
dapat menggunakan metode Trianggulasi. Menurut Moleong
(2010) “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
kepentingan pengecekan data atau sebagai pembanding
terhadap data itu”. Dalam metode triangulasi ini diperlukan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
dan waktu diantaranya :

1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah untuk menguji kreaibilitas
suatu data yang dilakukan dengan cara memeriksa data
yang telah diperoleh dari berbagai sumber (Sugiyono,
2018:274). Yaitu melalui wawancara dengan Para pemilik
usaha dan Bapak Muhammad Mahfud selaku Kepala
Bidang Seksi Pembinaan Usaha Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Sidoarjo serta Bapak Ainur Rofiq
selaku ketua koperasi di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data
yang dilakukan oleh peneliti dengan cara pengecekan
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
78

berbeda. Dimana uji validitas data dilakukan saat


pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. (Sugiyono,
2018:274). Pada saat melakukan wawancara, peneliti
sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari hasil
wawancara tersebut.

3. Triangulasi Waktu
Perencanaan waktu yang tepat yang akan diguakan
untuk mewawancarai subjek pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang bertujuan
untuk mendapatkan sumber-sumber informasi yang
tepat dan kredibel.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data data dalam periode tertentu dan
menurut Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2018)

“aktivitas dalam analisis data kualitatif harus dilakukan


secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Apabila
jawaban yang disampaikan oleh orang yang diwawancarai
atau informan setelah dianalisis dirasa kurang memuaskan,
maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
tahap tertentu sehingga diperoleh data atau informasi yang
lebih kredibel”.

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka


langkah-langkah anlisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles
dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam
79

kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu


pengumpulan data (data collection), reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi (conclutions). Teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif
menurut Mile dan Huberman (dalam Sugiyono, 2018:246)
dengan skema dan tahapan sebagai berikut :

Pengumpulan
Data

Reduksi Data Penyajian


Data

Kesimpulan/
verifikasi

Gambar 3.2 Analisis Data Model Interaktif Miles dan


Huberman

1. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti merupakan
data yang berupa kata-kata dan bukan angka. Dimana
data tersebut di dapat melalui Observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Peneliti mencatat semua data yang
ada dan sesuai dengan hasil observasi dan wawancara
di lapangan. Pengumpulan data ini diperoleh setelah
melakukan pengamatan pada Sentra UKM Industri Tas
80

dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten


Sidoarjo.

2. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, sehingga perlu dilakukan reduksi data, dimana
penggabungan dan penyeragaman bentuk data yang
diperoleh menjadi bentuk tulisan yang akan dianalisis.
Kemudian dari data-data tersebut dipilih data yang
dibutuhkan. Data yang dipilih adalah data yang penting,
sedangkan data yang tidak penting akan tidak
digunakan. Dalam mereduksi data pada penelitian ini,
peneliti menelaah secara keseluruan data yang
terkumpul dari lapangan mengenai masalah strategi
pemasaran yang di terapkan pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.

3. Penyajian Data
Dengan Penyajian data, akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi atau fenomena yang ada
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Kemudian
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami. Pada penelitian ini data-data yang telah
direduksi nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, pictogram dan sejenisnya, agar dalam penyajian
data terlihat rapi dan mudah dipahami.

4. Kesimpulan/ verifikasi
Tahap akhir dalam rangkaian analisis data.
Penyimpulan ini didapatkan berdasarkan diagram dan
data-data yang diolah pada pengumpulan tahap awal
81

yang didukung oleh bukti-bukti yang valid dan


konsisten saat peneliti kembali ke lapangan dalam
pengumpulan data. Dari penyimpulan ini nantinya
pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh
peneliti dapat terjawab dan merupakan kesimpulan
yang kredibel.

I. Indikator Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian kualitatif ini, maka peneliti membuat indikator
untuk mengarahkan peneliti dalam melakukan
pengumpulan data. Indikator penelitian ini diolah oleh
peneliti secara pribadi sebagai pedoman dalam
penyusunana matriks SWOT dengan berpacu pada data-
data peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang
terdapat pada objek penelitian dan dikombinasikan dengan
teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.2
Teknis Analisis dan Indikator
IFE (Evaluasi Faktor Internal ) - Pemasaran
- Keuangan
- Sumber Daya Manusia
- Operasional

EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) - Ekonomi


- Demografi
- Pemerintah
- Teknologi
- Kekuatan Kompetitif

Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2018


82

Dari data tabel 3.2 di atas maka peneliti dapat


mengelompokkan data indikator dengan faktor-faktor yang
ada pada objek penelitian yang di dapat peneliti pada saat
Pra-penelitian mulai dari praobservasi sampai
prawawancara yang ada di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
sebagai berikut :

Tabel 3.3
Indikator Penelitian
Teknik Pengumpulan Indikator Faktor-Faktor
Analisis Data Penelitian
IFE Internal Pemasaran
(Evaluasi Kekuatan
Internal a. Para pemilik usaha
Faktor) memasarkan
berbagai model tas
dan koper yang
bervariasi.
b. Harga dan kualitas
produk Tas dan
Koper pada Sentra
Tas dan Koper
Tanggulangin sangat
bersaing.
c. Terdapat fasilitas
bagi pemilik usahs
untuk mengikuti
event dan pameran
penjualan produk
UKM di Kabupaten
Sidoarjo.
d.Pembuatan dan
pengiriman Tas dan
koper selalu tepat
waktu
83

e. Sentra Tas dan


Koper Tanggulangin
memiliki beberapa
stand dan outlet
yang tersebar di
wilayah Kecamtan
Tanggulangin.
f. Para rekan dan
Kolega pemilik
usaha di Sentra
UKM Industri Tas
dan Koper memiliki
kerjasama di
berbagai daerah (
Malang, Surabaya,
Banyuwangi dan
Bali)
Kelemahan
a. Masih menggunakan
pemasaran secara
langsung dan
sederhana
b. Lebih banyak
melayani pesanan
daripada penjualan
c. Kurangnya media
promosi seperti
baliho, papan nama,
dan papan iklan
elektronik.
d. Beberapa Model tas
dan koper yang
kurang bervariasi.
Keuangan
Kekuatan
a. Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo
84

menyediakan yang
dialokasikan untuk
pengadaan program
pelatihan, seminar,
dan bimbingan bagi
para usaha dan sdm
di Sentra Tas dan
Koper
Tanggulangin.
b. Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo
menyediakan yang
dialokasikan untuk
untuk pembenahan
fasilitas Sentra Tas
dan Koper
Tanggulangin.
Kelemahan
a. Belum adanya
penetapan harga
minimum badi
produk UKM
khususnya Tas dan
Koper di
Kecamatan
Tanggulangin.
Sumber
Daya
Manusia
Kekuatan
a. Para pemilik usaha
pada sentra Sentra
Tas dan Koper
Tanggulangin
memiliki SPG (sales
promotion girl) dan
SPB (sales promotion
85

boy) yang mampu


menguasai
karakteristik produk
dan baik dalam
pelayanan terhadap
konsumen.
b. Para pemilik usaha
mampu melayani
konsumen dengan
baik
c. Para pemilik usaha
juga melakukan
proses produksi dn
promosi produk
sendiri.
Kelemahan
a. Kurangnya
koordinasi antara
pemilik usaha
dengan Disperindag
dalam memberikan
pelatihan dan
seminar terhadap
SPG dan SPB yang
ada di Sentra UKM
Industri Tas dan
Koper
Tanggulangin.
b. Kurangnya
pengetahuan
pemilik usaha
terhadap model
terbaru tas dan
koper.
Operasional
Kekuatan
a. Para pemilik usaha
86

menerima pesanan
Tas dan Koper
dalam jumlah
banyak atau partai.
b. Para usaha atau
UKM di sentra UKM
Industri Tas dan
Koper Tanggulangin
menerima dan
melayani pembelian
secara ecer, grosir
bahkan partai besar.
c. Mutu dan kualitas
produk Tas dan
Koper dari Sentra
sangat baik dan
terjamin
d. Para pemilik usaha
menawarkan jasa
pembuatan tas dan
koper
e. Lokasi Sentra UKM
Industri Tas dan
Koper
Tanggulangin,
Sidoarjo berada di
wilayah jalur
surabaya-malang
f. Setiap toko atau
UKM memiliki lebih
dari 2 karyawan
Kelemahan
a. stock model Tas dan
Koper pada Sentra
UKM Industri Tas
dan Koper
Tanggulangin yang
87

kurang up-to-date.
b. kurang bahkan tidak
adanya gudang
penyimpanan
produk pada UKM
yang ada di Sentra
UKM Industri Tas
dan Koper
Tanggulangin.
c. Kurang adanya
koordinasi antara
Disperindag dan
Pemerintah Pusat
dalam
pengembangan
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin.
EFE Eksternal Ekonomi
(Evaluasi Peluang
Faktor a. Peningkatan
Eksterna) pendapatan
masyarakat di
kabupaten sidoarjo
b. Peningkatan pada
pengembangan
industri Tas dan
Koper di Kabupaten
Sidoarjo pada sektor
UKM
c. Banyaknya tempat
wisata sebagai
penunjang
pemasaran produk
sentra UKM
Indudtri Tas dan
Koper
88

Tanggulangin
d. Perbaikan kondisi
jalan pada lokasi
sekitar wilayah
sentra UKM
Indudtri Tas dan
Koper
Tanggulangin
Ancaman
a. Terjadinya
kenaikan tarif pada
moda Transportasi
b. Tidak stabilnya
harga bahan baku
produk Tas dan
Koper
c. Tidak stabilnya
harga jual produk
tas dan koper
Demografi
Peluang
a. Jumlah penduduk
Kabupaten Sidoarjo
yang mengalami
kenaikan setiap
tahunnya.
b. Perubahan gaya
hidup dan tren pada
masyarakat dalam
menggunakan
produk Tas dan
Koper
c. Meningkatnya para
pengguna Tas dan
Koper di Kabupaten
Sidoarjo
Ancaman
89

a. Menurunnya daya
beli masyarakat
pada model-model
produk Tas dan
Koper di sentra
UKM Indudtri Tas
dan Koper
Tanggulangin
Pemerintah
Peluang
a. Adanya dorongan
promosi melalui
event-event atau
bazar yang di
adakan oleh
pemerintah untuk
produk-produk
UKM di Kabupaten
Sidoarjo.
b. Penetapan kebijakan
pemerintah melalui
program pajak UKM
hanya 5% saja
c. Penetapan Sentra
UKM Industri Tas
dan Koper
Tanggulangin,
Sidoarjo sebagai
Sentra Tas dan
Koper terbesar di
Jawa Timur
d. Pengadaan Seminar
bagi para pemilik
UKM kabupaten
Sidoarjo.
Ancaman
a. munculnya produk
90

tas dan koper


Impor khususnya
produk dari China
yang beredar
dipasaran.
b. Lokasi UKM
tersebar di
tanggulangin
(tidak memusat
pada satu tempat).
c. Minimnya jaringan
Internet di
Kabupaten
Sidoarjo.
Teknologi
Peluang
a. Kemajuan
Teknologi
memudahkan
konsumen atau
wisatawan dalam
mengakses
informasi tentang
pusat Sentra UKM
Industri Tas dan
Koper Kecamatan
Tanggulangin,
Kabupaten
Sidoarjo.
b. Perkembangan
teknologi
komunikasi dapat
memudahkan
dalam menjalin
kerjasama dengan
pihak lainnya.
c. Perkembangan
91

dalam sistem
teknologi
transportasi dapat
memudahkan para
usaha di Sentra
UKM Industri Tas
dan Koper
Tanggulangin,
Sidoarjo dalam
mendistribusikan
produknya.
d. Melalui media
sosial pemilik
usaha dapat
mempromosikan
produknya.
e. Banyaknya
marketplace juga
mampu
mendorong jumlah
pemesanana dan
penjualan produk
Sentra UKM
Industri Tas dan
Koper Kecamatan
Tanggulangin,
Kabupaten
Sidoarjo.
Ancaman
a. Para pemilik usaha
tidak bisa memakai
media sosial (
instagram, twitter,
dan youtube)
b. Pemilik usaha
Kurang cakap
dalam
92

komputerisasi.
c. Hanya
mengandalkan sms
dan telephon saja.
Kekuatan
Kompetitif Peluang
a. Produk tas dan
koper merupakan
produk unggulan
Kabupaten Sidoarjo
b. Memiliki lokasi yang
strategis karena
berada pada
kawasan wisata
(kolam renang
Permata Sidoarjo
dan wisata sejarah
Candi Pari).
c. Mulai berkurangnya
UKM pada sentra-
sentra lainnya,
khususnya di bidang
makanan.
d.UKM yang ada di
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin
memberikan
kemudahan dan
kebebasan dalam
memilih produk Tas
atau Koper yang
diinginkan.
Ancaman

a. Semakin banyak
persaingan usaha
93

dimana
banyaknyaUKM
yang mendirikan
usaha sendiri.
b. Banyaknya produk
dari luar negeri yang
harganya lebih
murah.
c. Minimalnya
kerjasama antara
Disperindag dan
pengelola Sentra
dengan instansi lain
seperti Travel Agen,
media massa (koran
: jawa pos,
majalah,dll)
(Sumber : Pra-observasi dan pra-awancara Peneliti, 2018)

Berdasarkan Data-data yang di dapat oleh peneliti yang


meliputi data peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang
telah dikumpulkan oleh peneliti dalam proses penelitian di
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, dengan beberapa alat penelitian yang
selanjutnya dapat memperoleh beberapa indikaor penelitian
sebagai dasar penyusunan pernyataan dalam angket seperti
berikut :

1. Data Kekuatan
Kekuatan merupakan faktor yang dimiliki oleh suatu
perusahaan berupa keunggulan kompetitif yang lebih kuat
daripada pesaing lainnya. Dalam hal ini kekuatan diukur dari
beberapa indikatir-indikator yang diperoleh dari Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo berikut :
94

1.1. Pemasaran
a. Para pemilik usaha memasarkan berbagai model tas
dan koper yang bervariasi.
b. Harga dan kualitas produk Tas dan Koper pada
Sentra Tas dan Koper Tanggulangin sangat bersaing.
c. Terdapat fasilitas bagi pemilik usahs untuk mengikuti
event dan pameran penjualan produk UKM di
Kabupaten Sidoarjo.
d. Pembuatan dan pengiriman Tas dan koper selalu
tepat waktu
e. Sentra Tas dan Koper Tanggulangin memiliki
beberapa stand dan outlet yang tersebar di wilayah
Kecamtan Tanggulangin.
f. Para rekan dan Kolega pemilik usaha di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper memiliki kerjasama di
berbagai daerah ( Malang, Surabaya, Banyuwangi dan
Bali)
1.2. Keuangan
a. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyediakan
anggaran yang dialokasikan untuk pengadaan
program pelatihan, seminar, dan bimbingan bagi para
usaha dan sdm di Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin.
b. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyediakan
anggaran yang dialokasikan untuk untuk
pembenahan fasilitas Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin.

1.3. Sumber Daya Manusia


a. Para pemilik usaha pada sentra Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin memiliki SPG (sales promotion girl) dan
SPB (sales promotion boy) yang mampu menguasai
95

karakteristik produk dan baik dalam pelayanan


terhadap konsumen.
b. Para pemilik usaha mampu melayani konsumen
dengan baik.
c. Para pemilik usaha juga melakukan proses produksi
dan promosi produk sendiri.
1.4. Operasional
a. Para pemilik usaha menerima pesanan Tas dan Koper
dalam jumlah banyak atau partai.
b. Para usaha atau UKM di sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin menerima dan melayani
pembelian secara ecer, grosir bahkan partai besar.
c. Mutu dan kualitas produk Tas dan Koper dari Sentra
sangat baik dan terjamin
d. Para pemilik usaha menawarkan jasa pembuatan tas
dan koper
e. Lokasi Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo berada di wilayah jalur
surabaya-malang
f. Setiap toko atau UKM memiliki lebih dari 2 karyawan.
2. Data Kelemahan
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan yang
dimiliki suatu perusahaan yang memiliki pengaruh pada
perkembangan suatu usaha tersebut. Berbagai kelemahan
yang ada dan dimiliki oleh Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin berikut :
2.1. Pemasaran
a. Masih menggunakan pemasaran secara langsung dan
sederhana
b. Lebih banyak melayani pesanan daripada penjualan
c. Kurangnya media promosi seperti baliho, papan
nama, dan papan iklan elektronik.
96

d. Model tas dan koper yang kurang up-to-date.


2.2. Keuangan
a. Belum adanya penetapan harga minimum bagi
produk UKM khususnya Tas dan Koper di Kecamatan
Tanggulangin.
2.3. Sumber Daya Manusia
a. Kurangnya koordinasi antara pemilik usaha dengan
Disperindag dalam memberikan pelatihan dan
seminar terhadap SPG dan SPB yang ada di Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
b. Kurangnya pengetahuan pemilik usaha terhadap
model terbaru tas dan koper.
2.4. Operasional
a. Kurangnya stock model Tas dan Koper pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
b. stock model Tas dan Koper pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin yang kurang up-to-date.
c. Kurang bahkan tidak adanya gudang penyimpanan
produk pada UKM yang ada di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin.
d. Kurang adanya koordinasi antara Disperindag dan
Pemerintah Pusat dalam pengembangan Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
3. Data Peluang
Peluang merupakan berbagai situasi lingkunganyang dapat
menguntungkan bagi objek penelitian. Dimana dalam hal ini
segala situasi dari lingkungan eksternal Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Dimana dari konsep tersebut dapat diperoleh indikator-
indikator peluang sebagai berikut :
3.1. Ekonomi
a. Peningkatan pendapatan masyarakat di kabupaten
sidoarjo
b. Peningkatan pada pengembangan industri Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo pada sektor UKM
97

c. Banyaknya tempat wisata sebagai penunjang


pemasaran produk sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin
d. Perbaikan kondisi jalan pada lokasi sekitar wilayah
sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
3.2. Demografi
a. Jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo yang
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
b. Perubahan gaya hidup dan tren pada masyarakat
dalam menggunakan produk Tas dan Koper
c. Meningkatnya para pengguna Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo
3.3. Pemerintah
a. Adanya dorongan promosi melalui event-event atau
bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk produk-
produk UKM di Kabupaten Sidoarjo.
b. Penetapan kebijakan pemerintah melalui program
pajak UKM hanya 5% saja
c. Penetapan Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo sebagai Sentra Tas dan Koper
terbesar di Jawa Timur
d. Pengadaan Seminar bagi para pemilik UKM
kabupaten Sidoarjo.
3.4. Teknologi
a. Kemajuan Teknologi memudahkan konsumen atau
wisatawan dalam mengakses informasi tentang pusat
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
b. Perkembangan teknologi komunikasi dapat
memudahkan dalam menjalin kerjasama dengan
pihak lainnya.
c. Perkembangan dalam sistem teknologi transportasi
dapat memudahkan para usaha di Sentra UKM
98

Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dalam


mendistribusikan produknya.
d. Melalui media sosial pemilik usaha dapat
mempromosikan produknya.
e. Banyaknya marketplace juga mampu mendorong
jumlah pemesanana dan penjualan produk Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
3.5. Kekuatan Kompetitif
a. Produk tas dan koper merupakan produk unggulan
Kabupaten Sidoarjo
b. Memiliki lokasi yang strategis karena berada pada
kawasan wisata (kolam renang Permata Sidoarjo dan
wisata sejarah Candi Pari).
c. Mulai berkurangnya UKM pada sentra-sentra lainnya,
khususnya di bidang makanan.
d. UKM yang ada di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin memberikan kemudahan dan
kebebasan dalam memilih produk Tas atau Koper
yang diinginkan.
4. Data ancaman
Ancaman merupakan faktor-faktor eksternal yang tidak
menguntungkan bagi suatu bisnis atau usaha, apabila
ancaman ini dibiarkan akan mempengaruhi keberlangsungan
bisnis atau usaha. Dalam hal ini ancaman yang di terdapat
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, dari lingkungan eksternal
seperti berikut ini :

4.1. Ekonomi
a. Terjadinya kenaikan tarif pada moda Transportasi
b. Tidak stabilnya harga bahan baku produk Tas dan
Koper
c. Tidak stabilnya harga jual produk tas dan koper
4.2. Demografi
99

a. Menurunnya tingkat beli masyarakat pada model-


model produk Tas dan Koper di sentra UKM Indudtri
Tas dan Koper Tanggulangin.
4.3. Pemerintah
a. munculnya produk tas dan koper Impor khususnya
produk dari China yang beredar dipasaran.
b. Lokasi UKM tersebar di tanggulangin (tidak memusat
pada satu tempat).
c. Minimnya jaringan Internet di Kabupaten Sidoarjo.
4.4. Teknologi
a. Para pemilik usaha tidak bisa memakai media sosial (
instagram, twitter, dan youtube)
b. Pemilik usaha Kurang cakap dalam komputerisasi.
c. Hanya mengandalkan sms dan telephon saja dalam
menjalin kerjasama usaha.
4.5. Kekuatan kompetitif
a. Semakin banyak persaingan usaha dimana
banyaknyaUKM yang mendirikan usaha sendiri.
b. Banyaknya produk dari luar negeri yang harganya
lebih murah.
c. Minimalnya kerjasama antara Disperindag dan
pengelola Sentra dengan instansi lain seperti Travel
Agen, media massa (koran : jawa pos, majalah,dll).

Dari beberapa indikator yang dapat dikumpulkan oleh peneliti


berdasarkan empat variabel data peluang, ancaman, kekuatan,
dan kelemahan. Dalam hal ini dijelaskan dengan mapping
pengumpulan data penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.4
berikut ini :
100

Tabel 3.4
Mapping Pengumpulan Data Penelitian
No Variabel Indikator Pengukuran Instrumen Sumber Data Validitas Data Pengumpul
. Pengumpulan an Data
Data
1. Peluang 1) Peningkatan 1) Observasi 1) Objek Bapak Pengumpul
pendapatan masyarakat pada Penelitian Muhammad an data
di kabupaten sidoarjo lingkungan (Sentra UKM Mahfud selaku dilakukan
2) Peningkatan pada dan Industri Tas Kepala Bidang oleh
pengembangan industri masyarakat dan Koper Seksi peneliti
Tas dan Koper di sekitar Sentra Kecamatan Pembinaan secara
Kabupaten Sidoarjo UKM Industri Tanggulangi) Usaha Dinas pribadi
pada sektor UKM Tas dan 2) Para pemilik Koperasi dan dengan
3) Banyaknya tempat Koper usaha Tas UMKM menggunak
wisata sebagai Kecamatan dan Koper di Kabupaten an metode
penunjang pemasaran Tanggulangin Sentra UKM Sidoarjo pengumpul
produk sentra UKM , Kabupaten Industri Tas selaku an data
Indudtri Tas dan Koper Sidoarjo. dan Koper Pengelola yaitu,
Tanggulangin 2) Wawancara Tanggulangin, Sentra UKM observasi,
4) Perbaikan kondisi jalan kepada Para Sidoarjo dan Industri Tas wawancara,
pada lokasi sekitar pemilik usaha Dinas dan Koper dan
wilayah sentra UKM dan Ketua Perindustrian Kecamatan dokumenta
Indudtri Tas dan Koper Koperasi dan Tanggulangin, si
Tanggulangin INTAKO serta Perdagangan Kabupaten
5) Jumlah penduduk Bapak Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo Muhammad Sidoarjo,
yang mengalami Mahfud selaku
kenaikan setiap selaku Kepala pengelola
tahunnya. Bidang Seksi Sentra UKM
6) Perubahan gaya hidup Pembinaan Industri Tas
dan tren pada Usaha Dinas dan Koper
masyarakat dalam Koperasi dan Tanggulangin,
menggunakan produk UMKM Sidoarjo
Tas dan Koper Kabupaten
7) Meningkatnya para Sidoarjo
pengguna Tas dan selaku
Koper di Kabupaten Pengelola
Sidoarjo Sentra UKM
8) Adanya dorongan Industri Tas
promosi melalui event- dan Koper
event atau bazar yang Kecamatan
di adakan oleh Tanggulangin,
pemerintah untuk Kabupaten
produk-produk UKM Sidoarjo

101
102

di Kabupaten Sidoarjo.
9) Penetapan kebijakan
pemerintah melalui
program pajak UKM
hanya 5% saja
10) Penetapan Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo
sebagai Sentra Tas dan
Koper terbesar di Jawa
Timur
11) Pengadaan Seminar
bagi para pemilik UKM
kabupaten Sidoarjo.
12) Kemajuan Teknologi
memudahkan
konsumen atau
wisatawan dalam
mengakses informasi
tentang pusat Sentra
UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan
Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.
13) Perkembangan
teknologi komunikasi
dapat memudahkan
dalam menjalin
kerjasama dengan
pihak lainnya.
14) Perkembangan dalam
sistem teknologi
transportasi dapat
memudahkan para
usaha di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo
dalam
mendistribusikan
produknya.
15) Melalui media sosial
pemilik usaha dapat
mempromosikan
produknya.
16) Banyaknya marketplace

103
104

juga mampu
mendorong jumlah
pemesanana dan
penjualan produk
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Kecamatan
Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.
17) Produk tas dan koper
merupakan produk
unggulan Kabupaten
Sidoarjo
18) Memiliki lokasi yang
strategis karena berada
pada kawasan wisata
(kolam renang Permata
Sidoarjo dan wisata
sejarah Candi Pari).
19) Mulai berkurangnya
UKM pada sentra-
sentra lainnya,
khususnya di bidang
makanan.
20) UKM yang ada di
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin
memberikan
kemudahan dan
kebebasan dalam
memilih produk Tas
atau Koper yang
diinginkan.
2. Ancaman 1) Terjadinya kenaikan tarif
pada moda Transportasi
2) Tidak stabilnya harga
bahan baku produk Tas
dan Koper
3) Tidak stabilnya harga jual
produk tas dan koper
4) Menurunnya tingkat beli
masyarakat pada model-
model produk Tas dan
Koper di sentra UKM

105
106

Indudtri Tas dan Koper


Tanggulangin.
5) Munculnya produk tas
dan koper Impor
khususnya produk dari
China yang beredar
dipasaran.
6) Lokasi UKM tersebar di
tanggulangin (tidak
memusat pada satu
tempat).
7) Minimnya jaringan
Internet di Kabupaten
Sidoarjo.
8) Para pemilik usaha tidak
bisa memakai media
sosial ( instagram, twitter,
dan youtube)
9) Pemilik usaha Kurang
cakap dalam
komputerisasi.
10) Hanya mengandalkan
sms dan telephon saja
dalam menjalin
kerjasama usaha.
11) Semakin banyak
persaingan usaha dimana
banyaknyaUKM yang
mendirikan usaha
sendiri.
12) Banyaknya produk dari
luar negeri yang
harganya lebih murah.
13) Minimalnya kerjasama
antara Disperindag dan
pengelola Sentra dengan
instansi lain seperti
Travel Agen, media
massa (koran : jawa pos,
majalah,dll).
3. Kekuatan 1) Para pemilik usaha
memasarkan berbagai
model tas dan koper
yang bervariasi.
2) Harga dan kualitas

107
108

produk Tas dan Koper


pada Sentra Tas dan
Koper Tanggulangin
sangat bersaing.
3) Terdapat fasilitas bagi
pemilik usahs untuk
mengikuti event dan
pameran penjualan
produk UKM di
Kabupaten Sidoarjo.
4) Pembuatan dan
pengiriman Tas dan
koper selalu tepat
waktu
5) Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin memiliki
beberapa stand dan
outlet yang tersebar di
wilayah Kecamtan
Tanggulangin.
6) Para rekan dan Kolega
pemilik usaha di Sentra
UKM Industri Tas dan
Koper memiliki
kerjasama di berbagai
daerah ( Malang,
Surabaya, Banyuwangi
dan Bali)
7) Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo menyediakan
anggaran yang
dialokasikan untuk
pengadaan program
pelatihan, seminar, dan
bimbingan bagi para
usaha dan sdm di
Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin.
8) Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo menyediakan
anggaran yang
dialokasikan untuk
untuk pembenahan
fasilitas Sentra Tas dan
Koper Tanggulangin.

109
110

9) Para pemilik usaha


pada sentra Sentra Tas
dan Koper
Tanggulangin memiliki
SPG (sales promotion
girl) dan SPB (sales
promotion boy) yang
mampu menguasai
karakteristik produk
dan baik dalam
pelayanan terhadap
konsumen.
10) Para pemilik usaha
mampu melayani
konsumen dengan baik.
11) Para pemilik usaha juga
melakukan proses
produksi dan promosi
produk sendiri.
12) Para pemilik usaha
menerima pesanan Tas
dan Koper dalam
jumlah banyak atau
partai.
13) Para usaha atau UKM
di sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin
menerima dan melayani
pembelian secara ecer,
grosir bahkan partai
besar.
14) Mutu dan kualitas
produk Tas dan Koper
dari Sentra sangat baik
dan terjamin
15) Para pemilik usaha
menawarkan jasa
pembuatan tas dan
koper
16) Lokasi Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo
berada di wilayah jalur
surabaya-malang

111
112

17) Setiap toko atau UKM


memiliki lebih dari 2
karyawan.
4. Kelemahan 1) Masih menggunakan
pemasaran secara
langsung dan
sederhana
2) Lebih banyak melayani
pesanan daripada
penjualan
3) Kurangnya media
promosi seperti baliho,
papan nama, dan papan
iklan elektronik.
4) Model tas dan koper
yang kurang up-to-date.
5) Belum adanya
penetapan harga
minimum bagi produk
UKM khususnya Tas
dan Koper di
Kecamatan
Tanggulangin.
6) Kurangnya koordinasi
antara pemilik usaha
dengan Disperindag
dalam memberikan
pelatihan dan seminar
terhadap SPG dan SPB
yang ada di Sentra
UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin.
7) Kurangnya
pengetahuan pemilik
usaha terhadap model
terbaru tas dan koper.
8) Kurangnya stock model
Tas dan Koper pada
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin.
9) stock model Tas dan
Koper pada Sentra
UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin

113
114

yang kurang up-to-date.


10) Kurang bahkan tidak
adanya gudang
penyimpanan produk
pada UKM yang ada di
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin.
11) Kurang adanya
koordinasi antara
Disperindag dan
Pemerintah Pusat
dalam pengembangan
Sentra UKM Industri
Tas dan Koper
Tanggulangin.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Umum Sentra UKM Industri Tas dan Koper


Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin atau
yang lebih dikenal dengan sebutan INTAKO adalah salah satu
sentra UKM yang berdiri sejak 1939 ketika itu beberapa
perajin memulai pembuatan barang-barang atau produk tas
dan koper. Seiring meningkatnya permintaan dari pelanggan,
pada tanggal 7 april tahun 1976, INTAKO mendrikan sebuah
Koperasi Industri Tas dan Koper. Dimana koperasi ini
awalnya hanya beranggotakan 27 orang atau pengerajin
dengan simpanan masing-masing anggota adalah 5 ribu
rupiah, sehingga terkumpul modal awal INTAKO sebesar 135
ribu rupiah. Jumlah anggota tidak bertambah hingga sampai
tahun ke 3 (Tiga) dan seiring berjalannya waktu, koperasi ini
terus berkembang dan jumlah anggotanya mencapai 67
anggota. Produk dari sentra Industri Tas dan Koper
(INTAKO) tanggulangin ini telah memiliki brand atau merek
dan mutu yang cukup bagus yang telah diakui oleh
konsumen. Dari awal berdirinya hinga tahun 1980 usaha yang
dijalankan INTAKO adalah pengadaan bahan baku untuk
kebutuhan anggota yang bertempat di salah satu pengurus
sebagai tempat usaha dan seiring berjalannya waktu
anggotanya terus bertambah hingga sudah mencapai 354
perajin.
“Menurut hasil wawancara peneliti dengan bapak
Muhammad Mahfud selaku Kepala Bidang Seksi
Pembinaan Usaha Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Sidoarjo beliau menjelaskan bahwa Sentra

115
116

UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo


termasuk dalam rana industri, dan memiliki porsi dalam
pemasaran melaui pameran, promosi, penjualan.
Disamping membina tugas Dinas Koperasi dan UMKM
adalah untuk pengembangan dan pemasaran UKM Dinas
Koperasi dan UMKM serta Disperindag hanya melakukan
suatu strategi pemasaran yang masih sederhana yakni
dengan cara melibatkan UKM pada pameran, promosi, dan
penjualan secara konvensional / masih offline. Antara lain
melakukan pameran-pameran di dalam daerah, contohnya
di GOR, Alun-Alun Sidoarjo atau luar daerah, dimana
yang terakhir Sentra UKM INTAKO di sediakan 20 Stand
Pameran di daerah Pacitan, Ponorogo, dan program
pameran selanjutnya akan di adakan di Bali.
Menurut pengamatan beliau, Seiring berjalannya waktu
Sentra UKM INTAKO, mengalami sebuah kemunduran
atau sebuah “Mati Suri” yang di akibatkan oleh sebuah
fenomena bencana lumpur panas Lapindo pada tahu 2006
silam dan di kuatkan dengan gambaran penurunan
pendapatan yang di peroleh Koperasi INTAKO sejak tahun
2006 hingga 2010”.
Berdasarkan wawancara dengan pengelola Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo pendirian
sentra ini dimaksudkan untuk membantu para pengerajin Tas
dan Koper agar dapat memasarkan produknya supaya tidak
hanya bergantung pada penjualan berdasarkan pesanan saja
dan dapat memasarkan produknya melalui event-event yang
di laksanakan oleh pemerintah.
117

1. Struktur Organisasi
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo adalah aset pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk
membantu para pengerajin Tas dan Koper di Kecamatan
Tanggulangin. Oleh sebab itu dalam pengelolaan Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
diperlukan struktur yang jelas dan sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya. Penanganan dan
pengelolaan Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo ditangani oleh Disperindag dan
para pemilik usaha. Berikut adalah struktur organisasi dari
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo :
118

STRUKTUR ORGANISASI USAHA

Rapat Anggota

Pengurus Pengawas

Divisi Perdag Divisi Perdag Divisi Pabrik Divisi


Barang Barang Jadi Keuangan

 Pengadaan
 Pengadaan  Pengadaan  Acounting
 Produksi
 Administrasi  Gudang  Adminstrasi
 Gudang
 Penjualan  Administrasi  kasir
 Administrasi
 Penjualan
 Penjualan

Bagian Umum

 Personalia
 Sarana dan Umum
 ADM Kesekretariatan
 Promosi
 Litbang

Pemilik Usaha Distribitor

Konsumen Konsumen

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Koperasi Sentra UKM


Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
119

Dalam struktur organisasi pengolahan Sentra UKM


Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo ini untuk
tugas, wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya
dijalankan oleh Ainur Rofiq sebagai ketua Koperasi Intako
dan dibantu oleh para staff jajarannya dan bekerjasama
dengan pemerintah Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sidoarjo yaitu bapak Muhammad Mahfud
selaku Kepala Bidang Seksi Pembinaan Usaha Dinas
Koperasi dan UMKM Kabupaten Sidoarjo. Disamping itu
dalam penerapan tugasnya selalu berkomunikasi dengan
para pemilik usaha yang tergabung di anggota Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.

2. Visi dan Misi


Visi merupakan sebuah pernyataan dari sebuah
organisasi untuk memberikan arah tujuan dari bisnis yang
akan dijalankan, sedangkan misi adalah sebuah awal
perencanaan dari tugas-tugas yang bertujuan untuk
menjalankan dan mencapai sebuah visi perusahaan
(Koperasi INTAKO, 2019) . Visi dan Misi yang di terapkan
oleh Koperasi Intako adalah sebagai berikut :

A. Visi
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
b. Berperan aktif dalam memberantas kemiskinan
dan pengangguran.
c. Mewujudkan Koperasi INTAKO sebagai
perusahaan yang kompetitif dan menjadi kiblat
perkoperasian Indonesia.
120

B. Misi
a. Mengusahakan bahan dan memasarkan barang jadi
secara bersama.
b. Menggalang kerja sama untuk membantu
kepentingan ekonomi anggota dan masyarakat pada
umumnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
c. Mengeksplorasi potensi skill pengrajin untuk
membangun perekonomian koperasi yang mandiri.
d. Memproduksi barang-barang yang berkualitas dan
berstandar dengan di dukung sumber daya manusia
yang profesional.
e. Meningkatkan omset penjualan dan profitabilitas
dengan tetap berorientasi pasar.
f. Memproduksi tas, koper, dan barang jadi kulit
lainnya bukan hanya sekedar berkerajinan namun
lebih merupakan profesi yang berakar dari nilai
tradisi.

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap visi dan misi


yang diterapkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan
Pengelola sentra yakni koperasi industri tas dan koper,
dimana ditetapkan bahwa tempat sentra UKM industri tas
dan koper yaitu Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo sebagai tempat penjualan dan
pemasaran bagi para pemilik usaha UKM tas dan koper
yang ada di Kabupaten Sidoarjo, khususnya Kecamatan
Tanggulangin. Serta di sana dapat memperkenalkan
produk unggulan Kabupaten Sidoarjo, hal ini dapat
dijadikan patokan oleh pengelola Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo untuk menentukan
langkah-langkah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
dan menjaga kelangsungan usaha Para pemilik usaha tas
121

dan koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper


Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

B. Hasil Penelitian
1. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan Internal
Faktor-faktor internal dalam Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
merupakan faktor-faktor lingkungan bisnis yang terdiri
dari faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Aspek-aspek yang
perlu ditinjau atau diidentifikasi yaitu kekuatan dan
kelemahan bisnis. Dimana dapat dilihat dari visi dan misi,
struktur organisasi, pemasaran, cara-cara promosi,
keuangan, dan operasional yang dimiliki oleh Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.

1.1. Pemasaran
Melalui penerapan strategi pemasaran yang tepat dan
efisien, supaya tidak terjadi penyimpangan ataupun
kesalahan. Dari segi lokasi Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
memiliki lokasi yang sangat strategis di mana berada di
sekitar akses jalur utama Surabaya - Bali - Malang
dengan didukung berbagai fasilitas pendukung wisata.
Salah satunya adalah wisata prasejarah yakni Candi Pari
dan wisata keluarga yaitu kolam renang yang ada di
daerah Perumahan Tanggulangin Sidoarjo atau Permata
Tanggulangin. Dan didukung berbagai akses jalan raya
yang baik dan luasnya kondisi parkir di area Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Dimana Hal ini dapat membantu
122

para pemilik usaha tas dan koper di Sentra UKM Industri


Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dalam
memasarkan produk tas dan koper nya maupun dapat
memperkenalkan berbagai model tas dan koper yang
diproduksi pada konsumen atau masyarakat luas.
Promosi dalam suatu kegiatan pemasaran tas dan
koper yang ada di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo memiliki peran yang sangat besar
guna menarik para wisatawan ataupun pengunjung agar
datang ke lokasi sentra. Dimana promosi ini dilakukan
oleh kedua belah pihak yaitu dari Para pemilik usaha
yang mempromosikan produknya dengan mengikuti
berbagai event-event ataupun pameran-pameran di
Kabupaten Sidoarjo maupun di luar Kabupaten Sidoarjo
dan memberikan potongan harga atau diskon, kepada
semua pengunjung ataupun konsumen yang membeli
produk di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Sedangkan pengelola tas dan koper yakni pemerintah
dan ketua koperasi Intako juga melakukan beberapa
kegiatan sebagai bentuk promosi kepada masyarakat
ataupun konsumen. Diantaranya mulai dari memberikan
fasilitas kepada para pemilik usaha untuk mengikuti
event-event ataupun pameran di luar daerah Kabupaten
Sidoarjo, memberikan berbagai baliho ataupun poster di
area Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Dengan berbagai upaya promosi yang telah dilakukan
para pemilik usaha maupun pengelola dan pemerintah
untuk memberikan dampak positif bagi strategi
pemasaran tas dan koper yang terjadi di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
123

Kabupaten Sidoarjo. Dimana kondisi pemasaran tas dan


koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo ini dilakukan melalui dua cara
pemasaran yaitu pemasaran secara langsung kepada
konsumen atau pelanggan yang datang ke stand dan
toko-toko, serta juga pemasaran secara tidak langsung
pada konsumen, biasanya pemasaran dilakukan dengan
menjalin kerjasama antar agen atau distributor, melalui
pameran-pameran di luar Kabupaten Sidoarjo. Sehingga
saat ini pemasaran produk tas dan koper yang tergabung
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, sudah meluas di
berbagai daerah. Dimulai dari Surabaya, Bojonegoro,
Madura hingga ke luar pulau Jawa seperti Kalimantan
dan Batam.
Meluasnya pemasaran produk tas dan koper Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo ini,
tentunya tidak terlepas dari merek-merek tas dan koper
yang sudah dikenal secara nasional dan memiliki kualitas
serta harga yang dapat bersaing dengan produk tas dan
koper lainnya. Meskipun pemasaran tas dan koper sudah
mencapai luar pulau jawa, Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
masih memiliki kelemahan dari segi pemasaran tas dan
koper secara langsung yang dilakukan pada stand-stand
atau toko-toko yang berada di wilayah sentra. Karena
kurangnya promosi melalui media cetak maupun
pemanfaatan media internet dan media social, inilah
yang menjadi salah satu akibat dari sepinya pengunjung
yang datang langsung ke Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
sehingga konsumen ataupun pembeli tas dan koper di
124

Sentra hanyalah konsumen yang telah menjalin


kerjasama dengan Para pemilik usaha.
Semakin meluasnya pemasaran tas dan koper yang
ada di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, tentunya dapat
mempengaruhi peningkatan pesanan tas dan koper dari
berbagai agen atau distributor yang menjalin kerjasama
dengan Para pemilik usaha tas dan koper. Sehingga
Menambah pendapatan bagi pemilik usaha tas dan koper
di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, tetapi hal ini
berbanding terbalik dengan pendapatan yang
didapatkan para pemilik usaha dari pemasaran secara
langsung di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Hal ini
karena sepinya pengunjung untuk datang membeli
produk tas dan koper, menjadi permasalahan utama
yang dialami pengelola maupun para pemilik usaha tas
dan koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Meskipun minimnya pendapatan yang didapatkan
melalui pemasaran secara langsung di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Para pemilik usaha tas dan koper
masih tetap bertahan untuk memasarkan ataupun
menjual produk tas dan koper di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.
Sistem pemasaran yang saat ini digunakan oleh Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
adalah masih mengandalkan sitem penjualan langsung
atau direct selling, berdasarkan pesanan, dan hanya
125

melalui event-event secara offline saja. Dimana para


pemilik usaha menawarkan langsung produknya kepada
konsumen melalui karyawan atau sales promotion girl / boy
secara langsung dan melayani penjualan melalui sistem
pemesanan oleh konsumen.
“Menurut hasil wawancara peneliti dengan bapak
Muhammad Mahfud selaku Kepala Bidang Seksi
Pembinaan Usaha Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Sidoarjo beliau menjelaskan bahwa Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
termasuk dalam rana industri, dan memiliki porsi
dalam pemasaran melaui pameran, promosi,
penjualan. Disamping membina tugas Dinas Koperasi
dan UMKM adalah untuk pengembangan dan
pemasaran UKM Dinas Koperasi dan UMKM serta
Disperindag hanya melakukan suatu strategi
pemasaran yang masih sederhana yakni dengan cara
melibatkan UKM pada pameran, promosi, dan
penjualan secara konvensional / masih offline”.
Berdasarkan hasil wawancara singkat diatas bahwa,
pemasaran yang diterapkan oleh Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo adalah para konsumen
datang ke daerah Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo untuk membeli produknya secara
langsung ke toko atau stand-stand yang ada pada sentra.
Selain itu para pembeli juga dapat melakukan pembelian
melalui telepon atau tidak secara langsung dengan
membuat perjanjian pembayaran dan waktu pengiriman
barang atau produk dengan pemilik usaha. Akan tetapi
pada nyatanya para konsumen atau pembeli yang
melakukan pembelian secara tidak langsung harus
mengambil sendiri pesanannya ke tempat produksinya.
126

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan para


pemilik usaha yang tergabung pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.
Menurut Tia seorang SPG di salah satu toko Permata
Tanggulangin Collection. “penjualan disini ya
langsung mas. Apabila ada konsumen masuk mau
membeli produk ya saya layani dan apabila
konsumen menemukan produk yang sesuai dengan
pilihannya ya langsung di bayar di tempat mas.
Sedangkan apabila melalui pesanan biasanya
konsumen memilih produknya dari toko atau juga
bisa membawa contoh model tas atau kopernya
sendiri mas, lalu melakukan perjanjian kapan bisa
diambil dan kesepakan harganya. Biasanya
pemesanan bisa dari Bali, Magetan, Ponorogo, dan
Madura. Untuk pengambilan sendiri langsung ke
tempat produksi, jadi konsumen yang mengambil.
Kalau pengambilan di stand atau di sentra tempatnya
tidak mencukupi mas”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut pemasaran yang
telah dilakukan oleh sentra UKM industri tas dan koper
hanya digunakan untuk pemasaran secara langsung
kepada konsumen, sedangkan untuk proses pemesanan
tidak dilakukan di stand atau daerah sentra UKM industri
tas dan koper melainkan di tempat produksi. Dimana
pemesanan tersebut ditindaklanjuti dengan kesepakatan
kedua belah pihak mengenai standar kualitas, bahan baku
yang diinginkan konsumen, kuantitas harga tas atau koper
pesanan, cara pembayaran, dan batas akhir pengiriman
atau pengambilan produk pesanan. Selain itu karena
kondisi tempat atau toko yang ada di sentra industri tas
127

dan koper kecamatan Tanggulangin masih belum


memungkinkan guna penyimpanan produk atau tas dan
koper pesanan dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu
dalam pengambilan dan pengiriman produk pesanan tidak
bisa dilakukan langsung di daerah sentra atau di stand
yang ada di sentra.
Kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh
pengelola sentra UKM industri tas dan koper tidak lepas
dari kolaborasi antara Para pemilik usaha dan Koperasi
Intako dibantu oleh pemerintah daeah yaitu melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo dalam
menetapkan beberapa hal atau saran dari pemasaran,
seperti cara penetapan produk yang dipasarkan,
pengontrolan harga produk yang dipasarkan, penetapan
strategi pemasaran yang diterapkan di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, yang dijabarkan dibawah ini :

A. Produk
Dalam pemasaran produk tas dan koper masing-masing
stand atau toko memiliki berbagai jenis produk tas dan
koper, dimana produk yang dipasarkan mulai dari Tas
wanita dan pria, tas sekolah, tas casual, tas golf, tas
selempang, dan berbagai jenis koper dengan merk yang
bermacam-macam. sebagian besar merk dari produk
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo adalah buatan anak negeri atau dalam negeri yang
sebagian besar sudah dikenal oleh masyarakat. berikut
adalah jenis produk yang dipasarkan di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dan dapat
dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
128

Tabel 4.1
Produk yang di pasarkan pada Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo
No Nama UKM Jenis Produk
1 INTAKO Tas dan Koper
2 Permata Tanggulangin Collection Tas dan Koper
3 UD Lely Jaya Tas dan Koper
4 MCH. Choiri Leather Tas dan Koper
5 UD. Adam Grosir Tas dan Koper
6 CV Mitra Jaya Tas dan Koper
7 UD Perkasa Tas
8 Sartika Ratu Tas dan Koper
9 Bandara Tas Tas dan Koper
10 UD Dwi Agung Lulya Tas dan Koper
11 Pusgitta (Pusat Grosir Tas Tas dan Koper
Tanggulangin)
12 MQ Emqyu Collection Tas
Sumber : wawancara dengan pemilik usaha, 2019

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat kita ketahui bahwa


produk yang dijual di masing-masing stand memiliki
berbagai jenis model yang berbeda-beda dan tentunya
memiliki kualitas produk yang berbeda pula. Dapat dilihat
dari segi bahan maupun model produk tas dan koper yang
ditawarkan oleh stand-stand pada sentra. Untuk harga
yang ditawarkan oleh para pengusaha di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo rata-rata
berkisar mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 1.000.000 yang
ditawarkan kepada konsumen.

B. Harga
Pada kegiatan pemasaran tas dan koper di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, Para pemilik usaha tas dan koper
129

menawarkan berbagai produk tas dan koper dengan harga


yang disesuaikan dengan bahan pembuatan tas dan koper
serta jenis produk. Dimana harga produk-produk tas dan
koper yang ditawarkan para pemilik usaha yang berada di
Sentra UKM industri tas dan koper secara rata-rata dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Rata-Rata Harga Produk Tas dan Koper di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo
No Nama UKM Harga Eceran (Rp) Harga Grosir (Rp)
1 INTAKO 250.000 – 3.000.000 1.125.000 – 15.800.000

2 Permata 80.000 – 3.000.000 360.000 – 15.500.000


Tanggulangin
Collection
3 UD Lely Jaya 150.000 – 500.000 300.000 - 2.250.000
4 MCH. Choiri 50.000 – 800.000 210.000 – 3.600.000
Leather
5 UD. Adam Grosir 150.000 – 500.000 330.000 – 2.300.000
6 CV Mitra Jaya 450.000 – 1.200.000 300.000 – 6.800.000
7 UD Perkasa 36.000 – 650.000 210.000 – 2.250.000
8 Sartika Ratu 200.000 – 1.000.000 500.000 – 4.500.000
9 Bandara Tas 30.000 – 3.000.000 270.000 – 17.000.000
10 UD Dwi Agung 50.000 – 850.000 210.000 – 3.950.000
Lulya
11 Pusgitta (Pusat 50.000 – 3.000.000 200.000 – 16.000.000
Grosir Tas
Tanggulangin)
12 MQ Emqyu 75.000 – 900.000 312.000 – 4.500.000
Collection
Sumber : Wawancara peneliti dengan pemilik usaha, 2019

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa


harga-harga yang ditawarkan para pemilik usaha berbeda-
beda. Hal itu di ketahui karena pemilik usaha memiliki
standar sendiri dalam penetapan harga produk yang
130

berada di sentra UKM industri tas dan koper. Hal ini


membuat beberapa produk tas dan koper yang ditawarkan
terkadang harganya lebih tinggi dibandingkan produk tas
dan koper yang sejenis di toko lainnya atau produk dari
luar negeri.

C. Promosi
Dalam menjalankan promosi pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo, dimana saat ini masih belum maksimal, dapat
dilihat berdasarkan kondisi di lapangan atau pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo saat
ini masih terlihat sepi, karena minimnya kunjungan para
konsumen ataupun pelanggan yang akan membeli produk
tas dan koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Oleh
karena itu banyak upaya promosi yang dilakukan oleh
para pengusaha ataupun pengelola yang dimana bentuk-
bentuk promosi yang di terapkan di Sentra UKM industri
tas dan koper di antaranya sebagai berikut :
“Menurut Yuainita salah satu SPG (Sales Promotion Girl)
Toko Tas Pusgitta mengatakan bahwa berbagai bentuk
promosi yang dilakukan antara lain yaitu, mulai dari
memberikan kesempatan kepada para konsumen untuk
melakukan tawar-menawar harga dengan memberikan
berbagai desain, harga, serta juga memberikan
potongan harga ketika membeli tas ataupun koper
dalam jumlah banyak”. Sedangkan menurut
Muhammad Mahfud selaku salah satu pengelola Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
dari pemerintah yakni Disperindag mengatakan
“Untuk promosi Mas kami sebagai pengelola sudah
131

melakukan berbagai upaya antara lainnya mulai dari


memberikan kesempatan kepada para pengusaha untuk
mengikuti event-event yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Sidoarjo dan memberikan kesempatan pula
kepada para pengusaha untuk mengikuti seminar-
seminar yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan
harapan agar para pemilik usaha dapat meningkatkan
dan mempertahankan elektabilitas dari sentra UKM
industri tas dan koper”.
Berdasarkan dari berbagai kegiatan promosi yang telah
dilakukan oleh para pemilik usaha maupun dari
pemerintah pusat atau Disperindag, nampak masih belum
dapat menarik minat konsumen untuk mengunjungi
ataupun membeli produk tas dan koper secara langsung di
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dapat dilihat
dari hasil dokumentasi peneliti pada saat melakukan
Observasi. namun di sisi lain dari kegiatan pemerintah ini
dapat memberikan dampak bagi para pengusaha dalam
meningkatkan penjualan secara pemesanan ataupun
penjualan tas dan koper dari berbagai daerah. karena telah
mengikuti event-event ataupun seminar seminar yang
diadakan oleh pemerintah

1.2. Keuangan
Keuangan adalah sebuah unsur yang penting dalam
penentuan kelangsungan sebuah usaha yang berada di
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Hal ini juga dapat
mempengaruhi penerapan strategi pemasaran yang sesuai
dan tepat untuk Para pemilik usaha di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, oleh sebab itu dapat dilihat bahwa
132

penghasilan para pemilik usaha tas dan koper yang


melakukan pemasaran di Sentra dapat diketahui seperti
pada tabel 4.3. Tabel ini menampilkan rata-rata
penghasilan Para pemilik usaha tas dan koper yang
tergabung dalam sentra Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

Tabel 4.3
Rata-rata Hasil Penjualan Tas dan Koper Dalam Per-Bulan
No Nama UKM Penghasilan Rata - Rata
1 INTAKO 40.000.000 – 50.000.000
2 Permata Tanggulangin 50.000.000 – 60.000.000
Collection
3 UD Lely Jaya 4.000.000 – 5.000.000
4 MCH. Choiri Leather 5.000.000 – 8.000.000
5 UD. Adam Grosir 4.000.000 – 5.000.000
6 CV Mitra Jaya 14.000.000 – 35.000.000
7 UD Perkasa 4.000.000 – 5.000.000
8 Sartika Ratu 34.000.000 – 50.000.000
9 Bandara Tas 40.000.000 – 50.000.000
10 UD Dwi Agung Lulya 4.000.000 – 5.000.000
11 Pusgitta (Pusat Grosir Tas 40.000.000 – 60.000.000
Tanggulangin)
12 MQ Emqyu Collection 8.000.000 - 10.000.000
Sumbert : Wawancara Peneliti dengan Pemilik Usaha, 2019

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Para pemilik


usaha tas dan koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo dapat kita ketahui bahwa
penghasilan yang didapatkan tidak menentu setiap
bulannya. Hal itu tidak menyurutkan Para pemilik usaha
untuk memasarkan produk tas dan koper di Sentra UKM
133

Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,


Kabupaten Sidoarjo. Karena menurut para pemilik usaha
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo selain untuk berjualan juga dijadikan sebagai
tempat memperkenalkan dan promosi berbagai produknya
kepada masyarakat umum dan konsumen yang ingin atau
sedang berkunjung di daerah Tanggulangin ataupun
Kabupaten Sidoarjo. Khususnya di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.

1.3. Sumber Daya Manusia


Adanya SPG atau SPB juga memudahkan para
konsumen dalam memilih produk tas dan koper yang
dibutuhkan, ataupun yang sesuai dengan keinginannya.
Serta memudahkan para distributor melakukan
pemesanan tas dan koper melalui stand ataupun toko yang
ada di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Sumber daya manusia
merupakan subyek yang memiliki pengaruh besar
terhadap suatu pemasaran produk Tas dan Koper di Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin.
Karena ini tidak hanya sumber daya manusia dari
pengelola yang berperan dalam meningkatkan pemasaran
di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin saja akan tetapi juga merupakan sumber
daya manusia dari Para pemilik usaha tas dan koper, yang
memiliki Sales Promotion Girl atau SPG dan Sales Promotion
Boy atau SPB di setiap stand atau took. Dimana fungsinya
untuk melayani para pembeli atau konsumen tas dan
koper. Tenaga kerja SPG dan SPB yang ada di Stand sentra
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin rata-rata berjumlah 2 sampai 10 orang
134

dengan kriteria pendidikan minimal setingkat sekolah


menengah atas atau sederajat.
Dalam pemilihan kriteria ini tidak diwajibkan karena
pekerjaannya dan bekerja sesuai jam kerja yaitu selama 8
jam per hari yang ditentukan oleh para pemilik usaha tas
dan koper. Yaitu dimulai jam 08.00 WIB pagi sampai jam
16.00 WIB dengan jam kerja selama satu bulan penuh. Dari
segi kinerja, para SPG ataupun SPB bekerja secara otodidak
atau tanpa ada pelatihan khusus dari pemilik usaha
maupun pengelola Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin.
Berdasarkan dari lamanya jam kerja para SPG atau SPB
di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin yang ditentukan berdasarkan keputusan
Para pemilik usaha tanpa adanya campur tangan pengelola
ataupun pemerintah, yang ikut mengurusi Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin
sehingga dalam segi pengupahan atau gaji SPG dan SPB
memiliki berbagai variasi yang disesuaikan menurut
kebijakan pemilik usaha. Dimana Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.4 tentang Upah para SPG dan SPB di Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin.
135

Tabel 4.4
Upah Para SBG dan SPB di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin
Upah SPG /
No Nama UKM Jumlah
SPB
1 INTAKO 8 2.200.000
2 Permata Tanggulangin 10 2.300.000
Collection
3 UD Lely Jaya 20 1.500.000
4 MCH. Choiri Leather 3 1.200.000
5 UD. Adam Grosir 4 1.300.000
6 CV Mitra Jaya 50 2.250.000
7 UD Perkasa 3 1.000.000
8 Sartika Ratu 3 1.200.000
9 Bandara Tas 13 1.500.000
10 UD Dwi Agung Lulya 3 1.000.000
11 Pusgitta (Pusat Grosir Tas 15 2.100.000
Tanggulangin)
12 MQ Emqyu Collection 3 1.250.000
Sumber : Wawancara dengan SPG dan SPB, 2019

Hasil pengupahan SPG atau SPB yang tertera pada tabel


4.4 di atas adalah pengupahan atau gaji dalam kurun
waktu satu bulan, yang diterima oleh SPG ataupun SBB
tanpa upah kerja lembur. Selain upah atau gaji para SPG
dan SPB juga mendapatkan kompensasi yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan tambahan pekerja yakni
berupa tunjangan hari raya, tunjangan konsumsi, dan
bonus / insentif.

1.4. Operasional
Melihat dari segi operasional yang dilakukan para
pemilik usaha dalam memasarkan produk tas dan koper
nya, masih menggunakan sales promotion girl ataupun SPG
136

dan SPB yang bertugas untuk melayani para pembeli tas


dan koper dalam bentuk eceran, partai, maupun grosir.
Dari segi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sidoarjo selaku pengelola Sentra, secara
operasional berbagai hal telah dilakukan untuk
memelihara salah satu aset Kabupaten Sidoarjo ini. Seperti
melakukan perbaikan fasilitas maupun pembenahan icon
tas dan koper yang ada di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo dan mempermudah para
pemilik usaha tas dan koper yang akan melakukan
penyewaan stan ataupun took di wilayah Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.

A. Distribusi
Dalam pendistribusian penjualan yang dilakukan
oleh para pemilik usaha tas dan koper di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Yaitu dapat dilihat berdasarkan
pada bentuk transaksi penjualan nya, hal ini diperkuat
dengan hasil wawancara peneliti pada salah satu Sales
Promotion Boy di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Anton salah satu SPB dari Permata
Tanggulangin Collection mengatakan bahwa
“Penjualannya dilakukan kalau pembeli datang ke
stand mas, jadi semua transaksi dilakukan di stan
Mas tapi kalau pemesanan seperti itu biasanya pihak
dari pemesan yang mengambil secara langsung ke
tempat produksi, tapi kadang-kadang bisa juga
pihak pemilik toko yang mengirimkan produk ke
pemesan menggunakan kendaraan pribadi. Tetapi
137

kalau untuk yang di luar Pulau Mas, biasanya


pemesanan dilakukan dengan cara pemilik usaha
bekerja sama dengan jasa pengiriman dan
distributor Dan pengambilannya pula oleh para
distributor”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas para pemilik
usaha menerapkan dua sistem pendistribusian yaitu
pertama, mereka melakukan pendistribusian secara
langsung dimana prossenya dari para pengusaha tas
dan koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
langsung kepada konsumen akhir tanpa perantara atau
direct selling dan apabila pemesan masih dilakukan atau
berada di sekitar Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan untuk
pendistribusian yang kedua para pengusaha
bekerjasama dengan agen distributor untuk melakukan
pengiriman tas dan koper di luar pulau Jawa. Dimana
gambaran sistem dari pendistribusian yang dilakukan
para pemilik usaha tas dan koper di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dapat
dilihat pada gambar 4.2 berikut ini :
138

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat bahwa


faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo khususnya faktor kondisi internal dari Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, langkah berikutnya adalah mereduksi
data dari kondisi internal, dimana dapat dilihat dibawah
ini :

A. Perhitungan Kondisi Internal


Dalam perhitungan kondisi internal dari Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
merupakan hasil identifikasi berupa kekuatan dan
kelemahan yang dapat memberikan pengaruh pada
perencanaan strategi pemasaran di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo. Dari perhitungan ini akan diberikan Bobot dan
Rating guna untuk mengetahui posisi strategi pemasaran
yang akan di gunakan oleh para pengelola dan pemilik
usaha di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Dimana dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut ini :
139

Tabel 4.5
Kondisi Internal ( Kekuatan dan Kelemahan ) Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x


Rating
Kekuatan
1) Para pemilik usaha
memasarkan berbagai model tas 0,04 3 0,12
dan koper yang bervariasi.
2) Harga dan kualitas produk Tas
dan Koper pada Sentra Tas dan 0,05 3 0,15
Koper Tanggulangin sangat
bersaing (kompetitif).
3) Terdapat fasilitas bagi pemilik
usaha untuk mengikuti event 0,04 4 0,16
dan pameran penjualan produk
UKM di Kabupaten Sidoarjo.
4) Pembuatan dan pengiriman Tas 0,03 3 0,09
dan koper selalu tepat waktu
5) Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin memiliki
beberapa stand dan outlet yang
tersebar di wilayah Kecamtan 0,03 2 0,06
Tanggulangin.
6) Para rekan dan Kolega pemilik
usaha di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper memiliki
kerjasama di berbagai daerah ( 0.04 3 0,12
Malang, Surabaya, Banyuwangi
dan Bali)
7) Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
menyediakan anggaran yang
dialokasikan untuk pengadaan
program pelatihan, seminar,
dan bimbingan bagi para usaha 0,03 3 0,09
dan sdm di Sentra Tas dan
140

Koper Tanggulangin.
8) Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
menyediakan anggaran yang
dialokasikan untuk untuk 0,04 3 0,12
pembenahan fasilitas Sentra Tas
dan Koper Tanggulangin.
9) Para pemilik usaha pada sentra
Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin memiliki SPG 0,05 3 0,15
(sales promotion girl) dan SPB
(sales promotion boy) yang
mampu menguasai karakteristik
produk dan baik dalam
pelayanan terhadap konsumen.
10) Para pemilik usaha mampu
melayani konsumen dengan 0,04 3 0,12
baik.
11) Para pemilik usaha juga
melakukan proses produksi dan 0,03 3 0,09
promosi produk sendiri.
12) Para pemilik usaha menerima
pesanan Tas dan Koper dalam 0,04 3 0,12
jumlah banyak atau partai.
13) Para usaha atau UKM di sentra
UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin menerima dan 0,03 3 0,09
melayani pembelian secara ecer,
grosir bahkan partai besar.
14) Mutu dan kualitas produk Tas
dan Koper dari Sentra sangat 0,04 4 0,16
baik dan terjamin
15) Para pemilik usaha
menawarkan jasa pembuatan 0,03 3 0,09
tas dan koper
16) Lokasi Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, 0.04 4 0,16
Sidoarjo berada di wilayah jalur
141

surabaya-malang
17) Setiap toko atau UKM memiliki
lebih dari 2 karyawan 0.04 2 0.08
Jumlah Kekuatan 0.64 1,97
Kelemahan
1) Masih menggunakan
pemasaran secara langsung dan 0,04 4 0,16
sederhana
2) Lebih banyak melayani pesanan
daripada penjualan 0,03 3 0,09
3) Kurangnya media promosi
seperti baliho, papan nama, dan 0,04 3 0,12
papan iklan elektronik.
4) Model tas dan koper yang
kurang up-to-date. 0,03 4 0,12
5) Belum adanya penetapan harga
minimum bagi produk UKM
khususnya Tas dan Koper di 0,03 3 0,09
Kecamatan Tanggulangin.
6) Kurangnya koordinasi antara
pemilik usaha dengan
Disperindag dalam memberikan
pelatihan dan seminar terhadap
SPG dan SPB yang ada di Sentra 0,03 4 0.12
UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
7) Kurangnya pengetahuan
pemilik usaha terhadap model 0,03 3 0,09
terbaru tas dan koper.
8) Kurangnya stock model Tas dan
Koper pada Sentra UKM
Industri Tas dan Koper 0,04 3 0,12
Tanggulangin.
9) stock model Tas dan Koper
pada Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin yang 0,03 4 0,12
142

kurang up-to-date.
10) Kurang bahkan tidak adanya
gudang penyimpanan produk
pada UKM yang ada di Sentra 0,03 3 0,09
UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
11) Kurang adanya koordinasi
antara Disperindag dan
Pemerintah Pusat dalam
pengembangan Sentra UKM 0,03 3 0,09
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Jumlah Kelemahan 0,36 1,31
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2019

2. Identifikasi Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal


Dalam melakukan identifikasi dari faktor-faktor
eksternal pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo antara lain faktor peluangyang
harus dapat di optimalkan oleh Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dan faktor ancaman
yang harus dapat diminimalisir dampaknya oleh pelaku
usaha dan para pengelola. Ada beberapa faktor atau
kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi bagi
peningkatan pemasaran atau kunjungan pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
antara lain adalah faktor ekonomi, demografis,
pemerintah, teknologi, dan kekuatan kompetitif.

2.1. Sektor Ekonomi


Dalam masa pemilihan umum 2019 di Indonesia
tahun ini dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika sangat memberikan dampak terhadap
143

perkembangan perekonomian yang terjadi di


Indonesia. Hal ini dapat kita ketahui dan rasakan
dengan semakin melonjaknya atau naikny a harga
kebutuhan pokok yang terjadi di pasar dan semakin
banyak terjadinya PHK pekerja secara besar-besaran,
akan tetapi terdapat satu sektor yang masih bisa
bertahan meskipun perekonomian negara Inonesia
sedang mengalami krisis, sektor ini adalah sektor
perdagangan dimana sektor usaha kecil dan
menengah dengan berbagai produk yang dihasilkan
memang merupakan sektor yang mampu menunjang
perekonomian terbesar dalam suatu negara khusunya
negara berkembang seperti Indonesia. Perkembangan
usaha kecil dan menengah saat ini yang tetap dan
masih konsisten yaitu sektor usaha produk
manufaktur dimana mulai dari bahan baku dijadikan
sebuah produk yang bernilai jual, salah satu usaha
kecil dan menengah tersebuat adalah Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang
memproduksi berbagai tas dan koper. Dilihat dari
perkembangan sektor UKM yang semakin banyak dan
pesat, pemerintah memberikan beberapa
dukungannya dengan membuat acara-acara seperti
pameran dan event-event yang akan menunjang
penjualan ataupun pemasaran dari UKM yang ada di
Jawa Timur hal ini biasanya diadakan di Alun-Alun
Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.
Dimana harapanya adalah dapat meningkatkan
pertumbuhan dan pemasaran produk UKM yang ada
di Jawa Timur khususnya UKM Tas dan Koper dari
Kecamatan Tanggulangin. Fluktuasi Ekonomi sendiri
bagi UKM juga memberikan dampak positif dimana
144

dapat meningkatkan pada pendapatan yang diterima


masyarakat khususnya pemilik usaha dan membuat
semakin cepatnya pembanguna di beberapa daerah.
Dari segi Ekonomi juga memeiliki kelemahan dimana
timbulnya kenaikan terhadap tarif moda transportasi
dapat dilihat dari harga tiket dan ongkos kkendaraan
umum yang semakin naik dari tahun ke tahun dan
belum adanya kestabilan harga pada produk-produk
UKM yang diakibatkan karena fluktuasi
perekonomian di Indonesia.

2.2. Sektor Demografis


Demografis merupakan sebuah faktor yang
diakibatkan karena semakin banyaknya peningkatan
jumlah penduduk yang dikelompokkan berdasarkan
aspek-aspek jenis kelamin, umur, pendapatan dan
pendidikan. Dalam hal ini sektor demografi dapat
memberikan sebuah pengaruh terhadap pemasaran
ataupun penjualan suatu usaha dan perluasan pangsa
pasar yang akan dihadapi oleh Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo. Selain itu juga perluasan dari pangsa pasar
dari usaha tas dan koper ini juga didukung dengan
perubahan gaya hidup masyarakat dalam pemilihan
produk Tas dan Koper. Meskipun semua aspek yang
ada pada sektor demografis mengalami peningkatan
dan pertumbuhan namun hal ini juga tidak dapat
dijadikan sebuah ukuran bahwa akan mempengaruhi
konsumen atau pelanggan dalam daya beli pada
produk Tas dan Koper di Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo, hal ini dikarenakan produk Tas dan Koper
145

bukan termasuk dalam jenis produk primer atau


kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat, oleh karena
itu sektor demografis tidak menjadi suatu penentu
turunnya daya beli masyarakat terhadap produk Tas
dan Koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

2.3. Sektor Pemerintah


Sektor Pemerintah ini memegang peranan penting
dalam peningkatan usaha dan pemasaran dari Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
dikarenakan Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo merupakan salah satu aset
yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo,
oleh karena itu berbagai kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah maupun kegiatan yang dilakukan
pemerintah sangatlah berpengaruh dan harus
memberikan dampak positif bagi usaha Tas dan
Koper yang ada di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Salah satu contohnya adalah dalam penerapan
kebijakan pemerintah dalam pengadaan pameran
ataupun event-event tentang produk-produk UKM di
Kabupaten Sidoarjo. Banyak keuntungan yang
memiliki dampak bagi pemasaran maupun penjualan
dikarenakan kegiatan dan kebijakan pemerintah
namun disisi lainnya pemerintah kurang tegas dalam
menjalakna kebijakan yang pemerintah lakukan, hal
ini tentu memberikan dampak yang buruk bagi
peningkatan pemasaran dan penjualan usaha Tas dan
Koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, antara
146

lain yaitu kurangnya proteksi pemerintah terhadap


masuknya produk-produk tas dan koper impor dari
luar negeri khususnya negara cina dimana hal ini
yang menjadi salah satu ancaman terbesar bagi
kelangsungan usaha Tas dan Koper Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo tidak
hanya itu kurangnya kebijakan pemerintah
Kabupaten Sidoarjo khususnya dalam memusatkan
seluruh usaha tas dan koper di Kabupaten Sidoarjo
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

2.4. Sektor Teknologi


Era globalisasi saat ini memberikan dampak yang
besar khususnya di sektor teknologi, saat ini
perkembangan teknologi dan komunikasi semakin
berkembang cepat dan pesat dengan memiliki brbagai
fasilitas dan kemudahan yang dapat dimanfaatkan
dengan adanya teknologi pada masa ini. Hal ini pula
yang dapat dimanfaatkan oleh para pemilik usaha tas
dan koper yang tergabung di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo guna
meningkatkan penjualan dan pemasaran produknya.
Ada beberapa kemudahan yang dapat dimanfaatkan
para pemilik usaha tas dan koper Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dalam
memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu kemudahan
dalam mencari informasi, dimana pemilik usaha
sekarang dapat memanfaatkan jaringat internet dalam
bertukar ataupun mencari informasi yang dibutuhkan
dan dapat dimanfaatkan sebagai media promosi para
pemilik usaha Tas dan Koper.
147

Kemudahan pada media komunikasi juga dapat


dimanfaatkan para pemilik usaha untuk menjalin
kerjasama dengan para distributor atau kolega yang
berada diluar Kabupaten Sidoarjo maupun dengan
para konsumen. Namun dengan adanya kelebian
yang di miliki berkat adanya perkembangan teknologi
bukan berarti perkembangan teknologi dapat
memberikan dampak negatif pula, pada
kenyataannya kurangnya fasilitas jaringan internet
yang ada pada Kabupaten Sidoarjo khususnya pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo memberikan ancaman bagi para pemilik
usaha Tas dan Koper guna untuk memanfaatkan
perkermbangan teknologi.

2.5. Sektor Kekuatan Kompetitif


Sektor Kekuatan Kompetitif merupakan sektor
dimana sebuah kekuatan yang dimiliki oleh para
pemilik usaha Tas dan Koper di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang berguna
untuk menghadapi berbagai persaingan pemasaran
yang terjadi pada produk Tas dan Koper Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Ada beberapa unggulan dari
usaha Tas dan Koper pada Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yaitu dijadikannya
produk Tas dan Koper buatan dari Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
sebagai produk unggulan di Kabupaten Sidoarjo,
memiliki letak lokasi yang strategis pula
dibandingkan dengan para pesaingnya, dan memiliki
banyak model Tas dan Koper yang selalu uptodate
148

atau terbaru di bandingakn dengan para pesaing


lainnya contohnya pada kerajinan home industri Tas
dan Koper di Kabupaten Mojokerto. Semakin
berkembangnya bentuk-bentuk pemasaran Tas dan
Koper juga dapat menjadikan ancaman bagi usaha
Tas dan Koper di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo dimana semakin banyaknya
toko-toko dan UKM Tas dan Koper baru yang dalam
pemasaran serta penjualan dilakukan secara pribadi
dan mandiri.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di
identifikasi dan diklasifikasikan faktor-faktor
lingkungan eksternal yang memberikan peluang dan
ancaman bagi Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo dalam peningkatan
pemasaran Tas dan Koper dapat dilihat pada Tabel 4.6
dibawah ini :

A. Perhitungan Kondisi Eksternal


Dalam perhitungan kondisi Eksternal dari Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
merupakan hasil identifikasi berupa Peluang dan
ancaman yang dapat memberikan pengaruh pada
perencanaan strategi pemasaran di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo. Dari perhitungan ini akan diberikan Bobot dan
Rating guna untuk mengetahui posisi strategi pemasaran
yang akan di gunakan oleh para pengelola dan pemilik
usaha di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Dimana dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut ini :
149

Tabel 4.6
Kondisi Eksternal ( Peluang dan Ancaman ) Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x


Rating
Peluang
1) Peningkatan pendapatan
masyarakat di kabupaten 0,02 2 0,04
sidoarjo
2) Peningkatan pada
pengembangan industri Tas
dan Koper di Kabupaten 0,03 2 0,06
Sidoarjo pada sektor UKM
3) Banyaknya tempat wisata
sebagai penunjang pemasaran 0,03 3 0,09
produk sentra UKM Indudtri
Tas dan Koper Tanggulangin
4) Perbaikan kondisi jalan pada
lokasi sekitar wilayah sentra 0,03 3 0,09
UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin
5) Jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo yang mengalami 0,02 2 0,04
kenaikan setiap tahunnya.
6) Perubahan gaya hidup dan tren
pada masyarakat dalam 0,03 3 0,09
menggunakan produk Tas dan
Koper
7) Meningkatnya para pengguna
Tas dan Koper di Kabupaten 0,02 3 0,06
Sidoarjo
8) Adanya dorongan promosi
melalui event-event atau bazar
yang di adakan oleh
pemerintah untuk produk- 0,04 3 0,12
150

produk UKM di Kabupaten


Sidoarjo.
9) Penetapan kebijakan
pemerintah melalui program 0,02 2 0,04
pajak UKM hanya 5% saja
10) Penetapan Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo sebagai Sentra Tas dan 0,02 2 0,04
Koper terbesar di Jawa Timur
11) Pengadaan Seminar bagi para
pemilik UKM kabupaten
Sidoarjo. 0,03 3 0,09
12) Kemajuan Teknologi
memudahkan konsumen atau
wisatawan dalam mengakses
informasi tentang pusat Sentra 0,03 3 0,09
UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.
13) Perkembangan teknologi
komunikasi dapat
memudahkan dalam menjalin 0,03 3 0,09
kerjasama dengan pihak
lainnya.
14) Perkembangan dalam sistem
teknologi transportasi dapat
memudahkan para usaha di
Sentra UKM Industri Tas dan 0,03 3 0,09
Koper Tanggulangin, Sidoarjo
dalam mendistribusikan
produknya.
15) Melalui media sosial pemilik
usaha dapat mempromosikan 0,03 3 0,09
produknya.
16) Banyaknya marketplace juga
mampu mendorong jumlah
pemesanana dan penjualan 0,02 3 0,06
151

produk Sentra UKM Industri


Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.
17) Produk tas dan koper 0,02 3 0,06
merupakan produk unggulan
Kabupaten Sidoarjo
18) Memiliki lokasi yang strategis
karena berada pada kawasan 0,03 4 0,12
wisata (kolam renang Permata
Sidoarjo dan wisata sejarah
Candi Pari).
19) Mulai berkurangnya UKM 0.02 2 0,04
pada sentra-sentra lainnya,
khususnya di bidang makanan.
20) UKM yang ada di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin memberikan 0,03 3 0,09
kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau
Koper yang diinginkan.

Jumlah Peluang 0.53 1.49


Ancaman
1) Terjadinya kenaikan tarif pada 0,03 4 0,12
moda Transportasi
2) Tidak stabilnya harga bahan
baku produk Tas dan Koper 0,03 4 0,12
3) Tidak stabilnya harga jual
produk tas dan koper 0,03 4 0,12
4) Menurunnya tingkat beli
masyarakat pada model-model
produk Tas dan Koper di sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper 0,02 3 0,06
Tanggulangin.
5) Munculnya produk tas dan
152

koper Impor khususnya produk


dari China yang beredar 0,05 4 0,20
dipasaran.
6) Lokasi UKM tersebar di
tanggulangin (tidak memusat 0,03 4 0,12
pada satu tempat).
7) Minimnya jaringan Internet di
Kabupaten Sidoarjo. 0,02 3 0,06
8) Para pemilik usaha tidak bisa
memakai media sosial (
instagram, twitter, dan 0,04 3 0,12
youtube)
9) Pemilik usaha Kurang cakap
dalam komputerisasi. 0,04 4 0,16
10) Hanya mengandalkan sms dan
telephon saja dalam menjalin 0,03 4 0,12
kerjasama usaha.
11) Semakin banyak persaingan
usaha dimana banyaknyaUKM 0,03 3 0,09
yang mendirikan usaha sendiri.
12) Banyaknya produk dari luar
negeri yang harganya lebih 0,04 4 0,16
murah.
13) Minimalnya kerjasama antara
Disperindag dan pengelola
Sentra dengan instansi lain
seperti Travel Agen, media 0,03 3 0,09
massa (koran : jawa pos,
majalah,dll).
Jumlah Ancaman 0.47 1.75

2. Analisis Matriks SWOT (Strenght, Weaknesses,


Oportunity, Treath)
Matriks SWOT adalah salah satu alat yang digunakan
untuk menganalisis suatu strategi pemasaran dimana
153

tujuannya adalah memilih dan menentukan strategi-


strategi alternatif yang sesuai dengan kondisi perusahaan
atau tempat usaha. Analisis matriks SWOT di ciptakan
melalui penggabungan antara kondisi internal dan
kondisi eksternal dari objek penelitian atau tempat usaha.
Dimana dari hasil penggabungan akan terdapat empat
strategi yang digunakan dalam melakukan sebuah analisis
matriks SWOT dimana diantaranya adalah memanfaatkan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strategi SO),
memperkecil atau mengurangi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang (Strategi WO), menggunakan
kekuatan untuk mengurangi bahkan menghindari sebuah
ancaman (Strategi ST), dan yang terakhir adalah
memperkecil kelemahan sekaligus mengantisipasi sebuah
ancaman (Strategi WT), analisis ini diperoleh berdasarkan
data yang telah di peroleh dari tahap masukan (tipe input
stage) yang sebelumnya telah dilakukan dengan mendata
atau mencatat segala bentuk kondisi internal ( Kekuatan
dan Kelemahan ) dan eksternal (Peluang dan Ancaman)
dari perusahaan atau usaha Tas dan Koper yang ada di
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Dari terkumpulnya
data-data tersebut kemudian dilakukan analisis Matriks
SWOT dapat dilihat seperti pada tabel 4.7 berikut ini :
154

Tabel 4.7
Matriks SWOT
Strenght (S) Weakness (W)
1) Para pemilik usaha 1) Masih menggunakan
memasarkan berbagai pemasaran secara langsung
model tas dan koper yang dan sederhana
IFAS bervariasi.
2) Harga dan kualitas produk 2) Lebih banyak melayani
Tas dan Koper pada Sentra pesanan daripada penjualan
Tas dan Koper
Tanggulangin sangat
bersaing (kompetitif).
3) Terdapat fasilitas dari 3) Kurangnya media promosi
pemerintah bagi pemilik seperti baliho, papan nama,
usaha untuk mengikuti dan papan iklan elektronik.
event dan pameran
EFAS penjualan produk UKM di
Kabupaten Sidoarjo.
4) Pembuatan dan 4) Model tas dan koper yang
pengiriman Tas dan koper kurang up-to-date.
selalu tepat waktu
5) Sentra Tas dan Koper 5) Belum adanya penetapan
Tanggulangin memiliki harga minimum bagi produk
beberapa stand dan outlet UKM khususnya Tas dan
yang tersebar di wilayah Koper di Kecamatan
Kecamtan Tanggulangin. Tanggulangin.
6) Para rekan dan Kolega 6) Kurangnya koordinasi antara
pemilik usaha di Sentra pemilik usaha dengan
UKM Industri Tas dan Disperindag dalam
Koper memiliki kerjasama memberikan pelatihan dan
di berbagai daerah ( seminar terhadap SPG dan
Malang, Surabaya, SPB yang ada di Sentra UKM
Banyuwangi dan Bali) Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
7) Pemerintah Kabupaten 7) Kurangnya pengetahuan
Sidoarjo menyediakan pemilik usaha terhadap model
anggaran yang terbaru tas dan koper.
dialokasikan untuk
pengadaan program
pelatihan, seminar, dan
bimbingan bagi para usaha
dan sdm di Sentra Tas dan
Koper Tanggulangin.

155
156

8) Pemerintah Kabupaten 8) Kurangnya stock model Tas


Sidoarjo menyediakan dan Koper pada Sentra UKM
anggaran yang Industri Tas dan Koper
dialokasikan untuk untuk Tanggulangin.
pembenahan fasilitas
Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin.
9) Para pemilik usaha pada 9) stock model Tas dan Koper
sentra Sentra Tas dan pada Sentra UKM Industri Tas
Koper Tanggulangin dan Koper Tanggulangin yang
memiliki SPG (sales kurang up-to-date.
promotion girl) dan SPB
(sales promotion boy) yang
mampu menguasai
karakteristik produk dan
baik dalam pelayanan
terhadap konsumen.
10) Para pemilik usaha mampu 10) Kurang bahkan tidak adanya
melayani konsumen gudang penyimpanan produk
dengan baik. pada UKM yang ada di Sentra
UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
11) Para pemilik usaha juga 11) Kurang adanya koordinasi
melakukan proses antara Disperindag dan
produksi dan promosi Pemerintah Pusat dalam
produk sendiri. pengembangan Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
12) Para pemilik usaha
menerima pesanan Tas dan
Koper dalam jumlah
banyak atau partai.
13) Para usaha atau UKM di
sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
menerima dan melayani
pembelian secara ecer,
grosir bahkan partai besar.
14) Mutu dan kualitas produk
Tas dan Koper dari Sentra
sangat baik dan terjamin
15) Para pemilik usaha
menawarkan jasa
pembuatan tas dan koper
16) Lokasi Sentra UKM

157
158

Industri Tas dan Koper


Tanggulangin, Sidoarjo
berada di wilayah jalur
surabaya-malang
17) Setiap toko atau UKM
memiliki lebih dari 2
karyawan.
Opportunities (O) Strategy S-O Strategy W-O
1) Peningkatan pendapatan 1. Dengan memanfaatkan 1. Minimalnya kerjasama antara
masyarakat di kabupaten Sentra Tas dan Koper Disperindag dan pengelola
sidoarjo Tanggulangin sudah Sentra dengan instansi lain
2) Peningkatan pada memiliki nama sebagai seperti Travel Agen, media
pengembangan industri Tas ikon sentra UKM Tas dan massa (koran : jawa pos,
dan Koper di Kabupaten Koper serta telah menjadi majalah,dll) dapat diatasi dan
Sidoarjo pada sektor UKM produk unggulan di diminimalisir oleh pemilik
3) Banyaknya tempat wisata kabupaten sidoarjo usaha karena di sekitar
sebagai penunjang dengan adanya Sentra UKM Industri Tas dan
pemasaran produk sentra penghargaan ini dapat Koper Tanggulangin,
UKM Indudtri Tas dan membuat suatu Sidoarjo terdapat banyaknya
Koper Tanggulangin ketertarikan konsumen tempat wisata yakni di
4) Perbaikan kondisi jalan pada untuk berkunjung ke kawasan wisata kolam renang
Sentra UKM Industri Tas Permata Sidoarjo dan dekat
lokasi sekitar wilayah sentra
dan Koper Kecamatan dengan kawasan wisata
UKM Indudtri Tas dan Tanggulangin, Kabupaten Candi Pari, sebagai
Koper Tanggulangin Sidoarjo. penunjang pemasaran produk
5) Jumlah penduduk sentra UKM Industri Tas dan
Kabupaten Sidoarjo yang Koper Tanggulangin.
mengalami kenaikan setiap
tahunnya. 2. Belum adanya penetapan
6) Perubahan gaya hidup dan 2. Memanfaatkan dengan harga minimum bagi produk
tren pada masyarakat dalam adanya perkembangan UKM khususnya Tas dan
menggunakan produk Tas teknologi khususnya Koper di Kecamatan
dan Koper teknologi komunikasi Tanggulangin dapat
7) Meningkatnya para dapat menjalin diminimalisir oleh pemilik
pengguna Tas dan Koper di kemudahan antara para usaha dan para pengelola
Kabupaten Sidoarjo pemilik usaha serta dengan cara memberikan
pengelola dalam menjalin harga dan kualitas produk
8) Adanya dorongan promosi
kerjasama dan menjaga yang sesuai dan terjamin
melalui event-event atau
hubungan baik kerjasama akan kualitasnya.
bazar yang di adakan oleh
dengan para kolega atau
pemerintah untuk produk-
distributor yang ada di
produk UKM di Kabupaten
bebagai daerah (Malang,
Sidoarjo.
Surabaya, Banyuwangi
9) Penetapan kebijakan dan Bali).
pemerintah melalui program
pajak UKM hanya 5% saja
10) Penetapan Sentra UKM

159
160

Industri Tas dan Koper 3. Dengan memanfaatkan 3. Masih kurang adanya


Tanggulangin, Sidoarjo angggaran dari koordinasi antara
sebagai Sentra Tas dan pemerintah yang Disperindag dan Pemerintah
Koper terbesar di Jawa dialokasikan untuk Pusat dalam pengembangan
Timur pengadaan pogram Sentra UKM Industri Tas dan
11) Pengadaan Seminar bagi pelatihan kepada para Koper Tanggulangin, akan
para pemilik UKM SPG (sales promotion girl) tetapi hal ini dapat
kabupaten Sidoarjo. dan SPB (sales promotion diminimalisir oleh para
12) Kemajuan Teknologi boy) agar dapat melayani pemilik usaha karena Sentra
memudahkan konsumen dengan baik dan prima memiliki lokasi yang strategis
atau wisatawan dalam terhadap kebutuhan dan memiliki banyak tempat
mengakses informasi tentang maupun keinginan wisata yaitu wisata kolam
pusat Sentra UKM Industri masyarakat atau para renang Permata Sidoarjo dan
pelanggan dari Sentra dekat dengan kawasan
Tas dan Koper Kecamatan
UKM Industri Tas dan prasejarah wisata Candi Pari
Tanggulangin, Kabupaten
Koper Tanggulangin, sebagai penunjang pemasaran
Sidoarjo.
Sidoarjo yang semakin produk pada sentra UKM
13) Perkembangan teknologi
bertambah populasinya Industri Tas dan Koper
komunikasi dapat
dengan gaya hidup dan Tanggulangin.
memudahkan dalam
tren yang berbeda-beda.
menjalin kerjasama dengan
pihak lainnya. 4. Memanfaatkan kekuatan 4. Dengan adanya kemajuan
14) Perkembangan dalam sistem internal yang dimiliki Teknologi akan memudahkan
teknologi transportasi dapat
memudahkan para usaha di oleh Sentra UKM Industri konsumen atau wisatawan
Sentra UKM Industri Tas Tas dan Koper dalam mengakses informasi
dan Koper Tanggulangin, Tanggulangin, Sidoarjo tentang pusat Sentra UKM
Sidoarjo dalam melalui SDM (SPG dan Industri Tas dan Koper
mendistribusikan SPB) yang dimiliki setiap Kecamatan Tanggulangin,
produknya. UKM yang ada pada Kabupaten Sidoarjo. Hal ini
15) Melalui media sosial pemilik Sentra dengan harapan pula akan mebantu para calon
usaha dapat dapat melayani keinginan konsumen untuk mengetahui
mempromosikan produknya. Konsumen yang semakin stock model Tas dan Koper
16) Banyaknya marketplace juga banyak populasinya dan pada Sentra UKM Industri
mampu mendorong jumlah semakin meningkat Tas dan Koper Tanggulangin
pemesanana dan penjualan kondisi keuangannya yang ada dan masih belum
produk Sentra UKM Industri dengan memberikan ada pada toko. Tujuannya
layanan yang terbaik dan agar para calon konsumen
Tas dan Koper Kecamatan
menjawab setiap keluhan tidak kecewa ketika
Tanggulangin, Kabupaten
ataupun masalah melakukan kunjungan ke
Sidoarjo.
konsumen yang timbul sentra dan produk yang
17) Produk tas dan koper
ketika melakukan mereka cari ada di Sentra.
merupakan produk
pembelian produk tas dan
unggulan Kabupaten
koper di Sentra UKM
Sidoarjo Industri Tas dan Koper
18) Memiliki lokasi yang Kecamatan Tanggulangin,
strategis karena berada pada Kabupaten Sidoarjo.
kawasan wisata (kolam

161
162

renang Permata Sidoarjo dan


wisata sejarah Candi Pari). 5. Dengan banyaknya Rekan
19) Mulai berkurangnya UKM dan Kolega (Distributor)
pada sentra-sentra lainnya, dari pemilik usaha di
khususnya di bidang Sentra UKM Industri Tas
makanan. dan Koper Tanggulangin,
20) UKM yang ada di Sentra Sidoarjo yang tersebar di
UKM Industri Tas dan Koper berbagai daerah, para
Tanggulangin memberikan pemilik usaha dapat
kemudahan dan kebebasan melakukan penerimaan
dalam memilih produk Tas pesanan Tas dan Koper
atau Koper yang diinginkan. dalam jumlah yang
banyak dan dengan proses
pengerjaan serta
pengiriman produk
pesanan tepat waktu
dengan memanfaatkan
keunggulan kualitas dan
harga yang telah terjamin.
Threats (T) Strategy S-T Strategy W-T
1) Terjadinya kenaikan tarif 1. Memanfaatkan nama 1. Diharapkan dengan
pada moda Transportasi Sentra Tas dan Koper minimalnya kerjasama antara
2) Tidak stabilnya harga bahan Tanggulangin yang sudah Disperindag dan pengelola
baku produk Tas dan Koper memiliki nama sebagai Sentra dengan instansi lain
3) Tidak stabilnya harga jual ikon sentra UKM Tas dan seperti Travel Agen, media
produk tas dan koper Koper di Jawa Timur dan massa (koran : jawa pos,
4) Menurunnya tingkat beli selalu menjadi salah satu majalah,dll) akan ada
masyarakat pada model- tujuan wisata fashion pengendalian masalah
model produk Tas dan Koper ketika berkunjung di Jawa dangan mempertimbangkan
di sentra UKM Indudtri Tas Timur akan untuk dapat tarif pada moda Transportasi
dan Koper Tanggulangin. mengurangi penurunan antara para pemilik usaha dan
5) Munculnya produk tas dan tingkat beli masyarakat pemerintah agar pemasaran
koper Impor khususnya dan konsumen pada produk yang ada di Sentra
produk dari China yang model-model produk Tas UKM Industri Tas dan Koper
beredar dipasaran. dan Koper di sentra UKM Tanggulangin, Sidoarjo tetap
6) Lokasi UKM tersebar di Industri Tas dan Koper dapat berjalan dan tumbuh
Tanggulangin. berkembang.
tanggulangin (tidak
memusat pada satu tempat).
2. Memanfaatkan kemajuan 2. Belum adanya penetapan
7) Minimnya jaringan Internet
teknologi komunikasi harga minimum bagi produk
di Kabupaten Sidoarjo.
yaitu dengan UKM khususnya Tas dan
8) Para pemilik usaha kurang
menggunakan telepon Koper di Kecamatan
menguasai strategi
seluler dan media pesan Tanggulangin berakibat pada
pemasaran melalui media elektronik (sms) untuk Tidak stabilnya harga produk
sosial ( instagram, twitter, menghubungi Para rekan Tas dan Koper hal ini dapat
dan youtube) dan Kolega pemilik usaha diminimalisisr dengan
9) Pemilik usaha Kurang cakap

163
164

dalam komputerisasi. di Sentra UKM Industri membentuk kerjasama


10) Hanya mengandalkan sms Tas dan Koperyang ada di dengan pemerintah dalam
dan telephon saja dalam berbagai daerah (Malang, penetapan harga produk-
menjalin kerjasama usaha. Surabaya, Banyuwangi produk Tas dan Koper.
11) Semakin banyak persaingan dan Bali) untuk mengatasi
usaha dimana keluhan para pemilik
banyaknyaUKM yang usaha karena masih
mendirikan usaha sendiri. minimnya fasilitas
12) Banyaknya produk dari luar jaringan internet di
negeri yang harganya lebih Kabupaten Sidoarjo.
murah.
13) Minimalnya kerjasama 3. Dengan memanfaatkan 3. Kurang adanya koordinasi
antara Disperindag dan pengalokasian anggaran antara Disperindag dan
untuk pembenahan Pemerintah Pusat dalam
pengelola Sentra dengan
fasilitas Sentra UKM pengembangan Sentra UKM
instansi lain seperti Travel
Industri Tas dan Koper Industri Tas dan Koper
Agen, media massa (koran :
Tanggulangin, Sidoarjo Tanggulangin, hal ini dapat
jawa pos, majalah,dll).
akan dapat menambah memunculnya banyak
tingkat beli masyarakat pertokoan Tas dan Koper di
pada model-model produk Kabupaten Sidoarjo dan
Tas dan Koper di sentra produknya impor dari negara
UKM Industri Tas dan china.
Koper Tanggulangin,
dengan cara memperbaiki
kondisi dari Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo
menjadi lebih indah dan
nyaman.

4. Memanfaatkan nama dari


Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo ditambah dengan
banyaknya SDM yaitu
SPG (sales promotion girl)
dan SPB (sales promotion
boy) yang mampu
menguasai produk dan
memberikan pelayanan
yang baik terhadap
konsumen serta
memberikan kemudahan
dan kebebasan dalam
memilih produk Tas atau
Koper yang diinginkan

165
166

konsumen akan dapat


meminimalisir ancaan dari
Munculnya pertokoan Tas
dan Koper di Kabupaten
Sidoarjo yang saat ini
masih belum memiliki
banyak SDM yang dapat
melayani dengan baik.
Tidak hanya itu Para
pemilik usaha menerima
pesanan Tas dan Koper
dalam jumlah banyak dan
untuk pembuatan dan
pengiriman Tas dan koper
selalu tepat waktu,
berbeda jauh dengan
pengiriman yang
dilakukan oleh UKM yang
masih mengimpor produk
dari luar negeri khususnya
china yang masih lambat
dan kualitas produknya
belum terjamin
keamanannya.

5. Memanfaatkan pel;ayanan
dari para pemilik usaha
yang menerima pesanan
Tas dan Koper dalam
jumlah banyak, dan untuk
pembuatan serta
pengiriman Tas dan koper
selalu tepat waktu ketika
pengiriman ke Distributor
agar para pemesan atau
konsumen tidak perlu
kawatir dengan adanya
kenaikan tarif pada moda
Transportasi karena sudah
menjadi tanggung jawab
distributor.
Sumber : Hasil observasi dan wawancara peneliti kepada para pemilik usaha dan pengelola, 2019

167
168

Berdasarkan hasil analisis dari matriks SWOT (strenght,


weakness, opportunities, and threats ) diatas yang telah
disesuaikan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dari Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo kemudian dipadukan secara
sistematis dan terstruktur sehingga membentuk empat
strategi yaitu, SO, WO, ST, dan WT yang di dapat di lihat
dibawah ini :
1. Strategi SO
Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang adalah
srategi yang menggunakan kekuatan internal dari
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo guna untuk memanfaatkan sebuah peluang
yang ada agar menjadi sebuah strategi alternatif berikut
ini :
a. Dengan memanfaatkan Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin sudah memiliki nama sebagai ikon
sentra UKM Tas dan Koper serta telah menjadi
produk unggulan di kabupaten sidoarjo dengan
adanya penghargaan ini dapat membuat suatu
ketertarikan konsumen untuk berkunjung ke Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
b. Memanfaatkan dengan adanya perkembangan
teknologi khususnya teknologi komunikasi dapat
menjalin kemudahan antara para pemilik usaha
serta pengelola dalam menjalin kerjasama dan
menjaga hubungan baik kerjasama dengan para
kolega atau distributor yang ada di bebagai daerah
(Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Bali).
c. Dengan memanfaatkan angggaran dari pemerintah
yang dialokasikan untuk pengadaan pogram
169

pelatihan kepada para SPG (sales promotion girl) dan


SPB (sales promotion boy) agar dapat melayani dengan
baik dan prima terhadap kebutuhan maupun
keinginan masyarakat atau para pelanggan dari
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo yang semakin bertambah populasinya
dengan gaya hidup dan tren yang berbeda-beda.
d. Memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki oleh
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo melalui SDM (SPG dan SPB) yang dimiliki
setiap UKM yang ada pada Sentra dengan harapan
dapat melayani keinginan Konsumen yang semakin
banyak populasinya dan semakin meningkat kondisi
keuangannya dengan memberikan layanan yang
terbaik dan menjawab setiap keluhan ataupun
masalah konsumen yang timbul ketika melakukan
pembelian produk tas dan koper di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo.
e. Dengan banyaknya Rekan dan Kolega (Distributor)
dari pemilik usaha di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo yang tersebar di
berbagai daerah, para pemilik usaha dapat
melakukan penerimaan pesanan Tas dan Koper
dalam jumlah yang banyak dan dengan proses
pengerjaan serta pengiriman produk pesanan tepat
waktu dengan memanfaatkan keunggulan kualitas
dan harga yang telah terjamin.
170

2. Strategi ST
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman adalah
srategi yang menggunakan kekuatan internal dari
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo guna untuk mengurangi atau menghindari
ancaman yang ada agar menjadi sebuah strategi
alternatif berikut ini :
a. Memanfaatkan nama Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin yang sudah memiliki nama sebagai
ikon sentra UKM Tas dan Koper di Jawa Timur dan
selalu menjadi salah satu tujuan wisata fashion
ketika berkunjung di Jawa Timur akan untuk dapat
mengurangi penurunan tingkat beli masyarakat dan
konsumen pada model-model produk Tas dan
Koper di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
b. Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi
yaitu dengan menggunakan telepon seluler dan
media pesan elektronik (sms) untuk menghubungi
Para rekan dan Kolega pemilik usaha di Sentra UKM
Industri Tas dan Koperyang ada di berbagai daerah
(Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Bali) untuk
mengatasi keluhan para pemilik usaha karena masih
minimnya fasilitas jaringan internet di Kabupaten
Sidoarjo.
c. Dengan memanfaatkan pengalokasian anggaran
untuk pembenahan fasilitas Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo akan dapat
menambah tingkat beli masyarakat pada model-
model produk Tas dan Koper di sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, dengan cara
memperbaiki kondisi dari Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo menjadi lebih
indah dan nyaman.
171

d. Memanfaatkan nama dari Sentra UKM Industri Tas


dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo ditambah dengan
banyaknya SDM yaitu SPG (sales promotion girl) dan
SPB (sales promotion boy) yang mampu menguasai
produk dan memberikan pelayanan yang baik
terhadap konsumen serta memberikan kemudahan
dan kebebasan dalam memilih produk Tas atau
Koper yang diinginkan konsumen akan dapat
meminimalisir ancaan dari Munculnya pertokoan
Tas dan Koper di Kabupaten Sidoarjo yang saat ini
masih belum memiliki banyak SDM yang dapat
melayani dengan baik. Tidak hanya itu Para pemilik
usaha menerima pesanan Tas dan Koper dalam
jumlah banyak dan untuk pembuatan dan
pengiriman Tas dan koper selalu tepat waktu,
berbeda jauh dengan pengiriman yang dilakukan
oleh UKM yang masih mengimpor produk dari luar
negeri khususnya china yang masih lambat dan
kualitas produknya belum terjamin keamananny
e. Memanfaatkan pelayanan dari para pemilik usaha
yang menerima pesanan Tas dan Koper dalam
jumlah banyak, dan untuk pembuatan serta
pengiriman Tas dan koper selalu tepat waktu ketika
pengiriman ke Distributor agar para pemesan atau
konsumen tidak perlu kawatir dengan adanya
kenaikan tarif pada moda Transportasi karena
sudah menjadi tanggung jawab distributor.

3. Strategi WO
Strategi WO atau strategi kelamahan-peluang adalah
srategi yang meminimalisir kelemahan dengan
memanfaatkan sebuah peluang dari liungkungan
eksternal Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo guna menjadi sebuah strategi
alternatif berikut ini :
172

a. Minimalnya kerjasama antara Disperindag dan


pengelola Sentra dengan instansi lain seperti Travel
Agen, media massa (koran : jawa pos, majalah,dll)
dapat diatasi dan diminimalisir oleh pemilik usaha
karena di sekitar Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo terdapat banyaknya
tempat wisata yakni di kawasan wisata kolam
renang Permata Sidoarjo dan dekat dengan kawasan
wisata Candi Pari, sebagai penunjang pemasaran
produk sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
b. Belum adanya penetapan harga minimum bagi
produk UKM khususnya Tas dan Koper di
Kecamatan Tanggulangin dapat diminimalisir oleh
pemilik usaha dan para pengelola dengan cara
memberikan harga dan kualitas produk yang sesuai
dan terjamin akan kualitasnya.
c. Masih kurang adanya koordinasi antara Disperindag
dan Pemerintah Pusat dalam pengembangan Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, akan
tetapi hal ini dapat diminimalisir oleh para pemilik
usaha karena Sentra memiliki lokasi yang strategis
dan memiliki banyak tempat wisata yaitu wisata
kolam renang Permata Sidoarjo dan dekat dengan
kawasan prasejarah wisata Candi Pari sebagai
penunjang pemasaran produk pada sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
d. Dengan adanya kemajuan Teknologi akan
memudahkan konsumen atau wisatawan dalam
mengakses informasi tentang pusat Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Hal ini pula akan mebantu para
173

calon konsumen untuk mengetahui stock model Tas


dan Koper pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin yang ada dan masih belum ada pada
toko. Tujuannya agar para calon konsumen tidak
kecewa ketika melakukan kunjungan ke sentra dan
produk yang mereka cari ada di Sentra.

4. Strategi WT
Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman adalah
srategi yang meminimalisir kelemahan dari Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
dengan mengantisipasi ancaman dari lingkungan
eksternal menjadi sebuah strategi alternatf berikut ini :
a. Diharapkan dengan minimalnya kerjasama antara
Disperindag dan pengelola Sentra dengan instansi
lain seperti Travel Agen, media massa (koran : jawa
pos, majalah,dll) akan ada pengendalian masalah
dangan mempertimbangkan tarif pada moda
Transportasi antara para pemilik usaha dan
pemerintah agar pemasaran produk yang ada di
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo tetap dapat berjalan dan tumbuh
berkembang.
b. Belum adanya penetapan harga minimum bagi
produk UKM khususnya Tas dan Koper di
Kecamatan Tanggulangin berakibat pada Tidak
stabilnya harga produk Tas dan Koper hal ini dapat
diminimalisisr dengan membentuk kerjasama
dengan pemerintah dalam penetapan harga produk-
produk Tas dan Koper.
c. Kurang adanya koordinasi antara Disperindag dan
Pemerintah Pusat dalam pengembangan Sentra
174

UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, hal ini


dapat memunculnya banyak pertokoan Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo dan produknya impor
dari negara china.
Berdasarkan pemberian bobot dan rating pada kondisi
Internal yang dijelaskan pada tabel 4.5 dan kondisi
Eksternal pada tabel 4.6 dari Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, di
peroleh hasil perhitungan yang ditampilkan pada tabel 4.8
sebagai berikut :

Tabel 4.8
Total Skor Akhir Kondisi Internal (IFE Tabel 4.5) dan
Eksternal (EFE Tabel 4.6) pada Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo
Faktor-Faktor Skor
Kekuatan 1,97
Peluang 1,49
Kelemahan 1,31
Ancaman 1,54
Sumber : Hasil diolah oleh Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil data tabel diatas langkah selanjutnya
adalah memperhitungkan dan menampilkan diagram
strategi yang nantinya akan di gunakan oleh peneliti untuk
memilih strategi yang tepat dan efektif serta sesuai untuk
di terapkan pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo,
berdasarkan kondisi lingkungan internal maupun
eksternal dari Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Dari hasil
diagram ini nantiya akan memperlihatkan sebuah posisi
175

penentuan strategi pemasaran, dimana dapat di lihat pada


gambar 4.3 berikut ini :

1,31

1,54 1,49
W S
1,97

ST Strategies

T
Gambar 4.3 Diagram Matriks SWOT

Berdasarkan hasil gambar 4.3 Diagram matriks SWOT


diatas maka strategi yang digunakan dan di terapkan pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo adalah strategi ST (Strenght-Threats). Yaitu
menggunakan kekuatan internal dari Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo untuk mengurangi
bahkan menghindari sebuah ancaman dari luar atau
eksternal Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan hasil dari diagram 4.3 diatas maka jatuh
pada sel 2 (dua) dimana terlihat bahwa, satuan bisnis yang
176

memiliki berbagai kekuatan internal untuk menghadapi


situasi lingkungan yang tidak menguntungkan. Strategi
yang paling wajar untuk dipertimbangkan adalah strategi
diversifikasi dalam arti suatu strategi yang memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki sekarang, untuk membuka peluang
jangka panjang dalam produk atau pasar yang lain dan
agar dapat meminimalisir serta menghindari ancaman dari
kondisi eksternal dari Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

Sumber : Siagian (2012:176)


Gambar 4.4 Diagram Analsis SWOT

3. Strategi yang di rekomendasikan


Berdasarkan pemilihan strategi alternatif yang dilakukan
pada gambar matriks 4.4 dimana memberikan hasil yaitu
startegi jatuh pada sel 2 (dua) dimana terlihat bahwa, satuan
bisnis yang memiliki berbagai kekuatan internal untuk
menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5
yaitu mapping Analisis Strategi Pemasaran berikut ini.
177

Kegiatan Pemasaran Sentra UKM Industri Tas dan Koper


Tanggulangin, Sidoarjo

Identifikasi Faktor Internal Identifikasi Faktor Eksternal

SO ST WO WT

Faktor-Faktor Skor
Kekuatan 1,86
Peluang 1,72
Kelemahan 1,51
Ancaman 1,75

Strategi Pemasaran yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah


yang ada pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo adalah Strategi ST ( Kekuatan-Ancaman )

No Strategi yang di rekomendasikan


Memanfaatkan nama Sentra Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo yang sebagai ikon sentra UKM Tas dan Koper di
1
Jawa Timur untuk dijadikan tujuan wisata fashion ketika
berkunjung di Jawa Timur
Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dengan
menggunakan sms dan whatsapp untuk menghubungi
2
Para rekan dan Kolega pemilik usaha di Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
Memanfaatkan pengalokasian anggaran untuk
3 pembenahan fasilitas Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Pemanfaatan SPG dan SPB dalam melayani konsumen
yang berkunjung di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
4
Tanggulangin, Sidoarjo dan meningkatkan pelayanan
dalam proses pembuatan dan pengiriman produk.
178

Memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh para pemilik


5 usaha berupa biaya kendaraan pengiriman yang
ditanggung oleh pemilik usaha.
Gambar 4.5 Mapping Analisis Pemilihan Strategi Pemasaran

C. Pembahasan
Pembahasan yang akan dijabarkan dan diuraikan oleh
peneliti dalam penelitian ini yaitu pemilihan perumusan
strategi pemasaran yang dapat di terapkan atau di
implementasikan oleh para pemilik usaha dan para pengelola
(pemerintah dinas perindustrian kabupaten sidoarjo) untuk
membangkitkan kondisi dari Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo melalui sistem pemasarannya
dengan menggunakan SWOT analisis. Dimana dalam
penelitian ini dapat dijabarkan tiga tahapan yakni sebagai
berikut :

1. Hasil identifikasi faktor Internal dan Eksternal dari


Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo
Berdasarkan Faktor-faktor internal dalam Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo,
merupakan faktor-faktor lingkungan bisnis yang terdiri
dari faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo. Dimana hasil analisis penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahendra (2015) di
PPST Kabupaten Mojokerto dan A. Gofar (2018) yang
meneliti Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam
Mempertahankan Citra Tanggulangin sebagai Sentra
Industri Kerajinan Berbahan Baku Kulit, dimana dengan
gencar melakukan promosi baik melalui website, brosur,
179

pameran, maupun promosi mouth to mouth, mengadakan


pelatihan manajemen produksi dan pelatihan
keorganisasian, dan meningkatkan kualitas produk dengan
diadakannya pelatihan dan lomba desain, serta bantuan
alat berupa mesin bordir komputer. Hal tersebut juga
diterapkan oleh Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo, dimana aspek-aspek yang ditinjau
atau diidentifikasi yaitu kekuatan dan kelemahan bisnis.
Meliputi visi dan misi, struktur organisasi, pemasaran,
cara-cara promosi, keuangan, dan operasional yang
dimiliki oleh Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo.
Untuk aspek pemasaran Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo di dukung dengan adanya
lokasi tempat pariwisata sejarah yaitu Candi Pari dan
Kolam Renang Permata Tanggulangin ysng terletak di jalur
utama Surabaya-Bali-Malang. Untuk sistem pemasarannya
dilakukan melalui pemasaran secara langsung kepada
konsumen dan pelanggan melalui stand-stand yang ada di
wilayah sentra dan pemasaran tidak langsung yang
biasanya dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan
agen atau distributor yang hasilnya adalah pemasaran dari
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo sudah meluas di berbagai kota bahkan luar pulau
jawa. Dikarenakan pemasarannya yang semakin luas maka
mempengaruhi peningkatan pesanan tas dan koper dari
berbagai wilayah dan berpengaruh pada pendapatan dari
sentra. Kebanyakan untuk proses pemasaran yang saat ini
dilakukan melalui pemasaran secara langsung dengan
melayani konsumen yang datang ke stand atau toko yang
ada di Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo.
180

Produk-produk yang di pasarkan Sentra UKM Industri


Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo didominasi oleh
produk Tas dan Koper yang meliputi Tas wanita/pria, tas
sekolah, golf, dan sebagainya dengan produk pendukung
seperti sabuk, sepatu dan dompet yang di produksi oleh
karya dalam negeri dengan haraga yang kompetitif mulai
dari harga 30.000 – 3.000.000. Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo memberikan kebebasan
kepada para konsumen untuk memilih produknya sendiri
dengan didampingi oleh para SPG dan SPB dengan
menawarkan harga yang kompetitif serta diskon-diskon
yang menarik, tidak hanya itu pemerintah juga
memberikan kesempatan kepada para pemilik usaha untuk
mengikuti event-event atau pameran-pameran produk
UKM yang tersebar di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Dengan adanya promosi-promosi yang di lakukan oleh
pemilik usaha dan pemerintah UKM yang tergabung pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo memiliki penghasilan rata-rata 10-50 juta per-
bulan dengan memiliki karyawan yang rata-rata memiliki
gaji 1 – 1,3 juta rupiah setiap bulannya. Untuk
meningkatkan pelayanan kepada konsumen Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dalam
proses distribusi atau pengiriman produk selalu tepat
waktu dan menggunakan kendaraan pribadi yang dimiliki
oleh pemilik usaha.
Sedangkan identifikasi dari faktor-faktor eksternal pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo antara lain faktor peluang dan faktor ancaman
yang harus dapat diminimalisir dampaknya oleh pelaku
usaha dan para pengelola. Hal ini sejalan dengan
penelitian dari Mahendra (2015) yang dilakukan pada
181

PPST Kabupaten Mojokerto dimana meliputi sektor


ekonomi, demografis, pemerintah, teknologi, dan kekuatan
kompetitif. Ada beberapa faktor atau kondisi eksternal
yang dapat mempengaruhi bagi peningkatan pemasaran
dan pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo dimana penelitian yang dilakukan
peneliti tidak sejalan dengan pendapat W.Wijaya (2017)
pada penelitian pengembangan usaha CV. Steba
Advertising Semarang dimana melibatkan penambahan
pemasok dan proses promosi.
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo pada sektor ekonomi memiliki peran yang cukup
besar dimana perkembangan perekonomian cukup
meningkat dapat diketahui dari kenaikan harga kebutuhan
pokok dan banyak terjadinya PHK di perusahaan dan
fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Hal
ini memunculkan bertambanya pertumbuhan UKM baru
yang ada di wilayahJawa Timur dan fluktuasi sendiri
memberikan keuntungan bagi peningkatan pendapatan
pemilik usaha/ UKM khususnya di Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo. Peningkatan
jumlah penduduk juga memberikan dampak pengaruh
terhadap pemasaran dan perluasan pasar dan juga tidak
menjadi penentu turunnya penjualan produk bagi Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
Kebijakan dari pemerintah juga mempengaruhi
kelangsungan atau ketahanan dari Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo karena pemerintah
dapat membatasi penyebaran penjualan produk-produk
dari luar negeri khususnya china yang selama ini menjadi
salah satu ancaman yang serius bagi Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
182

Pemilik usaha harus dapat memanfaatkan kemajuan


teknologi agar dapat memudahkan dalam pencarian
informasi terkini seputar dunia fashion dan dapat menjalin
kerjasama dengan para kolega yang berada di luar
jangkauan sentra dan hal ini juga dapat membantu para
konsumen untuk mencari informasi tentang Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo. Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo juga
memiliki keunggulan kompetitif di sektor harga, kualitas
dan lokasi yang harapannya dapat selalu bersaing dengan
sentra atau ukm lainnya yang ada di wilayah Sidoarjo
bahkan Jawa Timur.

2. Hasil Analisis Matriks SWOT


Berdasarkan hasil analisis dari matriks SWOT (strenght,
weakness, opportunities, and threats ) Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo kemudian
dipadukan secara sistematis dan terstruktur sehingga
membentuk empat strategi yaitu, SO, WO, ST, dan WT.
Lalu berdasarkan perhitungan tersebut maka
menghasilkan strategi alternatif ST (Kekuatan – Ancaman)
yang artinya para pemilik usaha dan pengelola khususnya
(INTAKO dan DISPERINDAG) agar dapat memanfaatkan
kekuatan internal yang dimiliki oleh Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo untuk
meminimalisir dan menghindari ancaman dari luar yang
muncul dan dapat mempengaruhi pemasaran produk
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT yang
disebutkan oleh peneliti, dimana penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahendra
183

(2015) pada PPST Kabupaten Mojokerto karena dalam


perolehan strategi alternatif pemasaran pada sentra pusat
perkulaan sepatu trowulan kabupaten Mojokerto, yang
jatuh pada strategi alternatif WO dan penelitian dari
F.Anas (2018) yang berjudul Marketing Strategy Through
SWOT Analysis On Dealer Honda Prima Jaya Abadi
Branch Tembalang Semarang dimana hasil penelitian ini
menggunakan strategi alternatif SO, kemudian tidak sesuai
dengan penelitian David (2018) yang berjudul The
quantitative strategic planning matrix : a new marketing tool,
dimana hasil penentuan strateginya berada dalam strategi
SO dan ST, dimana dalam penjelasannya perusahaan harus
menambah jumlah pekerja dan memperbanyak atau
menambah biasa promosi.
Berdasarkan hasil dari perhitungan Matriks SWOT yang
dilakukan peneliti maka strategi yang di terapkan Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
adalah strategi alternatif ST yaitu memanfaatkan kondisi
internal sentra dengan menggunakan nama Sentra Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo sebagai ikon sentra UKM
Tas dan Koper di Jawa Timur dengan dan memanfaatkan
kemajuan teknologi komunikasi atau media sosial untuk
menjalin kerjasama antara pemilik usaha dengan rekan
bisnisnya, dengan memanfatkan pengalokasian anggaran
untuk pembenahan fasilitas pada sentra yang diberikan
oleh pemerintah daerah. Kemudian memanfaatkan SPG
dan SPB yang bekerja di dalam toko untuk pelayanan
terhadap konsumen secara langsung atau maupun
pelayanan di saat proses pendistribusian produk kepada
konsumen atau pemesan.
184

3.Strategi pemasaran pada Sentra UKM Industri Tas dan


Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
Berdasarkan hasil dari beberapa strategi yang diperoleh
melalui analisis matriks SWOT , dimana tahapan yang
telah disusun dan di analisis oleh peneliti dalam
merumuskan strategi pemasaran yang sesuai kemudian
dapat diimplementasikan oleh pemilik usaha dan para
pengelola Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo serta disesuaikan dengan kondisi
yang saat ini terjadi dengan banyaknya faktor-faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi pemasaran produk,
maka peneliti memperoleh lima (5) strategi alternatif yang
didapatkan melalui perhitungan grafik matriks SWOT
yang menghasilkan strategi ST (Kekuatan – Ancaman)
yang artinya para pemilik usaha dan pengelola khususnya
(INTAKO dan DISPERINDAG) agar dapat memanfaatkan
kekuatan internal yang dimiliki oleh Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo untuk
meminimalisir dan menghindari ancaman dari luar yang
muncul dan dapat mempengaruhi pemasaran produk
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Dalam pemilihan strategi tersebut peneliti telah
mempertimbangkan berbagai hal melalui observasi secara
langsung pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, dimana hal-
hal tersebut antara lain : 1) Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo memiliki lokasi yang strategis
karena berada di sepanjang jalan utama provinsi (Surabaya –
Malang – Bali), 2) lokasi pada Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin, Sidoarjo berada di daerah wisata antara
lain Kolam renang Permata Tanggulangin, wisata sejarah
185

Candi Pari, Kolam Candi Pari, dan memiliki pasar permata


yang menjual berbagai oleh-oleh khas Tanggulangin, 3)
adanya kesempatan untuk pihak pengelola dan pemilik usaha
untuk bekerjasama dengan pemerintah pusat Kabupaten
Sidoarjo untuk membangkitkan usaha tas dan koper di pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, dan 4) produk tas dan
koper yang ada di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo memiliki merek-merek yang sudah
dikanal masyarakat umum kemudian memiliki kualitas
produk yang terbaik dengan harga yang kompetitif.
Tidak hanya itu, hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti
juga digunakan sebagai acuan dalam memilih strategi yang
sesuai dan yang dapat di terapkan oleh para pemilik usaha
dan pengelola dari Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo di dasarkan oleh data-data
wawancara, observasi, dan dokumentasi peneliti bahwa para
pemilik usaha perlu melakukan adanya kerjasama dengan
berbagai pihak guna untuk meningkatkan pemasaran dari
produk yang di pasarakan oleh para pemilik usaha Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan beberapa aspek strategi
pemasaran yang dapat dikumpulkan oleh peneliti
berdasarkan empat variabel data peluang, ancaman, kekuatan,
dan kelemahan. Dalam hal ini dijelaskan dengan mapping
rekomendasi strategi pemasaran yang dapart diterapkan oleh
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
yang dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
186

Tabel 4.9
Strategi yang direkomendasikan

Tingkatan
Strategi yang di Hal yang harus di lakukan
No. skala
rekomendasikan / kerjakan
penerapan
Memanfaatkan anggaran
dari pemerintah untuk Pengelola ( Pemilik usaha
pembenahan fasilitas dan Koperasi INTAKO )
Sentra UKM Industri Tas melalui Disperindag dapat
dan Koper menjalin kerjasama dengan
Tanggulangin, Sidoarjo Dinas Pekerjaan Umum
akan dapat menambah Cipta Karya dan Tata
tingkat beli masyarakat Ruang Kabupaten Sidoarjo
pada model-model untuk pembangunan dan
1
produk Tas dan Koper di perbaikan sarana
sentra UKM Industri Tas prasarana (toilet, kondisi
dan Koper jalan raya, membangun
Tanggulangin, dengan pos keamanan, dan tempat
cara memperbaiki ibadah) yang ada di
kondisi dari Sentra UKM menuju Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo Kecamatan Tanggulangin,
menjadi lebih indah dan Kabupaten Sidoarjo
nyaman.
Memanfaatkan Hal ini dapat didukung
positioning dari Sentra dengan para pemilik usaha
Tas dan Koper dan pengelola (Koperasi
Tanggulangin yang telah Intako) bekerja sama
menjadi ikon sentra dengan Disperindag untuk
UKM Tas dan Koper di menjalin kerjasama dengan
Jangka Jawa Timur dan selalu agen travel (Bus Pariwisata
2 pendek menjadi salah satu tujuan dan Agen Travel) untuk
wisata fashion ketika menjadikan Sentra UKM
berkunjung di Jawa Industri Tas dan Koper
Timur akan untuk dapat Tanggulangin sebagai
mengurangi penurunan tujuan destinasi wisata
tingkat beli masyarakat fashion ketika melakukan
dan konsumen pada kunjungan atau wisata di
model-model produk Tas wilayah Kabupaten
187

dan Koper di sentra Sidoarjo.


UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin.
Agar dapat terealisasi
maka pengelola (para
Memanfaatkan kemajuan pemilik usaha dan
teknologi komunikasi Koperasi INTAKO) Sentra
yaitu dengan UKM Industri Tas dan
menggunakan telepon Koper Tanggulangin
seluler dan media pesan melalui DISKOPERINDAG
elektronik (sms) dan berkoordinasi dengan
whats-up untuk Badan Perencanaan dan
berinteraksi dan Pembangunan Daerah agar
menghubungi Para rekan dapat menambah sarana
atau Kolega pemilik dan prasarana berupa spot
Jangka
3 usaha di Sentra UKM atau tempat terdapatnya
Menengah
Industri Tas dan Koper jariungan internet (wifi) di
yang ada di berbagai wilayah sekitar Sentra
daerah (Malang, UKM Industri Tas dan
Surabaya, Banyuwangi Koper Tanggulangin dan
dan Bali) untuk dapat menunjang kegiatan
mengatasi keluhan para untuk pemasaran produk
pemilik usaha karena secara offline dan online bagi
masih minimnya fasilitas para pemilik usaha Tas
jaringan internet di dan Koper yang tergabung
Kabupaten Sidoarjo. di paguyuban Sentra UKM
Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Memanfaatkan nama dan
Pengelola dan
positioning dari Sentra
DISPERINDAG Kabupaten
UKM Industri Tas dan
Sidoarjo dapat
Koper Tanggulangin,
mengadakan pelatihan
Jangka Sidoarjo ditambah
pelayanan dan pemasaran
Menengah dengan banyaknya SDM
4 bagi para karyawan dan
dan Jangka yaitu SPG (sales promotion
juga pemilik usaha dengan
Panjang girl) dan SPB (sales
memanfaatkan anggaran
promotion boy) yang
yang diterima dari
mampu menguasai
pemeintah pusat (Jangka
produk dan memberikan
Menengah)
pelayanan yang baik
188

terhadap konsumen serta


memberikan kemudahan
dan kebebasan dalam
memilih produk Tas atau
Koper yang diinginkan
konsumen akan dapat
meminimalisir ancaan
dari Munculnya
pertokoan Tas dan Koper
di Kabupaten Sidoarjo
Pengelola (Pemilik usaha
yang saat ini masih
dan Koperasi INTAKO)
belum memiliki banyak
melaui DISPERINDAG
SDM yang dapat
bekerja sama dengan
melayani dengan baik.
pemerintah pusat untuk
Tidak hanya itu Para
membuat peraturan
pemilik usaha menerima
pembatasan peredaran
pesanan Tas dan Koper
barang atau produk-
dalam jumlah banyak
produk Tas dan Koper
dan untuk pembuatan
impor (Produk cina) yang
dan pengiriman Tas dan
beredar di kabupaten
koper selalu tepat waktu,
Sidoarjo. (Jangka Panjang)
berbeda jauh dengan
pengiriman yang
dilakukan oleh UKM
yang masih mengimpor
produk dari luar negeri
khususnya china yang
masih lambat dan
kualitas produknya
belum terjamin
keamanannya.
Memanfaatkan Agar perencanaan ini
pelayanan dari para dapat terealisasikan maka
pemilik usaha yang dibutuhkan kerjasama
menerima pesanan Tas antara Pengelola (Pemilik
Jangka dan Koper dalam jumlah usaha dan Kopersai
5
Panjang banyak, dan untuk INTAKO) dengan
pembuatan serta Pemerintah pusat melalui
pengiriman Tas dan DISPERINDAG agar
koper selalu tepat waktu pemerintah pusat
ketika pengiriman ke menyediakan kendaraan
189

Distributor agar para khusus untuk para pemilik


pemesan atau konsumen usaha agar dalam proses
tidak perlu kawatir pendistribusian produk ke
dengan adanya kenaikan konsumen atau distributor
tarif pada moda dapat menghemat
Transportasi karena pengeluaran managemen.
sudah menjadi tanggung
jawab distributor.
Sumber : Dioalah oleh peneliti, 2019

Rumusan strategi pemasaran yang telah di paparkan oleh


peneliti pada tabel 4.9 ini, diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan dari matrik SWOT yang jatuh pada titik strategi
ST (Kekuatan-Ancaman) sangat efektif untuk diterapkan pada
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
berdasarkan peluang, kekuatan, kelemahan, dan ancaman
yang ada pada lingkungan internal dan eksternal Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo, dengan memanfaatkan kekuatan internal untuk
meminimalisir ancaman yang ada. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahendra
(2015) yang menyatakan dalam pemilihan strategi alternatif
pemasaran pada sentra pusat perkulaan sepatu trowulan
kabupaten Mojokerto jatuh pada posisi strategi alternatif WO
(mendukung strategi dengan orientasi putar balik) dimana
dalam strategi tersebut memanfaatkan kerjasama dengan
dinas terkait di Kabupaten Mojokerto untuk mengembalikan
tujuan awal pembangunan PPST dan membangkitkan usaha
sepatu di PPST dan penelitian yang dilakukan oleh W.Wijaya
(2017) yang menerapkan strategi SO dalam strategi untuk
mengembangkan usaha CV. Steba Advertising Semarang
dengan menambah modal, mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk, meningkatkan konsumen
190

potensial, memanfaatkan fasilitas pemerintah, serta


menciptakan inovasi produk.
Lalu David (2018) menetapkan strategi SO dalam
penelitiannya yang berjudul “The quantitative strategic planning
matrix : a new marketing tool” dimana dalam penelitian ini
menerapkan dua strategi yaitu meningkatkan pengeluaran
iklan dan menaikkan harga menu dari produk yang di jual.
Kemudian F.Anas (2018) yang juga menetapkan strategi SO
dalam penerapan strategi di Dealer Honda Prima Jaya Abadi
wilayah Semarang, dalam penerapannya yaitu dengan cara
meningkatkan kualitas dan mutu produk, pengembangan
target pasar menengah kebawah melalui DP (down payment)
ringan dan harga produk yang terjangkau, melengkapi sarana
dan fasilitas yang belum ada saat ini, memperluas area
promosi dengan membuka outlet-outlet untuk memperluas
jaringan penjualan, menambah tenaga kerja yang
berpengalaman dibidang pemasaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dijabarkan dan diuraikan oleh peneliti pada bab empat
mengenai analisis strategi pemasaran dengan menggunakan
analisis SWOT yang diterapkan pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dapat diambil
kesimpulan berupa :

1. Identifikasi faktor-faktor internal Sentra UKM Industri Tas


dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo yaitu meliputi aspek :
a. Pemasaran : pemasaran yang diterapkan oleh Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo
adalah para konsumen datang ke daerah Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo untuk
membeli produknya secara langsung ke toko atau
stand-stand yang ada pada sentra.
b. Keuangan : penghasilan yang didapatkan tidak
menentu setiap bulannya, dimana pendapatan rata-
rata per bulan 4-50 juta
c. Sumber daya Manusia : Tenaga kerja SPG dan SPB
yang ada di Stand sentra Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Kecamatan Tanggulangin rata-rata berjumlah 2
sampai 10 orang dengan kriteria pendidikan minimal
setingkat sekolah menengah atas atau sederajat,
dengan upah 1 – 1,3 juta per bulannya.
d. Operasional : para pemilik usaha menerapkan dua
sistem pendistribusian yaitu pertama, mereka
melakukan pendistribusian secara langsung dimana
prossenya dari para pengusaha tas dan koper di Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan

191
192

Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, langsung kepada


konsumen akhir tanpa perantara atau direct selling dan
apabila pemesan masih dilakukan atau berada di
sekitar Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan untuk
pendistribusian yang kedua para pengusaha
bekerjasama dengan agen distributor untuk
melakukan pengiriman tas dan koper di luar pulau
Jawa.
Sedangkan identifikasi dari faktor-faktor eksternal adalah :
a. Faktor ekonomi : Dapat meningkatkan pendapatan
yang diterima masyarakat, semakin cepatnya
pembanguna di beberapa daerah dan Kelemahan yaitu
kenaikan tarif moda transportasi belum adanya
kestabilan harga pada produk-produk UKM yang
diakibatkan karena fluktuasi perekonomian di
Indonesia.
b. Demografis : Dapat memberikan sebuah pengaruh
terhadap pemasaran ataupun penjualan suatu usaha
dan perluasan pangsa pasar yang akan dihadapi oleh
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo dan didukung
dengan perubahan gaya hidup masyarakat dalam
pemilihan produk Tas dan Koper.
c. Pemerintah : Penerapan kebijakan pemerintah dalam
pengadaan pameran ataupun event-event tentang
produk-produk UKM di Kabupaten Sidoarjo sangat
berpengaruh pada penjualan produk sentra, tetapi
kurangnya proteksi pemerintah terhadap masuknya
produk-produk tas dan koper impor dari luar negeri
dimana menjadi salah satu ancaman terbesar bagi
kelangsungan usaha Tas dan Koper Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
193

d. Teknologi : Pemilik usaha sekarang dapat


memanfaatkan jaringat internet dalam bertukar
ataupun mencari informasi yang dibutuhkan dan dapat
dimanfaatkan sebagai media promosi para pemilik
usaha Tas dan Koper.
e. Kekuatan kompetitif : Produk Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo sebagai produk
unggulan di Kabupaten Sidoarjo, memiliki letak lokasi
yang strategis pula dibandingkan dengan para
pesaingnya, dan memiliki banyak model Tas dan Koper
yang selalu uptodate atau terbaru di bandingakn dengan
para pesaing lainnya.

2. Hasil analisis dari matriks SWOT menghasilkan


strategi ST, dimana memanfaatkan kekuatan internal
untuk meminimalisir ancaman pada Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo dengan
memanfaatkan nama Sentra Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo yang sebagai ikon sentra UKM Tas dan Koper di
Jawa Timur dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk menjalin kerjasama antara pemilik usaha dengan
rekan bisnisnya, dengan mempertimbangkan
pengalokasian anggaran untuk pembenahan fasilitas pada
sentra. Memberikan pelayanan yang baik yang diberikan
oleh SPG dan SPB yang bekerja di dalam toko atau ukm
maupun pelayanan di saat proses pendistribusian produk
kepada konsumen atau pemesan.

3. Rumusan strategi pemasaran yang telah di paparkan


oleh peneliti, diperoleh berdasarkan hasil perhitungan
dari matrik SWOT yang jatuh pada titik strategi ST
(Kekuatan-Ancaman) sangat efektif untuk diterapkan
194

pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,


Sidoarjo berdasarkan peluang, kekuatan, kelemahan, dan
ancaman yang ada pada lingkungan internal dan
eksternal Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo, dengan memanfaatkan kekuatan
internal untuk meminimalisir ancaman yang ada, dengan
melakukan sebuah tindakan strategi pemasaran dan
dapat diketahui dari tingkat skala penerapannya untuk
yang pertama yaitu jangka pendek, para pelaku usaha
daopat Memanfaatkan anggaran dari pemerintah untuk
pembenahan fasilitas Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo akan dapat menambah tingkat
beli masyarakat pada model-model produk Tas dan Koper
di sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
dengan cara memperbaiki kondisi dari Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo menjadi
lebih indah dan nyaman hal ini dapat diwujudkan jika
Pengelola ( Pemilik usaha dan Koperasi INTAKO )
melalui Disperindag dapat menjalin kerjasama dengan
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Sidoarjo untuk pembangunan dan perbaikan
sarana prasarana (toilet, kondisi jalan raya, membangun
pos keamanan, dan tempat ibadah) yang ada di menuju
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Kemudian pengelola dapat Memanfaatkan positioning
dari Sentra Tas dan Koper Tanggulangin yang telah
menjadi ikon sentra UKM Tas dan Koper di Jawa Timur
dan selalu menjadi salah satu tujuan wisata fashion ketika
berkunjung di Jawa Timur akan untuk dapat mengurangi
penurunan tingkat beli masyarakat dan konsumen pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra UKM
195

Industri Tas dan Koper Tanggulangin, hal ini dapat


dilakukan ketika Hal ini dapat didukung dengan para
pemilik usaha dan pengelola (Koperasi Intako) bekerja
sama dengan Disperindag untuk menjalin kerjasama
dengan agen travel (Bus Pariwisata dan Agen Travel)
untuk menjadikan Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin sebagai tujuan destinasi wisata fashion
ketika melakukan kunjungan atau wisata di wilayah
Kabupaten Sidoarjo.
Kemudian untuk skala penerapan strategi pemasaran
menengah pelaku usaha dapat Memanfaatkan kemajuan
teknologi komunikasi yaitu dengan menggunakan telepon
seluler dan media pesan elektronik (sms) dan whats-up
untuk berinteraksi dan menghubungi Para rekan atau
Kolega pemilik usaha di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper yang ada di berbagai daerah (Malang, Surabaya,
Banyuwangi dan Bali) untuk mengatasi keluhan para
pemilik usaha karena masih minimnya fasilitas jaringan
internet di Kabupaten Sidoarjo, dimana pengelola (para
pemilik usaha dan Koperasi INTAKO) Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin melalui
DISKOPERINDAG melakukan koordinasi dengan Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah agar dapat
menambah sarana dan prasarana berupa spot atau tempat
terdapatnya jariungan internet (wifi) di wilayah sekitar
Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin dan
dapat menunjang kegiatan untuk pemasaran produk
secara offline dan online bagi para pemilik usaha Tas dan
Koper yang tergabung di paguyuban Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Selanjutnya pelaku usaha dan pengelola dapat
Memanfaatkan nama dan positioning dari Sentra UKM
196

Industri Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo ditambah


dengan banyaknya SDM yaitu SPG (sales promotion girl)
dan SPB (sales promotion boy) yang mampu menguasai
produk dan memberikan pelayanan yang baik terhadap
konsumen serta memberikan kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang diinginkan
konsumen akan dapat meminimalisir ancaan dari
Munculnya pertokoan Tas dan Koper di Kabupaten
Sidoarjo yang saat ini masih belum memiliki banyak SDM
yang dapat melayani dengan baik.
Hal ini dapat terwujud ketika Pengelola dan
DISPERINDAG Kabupaten Sidoarjo dapat mengadakan
pelatihan pelayanan dan pemasaran bagi para karyawan
dan juga pemilik usaha dengan memanfaatkan anggaran
yang diterima dari pemeintah pusat (Jangka Menengah)
dan untuk strategi jangka panjang para pemilik usaha dan
pengelola bisa menerima pesanan Tas dan Koper dalam
jumlah banyak dan untuk pembuatan dan pengiriman Tas
dan koper selalu tepat waktu, berbeda jauh dengan
pengiriman yang dilakukan oleh UKM yang masih
mengimpor produk dari luar negeri khususnya china
yang masih lambat dan kualitas produknya belum
terjamin keamanannya hal ini dapat dijalankan ketika
Pengelola (Pemilik usaha dan Koperasi INTAKO) melaui
DISPERINDAG bekerja sama dengan pemerintah pusat
untuk membuat peraturan pembatasan peredaran barang
atau produk-produk Tas dan Koper impor (Produk cina)
yang beredar di kabupaten Sidoarjo (Jangka Panjang) dan
untuk strategi selanjutnya (jangka panjang) pengelola dan
pelaku usaha Memanfaatkan pelayanan dari para pemilik
usaha yang menerima pesanan Tas dan Koper dalam
jumlah banyak, dan untuk pembuatan serta pengiriman
197

Tas dan koper selalu tepat waktu ketika pengiriman ke


Distributor agar para pemesan atau konsumen tidak perlu
kawatir dengan adanya kenaikan tarif pada moda
Transportasi karena sudah menjadi tanggung jawab
distributor dan hal ini dapat di terapkan apabila ada suatu
kerjasama antara Pengelola (Pemilik usaha dan Kopersai
INTAKO) dengan Pemerintah pusat melalui
DISPERINDAG agar pemerintah pusat menyediakan
kendaraan khusus untuk para pemilik usaha agar dalam
proses pendistribusian produk ke konsumen atau
distributor dapat menghemat pengeluaran managemen.

B. Saran
Berdasarakan dari hasil penelitian yang dilakukan maka
peneliti memperoleh beberapa alternatif strategi sebagai saran
dalam upaya untuk merekomendasikan strategi pemasaran
bagi Sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin,
Sidoarjo agar kembali ke masa kejayaannya sebagai pusat
kerajinana dan wisata fashion di Kabupaten Sidoarjo, yang
dapat dilihat berikut ini :

1. Mengimplementasikan atau menerapkan strategi


pemasaran dengan meningkatkan kerjasama antara
pemilik usaha, pegelola, Disperindag dengan dinas-dinas
terkait di Kabupaten Sidoarjo dan Agen Travel untuk
memperkenalkan produk-produk unggulan yang
dipasarkan oleh Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo.

2. Dalam startegi jangka panjang Pengelola dan Pemerintah


pusat agar menambah sebuah tempat bermain seperti
Taman untuk para pengunjung dari Sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin, Sidoarjo.
198

3. Para pemilik usaha berkoordinasi dengan pengelola dan


Disperindag untuk mengadakan pameran, perlombaan
senam dan bazar (pasar kaget) setiap minggu atau
bulannya, yang dilakukan di hari libur secara rutin di
lingkungan Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo.

4. Pemilik usaha dan pengelola dapat melakukan penjualan


dan pemasaran produk Sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin Sidoarjo melalui media sosial, hal ini
dapat dilakukan dengan kerjasama antara pengelola dan
pemerintah dalam pengadaan pelatihan pemasaran
produk kepada para pemilik usaha.

5. Pemilik usaha dan pengelola bekerjasama dengan


pemerintah dalam perbaikan infrastruktur Sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin Sidoarjo dengan
menambahkan fasilitas yang lebih modern atau kekinian
(tempat foto instagramable, menambahkan tempat makan,
menambahkan tempat coworking, penambahan lahan
parkir kendaraan).
DAFTAR PUSTAKA

Agustine, Eva M.S. 2017. Persepsi Penggunaan Aplikasi Internet


Untuk Pemasaran Produk Usaha Kecil Menengah. Elza
2007(Snati): 1907–5022.

Arlisa, Savitri, Martinus Legowo. 2015. Rasionalitas Pengrajin


Industri Tas dan Koper ( INTAKO ) ( Strategi
Mempertahankan Eksistensi Pasca Bencana Luapan
Lumpur Lapindo Di Desa Kedensari Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo ) Arlisa Savitri Martinus
Legowo Abstrak. 3: 1–10.

Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran Konsep Dasar Dan


Strategi. Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Azqiyah, Wardatul. 2016. Koperasi Industri Tas dan Koper


(INTAKO) di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
Tahun 1976-2013. 4(2): 548–62.

Buchari, Alma. 2008. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa.


Bandung: Alfabeta.

David. 2011. Manajemen Strategis: 12th ed. Jakarta: Salemba


Empat.

Fadilah, Anas, C. Hariani, A Fathoni. 2017. Marketing Strategy


Through SWOT Analysis on Dealer Honda Prima (2007).

Kotler, Keler. 2009. Strategi Pemasaran. 12th ed. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. 13th ed. Jakarta:


Erlangga.

199
200

Kristiyanti, Mariana. 2012. Peran Strategis Usaha Kecil Menengah


( UKM ) Dalam Pembangunan Nasional. Majalah Ilmiah
INFORMATiKA Vol 3(1): 63–89.

Mahendra, Angga Martha. 2015. SWOT Analisis Sebagai


Perencanaan Strategi Pemasaran Dalam Upaya
Membangkitkan Usaha Sepatu Di Pusat Perkulaan Sepatu
Trowulan Kabupaten Mojokerto. Vol : 1.

Marknenis. 2009. Pemasaran: Strategi, Taktik, Dan Kasus. Pertama.


Yogyakarta: Jelajah Nusa.

Meredith, David, Forest. 2016 : The quantitative strategic


planning matrix: a new marketing tool. Journal of Strategic
Marketing

Miles, Matthew B, A. Michael Huberman. 2005. Qualitative Data


Analysis (terjemahan). Jakarta : UI-Press.

Moleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2005. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Mursid, M. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta: P.T. Bumi


Aksara.

Nawangsari, Ertien Rining. 2016. Analisis Program


Pemberdayaan Masyarakat Pada Usaha Menengah Kecil
dan Mikro ( UMKM ) ( Studi Di UMKM Pengrajin Batik
Kampoeng Jetis Dan Pengrajin Koperasi Intako
Tanggulangin Sidoarjo ) Ertien Rining Nawangsari Abstrak.
1(1): 12–16.
201

Parengki, Susanto. 2012. Pengaruh Advertising Terhadap


Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas Abc (Studi
Kasus Pada Konsumen Pengguna Kecap Pedas Abc Di Kota
Semarang. Vol : 1.

Pramesti, Ni Made Vira. 2016. Pengaruh Kualitas Sistem


Informasi, Kualitas Akhir, Informasi Dan Perceived Use
Fullness Pada Kepuasan Pengguna Provinsi, Software
Akuntansi (Studi Empiris Pada Hotel Berbintang Di Bali.
Nasional 1.

Rahmana, Arief. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam


Peningkatan. Seminar 2009(Snati): B11–15.
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/
1033/989.

Rangkuti. 2015. Riset Pemasaran. 12th ed. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Rangkuti. 2013. Strategi Promosi Yang Kreatif Dan Analisis Kasus


Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Rangkuti. 2014. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Roby, Setyawan. 2015. Penerapan Analisis SWOT Sebagai


Landasan Merumuskan Strategi Pemasaran Usaha Jasa
Sewa Mobil ‘AMINAMIN’ Transport Tours and Travel
Ambar Ketawang. Skripsi 1.

Siagian. 2012. Manajemen Stratejik. 10th ed. Jakarta: PT Bumi


Aksara.
202

Siregar. 2004. Analisis Kepuasan Para Anggota Terhadap


Program Loyalitas Astraworld.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.


Bandung: ALFABETA.

Swasta, Dharmesta, dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran


Modern. Yogyakarta: Liberty.

Tandjung, Jenu Widjaja. 2004. Marketing Management Pendekatan


Pada Nilai-Nilai Pelanggan. Kedua. ed. Setiyono Wahyudi.
Malang: Bayumedia Publishing.

Tjiptono, Chandra. 2012. Pemasaran Strategik. 3rd ed. Yogyakarta:


Andi.

Tull D.S, L.R. Kahle. 1990. Marketing Management. New York:


Macmillan Publishing Company.
LAMPIRAN
Lampiran 1

M. Tommy Artha
15080324001
S1 Pendidikan Tata Niaga
ANALISIS PERENCANAAN
STRATEGI PEMASARAN
MENGGUNAKAN MATRIKS SWOT
PADA SENTRA UKM
INDUSTRI TAS DAN KOPER TANGGULANGIN, SIDOARJO

Novi Marlena, S.Pd., M.Si


Dr. Tri Sudarwanto, S.Pd., M.SM
NIP. 19750309 200501 1 002
NIK. 201405017
Catatan :
1. Kartu ini dibawa setiap bimbingan
2. Pada akhir pembimbingan, kartu bimbingan
diserahkan kepada ketua jurusan / Prodi
Lampiran 2

Dokumentasi Kondisi Terkini dan Wawancara di Sentra UKM


Industri Tas dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo, 2019
Lampiran 3

Instrumen Wawancara Penelitian

Pada instrumen wawancara ini berasal dari faktor Ekternal


dan Internal, dengan sumber informasi yaitu memadukan teori
terkait dengan informasi dari para pemilik usaha, Ketua Koperasi
INTAKO, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sidoarjo selaku pengelola Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

Instrumen Wawancara Penelitian Sentra UKM Industri Tas dan


Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo
Faktor Eksternal
Apakah kenaikan pendapatan di Kabupaten
Sidoarjo mempengaruhi pembelian masyarakat
1
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo?
Dengan adanya banyak tempat wisata di sekitar
sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
2
meningkatkan pemasaran produk sentra UKM
Ekonomi Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
Apakah kenaikan moda transportasi memberikan
3 pengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Apakah dengan tidak stabilnya harga produk Tas
dan Koper akan memberikan pengaruh pada
4
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
Apakah kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo memberikan peluang bagi para pemilik
Demografi 5
usaha yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin ?
Apakah perubahan gaya hidup dan tren pada
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
6 Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin?
Apakah menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
7
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
Apakah dorongan promosi melalui event-event
atau bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk
8 produk-produk UKM di Kabupaten Sidoarjo
berpengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin ?
Dengan pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi
para pemilik UKM kabupaten Sidoarjo dapat
9
meningkatkan pejualan produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
Pemerintah Karena kurangnya proteksi dari pemerintah
kabupaten sidoarjo terhadap produk impor
10 memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
Karena kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
11 Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
Apakah dengan adanya akses internet akan
Teknologi 12
menjadi peluang bagi pemilik usaha pada sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah dengan adanya perkembangan teknologi
13 komunikasi memudahkan pengelola untuk
menjalin kerja sama dengan pihak lain?
Apakah minimnya fasilitas jaringan internet (wifi)
di Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
14
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Apakah dengan adanya wacana tentang produk
Tas dan Koper di Tanggulangin sebagai produk
15 unggulan di Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh
pada pemasaran sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin?
Apakah lokasi yang strategis dalam satu kawasan
wisata kolam renang Permata Sidoarjo dan wisata
16 Candi Pari memberikan pengaruh pada
Kekuatan
peningkatan pemasaran pada sentra UKM Industri
Kompetitif
Tas dan Koper Tanggulangin?
Dengan harga dan kualitas produk akan
17 mempengaruhi pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan munculnya banyak pertokoan Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo memberikan
18 pengaruh pada peningkatan pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
Banyaknya UKM Tas dan Koper yang mendirikan
usaha pribadi memberikan pengaruh pada
19
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Banyaknya produk dari luar negeri yang harganya
lebih murah memberikan pengaruh pada
20
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Faktor Internal
Sentra Tas dan Koper Tanggulangin sebagai ikon
sentra UKM Tas dan Koper di Jawa Timur
21 memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
Pemilik usaha di Sentra UKM Industri Tas dan
Pemasaran Koper memiliki rekan dan Kolega kerjasama di
22 berbagai daerah memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Apakah minimalnya kerjasama antara Disperindag
dan pengelola Sentra dengan instansi lain seperti
23
Travel Agen, media massa (koran : jawa pos,
majalah,dll) ?
Apakah dengan adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
24
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
Keuangan Dengan memiliki pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
25
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Apakah belum adanya penetapan harga minimum,
memberikan pengaruh pada peningkatan
26
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin ?
Sumber Apakah adanya SPG (sales promotion girl) dan SPB
Daya 27 (sales promotion boy), yang mampu menguasai
Manusia karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
Dengan kurangnya koordinasi antara pemilik
usaha dengan Disperindag dalam memberikan
28 pelatihan terhadap SPG dan SPB, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Apakah pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
29 diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
Dengan menerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
30
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
Apakah dengan pembuatan dan pengiriman
produk yang tepat waktu, memiliki pengaruh
31
terhadap pemasaran produk dari sentra UKM
Operasional Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
Apakah kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
32
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin ?
Apakah dengan tidak adanya gudang
penyimpanan produk, memberikan pengaruh pada
33
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin?
Dengan kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
34
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jumlah Pertanyaan Wawancara 34
DAFTAR INSTRUMEN OBSERVASI UKM / TOKO TAS DAN KOPER
DI SENTRA UKM INDUSTRI TAS DAN KOPER KECAMATAN TANGGULANGIN, KABUPATEN
SIDOARJO
No Nama Produk Harga Sistem Rata-Rata Jumlah Gaji / Nama Nomer Media
UKM / penjualan Penghasilan SDM Upah Pemilk Telp. Sosial /
Toko Website

 Data yang di perlukan harus di sertakan bukti Dokumentasi / Foto

Sidoarjo,

Mochamad Mahfud. S. Sos.


NIP. 19660825 199403 1 006
Lampiran 4
Jawaban Wawancara Penelitian

Pada Jawaban wawancara ini berasal dari faktor Ekternal dan


Internal, dengan sumber informasi yaitu memadukan teori terkait
dengan informasi dari para pemilik usaha, Ketua Koperasi
INTAKO, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sidoarjo selaku pengelola Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.

Jawaban Wawancara Penelitian Sentra UKM Industri Tas dan Koper


Tanggulangin, Sidoarjo (Bapak Mochamad Mahfud. S. Sos.
DISPERINDAG)
Faktor Eksternal
Apakah kenaikan pendapatan di Kabupaten Sidoarjo
mempengaruhi pembelian masyarakat pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo?
1
Jawab : Kenaikan pendapatan di Kabupaten Sidoarjo
mempengaruhi pembelian masyarakat pada Sentra
UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Dengan adanya banyak tempat wisata di sekitar sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
meningkatkan pemasaran produk sentra UKM
Ekonomi
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
2
Jawab : Adanya perumahan, tempat wisata di sekitar
sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
meningkatkan pemasaran produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah kenaikan moda transportasi memberikan
pengaruh pada pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
3
Jawab : Adanya kenaikan moda transportasi
memberikan pengaruh pada pemasaran produk dari
sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah dengan tidak stabilnya harga produk Tas dan
Koper akan memberikan pengaruh pada pemasaran
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
4
Jawab : Tidak stabilnya harga produk Tas dan Koper
akan memberikan pengaruh pada pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo memberikan peluang bagi para pemilik usaha
yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin ?
5
Jawab : Kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo tidak meberikan peluang bagi para pemilik
usaha yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin.
Apakah perubahan gaya hidup dan tren pada
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin?
6
Jawab : Perubahan gaya hidup dan tren pada
Demografi
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk dari
sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
7
Jawab : Menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk dari
sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah dorongan promosi melalui event-event atau
bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk produk-
produk UKM di Kabupaten Sidoarjo berpengaruh
pada pemasaran produk dari sentra UKM Indudtri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
8
Jawab : Dorongan promosi melalui event-event atau
bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk produk-
produk UKM di Kabupaten Sidoarjo berpengaruh
pada pemasaran produk dari sentra UKM Indudtri Tas
dan Koper Tanggulangin.
Apakah pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi
para pemilik UKM kabupaten Sidoarjo dapat
meningkatkan pejualan produk sentra UKM Indudtri
Tas dan Koper Tanggulangin?
9
Jawab : Pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi para
pemilik UKM kabupaten Sidoarjo tidak dapat
meningkatkan pejualan produk sentra UKM Indudtri
Tas dan Koper Tanggulangin.
Pemerintah
Apakah kurangnya perlindungan pemerintah
Kabupaten Sidoarjo terhadap produk Impor
khususnya produk dari China dapat mempengaruhi
peningkatan pemasaran dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
10
Jawab : Kurangnya proteksi dari pemerintah
kabupaten sidoarjo terhadap produk impor
memberikan pengaruh pada peningkatan pemasaran
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Karena kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas dan
11
Koper Tanggulangin ?
Jawab : Kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin
Apakah dengan adanya akses internet akan menjadi
peluang bagi pemilik usaha pada sentra UKM Indudtri
Tas dan Koper Tanggulangin.
12 Jawab : Kemajuan Teknologi memudahkan konsumen
atau wisatawan dalam mengakses informasi tentang
pusat Sentra UKM Industri Tas dan Koper Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Apakah dengan adanya perkembangan teknologi
komunikasi memudahkan pengelola untuk menjalin
kerja sama dengan pihak lain?
13 Jawab : Kemudahan teknologi komunikasi dalam
Teknologi
menjalin kerjasama berpengaruh pada pemasaran
produk dari sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah minimnya fasilitas jaringan internet (wifi) di
Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
14
Jawab : Minimnya fasilitas jaringan internet (wifi) di
Kabupaten Sidoarjo tidak memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah dengan adanya wacana tentang produk Tas
dan Koper di Tanggulangin sebagai produk unggulan
di Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
15
Kekuatan Jawab : Adanya wacana tentang produk Tas dan
Kompetitif Koper di Tanggulangin sebagai produk unggulan di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah lokasi yang strategis dalam satu kawasan
16
wisata kolam renang Permata Sidoarjo dan wisata
Candi Pari memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran pada sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
Jawab : iya, lokasi yang strategis dalam satu kawasan
wisata kolam renang Permata Sidoarjo dan wisata
Candi Pari memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran pada sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah harga dan kualitas produk akan
mempengaruhi pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
17
Jawab : harga dan kualitas produk akan
mempengaruhi pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan munculnya banyak pertokoan Tas dan Koper
di Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
18
Jawab : Munculnya banyak pertokoan Tas dan Koper
di Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah banyaknya UKM Tas dan Koper yang
mendirikan usaha pribadi memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
19
Jawab : Semakin banyak pemlik UKM Tas dan Koper
yang mendirikan usaha pribadi, tidak memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk dari
sentra UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan banyaknya produk dari luar negeri
yang harganya lebih murah memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
20
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Produk dari luar negeri yang harganya lebih
murah memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin
Faktor Internal
Sentra Tas dan Koper Tanggulangin sebagai ikon
sentra UKM Tas dan Koper di Jawa Timur
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
21
Jawab : Disahkannya Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin sebagai ikon sentra UKM Tas dan
Koper di Jawa Timur tidak memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Pemilik usaha di Sentra UKM Industri Tas dan
Pemasaran Koper memiliki rekan dan Kolega kerjasama di
berbagai daerah memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
22 Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : dengan adanya rekan bisnis di berbagai
daerah memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin.
Apakah minimalnya kerjasama antara Disperindag
dan pengelola Sentra dengan instansi lain seperti
23
Travel Agen, media massa (koran : jawa pos,
majalah,dll) ?
Apakah dengan adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
Keuangan 24
dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Dengan memiliki pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
25
Jawab : adanya pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan belum adanya penetapan harga
minimum, memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin ?
26
Jawab : Belum adanya penetapan harga minimum,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah adanya SPG (sales promotion girl) dan SPB
(sales promotion boy), yang mampu menguasai
karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
27
Jawab : SPG (sales promotion girl) dan SPB (sales
promotion boy), yang mampu menguasai
Sumber Daya karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
Manusia terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan kurangnya koordinasi antara pemilik
usaha dengan Disperindag dalam memberikan
pelatihan terhadap SPG dan SPB, memberikan
28
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Kurangnya koordinasi antara pemilik usaha
dengan Disperindag dalam memberikan pelatihan
terhadap SPG dan SPB, memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran di sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
29
Jawab : Pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Dengan menerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
30
Jawab : penerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
Operasional
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah dengan pembuatan dan pengiriman
produk yang tepat waktu, memiliki pengaruh
terhadap pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
31
Jawab : Pembuatan dan pengiriman produk yang
tepat waktu, memiliki pengaruh terhadap
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
32
Tanggulangin ?
Jawab : Kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah dengan tidak adanya gudang
penyimpanan produk, memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin?
33
Jawab : Tidak adanya gudang penyimpanan
produk, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Dengan kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
34
Jawab : kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Jumlah Pertanyaan Wawancara 34

Jawaban Wawancara Penelitian Sentra UKM Industri Tas dan Koper


Tanggulangin, Sidoarjo (Bapak Ainur Rofiq Ketua Koperasi INTAKO)
Faktor Eksternal
Apakah kenaikan pendapatan di Kabupaten
Sidoarjo mempengaruhi pembelian masyarakat
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo?
1
Jawab : Kenaikan pendapatan di Kabupaten
Sidoarjo mempengaruhi pembelian masyarakat
Ekonomi
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Dengan adanya banyak tempat wisata di sekitar
sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
2
meningkatkan pemasaran produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Adanya perumahan, tempat wisata di
sekitar sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin meningkatkan pemasaran produk
sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah kenaikan moda transportasi memberikan
pengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
3 Jawab : Adanya kenaikan moda transportasi
memberikan pengaruh pada pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah dengan tidak stabilnya harga produk Tas
dan Koper akan memberikan pengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
4
Jawab : Tidak stabilnya harga produk Tas dan
Koper akan memberikan pengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin.
Apakah kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo memberikan peluang bagi para pemilik
usaha yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin ?
5
Jawab : Kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo meberikan peluang bagi para pemilik
usaha yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin.
Demografi Apakah perubahan gaya hidup dan tren pada
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
6 Tanggulangin?
Jawab : Perubahan gaya hidup dan tren pada
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
7
Jawab : Menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah dorongan promosi melalui event-event
atau bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk
produk-produk UKM di Kabupaten Sidoarjo
berpengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin ?
8
Jawab : Dorongan promosi melalui event-event
atau bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk
produk-produk UKM di Kabupaten Sidoarjo
berpengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi
Pemerintah para pemilik UKM kabupaten Sidoarjo dapat
meningkatkan pejualan produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
9
Jawab : Pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi
para pemilik UKM kabupaten Sidoarjo dapat
meningkatkan pejualan produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah kurangnya perlindungan pemerintah
Kabupaten Sidoarjo terhadap produk Impor
10 khususnya produk dari China dapat
mempengaruhi peningkatan pemasaran dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Kurangnya proteksi dari pemerintah
kabupaten sidoarjo terhadap produk impor
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Karena kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
11
Jawab : Kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan adanya akses internet akan
menjadi peluang bagi pemilik usaha pada sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Jawab : Kemajuan Teknologi memudahkan
12
konsumen atau wisatawan dalam mengakses
informasi tentang pusat Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.
Apakah dengan adanya perkembangan teknologi
komunikasi memudahkan pengelola untuk
Teknologi menjalin kerja sama dengan pihak lain?
13 Jawab : Kemudahan teknologi komunikasi dalam
menjalin kerjasama berpengaruh pada pemasaran
produk dari sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah minimnya fasilitas jaringan internet (wifi)
di Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
14
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Minimnya fasilitas jaringan internet (wifi) di
Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah dengan adanya wacana tentang produk
Tas dan Koper di Tanggulangin sebagai produk
unggulan di Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh
pada pemasaran sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin?
15
Jawab : Adanya wacana tentang produk Tas dan
Koper di Tanggulangin sebagai produk unggulan
di Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah lokasi yang strategis dalam satu kawasan
wisata kolam renang Permata Sidoarjo dan wisata
Candi Pari memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran pada sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin?
16
Jawab : iya, lokasi yang strategis dalam satu
Kekuatan kawasan wisata kolam renang Permata Sidoarjo
Kompetitif dan wisata Candi Pari memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran pada sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah harga dan kualitas produk akan
mempengaruhi pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
17
Jawab : harga dan kualitas produk akan
mempengaruhi pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan munculnya banyak pertokoan Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
18
Tanggulangin?
Jawab : Munculnya banyak pertokoan Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah banyaknya UKM Tas dan Koper yang
mendirikan usaha pribadi memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
19 Jawab : Semakin banyak pemlik UKM Tas dan
Koper yang mendirikan usaha pribadi,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan banyaknya produk dari luar negeri
yang harganya lebih murah memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
20
Jawab : Produk dari luar negeri yang harganya
lebih murah memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Faktor Internal
Sentra Tas dan Koper Tanggulangin sebagai ikon
sentra UKM Tas dan Koper di Jawa Timur
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
21
Jawab : Disahkannya Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin sebagai ikon sentra UKM Tas dan
Koper di Jawa Timur memberikan pengaruh pada
Pemasaran
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Pemilik usaha di Sentra UKM Industri Tas dan
Koper memiliki rekan dan Kolega kerjasama di
berbagai daerah memberikan pengaruh pada
22
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : dengan adanya rekan bisnis di berbagai
daerah memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin.
Apakah minimalnya kerjasama antara Disperindag
dan pengelola Sentra dengan instansi lain seperti
23
Travel Agen, media massa (koran : jawa pos,
majalah,dll) ?
Apakah dengan adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
24
Jawab : Adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Dengan memiliki pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
Keuangan
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
25
Jawab : adanya pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan belum adanya penetapan harga
minimum, memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin ?
26
Jawab : Belum adanya penetapan harga minimum,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Sumber Daya 27 Apakah adanya SPG (sales promotion girl) dan SPB
Manusia (sales promotion boy), yang mampu menguasai
karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
Jawab : SPG (sales promotion girl) dan SPB (sales
promotion boy), yang mampu menguasai
karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan kurangnya koordinasi antara pemilik
usaha dengan Disperindag dalam memberikan
pelatihan terhadap SPG dan SPB, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
28
Jawab : Kurangnya koordinasi antara pemilik usaha
dengan Disperindag dalam memberikan pelatihan
terhadap SPG dan SPB, memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran di sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
29
Jawab : Pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
Operasional diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Dengan menerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
30 produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
Jawab : penerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah dengan pembuatan dan pengiriman
produk yang tepat waktu, memiliki pengaruh
terhadap pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
31
Jawab : Pembuatan dan pengiriman produk yang
tepat waktu, memiliki pengaruh terhadap
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin ?
32
Jawab : Kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah dengan tidak adanya gudang
penyimpanan produk, memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin?
33
Jawab : Tidak adanya gudang penyimpanan
produk, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Dengan kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
34
Jawab : kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Jumlah Pertanyaan Wawancara 34
Jawaban Wawancara Penelitian Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin, Sidoarjo ( Para Pemilik Usaha )
Faktor Eksternal
Apakah kenaikan pendapatan di Kabupaten
Sidoarjo mempengaruhi pembelian masyarakat
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo?
1
Jawab : Kenaikan pendapatan di Kabupaten
Sidoarjo mempengaruhi pembelian masyarakat
pada Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Dengan adanya banyak tempat wisata di sekitar
sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
meningkatkan pemasaran produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
2
Jawab : Adanya perumahan, tempat wisata di
sekitar sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin meningkatkan pemasaran produk
Ekonomi sentra UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah kenaikan moda transportasi memberikan
pengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
3 Jawab : Adanya kenaikan moda transportasi
memberikan pengaruh pada pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah dengan tidak stabilnya harga produk Tas
dan Koper akan memberikan pengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
4
Jawab : Tidak stabilnya harga produk Tas dan
Koper akan memberikan pengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin.
Demografi 5 Apakah kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo memberikan peluang bagi para pemilik
usaha yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin ?
Jawab : Kenaikan jumlah penduduk Kabupaten
Sidoarjo meberikan peluang bagi para pemilik
usaha yang ada di sentra UKM Indudtri Tas dan
Koper Tanggulangin.
Apakah perubahan gaya hidup dan tren pada
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin?
6
Jawab : Perubahan gaya hidup dan tren pada
masyarakat dalam menggunakan produk Tas dan
Koper berpengaruh oada peningkatan pemasaran
produk sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
7
Jawab : Menurunnya tingkat beli masyarakat pada
model-model produk Tas dan Koper di sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah dorongan promosi melalui event-event
atau bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk
produk-produk UKM di Kabupaten Sidoarjo
Pemerintah 8 berpengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin ?
Jawab : Dorongan promosi melalui event-event
atau bazar yang di adakan oleh pemerintah untuk
produk-produk UKM di Kabupaten Sidoarjo
berpengaruh pada pemasaran produk dari sentra
UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi
para pemilik UKM kabupaten Sidoarjo dapat
meningkatkan pejualan produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin?
9
Jawab : Pengadaan Seminar oleh pemerintah bagi
para pemilik UKM kabupaten Sidoarjo dapat
meningkatkan pejualan produk sentra UKM
Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah kurangnya perlindungan pemerintah
Kabupaten Sidoarjo terhadap produk Impor
khususnya produk dari China dapat
mempengaruhi peningkatan pemasaran dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
10
Jawab : Kurangnya proteksi dari pemerintah
kabupaten sidoarjo terhadap produk impor
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Karena kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin ?
11
Jawab : Kurangnya kebijakan Pemerintah dalam
memusatkan produk-produk Tas dan Koper di
Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan adanya akses internet akan
menjadi peluang bagi pemilik usaha pada sentra
Teknologi 12 UKM Indudtri Tas dan Koper Tanggulangin.
Jawab : Kemajuan Teknologi memudahkan
konsumen atau wisatawan dalam mengakses
informasi tentang pusat Sentra UKM Industri Tas
dan Koper Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo.
Apakah dengan adanya perkembangan teknologi
komunikasi memudahkan pengelola untuk
menjalin kerja sama dengan pihak lain?
13 Jawab : Kemudahan teknologi komunikasi dalam
menjalin kerjasama berpengaruh pada pemasaran
produk dari sentra UKM Indudtri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah minimnya fasilitas jaringan internet (wifi)
di Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
14
Jawab : Minimnya fasilitas jaringan internet (wifi) di
Kabupaten Sidoarjo memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Apakah dengan adanya wacana tentang produk
Tas dan Koper di Tanggulangin sebagai produk
unggulan di Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh
pada pemasaran sentra UKM Industri Tas dan
Koper Tanggulangin?
15
Jawab : Adanya wacana tentang produk Tas dan
Koper di Tanggulangin sebagai produk unggulan
di Kabupaten Sidoarjo akan berpengaruh pada
Kekuatan pemasaran sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kompetitif Tanggulangin
Apakah lokasi yang strategis dalam satu kawasan
wisata kolam renang Permata Sidoarjo dan wisata
Candi Pari memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran pada sentra UKM Industri
16
Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : iya, lokasi yang strategis dalam satu
kawasan wisata kolam renang Permata Sidoarjo
dan wisata Candi Pari memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran pada sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah harga dan kualitas produk akan
mempengaruhi pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
17
Jawab : harga dan kualitas produk akan
mempengaruhi pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan munculnya banyak pertokoan Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
18
Jawab : Munculnya banyak pertokoan Tas dan
Koper di Kabupaten Sidoarjo memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran produk
dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin.
Apakah banyaknya UKM Tas dan Koper yang
mendirikan usaha pribadi memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
19 Jawab : Semakin banyak pemlik UKM Tas dan
Koper yang mendirikan usaha pribadi,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan banyaknya produk dari luar negeri
yang harganya lebih murah memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
20
Jawab : Produk dari luar negeri yang harganya
lebih murah memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Faktor Internal
Sentra Tas dan Koper Tanggulangin sebagai ikon
sentra UKM Tas dan Koper di Jawa Timur
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
21
Jawab : Disahkannya Sentra Tas dan Koper
Tanggulangin sebagai ikon sentra UKM Tas dan
Koper di Jawa Timur memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Pemilik usaha di Sentra UKM Industri Tas dan
Pemasaran Koper memiliki rekan dan Kolega kerjasama di
berbagai daerah memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
22 Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : dengan adanya rekan bisnis di berbagai
daerah memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin.
Apakah minimalnya kerjasama antara Disperindag
dan pengelola Sentra dengan instansi lain seperti
23
Travel Agen, media massa (koran : jawa pos,
majalah,dll) ?
Apakah dengan adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin?
24
Keuangan Jawab : Adanya anggaran pemerintah yang
dialokasikan untuk pengadaan program pelatihan,
seminar, dan bimbingan bagi para pemilik usaha
dan sdm, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
25 Dengan memiliki pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : adanya pengalokasian anggaran untuk
pembenahan fasilitas Sentra memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran produk dari sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah dengan belum adanya penetapan harga
minimum, memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin ?
26
Jawab : Belum adanya penetapan harga minimum,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Apakah adanya SPG (sales promotion girl) dan SPB
(sales promotion boy), yang mampu menguasai
karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
27
Jawab : SPG (sales promotion girl) dan SPB (sales
promotion boy), yang mampu menguasai
karakteristik produk dan baik dalam pelayanan
terhadap konsumen. memberikan pengaruh pada
Sumber Daya
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Manusia
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Dengan kurangnya koordinasi antara pemilik
usaha dengan Disperindag dalam memberikan
pelatihan terhadap SPG dan SPB, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
28 UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Kurangnya koordinasi antara pemilik usaha
dengan Disperindag dalam memberikan pelatihan
terhadap SPG dan SPB, memberikan pengaruh
pada peningkatan pemasaran di sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Apakah pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
29
Jawab : Pemberian kemudahan dan kebebasan
dalam memilih produk Tas atau Koper yang
diinginkan, sehingga memiliki pengaruh pada
peningkatan pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin.
Dengan menerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin?
30
Jawab : penerimaan pesanan Tas dan Koper
memiliki pengaruh pada peningkatan pemasaran
produk dari sentra UKM Industri Tas dan Koper
Operasional Tanggulangin.
Apakah dengan pembuatan dan pengiriman
produk yang tepat waktu, memiliki pengaruh
terhadap pemasaran produk dari sentra UKM
Industri Tas dan Koper Tanggulangin ?
31
Jawab : Pembuatan dan pengiriman produk yang
tepat waktu, memiliki pengaruh terhadap
pemasaran produk dari sentra UKM Industri Tas
dan Koper Tanggulangin
Apakah kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin ?
32
Jawab : Kurangnya stock model di stand atau toko,
memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
33 Apakah dengan tidak adanya gudang
penyimpanan produk, memberikan pengaruh pada
peningkatan pemasaran di sentra UKM Industri
Tas dan Koper Tanggulangin?
Jawab : Tidak adanya gudang penyimpanan
produk, memberikan pengaruh pada peningkatan
pemasaran di sentra UKM Industri Tas dan Koper
Tanggulangin
Dengan kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin?
34
Jawab : kurang adanya koordinasi antara
Disperindag dan Pemerintah Pusat, memberikan
pengaruh pada peningkatan pemasaran di sentra
UKM Industri Tas dan Koper Tanggulangin
Jumlah Pertanyaan Wawancara 34
DAFTAR INSTRUMEN OBSERVASI UKM / TOKO TAS DAN KOPER
DI SENTRA UKM INDUSTRI TAS DAN KOPER KECAMATAN TANGGULANGIN, KABUPATEN
SIDOARJO
 Data yang di perlukan harus di sertakan bukti Dokumentasi / Foto
Lampiran 5

Hasil Penelitian Yang Relevan

No Peneliti Judul Hasil


1 Angga Martha SWOT Analisis Sebagai Strategi Alternatif WO (Melakukan
Mahendra Perencanaan Strategi Pemasaran kerjasama dengan pihak dengan dinas
(2015) Dalam Upaya Membangkitkan terkait di Kabupaten Mojokerto dan agen
Usaha Sepatu Trowulan Kab. trevel, untuk mengembalikan tujuan awal
Mojokerto (PPST KABUPATEN pembangunan PPST dan membangkitkan
MOJOKERTO) usaha sepatu di PPST )
2 Suci Analisis Quantitative Strategic Strategi Alternatif WO (Peningkatan
Purwandari Planing Matrix (QSPM) Sebagai fasilitas sarana dan prasarana pendidikan
(2015) Landasan Menentukan Strategi dan peningkatan kualitas tenaga pengajar.
Pemasaran Pada SMK Citra Hal ini akan memberikan citra yang
Medika Sukoharjo semakin baik bagi SMK Citra Medika
Sukoharjo, sehingga akan menumbuhkan
minat siswa untuk sekolah di SMK Citra
Medika Sukoharjo)
3 Wayan Wijaya Strategi Pengembangan Usaha Strategi Alternatif SO (menambah modal,
(2017) CV. STEBA ADVERTISING mempertahankan dan meningkatkan
Semarang Dalam Meningkatkan kualitas produk, meningkatkan konsumen
Pendapatan potensial, memanfaatkan fasilitas
pemerintah, serta menciptakan inovasi
produk)
4 Fery Kuswoyo Analsisi Strategi Bisnis Dengan Strategi Alternatif SO (Meningkatkan
(2018) SWOT Pada ANA Fashion kualitas dan pelayanan, melakukan
promosi yang efektif dan tepat sasaran dan
mengembangkan kualitas Sumber Daya
Manusia)
5 Fadila Anas Marketing Strategy Through Strategi Alternatif SO (meningkatkan
(2018) SWOT Analysis On Dealer Honda kualitas dan mutu produk, pengembangan
Prima Jaya Abadi Branch target pasar menengah kebawah melalui
Tembalang Semarang DP (down payment) ringan dan harga
produk yang terjangkau, melengkapi
sarana dan fasilitas yang belum ada saat
ini, memperluas area promosi dengan
membuka outlet-outlet untuk memperluas
jaringan penjualan, menambah tenaga kerja
yang berpengalaman dibidang pemasaran)
6 David The quantitative strategic planning Strategi Alternatif SO (Menerapkan dua
(2018) matrix : a new marketing tool The strategi yaitu meningkatkan pengeluaran
quantitative strategic planning iklan dan menaikkan harga menu dari
matrix : a new marketing tool produk yang di jual)
Lampiran 6
Bukti Turnitin
Lampiran 7

Surat perijinan penelitian dari Fakultas Ekonomi dan


Bangkesbangpol kepada DISPERINDAG, Koperasi INTAKO, dan
Para Pemilik Usaha di Sentra UKM Industri Tas dan Koper
Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo

Anda mungkin juga menyukai