Anda di halaman 1dari 128

HASIL PENELITIAN

PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI


KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN
UMKM KULINER DI KECAMATAN MANTIKULORE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen
Pada Program Studi S1 Manajemen

Oleh:
CIKAL RAMBASE N
NIM C20118308

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI


KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN
UMKM KULINER DI KECAMATAN MANTIKULORE

Diajukan oleh :
CIKAL RAMBASE N
C 201 18 308

Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing, Koordinator Program Studi S1 Manajemen,

Prof. Dr. H. Syamsul Bachri,SE.,M.Si Harnida Wahyuni Adda,SE.,MA.,Ph.D


NIP: 196209111989101002 NIP: 1975032000032001

ii
Cikal Rambase N, Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan
Terhadap Kinerja Pemasaran UMKM Kuliner di Kecamatan Palu Barat.
Dibimbing Oleh Syamsul Bachri.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orientasi


pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di
Kecamatan Mantikulore. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kausal.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pelaku UMKM kuliner di Kecamatan
Mantikulore. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan
dokumentasi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert dan
alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner di
Kecamatan Mantikulore. Hasil secara parsial juga menunjukkan bahwa orientasi
pasar dan orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pemasaran.

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan, Kinerja Pemasaran


UMKM Kuliner

iii
Cikal Rambase N, The effect of market orientation and entrepreneurial
orientation on SMEs marketing performance of culinary sector in Mantikulore
District. Supervised by Syamsul Bachri.

ABSTRACT

This study aims to determine and analyse the effect of market orientation and
entrepreneurial orientation simultaneously and partially on SMEs performance of
culinary sector in Mantikulore District. This type of research is descriptive causal
study. The population of this study were all owner of culinary SMEs in
Mantikulore District. The sampling technique used in this study was purposive
sampling, with a sample size 45 respondents. Data collection techniques
used were observation, interviews, questionnaires and documentation. The scale
used in this study is a Likert scale and the analysis used is multiple linear
regression analysis. The result of this study indicate that the market
orientation and entrepreneurial orientation simultaneously effect on SMEs
Marketing Performance of culinary sector in Mantikulore District. These result
also indicate that partially market orientation and entrepreneurial orientation
have a significant effect on marketing performance.

Keywords: market orientation, entrepreneurial orientation, SMEs marketing


performance of culinary sector

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja
Pemasaran UMKM Kuliner di Kecamatan Mantikulore”. Penulisan skripsi
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Tadulako.

Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit ada hambatan dan
kesulitan yang harus dihadapi penulis, namun berkat kerja keras, usaha dan
bantuan dari berbagai pihak serta doa yang diberikan, akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua ayah Surya Bakti Nasution dan Ibu tercinta
Uswatun Hasanah beserta adik-adik yang Saya sayangi Abela Nasution dan
Putri Agustin Nasution yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat,
kepada penulis yang tidak pernah berhenti dan seluruh pengorbanannya kepada
penulis sejak dilahirkan hingga saat ini.

Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan


terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Bachri,
SE.,M.Si karena berkat kesediaan waktu, pikiran, dan tenaga-nya dalam
memberikan bimbingan dan nasihat sebagai pembimbing.

Melalui kesempatan ini pula, penulis menghanturkan ucapan terima kasih


kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir Mahfudz, MP selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. M. Ikbal A,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Tadulako.

v
3. Bapak Dr. Fikry Karim, SE.,Ak,M.Acc.,Ak selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Bapak Dr. Muh. Yunus Kasim, SE., M.Si selaku Wakil Dekan

Bidang Umum dan Keuangan, dan Dr. Bapak Haerul Anam, SE.,M.Si selaku

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Binis

Universitas Tadulako.

4. Bapak Dr. Asngadi, SE., M.Si dan Ibu Dr. Ira Nuriya Santi, SE., MM

selaku Ketua sekaligus dosen wali dan Sekretaris Jurusan Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tadulako.

5. Ibu Harnida Wahyuni Adda, SE., MA., Ph.D selaku Koordinator Program

Studi S1 Manajemen.

6. Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Bachri, SE., M.Si selaku Ketua Konsentrasi

Manajemen Pemasaran.

7. Seluruh Tim Penguji skripsi Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Bachri, SE., M.Si,

Bapak …..dan Bapak …….. yang telah bersedia untuk menguji, memberikan

saran, kritik dan nasihat yang membangun.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu

kepada penulis dan seluruh staf administrasi di lingkungan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis khususnya Jurusan Manajemen yang telah banyak membantu

memberikan pelayanan akademik kepada penulis.

9. Kepada sahabat dan teman-teman seperjuangan saya Ayu Inda Lestari, Anita

Multi Sari, Khaerul Anwar, Rusli, Gunaltang, Moh. Reza, Dewi Rafindasari, I

Wayan Andre Riskiana, Fajrin , Abdul Gafur, dan Ferdi.

vi
10. Terima kasih kepada kedua Mentor Benua (Bengkel Menulis Manajemen)

Nasutra, SM, Heni Ardianto, SM, Cristi Margareth Mogimpe, SM,

Rivaldi Djufri, SM yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi

ini.

11. Dan terima kasih kepada seluruh teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Angkatan 2018 khususnya Jurusan Manajemen yang tidak bisa saya sebutkan

namanya satu per-satu.

Semoga apa yang telah diberikan dapat penulis manfaatkan semaksimal

mungkin dan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin. Penulis

persembahkan skripsi ini semoga dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Palu, 19 Desember 2021

Cikal Rambase N
C 201 18 308

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………………. ii
ABSTRAK ………………………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….. x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………… xi
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………. 8
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………………….. 8
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………… 8
1.5 Sistematika Penelitian ……………………………………………………………. 9
BAB 2 TINJAUAN TEORI ………………………………………………………………. 11
2.1 Kajian Teoritis …………………………………………………………………….. 11
2.1.1 Manajemen Pemasaran ……………………………………………………… 11
2.1.2 Bauran Pemasaran …………………………………………………………… 13
2.1.3 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ……………………………… 18
2.1.4 Orientasi Pasar ………………………………………………………………. 19
2.1.5 Orientasi Kewirausahaan ……………………………………………………. 21
2.1.6 Kinerja Pemasaran …………………………………………………………… 24
2.2 Kajian Empiris ……………………………………………………………………. 26
2.3 Hubungan Antar Penelitian ………………………………………………………... 29
2.4 Hipotesis Penelitian ………………………………………………………………. 31
BAB 3 METODE PENELITIAN ………………………………………………………… 32
3.1 Paradigma Penelitian ……………………………………………………………… 32
3.2 Jenis Penelitian …………………………………………………………………… 33
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………………………… 34
3.4 Populasi dan Sampel ……………………………………………………………… 34
3.4.1 Populasi …………………………………………………………………….. 34
3.4.2 Sampel ……………………………………………………………………… 35
3.5 Jenis dan Sumber Data …………………………………………………………… 36
3.5.1 Jenis Data …………………………………………………………………… 36
3.5.2 Skala Data ………………………………………………………………….. 36
3.5.3 Sumber Data ………………………………………………………………….. 37
3.6 Definisi Operasional Variabel …………………………………………………….. 37
3.7 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………….. 40

viii
3.8 Uji Instrumen Penelitian …………………………………………………………. 41
3.8.1 Uji Validitas ………………………………………………………………… 41
3.8.2 Uji Reliabilitas ……………………………………………………………… 43
3.9 Uji Asumsi Klasik ………………………………………………………………… 44
3.10 Metode Analisis …………………………………………………………………. 46
3.11 Uji Hipotesis …………………………………………………………………….. 47
3.11.1 Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi Ganda (Uji F) ……………….. 47
3.11.2 Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi Parsial (Uji T) ………………… 48
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………… 49
4.1 Gambaran Umum Penelitian ……………………………………………………… 49
4.1.1 Wilayah Kecamatan Mantikulore …………………………………………… 49
4.2 Deskripsi Penelitian ………………………………………………………………. 52
4.2.1 Karakteristik Responden …………………………………………………….. 52
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel ………………………………….. 56
4.3 Hasil dan Analisa Uji Hipotesis ………………………………………………….. 63
4.3.1 Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………………………………….. 63
4.3.2 Uji Regresi Linier Berganda ………………………………………………… 66
4.3.3 Hasil Uji Hipotesis ………………………………………………………….. 67
4.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi …………………………………………….. 68
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………………….. 68
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………… 71
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………… 71
5.2 Saran ………………………………………………………………………………. 71
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 74
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………. 80

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria UMKM Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM ……….. 19
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ………………………………… 28
Tabel 3.1 Skala Likert ………………………………………………………………………. 37
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel …………………………………………………… 39
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ………………………………………… 41
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ……………………………………… 44
Tabel 4.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Orientasi Pasar (X1) ………………… 57
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Orientasi Kewirausahaan (X2)………. 59
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Pemasaran (Y) …………….. 61
Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas …………………………………………………………….. 64
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………………………………………….. 66

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Perkembangan UMKM di Indonesia Tahun 2010-2019 ………………….. 2


Gambar 1.2 Data Jumlah UMKM Kuliner di Kota Palu
Berdasarkan Kecamatan Periode 31 Desember 2020 ……………………………. 6
Gambar 2.1 Konsep Pemasaran ………………………………………………………………. 12
Gambar 2.2 Evolusi Manajemen Pemasaran ………………………………………………… 17
Gambar 2.3 Kerangka Hipotesis Penelitian ………………………………………………….. 30
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Mantikulore ………………………………………….. 51
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………. 52
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia …………………………………….. 53
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan ……………………… 54
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ……………………………… 55
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan …………………………….. 55
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas dan Residual ………………………………………………. 63
Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas …………………………………………………………… 65

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian


Lampiran 2. Tabulasi Data Pengujian Instrumen Penelitian
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Hasil Uji Identitas Responden
Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 6. Hasil Uji Deskriptif Identitas Responden
Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi Klasik dan Regresi Linier Berganda
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang

memiliki ketahanan dalam menghadapi gejolak perekonomian. Saat Indonesia

mengalami krisis moneter pada tahun 1998 dan 2008 yang memicu banyak

perusahaan besar gulung tikar, sektor UMKM inilah yang menjadi penopang

ekonomi rakyat serta berkontribusi kepada negara di saat krisis tersebut terjadi.

Namun hal berbeda terjadi dengan kondisi saat ini, ketika pandemi covid-

19 menyerang seluruh dunia, maka UMKM-lah yang pertama kali mengalami dan

merasakan efek negatif dalam hal kinerja bisnis, sehingga kontribusinya terhadap

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan yang sangat besar yaitu

diperkirakan sekitar 37%. Pandemi covid-19 memberikan konsekuensi logis

terhadap pemerintah untuk mengambil suatu kebijakan seperti melakukan

pembatasan berbagai kegiatan sosial masyarakat dan akhirnya berdampak kepada

kegiatan ekonomi. Sejak kebijakan ini diterapkan, menurut Menteri Koperasi dan

UMKM pada tahun 2020 ada sebanyak 90% UMKM yang terkena dampak

tersebut. Laporan dari Asian Development Bank (ADB) menyebutkan sekitar 50%

UMKM menutup usahanya dan 88% tidak lagi memiliki tabungan, sehingga

terjadi penurunan omzet penjualan rata-rata 40% sampai dengan 70% (Nadyan et

al., 2021).

Tantangan utama UMKM dalam menghadapi pandemi covid-19 adalah

penyesuaian pola pikir, mentalitas, masalah arus kas, dan bagaimana menyikapi

1
2

penurunan omzet penjualan serta akses pasar. Pandemi covid-19 telah memicu

terjadinya perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja dan menyebabkan

UMKM juga harus bisa menyesuaikan pola dan bisnis modelnya.

Untuk menjaga eksistensinya, UMKM dituntut untuk dapat bersaing

dengan para kompetitornya sehingga dapat menjaga kestabilan usahanya.

Mengingat semakin pentingnya peran UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi

nasional, pemerintah terus melakukan upaya-upaya untuk mengurangi jumlah

kemiskinan, pengangguran, dan menggerakkan roda perekonomian nasional.

Kementrian Dalam Negeri melalui Direktorat Jendral Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Dukcapil) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020

mencapai 271.349.889 juta jiwa. Penduduk dengan jumlah yang tinggi

menghasilkan UMKM yang tinggi pula. Jumlah perkembangan UMKM di

Indonesia dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

70,000,000
60,000,000
50,000,000
Jumlah

40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Total Jumlah Unit (Kecil, Mikro, dan Menengah) Total Jumlah PDB atas Dasar Harga Berlaku

Sumber: depkop.go.id 2019 (data diolah kembali 2021)


Gambar 1.1
Data Perkembangan UMKM di Indonesia Tahun 2010-2019
3

Berdasarkan Gambar 1.1, dapat diketahui bahwa banyaknya pelaku

UMKM di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2019 mengalami jumlah

peningkatan yang signifikan. Jumlah PDB atas Dasar Harga Berlaku juga selalu

mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2015 mengalami penurunan secara

signifikan menjadi 1.014.134 juta. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa

pada tahun 2019 jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 65.465.497 juta

dengan jumlah PDB atas Dasar Harga Berlaku sebesar 15.832.535 juta pada

tahun 2019.

Orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan merupakan pendekatan yang

dibutuhkan untuk menjawab tantangan dari perubahan lingkungan yang dinamis,

kompetitif, serta pangsa pasar. Kotler (2002) berpendapat bahwa perusahaan yang

berorientasi pada proses manajerial dapat memenangkan persaingan,

mengembangkan strategi, serta mempertahankan usaha, keahlian, sumber daya,

dan tantangan pasar.

UMKM yang memiliki potensi yang tinggi di pasar dapat ditandai dengan

persaingan dan inovasi produk baru. Hal tersebut dapat memberikan implikasi

terhadap inovasi (Harmsen et al., 2000) dan dapat memberikan kontribusi

terhadap kompetisi dan pertumbuhan perusahaan (Cooper dan Kleinschmidt,

2000). Untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif tersebut,

diperlukan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan sehingga pelaku-pelaku

usaha dapat menghadapi persaingan pasar. Hal ini diperlukan bagi pelaku usaha

untuk dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Pencapaian hasil yang baik dari

suatu perusahaan adalah dengan melibatkan kontribusi dari orientasi pasar dan
4

orientasi kewirausahaan. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Frishammar dan

Horte (2007) berpendapat bahwa peran orientasi pasar dan orientasi

kewirausahaan dapat meningkatkan perusahaan dalam membuat gagasan baru

tentang suatu produk.

Banyak penelitian yang mengulas mengenai orientasi pasar, salah satunya

yaitu Ie dan Pratama (2019) yang menuturkan bahwa dengan adanya peranan

orientasi pasar dapat memberikan dampak yang signifikan sehingga berakibat

pada meningkatnya kinerja pemasaran UMKM pada sektor ritel di Kembangan,

Jakarta Barat. Sesuai dengan hal tersebut, tingkat orientasi pasar yang tinggi dapat

meningkatkan kinerja pemasaran yang tinggi, dan apabila tingkat orientasi pasar

rendah, maka dapat menurunkan kinerja pemasaran. Sesuai dengan yang

diungkapkan Narver dan Slater (2000) orientasi pasar dapat meningkatkan kinerja

bisnis suatu perusahaan melalui suatu perilaku atau kebiasaan yang dianut oleh

perusahaan dengan selalu berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.

Orientasi pasar berguna bagi perusahaan untuk mengetahui kebutuhan dari

pelanggan (customer need), menciptakan profit jangka panjang (long-term

profitability), strategi yang dilakukan oleh pesaing (competitior orientation), dan

menjalin integrasi dari semua divisi perusahaan (interfunctional coordination).

Disisi lain, penelitian yang diungkapkan oleh Arbawa (2018) mengungkapkan

bahwa tidak terjadi pengaruh yang signifikan antara orientasi pasar terhadap

kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Sama halnya dengan orientasi pasar, orientasi kewirausahaan adalah suatu

bidang ilmu dalam manajemen pemasaran yang sudah banyak diteliti. Salah
5

satunya yang diteliti oleh Mahcmud dan Herlinawati (2019) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa orientasi kewirausahaan yang terdiri dari indikator

inovatif, proaktif, pengambilan resiko, dan agresivitas mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap kinerja bisnis. Orientasi kewirausahaan merupakan

karakteristik dari wirausaha untuk melakukan gagasan baru, mampu melihat

peluang di masa depan, d a n berani mengambil resiko untuk memulai suatu

bisnis (Lumpkin dan Dess, 2009). Ie dan Pratama (2019) untuk meningkatkan

keuntungan usahanya, UMKM dituntut untuk selalu membuat hal-hal yang baru,

berani bertindak pada situasi yang tidak pasti, dan memiliki cara pandang ke

depan terhadap usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, orientasi kewirausahaan

yang tinggi dapat berpengaruh signifikan terhadap kinerja dari suatu UMKM.

Dengan demikian, orientasi kewirausahaan mempunyai hubungan signifikan

terhadap kinerja pemasaran UMKM. Namun, riset yang diungkapkan oleh Aulia

(2019) menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan yang berdimensi inovatif,

proaktif, dan berani mengambil resiko tidak mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Ciganjur, Jakarta

Selatan.

Provinsi Sulawesi Tengah atau biasa disingkat Sulteng merupakan ibukota

dari Palu dengan jumlah penduduk sebesar 2.985.73 jiwa terbesar kedua setelah

Sulawesi Selatan pada tahun 2020 dan dengan luas wilayah yaitu 61.841,29 km².

Hal ini menjadikan Sulawesi Tengah sebagai wilayah terluas di antara pulau yang

berada di Sulawesi. Dengan jumlah penduduk sebesar 2.985.73 jiwa sebanding

dengan jumlah peningkatan UMKM, terutama pada sektor kuliner dan menjadi
6

sentra bagi pertumbuhan ekonomi. Kota Palu terdiri dari delapan kecamatan salah

satunya yaitu Kecamatan Mantikulore.

Wilayah Mantikulore berdasarkan data yang diambil dari Dinas Koperasi

UMKM dan Tenaga Kerja tahun 2020 memiliki potensi dengan jumlah

perkembangan pelaku UMKM kuliner yang terbesar di Kota Palu. Seperti pada

Gambar 1.2 di bawah ini yang menggambarkan jumlah UMKM kuliner di

Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu yang terbagi berdasarkan tiap

kecamatan.

1137
1200 1059
952
1000 803 732
800 584
600 367
400 196
200
0

Sumber: Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Palu (data diolah 2021).

Gambar 1.2
Data Jumlah UMKM Kuliner di Kota Palu Berdasarkan Kecamatan Periode
31 Desember 2020

Dari Gambar 1.2 di atas, dapat disimpulkan mengenai jumlah

perkembangan UMKM kuliner di Kota Palu yang terbagi berdasarkan tiap

kecamatan memiliki variasi jumlah pelaku UMKM yang berbeda-beda. Jumlah

yang tertinggi yaitu pada Kecamatan Mantikulore dengan jumlah (1137) pelaku
7

UMKM kuliner. Sedangkan, pada posisi terendah yaitu pada Kecamatan Tawaeli

dengan jumlah (196) pelaku UMKM kuliner.

Namun, peningkatan jumlah yang signifikan tersebut tidak diikuti oleh

kemampuan manajerial dan kemampuan bersaing dari pelaku usaha sehingga hal

tersebut dapat menurunkan kinerja usaha yang dijalankan. Pendapat tersebut

senada yang diungkapkan oleh Fahmi (2018) permasalahan yang terjadi pada

UMKM yaitu keahlian manajemen organisasi yang kurang baik, modal yang

terbatas, kurangnya saluran pemasaran, pengetahuan terhadap teknologi informasi

yang masih belum terampil, aturan dari birokrasi yang belum maksimal, dan

rendahnya akses informasi terhadap masyarakat. Lebih lanjut, pada tahun 2019

sampai 2020, banyak pelaku UMKM khususnya pada sektor kuliner mengalami

penurunan pendapatan akibat dari dampak yang ditimbulkan dari wabah covid-19

dan telah menyebar di berbagai daerah termasuk Indonesia hingga merambah di

Kota Palu. Akibat dari dampak tersebut, banyak masyarakat lebih melakukan

aktivitas di dalam rumah, sehingga daya beli masyarakat menurun (Masa,

2021). Sesuai dengan hal tersebut, pemerintah Kota Palu terus memberikan

perhatiannya terhadap pengembangan dan peningkatan di sektor UMKM.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengangkat penelitian dengan

judul “Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja

Pemasaran UMKM Kuliner di Kecamatan Mantikulore”. Alasan peneliti

memilih objek penelitian di Kecamatan Mantikulore selain menjadi potensi

dengan jumlah UMKM kuliner terbesar pertama di Kota Palu, juga sebagai

sumber data untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar dan orientasi


8

kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore?

2. Apakah orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore?

3. Apakah orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar dan orientasi

kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore.

2. Untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.

3. Untuk mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan wawasan

dan tambahan pengetahuan di bidang pemasaran khusunya mengenai

pengembangan usaha, strategi, dan jiwa wirausaha.


9

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pengambilan

keputusan bagi para pelaku UMKM kuliner untuk meningkatkan

kinerja pemasaran di sektor kuliner.

1.5 Sistematika Penelitian

Adapun uraian sistematika dalam penulisan skripsi yang direncanakan

terbagi menjadi beberapa bab sebagai berikut:

Bab Pertama, pada bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan dilaksanakannya penelitian, manfaat dari penelitian untuk

beberapa pihak, dan sistematika penulisan.

Bab Kedua, tinjauan pustaka adalah bab yang membahas teori yang mendukung

penelitian ini seperti teori manajemen pemasaran, bauran pemasaran, definisi

UMKM, orientasi pasar, orientasi kewirausahaan, dan kinerja pemasaran, serta

kajian empiris yang membahas mengenai penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, dan hipotesis.

Bab Ketiga, bab ini menjabarkan mengenai langkah-langkah yang digunakan

untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan memecahkan masalah yang diteliti.

Pada bab ini berisi tentang paradigma penelitian, jenis penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, definisi operasional

variabel, teknik pengumpulan data, uji instrumen penelitian, dan teknik analisa

data.
10

Bab Keempat, pada bab ini berisi tentang gambaran umum penelitian, deskripsi

hasil penelitian, hasil dan analisa uji hipotesis serta pembahasan mengenai hasil

penelitian yang telah diperoleh.

Bab Kelima, bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, saran kepada pemerintah

dalam upaya pengembangan dan pelatihan kepada pelaku UMKM terutama di

bidang kuliner, dan saran untuk penelitian selanjutnya.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis

Pada bagian kajian teoritis terdapat beberapa teori-teori yang peneliti

gunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu sebagai berikut:

2.1.1 Manajemen Pemasaran

Keberhasilan bagian keuangan, operasi, dan sektor bisnis lainnya sering

bergantung pada kemampuan manajemen pemasaran dengan tujuan untuk

mendapatkan profit (Amanda dan Rizkita, 2020).

Manajemen pemasaran adalah salah satu ilmu dalam manajemen, yang

selalu mengalami berbagai perkembangan dalam hal konsep dan aktivitasnya yang

disesuaikan dengan berbagai teori dan pelaksanaannya (Kotler dan Keller, 2012:

5). Menurut American Marketing Association atau AMA (2017) menuturkan

manajemen pemasaran sebagai segenap proses yang diawali dari aktivitas

memproduksi sampai dengan menyalurkannya kepada konsumen, serta bagaimana

membuat konsumen puas. Sudut pandang lain mengatakan bahwa pemasaran

didefinisikan sebagai segala aktivitas manajemen yang melibatkan seseorang atau

kelompok dalam memperoleh barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan,

melalui suatu proses yang dimulai dari memproduksi hingga mendistribusikannya

kepada konsumen (Sudarsono, 2020:2). Sedangkan menurut Firmansyah (2019: 2)

inti pemasaran yaitu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan

sehingga barang dan layanan yang ditawarkan dapat diterima oleh pelanggan dan

sosial.

11
12

Manajemen pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

bisnis perusahaan dan aktivitasnya mencakup proses implementasi dan

pendefinisian semua aspek produk ketika diproduksi sampai didistribusikan ke

tangan konsumen (Musafar, 2020). Dalam hal ini, peranan manajemen pemasaran

bukan sekedar mendistribusikan barang atau layanan kepada pelanggan, namun

bagaimana suatu barang atau layanan tersebut dapat memuaskan kebutuhan

pelanggan melalui keuntungan perusahaan (Shinta, 2011: 2). Tujuan dari kegiatan

pemasaran yang utama adalah menciptakan kepuasan kepada konsumen dengan

cara menciptakan harga yang bersaing dan memberikan nilai tambah dari suatu

barang atau jasa, melakukan proses distribusi barang atau jasa yang mudah

dijangkau konsumen, melakukan promosi yang efektif, serta selalu berorientasi

terhadap kepuasan pelanggan.

Kebutuhan, Pertukaran
Keinginan, dan Transaksi dan Pasar
Permintaan Hubungan

Nilai, Biaya, Pemasaran dan


Produk
dan Kepuasan pemasar

Sumber : Kotler and Keller (data diolah kembali 2020)

Gambar 2.1
Konsep Pemasaran
13

2.1.2 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah sautu usaha yang dilakukan oleh perusahaan

dalam menyusun strategi pemasaran. Menurut Musafar (2020) bauran pemasaran

adalah alat yang digunakan oleh sebuah perusahaan dalam merumuskan strategi

pemasarannya.

Kotler dan Keller (2012b: 18) menambahkan komponen baru dalam bauran

pemasaran yang disebut holistic marketing atau pemasaran holistik. Pemasaran

holistik adalah suatu aktivitas dalam pemasaran yang terintegrasi dari segi

pengembangan, metode, dan penerapan dalam pemasarannya. Di dalam

pelaksanaannya, pemasaran holistik memiliki empat komponen yaitu pemasaran

relasional, pemasaran terintegrasi, pemasaran internal, dan pemasaran yang

bertanggung jawab secara sosial. Berikut penjelasan bauran pemasaran yang

terdiri dari delapan komponen (Kotler & Amstrong, 2018: 77), yaitu:

1. Product (Produk)

Produk merupakan suatu output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang

memiliki nilai jual tertentu. Proses ini dimulai dari mengolah bahan mentah,

setengah jadi, hingga menjadi produk jadi yang siap di pasarkan. Pada umumnya

produk ini terbagi menjadi dua ada yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud

(intangible). Hal ini sama yang dikutip dari situs marketingmix.co.uk (2020) yang

mengatakan bahwa produk adalah barang yang dibuat atau diproduksi untuk

memenuhi kebutuhan sekelompok orang tertentu. Produk dapat berwujud atau

tidak berwujud karena dapat berupa jasa atau barang. Pemasar harus memastikan

untuk memiliki jenis produk yang tepat yang diminati pasar. Jadi selama fase
14

pengembangan produk, pemasar harus melakukan penelitian ekstensif tentang

siklus hidup produk yang mereka ciptakan.

2. Price (Harga)

Harga merupakan total uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk

menikmati suatu produk atau jasa. Harga juga memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap rencana pemasaran. Berikut adalah beberapa pertanyaan penting yang

harus ditanyakan pada pemasaran ketika menetapkan harga produk

(marketingmix.co.uk, 2020):

1. Berapa biaya yang pemasar keluarkan untuk memproduksi produk

tersebut?

2. Nilai produk apa yang dirasakan pelanggan?

3. Apakah menurut pemasar sedikit penurunan harga dapat meningkatkan

pangsa pasar secara signifikan?

4. Bisakah harga produk saat ini bersaing dengan harga produk pesaing?

3. Place (Tempat)

a. Lokasi memiliki peranan yang sangat vital. Organisasi harus memiliki

kemampuan membaca lokasi yang potensial agar barang yang

dipromosikan mudah disalurkan kepada konsumen. Pahami lokasi dari

dalam ke luar dan pemasar akan menemukan pemosisian serta saluran

distribusi yang paling efisien dan secara langsung berbicara dengan target

pasar. Rahmawati (2016: 13) ada banyak strategi distribusi, antara lain:

i. Distribusi intensif

ii. Distribusi eksklusif


15

iii. Distribusi selektif

iv. Waralaba

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam

mengembangkan strategi distribusi:

 Di mana klien mencari layanan atau produk?

 Pasar seperti apa yang dikunjungi calon klien?

 Bagaimana mengakses saluran distribusi yang berbeda?

 Bagaimana strategi distribusi berbeda dari pesaing?

 Apakah perlu berjualan di toko online?

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah suatu cara dari perusahaan untuk menarik minat konsumen

agar berminat dan membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam bauran

pemasaran, komponen ini memiliki peranan vital karena dapat berpengaruh

terhadap trademark dari perusahaan. Promosi memiliki beberapa komponen,

diantaranya:

a. Periklanan

b. Promosi penjualan

c. Hubungan masyarakat

d. Publisitas

e. Event sponsorship

f. Penjualan langsung
16

5. People (Orang)

Dalam bauran pemasaran, individu diartikan sebagai pelaku yang berkaitan

erat dengan operasional suatu bisnis. Untuk mengetahui individu yang sesuai

dengan target pasar, diperlukan penelitian mengenai jenis produk dan layanan

tersebut. People mencerminkan orang yang ada dalam perusahaan (karyawan)

dan luar perusahaan (pelanggan) (Rahmawati, 2016: 13). Kita tahu bahwa

keberhasilan pemasaran ditopang kesuksesan orang-orang yang ada dalam

perusahaan, tanpa mereka program yang disusun tidak akan bisa dijalankan

dengan baik. Perusahaan dituntut untuk menggeser pandangannya tentang

pelanggan, pelanggan harus dilihat secara utuh sebagai individu bukan hanya

sebagai orang yang membeli dan mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan.

6. Process (Proses)

Sistem dan proses perusahaan mempengaruhi layanan, sehingga perusahaan

harus memastikan bahwa perusahaan memiliki proses yang sesuai dengan biaya.

Proses mencerminkan kreativitas, disiplin, dan inovasi dalam pemasaran. Pemasar

membutuhkan kreativitas untuk mendapatkan pelanggan dan menjalin hubungan

jangka panjang dengan mereka. Pemasar dituntut selalu berinovasi dalam

membuat produk atau jasa untuk bisa memenuhi keinginan pelanggan yang

dinamis.

7. Programs (Program)

Program yang dimaksud adalah mengacu pada keseluruhan aktivitas yang

dilakukan perusahaan secara langsung kepada konsumen. Hal ini meliputi empat

bauran pemasaran serta serangkaian aktivitas pemasaran sebelumnya yang


17

mungkin tidak memiliki kesamaan dengan ppemasarngan lama tentang

pemasaran. Program mencerminkan keseluruhan aktivitas yang dirancang

perusahaan menjumpai dan meraih konsumennya. Program dirancang untuk

meraih konsumen melalui channel apapun, konsumen yang sering online ataupun

offline. Perusahaan bisa menjangkau dengan program terintegrasi.

8. Performance (Kinerja)

Kinerja yang dimaksud pada konteks pemasaran holistic menggambarkan

output yang memiliki keterkaitan terhadap keuangan dan yang bukan keuangan

seperti (ekuitas, label, dan konsumen). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

oleh Rahmawati (2016: 14) kinerja didefinisikan sebagai pemasaran holistik, yang

bisa mengakomodir berbagai output kegiatan pemasaran, berupa implikasi

finansial ataupun non-finansial (profitabilitas, ekuitas merek, dan ekuitas

pelanggan), implikasi terhadap eksternal perusahaan (tanggung jawab sosial,

hukum, etika, dan masyarakat terkait ).

Bauran Manajemen
pemasaran (4P) pemasaran
modern (4P)
1. Product
2. Place 1. People
3. Promotion 2. Process
4. Price 3. Programs
4. Performance

Gambar 2.2
Evolusi Manajemen Pemasaran
Sumber: Kotler dan Keller (2012b: 25)
18

2.1.3 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Berdasarkan peraturan undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (2017), dikemukakan bahwa:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau

badan perorangan dengan jumlah aset maksimal Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) dan jumlah omzet maksimal Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar. Usaha kecil dengan jumlah aset lebih dari Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sama dengan Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh perusahaan perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, ataupun menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan

usaha kecil. Usaha menengah dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sama dengan Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliyar rupiah) atau hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
19
Tabel 2.1
Kriteria UMKM Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
Tentang UMKM
Pelaku Usaha Kekayaan Bersih (Rp) Hasil Penjualan Tahunan (Rp)
Usaha Mikro Sampai dengan 50 juta Sampai dengan 500 juta
Usaha Kecil 50 - 500 juta 300 - 2,5 miliar
Usaha Menengah 500 - 10 miliar 2,5 - 50 miliar
sumber: (fiskal.depkeu.go.id, 2012)

2.1.4 Orientasi Pasar

Pendekatan orientasi pasar adalah salah satu praktik perusahaan dalam

menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi seperti persaingan merebut pasar

baru, perubahan lingkungan internal dan eksternal, serta penguasaan pasar.

Orientasi pasar memiliki peranan yang signifikan terhadap peningkatan kinerja

pemasaran (Buli, 2017; Hassen dan Singh, 2020; Ie dan Pratama, 2019; Wibisono,

2020). Organisasi yang mengimplementasikan orientasi pasar sebagai kebiasaan

atau keseharian dalam aktivitas perusahaan dapat digunakan sebagai strategi untuk

memaksimalkan pencapaian kinerja perusahaan (Wirawan, 2017).

Narver dan Slater (2000) mendefinisikan orientasi pasar sebagai suatu

sistem yang dianut oleh organisasi dalam membentuk perilaku yang diperlukan

untuk mencapai manfaat pelanggan yang maksimal dan hasil bisnis ke arah yang

lebih baik. Hal lain diungkapkan oleh Kohli dan Jaworski (1996) orientasi pasar

didefinisikan sebagai market intelligence (MI) dan dissemination of intelligence

yang relevan dengan kebutuhan pelanggan saat ini dan masa depan. Orientasi

pasar didefinisikan dengan suatu sistem yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan secara cara terus menerus (Deshpandé dan Farley, 1998; Mulyani dan

Mudiantono, 2015). Orientasi pasar berbeda dengan strategi inovasi produk

dimana fokusnya adalah pada penetapan nilai jual untuk barang yang sudah ada.

Kerugian utama dengan pendekatan orientasi pasar adalah kurangnya inovasi. Jika

manajer pemasaran menghabiskan seluruh waktu untuk memuaskan kebutuhan


20

pelanggan, maka akan terjadi lupa akan terobosan teknis yang mungkin ada.

Perusahaan yang berorientasi pada produk, di sisi lain cenderung lebih inovatif

secara teknis atau ilmiah, tetapi merugi karena kurang memiliki pengetahuan

tentang apa yang diinginkan oleh konsumen (MBN, 2020). Dalam hal ini,

kegiatan yang menjadi titik fokus adalah melakukan penjualan produk atau jasa

yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Dari definisi yang telah diuraiakan di atas, dapat disimpulan bahwa

orientasi pasar merupakan sebuah filosofi bisnis dimana fokus utama yaitu

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian Narver dan Slater (2000) terdapat tiga

konstruk dalam orientasi pasar yang berdimensi tunggal (one-dimension), yaitu

orientasi pelanggan (customer orientation), orientasi pesaing (competitor

orientation), dan koordinasi antar fungsi (interfunctional coordination).

1. Orientasi Pelanggan (Customer Orientation)

Kesuksesan persaingan saat ini sangat bergantung pada fokus terhadap

pelanggan secara berkelanjutan (Nwankwo, 1995). Asal usul orientasi pelanggan

bermula dari konsep pemasaran yang pada dasarnya adalah filosofi bisnis yang

menyatakan bahwa tujuan akhir organisasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pelanggan dengan tujuan memaksimalkan tujuan bisnis (Appiah-Adu

dan Singh, 1998).

Smirnova et al. (2018) orientasi pelanggan adalah seperangkat keyakinan

yang membentuk kebutuhan dan kepuasan sebagai prioritas bagi organisasi. Hal
21

lain diungkapkan oleh Slater dan Narver (2000) orientasi pelanggan didefinisikan

sebagai suatu sistem yang dianut oleh organisasi untuk menciptakan nilai superior

bagi pelanggan dan perusahaan melalui pemahaman mendalam tentang pelanggan

dan pesaing di semua fungsi bisnis.

2. Orientasi Pesaing (Competitor Orientation)

Fokus kompetisi adalah memahami bahwa penjual perlu mengidentifikasi

kekuatan, kelemahan, peluang dan strategi jangka pendek dari pesaing utamanya,

saat ini, dan yang paling potensial (Wulpemasarry, 2018; Zhou et al., 2007).

Tujuan dari fokus kompetitif ini adalah untuk memberikan dasar yang kuat untuk

perilaku eksekusi pesaing saat ini (Sorensen, 2009).

3. Koordinasi Antar Fungsi (Interfunctional Coordination)

Koordinasi antar fungsi yaitu penyebaran informasi mengenai konsumen

dan pesaing kepada seluruh fungsi dalam organisasi untuk menciptakan nilai

kepada pelanggan (Taleghani et al., 2013). Melalui koordinasi antar fungsi,

informasi yang didapatkan perusahaan dapat dijadikan sebagai alat pengambil

keputusan melalui beberapa fungsi dalam organisasi baik itu berupa informasi

mengenai strategi pesaing, maupun mengenai pelanggan potensial (Wirawan,

2017).

2.1.5 Orientasi Kewirausahaan

Kinerja bisnis suatu organisasi dapat tercermin melalui kegiatan orientasi

kewirausahaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Orientasi kewirausahaan

merupakan salah satu bidang ilmu dan pendekatan terbaru dalam meningkatkan

kinerja usaha. Orientasi kewirausahaan dapat memungkinkan perusahaan


22

mencapai peningkatan ekonomi yang berkelanjutan dan kompetitif (Ranto, 2016).

Orientasi kewirausahaan didefinisikan sebagai suatu istilah yang membahas

mengenai pola pikir perusahaan yang terlibat dalam mengejar usaha baru dan

memberikan manfaat terhadap kerangka kerja untuk meneliti aktivitas

kewirausahaan (Rauch dan Frese, 2009). Hal lain diungkapkan oleh Silviasih

(2016) orientasi kewiruasahaan didefinisikan sebagai kekuatan yang dimiliki oleh

wirausaha sebagai dasar dalam memperoleh peluang keberhasilan.

Dari penjelasan definisi tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

orientasi kewirausahaan adalah suatu hal yang dilakukan oleh perusahaan untuk

dapat membuat gagasan baru, mampu melihat peluang, dan mampu mengambil

keputusan dalam situasi yang tidak pasti.

Adapun dimensi dari orientasi kewirausahaan seperti yang diungkapkan

oleh Miller (1983) serta Covin dan Slevin (2006) adalah sebagai berikut:

1. Inovatif (Inovativeness)

Sikap inovatif adalah suatu sikap yang dimiliki wirausaha untuk

berpartisipasi dalam penemuan suatu alternatif baru yang berupa hasil dari produk

atau jasa dalam suatu siklus kerja yang baru (Ranto, 2016). Seorang wirausaha

dituntut harus memiliki kemampuan menciptakan hal baru dalam memproduksi

suatu produk, sehingga wirausaha harus bisa mempromosikan produk yang baru

dan otentik serta beda dari para pesaingnya (Wulpemasarri et al., 2012). Inovasi

mampu menghasilkan produk yang mempunyai superior value yang tinggi,

produk unik yang penuh inovatif, dan memberi unsur yang berbeda yang sulit

untuk ditiru (Wahyudiono, 2009).


23

2. Proaktif (Proactiveness)

Proaktif adalah sebuah tindakan untuk mengantisipasi masalah,

kebutuhan, dan mengatasi berbagai ancaman di masa depan. Oleh karena itu,

proaktif sangat penting bagi orientasi kewirausahaan karena merupakan forward-

looking disertai dengan aktivitas inovatif (Lumpkin dan Dess, 1996; Ranto, 2016).

Proaktif adalah kecenderungan untuk bertindak preventif daripada bereaksi

terhadap peristiwa setelah kejadian diketahui. Sikap Proaktif juga menyangkut

tentang bagaimana pentingnya sikap inisiatif dalam proses kewirausahaan.

Organisasi yang mengadopsi sikap proaktif adalah organisasi yang selalu

berperspektif mencari peluang (Dell, 2020). Organisasi semacam itu bertindak

sebelum menggeser permintaan pasar dan sering kali menjadi yang pertama

memasuki pasar baru.

3. Berani Mengambil Resiko (Risk Taking)

Berani mengambil resiko adalah suatu sikap yang diambil oleh wirausaha

dalam kondisi yang tidak pasti dan penuh resiko (Ranto, 2016). Hal lain

diungkapkan oleh Wirawan (2017) pengambilan resiko adalah kekuatan yang

dimiliki oleh wirausaha untuk mengambil keputusan dengan situasi ketidakpastian

yang tinggi dan penuh resiko. Untuk meminimalkan resiko yang terjadi,

wirausaha harus mampu menggabungkan antara estimasi dari resiko yang diambil

dan pengambilan resiko dari fungsi utama orientasi kewirausahaan.


24

2.1.6 Kinerja Pemasaran

Salah satu pencapaian dari keberhasilan sebuah perusahaan adalah dengan

melihat prestasi yang diperoleh dari kinerja pemasaran. Karena kinerja pemasaran

dapat mencerminkan hasil dari sebuah kegiatan yang dijalankan perusahaan dan

sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan (Hendrayati dan

Gaffar, 2016; Oktavianus, 2020; Sari, 2010; Wirawan, 2017; Yasa et al., 2020).

Hal yang sama diutarakan oleh Clark et al. (2014) Kinerja pemasaran dijelaskan

sebagai kegiatan dalam bisnis perusahaan yang membawa dampak terhadap

keberhasilan atau presetasi dari sebuah kinerja pemasaran. Dalam hal ini, kinerja

pemasaran dapat dijadikan sebagai tolak ukur apakah perusahaan telah berhasil

mencapai target yang maksimal (Hatta, 2015). Untuk menghadapi persaingan

bisnis yang semakin kompetitif dan perubahan zaman, kinerja pemasaran dapat

dijadikan sebagai acuan strategi bagi perusahaan untuk mencapai keunggulan

yang kompetitif (Pertiwi dan Siswoyo, 2016).

Oleh karena itu, pemasar perlu memperhitungkan berbagai faktor-faktor lain

seperti politik, lingkungan, dan aktivitas dari pemasaran. Jadi, tugas utama

perusahaan adalah bagaimana mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan dari

konsumen serta dengan selalu berorientasi dengan menciptakan nilai tambah bagi

pelanggan (Handoyo, 2015).

Menurut Widihastuti dan Santoso (2012) dimensi dari kinerja pemasaran

terdiri dari pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan pertumbuhan

profit.
25

1. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)

Kusuma (2015) pertumbuhan penjualan merupakan peningkatan jumlah

kuantitas yang diproduksi perusahaan dalam kurun waktu tertentu. pertumbuhan

penjualan dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi perusahaan apakah kuantitas

yang diproduksi sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

(Amanah, 2015).

Pertumbuhan penjualan digunakan sebagai tolak ukur apakah kuantitas

atau jumlah produk yang diproduksi sudah mencapai hasil yang telah ditetapkan

perusahaan dengan cara membandingkan jumlah unit yang diproduksi pada saat

ini dan pada jumlah unit tahun sebelumnya (Wirawan, 2017).

2. Pertumbuhan Pelanggan

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan

pelanggan yaitu dengan melakukan evaluasi terhadap volume penjualan dan

tingkat rata-rata konsumsi dari konsumen. Perusahaan harus mampu menjaga

kualitas layanan, permintaan pasar, melakukan sistem pemasaran yang terpusat,

dan menjaga kebutuhan konsumen secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan yaitu

untuk meningkatkan pertumbuhan dari banyaknya permintaan dari konsumen

akan suatu produk atau jasa sehingga terjadi pertumbuhan pelanggan.

3. Pertumbuhan Profit

Analisis profitabilitas berdasarkan evaluasi dampak strategi dan rencana

pemasaran terhadap keuntungan produk dan jasa (Primanita, 2017).


26

2.2 Kajian Empiris

Pada penelitian terdahulu terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM yang dapat

memberikan informasi untuk penulis yaitu sebagai berikut:

Yasa et al. (2020) dengan judul riset “The Business Performance of

Culinary Sector: A Study of SMEs Sector in Bali (Kinerja Bisnis dari Sektor

Kuliner: Studi Kasus Sektor UMKM di Bali)”. Pada riset ini, peneliti memperoleh

hasil yaitu orientasi kewirausahaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kinerja pemasaran UMKM kuliner, strategi inovasi bisnis secara tidak langsung

memiliki hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran

UMKM kuliner, dan strategi invoasi bisnis memiliki hubungan secara individu

terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kota Bali. 120 pelaku usaha

UMKM kuliner yang peneliti gunakan dan telah diuji validitas dan reliabilitas-

nya. Structural Equation Modelling adalah alat analisis yang peneliti gunakan

pada riset ini.

Penelitian yang diungkapkan oleh Ie dan Pratama (2019) dengan judul

“Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja UMKM

Sektor Ritel” menyatakan bahwa baik secara individu maupun serempak orientasi

pasar dan orientasi kewirausahaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kinerja UMKM sektor ritel. Jakarta Barat merupakan lokasi yang dipilih oleh

peneliti untuk dijadikan populasi UMKM sektor ritel. Regresi linier berganda

digunakan sebagai metode analisis dengan teknik penarikan sampel secara

purposive sampling.
27

Prasetyo dan Wijaya (2019) yang diberi judul riset “Pengaruh Orientasi

Kewirausahaan dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja UMKM di bidang

Kuliner”. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa seluruh variabel baik secara

individu maupun serempak memiliki pengaruh terhadap kinerja UMKM pada

sektor kuliner di Pasar Lama Tangerang. Teknik penarikan secara purposive yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini.

Riset yang dilakukannoleh Aulia et al. (2019) dengan judul

“Meningkatkan Kinerja Pemasaran Melalui Orientasi Pasar dan Orientasi

Kewirausahaan” terdapat 44 pemilik UKM kuliner digunakan sebagai sampel

pada riset ini dan dilakukan di seluruh UMKM kuliner di wilayah Ciganjur,

Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan alat analisis PLS. Berdasarkan hasil

analisis, dinyatakan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh terhadap kinerja

pemasaran UMKM kuliner. Namun, orientasi kewirausahaan tidak memiliki

pengaruh terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner.

Penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2016) diperoleh hasil bahwa

komponen dalam orientasi kewirausahaan yang terdiri dari dimensi inovatif,

pengambilan resiko, dan sikap proaktif secara individu maupun serempak

memiliki pengaruh terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di wilayah

Bantul, Yogyakarta. Pelaku UMKM kuliner yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini berlokasi di wilayah kampus UMY, ALMA ALTA, STIKES Ayani,

dan BSI.
28

Tabel 2.2
Persamaan dan Perbedaan Terhadap Penelitian Terdahulu
Nama, Tahun, dan Persamaan Perbedaan
No. Hasil Penelitian
Judul Penelitian Penelitian Penelitian
1 “The Business Pada riset ini, Menggunakan Menggunakan
Performance of peneliti memperoleh dimensi inovatif, variabel
Culinary Sektor: A hasil yaitu orientasi proaktif, dan berani independen
Study of SMEs Sektor in kewirausahaan mengambil resiko. (bebas) orientasi
Bali. memiliki hubungan Teknik penarikan kewirausahaan.
Yasa et al (2020)” yang signifikan sampel secara Variabel strategi
terhadap kinerja purposive sampling Inovasi bisnis
pemasaran UMKM sebagai variabel
kuliner, strategi intervening. Alat
inovasi bisnis secara analisis
tidak langsung menggunakan
memiliki hubungan SEM-PLS
antara orientasi
kewirausahaan
terhadap kinerja
pemasaran UMKM
kuliner, dan strategi
invoasi bisnis
memiliki hubungan
secara individu
terhadap kinerja
pemasaran UMKM
kuliner di Kota Bali.
2 “Pengaruh Orientasi menyatakan bahwa Orientasi pasar Orientasi
Kewirausahaan Dan baik secara individu diukur dari tiga kewirausahaan
Orientasi Pasar maupun serempak dimensi yaitu diukur dari lima
Terhadap Kinerja Pada orientasi pasar dan orientasi pelangan, dimensi, yaitu
Usaha Kecil dan orientasi orientasi pesaing, inovatif,
Menengah Sektor Ritel. kewirausahaan dan koordinasi pengambilan
Mei Ie dan Vincent memiliki hubungan antara fungsi. Alat resiko, proaktif,
Pratama (2019)” yang signifikan analisis agresifitas
terhadap kinerja menggunakan kompetitif, dan
UMKM sektor ritel. regresi linier otonomi.
berganda
3 “Pengaruh orientasi Dalam penelitian ini Menggunakan Menggunakan
kewirausahaan dan diperoleh hasil dimensi inovatif, variabel X1
orientasi pasar terhadap bahwa seluruh proaktif, dan berani orientasi
kinerja UMKM pada variabel baik secara mengambil resiko kewirausahaan
bidang kuliner di Pasar individu maupun dan orientasi
Lama Tangerang. serempak memiliki pasar X2. Alat
Prasetyo dan Wijaya pengaruh terhadap analisis
29

Nama, Tahun, dan Persamaan Perbedaan


No. Hasil Penelitian
Judul Penelitian Penelitian Penelitian
(2019)” kinerja UMKM pada menggunakan
sektor kuliner di partial least
Pasar Lama square
Tangerang.
4 “Meningkatkan Kinerja Berdasarkan hasil Menggunakan Kinerja
Pemasaran melalui analisis, dinyatakan variabel X1 Pemasaran (Y)
Orientasi Pasar dan bahwa orientasi orientasi pasar dan diukur melalui
Orientasi pasar memiliki orientasi indikator pangsa
Kewirausahaan Aulia et pengaruh terhadap kewirausahaan X2 pasar, kepuasan
al (2019)” kinerja pemasaran pelanggan,
UMKM kuliner. strategi harga
Namun, orientasi dan kualitas
kewirausahaan tidak produk. Variabel
memiliki pengaruh orientasi pasar
terhadap kinerja dikukur tidak
pemasaran UMKM menggunakan
kuliner. dimensi
koordinasi antar
fungsi. Alat
analisis yang
digunakan partial
least square (3.0)
5 “Pengaruh orientasi diperoleh hasil Alat analisis Menggunakan
kewirausahaan terhadap bahwa komponen menggunakan variabel X1
kinerja UMKM bidang dalam orientasi regresi linier inovatif, X2
kuliner di Yogyakarta. kewirausahaan yang berganda. Teknik proaktif, dan X3
Ranto (2016)” terdiri dari dimensi penarikan sampel berani mengambil
inovatif, secara purposive resiko.
pengambilan resiko, sampling
dan sikap proaktif
secara individu
maupun serempak
memiliki pengaruh
terhadap kinerja
pemasaran UMKM
kuliner di wilayah
Bantul, Yogyakarta.
-Sumber: Penelitian Terdahulu (Jurnal).-

2.3 Hubungan Antar Penelitian

Hubungan antar variabel yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh orientasi pasar (X1) dan orientasi kewirausahaan (X2)
30

terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner (Y) di Kecamatan Mantikulore, yang

digambarkan ke dalam suatu model penelitian sebagai berikut:

KAJIAN EMPIRIS KAJIAN TEORITIS


1. Yasa et al. (2020) The Business Performance 1. Definisi Manajemen Pemasaran (AMA, 2017)
of Culinary Sector: A Study of SMEs Sector 2. Definisi Bauran Pemasaran (Musafar, 2020)
In Bali 3. Delapan Komponen Bauran Pemasaran
2. Ie dan Pratama (2019) Pengaruh Orientasi (Kotler dan Keller, 2012: 18)
Kewirausahaan dan Orientasi Pasar Terhadap 4. UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM
Kinerja Pada Usaha Kecil dan Menengah 5. Definisi Orientasi Pasar (Narver dan Slater,
Sektor Ritel 2000)
3. Prasetyo dan Wijaya (2019) Pengaruh 6. Dimensi Orientasi Pasar (Narver dan Slater,
Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar 2000)
Terhadap Kinerja UMKM Pada Bidang 7. Definisi Orientasi Kewirausahaan (Miller,
Kuliner di Pasar Lama Tangerang 1983)
4. Aulia et al. (2019) Meningkatkan Kinerja 8. Dimensi Orientasi Kewirausahaan (Miller,
Pemasaran Melalui Orientasi Pasar dan 1983; Covin dan Slevin, 2006)
Orientasi Kewirausahaan 9. Definisi Kinerja Pemasaran (Clark et al.,
5. Ranto (2016) Pengaruh Orientasi 2014)
Kewirausahaan Terhadap Kinerja UMKM 10. Dimensi Kinerja Pemasaran (Widihastuti dan
Bidang Kuliner di Yogyakarta Santoso, 2012)

Variabel Independen:
Orientasi Pasar (X1)
Orientasi Kewirausahaan (X2)
Variabel Dependen:
Kinerja Pemasaran (Y)

Orientasi Pasar
(X1)

Kinerja Pemasaran
(Y)

Orientasi
Kewirausahaan
(X2)

Gambar 2.3
Kerangka Hipotesis Penelitian
Keterangan: Pengaruh secara serempak
Pengaruh secara parsial
31

2.4 Hipotesis Penelitian

Dari kerangka pemikiran di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

1. Orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore.

2. Orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran

UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.

3. Orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.


BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian

Dalam paradigma penelitian ini, pendekatan positivistik digunakan dan

metode kuantitatif yang dipilih oleh peneliti. Oleh karena itu, paradigma yang

dimaksud adalah keadaan pikiran, yang mengungkapkan pengaruh diantara

variabel yang diteliti, dan menggambarkan apa yang perlu dijawab berdasarkan

pertanyaan yang diajukan dan teori yang digunakan dalam penelitian, rumusan

masalah, dan metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian

(Sugiyono, 2015: 42). Peneliti harus mendefinisikan masalah penelitian, variabel

penelitian, meneliti populasi atau sampel tertentu, pengambilan data dengan

menggunakan instrumen penelitian, dan menguji hipotesis yang telah dibuat

(Sugiyono, 2015: 8).

Jika dihubungkan dengan penelitian ini, yang akan melihat hubungan antara

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran serta akan

dilihat hubungan secara kausal (sebab-akibat) antara orientasi pasar dan orientasi

kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore. Paradigma di dalam penelitian ini mempunyai dua variabel

independen/bebas (X1 dan X2) orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan dan

satu variabel terikat (Y) yaitu kinerja pemasaran. Dari paradigma di atas, terlihat

bahwa dalam penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah yang sekaligus

mencerminkan isi secara keseluruhan dalam penelitian ini.

32
33

3.2 Jenis Penelitian

Riset konklusif merupakan sebuah riset yang digunakan untuk menguji

hipotesis dan menjelaskan hubungan yang spesifik. Hasil dari riset ini, digunakan

sebagai input untuk manajer dalam pengambilan keputusan. Menurut Malhotra

(2010: 71) dalam penelitian konklusif terbagi menjadi dua yaitu riset deskriptif

dan kausal. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan objek secara

lebih rinci tentang suatu gejala atau fenomena. Riset deskriptif adalah sebuah

penelitian yang tujuan utamanya yaitu menjelaskan dan menggambarkan ciri-ciri

atau fungsi-fungsi pasar serta harus menjawab pertanyaan dari who, what, when,

where, why, dan cara yang dilakukan dalam sebuah riset. Penelitian deskriptif

merupakan kelanjutan dari penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif secara

lebih detail menjelaskan berbagai informasi untuk keperluan penelitian. Dalam

riset ini, deskriptif dilakukan untuk menyelidiki bagaimana hubungan antara

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM

kuliner di Kecamatan Mantikulore. Penelitian kausal digunakan untuk mengukur

kausalitas dalam hubungan seperti "x dan y". Kausalitas adalah suatu kondisi

dimana satu atau lebih variabel mempengaruhi satu atau lebih variabel lainnya

(Burns et al., 2017: 102).

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian kausal (sebab-akibat) yang

digunakan dalam peneitian ini. Penelitian kausal adalah suatu penelitian yang

berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara variabel penyebab dan variabel

yang menjadi akibat/dependen (Malhotra, 2010: 81). Riset kausal yang digunakan

dalam hal ini yaitu untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas (X)
34

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap variabel terikat (Y) kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Jadi, jenis penelitian

deskriptif-kausal dengan pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian

ini.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada seluruh UMKM Kuliner di

Kecamatan Mantikulore, Sulawesi Tengah. Waktu penelitian direncanakan

dilakukan menghabiskan waktu 2 bulan dimulai pada bulan Oktober hingga

November 2021.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Sugiyono (2015: 80) populasi merupakan suatu keseluruhan wilayah atau

kondisi yang memiliki karakteristik yang sama dan terdiri atas objek atau subjek,

kemudian peneliti menetapkan sebagai pengambilan kesimpulan. Populasi dalam

penlitian ini merupakan seluruh pelaku UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore. Berdasarkan data yang berada di latar belakang diketahui jumlah

populasi pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore sebesar (1137). Hasil

tersebut setelah dilakukan observasi selama 1 Minggu di Kecamatan Mantikulore,

ada beberapa usaha kuliner yang sudah tidak beroperasi. Hal ini disebabkan faktor

gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu pada pada tanggal 28 September

2018. Sehingga berdasarkan hasil tersebut, jumlah populasi dalam penelitian ini

tidak diketahui.
35

3.4.2 Sampel

Sugiyono (2015: 81) sampel adalah sebagian kecil dari populasi dan

karakteristiknya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik

UMKM kuliner yang berada di Kecamatan Mantikulore.

Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

teori Roscoe (dalam Sugiyono, 2013: 90) apabila dalam sebuah penelitian akan

dilakukan analisis multivariat (korelasi atau regresi linier berganda), maka jumlah

sampel 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini

berjumlah 3 variabel, di mana terdiri dari 2 variabel independen (bebas) yaitu

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan dan 1 variabel dependen (terikat)

yaitu kinerja pemasaran UMKM kuliner. Berdasarkan hal tersebut, maka

ditetapkan banyaknya sampel dengan ketentuan 15(2+1) variabel yaitu 45 sampel.

Alasan peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 45 yaitu untuk menghindari

nilai minimum.

Teknik penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2015: 85) purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang dilakukan atas pertimbangan tertentu. Adapun kriteria-kriteria

sampel yang dijadikan pertimbangan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pelaku usaha minimal mempunyai 2 karyawan

2. Usaha telah berdiri tiga tahun

3. Bersedia mengisi kuesioner

4. Pelaku usaha minimal berusia 25 tahun


36

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1. Jenis Data

Sugiyono (2015: 15) jenis data berdasarkan sifatnya terbagi menjadi dua,

yaitu:

1. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat dihitung dan dapat diukur

secara langsung sebagai suatu variabel angka atau bilangan. Pada

penelitian ini data kuantitatif berupa hasil pengolahan data kuesioner yang

dibagikan kepada pelaku UMKM kuliner yang berada di Kecamatan

Mantikulore.

2. Data kualitatif merupakan jenis data berupa gambar, tabel, hasil

wawancara, dokumentasi maupun hasil observasi. Dalam hal ini, data

dokumentasi dari pelaku UMKM kuliner digunakan sebagai data kualitatif

3.5.2. Skala Data

Riadi (2016: 49) data ordinal adalah data kuantitatif dengan karakteristik

yang lebih tinggi dari data nominal karena memiliki urutan tertentu berdasarkan

kategori. Dalam data ordinal juga tingkat pengukuran dikelompokkan berdasarkan

urutan. Urutan ini biasanya dinyatakan dalam istilah "lebih", "kurang" atau

"sangat setuju", "setuju", "tidak setuju" dan "sangat tidak setuju". (Priyono, 2008:

94). Pada skala likert, responden akan diberikan pernyataan-pernyataan dengan

beberapa alternatif jawaban yang dianggap responden paling tepat kemudian

diberi kategori bobot penilaian seperti dalam tabel berikut ini.


37

Tabel 3.1
Skala Likert
Keterangan Simbol Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono (2015: 94)

3.5.3. Sumber Data

Menurut Riadi (2016: 48) referensi data yang diambil dalam penelitian ini

yaitu:

1. Data primer adalah jenis data yang berisi informasi yang berasal dari

sumber asli atau data yang diperoleh langsung dari yang diwawancarai.

Data utama penelitian ini diperoleh dengan menginput identitas

narasumber berupa (nama, jenis kelamin, pendidikan dan usia) serta

pemahaman yang berkaitan dengan penelitian dari pelaku UMKM kuliner

di Kecamatan Mantikulore.

2. Data sekunder merupakan jenis data yang berisi informasi dan berasal dari

sumber kedua dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder

berupa hasil yang didapatkan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kecamatan

Mantikulore, BPS, dan beberapa referensi dari jurnal.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini melibatkan beberapa

variabel bebas yakni variabel orientasi Pasar (X1) dan orientasi Kewirausahaan

(X2). Variabel terikat yaitu kinerja pemasaran UMKM Kuliner di Kecamatan

Mantikulore (Y). Untuk memperjelas variabel tersebut maka perlu dilakukan

penegasan operasional.
38

1. Variabel Orientasi Pasar (X1)

Variabel ini menjelaskan mengenai bagaimana pelaku UMKM kuliner dapat

menciptakan nilai unggul kepada pelanggan dan kepuasan pelanggan dalam

jangka panjang. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah (Narver dan Slater,

2000):

a. Orientasi Pelanggan/Customer Orientation

b. Orientasi Pesaing/Competitor Orientation

c. Koordinasi antar fungsi/Coordination Interfunctional

2.. Variabel Orientasi Kewirausahaan (X2)

Variabel dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana pelaku UMKM kuliner

dapat menciptakan inovasi produk baru, mengambil resiko, dan mengambil

keputusan di masa yang akan datang. Adapun indikator dalam penelitian ini

adalah (Miller 1983; Covin dan Slevin, 2006):

a. Inovatif/Inovativeness

b. Proaktif/Proactiveness

c. Pengambilan Resiko/Risk Taking

3. Variabel Kinerja Pemasaran (Y)

Variabel dalam penelitian ini menjelaskan ukuran prestasi dari hasil kegiatan

yang dilakukan secara menyeluruh oleh UMKM kuliner. Kinerja pemasaran

merupakan faktor yang sering digunakan untuk mengukur dampak strategi yang

ditetapkan sebagai strategi dalam memasarkan produk. Adapun indikator dalam

penelitian ini adalah (Widhiastuti dan Santoso, 2012):


39

a. Pertumbuhan penjualan

b. Pertumbuhan Pelanggan

c. Pertumbuhan Profit
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

No. Item
No. Variabel Dimensi Indikator
Pernyataan
1. Kepuasan konsumen
Orientasi pelanggan 2. Penyediaan layanan 1-9
3. Keinginan pelanggan
Orientasi Pasar 4. Kebutuhan pelanggan
(X1)
1 1. Respon cepat
Narver dan 10-13
(Slater, 2000) Orientasi pesaing 2. Strategi bersaing
3. Aktivitas pesaing
Koordinasi antar Koordinasi antar 14-15
fungsi departemen
1. Penciptaan produk baru
2. Pengembangan produk 16-19
Inovatif
3. Penggunaan teknologi
1. Sikap pantang
Orientasi menyerah
Kewirausahaan 2. Kemampuan 20-23
(X2) Proaktif
2 mengambil inisiatif
(Miller, 1983;
Covin dan 3. Mengidentifikasi
Slevin, 2006) peluang
1. Sikap optimis
2. Berani bertindak 24-27
Pengambilan resiko
3. Mampu melakukan
pencegahan resiko

Pertumbuhan 28
Kinerja 1. Peningkatan produksi
penjualan
Pemasaran (Y)
Widihastuti Pertumbuhan
3 2. Peningkatan jumlah 29
dan santoso pelanggan
(2012) pelanggan
3. Jumlah laba mengalami
30-31
Pertumbuhan profit peningkatan selama 3
tahun terakhir
40

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013: 137) dari sudut ppemasarng metode dalam pengumpulan

data, ada beberapa teknik yang dapat diimplementasikan yaitu:

1. Wawancara salah satu metode yang digunakan sebagai teknik

pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan penelitian pendahuluan

untuk menemukan masalah yang akan dipelajari, dan ketika peneliti ingin

mempelajari lebih lanjut tentang orang yang diwawancarai dan sejumlah

kecil orang yang diwawancarai. Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para

pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.

2. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Peneliti dalam hal ini mengedarkan

kuesioner kepada para pelaku UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore.

3. Observasi merupakan metode pengumpulan data penelitian dengan

melibatkan perilaku manusia, proses kerja, fenomena alam, dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi yang dilakukan

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan melihat kondisi

kuliner di wilayah Mantikulore.


41

3.8 Uji Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengukur

keakuratan dan keabsahan suatu instrumen. Validitas instrumen dapat

mencerminkan tingkat keakuratan alat ukur yang digunakan untuk

menginterpretasikan sasaran pokok pengukuran. Sugiyono (2013: 126) syarat

minimum suatu item instrumen dinyatakan valid jika r = 0.3. Jadi, jika korelasi

antar item kurang dari 0.3 maka item dalam instrumen tersebut tidak valid. Uji

validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seluruh item pernyataan

yang diajukan dalam instrumen (kuesioner) penelitian benar-benar dapat

mengukur variabel-variabel yang hendak diamati. Uji validitas dilakukan di

Kecamatan Mantikulore diluar dari objek yang akan diteliti yaitu di Kecamatan

Mantikulore. Penyebaran kuesioner dilakukan secara offline dan online dengan

jumlah minimal 20 sampel dan dilakukan pada bulan November 2021. Berikut

ditampilkan hasil uji validitas dengan menggunakan software SPSS.

Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Corrected
Variabel Status
No. Indikator Penelitian Item-Total
Penelitian Item
Correlation
X1.2 Menerima permintaan pembuatan bentuk
makanan dan minuman sesuai dengan keinginan 0.732 Valid
konsumen.
X1.3 Saya tidak pernah menerima adanya keluhan dari
0.391 Valid
Orientasi Pasar konsumen atas makanan dan minuman yang dibelinya.
1
(X1) X1.4 Saya berusaha memberikan pelayanan yang baik
untuk kepuasan konsumen 0.856 Valid
X1.5 Ketika saya mengetahui bahwa konsumen
menginginkan saya untuk melakukan variasi makanan 0.538 Valid
dan minuman, saya berusaha melakukannya.
42

Corrected
Variabel Status
No. Indikator Penelitian Item-Total
Penelitian Item
Correlation
X1.6 Saya secara berkala mengkaji ulang usaha-usaha
pengembangan kuliner untuk menjamin bahwa usaha 0.833 Valid
kuliner saya sesuai dengan keinginan konsumen
X1.7 Saya selalu bersikap terbuka untuk menerima kritik
dan saran dari konsumen 0.826 Valid
X1.8 Ketika saya menemukan bahwa pelanggan saya
tidak puas dengan produk kuliner saya, saya berusaha 0.851 Valid
melakukan tindakan koreksi dengan segera
X1.9 Saran dari konsumen digunakan untuk proses
pengembangan produk 0.867 Valid
X1.10 Saya selalu mengawasi aktivitas yang dilakukan
oleh pesaing (jika pesaing mengeluarkan bentuk produk 0.600 Valid
dan harga baru) maka saya segera meresponnya
X1.11 Saya selalu mengamati perkembangan yang
dilakukan pesaing dalam memasarkan produknya 0.486 Valid
X1.12 Saya mengambil hal-hal positif dari usaha lain
untuk memperbaiki produk yang saya hasilkan 0.728 Valid
X1.13 Saya secara cepat merespon tindakan-tindakan
pesaing yang berkenaan dengan strategi dan penetapan 0.639 Valid
harga
X1.14 Mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada dalam
usaha secara cermat. 0.813 Valid
X1.15 Saya dan karyawan selalu mengumpulkan
informasi mengenai selera konsumen. 0.860 Valid

X2.1 Menciptakan usaha baru dengan bentuk dan


0.663 Valid
varian rasa yang belum pernah diproduksi.
X2.2 Membuat inovasi kuliner yang sulit untuk ditiru
0.666 Valid
pesaing.
X2.3 Memunculkan ide baru untuk mempromosikan
Orientasi 0.680 Valid
produk dengan melihat tren pasar
2 Kewirausahaan
(X2) X2.4 Memasarkan usaha kuliner melalui jejaring sosial 0.558 Valid

X2.5 Saya selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk


0.818 Valid
menjalankan usaha demi mendapatkan keuntungan
X2.6 Saya selalu berusaha dengan maksimal untuk
0.889 Valid
kemajuan usaha kuliner yang saya jalankan
X2.7 Saya selalu mempunyai ide-ide untuk kemajuan
0.808 Valid
usaha kuliner yang saya jalankan
43

X2.8 Mampu mengidentifikasi peluang usaha yang akan


0.835 Valid
datang
X2.9 Optimis dalam mengambil tindakan nyata untuk
0.825 Valid
mengatasi masalah yang terjadi dalam usaha
X2.10 Bersikap optimis dalam memproduksi jumlah
makanan dan minuman lebih dari yang ditargetkan untuk 0.611 Valid
mengantisipasi adanya kenaikan permintaan konsumen.
X2.11 Saya selalu memiliki komitmen yang kuat atas
0.866 Valid
usaha yang saya jalankan
X2.12 Bertanggung jawab atas tindakan yang saya
0.866 Valid
lakukan
X2.13 Mampu meminimumkan resiko usaha yang
0.860 Valid
dijalankan
Y1. Terjadi pertumbuhan dalam penjualan produk
kami, ketika menerapkan orientasi pasar dan orientasi 0.811 Valid
kewirausahaan
Kinerja Y2. Terjadi peningkatan jumlah pelanggan kami, ketika
3 0.779 Valid
Pemasaran (Y) menerapkan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan
Y3. Terjadi peningkatan omset penjualan, ketika kami
0.786 Valid
menerapkan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 21, Desember 2021 (Lampiran III)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah rumus yang digunakan untuk mengukur keandalan

dari instrumen penelitian. Uji reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk

mengukur indikator dari variabel penelitian atau konstruksi. Dalam pengujian ini,

peneliti mengukur tingkat keandalan suatu variabel dengan melihat nilai

signifikansi Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. Suatu indikator dari variabel

dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0.60 (Ghozali, 2013: 47). Uji

reliabilitas dilakukan di Kecamatan Mantikulore diluar dari objek yang akan

diteliti yaitu di Kecamatan Mantikulore dengan jumlah sampel sebanyak 20

responden. Penyebaran kuesioner dilakukan secara offline dan online dengan


44

menggunakan google form yang berlangsung di bulan November 2021. Berikut

ditampilkan hasil uji validitas dengan menggunakan software SPSS.

Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Alpha Alpha
No. Variabel Penelitian Status Item
Croanbach’s Toleransi
1. Orientasi Pasar (X1) 0,910 0,6 Reliabel
2. Orientasi Kewirausahaan (X2) 0,923 0,6 Reliabel
3. Kinerja Pemasaran (Y) 0,924 0,6 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 21, Oktober 2021

3.9 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik berfungsi sebagai evaluasi terhadap pola dalam regresi

linier berganda yang digunakan untuk menghasilkan nilai yang ideal. Ada

beberapa langkah untuk melakukan uji asumsi klasik, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk memeriksa apakah variabel independen dan

variabel dependen (noise) dalam model regresi berdistribusi normal (Ghozali,

2013: 160). Model regresi linier yang baik adalah normal atau mendekati

distribusi normal data. Uji normalitas dilakukan dengan mengamati sebaran data

(titik) sepanjang diagonal dan sumbu grafik.

a. Jika data tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi linier memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi linier

tidak memenuhi uji asumsi normalitas.


45

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas berfungsi untuk melihat apakah suatu variabel

memiliki hubungan atau korelasi antara dua variabel bebas atau (X). Model

regresi linier yang baik seharusnya tidak menunjukkan adanya korelasi antar

variabel penjelas (Ghozali, 2013: 105). Uji multikolinieritas dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu:

a. Nilai tolerance dan lawannya

b. Nilai VIF (Variance Inflation Factors) jika tolerance ≤10 sama dengan

nilai VIF ≥ 10 maka menunjukkan multikolinearitas dan sebaliknya.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas menurut Ghozali (2013: 139) berfungsi untuk

mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan ke

pengamatan lain dalam model regresi dengan mengamati ada tidaknya pola

tertentu pada grafik, dengan sumbu X dan Y yang diprediksi dan sumbu X sebagai

residual (diprediksi Y – Y sebenarnya) yang diprediksi. Dasar pengambilan

keputusan dalam tes ini adalah:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, dan menyempit,

maka terjadi gelaja heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik melebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.
46

3.10 Metode Analisis

Pada uji regresi linier berganda digunakan untuk melihat besarnya

pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian

ini, yang menjadi variabel bebas adalah orientasi pasar dan orientasi

kewirausahaan, sedangkan kinerja pemasaran sebagai variabel terikat.

Dalam regresi linier berganda pada umumnya rumus yang digunakan

sebagai berikut (Riadi, 2016: 146).

Y = a +b1X1 + b2X2 + ……+ bnXn

Rumus regresi linier berganda di atas digunakan apabila dalam penelitian

minimal memiliki 2 variabel independen (X). Apabila syarat tersebut telah

terpenuhi, maka rumus yang ditetapkan telah memenuhi syarat. Komponen

penelitian yang diterapkan dalam rumus regresi linier berganda ini yakni orientasi

pasar (X1) dan orientasi kewirauhsaan (X2) serta variabel (Y) yaitu kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.

Apabila rumus di atas diaplikasikan ke dalam penelitian ini, maka model

regresi linier berganda yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Kinerja Pemasaran UMKM Kuliner di Kecamatan Mantikulore

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi

X1 = Orientasi Pasar

X2 = Orientasi Kewirausahaan
47

3.11 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah variabel

yang akan diuji dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dengan cara

melihat taraf signifikansi dari masing-masing variabel. Sehingga hasil dari uji

hipotesis dapat diketahui apakah pernyataan yang diuji memiliki pengaruh yang

signifikan secara statistik. Dalam menguji hipotesis, cara yang dapat dilakukan

adalah:

3.11.1 Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi Ganda (Uji F)

Pada tes ini, digunakan dalam penelitian apakah variabel bebas/X secara

bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat/Y (Ghozali, 2013:

98). Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

pengaruh secara serempak, yaitu dengan cara melakukan perbandingan antara F-

hitung dengan nilai F-tabel dan dengan mengetahui nilai taraf signifikansi pada

kolom Anova pada software SPSS.

Adapun dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji F (secara simultan)

adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai sig. F (Probability) ≤ α = 0,05 artinya semua variabel X

(orientasi pasar dan oreintasi kewirausahaan) secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap variabel Y (kinerja pemasaran). Berdasarkan hasil

tersebut, maka uji sig. F diterima.

b. Jika nilai sig. F (Probability) > α = 0,05 artinya variabel X (orientasi pasar

dan orientasi kewirausahaan) secara serempak tidak berpengaruh


48

signifikan terhadap variabel Y (kinerja pemasaran). Berdasarkan hasil

tersebut, maka uji sig. F ditolak.

3.11.2 Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi Parsial (Uji T)

Uji T atau pengujian secara parsial regresi linear berganda dimaksudkan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual memiliki

pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi bahwa variabel lain konstan

(Ghozali, 2013: 98). Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui

apakah terjadi pengaruh secara parsial, yaitu dengan cara melakukan

perbandingan antara R-hitung dengan nilai R-tabel dan dengan mengetahui taraf

nilai signifikansi.

a. Jika nilai sig. T (Probability) ≤ α = 0,05 artinya masing-masing variabel

independen/bebas (orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner

di Kecamatan Mantikulore. Berdasarkan hasil tersebut, maka uji sig. T

diterima.

b. Jika nilai sig. T (Probability) > α = 0,05 artinya variabel independen/bebas

(orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan) secara parsial berpengaruh

tidak signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore. Berdasarkan hasil tersebut, maka uji sig. T ditolak.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Wilayah Kecamatan Mantikulore

Kecamatan Mantikulore merupakan pemekaran dari Kecamatan Palu

Timur dan Kecamatan Palu Selatan dengan luas daratan sebesar 206,8 km 2 .

Kecamatan Mantikulore paling luas jika dibandingkan Kecamatan lain di Kota

Palu dengan ibukota Kecamatan adalah Talise. Topografi wilayah Mantikulore

terdiri atas daratan sekitar 50 persen, perbukitan sekitar 28 persen, dan

pegunungan sekitar 22 persen. Sedangkan wilayah mantikulore berbatasan

langsung dengan laut atau daerah pesisir pantai yaitu kelurahan Talise

Kelurahan Tondo, dan Kelurahan Layana. Berdasarkan posisi geografisnya,

Kecamatan Mantikulore memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec. Palu Utara dan Kab. Donggala

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kab. Parigi Moutong

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kec. Palu Timur dan Kec. Palu Selatan

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Teluk Palu dan Kec. Palu Timur

Kecamatan Mantikulore memiliki delapan kelurahan yaitu (Talise,

Tanamonindi, Lasoani, Kawatuna, Poboya, Tondo, Layana Indah, dan Talise

Valangguni) yang memanjang dari timur ke barat seluruhnya dapat dilalui dengan

kendaraan empat dan roda dua. Pada tahun 2020, Jumlah penduduk Kecamatan

Mantikulore sebanyak 76.745 Jiwa atau sebesar persen terhadap jumlah penduduk

Kota Palu. Jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 38.331 jiwa dan

49
50

penduduk perempuan sebanyak 38.414 jiwa. Penduduk jenis kelamin laki-laki

lebih dari penduduk jenis kelamin perempuan sehingga dapat diketahui rasio

jenis kelamin. Dengan luas kecamatan Mantikulore yang sebesar 206,80 km 2 ,

maka kepadatan penduduk kecamatan Mantikulore adalah 371 jiwa/km 2 . Di

Kecamatan Mantikulore tahun 2020, Jumlah rumah tangga tercatat sebanyak

14.597 rumah tangga sehingga secara rata-rata ada penduduk yang mendiami

sebuah rumah tangga. Dalam rangka penataan administrasi, Kecamatan

Mantikulore terdiri dari 8 Kelurahan, dipimpin oleh camat sebagai koordinator

pemerintah yang dibantu oleh lurah sebagai kepala Kelurahan. Kecamatan

Mantikulore memiliki 60 rukun warga (RW) dan 224 rukun tetangga (RT).

Pada tahun 2020, Jumlah penduduk Kecamatan Mantikulore sebanyak 76.745

Jiwa atau sebesar persen terhadap jumlah penduduk Kota Palu. Jumlah penduduk

laki-laki tercatat sebanyak 38.331 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak

38.414 jiwa. Penduduk jenis kelamin laki-laki lebih dari penduduk jenis

kelamin perempuan sehingga dapat diketahui rasio jenis kelamin. Dengan luas

kecamatan Mantikulore yang sebesar 206,80 km 2 , maka kepadatan penduduk

kecamatan Mantikulore adalah 371 jiwa/km 2 . Di Kecamatan Mantikulore

tahun 2020, Jumlah rumah tangga tercatat sebanyak 14.597 rumah tangga

sehingga secara rata-rata ada penduduk yang mendiami sebuah rumah tangga.

Berikut ini disajikan gambar peta wilayah Kecamatan Mantikulore yang terbagi

berdasarkan tiap kelurahan.


51

Gambar 4.1
Peta Wilayah Kecamatan Mantikulore
Sumber: BPS (2021)

Gambaran Umum curah hujan sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim,

keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu data

curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Dalam

jangka setahun terakhir terlihat curah hujan bervariasi. Dari data yang tercatat

pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa sepanjang

tahun 2020, curah hujan di Kota Palu dan sekitarnya mempunyai puncak

pada bulan September 304 mm, kemudian pada bulan-bulan lain curah hujan

lebih rendah bahkan pada bulan Desember yang hanya mencapai 15 mm. Suhu

udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan

laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2020 berkisar 29,4 0 C sampai
52

27,1 0 C. Suhu udara terendah terjadi pada bulan September, sedangkan

tertinggi pada bulan Februari.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini menyangkut beberapa ciri yaitu

jenis kelamin, usia, jumlah tenaga kerja, pendidikan, dan penghasilan per bulan

para pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hal ini dimaksudkan

untuk menjelaskan sedikit mengenai latar belakang responden dalam penelitian

ini. Untuk lebih memperjelas masing-masing karakteristik tersebut dapat dilihat

dengan data sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 45 responden yang tersebar di

Kecamatan Mantikulore, diperoleh karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.2 di bawah ini.

JENIS KELAMIN

Laki-Laki
31%

Perempuan
69%

Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 22, Desember 2021 (Lampiran V)
53

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, diketahui bahwa jumlah pelaku UKM didominasi

oleh perempuan dengan jumlah 31 (69%) pelaku usaha, sedangkan sebanyak 14

pelaku usaha (31%) berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa, perempuan lebih banyak membuka usaha kuliner dibandingkan dengan

laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 45 responden yang tersebar di

Kecamatan Mantikulore, diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia

sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.3 di bawah ini.

USIA
25 - 30
9% 31 - 35
9%
36 - 40
11%

> 41
71%

Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 22, Desember 2021 (Lampiran V)

Berdasarkan gambar 4.3 di atas, menunjukkan bahwa responden pelaku

UKM kuliner di Kecmatan Mantikulore memiliki umur berkisar 25-30 tahun

yaitu sebanyak 4 orang (9%), usia 31-35 tahun sebanyak 4 orang (9%), usia

36-40 tahun sebanyak 5 orang (11%), usia >40 tahun yaitu sebanyak 32 orang

(71%). Dari gambar tersebut juga dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia pelaku

usia didominasi oleh usia kisaran >40.


54

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 45 responden yang tersebar di

Kecamatan Mantikulore, diperoleh karakteristik responden berdasarkan jumlah

karyawan sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.3 di bawah ini.

JUMLAH KARYAWAN
>5 Karyawan
16%
2 Karyawan
42%

4 Karyawan
27%

3 Karyawan
15%

Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 22, Desember 2021 (Lampiran V)

Berdasarkan gambar di atas, didapatkan karakteristik responden

berdasarkan jumlah karyawan dengan rata-rata didominasi oleh 2 karyawan

(42%), kemudian 3 karyawan dengan persentase (15%), diikuti dengan 4

karyawan dengan jumlah persentase (27%), dan lebih dari 5 karyawan dengan

persentase (16%)

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 45 responden yang tersebar di

Kecamatan Mantikulore, diperoleh karakteristik responden berdasarkan

pendidikan sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.3 di bawah ini.


55

PENDIDIKAN SD
2% SMP
13%
Sarjana
40%

SMA/SMK
45%

Gambar 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 22, Desember 2021 (Lampiran V)

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh bahwa karakteristik

responden yang terbagi berdasarkan tingkat pendidikan dari para pelaku UMKM

di Kecamatan Mantikulore yaitu didominasi oleh SMK/SMA dengan jumlah 20

orang (45%) dan jumlah terkecil yaitu lulusan SD sebanyak 1 orang (2%). Hal ini

dapat disimpulkan rata-rata lulusan para pelaku UKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore mayoritas tamatan SMK/SMA.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Hasil penelitian yang dilakukan kepada 45 responden yang tersebar di

Kecamatan Mantikulore, diperoleh karakteristik responden berdasarkan

penghasilan para pelaku UKM sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.3 di bawah

ini.

PENGHASILAN
> 15.000.000
10.000.000 - 11%
14.999.999
5%

5.000.000 -
9.999.999
11%
1.000.000 -
4.999.999
73%

Gambar 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 22, Desember 2021 (LampiranV)
56

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas, menunjukkan bahwa dari 45 responden

pelaku usaha kuliner di Kecamatan Mantikulore memiliki penghasilan per bulan

Rp 1.000.000 – Rp 4.999.999 sebanyak 33 orang (73%), Rp 5.000.000 –

Rp 9.999.999 sebanyak 5 orang (11%), Rp 10.000.000 – Rp 14.999.999

sebanyak 2 orang (5%) dan responden berpenghasilan per bulan lebih dari R

15.000.000 sebanyak 5 orang (11%). Diketahui dari data tersebut mayoritas

responden pelaku usaha kuliner di Kecamatan Mantikulore yang tertinggi

memiliki penghasilan berkisar Rp 1.000.000 – Rp 4.999.999 dan tergolong usaha

kecil.

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel

4.2.2.1 Orientasi Pasar

Variabel orientasi pasar (X1) pada penelitian ini memiliki tiga

dimensi yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antar fungsi.

Indikator pada dimensi orientasi pelanggan terbagi menjadi empat yaitu kepuasan

konsumen, penyedian layanan, keinginan pelanggan, dan kebutuhan pelanggan

yang berguna untuk melihat kebutuhan dan keinginan konsumen secara terus-

menerus. Kemudian pada dimensi orientasi pesaing terbagi menjadi tiga indikator

terdiri dari respon cepat, strategi bersaing, dan aktivitas pesaing yang berguna

untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dari pesaing. Sedangkan pada

dimensi koordinasi antar fungsi terdiri dari satu indikator yaitu koordinasi antar

departemen yang berfungsi untuk menginformasikan kepada seluruh unit

mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan serta untuk melihat kekuatan

maupun kelemahan yang dimiliki oleh pesaing.. Berdasarkan indikator variabel


57

orientasi pasar tanggapan serta penilaian responden secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Orientasi Pasar (X1)
Jawaban Responden
Indikator SS S CS TS STS Total Mean
Skor
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Menerima permintaan pembuatan
bentuk makanan dan minuman sesuai 23 51 17 38 5 11 - - - - 198 4.40
dengan keinginan konsumen.
Saya tidak pernah menerima adanya
keluhan dari konsumen atas makanan 33 73 12 27 - - - - - - 213 4.73
dan minuman yang dibelinya.
Saya berusaha memberikan pelayanan
25 56 19 42 - - 1 2 - - 203 4.51
yang baik untuk kepuasan konsumen
Ketika saya mengetahui bahwa
konsumen menginginkan saya untuk
31 69 14 31 - - - - - - 211 4.69
melakukan variasi makanan dan
minuman, saya berusaha melakukannya.
Saya secara berkala mengkaji ulang
usaha-usaha pengembangan kuliner
22 49 16 36 7 15 - - - - 195 4.33
untuk menjamin bahwa usaha kuliner
saya sesuai dengan keinginan konsumen
Saya selalu bersikap terbuka untuk
menerima kritik dan saran dari 23 51 22 49 - - - - - - 203 4.51
konsumen
Ketika saya menemukan bahwa
pelanggan saya tidak puas dengan
produk kuliner saya, saya berusaha 29 65 14 31 2 4 - - - - 207 4.60
melakukan tindakan koreksi dengan
segera
Saran dari konsumen digunakan untuk
38 84 7 16 - - - - - - 218 4.84
proses pengembangan produk
Saya selalu mengawasi aktivitas yang
dilakukan oleh pesaing (jika pesaing
mengeluarkan bentuk produk dan harga 30 67 11 24 4 9 - - - - 206 4.58
baru) maka saya segera meresponnya

Saya selalu mengamati perkembangan


yang dilakukan pesaing dalam 21 47 17 38 7 16 - - - - 194 4.31
memasarkan produknya
Saya mengambil hal-hal positif dari 7 16 27 60 9 20 1 2 1 2 173 3.84
58

Jawaban Responden
Indikator SS S CS TS STS Total Mean
Skor
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
usaha lain untuk memperbaiki produk
yang saya hasilkan
Saya secara cepat merespon tindakan-
tindakan pesaing yang berkenaan 20 44 20 44 5 11 - - - - 195 4.33
dengan strategi dan penetapan harga
Mengoptimalkan fungsi-fungsi yang
16 36 16 36 13 27 - - - - 183 4.07
ada dalam usaha secara cermat.
Saya dan karyawan selalu
mengumpulkan informasi mengenai 14 31 25 56 5 11 1 2 - - 187 4.16
selera konsumen.
Rata-Rata 4.42
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 21, Desember 2021 (Lampiran VI).

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, tanggapan responden secara keseluruhan

menginterpretasikan dengan responden menjawab sangat baik dengan nilai rata-

rata 4.42. Kontribusi indikator tertinggi yaitu kebutuhan pelanggan diperoleh nilai

mean sebesar 4.69. Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku UMKM kuliner

menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan membuat bentuk dan variasi makanan

yang disesuaikan dengan seleran konsumen konsumen. Kemudian indikator

dengan nilai mean terendah pada aktivitas pesaing. Hal ini berarti bahwa para

pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore kurang memperhatikan para

pesaingnya, ketika pesaing mengeluarkan produk makanan dan minuman baru hal

ini kurang ditanggapi oleh para pelaku UMKM kuliner.

4.2.2.2 Orientasi Kewirausahaan

Variabel orientasi kewirausahaan (X2) pada penelitian ini memiliki tiga

dimensi yaitu inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil resiko. Indikator

pada dimensi inovatif terbagi menjadi tiga indikator yaitu penciptaan produk baru,

pengembangan produk, dan penggunaan teknologi, yang berguna untuk


59

mengetahui tingkat produksi produk baru dan pengembangan produk yang sudah

ada pada periode waktu tertentu serta untuk melihat keterampilan para pelaku

UMKM kuliner dalam penggunaan teknologi untuk pemasaran produk. Kemudian

pada dimensi proaktif terbagi menjadi tiga indikator terdiri dari sikap pantang

menyerah, mampu mengambil inisiatif, dan mampu mengidentifikasi peluang hal

ini berguna untuk mengetahui bagaimana para pelaku UMKM kuliner dalam

mengidentifikasi peluang dan inisiatif untuk kemajuan usaha di masa yang akan

datang. Sedangkan pada dimensi berani mengambil resiko memiliki tiga indikator

yang terdiri dari sikap optimis, berani bertindak, serta mampu melakukan

pencegahan resiko yang berguna untuk UMKM kuliner dalam meminimalisir

resiko yang dihadapi serta selalu memiliki sikap optimis demi kemajuan usaha.

Berdasarkan indikator variabel orientasi kewirausahaan tanggapan serta penilaian

responden secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Orientasi Kewirausahaan (X2)
Jawaban Responden
Indikator SS S CS TS STS Total Mean
Skor
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Menciptakan usaha baru dengan
bentuk dan varian rasa yang belum 30 67 12 27 2 4 - - 1 2 205 4.56
pernah diproduksi.
Membuat inovasi kuliner yang sulit
16 36 22 49 6 13 - - 1 2 187 4.16
untuk ditiru pesaing.
Memunculkan ide baru untuk
mempromosikan produk dengan 15 33 23 51 4 9 2 4 1 2 184 4.09
melihat tren pasar
Memasarkan usaha kuliner melalui
18 40 26 58 - - - - 1 2 195 4.33
jejaring sosial
Saya selalu berusaha dengan sekuat
tenaga untuk menjalankan usaha demi
27 60 17 38 - - 1 2 - - 205 4.56
mendapatkan keuntungan
60

Jawaban Responden
Indikator SS S CS TS STS Total Mean
Skor
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Saya selalu berusaha dengan maksimal
untuk kemajuan usaha kuliner yang 27 60 13 29 3 7 1 2 1 2 199 4.42
saya jalankan
Saya selalu mempunyai ide-ide untuk
kemajuan usaha kuliner yang saya 24 53 16 36 4 9 - - 1 2 197 4.38
jalankan
Mampu mengidentifikasi peluang usaha
30 67 13 29 2 4 - - - - 208 4.62
yang akan datang
Optimis dalam mengambil tindakan
nyata untuk mengatasi masalah yang 29 64 14 31 1 2 - - 1 2 205 4.56
terjadi dalam usaha
Bersikap optimis dalam memproduksi
jumlah makanan dan minuman lebih
dari yang ditargetkan untuk 16 36 20 44 8 18 1 2 - - 186 4.13
mengantisipasi adanya kenaikan
permintaan konsumen.
Saya selalu memiliki komitmen yang
22 49 18 40 3 7 2 4 - - 195 4.33
kuat atas usaha yang saya jalankan
Bertanggung jawab atas tindakan yang
15 33 17 38 11 24 - - 2 4 178 3.96
saya lakukan
Mampu meminimumkan resiko usaha
25 56 12 27 6 13 - - 2 4 193 4.29
yang dijalankan
Rata-Rata 4.34
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 21, Desember 2021 (Lampiran VI).

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, tanggapan responden secara keseluruhan

menginterpretasikan dengan responden menjawab sangat baik dengan nilai rata-

rata 4.34. Kontribusi indikator tertinggi yaitu pada mampu mengidentifikasi

peluang diperoleh nilai mean sebesar 4.62. Hal ini menunjukkan bahwa para

pelaku UMKM kuliner mampu memprediksi peluang yang akan terjadi

kedepannya dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti keuntungan yang

diperoleh sebelumnya dan yang terjadi saat ini. Nilai mean terbesar juga terjadi

pada indikator penciptaan produk baru dengan nilai mean sebesar 4.56 yang

mengindikasikan bahwa para pelaku UMKM kuliner pada periode tertentu


61

memproduksi makanan dan minuman yang baru dengan menyesuaikan selera

konsumen saat ini. Kemudian indikator dengan nilai mean terendah terjadi pada

mampu melakukan pencegahan resiko dengan nilai mean sebesar 3.96. Hal ini

berarti bahwa para pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore cenderung

sulit memprediksi seberapa besar resiko yang diambil ketika melakukan

pengambilan keputusan.

4.2.2.3 Kinerja Pemasaran

Variabel kinerja pemasaran (Y) pada penelitian ini memiliki tiga dimensi

yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan jumlah pelanggan, dan pertumbuhan

profit. Indikator pada dimensi peningkatan jumlah penjualan yaitu peningkatan

produksi yang berguna untuk mengetahui jumlah kuantitas makanan dan

minuman yang diproduksi oleh para pelaku UMKM kuliner. Kemudian indikator

pada dimensi pertumbuhan penjulan terdiri dari peningkatan jumlah pelanggan

yang berguna untuk mengetahui rata-rata jumlah konsumen dalam membeli

makanan dan minuman. Sedangkan pada dimensi pertumbuhan profit mengacu

pada jumlah keuntungan yang diterima oleh para pelaku UMKM kuliner pada tiga

tahun periode usaha berdiri. Untuk lebih jelasnya, berikut dijelaskan pada Tabel

4.3 di di bawah ini:

Tabel 4.3
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Pemasaran (Y)
Jawaban Responden
Indikator SS S CS TS STS Total Mean
Skor
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Y1. Terjadi pertumbuhan dalam
penjualan produk kami, ketika
menerapkan orientasi pasar dan 26 58 17 38 1 2 - - 1 2 202 4.49
orientasi kewirausahaan
62

Jawaban Responden
Indikator SS S CS TS STS Total Mean
Skor
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Y2. Terjadi peningkatan jumlah
pelanggan kami, ketika menerapkan
29 64 14 31 1 2 1 2 - - 206 4.58
orientasi pasar dan orientasi
kewirausahaan
Y3. Terjadi peningkatan omset
penjualan, ketika kami menerapkan
27 60 16 36 1 2 1 2 - - 204 4.53
orientasi pasar dan orientasi
kewirausahaan
Rata-Rata 4.53
Sumber: Data Primer yang Diolah Melalui SPSS 21, Desember 2021 (Lampiran VII).

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, tanggapan responden secara keseluruhan

menginterpretasikan dengan responden menjawab sangat baik dengan nilai rata-

rata 4.53. Kontribusi indikator tertinggi yaitu pada pertumbuhan jumlah

pelanggan dengan nilai mean sebesar 4.58. Hal ini berarti terjadi peningkatan

jumlah pelanggan ketika melakukan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan.

Kemudian indikator dengan nilai mean terendah terjadi pada pertumbuhan

penjualan dengan nilai mean sebesar 4.49. Hal ini mengindikasikan bahwa para

pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore mengalami penuruan penjualan

yang diakibatkan oleh faktor penyebaran virus corona yang melanda Kota Palu.

Meskipun mendapat nilai mean yang paling rendah akan tetapi penuruan

penjualan yang terjadi tidak terlalu berdampak signifikan berdampak dikarenakan

adanya pelonggaran dalam aktivitas UMKM kuliner di era new normal ini.
63

4.3 Hasil dan Analisa Uji Hipotesis

4.3.1 Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk apakah uji dalam model regresi

berdistribusi normal. Untuk pengujian normalitas dalam penelitian ini

dengan melihat probability plot. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Hasil uji normalitas dapat

dilihat pada Gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.7
Hasil Uji Normalitas dan Residual
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner, Desember 2021 (Lampiran VII).

Grafik Normal Probability Plot menunjukkan pola distribusi yang

mendeteksi normal. Hal tersebut terlihat pada titik-titik menyebar di sekitar

garis normal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model

regresi memenuhi asumsi normalitas residual.


64

2. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

bebas (independen) yang diteliti tidak saling berkorelasi atau tidak terdapat

hubungan signifikan di antara variabel independen. Korelasi yang tinggi di antara

variabel bebas menyebabkan Peneliti tidak dapat mengisolasi pengaruh individual

variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika di antara variabel bebas terdapat

korelasi secara sempurna atau mendekati sempurna, maka model analisis regresi

tidak dapat digunakan.

Tabel 4.4
Uji Multikolinieritas
No. Variabel Tolerance VIF Keterangan

1 Orientasi Pasar 0.428 2.337 <10


2 Orientasi Kewirausahaan 0.428 2.337 <10
Sumber: Hasil Pengolaan Data Kuesioner, Desember 2021 (Lampiran VII)

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui hasil perhitungan nilai Tolerance

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Variance

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan mempunyai angka Tolerance tidak

kurang dari 0,1. Hal ini berarti bahwa semua variabel yang dilakukan pengujian,

tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas, dengan demikian semua

variabel dapat digunakan sebagai variabel independen. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam

regresi.

3. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan salah satu bentuk uji asumsi klasik

yang merupakan distribusi probabilitas gangguan yang dianggap tetap untuk


65

seluruh nilai variabel bebas. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka terjadi masalah

heteroskedastisitas, yaitu seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang

sama atau terdapat varian yang tidak konsisten untuk seluruh nilai variabel

bebasnya. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dideteksi dengan

menggunakan grafik Scatterplot, terlihat pada Gambar 4.10 berikut.

Gambar 4.8
Uji Heterokedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner Desember 2021 (Lampiran VII).

Berdasarkan Gambar 4.8 yang menunjukkan grafik Scatterplot dalam uji

heteroskedastisitas terlihat bahwa titik yang menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y tersebar secara acak. Bersesuaian dengan hasil uji tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga

model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan

pengaruh variabel-variabel independen.


66

4.3.2 UJi Regresi Linier Berganda

Model analisis regresi linear berganda dapat digunakan untuk mengetahui

pengaruh orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran.

Pada saat menjawab pemasalahan dan menguji hipotesis dalam penelitian ini

digunakan alat analisis statistik regresi linear berganda (Multiple Linear

Regression) dengan menggunakan SPSS 21. Semua hasil uji tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model T Sig
Std.
B Beta
Error
1 Constant 0.802 2.188 0.367 0.716
Orientasi Pasar 0.110 0.051 0.319 2.141 0.038
Orientasi Kewirausahaan 0.106 0.031 0.506 3.398 0.001
R Square (R2) = 0.602 Konstanta = 0.802
Adjusted R Square = 0.583 F-Hitung = 31.710
Multiple R = 0.776 Sig. F = 0.000
Sumber: Hasil Pengolaan Data Kuesioner, Oktober 2020 (Lampiran IX).

Hasil analisis regresi linear berganda pada Tabel 4.7 di atas

kemudian dimasukkan ke dalam model persamaan regresi linear berganda berikut.

Y = 0.802 + 0.1101 + 0.1062

Adapun penjelasan bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai konstanta a adalah 0.802 yang menunjukkan bahwa variabel orientasi

pasar dan orientasi kewirausahaan (X1 dan X2) berpengaruh positif terhadap

variabel kinerja pemasaran (Y) UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore.

Hal tersebut berarti jika variabel (X1,X2=0) maka kinerja pemasaran juga akan

meningkat pula.
67

b. Nilai koefisien regresi b1 adalah 0.110 yang menunjukkan bahwa variabel

orientasi pasar (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran (Y)

UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hal ini memberikan indikasi

bahwa jika orientasi pasar meningkat, maka kinerja pemasaran juga akan

meningkat.

c. Nilai koefisien regresi b2 adalah 0.106 yang menunjukkan bahwa variabel

orientasi kewirausahaan (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran

(Y) UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hal ini memberikan indikasi

bahwa jika orientasi kewirausahaan meningkat, maka dapat meningkatkan

kinerja pemasaran pula.

4.3.3 Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil Uji F (secara serempak)

Uji F merupakan uji untuk mengetahui pengaruh secara serempak antara

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM

kuliner di Kecamatan Mantikulore dengan taraf signifikan 0,05 (5%). Berdasarkan

perhitungan menunjukkan bahwa angka F-hitung sebesar 31.710 dengan tingkat

signifikan 0,000 < α = 0,05. Maka hipotesis diterima artinya variabel orientasi

pasar dan orientasi kewirausahaan secara serempak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7

2. Hasil uji T (secara parsial)

a. Variabel orientasi pasar (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hasil yang


68

diperoleh dalam penelitian ini yaitu besarnya probabilitas signifikansi

variabel orientasi pasar (X1) adalah 0.038 < α = 0,05. Dengan demikian

variabel orientasi pasar dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

b. Variabel orientasi kewirausahaan (X2) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini yaitu besarnya probabilitas signifikansi

variabel orientasi kewirausahaan (X2) adalah 0.038 < α = 0,05. Dengan

demikian variabel orientasi pasar dalam penelitian ini secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

diterima.

4.3.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah 0.602. Nilai

menunjukkan bahwa perubahan pada orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan

akan mempengaruhi 60.2% kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore. Sedangkan sisanya sebesar 38.0% dipengaruhi oleh variabel-variabel

lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan (X) secara serempak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore (Y)


69

Orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan merupakan dua komponen

yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore. Dari hasil penelitian secara serempak terdapat pengaruh secara

signifikan antara variabel orientasi pasar (X1) dan orientasi kewirausahaan (X2)

terhadap kinerja pemasaran (Y) UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hal

ini membuktikan bahwa kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan

Mantikulore akan meningkat apabila didukung oleh orientasi pasar dan orientasi

kewirausahaan yang baik pula. Jika orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan

dipraktekkan oleh pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore, maka hal ini

akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja mereka dan dapat bersaing

dengan para kompetitornya. Penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Alvarez-

Torres et al. (2019) dan Udriyah et al. (2019) yang mengungkapkan bahwa

orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja pemasaran.

Berdasarkan tabel rekapitulasi regresi linear berganda dapat dilihat

pengaruh Adjusted R Square sebesar 0.602. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa

seluruh variabel bebas yakni orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan memiliki

kontribusi secara bersama-sama sebesar 60.2% terhadap variabel terikat yakni

kinerja pemasaran UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore. Sedangkan sebesar

38% dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari penelitian ini. Adapun tingkat

keeratan hubungan antar variabel bebas orientasi pasar dan orientasi

kewirausahaan terhadap variabel terikat kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore dapat dilihat dari nilai Multiple R sebesar 0,776 atau
70

77.6%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel bebas

berhubungan kuat terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore, hasil ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam

meningkatkan kinerja pemasaran. Hal ini sesuai dengan tingkat eksistensi UMKM

kuliner dalam beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman sehingga tingkat

kebutuhan dan kepuasan konsumen dapat terpenuhi dengan baik dan secara

berkesinambungan.

2. Pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel orientasi pasar (X1) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel

orientasi pasar yang memiliki nilai tertinggi adalah dimensi orientasi pelanggan

yaitu dengan indikator selalu melakukan variasi makanan dan minuman yang

sesuai dengan selera konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa ditengah pandemi

para pelaku UMKM dituntut untuk melakukan berbagai variasi makanan dan

minuman yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui

bentuk, desain, rasa, corak, warna, ukuran, dan bahan sehingga hal ini dapat

menarik konsumen untuk membeli.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh Prasetyo dan Wijaya (2019) yang

menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja

UMKM kuliner di Pasar Lama Tangerang. Hasil ini memberikan implikasi bahwa
71

para pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore selalu berorientasi

terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga sehingga hal ini akan

berdampak terhadap kepuasan konsumen baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

3. Pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran UMKM

kuliner di Kecamatan Mantikulore

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan

(X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM

kuliner di Kecamatan Mantikulore. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa

variabel orientasi kewirausahaan yang memiliki nilai tertinggi adalah dimensi

proaktif dan inovatif dengan indikator mampu mengidentifikasi peluang serta

memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman dengan bentuk dan varian

rasa yang berbeda daripada pesaing. Hasil penelitian ini memberikan indikasi

bahwa para pelaku UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore bersungguh-

sungguh dalam menjadi yang terdepan dalam memperbaiki kinerja usaha serta

berusaha dalam mengembangkan atau menciptakan produk makanan dan

minuman baru yang disesuaikan dengan selera dan kebutuhan konsumen.

Penelitian ini diperkuat oleh Yasa et al. (2020) yang menyatakan bahwa

orientasi kewirausahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

pemasaran UMKM.
71

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan secara serempak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner di Kecamatan Mantikulore

2. Orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner di

Kecamatan Mantikulore

3. Orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM

kuliner di Kecamatan Mantikulore

5.2 Saran

Berdasarkan penarikan kesimpulan dari uraian dan pembahasan pada bab-

bab sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan dalam hal ini menjadi unsur-

unsur yang sangat penting bagi peningkatan kinerja pemasaran UMKM

kuliner di Kecamatan Mantikulore. Hal ini dilakukan dikarenakan pada

penelitian ini orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pemasaran UMKM kuliner. Berdasarkan hal

tersebut orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan yang sudah dinilai

baik adanya perlu diadakan peningkatan. Khususnya pada beberapa

indikator dari orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan yang memiliki

nilai terendah yaitu orientasi pesaing dan sikap pengambilan resiko perlu

72
73

diperhatikan lagi oleh UMKM kuliner untuk lebih meningkatkan kinerja

pemasarannya secara maksimal.

2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain yang

dapat meningkatkan kinerja pemasaran. Kemudian peneliti selanjutnya

disarankan untuk dapat menambah variabel lain seperti digital marketing

dan inovasi produk.


DAFTAR RUJUKAN

Alvarez-Torres, F. J., Lopez-Torres, G. C., & Schiuma, G. (2019). Linking


entrepreneurial orientation to SMEs’ performance: Implications for
entrepreneurship universities. Management Decision, 57(12), 3364–3386.
https://doi.org/10.1108/MD-11-2018-1234
AMA. (2017). Definitions of Marketing. Diambil 22 April 2021, dari
https://www.ama.org/the-definition-of-marketing-what-is-marketing/
Amanah, S. (2015). Peranan Strategi Promosi Pemasaran Terhadap Peningkatan
Volume Penjualan. Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuan, dan
Teknologi, 13(1), 55–66.
Amanda, M. A., & Rizkita. (2020). Pengantar Manajemen Pemasaran (1 ed.).
Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Appiah-Adu, K., & Singh, S. (1998). Customer Orientation and Performance: A
Study of SMEs. Management Decision, 36(6), 385–394.
https://doi.org/10.1108/00251749810223592
Arbawa, D. L., & Wardoyo, P. (2018). Keunggulan Bersaing : Berpengaruh
Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Pada UMKM Makanan dan Minuman di
Kabupaten Kendal). Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, 11(1), 56–75.
https://doi.org/10.26623/jreb.v11i1.1077
Aulia, R., Astuti, M., & Ridwan, H. (2019). Meningkatkan Kinerja Pemasaran
Melalui Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan. Jurnal Ilmiah
Manajemen dan Bisnis, 20(1), 27–38.
https://doi.org/https://doi.org/10.30596/jimb.v20i1.2397
Buli, B. M. (2017). Entrepreneurial Orientation, Market Orientation and
Performance of SMEs in the Manufacturing Industry: Evidence from
Ethiopian Enterprises. Management Research Review, 40(3), 292–309.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1108/MRR-07-2016-0173
Burns, A. C., Veeck, A., & Bush, R. F. (2017). Marketing Research. (S. Wall &
A. Dodge, Ed.), Pearson (8 ed.). London: Pearson Education.
Clark, B. H., Abela, A. V, & Ambler, T. (2014). An Information Processing
Model of Marketing Performance. Journal of Marketing Theory and
Practice, 14(3), 191–208. https://doi.org/10.2753/MTP1069-6679140302
Cooper, R. G., & Kleinschmidt, E. J. (2000). New Product Performance: What
Distinguishes The Star Products. Australian Journal of Management, 25(1),
17–46. https://doi.org/10.1177/031289620002500104

74
75

Covin, J. G., Green, K. M., & Slevin, D. P. (2006). Entrepreneurial Orientation-


Sales Growth Rate Relationship. Entrepreneurship Theory and Practice,
30(1), 57–82.
Dell, M. (2020). Understand How Thinking and Acting Entrepreneurially Can
Help Organizations and Individuals. Diambil 22 April 2021, dari
https://saylordotorg.github.io/text_mastering-strategic-management/s06-04-
entrepreneurial-orientation.html
Deshpandé, R., & Farley, J. (1998). Measuring Market Orientation:
Generalization and Synthesis. Journal of Market-Focused Management, 2(3),
213–232. https://doi.org/10.1023/A:1009719615327
Fahmi, Anwar, C., & Jokolelono, E. (2018). Strategi Pengembangan Usaha Mikro
Dalam Mempercepat Pembangunan Kota Palu. Katalogis, 6(7), 104–116.
Firmansyah, A. (2019). Manajemen : Dasar dan Konsep. Pasuruan: Qiara Media.
Frishammar, J., & Hörte, S. Å. (2007). The Role of Market Orientation and
Entrepreneurial Orientation for New Product Development Performance in
Manufacturing Firms. Technology Analysis & Strategic Management, 19(6),
765–788. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1080/09537320701711231
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoyo, A. S. (2015). The Effect of Marketing Innovation, Market Orientation,
and Social Capital on Competitive Advantage and Marketing Performance: A
study in MSMEs of Embroidery Central Java Province. Journal of
Economics, Business & Accountancy Ventura, 18(3), 351–366.
https://doi.org/10.14414/jebav.v18i3.506
Harmsen, H., Grunert, K. G., & Bove, K. (2000). Company Competencies as a
Network: The Role of Product Development. Journal of Product Innovation
Management, 17(3), 194–207. https://doi.org/10.1016/S0737-
6782(00)00039-4
Hassen, Y., & Singh, A. (2020). The Effect of Market Orientation On The
Performance of Small and Medium Enterprises in Case of Amhara Region,
Ethiopia. Journal of New Business Ventures, 1(1–2), 1–18.
https://doi.org/10.1177/2632962x20961051
Hatta, I. H. (2015). Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan, Kapabilitas
Pemasaran dan Kinerja Pemasaran. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM),
13(4), 653–661.
76

Hendrayati, H., & Gaffar, V. (2016). Innovation and Marketing Performance of


Womenpreneur in Fashion Industry in Indonesia. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 22(4), 299–306.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.04.034
Herlinawati, E., Suryana, Ahman, E., & Machmud, A. (2019). The Effect of
Entrepreneurial Orientation on SMEs Business Performance in Indonesia.
Journal of Entrepreneurship Education, 22(5), 1–20.
Ie, M., & Pratama, V. (2019). Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pada Usaha Kecil dan Menengah Sektor
Ritel. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis, 3(1), 156–164.
https://doi.org/10.24912/jmieb.v3i1.4279
Jaworski, B. J., & Kohli, A. K. (1996). Market orientation: Review, Refinement,
and Roadmap. Journal of Market-Focused Management, 1(2), 119–135.
https://doi.org/10.1007/bf00128686
Kotler, P. (2002). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation
and Control (4 ed., hal. 722). New Jersey: Prentice-Hall.
Kotler, P., & Amstrong, G. (2018). Principle of Marketing. London: Pearson
Education.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012a). Marketing Management. New Jersey: Prentice
Hall.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012b). Marketing Management. In Journal of Global
Marketing (14 ed., hal. 812). New Jersey: Pearson Education.
https://doi.org/10.1080/08911760903022556
Kusuma, T. W. (2015). Penerapan Strategi Pemasaran yang tepat bagi Perusahaan
dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT. Hikmah Cipta Perkasa
Jakarta. Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK), 2(1), 114–115.
Lumpkin, G. T., & Dess, G. G. (1996). Clarifying The Entrepreneurial Orientation
Construct and Linking it to Performance. Academy of management Review,
21(1), 135–172. Diambil dari http://www.jstor.org/stable/258632
Lumpkin, George Thomas, & Dess, G. G. (2009). Entrepreneurial Orientation.
Handbook Utility Management, 21(1983), 89–103.
https://doi.org/10.1007/978-3-540-79349-66
Malhotra, N. K. (2010). Marketing Research: An Applied Orientation (6 ed.).
New Jersey: Prentice Hall.
Manullang, & Esterlina, H. (2010). Manajemen Pemasaran : Dalam Kompetisi
Global. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
77

Masa, A. (2021). Mendorong UMKM kembali bangkit di Sulteng. Diambil 22


April 2021, dari https://www.antaranews.com/berita/1982736/mendorong-
umkm-kembali-bangkit-di-sulteng
MBN. (2020). What is Market Orientation? Definition and Meaning. Diambil 20
April 2021, dari https://marketbusinessnews.com/financial-glossary/market-
orientation-definition-meaning/
Miller, D. (1983). The Correlates of Entrepreneurship in Three Types of Firms.
Management Science, 29(7), 770–791. https://doi.org/10.1287/mnsc.29.7.770
Mulyani, I. T., & Mudiantono. (2015). Upaya Meningkatkan Kinerja Pemasaran
Melalui Orientasi Pasar dan Orientasi Kewirausahaan Dengan Inovasi
Sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal of Management, 4(3), 1–
12.
Musafar, T. F. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran : Bauran Pemasaran
sebagai Materi Pokok dalam Manajemen Pemasaran (1 ed.). Bandung:
Media Sains Indonesia.
Nadyan, A. F., Selvia, E., & Fauzan, S. (2021). The Survival Strategies of Micro,
Small and Medium Enterprises in The New Normal Era. Dinamika Ekonomi,
XII(2), 142–149.
Nwankwo, S. (1995). Developing a Customer Orientation. Journal of Consumer
Marketing, 12(5), 5–15. https://doi.org/10.1108/07363769510103856
Oktavinus, Zaid, S., & Yusuf, H. (2019). Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi
Produk Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Pemasaran Pengolahan
Rumput Laut di Wakatobi. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako,
5(2), 211–227.
Pertiwi, Y. D., & Siswoyo, B. B. (2016). Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap
Kinerja Pemasaran Pada UMKM Kripik Buah di Kota Batu. Syariah Paper
Accounting Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta,
4(2), 231–238. https://doi.org/https://doi.org/10.26805/jmkli.v4i2.109
Prasetyo, A., & Wijaya, A. (2019). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan
Orientasi Pasar Terhadap Kinerja UMKM Pada Bidang Kuliner di Pasar
Lama Tangerang. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 1(3), 383–393.
Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. (T. Chandra, Ed.). Sidoarjo:
Zifatama Publishing.
Rahmawati. (2016). Manajemen Pemasaran (1 ed.). Samarinda: Mulawarman
University Press.
78

Ranto, D. W. P. (2016). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja


UMKM Bidang Kuliner di Yogyakarta. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan
Akuntansi, 3(2), 1–11.
Riadi, E. (2016). Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). (A.
Prabawati, Ed.) (1 ed.). Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Sari, E. N. (2010). Mengukur Kinerja Pemasaran: Kajian Konseptual
Perkembangan Teori. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 10(2), 119–135.
Shinta, A. (2011). Manajemen pemasaran (1 ed.). Malang: Universitas Brawijaya
Press.
Silviasih, S., Slamet, F., & Iskandar, D. (2016). Pengaruh Orientasi Pasar dan
Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Pada Pemilik Ukm Sektor
Manufaktur Garmen di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jurnal Ilmiah
Manajemen Bisnis Ukrida, 16(1), 13–24.
Slater, S. F., & Narver, J. C. (2000). The Positive Effect of a Market Orientation
on Business Profitability: A Balanced Replication. Journal of Business
Research, 48(1), 69–73. https://doi.org/10.1016/S0148-2963(98)00077-0
Smirnova, M. M., Rebiazina, V. A., & Frösén, J. (2018). Customer Orientation as
a Multidimensional Construct: Evidence from the Russian Markets. Journal
of Business Research, 86(September 2016), 457–467.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2017.10.040
SØrensen, H. E. (2009). Why Competitors Matter For Market Orientation.
European Journal of Marketing, 43(5–6), 735–761.
https://doi.org/10.1108/03090560910947025
Sudarsono, H. (2020). Manajemen Pemasaran (1 ed.). Jember, Jawa Timur: CV.
Pustaka Abadi.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (19 ed.).
Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (22 ed.).
Bandung: CV. Alfabeta.
Taleghani, M., Gilaninia, S., & Talab, S. M. (2013). Market Orientation and
Business Performance. Singaporean Journal of Business , Economics and
Management Studies, 1(11), 13–17. https://doi.org/10.12816/0003808
Udriyah, Tham, J., & Azam, S. M. F. (2019). The effects of market orientation
and innovation on competitive advantage and business perfor- mance of
textile SMEs. Management Science Letters, 9, 1419–1428.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.5.009
79

Wahyudiono. (2009). Pengaruh Orientasi Pelanggan dan Orientasi Pesaing.


Ekuitas, 14(3), 271–287.
Wibisono, T. (2020). Market Orientation, Entrepreneurship Orientation, and
Company Performance: Study on Small and Medium Industries (SMEs)
Furniture in Demak District, 4(1), 20–35.
Widihastuti, H., & Santoso, A. (2012). Model Pengembangan (Development
Model of UKM Performance Based of Creatif Industry). Proyeksi, 7(2), 11–
25.
Wirawan, Y. R. (2017). Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan
Terhadap Kinerja Pemasaran UMKM Batik di Kabupaten Jombang.
Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Pembelajarannya, 5(1), 56–69.
https://doi.org/10.25273/equilibrium.v5i1.1006
Wulandari, A. (2012). Pengaruh Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing dan
Inovasi Produk Terhadap Kinerja Pemasaran. Management Analysis Journal,
1(2), 18–21. https://doi.org/10.15294/maj.v1i2.1400
Wulandary, A. (2018). Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja
Usaha Pada Industri UMKM Abon Ikan di Kota Makassar. Journal of Food
System & Agribusiness, 1(2), 71–77. https://doi.org/10.25181/jofsa.v1i2.768
Yasa, N. N. K., Ketut Giantari, I. G. A., Setini, M., & Rahmayanti, P. L. D.
(2020). The Role of Competitive Advantage in Mediating The Effect of
Promotional Strategy on Marketing Performance. Management Science
Letters, 10(12), 2845–2848. https://doi.org/10.5267/j.msl.2020.4.024
Zhou, K. Z., Brown, J. R., Dev, C. S., & Agarwal, S. (2007). The Effects of
Customer and Competitor Orientations on Performance in Global Markets: A
Contingency Analysis. Journal of International Business Studies, 38(2),
303–319. https://doi.org/10.1057/palgrave.jibs.8400259
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN

80
PETUNJUK PENGISIAN

Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk menjawab


seluruh pertanyaan yang ada dengan mengisi jawaban secara tertulis dan
memberikan tanda centang () pada pilihan jawaban
I. KRITERIA RESPONDEN
1. Pelaku usaha minimal memiliki 5 (lima) karyawan
2. Usaha telah berdiri 3 (tiga) tahun
3. Bersedia mengisi kuesioner
4. Berusia minimal 18 tahun
II. IDENTITAS RESPONDEN

1. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

2. Usia anda saat ini : 18-22 Tahun


23-27 Tahun
28-32 Tahun
>32 Tahun

III. IDENTITAS USAHA


1. Nama Usaha : (…………………………………………………..……)
2. Berdiri Sejak : (……Tahun) *ditulis menggunakan angka!
3. Alamat Usaha : (…………………………………..………………....)

3. Jumlah Tenaga Kerja : 5 (lima)


6 (enam)
7 (tujuh)
>8 (lebih dari delapan)

4. Pendidikan : SD
SMP
SMK
Sarjana
5. Penghasilan per-bulan :
[1] Rp 1.000.000 – Rp 4.999.999 [3] Rp 10.000.000 – Rp 14.999.999

[2] Rp 5.000.000 – Rp 9.999.999 [4] Lebih dari Rp 15.000.000

IV. Petunjuk Pengisian


Bacalah semua pernyataan ini dengan cermat. Pilih dan berikan tanda
centang () pada nomor yang paling menggambarkan kondisi yang
paling sesuai dengan usaha anda.

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)


2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Ragu-Ragu (RR)

KUESIONER
Jawaban
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
Orientasi Pasar (X1)
1. Konsumen selalu melakukan pembelian ulang
Menerima permintaan pembuatan bentuk makanan dan
2.
minuman sesuai dengan keinginan konsumen.
Saya tidak pernah menerima adanya keluhan dari
3.
konsumen atas makanan dan minuman yang dibelinya.
Saya berusaha memberikan pelayanan yang baik untuk
4.
kepuasan konsumen
Ketika saya mengetahui bahwa konsumen menginginkan
5. saya untuk melakukan variasi makanan dan minuman,
saya berusaha melakukannya.
Saya secara berkala mengkaji ulang usaha-usaha
6. pengembangan kuliner untuk menjamin bahwa usaha
kuliner saya sesuai dengan keinginan konsumen
Saya selalu bersikap terbuka untuk menerima kritik dan
7.
saran dari konsumen
Ketika saya menemukan bahwa pelanggan saya tidak
puas dengan produk kuliner saya, saya berusaha
8.
melakukan tindakan koreksi dengan segera
Jawaban
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
Saran dari konsumen digunakan untuk proses
9.
pengembangan produk
Saya selalu mengawasi aktivitas yang dilakukan oleh
pesaing (jika pesaing mengeluarkan bentuk produk dan
10.
harga baru) maka saya segera meresponnya

Saya selalu mengamati perkembangan yang dilakukan


11.
pesaing dalam memasarkan produknya
Saya mengambil hal-hal positif dari usaha lain untuk
12.
memperbaiki produk yang saya hasilkan
Saya secara cepat merespon tindakan-tindakan pesaing
13.
yang berkenaan dengan strategi dan penetapan harga
Mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada dalam usaha
14.
secara cermat.
Saya dan karyawan selalu mengumpulkan informasi
15.
mengenai selera konsumen.
Orientasi Kewirausahaan (X2)
Menciptakan usaha baru dengan bentuk dan varian
16
rasa yang belum pernah diproduksi.
17. Membuat inovasi kuliner yang sulit untuk ditiru pesaing.
Memunculkan ide baru untuk mempromosikan produk
18.
dengan melihat tren pasar
19. Memasarkan usaha kuliner melalui jejaring sosial
Saya selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk
20.
menjalankan usaha demi mendapatkan keuntungan
Saya selalu berusaha dengan maksimal untuk kemajuan
21.
usaha kuliner yang saya jalankan
Saya selalu mempunyai ide-ide untuk kemajuan usaha
22.
kuliner yang saya jalankan
Mampu mengidentifikasi peluang usaha yang akan
23.
datang
Optimis dalam mengambil tindakan nyata untuk
24.
mengatasi masalah yang terjadi dalam usaha
Bersikap optimis dalam memproduksi jumlah makanan
25. dan minuman lebih dari yang ditargetkan untuk
mengantisipasi adanya kenaikan permintaan konsumen.
Jawaban
No. Pernyataan
SS S RR TS STS
Saya selalu memiliki komitmen yang kuat atas usaha
26.
yang saya jalankan
27. Bertanggung jawab atas tindakan yang saya lakukan

28. Mampu meminimumkan resiko usaha yang dijalankan

Kinerja Pemasaran (Y)


Terjadi pertumbuhan dalam penjualan produk kami,
28. ketika menerapkan orientasi pasar dan orientasi
kewirausahaan
Terjadi peningkatan jumlah pelanggan kami, ketika
29.
menerapkan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan
Terjadi peningkatan omset penjualan, ketika kami
30.
menerapkan orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan
Kami selalu membuat anggaran mengenai penjualan
31.
untuk masa yang akan datang.
Terima Kasih Telah Berkontribusi Pada Penelitian Ini…
LAMPIRAN II
TABULASI DATA PENGUJIAN INSTRUMEN
PENELITIAN
TABULASI DATA PENELITIAN

Orientasi Pasar (X1) Orientasi Kewirausahaan (X2) Kinerja Pemasaran (Y)


No.
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 Y3.1 Y3.2 Y3.3 Y3.4
1 3 5 2 5 1 4 5 5 5 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 5 5 4 5 3 5 5 4 4 5 3 3
2 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 2 2 2 5 5 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2
3 2 5 5 5 2 5 5 5 5 2 2 5 2 5 5 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3
4 5 3 5 5 3 3 3 5 5 3 3 4 3 4 4 3 3 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3
6 4 4 3 5 4 5 5 4 5 3 3 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3
7 4 3 1 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
9 5 2 1 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 5 3 2 2 5 4 5 5 5 4 1 5 3 3 5 5 5 3
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
11 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 2
12 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3
13 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 2 4 3 4 4 5 5 3 5 4 4 3 3 5 4 4 5 4 4 4 3 4
14 3 3 2 5 5 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
15 3 4 2 5 4 4 5 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3
16 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
19 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3
20 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3
21 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2
22 5 5 1 5 5 5 5 5 5 2 2 5 2 5 1 4 3 2 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3
23 4 4 2 5 3 3 5 4 5 4 3 4 3 3 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3
24 4 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 2
25 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3
26 4 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 3
27 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 3 5 3 5 5 3 3 3 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4
28 5 3 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 3 4
29 4 4 3 5 4 4 5 5 5 3 3 5 3 4 5 4 4 4 2 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3
30 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3
LAMPIRAN III HASIL UJI VALIDITAS DAN
RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.910 14

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

X1.2 52.73 82.409 .445 .910


X1.3 53.30 80.286 .369 .919
X1.4 51.93 79.444 .781 .898
X1.5 52.43 80.047 .513 .908
X1.6 52.37 79.620 .717 .900
X1.7 52.07 79.513 .759 .899
X1.8 52.13 78.671 .743 .899
X1.9 52.27 79.237 .755 .899
X1.10 53.13 80.533 .572 .905
X1.11 53.23 81.909 .519 .907
X1.12 52.37 78.378 .702 .900
X1.13 53.03 79.620 .628 .903
X1.14 52.47 78.947 .760 .899
X1.15 52.33 78.506 .662 .901

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.923 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

X2.1 49.10 75.472 .660 .918


X2.2 49.30 75.941 .647 .918
X2.3 49.13 78.051 .558 .922
X2.4 48.83 78.213 .442 .929
X2.5 48.43 77.978 .749 .915
X2.6 48.30 77.459 .810 .913
X2.7 48.53 77.499 .734 .915
X2.8 48.70 78.286 .707 .916
X2.9 48.53 78.257 .755 .915
X2.10 48.90 79.817 .477 .925
X2.11 48.37 77.757 .794 .913
X2.12 48.40 76.455 .849 .911
X2.13 48.67 77.264 .761 .914

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.924 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

Y3.1 8.67 3.333 .880 .861


Y3.2 8.53 3.568 .854 .884
Y3.3 8.67 3.402 .804 .924
LAMPIRAN IV
IDENTITAS RESPONDEN
IDENTITAS RESPONDEN

No. Jenis Kelamin Usia Jumlah Karyawan Pendidikan Penghasilan


1 1 3 2 3 1
2 1 4 3 3 2
3 1 4 2 4 1
4 1 4 1 3 1
5 2 1 2 4 1
6 2 4 3 3 2
7 1 4 1 4 1
8 1 4 3 1 4
9 2 4 3 3 1
10 1 4 3 4 1
11 2 4 1 2 1
12 1 2 4 3 2
13 2 1 4 3 1
14 2 4 2 3 1
15 2 4 1 3 1
16 2 4 3 2 2
17 2 4 1 3 1
18 2 4 1 3 4
19 2 3 1 4 1
20 2 4 1 2 1
21 1 3 2 4 3
22 1 4 1 2 1
23 2 4 1 4 1
24 1 4 2 3 1
25 2 4 1 2 4
26 2 4 3 3 1
27 2 4 1 2 1
28 2 2 4 3 3
29 2 4 3 3 1
30 1 4 2 4 1
31 1 3 1 4 1
32 2 2 1 4 2
33 2 4 3 3 1
34 1 4 1 4 1
35 2 4 1 4 1
36 2 4 3 3 1
37 2 4 1 3 4
38 2 4 1 3 1
39 2 1 1 4 1
40 2 3 3 4 1
41 2 2 4 3 1
42 2 1 4 4 1
43 2 4 4 4 1
44 2 4 3 4 1
45 2 4 3 4 1
LAMPIRAN V
HASIL UJI DESKRIPTIF IDENTITAS RESPONDEN
HASIL UJI DESKRIPTIF

Frequencies

Statistics

Jenis Kelamin Usia Jumlah Karyawan Pendidikan Penghasilan

Valid 45 45 45 45 45
N
Missing 0 0 0 0 0
Sum 76 155 96 145 66

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-Laki 14 31.1 31.1 31.1

Valid Perempuan 31 68.9 68.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

25-30 4 8.9 8.9 8.9

31-35 4 8.9 8.9 17.8

Valid 36-40 5 11.1 11.1 28.9


>41 32 71.1 71.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Jumlah Karyawan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 Karyawan 19 42.2 42.2 42.2

Valid 3 Karyawan 7 15.6 15.6 57.8

4 Karyawan 13 28.9 28.9 86.7


>5 Karyawan 6 13.3 13.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 1 2.2 2.2 2.2

SMP 6 13.3 13.3 15.6

Valid SMA/SMK 20 44.4 44.4 60.0

Sarjana 18 40.0 40.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1.000.000-4.999.9999 34 75.6 75.6 75.6

5.000.0000-9.999.999 5 11.1 11.1 86.7

Valid 10.000.000-14.999.999 2 4.4 4.4 91.1

> 15.000.000 4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0


LAMPIRAN VI
TABULASI DATA PENELITIAN
TABULASI DATA PENELITIAN

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Y Y Y
No. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 1. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2.
.1 .2 .3
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 5 5 5
2 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
5 3 4 2 4 3 4 4 5 5 3 3 4 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 1 3 2 3
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
8 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5
9 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
10 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4
11 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5
12 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5
13 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
14 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4
15 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5
16 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 2 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 5
17 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 1 1 1 5 5
19 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4
22 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
24 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 3 3 5 5 3 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5
25 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
26 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
27 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
28 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
29 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5
32 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4
33 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
35 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 3 5 5 3 3 5 4 4 5 5 3 5 5 3 2 3 3 4 3 2
37 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
38 4 5 5 5 4 5 3 5 5 3 3 4 3 4 5 3 2 5 5 3 3 5 4 4 4 4 5 5 4 5
39 5 4 4 5 4 4 5 5 5 3 3 5 5 4 5 3 5 4 4 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5
40 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
41 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
42 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4
43 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 3 3 5 4 4 5 5
44 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4
45 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
LAMPIRAN VII
HASIL UJI DESKRIPTIF TANGGAPAN RESPONDEN
HASIL DESKRPTIF VARIABEL PENELITIAN

Statistics

X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.1 X1.1 X1.1 X1.1 X1.14 X1.
0 1 2 3 15

Valid 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.40 4.73 4.51 4.69 4.33 4.51 4.60 4.84 4.58 4.31 3.84 4.33 4.07 4.16
Std. Error of Mean .102 .067 .093 .070 .110 .075 .086 .055 .098 .109 .119 .101 .121 .105
Median 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
a a
Mode 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
Std. Deviation .688 .447 .626 .468 .739 .506 .580 .367 .657 .733 .796 .674 .809 .706
Variance .473 .200 .392 .219 .545 .256 .336 .134 .431 .537 .634 .455 .655 .498
Range 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 4 2 2 3
Minimum 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 1 3 3 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 198 213 203 211 195 203 207 218 206 194 173 195 183 187

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

X1.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 5 11.1 11.1 11.1

4 17 37.8 37.8 48.9


Valid
5 23 51.1 51.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

4 12 26.7 26.7 26.7


Valid
5 33 73.3 73.3 100.0
Total 45 100.0 100.0

X1.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 1 2.2 2.2 2.2

4 19 42.2 42.2 44.4


Valid
5 25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

4 14 31.1 31.1 31.1

Valid 5 31 68.9 68.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 7 15.6 15.6 15.6

4 16 35.6 35.6 51.1


Valid
5 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

4 22 48.9 48.9 48.9

Valid 5 23 51.1 51.1 100.0


Total 45 100.0 100.0
X1.8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 2 4.4 4.4 4.4

4 14 31.1 31.1 35.6


Valid
5 29 64.4 64.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

4 7 15.6 15.6 15.6

Valid 5 38 84.4 84.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 4 8.9 8.9 8.9

4 11 24.4 24.4 33.3


Valid
5 30 66.7 66.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 7 15.6 15.6 15.6

4 17 37.8 37.8 53.3


Valid
5 21 46.7 46.7 100.0
Total 45 100.0 100.0
X1.12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

2 1 2.2 2.2 4.4

3 9 20.0 20.0 24.4


Valid
4 27 60.0 60.0 84.4

5 7 15.6 15.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 5 11.1 11.1 11.1

4 20 44.4 44.4 55.6


Valid
5 20 44.4 44.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 13 28.9 28.9 28.9

4 16 35.6 35.6 64.4


Valid
5 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid 2 1 2.2 2.2 2.2
3 5 11.1 11.1 13.3

4 25 55.6 55.6 68.9

5 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13

Valid 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
N Missi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ng
Mean 4.56 4.16 4.09 4.33 4.56 4.42 4.38 4.62 4.56 4.13 4.33 3.96 4.29
Std. Error of
.117 .123 .134 .105 .093 .133 .124 .086 .113 .117 .119 .149 .151
Mean
Median 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 5.00
Mode 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5
Std. Deviation .785 .824 .900 .707 .624 .892 .834 .576 .755 .786 .798 .999 1.014
Variance .616 .680 .810 .500 .389 .795 .695 .331 .571 .618 .636 .998 1.028
Range 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4
Minimum 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 1
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 205 187 184 195 205 199 197 208 205 186 195 178 193

X2.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

3 2 4.4 4.4 6.7


Valid
4 12 26.7 26.7 33.3
5 30 66.7 66.7 100.0
Total 45 100.0 100.0

X2.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

3 6 13.3 13.3 15.6

Valid 4 22 48.9 48.9 64.4

5 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

2 2 4.4 4.4 6.7

3 4 8.9 8.9 15.6


Valid
4 23 51.1 51.1 66.7

5 15 33.3 33.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

4 26 57.8 57.8 60.0


Valid
5 18 40.0 40.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

2 1 2.2 2.2 2.2

4 17 37.8 37.8 40.0


Valid
5 27 60.0 60.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

2 1 2.2 2.2 4.4

3 3 6.7 6.7 11.1


Valid
4 13 28.9 28.9 40.0

5 27 60.0 60.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

3 4 8.9 8.9 11.1

Valid 4 16 35.6 35.6 46.7

5 24 53.3 53.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

3 2 4.4 4.4 4.4

Valid 4 13 28.9 28.9 33.3


5 30 66.7 66.7 100.0
Total 45 100.0 100.0

X2.9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

3 1 2.2 2.2 4.4

Valid 4 14 31.1 31.1 35.6

5 29 64.4 64.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 1 2.2 2.2 2.2

3 8 17.8 17.8 20.0

Valid 4 20 44.4 44.4 64.4

5 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 2 4.4 4.4 4.4

3 3 6.7 6.7 11.1

Valid 4 18 40.0 40.0 51.1

5 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0


X2.12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 2 4.4 4.4 4.4

3 11 24.4 24.4 28.9

Valid 4 17 37.8 37.8 66.7

5 15 33.3 33.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

X2.13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 2 4.4 4.4 4.4

3 6 13.3 13.3 17.8

Valid 4 12 26.7 26.7 44.4

5 25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Frequency Table

Statistics

Y.1 Y.2 Y.3

Valid 45 45 45
N
Missing 0 0 0
Mean 4.49 4.58 4.53
Std. Error of Mean .113 .098 .098
Median 5.00 5.00 5.00
Mode 5 5 5
Std. Deviation .757 .657 .661
Variance .574 .431 .436
Range 4 3 3
Minimum 1 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 202 206 204

Y.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

1 1 2.2 2.2 2.2

3 1 2.2 2.2 4.4

Valid 4 17 37.8 37.8 42.2

5 26 57.8 57.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 1 2.2 2.2 2.2

3 1 2.2 2.2 4.4

Valid 4 14 31.1 31.1 35.6

5 29 64.4 64.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

2 1 2.2 2.2 2.2

3 1 2.2 2.2 4.4

Valid 4 16 35.6 35.6 40.0

5 27 60.0 60.0 100.0

Total 45 100.0 100.0


LAMPIRAN VIII HASIL
UJI ASUMSI KLASIK DAN REGRESI LINIER
BERGANDA
HASIL UJI ASUMSI KLASIK

a
Variables Entered/Removed

Model Variables Variables Method


Entered Removed

Total_X2,
1 b
. Enter
Total_X1

a. Dependent Variable: Total_Y


b. All requested variables entered.

a
Collinearity Diagnostics

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Total_X1 Total_X2

1 2.988 1.000 .00 .00 .00

1 2 .010 17.387 .24 .00 .47

3 .002 41.928 .76 1.00 .53

a. Dependent Variable: Total_Y

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 8.11 15.41 13.60 1.306 45


Std. Predicted Value -4.204 1.382 .000 1.000 45
Standard Error of Predicted
.167 .836 .257 .114 45
Value
Adjusted Predicted Value 8.26 15.44 13.60 1.302 45
Residual -3.493 1.859 .000 1.063 45
Std. Residual -3.210 1.708 .000 .977 45
Stud. Residual -3.274 1.732 -.001 1.002 45
Deleted Residual -3.634 1.910 -.004 1.119 45
Stud. Deleted Residual -3.749 1.776 -.017 1.053 45
Mahal. Distance .056 24.986 1.956 3.834 45
Cook's Distance .000 .163 .017 .033 45
Centered Leverage Value .001 .568 .044 .087 45

a. Dependent Variable: Total_Y


LAMPIRAN VIII
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai