Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG PADA UKM

(Studi pada UKM Konveksi Cigem Creative, UKM Mecca Herbal dan Koperasi
Simpan Pinjam An-Nur)

Disusun Oleh :

YESYA APRILLA

11160810000092

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah penelitian Mata Kuliah Manajemen Keuangan UKM yang
akan membahas tentang analisis pengelolaan piutang pada UKM Cigem Creative, UKM
Mecca Herbal dan Koperasi Simpan Pinjam An-Nur. Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada suri tauladan umat manusia yakni nabi Muhammad SWT. Dan tak
lupa kami berterima kasih kepada dosen pengajar kami Bapak Indo Yama, S.E., M.A.B.
yang mana telah membimbing penulis selama materi ini berlangsung dan juga telah
mempercayakan tugas ini kepada penulis, sehingga penulis dapat mengambil pengetahuan
dan pembelajarannya.
Makalah penelitian ini dirancang dan ditulis sebagai tugas akhir begitu pula
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang bagaimana
pengelolaan piutang pada sebuah UKM. Sehingga mahasiswa/mahasiswi dapat mengambil
kesimpulan atas apa yang penulis bahas pada makalah ini dan penulis pun berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya khususnya bagi mahasiswa
maupun mahasiswi jurusan Manajemen Keuangan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................................

A. Penelitian Terdahulu.......................................................................................................
B. Pengertian Piutang..........................................................................................................
C. Kebijakan Pengumpulan Piutang....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Piutang.........................................................................................
E. Kebijakan Kredit.............................................................................................................
F. Analisis Kredit.................................................................................................................
G. Keputusan Kredit............................................................................................................
H. Persyaratan Kredit...........................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................................................

A. Jenis Penelitian...............................................................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................................
C. Prosedur Penelitian.........................................................................................................
D. Metode Pengumpulan Data.............................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................
F. Metode Analisis...............................................................................................................

BAB IV ANALISIS...........................................................................................................................

A. Gambaran Penelitian.......................................................................................................
B. Hasil Penelitian...............................................................................................................

BAB V PENUTUP.............................................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu komponen terpenting internal dalam
sebuah perusahann. Didalam manajemen juga terdapat manajemen piutang.
Piutang adalah perkiraan aktiva lancar yang terbesar. Setiap pemimpin
perusahaan selalu menginginkan penjualan barang dagangannya dibayar
secara tunai. Namun di lain pihak, penjualan secara kredit justru akan
memberi peluang untuk perluasan pasar sehingga dapat menambah laba
usaha, meski hal ini juga bukan tanpa resiko.
Biasanya keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari segi financial-
nya, yaitu seberapa besar laba yang diperoleh dari hasil usahanya. Sehingga
setiap perusahaan berlomba-lomba menaikan besaran profit yang didapatnya.
Namun untuk mencapai tujuan yang diinginkan, suatu perusahaan harus
mengoptimalkan segala kegiatan dalam perusahaan tersebut, baik itu
produksi, pemasaran maupun penjualannya.
Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang
yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesikan seluruhnya. Jika
keadaan itu terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka modal
perusahaaan akan semakin kecil. Dengan begitu penagihan piutang perlu
mendapat perhatian dan penanganan serius agar resiko yang mungkin timbul
dapat dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini, pimpinan seharusnya juga
turut aktif mengelola penagihan piutang agar tidak sampai menghambat
operasi atau kegiatan perusahaan. Maka makalah ini akan mencoba
menganalisis bagaimana mengendalikan piutang pada suatu UKM, dengan
menganalisis UKM konveksi Cigem Creative, UKM Mecca Herbal, dan
UKM Koperasi Simpan Pinjam Masjid An-Nur

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan piutang pada UKM Cigem Creative, UKM
Mecca Herbal dan Koperasi Simpan Pinjam An-Nur?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis bagaimana pengendalian piutang pada UKM
Cigem Creative, UKM Mecca Herbal, dan Koperasi Simpan Pinjam

4
An-Nur
2. Untuk mengoptimalkan manajemen piutang dan mengetahui tingkat
keefektifannya pada UKM Cigem Creative, UKM Mecca Herbal dan
Koperasi Simpan Pinjam An-Nur

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu

Sondakh, dkk (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektivitas


Sistem Pengendalian Internal Piutang dan Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada PT.
Surya Wenang Indah Manado”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
efektivitas sistem pengendalian internal dan untuk mengetahui perlakuan atas
kerugian piutang tak tertagih pada piutang pada PT. Surya Wenang Indah. Dari hasil
penelitian menyatakan bahwa sistem dalam mengendalikan internal piutang sudah
efektif, hal ini terlihat dari diterapkannya unsur-unsur pengendalian internal piutang
yang layak dan memadai ditunjang dengan kebijakan serta prosedur pemberian kredit
yang baik.

Ariyanti, dkk (2016) dalam penelitiannya yang berjudul ANALISIS


PENGELOLAAN PIUTANG DAN KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH
PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG BITUNG. Berdasarkan hasil
penelitiannya menyatakan bahwa pengelolaan piutang pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Bitung telah berjalan dengan baik berdasarkan Lingkungan
Pengendalian, Penentuan Resiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi Komunikasi dan
Pengawasan Dan Pemantauan.

B. Pengertian Piutang

Banyak pendapat tentang difinisi piutang, menurut Brigham dan Houston


(2011:281), piutang usaha (account receivable) adalah saldo yang diterima dari
pelanggan. Menurut Hermawan (2013:29), piutang adalah hak menengih pemberi
uang, jasa atau dana kepada penerima barang, jasa atau dana yang membentuk
hubungan dimana pihak yang membentuk hubungan dimana pihak yang satu
berutang dengan pihak yang lain. Menurut Warren C.S, dkk (2015: 404) menyatakan
bahwa piutang mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain termasuk
perorangan, perusahaan dan organisasi lain.

C. Kebijakan Pengumpulan Piutang

6
Kebijakan pengumpulan piutang suatu perusahaan adalah prosedur yang
harus diikuti dalam piutang-piutangnya bila sudah jatuh tempo. Keefektifan
perusahaan dalam menerapkan kebijakan pengumpulan piutang dapat dilihat dari:

1. Jumlah kerugian piutang (bad debt expenses)


2. Perusahaan harus teliti dalam melakukan penagihan piutang kepada para
debitur
3. Perusahaan harus bertindak hati-hati dan tidak agresif terhadap langganan
sehubungan dengan usaha pengumpulan piutang

D. Teknik Pengumpulan Piutang

Adapun teknik pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan menurut


Syamsuddin (2000: 273) antara lain adalah:

1. Melalui Surat
2. Melalui Telepon
3. Kunjungan Pribadi
4. Tindakan Yuridis Hukum

E. Kebijaksanaan Kredit

Melalui suatu kebijaksanaan pemberian kredit dimaksudkan agar korporasi memiliki


suatu standar ukuran untuk mengklasifikikasi masing-masiing pelanggan yang akan
memperoleh kredit, penentuan jumlah kredit yang diberikan, jangka waktu dan syarat
pembayaran kredit, serta kondisi-kondisi yang harus dipenuhi oleh penerima kredit.
Kebijaksanaan kredit yang dibuat perusahaan pada umumnya menyangkut masalah;

1. Kebijaksanaan Pemberian Kredit


2. Kebijkasanaan Pengawasan Kredit
3. Kebijaksanaan Penagihan Kredit.

F. Analisis Kredit

Suatu analisi kredit menggambarkan tentang suatu proses untuk melakukan penilaian
atau evaluasi; apakah pelanggan dapat diberikan kredit atau tidak. Analisis kredit
penekanannya akan lebih terfokus terhadap risiko likuiditas, rasio kewajiban dan

7
profitabilitas pelanggan. Salah satu cara analisi risiko kredit dari pelanggan adalah
melalui penggunaan skor kredit (Credit Scoring). Credit Scoring merupakan suatu
cara untuk mengukur kemampuan pelanggan dengan memberi nilai (score).

Sebagai contoh dari penggunaan credit scoring dapat dilihat tabel


berikut ini.

Standar Kredit untuk BPR Korporasi

Nilai Kredit Keputusan Korporasi

>80 Kedit diberikan

60-79 Kredit terbatas dengan tambahan jaminan

<59 Kredit ditolak

Aplikasi dari Credit Scoring bagi seorang pelanggan calon penerima


kredit diuraikan pada tabel berikut ini.

Credit Scoring untuk Pemohon Kredit

Nilai Karakteristik Nilai a Tertimbang nilai akhir

Income 90 0,4 36

Jaminan Fidusia 90 0,3 27

Lama Usaha 70 0,1 7

Jaminan Kebendaan 85 0,1 8,5

Referensi 70 0,1 7

Nilai Kredit 85,5

Catatan:

a = Nilai yang diberikan berdasarkan karakteristik yang

8
dinilai menurut skala Thurnstone (0-100)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Credit Scoring Pemohon Kredit adalah 85,5
melebihi standar kredit yang ditetapkan BPR Korporasi, sehingga pemohon kredit
dapat diluluskan untuk diberi fasilitas kredit. Keuntungan menggunakan teknik
credit scoring ini adalah mudah pelaksanaannya dan biayanya relatif murah.

G. Keputusan Kredit

Keputusan kredit mencakup keputusan untuk menetapkan standar kredit dan syarat
kredit.

1. Standar Kredit
Banyak korporasi tertentu menggunakan analisis 5C untuk menetapkan
kelayakan kredit. Analisis 5C tersebut adalah:
a. Karakter (Caracter) Manajemen piutang perusahaan meneliti tentang
kepribadian dan watak pelanggan yang menunjukkan kemungkinan
bahwa pelanggan secara jujur dan sadar besedia memenuhi kewajibannya.

b. Kemampuan (Capacity) Penilaian secara subyektif atas pelanggan untuk


membayar kredit beserta bunganya tepat pada waktunya yang telah
disepakati
c. Modal (Capital) Penilaian kekuatan finansial yang dilengkapi pelanggan
dan sebagai alat ukurnya adalah Laporan Keuangan
d. Jaminan (Collateral) Bentuk aktiva yang diberikan oleh pelanggan
sebagai jaminan keamanan atas kredit yang diberikan.
e. Kondisi (Condition) Merupakan gambaran atau dampak perubahan
kondisi perekonomian secara umum ataupun kondisi pada sektor usaha
terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

H. Persyaratan Kredit

Persyaratan kredit umumnya menyatakan syarat pembayaran kembali kredit


yang diberikan kepada nasabah. Yang termasuk dalam syarat pembayaran ini adalah

9
kemungkinan pemberian diskonto untuk pembayaran yang lebih awal. Contoh: syarat
kredit dari korporasi bisnis dinyatakan sebagai: 2%/10, net 40. Persyaratan ini
menunjukan bahwa korporasi akan memberikan diskonto 2% apabila hutang dibayar
dalam tempo 10 hari. Apabila tidak dimanfaatkan oleh nasabah, maka dari kecilnya
diskonto 2% yang diperoleh penerima kredit, tetapi apabila dihitung prosentase
tahunannya akan terlihat besar Opportunity Cost tahunannya, yaitu:

2% 360
× ×100=24 , 4 %
(100−2) ( 40−10)

Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa nasabah tidak


menggunakan diskonto dalam 10 hari, artinya nasabah akan menanggung
opportunity cost sebesar 24,4% per tahn. Karena alasan itu maka setiap
pemberi kredit dapat melakukan perubahan persyaratan kredit dalam usaha
mempercepat proses penagihan.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitiam deskriptif, yang bertujuan untuk


memberikan gambaran mengenai keadaan perusahaan dengan melakukan kegiatan
wawancara. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun
prosedur atau penilaian sikap. Metode Penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengumpulan data dilakukan secara trianulasi
(gabungan), analaisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitiatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015:38).

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Untuk Wawancara pada penelitian UKM Konveksi Cigem Creative


dilaksanakan pada waktu penelitian 25 Oktober 2018, untuk UKM Mecca Herbal
dilaksanakan pada 10 Desember 2018 dan Untuk Koperasi Simpan Pinjam An-Nur
dilaksanakan pada 15 Desember 2018

C. Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian pada


UKM Konveksi Cegum Creative adalah sebagai berikut:

1. Peneliti membuat perjanjian wawancara penelitian dengan pemilik UKM


Konveksi Cegum Creative, UKM Mecca Herbal dan Koperasi Simpan
Pinjam An-Nur
2. Peneliti melakukan wawancara bersama pemilik UKM
3. Peneliti menganalisis keseluruhan data-data mengenai pengelolaan piutang
yang telah didapat dari UKM Konveksi Cegum Creative, UKM Mecca
Herbal dan Koperasi Simpan Pinjam An-Nur yang menjadi objek penelitian
dari peneliti maupun informasi yang didapat dari internet kemudian mengola

11
seluruh data tersebut sesuai dengan teori yang dipelajari oleh peneliti.
4. Setelah pengumpulan data dan analisis data dilakukan maka peneliti membuat
evaluasi penelitian sesuai dengan data yang didapat kemudian membuat
kesimpulan dan saran untuk UKM tersebut.

D. Metode Pengumpulan Data

Pada metode ini, peneliti harus menetukan terlebih dahulu sumber data, jenis
data, dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data.

1. Jenis Data
A. Data Kualitatif: Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati (Moleong, 2007:4).
2. Sumber Data
A. Data Primer: Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
lapangan baik melalui observasi maupun melalui wawancara dengan
pihak informan.
B. Data Sekunder: Data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan
dari sumber yang telah ada (Uma Sekaran, 2011). Data sekunder yang
peneliti kumpulkan dari pihak internal UKM adalah sejarah UKM

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2007:209) bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Namun dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melalui metode
wawancara.

1. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2007:211), mendefinisikan wawancara sebagai
pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tersebut. Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang

12
lebih mendalam tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi.
Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk diajukan, dan mencatat apa yang
dikemukakan oleh informan, oleh karena itu jenis wawancara yang digunakan
oleh peneliti termasuk kedalam jenis wawancara terstruktur.

NO Pertanyaan Wawancara

1 - Berapakah penjualan rata-rata kaos sablon pada UKM


Konveksi Cegum Creative perminggunya, penjualan
rata-rata obat-obatan UKM Mecca Herbal?
- Berapakah rata-rata peminjaman kredit pada Koperasi
Simpan Pinjam An-Nur?

2 Apa saja kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan


oleh UKM Konveksi Cegum Creative, UKM Mecca
Herbal dan Koperasi Simpan Pinjam An-Nur?

3 Adakah kendala yang terjadi pada pengelolaan piutang


didalam UKM Konveksi Cegum Creative, UKM Mecca
Herbal dan Koperasi Simpan Pinjam An-Nur?

4 Apa saja kebijakan penagihan piutang yang ditetapkan


oleh UKM Konveksi Cegum Creative, UKM Mecca
Herbal dan Koperasi Simpan Pinjam An-Nur?

F. Metode Analisis

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan


tujuan untuk memberikan gambaran yang mendetail tentang latar belakang, Analisis
ini digunakan untuk membahas dan menerangkan hasil penelitian dengan
menggunakan keterangan-keterangan yang tidak berbentuk angka. Dalam penelitian

13
kualitatif, analisis data tidak harus menunggu selesainya pengumpulan data. Analisis
data bersifat berkelanjutan dan dikembangkan sepanjang program (Sugiyono
2015:40-42).

14
BAB IV
ANALISIS

A. Gambaran Umum Perusahaan

UKM Konveksi Cegum Creative adalah usaha percetakan sablon kaos yang
dibangun oleh Raditya Andrian bersama teman-temannya. Usaha konveksi ini sudah
berdiri sejak November 2016. Pesanan kaos yang diterima oleh Cegum Creative ini
biasanya untuk keperluan partai, kaos untuk seragam kepanitiaan ataupun kaos polos.
Kaos polos biasanya dijual dengan harga Rp. 25.000 sampai Rp. 30.000 tergantung
panjang/pendeknya kaos serta ukuran kaos. Sementara untuk kaos yang disablon
dikenakan harga Rp. 50.000 sampai Rp. 70.000 tergantung kualitas sablon.

UKM Mecca Herbal adalah usaha dibidang obat-obatan tetapi khusus yang berbahan
dasar tradisional yang dibangun oleh Abdul Hariz. Usaha ini sudah berdiri sejak
April 2015. Obat-obatan yang dijual ini berkisar pada Rp. 10.000 sampai Rp.
400.000. Toko herbal ini selain menjual secara langsung kepada pembeli, juga
menjadi distributor bagi retailer yang secara umum adalah perorangan.

Koperasi Simpan Pinjam An-Nur adalah bentuk usaha koperasi yang berada disekitar
lingkungan Masjid An-Nur. Koperasi ini dibentuk dan diprakarsai oleh para jamaah.
Koperasi ini resmi dibuat pada Februari 2013. Dalam koperasi ini memiliki 2 unit
peminjaman, yang pertama adalah Unit Simpan Pinjam (USP) yang dikhususkan
untuk kegiatan kredit berupa uang dan Unit Badan Usaha (UBU) yang dikhususkan
untuk pengkreditan bahan kebutuhan pokok

B. Hasil Penelitian

Jawaban Wawancara UKM Cegum Creative

A = Pewawancara

B = Narasumber

A : Berapakah penjualan rata-rata kaos sablon pada UKM Konveksi Cegum


Creative perminggunya?

15
B : Rata-rata dalam seminggu kami bisa memproduksi 200-250 pcs kaos, lebih
banyak pesanan pada kaos sablon dari pada kaos polos, kira-kira
perbandingannya 4:1

A : Apa saja kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan oleh UKM Konveksi
Cegum Creative?

B : Kami membuat kebijakan pemberian kredit dengan cara semakin banyak


pelanggan memesan, maka semakin banyak juga termin pembayaran kredit
yang kita berikan. Lalu pembayaran termin pertama minimal 30% dari total
keseluruhan harga pesanan.

A : Adakah kendala yang terjadi pada pengelolaan piutang didalam UKM


Konveksi Cegum Creative?

B : Kendala yang terjadi pada konveksi Cegum Creative ini biasanya pada saat
penagihan termin pembayaran yang lebih dari satu kali, ada saja pelanggan
yang membayar termin cicilan kredit lewat dari tanggal jatuh tempo.

A : Apa saja kebijakan penagihan piutang yang ditetapkan oleh UKM Konveksi
Cegum Creative?

B : Biasanya kalau sudah mendekati tanggal jatuh tempo atau bahkan jika sudah
melewati, kami melakukan penagihan melalui telfon atau sms, tetapi jika
pelanggan belum bisa melunasinya, maka produk pesanan akan kami tahan
hingga ia bisa membayarnya.

Jawaban Wawancara UKM Mecca Herbal

A = Pewawancara

B = Narasumber

A : Berapakah penjualan rata-rata obat-obatan pada UKM Mecca Herbal?

B : Rata-rata dalam seminggu kami bisa menjual obat kisaran 10 Jenis berbeda
dengan jumlah yang berbeda juga. Dan biasanya rasio antara pembeli

16
langsung dengan retailer itu 1:2, dimana jumlah retailer yang lebih banyak
memesan setiap minggunya

A : Apa saja kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan oleh UKM Mecca
Herbal?

B : Kami membuat kebijakan pemberian kredit kepada retailer dengan cara


mengakumulasikan setiap minggunya apa saja yang dipesannya. Dan kami
juga melakukan kebijakan dengan para retailer melakukan termin pertama
disetiap minggunya 25% dari keseluruhan pesanan.

A : Adakah kendala yang terjadi pada pengelolaan piutang didalam UKM


Mecca Herbal?

B : Kendala yang terjadi pada Mecca Herbal ini biasanya pada saat penagihan
termin pembayaran yang lebih dari satu kali, ada saja retailer yang membayar
termin cicilan kredit lewat dari tanggal jatuh tempo, ada saja juga para retailer
yang meminta pembayaran dilakukan diminggu berikutnya

A : Apa saja kebijakan penagihan piutang yang ditetapkan oleh UKM Mecca
Herbal?

B : Kalau sudah mendekati tanggal jatuh tempo atau bahkan jika sudah
melewati, kami melakukan penagihan melalui telfon atau sms. Tetapi kami
memberikan toleransi jika mengalami keterlambtan pembayaran, dengan
catatan kami hanya memberikan kebijakan tersebut hanya dalam waktu 3
minggu. Jika pembayaran yang dilakukan masih melewati jatuh tempo, maka
kami tidak akan memberikan lagi kredit kepada para retailer tersebut di
minggu berikutnya.

Jawaban Wawancara UKM Koperasi Simpan Pinjam An-Nur

A = Pewawancara

B = Narasumber

17
A : Berapakah peminjaman rata-rata Koperasi Simpan Pinjam An-Nur
perbulannya?

B : Peminjaman yang terjadi lebih sering pada unit badan usaha, dimana
peminjaman terhadap kebutuhan bahan pokok ber rasio 2:3 dengan
peminjaman kredit uang

A : Apa saja kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan oleh Koperasi Simpan
Pinjam An-Nur?

B : Kami membuat kebijakan yang pastinya yang boleh mengajukan kredit


adalah anggota meskipun jamaah dari Masjid An-Nur. Kami juga
memberikan kebijakan berupa kepercayaan kepada para anggota yang ingin
melakukan kegiatan kredit dengan juga mempertimbangkan kemampuan
pembayaran, karena itu dalam pengisian formulir salah satu syaratnya adalah
dengan melampirkan slig gaji suami/istri. Dan yang terakhir adalah kebijakan
dimana peminjaman sesuai dengan kemampuan dari koperasi. Batas waktu
peminjaman dibagi menjadi dua yaitu pendek dan panjang. Dengan kurun
waktu 1-2 Bulan dan juga 5-6 Bulan

A : Adakah kendala yang terjadi pada pengelolaan piutang didalam Koperasi


Simpan Pinjam An-Nur?

B : Kendala yang terjadi pada koperasi simpan pinjam an-nur ini biasanya pada
saat penagihan termin pembayaran yang lebih dari satu kali, ada saja
pelanggan yang membayar termin cicilan kredit lewat dari tanggal jatuh
tempo. Dan ada saja dari anggota yang mengabaikan kepercayaan dari
koperasi terhadap anggota.

A : Apa saja kebijakan penagihan piutang yang ditetapkan oleh Koperasi


Simpan Pinjam An-Nur?

B : Biasanya kalau sudah mendekati tanggal jatuh tempo atau bahkan jika sudah
melewati, kami melakukan penagihan melalui telfon atau sms, tetapi jika
pelanggan belum bisa melunasinya, maka akan dikenakan denda 1% dari

18
jumlah peminjaman di setiap harinya setelah melewati jatuh tempo.

19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan hasil wawancara yang telah


dikemukan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga UKM ini masih
ditemukan kendala dalam pengelolaan piutang dalam hal penagihan adanya
pelanggan yang membayar termin melewati tanggal jatuh tempo, membayar dengan
menggabungkan diminggu berikutnya itu berarti kebijakan pemberian kredit masih
belum berjalan dengan baik, hal tersebut menyebabkan semakin lamanya perputaran
piutang (perputaran piutang yang belum efisien) yaitu karena kinerja bagian
penagihan yang kurang maksimal. perputaran piutang yang lama dapat
mempengaruhi keuangan perusahaan. Selain itu terabaikannya faktor kepercayaan
yang diberikan kepada anggota maupun klien yang membuat tidak berjalan dengan
efektif.

B. Saran

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, Untuk itu penulis mengemukakan
beberapa saran yang diharapkan dapat membantu pihak pengusaha UKM dalam
mengatasi masalah penanganan piutang perusahaan dan sekaligus menjadi bahan
tindakan preventif yang dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Adapun saran-
saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam melakukan transaksi, penjual (pemberi piutang) harus lebih


memperhatikan kondisi calon pembeli (debitur) tersebut apakah memenuhi
persyaratan atau tidak sehingga layak untuk dilakukan pembiayaan dengan
lebih memperhatikan aspek 5C serta wajib menjelaskan mengenai kebijakan
pemberian kredit yang sudah dibuat oleh perusahaan. Diharapkan dengan
debitur yang berkualitas, maka jumlah bad customer dan piutang tak tertagih
menjadi semakin kecil dan pengelolaan piutang pada UKM Konveksi Cegum
Creative diharapkan menjadi lebih baik.
2. Penjual dapat memberikan potongan atau discount bagi pelanggan yang
membayar kewajibannya lebih cepat dari jangka waktu yang telah ditetapkan.

20
3. Sebaiknya pihak UKM Konveksi Cegum Creative semaksimal mungkin
menekan timbulnya piutang. Misalnya dengan melaksanakan pengelolaan
piutang secara efektif atau memperketat sistem pengawasan terhadap piutang.
Sebaiknya pihak.
4. Koperasi seharusnya mengevaluasi kembali kebijaksanaan kredit yang telah
ditetapkan sebelum melakukan kredit, dengan menyertakan Kartu Keluarga,
rekening bulanan agar risiko tidak tertagihnya piutang yang dikarenakan
keluarnya anggota koperasi dari perusahaan tanpa pelunasan bisa
diminimalisir. Koperasi seharusnya lebih memanfaatkan jaminan yang
diberikan anggota ketika anggota melakukan pinjaman dengan nominal yang
lebih besar dan batas waktu pelunasan lebih panjang, agar dana yang
dikeluarkan untuk pemberian kredit tetap berputar sehingga koperasi
memiliki cadangan dana untuk pemberian kredit kepada anggota yang lain
serta dapat meningkatkan rentabilitas koperasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Rompas, Ryfan Racel,. Elim, Inggriani,. Suwetja, I Gede. 2018. Analisis


Pengelolaan Piutang dan Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang. Jurnal Riset Akutansi Going Concern, 13(3), 285-293.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Suwarno. 2013. Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Untuk


Meminimalkan Jumlah Piutang Tak Tertagih Pada PT. Olympindo Multifinance.
Jurnal Nasional.

22

Anda mungkin juga menyukai