SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Studi Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri
21S15039
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan kasih karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
2. Keluarga, terutama orang tua, yang sangat saya kasihi yang selalu
membimbing, memotivasi, membiayai semua kebutuhan saya selama ini, dan
tentunya kasih sayang yang selalu diberikan setiap waktu dan menjadi motivasi
utama saya selama ini.
3. Bapak Prof.Ir. Togar Mangihut Simatupang, M.Tech., Ph.D. selaku Rektor
Institut Teknologi Del sekaligus menjadi pembimbing utama yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, semangat
serta nasehatnya dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Yosef Manik, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Del atas segala bimbingan, bantuan, dukungan dan nasehat yang
telah diberikan untuk penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak Devis Wawan Saputra Simanjuntak, S.T. MBA selaku Kepala Program
Studi Manajemen Rekayasa.
6. Ibu Mariana Simanjuntak, S.S., M.Sc selaku pembimbing pendamping.
7. Bapak Christoper Janwar Saputra Sinaga, S.T, MAB dan Bapak Niko Saripson
P. Simamora, S.T., MAB selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
kepada saya.
8. Bapak dan Ibu Dosen Institut Teknologi Del yang telah mengajari dan
membimbing saya selama menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Del.
9. Bapak dan Ibu Narasumber yang bersedia membantu dan memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam pengerjaan Tugas Akhir.
10. Teman-teman Manajemen Rekayasa 2015 yang selalu menjadi teman yang
selalu ada dan membantu dalam setiap kesulitan yang saya alami selama
menjadi mahasiswa baik dalam perkuliahan dan hidup ber-asrama di Institut
Teknologi Del.
11. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
vi
vii
ABSTRAK
ABSTRAK ................................................................................................................ 7
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
viii
2.4 Balanced Scorecard .................................................................................. 19
ix
4.1 Pengumpulan Data .................................................................................. 42
x
4.4 Rencana Tindakan PT Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau .
................................................................................................................... 67
xi
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 95
LAMPIRAN ............................................................................................................ xv
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Ulum (2008), pengukuran kinerja juga menjadi hal yang sangat
penting bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keberhasilan yang dicapai, sebagai bahan evaluasi terhadap performa perusahaan
dan perencanaan tujuan di masa yang akan datang. Gambaran mengenai kinerja
perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan
informasi non-finansial. Informasi finansial diukur berdasarkan pada anggaran
yang telah dibuat sedangkan informasi non-finansial seperti kepuasan pelanggan,
inovasi produk, sumber daya manusia yang produktif dapat dijadikan sebagai
kategori ukur yang dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendali
manajemen perusahaan. Informasi finansial juga dapat dikatakan sebagai variabel
utama yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebab kesuksesan
atau kegagalan dalam perusahaan.
Salah satu solusi yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton tahun 1990
adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan suatu ukuran yang
komprehensif dan berimbang yang memperhitungkan kinerja perusahaan baik dari
segi finansial maupun non-finansial, kinerja jangka pendek maupun kinerja jangka
panjang, serta keadaan internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, Balanced
Scorecard bukan hanya sekedar alat pengukur kinerja tetapi juga merupakan sarana
untuk mengatur proses, dimana dalam pengembangan Balanced Scorecard,
Adapun tujuan penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi penyajikan dasar teori, metode, tulisan ilmiah, dan
sejenisnya yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada di dalam
perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
Pada bab ini berisi tentang tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan
hingga penyusunan laporan tugas akhir.
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari hasil data yang telah diolah
sebelumnya.
Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan pengolahan data yang
telah dilakukan sebelumnya yang dapat dijadikan rekomendasi ataupun saran bagi
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Listya Anggraini 2008 Analisis Pengukuran Kinerja PT Timuraya Hasil penelitian menunjukkan
Tunggal dengan pendekatan Balanced perusahaan belum menerapkan
Scorecard. pendekatan Balanced Scorecard dalam
mengukur kinerjanya, kinerjanya
hanya diukur berdasarkan aspek
keuangan. Kinerja perusahaan pada
perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan menunjukan hasil yang
Institut Teknologi Del
2 Dina R. Gultom 2010 Menganalisis Balanced Scorecard sebagai Hasil penelitian adalah perusahaan
pengukur kinerja Perusahaan Studi Kasus pada sudah menerapkan Balanced
PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Scorecard sebagai pengukur
kinerjanya, kinerja perusahaan pada
perspektif pertumbuhan dan
Institut Teknologi Del
3 Imam Widodo 2011 Analisis Kinerja Perusahaan dengan Kesimpulan dari penelitian tersebut
Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard yaitu kinerja perspektif keuangan
pada PT Jansen Indonesia. secara keseluruhan dapat disimpulkan
atau dinilai sedang, perspektif
pelanggan secara keseluruhan dapat
disimpulkan buruk, karena kepuasan
pelanggan buruk kemampuan
perusahaan dalam melakukan menjaga
rentensi konsumen juga buruk
sedangkan kemampuan perusahaan
dalam melakukan akuisisi pelanggan
Institut Teknologi Del
4 Erna Rizki Yoland 2011 Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Pengukuran Kinerja Yang Memadai (Sebuah dalam penerapan Balanced Scorecard
Studi Pada Perusahaan Bio Tech Sarana di sebagai analisis kinerja perusahaan
Institut Teknologi Del
5 Rajampidan Verani 2011 “Pengaruh Efektifitas Penerapan Metode Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Carolina Balance Scorecard dalam Meningkatkan efektifitas dalam penerapan Balanced
Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT PLN Scorecard pada PT PLN (Persero)
(Persero) Distribusi Jabar dan Banten) Distribusi Jabar dan Banten yang
dimanfaatkan secara maksimal
memberi pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kinerja
perusahaan.
6 Soraya Hanuma Endang 2010 Analisis Balanced Scorecard sebagai Alat Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Kiswara SE., M.Si. Akt Pengukuran Kinerja Perusahaan (Studi Kasus efektifitas dalam penerapan Balanced
pada PT Astra Honda Motor) Scorecard pada PT Astra Honda Motor
Institut Teknologi Del
Persamaan Perbedaan
1. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan 1. Penelitian I dan II berfokus kepada proses inovasi dan
metode Balanced Scorecard. kunjungan ke pelanggan sedangkan penelitian ini berfokus
2. Pengukuran kinerj dilakukan pada perusahaan yang kepada indikator yang ada di perusahaan.
memproduksi produk yang dapat digunakan oleh 2. Penelitian III berfokus pada proses inovasi yang dilakukan
pelanggan. selama sekali dalam tiga tahun sedangkan penelitian ini
proses inovasinya tidak terjadi sama sekali di perusahaan.
3. Penelitian IV, V, dan VI penerapan Balanced Scorecard
masih belum sempurna di perusahaan sedangkan
penelitian ini penerapan Balanced Scorecard masih
menjadi usulan bagi perusahaan.
Institut Teknologi Del
14
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Menurut Fahmi (2014), kinerja
merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut
bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan dalam satu periode
waktu.
yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan
titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian.
1. Biaya yang dikeluarkan untuk pengukuran kinerja tidak lebih besar daripada
manfaat yang diterima.
2. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program Balanced Scorecard.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kinerja beserta kesempatan-
kesempatan untuk meningkatkannya harus dirumuskan secara jelas.
3. Pengukuran harus terkait langsung dengan tujuan-tujuan strategis yang
dirumuskan. Setiap tujuan strategi yang dirumuskan dalam kisi strategis
(strategic grid) harus memiliki paling sedikit satu pengukuran.
4. Pengukuran harus sederhana serta memunculkan data yang mudah untuk
digunakan, mudah dipahami, dan mudah melaporkannya.
5. Pengukuran harus dapat diulang terus-menerus, sehingga dapat
dibandingkan antara pengukuran pada satu titik waktu dan pengukuran pada
waktu titik yang sama.
6. Pengukuran harus dilakukan pada sistem secara keseluruhan yang menjadi
ruang lingkup Balanced Scorecard.
7. Pengukuran harus dapat digunakan untuk menetapkan target, mengarah ke
peningkatan kinerja di masa mendatang.
8. Ukuran-ukuran kinerja dalam program Balanced Scorecard yang diukur itu
seharusnya telah dipahami secara jelas oleh semua individu yang terlibat,
terutama mengenai keterkaitan ukuran-ukuran kinerja itu dengan sasaran
program Balanced Scorecard.
9. Pengukuran seharusnya melibatkan semua individu yang berada dalam
proses terlibat dengan program Balanced Scorecard.
10. Pengukuran harus diterima dan dipercaya sebagai sahih (valid) oleh mereka
yang akan menggunakannya. Hal ini berarti data sebagai hasil pengukuran
harus akurat, dapat diandalkan, dan dapat diverifikasi.
11. Pengukuran harus berfokus pada tindakan korektif dan peningkatan, bukan
sekedar pada pemantau (monitoring) atau pengendalian.
Pada dasarnya industri terbagi atas tiga jenis yakni industri skala kecil,
industri skala menengah, dan industri skala besar. Untuk pengukuran kinerja pada
industri skala kecil masih menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional
artinya pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan aspek keuangan perusahaan
dalam mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Pengukuran kinerja yang hanya
berfokus kepada aspek keuangan hanya berlaku untuk jangka pendek dari
perusahaan.
Pendapat ahli lainnya adalah Kaplan dan Norton yang diterjemahkan oleh
Peter R. Yosi Pasla (2000) yaitu mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan
menentukan suatu pendekatan yang efektif dan seimbang (Balanced) dalam
mengukur kinerja strategik perusahaan. Pendekatan tersebut terdiri dari empat
perspektif yaitu: financial, customer, internal business process dan learning and
growth.
untuk memantau kondisi perusahaan di masa depan, karena makin kompleks faktor-
faktor yang mempengaruhi perusahaan di era informasi. Alasan manajemen
tradisional menggunakan aspek keuangan sebagai ukurannya karena aspek
keuangan mudah untuk dilakukan pengukurannya yaitu hanya berfokus kepada
keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan yang lain yaitu peningkatan
kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan, peningkatan produktivitas
dan keefektifan biaya dalam proses bisnis yang digunakan untuk melayani
pelanggan sulit dilakukan pengukurannya.
a. Komprehensif
b. Koheren
c. Seimbang
d. Terukur
Kaplan dan Norton (1996) menyatakan sasaran-sasaran dan tolok ukur yang
ada memandang kinerja organisasi dari empat perspektif yaitu keuangan
(financial), pelanggan (customer), proses bisnis internal (internal business
process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth).
Finansial
Untuk berhasil secara finansial,
apa yang harus kita perhatikan
kepada para pemegang saham?
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Untuk mewujudkan visi kita,
bagaimana kita memelihara
kemampuan kita untuk berubah
dan meningkatkan diri?
Menurut Kaplan dan Norton (1996) posisi perusahaan ada tiga, yaitu tahap
pertumbuhan (growth), tahap bertahan (sustain) dan tahap menuai (harvest). Tahap
pertumbuhan (growth), perusahaan yang berada pada tahap awal pertumbuhan
memiliki produk (barang atau jasa) yang bertumbuh secara signifikan, sehingga
strategi dan pengukuran dalam perspektif keuangan yang dilakukan dapat
difokuskan pada tingkat pertumbuhan penjualan di berbagai pangsa pasar sasaran
dan pertumbuhan pendapatan. Pada tahap ini dibutuhkan resources yang besar
untuk menopang pertumbuhan produk, di samping untuk infrastruktur, jaringan
distribusi, dan memelihara atau mengembangkan hubungan yang harmonis dengan
pelanggan. Konsekuensinya, cash flow perusahaan negatif, merugi, dan returnnya
rendah. Ukuran yang dipakai adalah persentase pertumbuhan penjualan.
keuangan perusahaan. Adapun rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Menurut Harmono (2011), rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Ukuran rasio yang digunakan untuk
mengukur rasio likuiditas adalah Current Ratio dan Quick Ratio.
2. Rasio Aktivitas
3. Rasio Profitabilitas
Dalam kondisi ekonomi yang baik, tingkat leverage bisa tinggi karena diharapkan
akan menghasilkan laba operasi yang tinggi. Akan tetapi, dalam kondisi ekonomi
yang buruk tingkat leverage harus lebih rendah agar beban bunga rendah.
b. Retensi Pelanggan
Retensi pelanggan mengukur suatu tingkatan dimana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan pelanggan.
c. Akuisisi Pelanggan
Untuk ukuran akuisisi pelanggan, mengukur dalam bentuk relatif atau
absolut, keberhasilan perusahaan menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis
baru.
d. Kepuasan Pelanggan
Ukuran kepuasan pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa
baik perusahaan melaksanakan bisnis dan menilai tingkat kepuasaan atas kinerja-
kinerja tertentu dalam proporsi nilai.
e. Profitabilitas Pelanggan
Berhasil dalam empat ukuran pelanggan utama (pangsa, retensi, akuisisi dan
kepuasan) bukanlah jaminan bahwa sebuah perusahaan memiliki pelanggan yang
menguntungkan. Karena kepuasan pelanggan dan pangsa pasar yang besar
hanyalah sebuah alat untuk mencapai pengembalian finansial yang lebih tinggi,
perusahaan berharap untuk dapat mengukur tidak hanya besaran bisnis yang
dilakukan dengan pelanggan, tetapi juga profitabilitas dari bisnis ini, terutama
dalam sasaran segmen pasar. Ukuran profitabilitas pelanggan dapat
mengungkapkan sasaran pelanggan tertentu yang tidak memberi keuntungan karena
profitabilitas mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau
segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.
Pangsa Pasar
Kepuasan
Pelanggan
dari setiap pelanggan. Salah satunya adalah terdapat pelanggan yang lebih
mengutamakan fungsi dari produk, ketepatan waktu dalam penyampaian produk,
dan harga yang murah. Sementara untuk pelanggan yang lainnya lebih memilih
untuk membayar produk yang dihasilkan dengan harga tinggi.
b. Hubungan pelanggan
Hubungan pelanggan meliputi ketepatan perusahaan dalam penyampaian
produk kepada pelanggan yang berdasarkan waktu dan kepuasan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Menurut Kaplan dan Norton (2000), dalam perspektif proses bisnis internal,
para eksekutif mengidentifikasi berbagai proses internal penting yang harus
dikuasai dengan baik oleh perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk
memberikan proposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan
pelanggan dalam sasaran segmen pasar, dan memenuhi harapan keuntungan
finansial yang tinggi para pemegang saham. Ukuran proses bisnis internal berfokus
kepada berbagai proses internal yang akan berdampak besar kepada kepuasan
pelanggan dan pencapaian tujuan finansial perusahaan.
Kaplan dan Norton (2000) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga
proses bisnis utama, yaitu proses inovasi, proses operasi, dan proses pelayanan
purna jual sebagai berikut:
1. Proses Inovasi
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan lain dari
pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Pengukuran
yang digunakan untuk proses inovasi ini antara lain persentase penjualan produk
baru, jumlah produk baru dibandingkan dengan pesaing atau rencana, kemampuan
proses manufaktur, waktu yang diperlukan untuk memperoleh generasi produk
berikutnya, waktu siklus, perolehan, titik impas waktu (break even point).
2. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk dan
jasa. Pengukuran proses operasi dapat menggunakan pengukuran- pengukuran
seperti: waktu, kualitas, dan biaya ditambah dengan fleksibilitas dan karakteristik
spesifik dari produk/jasa yang menciptakan nilai untuk pelanggan.
Menurut Kaplan dan Norton (1996), proses belajar dan bertumbuh suatu
organisasi bersumber dari tiga kategori, yaitu:
Kaplan dan Norton memiliki 3 (tiga) kategori utama dalam perspektif ini,
yaitu: kapabilitas pekerja, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi,
pemberdayaan dan keselarasan.
a. Kapabilitas Pekerja
Pengukuran kapabilitas pekerja dilakukan dengan mengukur kepuasan
pekerja, kesetiaan pekerja, dan produktivitas pekerja. Kepuasan pekerja merupakan
penentu dari kedua pengukuran berikutnya. Pengukuran kepuasan pekerja dapat
dilakukan dengan menggunakan angka indeks dengan skala tertentu. Sedangkan
untuk kesetiaan pekerja dapat diukur lewat rasio perputaran pekerja, dan untuk
produktivitas pekerja dapat menggunakan rasio pendapatan perusahaan per pekerja.
informasi dapat dilakukan dengan mengukur seberapa besar informasi yang tersedia
dibandingkan dengan kebutuhan yang diantisipasikan.
3. Produktivitas Karyawan
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari peningkatan
keahlian dan semangat, inovasi, perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan
pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output yang dihasilkan para pekerja
terhadap jumlah keseluruhan pekerja.
Peningkatan
Pembelajaran dan
Pertumbuhan Organisasi
Mempertahankan Peningkatan
orang-orang Produktivitas Karyawan
Kepuasan Karyawan
Kultur perusahaan
Kompetensi Kepuasan untuk melaksanakan
Karyawan Karyawan tindakan
Gambar 4. Keterkaitan Hubungan Sebab Akibat dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sumber: Gaspersz (2005)
Menurut Kaplan dan Norton (2001), salah satu kunci untuk menentukan
strategi perusahaan adalah dengan melihat bahwa orang-orang yang ada di dalam
perusahaan memahami tugas dan fungsinya. Berikut merupakan strategi map yang
dapat membantu dalam memetakan bagian yang sulit ini, karena:
METODOLOGI PENELITIAN
Dari hasil pengumpulan data di atas maka data tersebut dapat digunakan
untuk merancang pengukuran kinerja perusahaan yang baru yang berbasis model
Balanced Scorecard meliputi perumusan strategi, perancangan strategi, peta
strategi, dan penentuan hubungan sebab akibat.
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dan saran untuk mendukung
hasil dari penelitian yang telah dilakukan yang mengacu kepada penelitian untuk
meningkatkan pengukuran kinerja dengan menghasilkan laba dalam jangka
panjang.
PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Pagar Merbau direncanakan pada tahun 1974
oleh Direksi PTP IX. Pada tahun 1975, pembangunan pabrik dimulai dengan
kapasitas produksi awal 30 ton Tandan Buah Segar (TBS)/jam dari yang
direncanakan 60 Ton/jam. Sebagai supplier adalah Usine De Wecker (UDW),
Luxemburg dan dalam hal ini menunjuk PT Atmindo Medan sebagai sub kontraktor
yang melakukan sebagian besar pabrikasi. Sedangkan pekerjaan lain diluar supplier
UDW seperti water treatment plant, laboratorium, work shop, incenerator, kantor,
drainase dan lain-lain dipekerjakan oleh kontraktor lokal. Untuk menjamin supply
berkualitas baik, PT Nrada Konsultan Bandung ditunjuk sebagai konsultan PT
Perkebunan IX. Penyelesaian pembangunan pabrik pada akhir November 1976 dan
kemudian dilakukan individual test, pemanasan perlahan-lahan, pembersihan dan
trial run. Pada awal Januari 1977, pabrik mulai beroperasi secara berangsur-angsur
untuk kemudian mencapai kapasitas penuh (30 ton/jam) pada awal Februari 1977
dan dilanjutkan dengan commissioning pada akhir Februari 1977. Pabrik kelapa
sawit Pagar Merbau diresmikan secara simbolis oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 4 April 1977. Dalam usaha peningkatan kapasitas pabrik dari 30 ton/jam
menjadi 60 ton/jam, telah dibangun secara bertahap instalasi kedua (second line)
mulai tahun 1983 dan selesai tahun 1985.
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu orgonom dan bahasa Latin yaitu
organum yang berarti alat, bagian, badan dan anggota. Berdasarkan asal usul
katanya maka organisasi memiliki pengertian yaitu sebagai wadah di dalam
kelompok untuk bekerjasama demi mencapai suatu tujuan bersama.
Manjer
Masinis
Kepala
Asisten Asisten
Asisten Asisten
Pengolahan Pengolahan KTU BAPAM
Maintenance Laboratorium
Shift I Shift II
Institut Teknologi Del
Karyawan Pelaksana
1. Manajer
Tugas:
a. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga
diperoleh harga pokok serendah mungkin.
b. Mengevaluasi dan memonitor pemakaian spare part pabrik secara umum
serta bahan-bahan proses pengolahan se-efisien dan se-efektif mungkin.
c. Melakukan inspeksi secara rutin ke PKS yang dipimpinnya.
d. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS.
e. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang
dipimpinnya.
f. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendemen
minyak dan inti sawit dengan menekan losses sekecil mungkin.
g. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau
penyimpangan yang terjadi PKS Pagar Merbau.
Tanggungjawab:
Bertanggungjawab kepada Direksi PT. Perkebunan Nusantara II.
Wewenang:
Berwewenang terhadap semua pekerjaan yang ada pada perusahaan serta
terhadap semua pemakaian mesin dan peralatan.
Tugas:
a. Membantu manajer untuk meningkatkan perolehan minyak dan inti sawit
dengan menekan losses sekecil mungkin.
Wewenang:
a. Menentukan jumlah produksi yang akan dikirim kepelanggan.
b. Mengkoordinir audit yang berhubungan sesuai dengan kinerja yang telah
ditentukan.
c. Mengevaluasi dari hasil teknik stasistikyang telah dilakukan.
3. Asisten Maintenance
Wewenang:
a. Menentukan annual goal (sasaran mutu tahunan) yang berhubungan dengan
proses pengolahan.
b. Menentukan start dan stock produksi sesuai rencana produksi.
c. Melakukan stop apabila terjadi troubleshooting peralatan.
4. Asisten Laboratorium
Wewenang:
a. Melaksanakan dan mengawasi jumlah proses pengolahan TBS.
b. Menekan losses minyak dan inti serendah mungkin.
c. Mengusahakan dan menjaga mutu produksi sesuai standar.
1. Kebijakan Perusahaan
Adapun kebijakan dari PT Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau
adalah memauhi peraturan dan persyaratan lain yang berlaku serta
mencegah polusi atau pencemaran dan melakukan kegiatan hemat energy
dan sumber daya alam.
2. Mutu Lingkungan
Adapun mutu lingkungan dari PT Perkebunan Nusantara II PKS Pagar
Merbau adalah membuat produk yang bermutu untuk kepuasan pelanggan
dengan tetap mengutamakan pencegahan pencemaran lingkungan,
keselamatan karyawan, dan masyarakat sekitar melalui upaya perbaikan
berkesinambungan.
1. Sasaran mutu:
a. Meningkatkan kualitas dari produk yang diproduksi
b. Meningkatkan kepuasan dari pelanggan terhadap pelayanan dan produk
yang diberikan
2. Sasaran lingkungan:
a. Mematuhi peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan lingkungan
b. Mengurangi volume limbah sehingga pencemaran terhadap lingkungan
berkurang
Senin – Kamis
Jumat
Sabtu
c. Stasiun Rebusan
TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah
dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory rebusan ini
selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lory
tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000 mm
berjumlah 3 unit dengan sistem 2 pintu dan memakai PLC (Program Local Control)
dengan waktu merebus buah ±90 menit, masing-masing sterilizer berkapasitas 10
lory (± 25 ton TBS).
Sistem perebusan yang dipakai adalah sistem 3 puncak (triple peak). Triple
peak adalah jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah
pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau keluar selama perebusan
berlangsung yang diatur secara manual atau otomatis. Waktu perebusan yang
menjadi perhatian setelah puncak pertama dan kedua adalah pada saat puncak
ketiga (holding time) yaitu antara 40-60 menit. Holding Time sangat dipengaruhi
oleh kematangan buah, lamanya buah menginap dan tekanan steam. Semakin
matang dan semakin buah lama menginap, semakin pendek waktu yang diperlukan
di puncak ketiga.
d. Stasiun Penebah
Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari
tandannya buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam
thresher yang kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher
dipisahkan antara tandan kosong dan brondolan matang dengan cara dibantingkan
atau dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.
e. Stasiun Pengempaan
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak
dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan dua tahap
pengolahan yaitu:
1. Pengadukan (Digesting)
2. Pengempaan (Pressing)
Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa fruit
elevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut:
Screw Press yaitu dimana massa adukan yang berasal dari alat pengadukan
(digester), dialirkan ke dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk
mengempa massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat
dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini
adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal
mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.
Proses pemecahan dimulai pada saat ampas kempa (press cake) yang keluar
dari screw press masuk ke dalam talang pemecah ampas kempa (CBC). Dengan
adanya pemanasan sampai temperatur 90°C, gumpalan ampas akan menjadi kering
dan mudah terurai pada waktu dipukul oleh padel-padel CBC.
b. Pemeraman Biji
Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan
conveyor dan destoner menuju ke silo biji (nut silo) untuk proses pemeraman biji.
Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol fraksi
biji (nut grading screen) untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya, yaitu fraksi
kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi besar maka
proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna (persentasi inti pecah
akan berkurang).
Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke dalam silo (nut silo) sesuai dengan
fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji. Biji yang diperam dianggap kering
bila kadar air biji 12%. Proses pemeraman dilakukan selama 24 jam untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
c. Pemecahan Biji
Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing (slator)
yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus (cone).
Dinding kasing (wearing plat) ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri dari
poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut.
Oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang
sangat tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh
lempengan siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding
kasing. Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan
cangkang.
Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi. Melalui kolom
pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan
terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian
menghantarnya ke stasiun ketel (boiler station) sebagai bahan bakar ketel (boiler),
sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat akan jatuh menuju
ayakan. Ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh (notten). Campuran
pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan bantuan getaran akan
terjadi pemisahan antara biji utuh (notten) dengan campuran pecahan. Campuran
pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel (cracksel conveyor) yang akan
menghantarkannya ke hidrosiklon (hydrocyclone) untuk dipisahkan.
e. Pengeringan Inti
Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju timba
inti (karnel elevator) yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam konveyor atas
silo inti. Konveyor ini berfungsi untuk mendistribusikan inti basah masuk kedalam
silo inti (karnel osilo).
Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji (nut silo). Hanya
saja pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Ke dalam silo inti ini juga
dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula udara panas oleh fan/blower pemanas
(heater). Waktu pengeringan yang dibutuhkan adalah 18 (delapan belas) jam.
Penimbunan dan
UAP Pemindahan LOADING RAMP
Buah KETERANGAN
TBS
KEBISINGAN
REBUSAN STERILIZER
PENGADUK DIGESTER
LIMBAH B3
PENGEMPA PRESS
TENAGA LISTRIK
IPAL
Aktiva Lancar
Rasio lancar (𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜) = Hutang Lancar x 100%
Aktiva Lancar−Persediaan
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x 100%
Kewajiban Lancar
Penjualan
TATO (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑂𝑣𝑒𝑟) = Total Aktiva x 100%
b. Inventory Turnover
Penjualan
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = Persediaan x 100%
Laba Bersih
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = x 100%
Penjualan
Laba Bersih
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) = Total Aktiva x 100%
Menurut Utari, et al (2014), ROI dinilai buruk jika memiliki nilai kecil atau
sama dengan nol dan dinilai baik jika memiliki nilai diatas nol.
Laba Bersih
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) = x 100%
Ekuitas
Menurut Utari, et al (2014), rasio total hutang terhadap harta idealnya adalah
40%.
Waktu Pengolahan
MCE =
Waktu Penyelesaian
Menurut Mulyadi (2003), pada prinsip MCE yang ideal adalah sama dengan
1, yaitu perusahaan dapat menghilangkan waktu dari aktivitas bukan penambah
nilai. Jika MCE kurang dari 1, menunjukkan bahwasanya perusahaan masih
memakai aktivitas bukan penambah nilai.
Menurut Kaplan dan Norton (2000), ketika rasio MCE mendekati angka 1,
berarti perusahaan mengetahui bahwa waktu yang terbuang untuk pemrosesan telah
berkurang dan kemampuan perusahaan menanggapi pesanan pelanggan dengan
segera telah meningkat.
Keterangan:
Jumlah produk cacat merupakan jumlah produk yang gagal produksi atau
perusahaan memproduksi produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah
disepakati.
dapat digambarkan dan diterjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam empat
perspektif Balanced Scorecard yaitu:
1. Perspektif Keuangan
PT Perkebunan Nusantara II berusaha untuk meningkatkan hasil
produksinya agar dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
2. Perspektif Pelanggan
PT Perkebunan Nusantara II berusaha untuk selalu meningkatkan kepuasan
dan loyalitas pelanggannya dengan produk yang telah diproduksi oleh perusahaan.
Misi
Meningkatkan
profit
Perspektif
Keuangan Mampu Meningkatkan
membayar penjualan
kewajiban
Meningkatkan
kepuasan pelanggan
Perspektif
Pelanggan
Meningkatkan Meningkatkan
jumlah pelanggan persepsi pasar
Perspektif
Proses
Meningkatkan Meningkatkan
Bisnis
pilihan layanan
Internal penawaran informasi
Perspektif Meningkatkan
Pertumbuhan dan kepuasan
karyawan
Pembelajaran
Current
Perspektif Measures Targets Initiatives
2017 2018
1. Rasio Likuiditas ↑ kesanggupan membayar
Mengurangi hutang lancar
a. Rasio Lancar 36,627% 36,695% hutang setiap tahun agar
dengan membayar kewajiban
perusahaan dapat dikatakan telah
b. Rasio Cepat 36,061% 36,379% tepat waktu
mampu membayar hutang lancar
2. Rasio Aktivitas ↑ Efisiensi setiap tahun agar
Perspektif Meningkatkan penjualan dan
a. Total Asset Turnover 5,440% 4,043% perusahaan mampu
Keuangan meningkatkan total aktiva
b. Inventory Turnover 4001,97% 3823,20% menggunakan seluruh aktiva
Mengurangi total hutang dan
3. Rasio Solvabilitas 87,474% 89,634% ↓ Total hutang setiap tahun
meningkatkan total aktiva
Meningkatkan penjualan setiap
4. Rasio Profitabilitas - - ↑ Profit setiap tahun
tahunnya
Mempertahankan hubungan
1. Retensi Pelanggan 100% 100% Meningkatkan jumlah pelanggan
pelanggan dengan baik
dan mampu mempertahankan
↑ Pelanggan yang masuk setiap hubungan dengan pelanggan
2. Akuisisi Pelanggan 28,57% 28,57%
tahun
Perspektif Meningkatkan penjualan setiap
3. Pangsa Pasar 51,534% 48,465% ↑ Penjualan setiap tahun
Institut Teknologi Del
Pelanggan tahunnya
Meningkatkan kinerja dalam
↑ Kepuasan pelanggan setiap memproduksi suatu produk dan
4. Kepuasan Pelanggan Puas Puas
tahun memberikan pelayanan yang
terbaik
71
Current
Perspektif Measures Targets Initiatives
2017 2018
Mempertahankan produk yang
1. Proses Inovasi 0 0 Tidak adanya produk baru telah diproduksi setiap harinya
dan meningkatkan kualitasnya
Perspektif Mempertahankan keefektifan
Proses Bisnis 2. Proses Operasi 0,80 ↑ Waktu penyelesaian waktu penyelesaian proses
Internal produksi
Mempertahankan produk yang
3. Pelayanan Purna Jual 0 0 Tidak adanya produk pengganti telah diproduksi setiap harinya
dan meningkatkan kualitasnya
Perspektif 1.Tingkat Perputaran ↓ Karyawan yang keluar setiap
1,98% 2,70% Mempertahankan karyawan dan
Pertumbuhan Karyawan tahun
membuat karyawan nyaman
dan ↑ Karyawan yang masuk setiap dalam bekerja
Pembelajaran 2. Kepuasan Karyawan Puas Puas
tahun
Institut Teknologi Del
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Quick Ratio
Quick ratio berguna untuk mengetahui kesanggupan perusahaan terhadap
kewajiban jangka pendek tanpa melihat persediaan perusahaan.
Kinerja PKS Pagar Merbau pada Quick ratio terjadi peningkatan kinerja
dari tahun 2017 dengan 36,061% meningkat pada tahun 2018 dengan 36,379%. Jika
dilihat dari standar akuntansi quick ratio perusahaan pada tahun 2017 dapat
dikatakan buruk. Menurut Utari et al. (2014) bahwa quick ratio disimpulkan baik
apabila lebih dari 150%. Terjadi peningkatan quick ratio pada tahun 2018 karena
perusahaan sudah mampu membayar kewajiban lancar dengan memperhitungkana
nilai persediaan.
Tabel 10. Perhitungan TATO (Total Asset Turnover) PKS Pagar Merbau
Dari Tabel 10 di atas, baik nilai penjualan maupun total aktiva perusahaan
terjadi penurunan dari tahun 2017 ke tahun 2018. Semakin berkurang Total Asset
Turnover dari tahun sebelumnya maka semakin buruk karena perusahaan tidak
efisien dalam menggunakan aktiva-aktiva yang ada di dalam perusahaan dalam
menghasilkan penjualan perusahaan. Peningkatan total aktiva menunjukkan aset
yang dimiliki perusahaan bertambah. Begitu juga halnya dengan penjualan, apabila
meningkat menunjukkan aktivitas penjualan perusahaan yang sudah baik. Menurut
Utari et al. (2014), Total Asset Turnover perusahaan dinilai buruk apabila kurang
dari 100%, sehingga dapat disimpulkan TATO dari PKS Pagar Merbau belum
mampu menunjukkan keefisienan perusahaan terhadap penggunaan seluruh aktiva.
b. Inventory Turnover
Inventory Turnover berguna untuk mengukur keefektifan perusahaan di
dalam mengatur persediaan yang ada di dalam perusahaan.
Debt to assets atau perputaran hutang terhadap aktiva pada PKS Pagar
Merbau terjadi peningkatan dari tahun 2017 dengan 87,474 % menjadi 89,634%
pada tahun 2018. Berdasarkan Tabel 12 di atas, total hutang terjadi peningkatan
yang berarti buruk karena perusahaan dapat menambah kewajibannya. Selain itu,
kreditor tidak menyukai rasio hutang yang lebih tinggi karena akan semakin kecil
peredaman keuntungan yang dialami oleh kreditor apabila terjadi likuidasi. Beda
halnya dengan total aktiva yang mengalami peningkatan yang berarti baik. Dapat
dikatakan terjadi penambahan kekayaan perusahaan sehingga perputaran hutang
terhadap aktiva meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018. Peningkatan rasio debt
to assets menunjukkan semakin tingginya jumlah modal yang dipinjamkan oleh
para kreditor yang berguna untuk investasi pada aktiva yang dapat menghasilkan
kerugian pada perusahaan PT Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau. Rasio
debt to assets bisa terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya karena berada pada
situasi ekonomi yang baik dan suku bunga rendah
2017 7 7 100%
2018 7 7 100%
2017 2 7 28,57%
2018 2 7 28,57%
pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit pengolahan kelapa sawit
(Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah.
Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari berbagai
supplier untuk bahan baku produksi minyak goreng, salah satu supplier perusahaan
ini adalah CPO dan PK dari PKS Pagar Merbau PT Perkebunan Nusantara II
Sumatera Utara. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang menghasilkan minyak
goreng dari minyak kelapa sawit.
2. PT SMART Tbk
Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk atau dikenal dengan nama
SMART Tbk (SMAR) didirikan 18 Juni 1962 dengan nama PT Maskapai
Perkebunan Sumcama Padang Halaban dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1962. Kantor pusat SMAR berlokasi di Sinar Mas Land Plaza, Menara II,
Lantai 30 Jl. MH. Thamrin No. 51 Jakarta 10350. Adapun pabrik pengolahannya
berlokasi di Surabaya, Medan, Tarjun dan Jakarta.
3. PT Musim Mas
PT. Musim Mas merupakan perusahaan industri yang bahan baku
produknya dari CPO dan PK yang beralamat di Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 7,8,
Tanjung Mulia, Medan Deli, Sumatera Utara. Musim Mas sebenarnya sudah dirintis
sejak 1932 di Medan. Awalnya perusahaan tersebut memproduksi sabun dengan
nama pabrik Nam Cheong. Tahun 1972, Anwar Karim mulai menggunakan nama
Stearine), PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) dan PKFAD (Palm Kernel Oil Fatty
Acid Distilate), Sedangkan bahan baku yang diolah adalah CPO dan CPKO.
Tabel 16. Hasil Pengukuran Penilaian Kepuasan Pelanggan PKS Pagar Merbau
Dari Tabel 16 di atas, pada penilaian atribut produk dan jasa digunakan
untuk mengukur kepuasan tentang keterjangkauan harga-harga produk, kualitas
produk, pelayanan dan konsultasi, dan keamanan serta kepercayaan. PKS Pagar
Merbau tidak menetapkan harga kepada pelanggan. Penetapan harga ditetapkan
dari sistem tender yang dilaksanakan oleh perusahaan induk yaitu PT Perkebunan
Nusantara II. Perusahaan dengan penawaran tertinggi yang akan memenangkan
tender dan perusahaan induk yang menunjuk PKS mana yang akan memproduksi
produk sesuai kontrak dengan pelanggan. Berdasarkan tanggapan responden dalam
kuesioner mengenai kualitas yang dihasilkan oleh PKS Pagar Merbau beranggapan
puas terhadap kualitas produk sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Kemudian
pelayanan dan konsultasi yang dilakukan oleh PKS Pagar Merbau dinilai dapat
memuaskan pelanggan karena PKS Pagar Merbau bertanggung jawab penuh
terhadap produk yang dihasilkan sehingga pihak PKS yang melakukan pengantaran
dari pabrik ke perusahaan induk. Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk
transfer untuk memudahkan pelanggan sehingga PKS Pagar Merbau memberikan
kepercayaan kepada pelanggan dalam hal pembiayaan sesuai yang dinginkan
pelanggan.
Tahun Produk Baru yang ditawarkan Produk yang sudah ada Inovasi Produk
2017 0 2 0
2018 0 2 0
Pada hari kelima, minyak kelapa sawit yang telah di uji kualitasnya dikirim
ke PT Perkebunan Nusantara II untuk dilakukan pengecekan ulang sesuai dengan
pesanan dalam kontrak dengan pembeli. Dan kemudian, minyak sawit yang dipesan
oleh pembeli dikirim ke perusahaan pembeli. Transaksi yang dilakukan pembeli
dengan pihak PT Perkebunan Nusantara II dilakukan secara tidak langsung atau
ditransfer ke rekening PT Perkebunan Nusantara II yang kemudian pihak PT
Perkebunan Nusantara II menganggarkan kepada PKS.
4 5 0,80
Pada proses operasi PKS Pagar Merbau sebelum produk sampai ke tangan
pelanggan, pihak PKS melakukan uji mutu terlebih dahulu. Dapat disimpulkan
bahwa PKS Pagar Merbau tidak melakukan pelayanan purna jual karena
perusahaan selalu menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan standar yang
diinginkan pelanggan.
1. Penarikan (recruitment)
Proses ini dimulai dari ketika organisasi itu mencari calon tenaga kerja yang
dibutuhkan melalui berbagai cara sampai dengan penyerahan lamaran kepada
perusahaan. Proses ini dimulai dari ketika organisasi itu mencari calon tenaga kerja
yang dibutuhkan melalui berbagai cara.
2. Tingkat Absensi
Tingkat absensi adalah perbandingan antara hari-hari yang hilang dengan
keseluruhan hari kerja yang tersedia. Absensi berarti karyawan tidak hadir atau
karyawan tidak bekerja pada hari-hari kerja. Absensi karyawan akan menimbulkan
kerugian terhadap perusahaan.
3. Pemindahan Pegawai
Pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan yang lain, bertujuan untuk
memajukan pegawai tersebut. Pemindahan pegawai ini dapat terjadi baik karena
kainginan pegawai atau karena keinginan atasan.
4. Pemberhentian Pegawai
Pemberhentian pegawai berarti pemutusan hubungan kerja dengan pegawai,
pemberhentian pegawai disebabkan oleh keinginan perusahaan, keinginan
karyawan, kontrak kerja habis, peraturan pemburuhan, pensiun atau meninggal
dunia.
5. Pemensiunan Pegawai
Pemensiunan pegawai disebabkan oleh karyawan yang sudah tua, karyawan
yang sudang tidak produktif, karyawan yang tidak bisa bekerja dalam jabatan
apapun karena sakit. Tetapi mereka masih diberikan uang pesangon atau dana
pensiun sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan.
Dari Tabel 21 di atas, jumlah karyawan yang keluar dari tahun 2017 ke
tahun 2018 mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, pengurangan
jumlah karyawan atau keluarnya karyawan dari perusahaan PKS Pagar Merbau
disebabkan adanya pensiun atau dapat dikatakan umur yang dimiliki karyawan
sudah diatas syarat sebagai pekerja.
Berdasarkan Tabel 22 di atas, unsur demografi dari segi jenis kelamin 80%
karyawan berjenis kelamin pria dan 20% karyawan berjenis kelamin wanita. Hal
ini menunjukkan bahwa pabrik kelapa sawit PKS Pagar Merbau memiliki karyawan
yang dominan pria. Apabila dilihat dari unsur umur, 21% karyawan berumur 21 –
30 tahun, 27% karyawan berumur 31 – 40 tahun tetapi karyawan yang memiliki
umur di atas 40 tahun sebanyak 52%. Menurut Siagian (2013) kecenderungan yang
sering dilihat adalah bahwa semakin lanjut usia karyawan maka tingkat kepuasan
kinerjanya biasanya semakin tinggi.
Tabel 23. Hasil Pengukuran Penilaian Kepuasan Karyawan PKS Pagar Merbau
dan prasarana yang disediakan perusahaan kepada karyawan dan karyawan merasa
puas terhadap kebijakan prosedur dari pembagian tugas yang diterapkan
perusahaan.
Tabel 25. Kinerja PKS Pagar Merbau secara keseluruhan berdasarkan semua perspektif
Perspektif Keuangan
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Aktivitas
3. Rasio Solvabilitas
Perspektif Pelanggan
Dari Tabel 25 di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja PKS Pagar Merbau
masuk dalam kategori baik. Dimana pada perspektif keuangan PKS Pagar Merbau
masuk dalam kategori baik, perspektif pelanggan masuk dalam kategori baik,
perspektif proses internal bisnis PKS Pagar Merbau masuk dalam kategori baik, dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dikatakan baik.
Kinerja keuangan PKS Pagar Merbau apabila dibandingkan dari tahun 2017
ke tahun 2018 seluruh rasio keuangan mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut berkaitan dengan nilai total aktiva dan penjualan yang mengalami
peningkatan pada tahun 2018. Kenaikan nilai total hutang dan persediaan pada
tahun 2018 membuat kinerja perspektif keuangan PKS Pagar Merbau dikatakan
baik. Kinerja perspektif pelanggan PKS Pagar Merbau masuk dalam kriteria baik.
Walaupun retensi pelanggan, akuisisi pelanggan dan pangsa pasar PKS Pagar
Merbau mengalami peningkatan yang konstan dari tahun 2017 ke tahun 2018. Hal
tersebut didukung oleh hasil jawaban 7 perusahaan dalam kuesioner yang
beranggapan puas terhadap kinerja PKS Pagar Merbau terhadap pelanggan.
Kinerja perspektif proses internal bisnis PKS Pagar Merbau masuk dalam
kategori baik. Hal tersebut dapat diliihat dari proses operasi yang dilakukan melalui
perhitungan rasio MCE yang mendekati angka 1 yang berarti bahwa PKS Pagar
Merbau mampu mengurangi proses yang membuang banyak waktu dan perusahaan
mampu menanggapi pesanan pelanggan dengan segera. Selain itu PKS Pagar
Merbau juga tidak melakukan pelayanan purna jual karena kualitas yang
diutamakan PKS Pagar Merbau sehingga tidak melakukan penggantian produk
karena produk gagal. Hal tersebut tidak membuat kinerja PKS Pagar Merbau buruk
walaupun tidak ada proses inovasi yang dilakukan. Kinerja perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan PKS Pagar Merbau dikategorikan kurang baik. Hal tersebut
dikarenakan jumlah karyawan yang berkurang dari tahun 2017 ke tahun 2018.
Pengurangan karyawan tersebut diakibatkan karena adanya karyawan yang
mengalami pensiun. Kinerja perkembangan dan pertumbuhan PKS Pagar Merbau
dikatakan baik karena dari hasil jawaban kuesioner dari 60 karyawan mengatakan
puas terhadap penilaian kapabilitas, sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan
karyawan pada sistem kerja PKS Pagar Merbau.
6.1 Kesimpulan
1. Perspektif Keuangan
Rasio likuiditas dan rasio solvabilitas mengalami peningkatan rasio dari
tahun 2017 ke tahun 2018. Dimana aktiva lancar perusahaan memiliki nilai yang
lebih besar dari pada hutang lancar perusahaan pada tahun 2018. Selain itu, total
penjualan dari tahun 2017 ke tahun 2018 juga mengalami peningkatan sehingga
nilai perputaran perusahaan dinilai baik. Kemudian, total aset yang dimiliki oleh
perusahaan pada tahun 2018 lebih besar dibandingkan total aset yang dimiliki
perusahaan pada tahun 2017. Akan tetapi pada rasio aktivitas mengalami penurunan
rasio dari tahun 2017 ke tahun 2018. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perspektif
keuangan PKS Pagar Merbau dikategorikan baik.
2. Perspektif Pelanggan
Kinerja perspektif pelanggan PKS Pagar Merbau terdiri dari pengukuran
dari segi retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, pangsa pasar, dan kepuasan
pelanggan. Retensi pelanggan mengalami tingkat perputaran pelanggan yang
konstan yaitu dengan rasio 100% dari tahun 2017 ke tahun 2018 yang berarti bahwa
perusahaan mampu mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Selain itu, hal
yang sama juga terjadi pada akuisisi pelanggan. Dimana akuisisi pelanggan juga
mengalami tingkat akuisisi pelanggan yang konstan yaitu dengan rasio 28,57%
dari tahun 2017 ke tahun 2018. Kemudian dari segi pangsa pasar, dikategorikan
kurang baik karena perusahaan belum bisa mempertahankan pangsa pasarnya yaitu
pada dengan rasio 3,069% dari tahun 2017 ke tahun 2018. Berdasarkan kuesioner
yang disebar kepada pelanggan maka pengukuran kinerja kepuasan pelanggan PKS
Pagar Merbau dikategorikan puas dengan skor sebesar 4,13. Hal tersebut
menujukkan bahwa PKS Pagar Merbau mampu memberikan kepercayaan kepada
pelanggan atas kinerjanya.
6.2 Saran
Nur dan Supomo, B. I. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Lampiran 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Tahun 1981 - 2016
Keterangan:
1. Sumber: Badan Pusat Statistik
2. *) Sampai Bulan September 2016
xv
Lampiran 2A. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit (Minyak Sawit), Menurut
Status Pengusahaan Tahun 1970-2017**)
Keterangan:
1. *) Sementara
2. **) Estimasi
3. Wujud Produksi: Minyak Sawit
xvi
Lampiran 2B. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit (Inti Sawit) Menurut Status
Pengusahaan Tahun 1970 - 2017**)
Keterangan:
1. *) Sementara
2. **) Estimasi
3. Wujud Produksi: Minyak Inti Sawit
xvii
Lampiran 3. Perusahaan Perkebunan Milik Negara di Indonesia
7 PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN Kelapa Sawit, Karet, Teh, Kakao, Tebu,
VII) dan Hortikultura
12 PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN Kopi robusta, Kakao, Karet dan Teh
XII)
xviii
Lampiran 4. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Menurut Provinsi dan Status
Pengusahaan Tahun 2017**
Keterangan:
1. Angka Estimasi **)
2. Wujud Produksi: Minyak Sawit
xix
Lampiran 5. Laporan Keuangan PKS Pagar Merbau Tahun 2017
Aktiva 236.001.043.947
Aktiva Tetap
Bangunan Rumah 222.853.931
Bangunan Perusahaan 3.007.587.717
Mesin-mesin dan instalasi 115.917.778.024
Jalan, jembatan dan saluran air 2.113.430.160
Alat-alat pengangkutan 924.755.269
Alat-alat pertanian, perabot dan
470.341.564
perlengkapan
Total Aktiva Tetap 122.656.746.665
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 1.771.405.150
Persediaan 28.050.204
Piutang / Pihak Ketiga 16.172.000
Total Aktiva Lancar 1.815.627.354
Total Aktiva 124.472.374.019
Pasiva / Kewajiban
Kewajiban Lancar / Hutang Lancar
Gaji / upah yang akan dibayar 4.277.358.958
Hutang kepada pemborong 620.726.368
IDP / astek yang harus dibayar 58.937.428
Total Hutang Lancar 4.957.022.754
Kewajiban Tetap / Hutang Tetap
Rekening Sementara 11.514.598.005
Hutang jangka panjang 1.576.776.000
Total Hutang Tetap 13.091.374.005
Total Pasiva / Kewajiban 18.048.396.759
Ekuitas
Modal Saham 327.306.000
Saldo Laba 2.256.991.000
Total Ekuitas 2.584.297.000
Total Ekuitas dan Kewajiban 20.632.693.759
xx
Lampiran 6. Laporan Keuangan PKS Pagar Merbau Tahun 2018
Aktiva 32.435.282.253
Aktiva Tetap
Bangunan Rumah 0
Bangunan Perusahaan 0
Mesin-mesin dan instalasi 0
Jalan, jembatan dan saluran air 0
Alat-alat pengangkutan 0
Alat-alat pertanian, perabot dan
0
perlengkapan
Total Aktiva Tetap 0
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 3.686.303.746
Persediaan 32.058.647
Piutang / Pihak Ketiga 1.990.000
Total Aktiva Lancar 3.720.352.393
Total Aktiva 3.720.352.393
Pasiva / Kewajiban
Kewajiban Lancar / Hutang Lancar
Gaji / upah yang akan dibayar 9.969.528.606
Hutang kepada pemborong 80.642.040
IDP / astek yang harus dibayar 88.335.136
Total Hutang Lancar 10.138.505.782
Kewajiban Tetap / Hutang Tetap
Rekening Sementara 15.347.518.016
Hutang jangka panjang 1.684.132.000
Total Hutang Tetap 17.031.650.016
Total Pasiva / Kewajiban 27.170.155.798
Ekuitas
Modal Saham 327.306.000
Saldo Laba 2.814.632.000
Total Ekuitas 3.141.938.000
Total Ekuitas dan Kewajiban 30.312.093.798
xxi
Lampiran 7. Laporan Penjualan PKS Pagar Merbau
2017 1.122.561.000
2018 1.225.668.000
xxii
Lampiran 8. Perhitungan Perspektif Keuangan
a. Rasio Likuiditas
1. Rasio Lancar
Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
2. Quick Ratio
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Kewajiban Lancar
b. Rasio Aktivitas
1. TATO (Total Asset Turnover)
= 5,4406%
xxiii
TATO Tahun 2018 = 1.225.668.000 x 100%
30.312.093.798
= 4,0434%
2. Inventory Turnover
c. Rasio Solvabilitas
xxiv
Lampiran 9. Perputaran Pelanggan Tahun 2017
xxv
Bulan Nama Pembeli
PT Germant Indonesia
PT Permata Hijau Palm Oleo
xxvi
Bulan Nama Pembeli
Pembeli Lama
PT SMART Tbk
PT Musim Mas
PT Bintang Tenera
PT Germant Indonesia
xxvii
Pembeli Baru
PT Germant Indonesia
PT Bintang Tenera
Pembeli Putus
PT Bintang Tenera
PT Germant Indonesia
xxviii
Lampiran 10. Perputaran Pelanggan Tahun 2018
xxix
Bulan Nama Pembeli
PT Germant Indonesia
PT Permata Hijau Palm Oleo
xxx
Bulan Nama Pembeli
Pembeli Lama
PT SMART Tbk
PT Musim Mas
PT Bintang Tenera
PT Germant Indonesia
xxxi
Pembeli Baru
PT Germant Indonesia
PT Bintang Tenera
Pembeli Putus
PT Bintang Tenera
PT Germant Indonesia
xxxii
Lampiran 11. Kuesioner Pelanggan
I. Petunjuk Pengisian
P = Puas
CP = Cukup Puas
TP = Tidak Puas
1. Jenis Kelamin:
a. Pria ( )
b. Wanita ( )
2. Usia:
b. 21 – 30 tahun ( )
c. 31 – 40 tahun ( )
xxxiii
No. Keterangan Tanggapan
SP P CP TP STP
xxxiv
No. Keterangan Tanggapan
SP P CP TP STP
xxxv
Data Kuesioner Pelanggan
1 4 4 5 5 18 5 5 4 5 19
2 5 5 4 5 19 5 4 5 5 19
3 4 4 4 4 16 4 3 4 4 15
4 5 5 5 4 19 4 3 4 4 15
5 3 4 4 4 15 4 3 3 4 14
6 5 5 4 5 19 5 5 4 4 18
7 4 4 3 4 15 5 4 3 4 16
1 4 5 5 5 19 56
2 5 4 4 4 17 55
3 4 4 4 3 15 46
4 4 4 4 4 16 50
5 3 4 3 4 14 43
6 4 4 3 4 15 52
7 4 4 3 3 14 45
xxxvi
Lampiran 12. Perhitungan Perspektif Pelanggan
a. Retensi Pelanggan
Retensi Pelanggan = (Jumlah Konsumen di Akhir Tahun-Jumlah Konsumen Baru) x 100%
Total Konsumen
b. Akuisisi Pelanggan
Akuisisi Pelanggan = Jumlah Konsumen Baru (perbulan) x 100%
Total Konsumen
c. Pangsa Pasar
Pangsa Pasar = Penjualan Tahun Ini x 100%
Total Penjualan
xxxvii
= 51,534%
d. Kepuasan Pelanggan
xxxviii
Lampiran 13. Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal
a. Proses Inovasi
Inovasi = Produk/jasa baru yang ditawarkan x 100%
Produk/jasa yang sudah ada
b. Proses Operasi
MCE = 4
5
= 0,8
xxxix
Lampiran 14. Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
xl
Lampiran 15. Kuesioner Karyawan
I. Petunjuk Pengisian
P = Puas
CP = Cukup Puas
TP = Tidak Puas
xli
4. Lama Bekerja:
a. 1 – 5 tahun ( )
b. 6 – 10 tahun ( )
c. 11 – 15 tahun ( )
d. Lebih dari 15 tahun ( )
SP P CP TP STP
xlii
Bagaimana menurut anda dengan informasi
yang dapat diperoleh setiap waktu sesuai
dengan kebutuhan karyawan?
xliii
Bagaimana menurut anda dengan kebijakan
prosedur dari pembagian tugas yang
ditetapkan oleh perusahaan?
xliv
Lampiran 16. Data Kuesioner Karyawan
No. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 TKP KSI1 KSI2 KSI3 KSI4 KSI5 TKSI MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 TMPK TOTAL
1 3 4 3 3 3 16 3 3 3 4 3 16 3 3 4 4 14 46
2 3 4 4 3 3 17 3 3 4 4 3 17 4 4 4 4 16 50
3 3 3 3 3 3 15 2 3 2 2 3 12 3 2 3 3 11 38
4 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 5 23 5 5 5 5 20 68
5 3 4 4 3 4 18 3 4 3 4 3 17 3 3 4 4 14 49
6 3 3 4 4 3 17 3 3 4 3 3 16 3 3 4 4 14 47
7 4 3 3 4 3 17 3 3 4 3 4 17 3 3 4 3 13 47
8 4 4 4 5 5 22 4 4 5 4 4 21 5 5 4 4 18 61
9 2 3 3 4 4 16 2 4 4 4 4 18 4 4 4 4 16 50
10 3 2 3 3 3 14 4 4 3 3 3 17 3 3 3 3 12 43
11 5 3 3 3 3 17 3 5 4 4 3 19 5 5 4 4 18 54
12 2 4 3 3 4 16 4 5 4 3 4 20 3 4 3 2 12 48
13 5 3 3 5 4 20 4 4 3 3 3 17 3 4 5 3 15 52
14 5 4 3 3 3 18 5 3 3 3 3 17 3 3 3 5 14 49
15 5 5 4 3 3 20 5 3 3 3 3 17 4 4 5 4 17 54
16 4 3 4 4 5 20 4 4 4 4 5 21 4 5 4 4 17 58
17 4 4 3 4 4 19 4 3 5 4 3 19 4 4 4 4 16 54
18 5 5 4 4 4 22 4 3 4 4 5 20 1 2 2 4 9 51
19 4 5 3 3 5 20 5 5 3 3 3 19 3 3 3 5 14 53
20 3 3 4 3 3 16 3 4 4 4 4 19 3 3 3 3 12 47
21 5 4 4 5 4 22 5 4 5 4 4 22 5 5 4 5 19 63
22 5 5 5 5 5 25 5 4 5 4 4 22 5 4 5 4 18 65
23 4 2 4 4 4 18 4 4 4 2 2 16 2 4 2 4 12 46
xlv
No. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 TKP KSI1 KSI2 KSI3 KSI4 KSI5 TKSI MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 TMPK TOTAL
24 4 4 5 4 4 21 5 3 4 4 3 19 3 5 4 3 15 55
25 3 2 3 3 3 14 4 4 3 3 3 17 3 3 3 3 12 43
26 4 4 3 4 4 19 5 5 4 4 4 22 4 4 4 5 17 58
27 4 5 5 5 4 23 5 5 4 3 4 21 4 4 4 4 16 60
28 3 3 3 3 5 17 3 3 5 5 4 20 3 5 3 3 14 51
29 2 3 3 4 4 16 3 3 3 4 4 17 3 3 3 3 12 45
30 5 4 4 4 4 21 5 3 4 4 4 20 4 5 3 4 16 57
31 4 3 3 3 3 16 4 3 4 4 3 18 4 3 3 3 13 47
32 4 3 3 3 4 17 3 3 3 4 4 17 3 3 4 3 13 47
33 5 4 5 4 5 23 5 4 5 4 5 23 4 3 4 5 16 62
34 3 3 3 2 5 16 5 3 3 3 3 17 3 3 5 3 14 47
35 5 4 4 4 4 21 3 3 3 3 5 17 5 3 5 3 16 54
36 2 2 2 2 4 12 2 2 2 4 4 14 4 2 2 2 10 36
37 2 2 2 2 4 12 2 2 2 4 4 14 2 2 2 2 8 34
38 2 2 2 2 4 12 2 2 2 4 4 14 4 2 2 2 10 36
39 2 2 2 2 3 11 2 2 2 4 4 14 4 2 2 2 10 35
40 2 2 2 2 4 12 2 2 2 4 4 14 4 2 2 2 10 36
41 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 56
42 4 5 4 5 5 23 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 17 60
43 4 5 5 5 4 23 4 4 4 5 5 22 4 4 5 5 18 63
44 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 4 20 5 4 4 3 16 54
45 4 4 4 3 3 18 3 4 4 4 5 20 4 3 4 4 15 53
46 4 5 4 4 5 22 4 4 5 5 5 23 4 5 4 4 17 62
47 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 56
xlvi
No. KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 TKP KSI1 KSI2 KSI3 KSI4 KSI5 TKSI MPK1 MPK2 MPK3 MPK4 TMPK TOTAL
48 3 2 3 3 3 14 2 3 3 2 3 13 3 3 2 3 11 38
49 3 2 3 3 3 14 2 3 3 3 3 14 3 3 2 3 11 39
50 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 56
51 4 4 2 5 4 19 3 3 4 4 3 17 3 3 4 3 13 49
52 3 2 3 3 3 14 3 4 3 3 3 16 3 3 3 3 12 42
53 4 4 5 5 4 22 5 5 5 4 4 23 4 5 4 4 17 62
54 5 5 5 5 4 24 4 5 5 5 5 24 5 5 5 5 20 68
55 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 59
56 5 5 5 5 5 25 5 5 4 5 4 23 5 5 4 4 18 66
57 4 4 4 5 5 22 5 5 4 4 4 22 4 5 5 5 19 63
58 4 4 4 3 3 18 5 3 5 5 4 22 4 4 5 5 18 58
59 5 4 5 5 5 24 4 5 3 5 4 21 4 5 4 3 16 61
60 4 4 4 4 5 21 4 4 5 4 5 22 3 5 4 4 16 59
TOTAL 1116 TOTAL 1122 TOTAL 882 3120
xlvii
RIWAYAT PENULIS
xlviii