Anda di halaman 1dari 13

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)

Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8

STRATEGI PERENCANAAN SDM UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING


UMKM BATIK SEMARANG

Nury Ariani Wulansari


Desti Ranihusna
Ida Maftukhah
Universitas Negeri Semarang
nuryarianiwulansari@gmail.com
d.ranihusna@gmail.com
idaf123@yahoo.com

Abstrak
Keberadaan UMKM di Indonesia ternyata mampu menyerap tenaga kerja dan menyumbang PDB negara dengan
prosentase yang cukup signifikan. Salah satu jenis UMKM yang ikut berperan dalam perekonomian negara adalah
UMKM batik Semarang. Produk batik membawa kekhasan dan merupakan warisan leluhur yang mempunyai nilai
tersendiri. Meskipun sudah banyak UMKM batik di Semarang, akan tetapi dalam perjalanannya masih menuai
kendala, diantaranya adalah aspek permodalan, kurangnya promosi dan kendala internal SDM yang kurang terampil.
Padahal, SDM adalah partner organisasi untuk mencapai daya saing bisnis. SDM yang berkualitas akan mampu
menghasilkan ide, kreativitas, keterampilan memimpin dan keberanian membuka peluang potensi UMKM batik
Semarang untuk menembus pasar global. Akan tetapi, tampaknya masalah SDM ini lebih sering dikesampingkan
oleh UMKM, mengingat metode pengelolaan UMKM yang cenderung masih tradisional. Tidak menutup
kemungkinan bahwa masalah SDM ini akan menjadi gunung es yang muncul dikemudian hari. Sehingga, diperlukan
integrasi strategi bisnis UMKM batik Semarang dengan perencanaan SDM yang baik. Melalui analisis lingkungan
eksternal-internal, yaitu penentuan matriks Internal-Eksternal (IE) dengan analisis SWOT serta hasil analisis
kebutuhan demand-supply tenaga kerja, maka kebijakan dan program SDM dapat dirumuskan. Pada akhirnya,
aktivitas perekrutan, pelatihan dan pengembangan, rencana karir dan sistem kompensasi akan menjadi strategi
perencanaan SDM bagi UMKM dengan tujuan untuk mencapai daya saing bisnis UMKM.

Kata kunci: perencanaan sumber daya manusia, matriks internal-eksternal, analisis swot

PENDAHULUAN keberlangsungan hidup UMKM [7]. Hal ini dibuktikan


Perekonomian dunia yang semakin mengglobal dari sebagian besar UMKM tetap bertahan hidup saat
seiring dengan perdagangan bebas akan membawa krisis ekonomi Indonesia tahun 1997. Hal tersebut
banyak pemain untuk terlibat didalamnya. Usaha Mikro, dikarenakan sruktur permodalannya yang lebih banyak
Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan menjadi bergantung pada dana sendiri (73%).
salah satu pemain yang penting. Terutama di negara Untuk melaksanakan peranan tersebut, UMKM
berkembang, seperti Indonesia, sektor UMKM adalah Indonesia harus terus memperbaiki diri dengan
pendorong utama pertumbuhan ekonomi (economic menciptakan daya saing globalnya. Akan tetapi, UMKM
growth). Hal tersebut dikarenakan keberadaan UMKM dalam perkembangannya masih menghadapi berbagai
telah banyak menyediakan sumber daya kewirausahaan persoalan yang perlu mendapat perhatian. Oleh karena
(entrepreneurial resources) dan kesempatan lapangan itu, pembinaan pada UMKM perlu terus dilakukan,
kerja yang luas (employment opportunities) bagi terutama pembinaan dari sisi internal. Dua faktor yang
masyarakat [3]. bersifat internal adalah pertama, kualitas Sumber Daya
Paul Almeida, Profesor dari Georgetown Manusia (SDM), etos kerja, jiwa kewirausahaan dan
University menyatakan bahwa, keberadaan UMKM naluri bisnis. Kedua, aspek manajemen yang meliputi
memainkan peran yang unik, aktif dan kritis dalam kemampuan planning, organizing, actuating dan
proses inovasi, melalui kemampuannya dalam controling [6].
menemukan teknologi baru dan mengembangkan IT. Beberapa masalah pengelolaan SDM yang
Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian selama 10 dihadapi UMKM, diantaranya adalah kesulitan dalam
tahun yang menemukan bahwa kemampuan yang proses rekrutmen, penetapan aturan kepegawaian
dimiliki UMKM, baik formal maupun informal adalah (termasuk aturan mempertahankan dan memberhentikan
alat yang vital untuk proses inovasi UMKM. Disisi lain, karyawan), mengikat karyawan (job engagement),
daya kreativitas menjadi dasar kesuksesan dan mengembangkan kompetensi karyawan, menilai kinerja
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

karyawan, menentukan reward dan punishment, serta Semarang, meliputi aktivitas perekrutan, pelatihan dan
menghadapi tuntutan karyawan [2]. Selain itu, pengembangan, rencana karir dan kompensasi.
penelitian yang dilakukan oleh [8] mengenai strategi
pengembangan UMKM, didapatkan hasil bahwa salah METODE PENELITIAN
satu faktor yang menghambat pengembangan UMKM
adalah masalah pengelolaan SDM. Desain penelitian ini adalah studi deskriptif
Salah satu jenis industri kreatif yang ikut kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
meramaikan pasar global adalah industri batik. Batik menggunakan teknik wawancara pada responden dan
telah menjadi warisan budaya yang bersifat intangible, studi literatur yang terkait dengan permasalahan.
sebagaimana telah ditetapkan UNESCO di Abu Dhabi Sementara metode peramalan tenaga kerja dilakukan
pada tanggal 2 Oktober 2009. Batik diakui sebagai dengan analisis kuantitatif, karena berhubungan dengan
warisan budaya manusia yang khas di Indonesia. Oleh meramalkan kebutuhan tenaga kerja di masa depan.
sebab itu, budaya membatik menjadi kebanggaan Dalam penelitian kualitatif, istilah sampel diganti
bangsa sendiri. Disisi lain, batik Semarang kurang dengan sebutan partisipan atau informan. Penentuan
dikenal dan diminati oleh konsumen [5]. Padahal corak jumlah partisipan dalam penelitian ini dilakukan dengan
dan motif batik Semarang cukup unik (pola gambar mengambil rule of thumb 1/3 dari jumlah populasi.
flora fauna, bangunan kota lama, tradisi Semarang, Justifikasi ini diambil karena level of analysis dari
bahkan corak makanan khas Semarang), ditambah penelitian ini adalah unit organisasi. Kegiatan penelitian
dengan warna batik Semarang yang lebih ini melibatkan mahasiswa sebagai 1 asisten peneliti dan
monokromatik. Setelah diteliti, kurang populernya batik 3 enumerator dengan tujuan mahasiswa memiliki
Semarang dikarenakan tiga masalah, yaitu strategi pengetahuan sekaligus pengalaman dalam penelitian
pemasaran yang kurang variatif, kurangnya bantuan kualitatif.
permodalan dari Pemkot Semarang dan keterbatasan Proses pemilihan partisipan sebelumnya
SDM [1]. diawali dengan mencari data populasi UMKM batik di
Penelitian ini berupaya untuk membuat Kota Semarang. Data lebih mudah didapatkan dari
perencanaan SDM yang diturunkan dari strategi bisnis sumber penggiat cluster batik Kota Semarang di
UMKM batik Semarang, sehingga dalam Kampung Batik Semarang, yang disebut juga sebagai
pekembangannya antara kebutuhan dan kualitas SDM key person pertama, yaitu Bapak Utomo. Tabel 2
akan tetap mendukung strategi yang dijalankan. menunjukkan daftar anggota cluster batik Kota
Penelitian ini melakukan perencanaan SDM melalui Semarang. Pada awalnya, penelitian ini menggunakan
analisis lingkungan eksternal dan internal kondisi metode pengambilan sampel purposive sampling
ketenagakerjaan UMKM batik Semarang. Sehingga, dengan dibantu oleh key person dalam mengidentifikasi
akan didapatkan identifikasi kekuatan (Strength), partisipan yang sesuai dengan kriteria. Kriteria yang
kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunity) dan digunakan diantaranya adalah umur usaha di atas 5
ancaman (Threat). Identifikasi tersebut akan tahun, memiliki karyawan tetap dan mampu bertahan di
mempengaruhi setiap kebijakan dan program fungsi industri batik lokal Kota Semarang. Partisipan yang
SDM, diantaranya dalam aktivitas perekrutan, pelatihan memenuhi kriteria tersebut dianggap mampu bertahan
dan pengembangan, rencana karir serta kompensasi. (sustain) dan memiliki daya saing dalam bisnisnya.
Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sebuah Dari 24 anggota cluster batik Kota Semarang,
strategi perencanaan SDM untuk membantu dipilih 8 UMKM batik yang memenuhi kriteria dan
menentukan tujuan yang bisa dicapai dengan kualitas mewakili daerah Semarang Barat, Semarang Utara,
SDM yang tersedia. Pada akhirnya, dengan perencanaan Semarang Timur, Semarang Selatan. Setelah dilakukan
SDM yang baik akan menjadikan UMKM batik observasi di lapangan ternyata dari 8 partisipan yang
Semarang siap mengikuti perkembangan dan tuntutan terpilih, 3 diantaranya usaha fiktif. Sehingga, teknik
perubahan global. pengambilan sampel lebih sesuai jika menggunakan
Perencanaan SDM sebagai aktivitas yang snowball sampling (bola salju), yaitu dengan
berkaitan dengan usaha mengantisipasi kebutuhan mengumpulkan partisipan dari referensi suatu jaringan,
tenaga kerja di masa depan [9]. Perencanaan SDM himpunan, kumpulan, atau komunitas. Pertama, peneliti
sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan tenaga melakukan observasi lapangan dari total populasi 24
kerja saat ini dan masa datang bagi sebuah anggota cluster ternyata ditemukan terdapat 8 usaha
organisasi [4]. batik fiktif, sehingga total populasi menjadi 16 UMKM.
Tujuan penelitian ini, sebagai berikut: Kedua, peneliti menggunakan rule of thumbs ½ dari
mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan eksternal jumlah populasi dengan justifikasi informasi yang
dan internal yang menentukan daya saing UMKM Batik didapatkan dari partisipan secara kualitatif telah
Semarang; merumuskan strategi bisnis dengan mewakili populasi. Ketiga, dalam menentukan
disesuaikan pada identifikasi lingkungan UMKM Batik partisipan penelitian peneliti dibantu oleh key person
Semarang; merencanakan kebijakan dan program SDM
yang berdasar pada strategi bisnis UMKM merupakan pemilik sekaligus inisiator bisnis batik
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

kedua, yaitu pemilik Mutiara Hasta


Bapak Slamet, yang

yang berdasar pada strategi bisnis UMKM merupakan pemilik sekaligus inisiator bisnis batik
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

Kota Semarang, sehingga sering dijadikan sumber perencanaan SDM pada salah satu tenaga kerja yang
rujukan dan instruktur dalam pelatihan membatik baik mewakili untuk mendapatkan konsistensi
yang diadakan oleh dinas terkait maupun pihak swasta. jawaban.Transferabilitas data dapat dicapai jika
Berdasarkan referensi dari partisipan sebelumnya, pembaca mampu memahami hasil temuan penelitian ini.
peneliti menambah 2 partisipan yang datanya tidak Hal ini dilakukan dengan meminta kepada pelaku
terdapat pada cluster batik Kota Semarang, yaitu Batik UMKM lain non partisipan (yaitu, pemilik UMKM
Handayani dan Batik Mutiara Hasta. Batik Blekok 2) untuk melihat kesesuaian hasil temuan
Pada saat obervasi di lapangan, untuk dengan pengalaman yang dialami oleh pemilik UMKM
mempermudah wawancara peneliti memperkenalkan tersebut.
diri, meminta kesediaan partisipan untuk diwawancara
sesuai kontrak waktu yang disepakati kedua pihak serta HASIL DAN PEMBAHASAN
menyampaikan maksud dan tujuan penelitian secara
umum. Proses wawancara dilakukan di rumah partisipan Karakteristik Partisipan
yang sekaligus menjadi tempat produksi batik. Partisipan dalam penelitian ini adalah pelaku
Selanjutnya, partisipan secara sukarela ikut dalam UMKM batik di Kota Semarang yang berjumlah 8
proses penelitian ini, menjawab pertanyaan. Teknik UMKM. Sekitar 78% partisipan berjenis kelamin
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan perempuan (7 partisipan) dan 22% partisipan berjenis
dengan menggunakan proses wawancara mendalam (in kelamin laki-laki (2 partisipan). Rentang umur
depth interview). Wawancara ini ditujukan untuk partisipan terdiri dari 34% berumur 41-50 tahun (3
menggali informasi pertama, mengenai faktor kekuatan, partisipan), 56% berumur 51-60 tahun (5 partisipan) dan
kelemahan, peluang dan ancaman selama mengelola 10% berumur 61-70 tahun (1 partisipan). Jadi,
bisnis batik ini. Kedua, informasi mengenai mayoritas umur responden berada pada rentang 51-60
perencanaan SDM meliputi kondisi tenaga kerja saat tahun. Minimal umur usaha partisipan adalah 5 tahun (3
ini, pola rekrutmen dan program pengelolaan tenaga partisipan) dan mayoritas umur usaha 6 tahun (4
kerja yang sudah pernah dilakukan selama ini. partisipan), sedangkan 2 partisipan sisanya sudah
Keabsahan data (trustworthiness) dalam memiliki umur usaha 7 dan 8 tahun. Dari laba per/bulan
penelitian kualitatif bisa dilakukan melalui uji bisa ditunjukkan bahwa 90% partisipan masih
credibility (kredibilitas), confirmability, dependability merupakan kategori usaha mikro dengan total
(konsistensi), transferabilitas. Credibility ditujukan laba/bulan dibawah 50 juta, sedangkan yang sudah
untuk membuktikan hasil penelitian dapat dipercaya masuk dalam kategori usaha menengah hanya ada 1
melalui pengakuan partisipan terhadap temuan dalam partisipan yaitu pemilik UMKM Cinta Batik Semarang.
penelitian sebagai pengalaman nyata partisipan selama Pemiliknya menyampaikan bahwa perjalanan umur
ini. Kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan usaha yang sudah mencapai 8 tahun dengan laba/bulan
cara mengikutsertakan peneliti dalam keseluruhan sebesar 60 juta didapatkan dari usaha yang sebelumnya
proses penelitian, terlibat langsung dalam proses sudah dirintis oleh ayahnya, sehingga yang dilakukan
pengambilan dan pengolahan data serta membina oleh penerus adalah mempertahankan usahanya,
hubungan yang baik dengan partisipan, terutama ketika memperluas pasar dan menemukan strategi baru.
peneliti butuh melakukan cross-check temuan dengan
pengalaman partisipan dalam mengelola bisnisnya. Identifikasi Lingkungan Internal-Eksternal (IE)
Konfirmasi hasil temuan penelitian dilakukan UMKM Melalui Matrik IE
dengan cara melakukan review pada jurnal-jurnal Analisis internal dilakukan untuk mendapatkan
penelitian terkait. Akan tetapi, kelemahan yang dihadapi faktor kekuatan yang akan digunakan dan faktor
peneliti adalah jurnal-jurnal terkait yang mengkaji kelemahan yang akan diantisipasi. Untuk
mengenai strategi perencanaan SDM UMKM, terutama mengevaluasinya, digunakan matrik evaluasi IE
di Indonesia masih relatif sedikit. Hal tersebut mungkin (Internal-Eksternal). Berikut adalah hasil analisis
saja dikarenakan UMKM dianggap tidak terlalu lingkungan UMKM batik di Kota Semarang.
membutuhkan perencanaan SDM karena karakter 1.Kekuatan (strength).
usahanya yang cenderung kurang stabil. Hal ini a.Produk batik dengan kualitas yang baik (teknik
disebabkan karena sebagian besar UMKM merupakan pembuatan batik yang baik).
bisnis keluarga yang sifatnya pasang surut dengan b.Motif unik dan pewarnaan yang tidak mudah ditiru.
pengelolaan yang masih tradisional. c.Harga batik yang relatif stabil.
Konsistensi data dilakukan melalui proses d.Adanya brand image yang baik.
evaluasi dan monitoring (Monev) penelitian yang 2.Kelemahan (weakness)
difasilitasi oleh Universitas. Monev ini sebagai bagian a.Saluran pemasaran yang kurang variatif
dari proses audit terhadap data-data, dokumen dan alur b.Karyawan kurang disiplin dalam bekerja.
penelitian secara terstruktur untuk menjaga keabsahan c.Tipe batik tertentu (misal. batik tulis dan batik ciprat)
data. Selain itu, metode triangulasi juga dilakukan untuk
mengecek jawaban partisipan mengenai ting
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

biaya produksinya tinggi, sehingga harga


jualnya pun

mengecek jawaban partisipan mengenai ting


PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

d.Ketersediaan tenaga kerja di lingkungan sangat pemasaran maupun segmentasi kelas (bawah,
kurang (terutama untuk tenaga kerja usia muda). menengah, atas). Sebagai contoh, Batik Blekok 2 telah
e.Bahan baku yang masih harus dicari dari luar kota. melakukan segmentasi kelas konsumen menengah ke
f.Kemampuan pengelolaan keuangan UMKM yang atas, sehingga harga jualnya yang relatif mahal harus
baik. diimbangi dengan kualitas produknya. Selain itu,
3.Peluang (opportunities). memilih spesialisasi produk dapat menjadi alternatif
a.Permintaan batik masih sangat tinggi untuk diekspor strategi untuk menyasar market share. Hal ini sesuai
ke luar kota Semarang, bahkan luar negeri. dengan yang dilakukan oleh Batik Blekok 1 yang
b.Perkembangan dunia terhadap tren fasion. memilih spesialisasi batik di kain kaos dengan motif
c.Dukungan pemerintah dari sisi permodalan, burung blekok yang khas, Batik Mutiara Hasta yang
kepelatihan maupun peraturan pemerintah tentang memilih spesialisasi motif abstrak dengan teknik ciprat,
aturan mengenakan batik. Salma Batik, Zie Batik dan Figa Batik lebih memiilih
d.E-commerce memunculkan kesempatan pemasaran spesialisasi batik tulis dengan pewarnaan alami,
secara online. sedangkan Cinta Batik Semarang lebih memilih
e.Bisa bersaing di MEA 2015 menekuni motif semarangan dengan gradasi warna yang
nanti. 4.Ancaman (threats). khas, pemiliknya menyebut gradasi full colour.
a.Munculnya sesama UMKM batik yang baru dengan Pada posisi pasar persaingan menengah ini,
modal yang lebih besar. investasi secara selektif perlu dilakukan. Cara yang
b.Adanya produk batik peniru motif yang sudah ada. dapat ditempuh antara lain adalah dengan
c.Hak paten yang kurang mengakomodir perlindungan mengembangkan pasar dan meningkatkan aktivitas
hukum motif batik. bisnis. Mengembangkan pasar dapat dilakukan dengan
d.Bersaing dengan produk batik dari luar kota yang segmentasi pasar dan produk, sedangkan meningkatkan
masuk ke Semarang. aktivitas bisnis hanya bisa dilakukan jika pemilik
e.Tenaga kerja usia muda yang lebih senang bekerja di UMKM bekerja sama dengan karyawannya. Karyawan
pabrik atau kantoran daripada menjadi perajin batik. adalah partner berharga yang bisa diajak berpikir,
f.Batik cap (printing) dengan harga jual yang murah. berdiskusi dan berlatih untuk menemukan ide-ide baru.
Bukan hanya sebatas pekerja borongan yang diperlukan
Langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi ketika pesanan berlebih.
dengan menghitung bobot dan rating dalam setiap faktor Oleh karena itu, tenaga kerja di sekitar
pada Tabel 1 dan Tabel 2 (disajikan dalam lampiran) lingkungan UMKM diharapkan akan tertarik untuk
menjadi perajin batik atau jika mereka tidak memiliki
Strategi Bisnis UMKM Batik Semarang kemampuan membatik, mereka bisa ikut memasarkan,
Setelah melakukan evaluasi perhitungan skor menertibkan dokumen, arsip serta membantu mencatat
faktor internal dan eksternal, maka langkah berikutnya keuangan. Dukungan teknologi saat ini menjadi peluang
adalah memasukkan skor tersebut dalam matrik IE yang harus dimanfaatkan pelaku UMKM, bukan hanya
(Internal-Eksternal). Matrik ini digunakan untuk teknologi produksi tetapi juga teknologi komunikasi dan
menentukan posisi bisnis UMKM batik Semarang di informasi. Kelemahan dari usaha kecil adalah sulit
pasar saat ini pada Gambar 1 (disajikan dalam untuk mempercayakan pengelolaan administrasi,
lampiran). keuangan dan pemasaran pada orang lain selain anggota
Gambar 1 menunjukkan bahwa posisi UMKM keluarganya. Kelemahan ini menjadikan usaha kecil
batik Semarang berada pada daya tarik menengah dan sering dianggap tidak memiliki kualitas SDM yang baik.
persaingan pasar kelas menengah. Kondisi ini Setelah mengetahui posisi bisnis UMKM batik
menunjukkan pertumbuhan industri batik Semarang Semarang di pasar, maka langkah berikutnya adalah
dengan cara mencari dominasi market share. Hal ini mengidentifikasi alternatif strategi bisnis yang bisa
disebabkan karena batik tetap banyak diminati dijalankan oleh UMKM batik Semarang dengan cara
konsumen, dipakai sebagai pakaian pada acara formal menghitung setiap skor elemen lingkungan internal-
maupun non formal, laki-laki dan perempuan dari eksternal, seperti pada Tabel 3.
semua kalangan umur bisa menggunakan batik. Apalagi
pemerintah Indonesia telah menetapkan hari batik
nasional. Dukungan ini menjadikan banyak
bermunculan UMKM batik di Kota Semarang.
Pertumbuhan pasar yang berada dalam posisi
stabilitas harus memerlukan identifikasi segmen pasar.
Hal ini dikarenakan hampir di setiap daerah di Jawa
Tengah telah memproduksi kain batik dengan
keunikannya masing-masing. Sehingga, pelaku UMKM Tabel 3. Matrik Internal-Eksternal UMKM
harus menerapkan strategi differensiasi, yang bisa Batik Kota Semarang
diklasifikasikan dalam differensiasi produk, saluran
Kekuatan Kelemahan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

IFAS (Strength-S) (Weakness-W)


terkait kegiatan produksi, hal tersebut menjadikan
EFAS tenaga kerja memiliki persepsi bahwa pemilik usaha
Peluang Strategi SO Strategi WO memperlakukan karyawan secara manusiawi. Selain itu,
(Opportunities-O) 1,88+1,52 = 3,4 0,60+1,52 = 2,12 pelaku UMKM juga harus menyadari bahwa
Ancaman Strategi ST Strategi WT keberhasilan manajemen usahanya ini akan sangat
(Threats-T) 1,88+0,76 = 0,60+1,88 = 2,48 terbantukan dengan keterlibatan karyawan dalam
2,64 pengelolaannya. Sehingga, untuk pekerjaan-pekerjaan
Sumber: data yang diolah (2014) tertentu yang tidak membutuhkan keahlian di bidang
membatik, bisa dikerjakan oleh karyawan lain. Misal,
Dari Tabel 3 tersebut, urutan kemungkinan penertiban administrasi, keuangan, pengaturan bahan
alternatif strategi bisnis yang bisa dilakukan oleh baku, dan membuat media promosi bisa dikerjakan oleh
UMKM batik Semarang adalah pertama, strategi SO karyawan lain. Pembagian pekerjaan (job description)
dengan skor paling tinggi yaitu 3,4 artinya pelaku sangat diperlukan oleh pelaku UMKM untuk
UMKM batik Kota Semarang harus menciptakan profesionalitas kerja. Kelemahan utama dari manajemen
strategi yang menggunakan kekuatan untuk UMKM, terutama skala mikro adalah pemilik UMKM
memanfaatkan peluang, diantaranya adalah motif batik yang melakukan usahanya sendiri, enggan untuk
yang unik, gradasi warna yang berbeda pada setiap membagi pengelolaannya dengan karyawan.
motifnya, teknik membatik yang mampu menciptakan Keempat, strategi WO dengan skor 2,12.
kualitas bahan tahan lama, tidak mudah luntur, dan Strategi ini dilakukan dengan cara meminimalkan
pewarnaan yang menggunakan bahan alami serta kelemahan yang dimiliki UMKM batik Kota Semarang
memiliki paguyuban Cluster Batik Semarang yang untuk memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa
seharusnya bisa menjadi back up bagi pelaku UMKM langkah yang bisa dilakukan antara lain, mengupayakan
yang skalanya masih mikro. promosi online melalui media sosial (web, facebook,
Kedua, strategi ST dengan skor 2,64 twitter dsb). Hal ini perlu dilakukan karena permintaan
menggunakan kekuatan yang dimiliki UMKM batik batik yang masih sangat tinggi. Berdasarkan hasil
Kota Semarang dan daya tariknya untuk mengatasi penelitian, batik Semarang belum banyak dikenal orang
ancaman yang dihadapi UMKM. Beberapa langkah di luar Semarang, sehingga promosi menjadi penting
yang bisa dilakukan adalah melakukan rekrutmen untuk dilakukan. Sebanyak 70% partisipan menjawab
tenaga kerja tidak hanya di sekitar tempat usaha, tapi belum melakukan pemasaran online ini karena tidak ada
daerah lain juga bisa dengan syarat memiliki karyawan yang mampu melakukannya, sehingga usaha
ketertarikan dan minat untuk menjadi perajin batik, batik ini lebih cenderung seperti one man enterprise,
menciptakan kerja sama antara usaha mikro dengan yaitu semua pekerjaan mulai dari desain motif, belanja
usaha skala menengah untuk membuka akses pasar bahan, pengelolaan keuangan, pameran dsb dilakukan
lebih luas, melakukan promosi secara online dan sendiri oleh pemilik UMKM.
menambah jumlah reseller dari luar kota Semarang, Disisi lain, semakin banyaknya pendatang baru
mengupayakan untuk mendaftarkan hak paten atas motif yang ikut bermain di pasar daerah Semarang akan
yang dihasilkannya. Sementara untuk batik alam bisa menjadi ancaman tersendiri. Hal ini bisa diatasi dengan
memulainya dengan melakukan upaya edukasi pada usaha UMKM batik Semarang yang ikut melakukan
konsumen bahwa batik alam ini adalah batik ramah pemasaran ke daerah lain (luar Semarang). Saluran
lingkungan karena menggunakan pewarnaan alami, pemasaran yang variatif perlu ditambah untuk
limbah produksinya tidak mencemari lingkungan dan mempromosikan produk batik. Biaya produksi yang
tidak luntur. Edukasi tersebut perlu dilakukan karena tinggi untuk tipe batik ciprat harus diefisienkan lagi
terkadang konsumen tidak mau membeli batik alam dengan cara meminimalkan bahan yang terbuang,
karena warna batiknya yang terkesan tidak cerah. Untuk mencari harga kulakan yang paling kompetitif,
menjaga ketersediaan pasokan pewarnaan alam, pelaku menentukan target kerja karyawan di bidangnya
UMKM bisa menggerakkan masyarakat sekitar untuk masing-masing (perajin, pengelola administrasi dan
ikut menanam tanaman indigo (salah satu jenis tanaman keuangan) supaya tidak terjadi pemborosan biaya tenaga
yang digunakan dalam pewarnaan alami), seperti yang kerja dan menjadi lebih disiplin dengan tanggung jawab
dilakukan oleh Zie Batik di Kecamatan Gunungpati pekerjaannya, peralatan harus digunakan sesuai
yang telah bekerja sama dengan petani sekitar. kebutuhan dan diperlukan perawatannya, supaya
Ketiga, strategi WT dengan skor 2,48. Strategi peralatan tersebut tetap memiliki usia pakai
ini dilakukan dengan cara meminimalkan kelemahan sebagaimana mestinya. Dukungan dari pemerintah
UMKM batik Kota Semarang untuk menghindari dalam bentuk permodalan dan pelatihan bisa
ancaman yang datang. Beberapa langkah bisa dilakukan dimanfaatkan pelaku UMKM untuk mengikutkan
dengan cara meningkatkan loyalitas para perajin batik perajinnya dalam program pelatihan. Hal ini penting
dengan memberikan paket kompensasi yang lebih dilakukan baik untuk perajin baru maupun lama. Perajin
menarik (diluar gaji), memberikan kesempatan pada lama perlu ditingkatkan kemampuan membatiknya
perajin untuk saling bertukar ide, masukan, supaya setiap tahunnya selalu ada
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

keterampilan. Bagi karyawan yang menunjukkan hasil memiliki visi-misi sama dengan pemilik. Jenis pelatihan
setelah mengikuti pelatihan akan diberi bonus tersendiri dan pengembangan yang dibutuhkan antara lain:
(diluar gaji). Pelatihan yang berhubungan dengan teknis membatik,
seperti membuat batik tulis, membuat cap, pewarnaan,
Implementasi Strategi Perencanaan SDM pencelupan, pelatihan membuat motif, seperti cara
Manfaat bisnis UMKM ini sudah banyak menemukan ide, menggambar dan melihat dari segi
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia yang kreatif estetikanya, pelatihan yang diluar yang berhubungan
dan mau berusaha Dari hasil analisis SWOT dan dengan membatik, seperti mengelola keuangan dan
penentuan strategi bisnis UMKM batik Kota Semarang, administrasi, memasarkan secara online, membuat iklan
maka dapat disimpulkan bahwa faktor SDM menjadi dan promosi dsb.
kendala tersendiri dalam pengelolaan manajemen usaha
UMKM. Manajemen SDM untuk UMKM sangat Rencana Karir
penting agar usaha yang didirikan tidak mengalami Dengan program rencana karir yang jelas,
kebangkrutan. Ketersediaan SDM secara kuantitas dan maka akan menarik tenaga kerja dari lingkungan sekitar
kualitas berpengaruh pada lemahnya pengelolaan bisnis UMKM. Kecenderungan para pemuda sekitar tidak ada
UMKM yang terkesan one man enterprises. Sehingga, yang mau menjadi perajin batik adalah karena pertama,
diperlukan strategi perencanaan SDM sangat untuk tidak ada minat, kedua pekerjaan ini dirasa kurang
memperbaiki pengelolaan bisnis UMKM. Sedangkan bergengsi dan kurang pergaulan serta ketiga, tidak ada
pengelolaan bisnis yang baik, lama kelamaan akan prospek karir kedepan. Dalam persepsi mereka, orang
menciptakan daya saing UMKM batik Kota Semarang. diluar keturunan keluarga pemilik UMKM tidak akan
Strategi perencanaan tersebut diantaranya adalah: memiliki karir yang mapan. Padahal, karir yang mapan
adalah cerminan meningkatkan kesejahteraan orang.
Perekrutan Perencanaan karir karyawan UMKM batik bisa
Perencanaan SDM akan sia-sia jika tidak dilakukan melalui tiga tahap:
diikuti dengan kegiatan rekrutmen dan seleksi yang
berpedoman pada kualifikasi SDM yang dibutuhkan. Fase perencanaan
Kualifikasi yang dibutuhkan terdiri dari kualifikasi Fase ini menyelaraskan rancangan karir
umum dan khusus. Kualifikasi umum, yaitu kebutuhan karyawan dengan pemilik UMKM. Tujuan dari fase ini
terhadap SDM yang bisa digunakan secara umum untuk adalah mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
semua jenis aktivitas bisnis, termasuk UMKM batik karyawan dan membantu karyawan untuk memilih jalur
Semarang seperti pengetahuan umum, kesehatan, pengembangan karir. Di tahap ini biasanya karyawan
kepribadian yang baik, intelegensi, keseriusan, belum mempunyai pandangan tentang masa depannya.
komitmen. Kualifikasi khusus, yaitu kebutuhan terhadap Sehingga, pelaku UMKM bisa mengajar karyawan
SDM yang hanya dibutuhkan untuk jenis pekerjaan untuk bersama-sama mengidentifikasi kelemahan dan
tertentu (tidak semua orang bisa melakukan), seperti kelebihan masing-masing. Misal, perajin A hanya
kemampuan membatik, keterampilan menghitung, menguasai keterampilan menggambar, perajin B lebih
kemampuan mengoperasionalkan komputer dsb. teliti dalam pewarnaan dan perajin C lebih bagus untuk
Rekrutmen dan seleksi UMKM batik haruslah mengerjakan finishing. Kemampuan yang berbeda-beda
mempertimbangkan tenaga kerja yang mempunyai ini harus bisa diantisipasi dengan melengkapi
keterampilan membatik. Akan tetapi, keterampilan saja kekurangan masing-masing dalam kerja sama tim.
tidaklah cukup harus juga mempunyai kecintaan pada Sebanyak 75% partisipan menyampaikan bahwa dalam
batik dan keinginan melestarikan warisan budaya realitanya jumlah karyawan tetap hanya sekitar 2-5
Indonesia. Tenaga kerja yang direkrut berdasarkan karyawan, sementara yang lain adalah karyawan
kualifikasi umum dan khusus ini akan menempatkan kontrak. Mereka hanya dikontrak ketika ada pesanan
karyawan sesuai pada bidang keahliannya. Sehingga yang melebihi kemampuan. Meskipun terdapat
manajemen usaha UMKM akan terjamin kelemahannya, cara seperti ini dipandang lebih
profesionalitasnya. menguntungkan dari segi biaya tenaga kerja bagi
UMKM skala mikro dan kecil.
Pelatihan dan Pengembangan Fase pengarahan.
Perubahan lingkungan akan selalu terjadi dan Fase ini membantu karyawan memantapkan
jika UMKM batik tidak bisa beradaptasi dengan tipe karir yang diinginkannya. Dari hasil penelitian
perubahan lingkungan, maka lama kelamaan usahanya menyatakan bahwa pilihan karir yang terdapat pada
akan merugi. Pemilik UMKM harus mau menyadari UMKM sangatlah terbatas, lain halnya dengan pekerja
bahwa berinvestasi pada SDM adalah kemutlakan yang kantoran atau pekerja perusahaan swasta skala besar.
harus dilakukan jika ingin usahanya tetap eksis. Jika Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan pemilik
tidak ada satupun keturunan dalam keluarganya yang UMKM untuk mengarahkan pilihan karir karyawan
memiliki bakat membatik, maka mau tidak mau mereka
harus melatih tenaga kerja yang bisa dipercaya menjadi perajin batik selamanya, kedua
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

kedepan. Terdapat tiga jalur alternatif


karir, yaitu

harus melatih tenaga kerja yang bisa dipercaya menjadi perajin batik selamanya, kedua
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

menjadi pengusaha batik, tiga karir bidang manajerial. dilakukan. Hal ini bisa diantisipasi dengan menjadikan
Bagi karyawan yang memiliki keterampilan membatik karyawan borongan adalah partner yang berada dalam
sangat baik bisa diarahkan untuk memilih karir akan bimbingan mentor (coaching).
menjadi karyawan selamanya atau mempunyai minat Sistem waktu.
untuk membuka usaha batik sendiri. Kompensasi yang dibayarkan berdasarkan
Fase pengembangan. standar waktu (jam, hari, minggu, bulan). Sistem ini
Fase ini membantu karyawan untuk lebih tepat diterapkan untuk karyawan dengan jenis
mewujudkan kreativitas yang dapat mendukung untuk pekerjaan yang tidak mempunyai standar fisik secara
memasuki karir baru di masa depan. Sebagai contoh, kuantitatif, misal karyawan bagian administrasi,
ada karyawan yang berminat membuka usahanya keuangan, promosi dsb.
sendiri. Pada fase ini, pemilik UMKM berperan sebagai
mentor bagi karyawannya dengan cara memberikan Simpulan dan Saran
bimbingan, advis, memberi informasi pelatihan, Simpulan dari penelitian ini adalah satu, faktor
pinjaman modal, kesempatan usaha dsb, bahkan sampai yang menjadikan sumber kekuatan UMKM batik Kota
pada menghubungkan karyawan dengan pihak-pihak Semarang adalah kualitas produk yang baik, yang
yang berkepentingan (bank, Dinas Koperasi & UMKM, didukung dengan kemampuan teknik membatik yang
koperasi, Pemkot, pemilik butik, desainer, dsb). baik. Sumber kekuatan kedua adalah spesialisasi motif
yang unik menjadi kekhasan tersendiri. Dua, Faktor
Kompensasi yang bisa dimanfaatkan sebagai peluang UMKM batik
Segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai Semarang adalah daya beli dan minat terhadap produk
balas jasa atas kontribusinya dikatakan kompensasi. batik yang semakin meningkat. Faktor yang paling
Pemilik UMKM batik harus menetapkan kompensasi menjadi ancaman bagi UMKM batik Semarang adalah
harus dengan persyaratan adil dan layak. Tidak munafik semakin banyaknya usaha sejenis yang berasal dari luar
dikatakan bahwa kompensasi seringkali menjadi faktor daerah Semarang dan para pemain baru yang
dorongan utama bagi seseorang dalam bekerja. mempunyai modal lebih besar. Tiga, UMKM batik Kota
Kompensasi bisa berupa material dan non material. Semarang saat ini berada dalam posisi stabilitas yang
Kompensasi material biasanya diberikan dalam bentuk berada pada daya tarik menengah dan persaingan pasar
uang, berupa gaji, bonus, tunjangan dsb. Sementara kelas menengah. Potensi pertumbuhan yang relatif
kompensasi non material bisa diberikan dalam bentuk tinggi masih menjadi daya tarik tersendiri bisnis ini.
penghargaan, pujian atau pengakuan sosial atas Empat, model perekrutan UMKM batik Kota
kinerjanya. Semarang bisa mencari tenaga kerja di luar masyarakat
Kompensasi tenaga kerja yang rendah bagi sekitar melalui kerja sama dengan sekolah vokasi
perajin batik akan menjadi ancaman bagi kelangsungan (SMK). Lima, UMKM batik Kota Semarang harus
usaha batik Semarang. Sementara, besaran kompensasi memiliki program pelatihan dan pengembangan yang
sangat ditentukan dari keuntungan usaha. Terutama bagi meliputi pelatihan teknis membatik dan non teknis
UMKM skala mikro dan kecil hal ini bisa menjadi membatik (seperti pelatihan pembukuan keuangan,
lingkaran setan yang tidak berujung. Disisi lain, penertiban administrasi dan promosi online). Enam,
pemberian kompensasi sangat bermanfaat untuk terdapat dua alternatif rencana karir yang bisa dipilih
menumbuhkan loyalitas, kepuasan kerja, motivasi, dan oleh karyawan UMKM batik Kota Semarang, yaitu
disiplin. Bagi UMKM khususnya skala mikro dan kecil menjadi perajin (baik yang berstatus karyawan maupun
bisa menggunakan metode pembayaran kompensasi pemilik usaha) dan menjadi karyawan non perajin
yang lebih tepat adalah sistem hasil (output) dan sistem (karyawan yang mengurusi bagian pembukuan,
borongan. administrasi, promosi dsb). Tujuh, paket kompensasi
Sistem hasil (output). yang variatif (selain gaji) akan mampu memotivasi
Kompensasi ditetapkan besarannya tergantung kinerja karyawan. Misal, bonus yang diukur dari
dari unit yang dihasilkan pekerja (per potong, per meter, ketelitian, kedisiplinan, kehadiran dsb.
per liter, per kilogram). Kelebihan sistem ini adalah
karyawan akan bersungguh-sungguh mencapai target DAFTAR PUSTAKA
dengan kualitas yang tetap terjamin.
Sistem borongan. [1] Anisyah, Y. 2011. Analisis Perkembangan Industri
Kompensasi dibayarkan ukuran volume Batik Semarang. Skripsi yang tidak dipublikasikan.
pekerjaan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pelaku UMKM batik Universitas Diponegoro.
Kota Semarang sering memilih menggunakan cara ini [2] Gunartha, M. 2013. 10 Tantangan Ketika Mengelola
jika kelebihan pesanan, karena jumlah karyawan tetap SDM pada Bisnis UKM.
yang terbatas sekitar 2-5 perajin saja. Akan tetapi, http://mediabisnisonline.com/10-tantangan-ketika-
kelemahan dari sistem ini adalah kesulitan menjaga
kualitas produk karena pengawasan yang 26 Februari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

mengelola-sdm-pada-bisnis-ukm/
diakses tanggal

kualitas produk karena pengawasan yang 26 Februari


PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

[3] Hu, W, M. 2010. SMES and Economic Growth: [7] Savlovschi, L. I & Robu, N. R. 2011. The Role of
Entrepreneurship or Employment. ICIC Express SMES in Modern Economy. Economia, Seria
Letters. Vol. 4, No. 6, December. Management. Vol 14, Issue 1.
[4] Mochtar. Analisis Strategi Perencanaan Sumber [8] Sriyana, J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha
Daya Manusia Dalam Rangka Peningkatan Daya Kecil dan Menengah (UKM): Studi Kasus di Kab.
Saing pada MAN Kota Kediri 3. Jurnal Ilmu Bantul. Simposium Nasional 2010, Menuju
Manajemen, REVITALISASI. Vol 1, No. Purworejo Dinamis dan Kreatif. pp: 79-103.
[5] Nurainun, Heriyana & Rasyimah. 2008. Analisis [9[] Widajanti, E. 2007. Perencanaan Sumber Daya
Industri Batik di Indonesia. Fokus Ekonomi (FE). Manusia yang Efektif: Strategi Mencapai
Desember, Vol. 7, No. 3, pp: 124-125. Keunggulan Kompetitif. Jurnal Ekonomi dan
[6] Partomo, T. S. 2004. Usaha Kecil Menengah dan Kewirausahaan. Vol. 7, No. 2, pp: 105-114.
Koperasi. Working Paper Series. No. 9, Juni.

APENDIKS
Tabel 1. Evaluasi Faktor Internal UMKM Batik Kota Semarang

Bobot Rating Skor Rangking


Faktor Strategis Internal
(a) (b) (c) = (a)*(b)
Kekuatan
Produk batik dengan kualitas yang baik
(teknik pembuatan batik yang baik). 0,14 4,0 0,56 1
Motif unik dan pewarnaan yang tidak
mudah ditiru. 0,13 3,8 0,49 2
Harga batik yang relatif stabil. 0,12 3,7 0,44 3
Adanya brand image yang baik. 0,11 3,6 0,39 4
Total Rerata Skor Kekuatan 1,88
Kelemahan
Saluran pemasaran yang kurang variatif 0,07 1,5 0,10 3
Karyawan kurang disiplin dalam bekerja. 0,05 1,0 0,05 4
Tipe batik tertentu (misal. batik tulis dan
batik ciprat) biaya produksinya tinggi, 0,09 1,3 0,11 2
sehingga harga jualnya pun tinggi.
Ketersediaan tenaga kerja di lingkungan
sangat kurang (terutama untuk tenaga 0,10 1,0 0,10 3
kerja usia muda).
Bahan baku yang masih harus dicari dari
luar kota. 0,05 2,0 0,10 3
Kemampuan pengelolaan UMKM yang
kurang baik 0,14 1,0 0,14 1

Total Rerata Skor Kelemahan 0,60


Total 1,00 2,48

Sumber: data yang diolah (2014)

Tabel 2. Evaluasi Faktor Eksternal UMKM Batik Kota Semarang


Bobot Rating Skor Rangking
Faktor Strategis Eksternal
(a) (b) (c) = (a)*(b)
Peluang
Permintaan batik masih sangat tinggi untuk diekspor
A 0,13 4,0 0,52 1
ke luar kota Semarang, bahkan luar negeri.
B Perkembangan dunia terhadap tren fasion. 0,11 3,5 0,38 2
Dukungan pemerintah dari sisi permodalan,
C kepelatihan maupun peraturan pemerintah tentang 0,05 3,0 0,15 5
aturan mengenakan batik.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS UNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan
Rakyat

Bobot Rating Skor Rangking


Faktor Strategis Eksternal
(a) (b) (c) = (a)*(b)
Peluang
E-commerce memunculkan kesempatan pemasaran
D secara online. 0,07 3,3 0,23 4

E Bisa bersaing di MEA 2015 nanti. 0,07 3,4 0,24 3


Total Rerata Skor Peluang 1,52
Ancaman
Munculnya sesama UMKM batik yang baru dengan
E modal yang lebih besar. 0,10 1,5 0,15 3

F Adanya produk batik peniru motif yang sudah ada. 0,08 1,6 0,13 5
Hak paten yang kurang mengakomodir perlindungan
G hukum motif batik. 0,06 2,0 0,12 4
Bersaing dengan produk batik dari luar kota yang
H 0,05 1,8 0,09 6
masuk ke Semarang.
Tenaga kerja usia muda yang lebih senang bekerja di
I pabrik atau kantoran daripada menjadi perajin batik. 0,13 1,0 0,13 2

J Batik cap (printing) dengan harga jual yang murah. 0,15 1,0 0,15 1
Total Rerata Skor Tantangan 0,76
Total 1,00 2,28
Sumber: data yang diolah (2014)
Total Skor Evaluasi Faktor Internal

Kuat 3,00 Rata- Rata 2,00 Lemah 1,00

4,00

Tinggi
Pertumbuhan Pertumbuhan Stabilitas
I II III
Total
Skor 3,00 2,48
Evaluasi Menengah Pertumbuhan Stabilitas Penciutan
IV ■ VI
Faktor V 2,28
Eksternal 2,00
Rendah Pertumbuhan Penciutan Likuidasi
VII VIII IX

1,00

Gambar 1. Matrik Posisi UMKM Batik Kota Semarang

Anda mungkin juga menyukai