Anda di halaman 1dari 22

Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng

Sejahtera Di Balikpapan

Lilik Hardiningsih (lilikhardiningsih@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Lewi Malisan Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abdul Gafur Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas menunjukkan tingkat yang sehat. Berdasarkan kriteria standar penilaian koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.06/PER/M.KUKM/V/2006 yang ditinjau dari rasio likuiditas dan rasio profitabilitas/ rentabilitas maka Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang berprestasi, sedangkan apabila ditinjau dari rasio solvabilitas dan rasio aktivitas maka Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang tidak berprestasi. Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas, dan Rasio Aktivitas

Abstract Formulation of the problem in this study is whether the financial performance of Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera in Balikpapan from 2008 to 2010 in terms of Liquidity Ratio, Solvency Ratio, Profitability Ratio, and Activity Ratio to show the healthy level. Based on the criteria of cooperative achievement assessment standards by the State Ministry of Cooperatives and SMEs of the Republic of Indonesia No.06/PER/M.KUKM/V/2006 in terms of liquidity ratio and profitability ratio, therefore Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera in Balikpapan can be said of cooperative achievement, whereas if the terms of the solvency ratio and activity ratio, therefore Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera in Balikpapan cant be said of cooperative achievement. Keywords: Liquidity Ratio, Solvency Ratio, Profitability Ratio, and Activity Ratio

I.

Pendahuluan
1

A. Latar Belakang Pada perkembangannya koperasi berperan sebagai penggalang ekonomi rakyat serta memiliki jaringan usaha dan daya saing yang tangguh, guna mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan masa depan. Peradabannya koperasi mampu melakukan langkah-langkah ke depan dan terarah dan bisa melestarikan identitas koperasi agar dapat dilakukan seperti halnya yang dilakukan pelaku ekonomi lainnya. Koperasi tercermin sebagai wujud peran dan kedudukan pemerintah dalam sistem demokrasi di Indonesia. Berhasil tidaknya suatu koperasi tergantung pada bagaimana para anggota dapat bekerja seefektif dan seefisien mungkin pada segi peningkatan keuangan koperasi dan menyusun data tersebut dalam laporan keuangan. Laporan Keuangan sendiri terdiri dari neraca dan laporan perhitungan hasil usaha, melalui laporan tersebut dapat dilihat berbagai kondisi keuangan yang ada pada koperasi tersebut. Demikian pula pada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera yang merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai negeri sipil Angkatan Darat di Balikpapan. Dengan dibentuknya koperasi ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing memetik hasil dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, maka didirikanlah Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan. Koperasi ini bergerak dalam bidang usaha yang meliputi: unit toko, usaha simpan pinjam, unit kantin, unit foto copy, unit sewa toko lama/tukang jahit, dan unit cucian mobil. Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera hingga kini telah mengalami kemajuan yang cukup baik, hal ini terbukti dengan adanya ekspansi usaha. Peningkatan usaha Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera ditandai dengan adanya peningkatan operasi serta perolehan laba usaha yang cukup signifikan, namun juga mengalami gejala hambatan dalam efisiensi aktivitas penggunaan harta atau modal di dalam menghasilkan laba tersebut yang mengakibatkan pada penurunan laba usaha. Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera sampai saat ini sudah menerapkan pencatatan laporan keuangan sesuai dengan penyusunan laporan keuangan yang berlaku umum. Meskipun demikian keinginan dari pengelola koperasi tersebut adalah perbaikan dan peningkatan kualitas usahanya. Hal ini dapat dilihat dari sisi laporan keuangan yang dihasilkan dari koperasi tersebut. Kondisi keuangan koperasi tersebut akan dapat diketahui dari neraca, perhitungan sisa hasil usaha (laporan laba rugi), serta laporanlaporan keuangan lainnya. Dari laporan keuangan belum cukup untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan koperasi. Data yang ada pada laporan keuangan perlu dianalisis lebih lanjut untuk memberikan gambaran mengenai kemajuan yang telah diraih oleh koperasi. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan perbandingan dan pengukuran data keuangan dari dua periode atau lebih. Selama ini Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera belum pernah melakukan perhitungan rasio terhadap laporan keuangan yang disusun, koperasi hanya membandingkan jumlah laba atau rugi yang diperoleh dan membandingkan jumlah aktiva yang dimiliki terutama kas dan Bank untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan. Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera beranggapan bahwa kinerja keuangan yang baik hanya dapat dilihat dari peningkatan saldo kas, aktiva tetap, dan laba. Kemampuan koperasi yang memadai merupakan dambaan setiap manajer. Namun tidak jarang kita melihat bahwa koperasi hanya mampu beroperasi dalam beberapa periode saja. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan para manajer keuangan dalam mengelola sumber daya keuangan secara baik. Manajemen yang mampu menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien merupakan usaha untuk mendukung peningkatan pengelolaan koperasi yang membutuhkan analisis terhadap laporan keuangan, aspek keuangan sebagai salah satu sumber
2

daya strategis untuk menjalankan usaha kelangsungan hidup koperasi. Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera dianggap sehat apabila mampu mengelola keuangan atau sumber daya yang ada. Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera perlu menganalisis posisi keuangannya agar prestasi kinerja koperasinya tidak mengalami kemunduran atau penurunan, dan diharapkan nantinya kinerja keuangan koperasinya dapat dipertahankan atau lebih ditingkatkan. Mengetahui kinerja sebuah koperasi ini sangat penting, karena walaupun koperasi tersebut mengalami peningkatan pada sisa hasil usahanya (SHU), itu bukanlah ukuran mutlak bahwa koperasi tersebut telah dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa peranan analisis laporan keuangan melalui analisis rasio dalam kehidupan sebuah koperasi memang sangatlah penting, karena dengan menggunakan analisis rasio keuangan maka kita akan dapat mengetahui kondisi koperasi secara keseluruhan. Analisis laporan keuangan dalam banyak hal mampu menyediakan indikator penting yang berhubungan dengan keadaan keuangan koperasi, sehingga dapat dipakai sebagai alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan dan sekaligus menggambarkan kinerja koperasi. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Pada dasarnya, menurut Harahap dalam bukunya Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:301) ada beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/ rentabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio pertumbuhan, marked based (penilaian pasar) dan rasio produktivitas. Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah kinerja keuangan koperasi tahun 2008, 2009, dan 2010 mengalami peningkatan maka penulis menggunakan alat rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas yang berpedoman pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award. Dengan menggunakan analisis rasio, maka diharapkan dapat diketahui kinerja koperasi khususnya dari hal keuangannya dan juga dapat diketahui secara langsung perkembangan perusahaan melalui laporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih dan memberikan judul pada skripsi ini yaitu Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan pada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas menunjukkan tingkat yang sehat? C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas/rentabilitas, dan aktivitas.

II. Tinjauan Teoritis A. Dasar Teoritis 1. Akuntansi Akuntansi sebagai suatu sistem informasi diberi pengertian oleh beberapa ahli secara berbeda-beda, tetapi pada dasarnya selalu menekankan pada fungsi dan kegunaannya, yaitu merupakan sistem informasi yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Mulyadi (2003:1) mendefinisikan akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya. Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) seperti dikutip oleh Pyle dan Larson (2002:5) menyatakan bahwa accounting is service activity, its function is to provide quantitative information about economics entities. The information is primarily financial in nature and intended to be useful in making economic decision in making choices among alternative course of action. Apabila diterjemahkan secara bebas, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa dan fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dalam suatu keadaan. Menurut Hanafi dan Halim (2007:27) memberikan definisi yang lebih memacu pada proses kegiatan akuntansi itu sendiri, yaitu akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat dipakai untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi yang fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-satuan ekonomis yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menerapkan pilihan-pilihan logis diantara berbagai alternatif tindakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik dalam lingkungan intern perusahaan maupun lingkungan ekstern. Akuntansi dapat dispesifikasikan menjadi beberapa jenis menurut para pemakainya, yaitu meliputi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya, dan lain-lain yang mempunyai tujuan yang sama, untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan yang akan disajikan kepada para pemakainya dengan melalui alat atau media yang disebut laporan keuangan (financial statement). Di Indonesia sendiri cara penyajian laporan keuangan diatur oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan keuangan lainnya. Dalam buku Intermediate Accounting, Baridwan (2004:17) mendefinisikan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan daftar untuk mengetahui jumlah kekayaan perusahaan pada periode tertentu, dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi. Dipandang dari sudut pandang yang berkepentingan, ada tiga jenis laporan keuangan, yaitu laporan keuangan
4

untuk manajemen, laporan keuangan untuk pihak eksternal perusahaan, dan laporan keuangan untuk pihak-pihak khusus. Laporan keuangan untuk ketiga pihak tersebut disusun dan disajikan dari suatu proses akuntansi yang sama, yaitu merupakan produk dari sebuah sistem informasi akuntansi. b. Komponen Laporan Keuangan Menganalisis suatu laporan keuangan, penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang laporan keuangan itu sendiri dan bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip yang terkandung dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1) Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Sebagaimana dijelaskan bahwa didalam laporan keuangan ada tiga laporan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian atau definisi tentang neraca yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: Menurut Djarwanto (2004:20) mendefinisikan neraca adalah yang sistematis tentang aktiva (asset), utang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001:39) menjelaskan bahwa neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu. Melihat neraca pada saat tertentu akan dapat diketahui posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. 2) Perhitungan Hasil Usaha (Laporan Laba Rugi) Laporan perhitungan hasil usaha yang biasanya dalam suatu perusahaan disebut dengan laporan laba rugi adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi dengan non anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi. Perhitungan sisa hasil usaha ini juga salah satu dari laporan keuangan yang tidak kalah penting dengan laporan keuangan lainnya. Laporan ini akan dapat menyajikan baik hasil pokok perusahaan maupun hasil sampingan, serta hasil luar biasa. Menurut Machfoedz dan Mahmudi (2008:1.21) laporan laba rugi (perhitungan sisa hasil usaha) adalah laporan tentang hasil usaha/operasi perusahaan atau badan lain selama jangka waktu periode akuntansi tertentu misalnya satu tahun. Pada umumnya perhitungan sisa hasil usaha meliputi bagian-bagian sebagai berikut: a) Bagian yang pertama menunjukkan partisipasi anggota yang terdiri dari partisipasi bruto anggota yang dikurangi dengan beban pokok, yang akan menghasilkan partisipasi neto anggota. b) Bagian kedua menunjukkan pendapatan dari non anggota, yaitu penjualan barang atau jasa kepada non anggota. c) Bagian ketiga menunjukkan beberapa beban operasi serta pendapatan, sehingga akhirnya akan diperoleh sisa hasil usaha bersih setelah pajak. 3. Penilaian Kinerja Setiap perusahaan dituntut untuk memberikan kinerja yang baik sehingga dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Kinerja mencerminkan prestasi perusahaan berdasarkan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Melalui pengukuran kinerja, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam mengelola sumber daya dalam pencapaian tujuan secara efktif dan efisien.
5

a.

Pengertian Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan misi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya informasi mengenai kinerja perusahaan, akan dapat diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atau kebijakan, meluruskan kegiatan-kegiatan utama dan tugas pokok perusahaan, bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan (persentase pencapaian misi) perusahaan untuk memutuskan suatu kebijaksanaan dan lainnya. Simamora (2002:327) mendefinisikan kinerja adalah merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran yang dihasilkan baik jumlah maupun kualitasnya. b. Pengertian Penilaian Kinerja Dalam mengelola sebuah perusahaan, manajemen biasanya menetapkan sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang dalam proses yang disebut perencanan. Pelaksanaan rencana tersebut memerlukan pengendalian agar efktif dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berupa penilaian kinerja atau prestasi seorang manajer, dengan cara menilai dan membandingkan data keuangan perusahaan selama periode berjalan. Dalam hal ini penilaian kinerja seorang manajer dapat diukur berdasarkan hasil laporan keuangan yang disajikan dalam laporan pertanggungjawabannya. Syahrul dan Nijar (2004:628) mendefinisikan penilaian kinerja adalah pertimbangan kumulatif tentang faktor-faktor (yang bersifat subyektif dan obyektif) untuk menentukan indikator representatif atau penilaian tentang aktivitas individu atau badan usaha yang berkaitan dengan sejumlah batasan (standar) selama beberapa periode. 4. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian dan Sifat Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan. Analisis dan interprestasi laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan masalah dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba. Menurut Tunggal (2000:22) analisis dan interprestasi laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan antara lain rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal (investasi), pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan, dan lain-lain. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memahami hubunganhubungan yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga dapat diperoleh gambaran keuangan perusahaan dengan jelas untuk pengambilan keputusan ekonomi. Adapun sifat-sifat dari analisis laporan keuangan yang di ungkapkan Harahap (2006:194) adalah sebagai berikut: 1. Fokus laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas, yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan.

2. 3.

Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.

b. Tujuan dan Kegunaan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap Harahap (2006:195) mengungkapkan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan ini sebagai berikut: 1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit). 3) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4) Dapat membongkar hal-hal yang tidak bersifat konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya data melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi dan peningkatan (rating). 6) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: a. Dapat menilai prestasi perusahaan. b. Dapat memproyeksi keuangan perusahaan. c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: 1. Posisi keuangan (aset, neraca, dan modal) 2. Hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya) 3. Likuiditas 4. Solvabilitas 5. Aktivitas 6. Rentabilitas atau profitabilitas 7. Indikator pasar modal d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu e. Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana 7) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. 10) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
7

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya. Manfaat lain adalah dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata, pada rata-rata atau di bawah rata-rata. Apabila diketahui bahwa perusahaan di bawah rata-rata maka pimpinan perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan sehingga dapat meningkatkan rasio keuangan perusahaan. c. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis laporan keuangan digunakan beberapa metode dan teknik yang akan dijadikan dasar penganalisisan. Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2004:36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu: a. Analisa horizontal, yaitu analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. b. Analisa vertikal, yaitu apabila apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Harahap (2006:216) mengemukakan teknik dalam analisis laporan keuangan sebagai berikut: 1. Metode Komparatif. Melakukan perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya yang relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun hubungannya (Intra perusahaan, Inter perusahaan, Industrial Norm, Budget). 2. Trend Analysis-horizontal a. Indeks b. Numbers 3. Membuat Laporan Keuangan dalam bentuk Common Size Financial Statement, atau bentuk sederhana (awam). Biasanya dibuat secara vertikal. 4. Metode Index Time Series 5. Analisis Rasio: a. Likuiditas b. Profitabilitas/Rentabilitas c. Solvabilitas d. Leverage e. Aktivitas f. Market Based Ratio 6. Teknik analisis lain seperti: a. Analisis sumber dan penggunaan dana b. Analisis Break Even c. Analisis Gross Profit d. Dupont Analisis 7. Analytical Review/Transactional Analysis 8. Model Analisis: a. Bond rating b. Bankruptcy model c. Net cash flow prediction model d. Take over model
8

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas yang berpedoman pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/ koperasi award. 5. Analisis Rasio Berdasarkan Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/M.KUKM/V/2006 Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan alat analisis rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/ rentabilitas, dan rasio aktivitas untuk mengukur tingkat kinerja Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan yang berpedoman pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award. Adapun rasio-rasio keuangan tersebut yang akan digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award bahwa likuidiitas untuk sebuah koperasi akan dinilai berdasarkan pada sebuah rasio, yaitu: Rasio Lancar (Current Ratio) b. =
Aktiva Lancar Passiva Lancar 100 %

Rasio Solvabilitas Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award diketahui bahwa penilaian terhadap solvabilitas didasarkan pada: 1) 2) Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri = =
Total Hutang/Kew ajiban Total Asset Total Hutang/Kew ajiban Modal Sendiri 100 %

100 %

c.

Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award diketahui bahwa penilaian terhadap profitabilitas/rentabilitas didasarkan pada: 1) 2) Net Profit Margin = Return On Asset =
Sisa Hasil Usaha Penjualan/ Pendapatan
Sisa Hasil Usaha Asset

100 %

100 %

3) 4) a.

Asset Turn Over

Volume Usaha Asset

1kali

Rentabilitas Modal Sendiri =

Sisa Hasil Usaha Modal Sendiri

100 %

Rasio Aktivitas Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award diketahui bahwa penilaian terhadap aktivitas didasarkan pada sebuah rasio, yaitu: Perputaran Piutang =
Penjualan 1/2 saldo piutang (thn sebelumnya thn saat ini) 1kali

Adapun standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/ rentabilitas, dan rasio aktivitas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut ini: Tabel 2.1. Standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/ rentabilitas, dan rasio aktivitas Standar Kriteria

No Jenis Rasio 1 Rasio Likuiditas Current Ratio

200% s/d 250% 175% - <200% 150% - <175% 125% - <150% <125%

Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat

Rasio Solvabilitas a. Total Hutang (Kewajiban) terhadap 40% Asset >40% s/d 50% >50% s/d 60% >60% s/d 80% >80% Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat

b. Total Hutang (Kewajiban) terhadap 70%


10

Sehat

Modal Sendiri >70% s/d 100% >100% s/d 150% >150% s/d 200% >200% 3 Rasio Profitabilitas/Rentabilitas a. Net Profit Margin 15% 10% s/d <15% 5% s/d <10% 1% s/d <5% <1% Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat

b. Return On Asset

10% 7% s/d <10% 3% s/d <7% 1% s/d <3% <1%

Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat

c. Asset Turn Over

3,5 kali 2,5 kali s/d <3,5 kali 1,5 kali s/d 2,5 kali 1 kali s/d 1,5 kali <1 kali

Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat

d. Rentabilitas Modal Sendiri

21% 15% s/d <21% 9% s/d <15% 3% s/d <9% <3%

11

Rasio Aktivitas Perputaran Piutang 12 kali 10 kali s/d <12 kali 8 kali s/d <10 kali 6 kali s/d <8 kali <6 kali Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat

Sumber: Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 6. Perkoperasian Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Menurut undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian beserta peraturan pemerintah mendefinisikan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asa kekeluargaan. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Fungsi koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU. No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yaitu: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sukogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan para anggotanya. Masing-masing kelompok masyarakat yang mendirikan koperasi memiliki kepentingan ataupun tujuan yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan koperasi dibentuk dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan kelompok tersebut. Kasmir (2000:272) menyatakan bahwa jenis-jenis koperasi yang ada dan berkembang dewasa ini ada empat jenis yaitu koperasi produksi, koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, dan koperasi serbaguna.

12

Keuntungan dari koperasi adalah bunga yang dibebankan kepada peminjam. Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar keuntungan koperasi. Disamping itu keuntungan lainnya adalah memperoleh biaya-biaya administrasi yang dibebankan kepada peminjam. Kemudian keuntungan juga dapat diperoleh dari hasil investasi lain yang dilakukan di luar kegiatan peminjaman misalnya penempatan uang dalam bidang surat-surat berharga. Pembagian keuntungan di dalam koperasi simpan pinjam diberikan terutama bagi peminjam yang tidak pernah lalai memenuhi kewajibannya. Keuntungan akan diberikan sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam suatu periode. Semakin besar pinjaman, maka pembagian keuntungannya pun semakin besar pula, demikian pula sebaliknya. Menurut Kasmir (2000:273) menyatakan bahwa keuntungan koperasi antara lain, yaitu biaya bunga yang dibebankan ke peminjam, biaya administrasi setiap kali transaksi dan hasil investasi di luar kegiatan koperasi. Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per propinsi, jumlah koperasi per jenis/ kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif), keanggotaan, volume usaha, permodalan, aset, dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan atau pangsa (share) koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Demikian pula dampak dari koperasi (cooperative effect) terhadap peningkatan kesejahteraan anggota atau masyarakat belum tercermin dari variabel-variabel yang disajikan. Dengan menelaah lebih jauh esensi dan watak yang terkandung dalam lembaga koperasi, kiranya akan dapat membuahkan usaha keserupaan pandangan yang utuh, bahwasannya koperasi sesungguhnya memiliki cakupan multi-dimensi yang bersifat strategis terhadap proses pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan eksistensi dan kehadiran koperasi di tengah masyarakat, (khususnya masyarakat yang lemah sosial-ekonominya) menyandang empat karakteristik secara sekaligus, yaitu: a. Koperasi merupakan suatu sistem normatif (normative system) karena mekanisme yang berkembang di dalamnya tidak terlepas dari pranata sosial-budaya masyarakat itu sendiri. Koperasi adalah manifestasi asas kekeluargaan dan kegotong-royongan yang luas melalui mekanisme dari, oleh, dan untuk anggotanya. b. Koperasi merupakan suatu mekanisme pendidikan (mechanisme of education) bagi para anggota-anggotanya. Peningkatan swadaya dan peningkatan partisipasi tidak terlepas dari kegiatan penyuluhan baik dalam aspek ekonomi maupun sosial. c. Koperasi sebagai organisasi ekonomi (economic organization) yang berwatak sosial sebagai usaha bersama berdasar asas-asas kekeluargaan dan gotong royong. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai organisasi ekonomi pun koperasi selalu berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan hidup, peningkatan swadaya, dan peningkatan solidaritas sosial kearah partisipasi sosial bagi para anggotanya dan masyarakat lingkungannya. d. Koperasi merupakan organisasi kekuatan (the organization of force). Manakala semangat berkoperasi telah benar-benar hidup ditengah masyarakat (karena manfaatnya benar-benar dirasakan) maka tak dapat dipungkiri bahwa pada gilirannya koperasi dapat menjadi organisasi kekuatan yang besar ditinjau dari segi politik, sosial-budaya, dan ketahanan nasional. Bukankah suatu kebijaksanaan pembangunan nasional bisa disebut berhasil apabila terjadi pemantapan ketahanan nasional yang tercermin dalam ketahanan keluarga dan ketahanan individu.

13

B. Kerangka Konsep
Isu Penelitian : Selama ini Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera belum pernah melakukan perhitungan rasio terhadap laporan keuangan yang disusun, serta menilai kinerja keuangan yang sehat. Dasar Teori : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Akuntansi Laporan keuangan Penilaian kinerja Analisis laporan keuangan Analisis rasio berdasarkan Peraturan Menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM /V/2006 Perkoperasian

Rumusan Masalah : Bagaimanakah kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas?

Alat Analisis : Peraturan Menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 : Rentabilitas modal sendiri Return on asset (ROA) Asset turn over (ATO) Kemampuan menghasilkan laba (Net Profit Margin) Current ratio Total utang (kewajiban) terhadap aset Total utang (kewajiban) terhadap modal sendiri Perputaran piutang

Hasil Analisis

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

14

III. Metode Penelitian Penulis mengadakan penelitian pada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Balikpapan. Penelitian ini difokuskan pada laporan keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera, yang terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, yang dianalisis dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas yang berpedoman pada peraturan menteri dan KUKM NO.06/PER/M.KUKM/V/2006. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teknik pengambilan data secara dokumentasi dan penelitian lapangan yang memperoleh data dengan mengadakan observasi (pengamatan) langsung terhadap objek penelitian, yaitu mengamati secara langsung kegiatan perusahaan dan menampung berbagai informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dan melakukan wawancara atau interview langsung kepada pihak yang berkaitan dengan penulisan ini. 2. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu memperoleh data dengan cara membaca dan mempelajari secara seksama data dari perpustakaan yang berasal dari buku-buku literature, media massa, internet, dan makalah-makalah yang berhubungan dengan penelitian ini. IV. Analisis dan Pembahasan 1. Perhitungan Rasio Likuiditas Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 Analisis kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera ditinjau berdasarkan rasio likuiditas untuk periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Tahun 2008 Rasio Lancar (Current Ratio) Tahun 2009 = = =
Aktiva Lancar Passiva Lancar
909.016.25 5,47 482.452.84 1,35 1.038.512. 464,12 588.652.16 2,11

100 %

100 %

188,41%

100 %

176,42%

1.260.452. 268,07 Rasio Lancar (Current Ratio) 100 % 169,83% = Tahun 2010 742.171.49 3,42 Dari perhitungan rasio lancar diatas dapat diketahui bahwa Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2010.

2.

Perhitungan Rasio Solvabilitas Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 Analisis kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera ditinjau berdasarkan rasio solvabilitas untuk periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset =
Total Hutang/Kew ajiban Total Asset 100 %

15

Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset Tahun 2008 Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset Tahun 2009 Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset Tahun 2010

490.757.84 1,35 987.441.67 7,22


596.957.16 2,11 1.135.238. 603,75

100 %

49,7%

100 %

52,58%

750.476.49 3,42 1.355.473. 692,75

100 %

55,36%

Dari perhitungan rasio Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri tahun 2008 Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri tahun 2009 Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri tahun 2010 =
Total Hutang/Kew ajiban Modal Sendiri
490.757.84 1,35 496.683.83 5,87 596.957.16 2,11 538.281.44 1,64 750.476.49 3,42 604.997.19 9,33 100 %

100 %

98,80%

100 %

110,90%

100 %

124,05%

Dari perhitungan Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2010. 3. Perhitungan rasio Profitabilitas/Rentabilitas Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 Analisis kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera ditinjau berdasarkan rasio profitabilitas/rentabilitas untuk periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Net Profit Margin Net Profit Margin Tahun 2008 Net Profit Margin =
Sisa Hasil Usaha Penjualan/ Pendapatan
158.961.66 5,17 248.427.92 3,63
168.030.73 3,77 282.217.05 3,84

100 %

100 %

63,98%

100 %

59,53%

16

Tahun 2009 Net Profit Margin Tahun 2010 =


200.789.55 3,41 334.207.28 3,51 100 % 60,08%

Dari perhitungan rasio Net Profit Margin diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami penurunan dari tahun 2008 dan naik kembali pada tahun 2010. Return On Asset Return On Asset Tahun 2008 Return On Asset Tahun 2009 Return On Asset Tahun 2010 =
Sisa Hasil Usaha Asset
158.961.66 5,17 987.441.67 7,22 168.030.73 3,77 1.135.238. 603,75

100 %

100 %

16,13%

100 %

14,80%

200.789.55 .,41 1.355.473. 692,75

100 %

14,81%

Dari perhitungan rasio ROA diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami penurunan dari tahun 2008 dan naik kembali pada tahun 2010. Asset Turn Over Asset Turn Over Tahun 2008 Asset Turn Over Tahun 2009 Asset Turn Over Tahun 2010 =
Volume Usaha Asset
248.427.92 3,63 987.441.67 7,22 282.217.05 3,84 1.135.238. 603,75
334.207.28 3,51 1.355.473. 692,75

1 kali

1 kali

0,252 kali

1 kali

0,248 kali

1 kali

0,246 kali

Dari perhitungan rasio Asset Turn Over diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas Modal Sendiri Tahun 2008 =
Sisa Hasil Usaha Modal Sendiri
158.961.66 5,17 496.683.83 5,87

100 %

100 %

32,004%

17

Rentabilitas Modal Sendiri Tahun 2009 Rentabilitas Modal Sendiri Tahun 2010

168.030.73 3,77 538.281.44 1,64

100 %

31,22%

200.789.55 3,41 604.997.19 9,33

100 %

33,19%

Dari perhitungan rasio Rentabilitas Modal Sendiri diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami penurunan dari tahun 2008 dan naik kembali pada tahun 2010. 4. Perhitungan Rasio Aktivitas Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera untuk tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 Analisis kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera ditinjau berdasarkan rasio aktivitas untuk periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut: Perputaran Piutang Perputaran Piutang Tahun 2008 Perputaran Piutang Tahun 2009 Perputaran Piutang Tahun 2010 =
Penjualan 1/2 saldo piutang (thn sebelumnya
248.427.923,63

thn saat ini)


0,44 kali

1 kali

1 / 2(603.549.428 522.008.100)
282.217.053,84 1/2(522.088.100 454.009.225) 334.207.283,51 1/2(454.009.225 617.283.250)

1kali

= =

1kali

0.58 kali

1kali

0,62 kali

Dari perhitungan rasio Perputaran Piutang diatas dapat diketahui bahwa koperasi Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera mengalami peingkatan pada tahun 2008 hingga tahun 2010.

18

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Perhitungan Rasio Keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera Tahun 2008 2009 176,42% 2010 169,83% Keterangan Peningkatan atau Penurunan 2008-2009 2009-2010 Current ratio mengalami penurunan sebesar 11,99% Rasio ini mengalami peningkatan sebesar 2,88% Rasio ini mengalami peningkatan sebesar 12,10% Current ratio mengalami penurunan sebesar 6,59% Rasio ini mengalami peningkatan sebesar 2,78% Rasio ini mengalami peningkatan sebesar 13,15% Net profit margin mengalami peningkatan sebesar 0,55% Return on asset mengalami peningkatan sebesar 0,01% Asset turn over mengalami penurunan sebesar 0,002 kali Rentabilitas modal sendiri mengalami peningkatan sebesar 1,97% Perputaran piutang mengalami peningkatan se besar 0,04 kali

Ratio 1. Rasio Likuiditas Current ratio 188,41%

2. Rasio Solvabilitas 1. Total hutang (kewajiban) terhadap asset 2. Total hutang (kewajiban) terhadap modal sendiri 3. Rasio Profitabilitas 1. Net profit margin ratio

49,70%

52,58%

55,36%

98,80%

110,90%

124,05%

63,98%

59,53%

60,08%

2. Return on asset ratio 3. Asset turn over ratio

16,13%

14,80%

14,81%

0,252 kali

0,248 kali

0,246 kali

4. Rentabilitas modal sendiri 4. Rasio Aktivitas Perputaran piutang

32,004%

31,22%

33,19%

Net profit margin ratio mengalami penurunan sebesar 4,45% Return on asset mengalami penurunan sebesar 1,33% Asset turn over mengalami penurunan sebesar 0,004 kali Rentabilitas modal sendiri mengalami penurunan sebesar 0,784% Perputaran piutang mengalami peningkatan se besar 0,14 kali

0,44 kali

0,58 kali

0,62 kali

Sumber : Diolah
19

Berdasarkan dari hasil analisis terhadap laporan keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dari perioe tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang telah dianalisis dengan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja koperasi mengalami peningkatan dan penurunan. Tabel 4.2. Kriteria Standar Penilaian Koperasi Berprestasi Menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, untuk Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan ditinjau dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas/Rentabilitas, dan Rasio Aktivitas. Rasio 1. Rasio Likuiditas: Current Ratio 2. Rasio Solvabilitas a. Total Hutang terhadap Asset b. Total Hutang terhadap Modal Sendiri 3. Rasio Profitabilitas/ Rentabilitas a. Net Profit Margin b. ROA c. ATO d. Rentabilitas Modal Sendiri 4. Rasio Aktivitas Perputaran Piutang Sumber: Diolah Melihat tabel diatas maka dapat diketahui perhitungan berdasarkan kriteria standar penilaian koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik Indonesia yang ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas.pemberian kredit Standar Kriteria 2008 Tahun 2009 2010

175% <200% >50% s/d <60% >150% s/d 200%

Cukup sehat Kurang sehat Kurang sehat

188,41% 49,70%

176,42% 52,58%

169,83% 55,36%

98,80%

110,90%

124,05%

15% 10% <1 kali 21%

Sehat Sehat Sangat tidak sehat Sehat

63,98% 16,13% 0,25 kali 32,004%

59,53% 14,80% 0,248 kali 31,22%

60,08% 14,81% 0,246 kali 33,19%

<6 kali

Sangat tidak sehat

0,44 kali

0,58 kali

0,62 kali

20

V. Penutup A. Simpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio mengalami penurunan setiap tahunnya, namun penurunan ini tidak menganggu aktivitas perusahaan karena masih jauh dari batas ketentuan rasio yaitu dibawah 100% atau 1:1. Sehingga Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dinilai cukup baik dalam mengatur kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total Hutang (kewajiban) Terhadap Asset dan Total Hutang (kewajiban) Terhadap Modal Sendiri menunjukkan bahwa utang yang dikelola koperasi memberikan indikasi resiko karena nilai rasio terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang berarti utang Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terus bertambah setiap tahunnya. 3. Rasio profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin, Return On Asset, Asset Turn Over dan Rentabilitas Modal Sendiri. Untuk rasio Net Profit Margin, Return On Asset, dan Rentabilitas Modal Sendiri menunjukkan hasil yang baik karena kriteria menunjukkan keadaan baik. Sedangkan untuk Asset Turn Over jauh dibawah standar sehingga memberikan indikasi volume usaha masih jauh dari aktiva. 4. Rasio aktivitas yang diukur dengan perputaran piutang mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, namun masih jauh di bawah standar penilaian koperasi berprestasi. 5. Berdasarkan kriteria standar penilaian koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang ditinjau dari rasio likuiditas dan rasio profitabilitas maka Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang berprestasi, sedangkan apabila ditinjau dari rasio solvabilitas dan rasio aktivitas maka Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang tidak berprestasi. B. Saran Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1. Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera dilihat dari Rasio Likuiditas dan Solvabilitas sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan utang dalam kegiatan operasional. Salah satu cara mengurangi utang dengan menambah modal sendiri. Pengelolaan persediaan yang efisien perlu ditingkatkan karena dengan pengeloaan persediaan yang baik akan meningkatkan laba dan juga pengelolan persediaan yang kurang baik bisa menghilangkan kesempatan dalam memperoleh laba. 2. Selebihnya dari analisis rasio profitabilitas Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera menunjukkan penurunan yang mencerminkan kinerja perusahaan kurang baik sehingga koperasi memperbesar persediaan barangnya tetapi tidak disertai peningkatan penjualan dan Koperasi kurang meminimkan biaya yang dikeluarkan. Sehingga koperasi harus lebih meningkatkan penjualan dan meminimkan biaya-biaya agar koperasi mampu memperoleh laba. 3. Rasio aktivitas koperasi harus terus meningkatkan penjualan tunai agar laba yang dihasilkan koperasi lebih meningkat. 4. Analisis rasio terhadap laporan keuangan ini, sangat berguna untuk menilai atau mengukur kinerja keuangan koperasi, maka diharapkan untuk Primer Koperasi Angkatan Darat
21

(Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera sebaiknya melakukan analisis rasio ini secara keseluruhan dan secara rutin. Tujuannya, agar koperasi dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada untuk digunakan sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan untuk periode selanjutnya. Daftar Pustaka Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan. Cetakan Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Brigham & Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan. Buku I Ahli Bahasa Khalid. Erlangga. Yogyakarta Djarwanto. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua. BPFE UGM. Yogyakarta Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1-7. RajaGrafindo Persada. Jakarta Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan, Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta Machfoedz, Masud dan Mahmudi. 2008. Materi Pokok Akuntansi Manajemen, Universitas Terbuka. Jakarta Mulyadi. 2003. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Cetakan Ketujuh. UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta -----------. Peraturan Menteri dan KUKM No.06/PER/M.KUKM/V/2006 Tanggal 1 Mei 2006 Tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award -----------. Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992. Jakarta Pyle, William P. dan Kermit D. Larson. 2002. Financial Acoounting, Five Edition. Richard DI. Irvin Inc Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Salemba Empat, Jakarta S, Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Liberty. Yogyakarta Syahrul dan Muhammad Afdi Nijar. 2004. Kamus Akuntansi, Cetakan Kedua. Citra Harta Prima. Jakarta Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. PT Rineka Cipta. Jakarta

22

Anda mungkin juga menyukai