Anda di halaman 1dari 12

Tinjauan Pustaka

Siklus Menstruasi dan Pubertas pada Wanita


Ega Farhatu Jannah (102012277)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat farhatujannahega@yahoo.com Abstrak Seorang wanita akan mengalami menstruasi sekitar usia 9-13 tahun dan berperan beberapa organ reproduksi wanita yaitu, organ bagian dalam tuba fallopi, uterus, ovarium sedangkan organ reproduksi bagian luar yaitu mons pubis, labia majora et minora, vulva, dan vestibulum. Sebelum mengalami menstruasi wanita akan mengalami masa pubertas dimana akan terlihat beberapa perubahan pada tubuh wanita yaitu telarche yakni terbentuknya payudara, diikuti oleh , yakni tumbuhnya rambut pubis dan ketiak lalu menarche yaitu periode haid pertama. Pada usia sekitar 53 tahun seorang wanita akan berhenti menstruasi setiap bulannya yang biasa lebih dikenal dengan istilah menopause. Kata kunci: Sistem reproduksi wanita dan Siklus menstruasi. Abstract A woman would menstruate around the age of 9-13 years and the role that some of the female reproductive organs, organ parts in the fallopian tubes, uterus, ovarium while the outer reproductive organ that is mons pubis, labia majora et minora, vulva, and vestibulum . Before menstruating women going through puberty when will see some changes in a woman's body that is telarche the formation of the breast, followed by, the growth of pubic and underarm hair and menarche the first menstrual period. At about 53 years of age a woman stops menstruating every month more commonly known as menopause.

Keywords: female reproductive system and menstrual cycle.


1

Latar Belakang Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu organ dalam tubuh yaitu system reproduksi. System reproduksi melibatkan organ-organ reproduksi. Seorang akan mengalami fase menstruasi yaitu ketika tejadi proses ovulasi tetapi tidak ada sperma yang melakukan pembuahan. Seorang mengalami pubertas ditandai dengan menstruasi sekitar usia 9-14 tahun dan akhirnya akan mengalami berhenti mestruasi yang juga dikenal dengan menopause yaitu perkiraan usia 53 tahun. Stuktur Mikroskopik dan makroskopik Organ Reproduksi Wanita Organ reproduksi wanita yaitu, organ bagian dalam tuba fallopi, uterus, ovarium sedangkan organ reproduksi bagian luar yaitu mons pubis, labia majora et minora, vulva, dan vestibulum. Uterus memiliki tiga bagian yaitu fundus uterus yang merupakan bagian uterus yang terdapat dimuara tuba, corpus uterus merupakan bagian uterus yang terdapat dibawah muara tuba dan orificium internum uterus, dan corpus uterus merupakan bagian uterus terbesar dan menciut ke distal, lau yang ke 3 adalah cervix uterus bagian bawah yang sempit dan menembus dinding ventral vagina.1 Tuba uterina faloppi berasal dari fuundus uteri sampai ke fimbrae, bagian-bagian dari tuba uterina yaitu, isthmus tuba uterina merupakan bagian yang paling sempit, ampulla tuba uterina merupakan bagian yang paling lebar dan tempat terjadinya fertilisasi, infundibullum merupakan bagian yang berbentuk corong dan mempunyai fimbrae dan pars intertitalis merupakan bagian tuba yang terdapat dalam dining uterus. Ovarium berbentuk oval dengan ukuran 4 x 2 cm dan melekat pada ligamentum latum uteri dengan penggantungnya yaitu mesovarium. Vagina merupakan bumbung buntu disebelah cranial, dicaudalis bermuara pada introitus vagina dari vulva sampai ke cervix. Mons pubis dimulai dari labia majora sampai symphysis pubis dan berisa jaringan lemak dan ditumbuhi rambut. Labia majora adalah lipatan yang besar dari mons pubis kearah peritoneum, bagian dalam dari labia majora licin dan banyak kelenjar sebasea sedangkan bagian luarnya berambut. Vulva atau rima pudendi adalah ruangan yang terletak antara labia majora kanan dan kiri dan bermuara pada vestibulum vagina. Sedangkan labia minora adalah lipatan kecil pada vulva. Dan vestibulum adalah ruangan yang dibatasi oleh labia monira.1

Ovarium dilapisi oleh epitel germinal, permukaan tiap ovarium ditutupi oleh epitel seapis kubis disebut epitel germinal, yang kontinyu dengan mesotel selapis gepeng yang menutupi mesovarium dan uterus. Medula ovarium terletak ditengah ovarium dan korteks ovarii yang

mengelilingi medula. Lumen tuba uterina bagian tunika mukosa dibatasi oleh epitel selapis kolumnar dengan sel-sel bersilia dan sel-sel sekretoris, sedangkan bagian tunika muskularis dari serat-serat otot polos yang ketebalannya bervariasi. Dinding vagina mengandung mukosa, muskularis dan lapisan luar jaringan ikat.2

Gambar 1 Tuba Uterinna dan Ovarium3 Pubertas Pada semua mamalia akan timbul periode ketika gonad pada kedua jenis kelamin menjadi inaktif sampai diaktifkan oleh gonadotropin dari hipofisis untuk menyelesaikan pematangan system reproduksi. Periode pematangan akhir ini dikenal sebagai akil balik. Periode ini juga disebut pubertas, dengan definisi yang lebih ketat pubertas adalah periode ketika fungsi endokrin dan gametogenik gonad pertama kali berkembang ke yang lebih memungkinkan terjadinya reproduksi. Pada wanita, peristiwa pertama adalah telarche yakni terbentuknya payudara, diikuti oleh , yakni tumbuhnya rambut pubis dan ketiak lalu menarche yaitu periode haid pertama. Usia terjadinya pubertas itu bervariasi. Di Eropa dan Amerika Serikat, usia tersebut menurun dengan kecepatan 1-3 bulan tiap dasa warsa selama lebih dari 175 tahun. Di Amerika Serikat selam tahun-tahun terkhir, pubertas biasanya terjadi antara usia 9-13 tahun pada wanita dan 10-15 tahun pada pria.4 Peristiwa lain yang terjadi pada manusia saat pubertas adalah peningkatan sekresi androgen adrenal. Awalan peningkatan ini disebut adrenarche. Hal ini terjadi ada usia 8-10 tahun pada perempuan dan 10-12 tahun pada anak laki-laki. Kadar DHEA memuncak pada usia sekitar 25 tahun pada wanita dan sedikit lebih lambat dibandingkan pada pria. Kadar tersebut berkurang secara
3

perlahan sampai pada nilai yang rendah pada usia lanjut. Peningkatan tersebut nampaknya disebabkab peningkatan aktivitas liase 17alfa-hidroksilase.4 Selama ini telah diperdebatkan bahwa dalam keadaan normal terdapat suatu berat badan kritis yang harus dicapai agar pubertas dapat terjadi. Contohnya: wanita muda yang melakukan olahraga berat akan kehilangan berat badan dan berhenti haid. Demikian juga wanita yang mengalami anorexia nervosa. Apabila wanita-wanita itu mulai makan dan mengalami penambahan berat badan lagi, haid akan kembali datang dan mereka akan mengalami pubertas lagi. Saat ini diketahui bahwa tampaknya leptin, yakni suatu hormone yang menimbulkan rasa kenyang yang dihasilkan oleh sel lemak mungkin merupakan penghubung antara berat badan dan pubertas. Mencit ob/ob dengan obesitas yang tidak ada dapat mengasilkan leptin akan mandul. Dan kesuburan mencit itu dipulihkan dengan penyuntikan leptin. Namun, cara leptin berperan pada control pubertas secara keseluruhan masih perlu diperhatikan.4 Variasi normal saat timbulnya perubahan akil balik sangatlah lebar sehingga pubertas tidak dapat dianggap tertunda secara patologis sampai menarche tidak timbul pada usia 17 tahun testis tidak berkembang sampai usia 20 tahun. Kegagalan pematangan akibat panphipopituitarisme berkaitan dengan dwarfisme dan adanya kelainan endokrin lain. Pasien dengan pola kromosom XO dan disgenesis gonad juga menjadi cebol. Pada beberapa orang pubertas dapat tertunda walaupun gonadnya masih ada dan fungsi endokrin lain masih normal. Pada pria gambaran klinis ini disebut amenore primer sedangkan pada wanita disebut amenore primer.4 Alat Reproduksi Wanita Seorang wanita memiliki organ reproduksi yang lebih kompleks, sebab berhasilnya reroduksi manusia hamper seluruhnya bergantung dari kesehatan fisik dan mental wanita adapun fungsi alat reproduksi wanita antara lain:5 a. Penghasil sel kelamin b. Menerima masuknya sperma c. Memberikan kondisi yang cocok untuk terjadinya fertilisasi d. Memberikan nutrisi kepada janin saat berkembang didalam uterus maupun sesudah kelahiran melalui sekresi ASI.5 Alat reproduksi wanita terdiri atas alat reproduksi bagian luar dan alat reproduksi bagian dalam. Alat reproduksi bagian dalam yaitu vulva yang merupakan alat reproduksi bagian luar yang merupakan celah. Celah ini dibatasi sepasang laium (bibir) yaitu labium kiri dan kanan. Disebalah dalam vulva ada tonjolan kecil yang disebut klitoris. Kedalam vulva bermuara dua saluran yitu uretra
4

(saluran urine) dan vagina (saluran kelamin). Labium merupakan pembatas vulva. Labium berjumlah sepasang. Disebelah luarnya terdapat labium majora dan disebelah dalamnya terdapat sepasang labium minora. Ovarium berjumlah sepasang, menempel pada dinding belakang rongga panggul dan berbentuk bulat telur. Dibawah mikroskop ovarium yang disayat secara melintang tampak bulat-bulat dengan berbagai ukuran. Bulatan-bulatan tersebut menunjukan pertumbuhan dari sel telur. Ovarium berfungsi sebagai penghasil ovum sehingga bersifat sitogenik dan penghasil hormone kelamin yaitu estrogen dan progesteron sehingga bersifat endokrinik. Ovarium mengandung folikel-folikel, setiap folikel mengandung satu ovum. Folikel inilah yang menghasilkan hormone estrogen, sedangkan hormone progesteron dihasilkan oleh korpus luteum yang merupakan folikel yang telah pecah.6,7

Gambar 2 uterus, vagina dan perineum8 Tuba fallopi merupakan saluran penghubung antarai ovarium dengan uterus. Ujungnya berbentuk corong yang meiliki fimbrai yang berfungsi menangkap sel telur, fimbrae ini disebut infundibulum tubae. Dengan gerak peristaltic, ovum akan digerakan ke oviduk kedalam rahim. Rahim merupakan rongga pertumbuhan embrio dimana kedua tubafallopi bertemu. Rahim manusia mempunyai tipe simpleks yaitu mempunyai sebuah ruangan berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Bagian bawah yang mengecil disebut leher rahim. Dinding rahim terdiri atas beberapa jaringan, yaitu beberapa lapis otot polos dan endometrium. Endometrium adalah lapisan yang membatasi rongga rahim, tersusun ats sel-sel epitel dan banyak menghasilkan lendirserta banyak mengandung pembuluh darah. Endometrium disebut juga selaput dinding rahim. Pada wanita dewasa, endometrium secara berkala akan mengalami perubahan, faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:6
5

a. Menjelang ovulasi, endometrium akan menebal karena pengaruh dari hormone estrogen. b. Selah ovulasi, endometrium akan semakin tebal karena pengaruh dari hormone progesteron. c. Pada saat menstruasi, endometrium akan mengelupas dan terbentuk kembali setelah menstruasi.6 Perubahan endometrium dimaksudkan untuk mempersiapkan menerima zigot yang terbentuk supaya dapat tumbuh dan berkembang menjadi janin., oleh karena itu perubahan endometrium secara berkala kan terhenti apabila sudah terbentuk zigot.7 Vagina merupakan saluran akhir dari saluran kelamin wanita yang terdapat didalam vulva. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi. Pada dinding vagina terdapat banyak lipatan-lipatan dan selaput lender yang banyak mengandung kelenjar, salah satunya adalaah kelenjar bartholin. Adanya lipatan dan kelenjar pada dinding vagina sangat penting karena memudahkan seorang ibu pada saat melahirkan bayinya dengan tidak merobek bagian vaginanya. Beberapa fungsi vagina yaitu :6 a. Sebagi saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid dan secret dari rahim. b. Menerima penis saat terjadi hubungan intim. c. Sebagai jalan keluar pada saat bayi lahir.6 Siklus Menstruasi Siklus menstruasi mengacu kepada perubahan yang muncul pada uterus. Rata-rata siklus menstruasi pada wanita sekitar 28 hari. Siklus menstuasi terdiri atas 3 fase yaitu fase menstruasi, fase proliferasi dan fase sekretori. Fase menstruasi merupakan fase pada saat peluruhan dinding uterus yang menebal (endometrium). Endometrium yang luruh merupakan proses menstruasi (keluarnya darah dari vagina). Fase menstruasi hanya terjadi dalam beberapa hari saja (4-7 hari). Menstruasi menyebabkan dinding menjadi tipis seperti semula. Setelah 1-2 minggu, dinding uterus akan kembali menebal. Proses ini terjadi fase proliferasi. Fase terakhir dari menstruasi adalah fase sekretori. Fase sekreetori berlangsung selama 2 minggu, pada fase ini endometrium semakin menebal, kaya akan pembuluh darah. Apabila tidak terjadi implantaasi embrio pada endometrium, maka endometrium akan luruh . hal ini akan mengawali terjadinya kembali siklus menstruasi.9 Pada saat terjadi siklus menstruasi, berlangsung pola siklus ovarium. Siklus ini terjadi atas 3 fase yaitu fase folikular, fase ovulasi dan fase luteal. Siklus ovarium diawalo oleh folikular. Pada fase ini folike-folikel pada ovarium akan tumbuh berkembang. Dari beberapa folikel yang tumbuh, hanya satu saja yang akan matang, sementara folikel yang lainnya akan luruh. Fase ini berakhir saat folikel dikeluarkan (ovulasi). Peristiwa ini merupakan fase ovulasi. Folikel yang telah mengeluarkan
6

sel telur akan tetap berada di ovarium dan berubah menjadi corpus luteum. Proses tersebut terjadi pada fase luteal. Siklus menstruasi dan siklus ovarium sangat dipengaruhi hormone. Hormone tersebut berpengauh pada pengembangan folikel, ovulasi, dan siklus menstruasi dan siklus ovarium. Kelima hormone tersebut adalah Gonadtropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen dan progesterone.4,9 Pada fase folikular dari siklus ovarium, hipotalamus akan mengeluarkan GnRH yang akan merangsang sekresi hormone FSH dan LH. FSH akan merangsang perkembangan folikel yang akan menyeksresikan estrogen. LH sendiri menyebabkan terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum. Corpus luteum akan menyekresikan hormone estrogen dan progesterone. Kadar estrogen akan meningkat pada hari ke 12 siklus. Hal ini akan menyebabkab peristiwa ovulasi pada hari ke 14 siklus. Produksi estrogen dan progesterone akan mecapai puncaknya pada hari ke 22 siklus. Apabila tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesterone yang tinggi akan menghambat produksi FSH dan LH. Turunnya kadar estrogen dan progesterone akan menyebabkan luruhnya corpus luteum sehingga kadar estrogen dan progesterone menurun. Hal ini yang akan mengawali siklus menstruasi yang baru.4,9 Siklus menstruasi pada manusia paling mudah dimngerti jika proses ini dibagi menjadi empat fase berdasarkan perubahan dan morfologis di dalam ovarium dan endometrium yaitu fase folikular, fase ovulatoir, fase luteal dan menstruasi.10 a. Fase folikular Secara konvesional fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada sikulus mentruasi sampai terjadinya ovulasi. Pada siklus 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Pada siklus ovulatoir yang kurang atau lebih dari 228 hari. Adanya penyimpangan lamanya siklus tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan lamanya fase folikular. Selama fase ini, sekelompok folikel ovarium akan mulai matang, walaupun hanya satu yang akan menjadi folikel dominan, yang disebut folikel De Graaf. Perkembangan folikel dari bentuk primordial atau bentuk istirahatnya dalam ovarium dimulai selama

beberapa hari sebelum dimualinya menstruasi pada siklus sebelumnya, walaupun seleksi terhadap folikel mana yang akan matang dalam satu siklus mungkin dapat terjadi beberapa bulan sebelum pembentukan morfologis. Setelah satu siklus berakhir, kematian dari korpus luteum yang telah diprogram menyebabkan penurunan sekresi hormone yang drastis.

Penurunan total estradiol serum melepaskan inhibisi umpan balik nehatif pusat pada sekresi FSH. Penurunan progesterone inhibisi A terlibat dalam derajatyang lebih rendah.

Peningkatan sekresi FSH selama fase lueal akhir disertai oleh peningkatan frekuensi denyut sekresi LH.4,10 Hari pertaman pendarahan menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama fase folikular. Selama 4-5 hari fase ini, perkembangao ivarium awal ditandai oleh proliferasi dan aktivitas aromatase sel granulose yang diinduksi oleh FSH. Sel teka pada folikel yang berkembang menghasilkan precursor androgen. Precursor ini yang dikonversi menjadi estradiol dalam sel granulose yang berdekatan. Proses ini disebut sebagai hipotesis dua-sel. Kadar estradiol meningkat. Folikel-folike yang direkrut ini kini memiliki beberapa lapis sel granulose yang mengelilingi oositnya dan sedikit akumulasi cairan folikular. FSH ini menginduksi sintesis reseptor FSH tambahan pada sel granulose, yang memperbesar efeknya masing-masing. FSH juga menstimulasi sintesis reseptor LH yang baru pada sel granulose, yang kemudian memulai respon LH.10 Pada hari ke 5-7 siklus mentruasi, sebuah folikel mendominasi folikel lain, dan akan menjadi matang dan berevolusi antara hari ke 13 dan 15. Folikel predominan memiliki indeks mitosis yang paling tinggi dari semua folikel yang ada, memiliki kapasitas yang optimal untuk FSH pada cairan folikularnya, dan memiliki kemampuan sintesis estradiol dan inhibin B yang tinggi . folikel yang tidak dominan memiliki rasio androgen; estrogen yang meningkat pada cairan folikularnya, menunjukan induksi suboptimal pada aktivitas aromatase dan aajan mengalami atresia. Androgen tampaknya merupakan kunci terjadinya proses atresia, seperti sel granulose yang mengalami apoptosis jika diberikan androgen secara in vitro. Selama fase folikular tengah hingga akhir, kadar estradiol dan inhibin B yang terus meningkat dalam sirkulasi akan menekan sekresi FSH, sehingga mencegah pengambilan folikel yang baru, peningkatan estradiol dalam sirkulasi yang sangat tinggi dan terus menerus menimbulkan efek yang tidak diharapkan pada kelenjar hipofisi; peningkatan eksponsial pada sekresi LH. Ovarium juga menunjukan respon yang meningkat terhadap gonadtropin. Akhirnya kadar estrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan jaringan endometrium yang melapisi uterus. Perubahan pada endometium ini dapat dibedakan secara mikroskopis dan disebut sebagai fase proliferative.10 b. Fase ovulatoir Fase dalam siklus menstruasi ini ditandai oleh lonjakan sekresi LH hipofisi yang memucak saat dilepaskannya ovum yang matang melalui kapsul ovarium. Dua samapai tiga hari onset lonjakan LH estradiol dan inhibin B yang bersirkulasi meningkat secara cepat dan bersamaan.sintesis estradiol berada dalam keadaan maksimal dan tidak lagi bergantung pada FSH. Progesterone mulaimeningkat saat lonjakan LH menginduksi sintesi progesteron oleh
8

sel granulose.kunci dari ovulasi adalah efek umpan balik positif estrogen pada sekresi LH pada pertengahan siklus. Bukti bahwa peningkatan estrogen ovarium merupakan pusat dari ovulasi didasarkan pada observasi bahwa lonjakan gonadotropin dapat terjadi jika terdapat peningkatan yang terus menerus pada konsentrasi estradiol yang bersirkuslasi pada percobaan dan memberikan estrogen eksogen selama 2-3 hari. Efek peningkatan estrogen yang bersirkulasi lebih jauh lagi diperkuat dengan adanya progesteron ovarium. Lokasi kerja umpan balik positif estrogen pada siklu pertengahn terhadap sekresi LH tampaknya terjadi didalam sel-sel neuroendokrin dan hypothalamus dan gonadtropin hipofisis. Mekanisme yang pasti bagaimana estrogen menginduksi llonjakan LH pada pertengahan siklus belum diketahui, namun melibatkan modulasi neuronal dopaminergik dan beta-endofinergik generator denyut GnRH. Pada kenyattannya pada pertengahn siklus tehadapa peningkatan sensitivitas gonadotropin hipofisis terhadapa GnRH sebanyak 20 kali lipat. Lebih jauh leagi generator denyut GnRH dapat dihambat oleh opioid alami maupun sintesis, yang menunjukan bahwa opioid memiliki peran dalam kendali saraf lonjakan LH dan pertengahan siklus. Sedikit peningkatan FSH yang terjadi secara simultan akibat lonjakan LH pada pencegahan siklus ini kemungkinan merupakan respon tehadap sinyal GnRH.10 Ovulasi tampaknya membutuhkan LH. Mekanisme yang pastimengenai efek ini belum diketahui, walaupun prostaglandin diperkirakan meruapakan salah satu mediatornya. Untuk hal ini LH telah diketahui menstimulasi biosintesis prostaglandin oleh ovarium dan inhibitor sintesis prostaglandinmengahmbat ovulasi pada binatang activator plasminogen juga terlibat. Activator plasminogen yang merupakan suatu prostase serin yang mengkonversi plasminogen mejadi enzim plasmin yang aktif secara proteolitik, diproduksi oleh sel ovarium sebagai respon terhadap FSH dan mungkin mempertarai efek lonjakan FSH pada pertengahan siklus ovulasi.4,10 c. Fasel luteal Setelah ovulasi, gambaran morfologis dan fungsionalyang dominan pada ovarium dalah pembentuka dan pemeliharaan korpus luteum. Pada manusia, sel luteal membuat estrogen da inhibin dalam jumlah besar. Sebenarnya, konsentrasi estrogen yang bersirkulasi selama fase luteal berada dalam keadaan praovulatoir, dengan umpan balik positif. Akan tetapi cirri-ciri fase luteal adalah konsentrasi progesteron dan 17 hidroksiprogesteron yang tinggi yang disekresi oleh korpus luteum. Progesteron pada kadar yang meningkat ini mencegah estrogen menstimulasi lonjakan LH yang lain dari hipofisis. Selain itu pada keadaan terdapatnya kombinasi antara tingginya konsentrasi progesteron dan estrogen. Frekuensi denyut GnRH
9

praovulatoir menurun menyebabkan sekresi FSH dan LH hanya pada garis dasar. lamanya fase luteal lebih konsisten dari pada fase folikular , biasanya 14 kurag lebih 2 hari. Jika tidak terjadi kehamilan korpus lteum secara spontan mengalami regresi dan perkembangan folikel berlanjut ke siklus berikutnya. Hanya sedikit LH yang diperlukan untuk mempertahankan korpus luteum pada siklus yang normal. Namun demikian setelah 14 hari, sekresi LH basal pun tidak mampu lagi menunang fungsi endokrin kelenjar. Jika terjadi kehamilan, pemeliharaan korpus luteum dan produksi progesteronnya sangat penting untuk keberhasilan gestasi awal. hCG merupakan hormone yang homolog dengan LH. hCG disekresi oleh jaringan plasenta (trofoblas) pada kehamilan. Peningkatan sekresi FSH menjelang akhir fase lateral bergantung pada penurunan kadar progeteron, estradiol dan inhibin dalam sirkulasi yang masoh berlangsung. Pemberian antagonis estrogen seperti klornifern sitrat pada fase luteal bermakna secara klinis mmenyebabkan peningkatan kadar FSH dalam sirkualsi dan mengawali penambahan folikel.10 d. Fase menstruasi Hari pertama mentruasi menendai permulaan siklus berikutnya. Sekelopok folikel yang baru tealah direkrut dan akan berlanjut menjadi folikel yang matang, dan salah satunya akan berevolusi. Fenomena yang disebut menstruasi sebagian besar merupakan peristiwa ensometrial yang dipicu oleh hilangnya dukungan progesteron terhadap korpus luteum pada siklus nonkonsepsi. Perubahan struktur yang mecolok terjadi didalam endometrium selama menstruasi, yang dikendalikan oleh mekanisme kompleksdan hanya sebagiam yang telah dimengerti. Protease pemecah matriks dan lisosom yang dikendalikan secara hormonal tampaknya terlibat. Protease pemecah matriks merupakan golongan enzim metalloproteinase (MMP) yang substratnya menagndung kolagen dan matriks protein lainnya. Diantara

golongan MMP, terdapat tujuh anggota yang diekspresikan dengan pola spesifik sel dan pola spesifik siklus mentruasi. Selain itu, endotelin yang merupakan vasokonstitor poten, tampakanya memiliki aktivitas maksimal pada akhir fase luteal. Pada akhirnya, penueruan progesteron pramenstruasi berhubungan dengan penurunan aktivitas. Pengendalian kontraksilitas tersebut berpuast pada terjadinya iskemia endometrium, yang merupakan awal dari peluruhan endometriu dan pengentian pendarahan menstruasi.4,10

10

Kesimpulan Pubertas adalah periode ketika fungsi endokrin dan gametogenik gonad pertama kali berkembang ke yang lebih memungkinkan terjadinya reproduksi. Pada wanita, peristiwa pertama adalah telarche yakni terbentuknya payudara, diikuti oleh , yakni tumbuhnya rambut pubis dan ketiak lalu menarche yaitu periode haid pertama. Usia terjadinya pubertas itu bervariasi. Sekitar 9-13 pada wanita dan 10-15 pada laki-laki. Organ reproduksi wanita yaitu, organ bagian dalam tuba fallopi, uterus, ovarium sedangkan organ reproduksi bagian luar yaitu mons pubis, labia majora et minora, vulva, dan vestibulum. Hormone yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah Gonadtropin Releasing Hormone (GnRH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH), estrogen dan progesterone. Dalam hipotesis ditulis seorang gadis 13 tahun belum menstruasi karena gangguan organ reproduksi. Hipotesis itu ditolak karena gadis usia 13 tahun itu masih dalam rentang normal terjadinya menstruasi, dan gadis itu juga tidak mengalami pubertas tertunda secara patologis karena variasi normal saat timbulnya perubahan akil balik sangatlah lebar sehingga pubertas tidak dapat dianggap tertunda secara patologis sampai menarche tidak timbul pada usia 17 tahun testis tidak berkembang sampai usia 20 tahun. Daftar Pustaka 1. Sloane. Anatomi dan fisiologi dasar untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.266-76. 2. Johnson KE. Histologi dan biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara; 2004.h.361-78. 3. Gambar 1 tuba uterine dan ovarium. Penuntun Praktikum Histologi. 4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.435-65. 5. Susilo Warno, Hartono Sapto, Mulyadi, dkk. Biologi. Jakarta: PT Grasindo; 2007.h.330-35. 6. Nurhayati Nunung. Biologi. Bandung: Yrama Widya; 2008.h.357-61. 7. Diah Aryulina, Muslim Choirul, Manaf Syalfinaf, dkk. Jakarta: Esis; 2007.h.145-55. 8. Gambar 2 Uterus, Vagina dan Perineum. Tank PW, Gest TR. Atlas Anatomi. Jakarta: Erlangga; 2010.h.269-282. 9. Firmansyah Rikky, Mawardy Agus, Riandi M Umar. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung: PT. Setia Purna; 2009.h.162-3. 10. Heffner Linda, Schust Danny. Sistem reproduksi. Jakarta: Erlangga; 2005.h.38-41.

11

12

Anda mungkin juga menyukai

  • SP Tifoid
    SP Tifoid
    Dokumen14 halaman
    SP Tifoid
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Adnan
    Adnan
    Dokumen11 halaman
    Adnan
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Retardasi Mental
    Retardasi Mental
    Dokumen24 halaman
    Retardasi Mental
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Malformasi Kongenital Atau Cacat Lahir Adalah Suatu Kelainan Struktural
    Malformasi Kongenital Atau Cacat Lahir Adalah Suatu Kelainan Struktural
    Dokumen32 halaman
    Malformasi Kongenital Atau Cacat Lahir Adalah Suatu Kelainan Struktural
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Amel
    Amel
    Dokumen15 halaman
    Amel
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Putri
    Putri
    Dokumen18 halaman
    Putri
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Difteri
    Difteri
    Dokumen22 halaman
    Difteri
    Resti Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Cor Pulmonal
    Cor Pulmonal
    Dokumen17 halaman
    Cor Pulmonal
    Jhelly Hariyati
    Belum ada peringkat
  • Adnan
    Adnan
    Dokumen11 halaman
    Adnan
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 22
    PBL Blok 22
    Dokumen18 halaman
    PBL Blok 22
    Prizilia Saimima
    Belum ada peringkat
  • Elsye
    Elsye
    Dokumen10 halaman
    Elsye
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Depresi Et Causa Ulkus Diabetikum
    Depresi Et Causa Ulkus Diabetikum
    Dokumen17 halaman
    Depresi Et Causa Ulkus Diabetikum
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Tomi
    Tomi
    Dokumen19 halaman
    Tomi
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • PBL 21 Mel
    PBL 21 Mel
    Dokumen25 halaman
    PBL 21 Mel
    Melisa Andriana
    Belum ada peringkat
  • Adnan
    Adnan
    Dokumen13 halaman
    Adnan
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Rahel
    Rahel
    Dokumen14 halaman
    Rahel
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Putri
    Putri
    Dokumen15 halaman
    Putri
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • PBL 21 Mel
    PBL 21 Mel
    Dokumen25 halaman
    PBL 21 Mel
    Melisa Andriana
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Sindrom Metabolik & Penatalaksanaannya: Lipoprotein (K-HDL), Hiperglikemia, Dan Hipertensi
    Diagnosis Sindrom Metabolik & Penatalaksanaannya: Lipoprotein (K-HDL), Hiperglikemia, Dan Hipertensi
    Dokumen13 halaman
    Diagnosis Sindrom Metabolik & Penatalaksanaannya: Lipoprotein (K-HDL), Hiperglikemia, Dan Hipertensi
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Ketoasidosis Diabetik Pada Anak
    Ketoasidosis Diabetik Pada Anak
    Dokumen20 halaman
    Ketoasidosis Diabetik Pada Anak
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Melisa
    Melisa
    Dokumen19 halaman
    Melisa
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Makalah Fisio 9
    Makalah Fisio 9
    Dokumen7 halaman
    Makalah Fisio 9
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Irin
    Irin
    Dokumen24 halaman
    Irin
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Blok 9
    Blok 9
    Dokumen14 halaman
    Blok 9
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Difteri
    Difteri
    Dokumen22 halaman
    Difteri
    Resti Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Annisza
    Annisza
    Dokumen10 halaman
    Annisza
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Yudha
    Yudha
    Dokumen23 halaman
    Yudha
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Yudha
    Yudha
    Dokumen23 halaman
    Yudha
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Blok 12 Rene
    Blok 12 Rene
    Dokumen19 halaman
    Blok 12 Rene
    egafarhatu
    Belum ada peringkat
  • Retardasi Mental
    Retardasi Mental
    Dokumen24 halaman
    Retardasi Mental
    egafarhatu
    Belum ada peringkat