Anda di halaman 1dari 40

Islam melarang minuman keras (khamr), mengkonsumsi atau memperjualbelikan narkoba dan melarang

perjudian.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:



Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr (minuman keras), berjudi, (berkorban untuk)
berhala dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah (per-buatan-perbuatan itu) agar kamu beruntung. Dengan minuman keras dan judi itu
syaitan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti? [Al-Maa-
idah: 90-91]

NARKOBA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia











Disusun Oleh:
Novian Azis Efendi (A 220100039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentangg narkoba. Guna memenuhi tugas mata
kuliah bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepad semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan maklah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karen itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun yangg dtunjukan demi kesempurnan makalah ini.
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Desember 2010
Dr. H. Novian A. Efendi S.Pd
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..... i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI .. iii
BAB I PENDAHULUAN .. 1
1. Wacana Pembuka 1
2. Perumusan masalah 2
3. Tujuan . 2
4. Manfaat . 3
BAB II NARKOBA . 4
1. Pengertian Narkoba . 4
2. Penyebaran .. 6
3. Efek Narkoba .. 7
4. Jenis-jenis Narkoba . 8
5. Faktor Penyalahgunaan Narkoba 10
6. Manfaat Narkoba 11
BAB III PENUTUP ... 13
1. Simpulan . 13
2. Saran .. 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULIAN
1. WACANA PEMBUKA
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya
menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan
merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna
ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta
hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan
otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak
sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan
marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk
penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan
kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja
yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan
modern Cannabis indica yang berasal dari India dengan Cannabis sativa dari Barat, dimana
jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu
ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang
menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang
dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai
penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar
biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-
obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga
tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk
mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
2. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari narkoba?
2. Bagaimana penyebaran narkoba di masyarakat?
3. Efek apa yang disebabkan oleh narkoba?
4. Apa saja jenis-jenis narkoba?
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu narkoba.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran narkoba di kalangan masyarakat.
3. Untuk mengetahui efek dari narkoba.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis narkoba.
4. MANFAAT
1. Mengetahui seberapa bahayanya jika mengkonsumsi narkoba.
2. Efek-efek apa saja jika menggunakan narkoba.
3. Mengetahui apa sebenarnya guna narkoba.
BAB II
NARKOBA
1. PENGERTIAN NARKOBA
Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Napza adalah
singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Nikotik secara etimologi
berasal dari bahasa Yunani yang artinya kelenger, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat
seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke
obat yang membuat penggunanya kecanduan.
Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun 1997 narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring
berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun justru
menghancurkan. Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja
dampaknya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat
narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini
narkoba mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit.
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi tanpa distilasi, baik
dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau
tidak, maupun yang diproses dengan cara
mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
etanol.
Yang dimaksud dengan narkotika meliputi :
Golongan Opiat : heroin, morfin, madat, dan lain-lain. Golongan Kanabis : ganja, hashish.
Golongan Koka : kokain, crack.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika
atau psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, shabu-shabu, LSD,
obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Zat psikotropika yang sering
disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah :
1. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil alkohol).
2. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu.
3. Kanabinoida : Ganja, hashish.
4. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur.
5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack.
Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu. Halusinogenika, LSD,mushroom,
mescalin.
Tembakau (mengandung nikotin). Pelarut yang mudah menguap seperti aseton dan lem. Multipel
(kombinasi) dan lain-lain, misalnya kombinasi heroin dan shabu-shabu, alkohol dan obat tidur.
Zat adiktif lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem, nikotin, kafein).
2. PENYEBARAN
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh
penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah
sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini
bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu
meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan
anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang
paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan
keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
Narkoba.
3. EFEK NARKOBA
Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu
dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang
sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
Stimulation, efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan
otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga
untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira
untuk sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena
zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara
tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak, contohnya ganja, heroin , putaw.
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan
rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
Psilocin, sebuah obat halusinogen yang diperoleh dari jamur (Psilocybe mexicana). Efek yang
timbul seperti dilatasi pupil, kegelisahan atau gejolak, euforia, terbuka dan mata tertutup visual
(menengah umum pada dosis tinggi), sinestesia (mis. pendengaran melihat warna dan suara),
meningkat suhu tubuh, sakit kepala, berkeringat dan menggigil, dan mual.
sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk kasus parah
gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian. Efek fisik dapat mencakup anoreksia, hiperaktif,
pupil melebar, kemerahan, kegelisahan, mulut kering, sakit kepala, takikardia, Bradycardia,
tachypnea, hipertensi, hipotensi, hipertermia, diaphoresis, diare, sembelit, penglihatan kabur,
pusing, berkedut, insomnia, kesemutan, jantung berdebar , aritmia, jerawat, pucat, kejang-kejang,
serangan jantung, stroke, dan kematian dapat terjad
4. JENIS-JENIS NARKOBA
Adapun jenis-jenis narkoba, yaitu :
a. Heroin
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin)
dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam
hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan. Heroin atau
diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
b. Ganja
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun
lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-
hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang
berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya
dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga
didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara
kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva
menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara
menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.
c. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang menyebabkan pengaruh bagi pengguannya. Pengaruh tersebut berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-
khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
5. FAKTOR PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penyalahgunaan narkoba ada beberapa faktor yaitu:
1. Lingkungan sosial
- Motif ingin tahu: di masa remaja seseoraang lazim mempunyai rasa ingin lalu setelah itu
ingin mencobanya. misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika maupun minuman
keras atau bahan berbahaya lainnya.
- Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing,
mungkin juga karena kurangnya rasa kasih saying dari keluarga ataupun karena akibat
dari broken home.
- Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang
berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk
membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
2. Kepribadian
- Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masayarakat ataupun di
lingkungan sekolah, kerja dsb, mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotik, psykotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk
menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan
seperti lebih aktif dan berani
- Emosional dan mental : Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala
aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan
menggunakan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental
seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya
menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.
6. MANFAAT NARKOBA
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih
bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat
disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman
ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang
ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen
sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap
dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin
pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan
sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu,
dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan
konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien
morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata morfin berasal dari
Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika
Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,
hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain
diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan kecanduan dan jika
terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak
dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-sabu,dan alkoholpun
termasuk dalam golongan narkoba.
Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak sekali. Banyak organ
tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-salah pada saat operasi (karena suatu
kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi para penggunanya. Yang pasti biaya untuk bisa
mengkonsumsi barang-barang haram itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk bui, kalau
ketangkep aparat.
2. SARAN
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan bahayanya
mengkonsumsi narkoba dan menyalah gunakan narkoba.
Karena jika salah seorang sudah menggunakan narkoba dan kecanduan, orang tersebut akan
mengalami jantung yang berdebar-debar, mering menguap, mengeluarkan air mata berlebihan,
mengeluarkan keringat berlebihan, mengalami nyeri kepala, mengalami nyeri/nilu sendi-sendi.
DAFTER PUSTAKA

Wikipedia. 2010. Narkoba (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba. diakses tanggal 12
Desember 2010, pukul 10:19 )
BNK Samarinda. 2007. Faktor dan Akibat NArkoba (online),
(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba. diakses tanggal 13 Desember
2010, pukul 21:49)
Makalah
Bahaya Narkoba Bagi Remaja


Disusun Oleh:
1. Muh. Nur Ardian (28/8A)
SMP NEGERI 9 YOGYAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2010
Kata Pengantar
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Kita panjatkan pujadan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahjkan
rhmat-NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalha ini. Tidak lupa
shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih kepad pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan
makjalah ini.Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari Bahasa Indonesia. Bahaya Narkoba
Bagi Remaja Indonesia merupakan judul yang kami berikan untuk Makalah ini. Makalah ini
bersisi tentang pengertian, macam-macam, dan bahaya Narkoba. Penyusunan makalah ini salah
satunya bertujuan memberi informasi kepada para remaja tentang bahaya Narkoba.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum khalayak. Penyusun juga
meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Tiada Gading yang tak
Retak
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
A. Latar Belakang
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya.
Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum; seperti polisi (termasuk
didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain
narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi
kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap
merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digukan dalam dunia kedokteran, namun dewas ini
Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan
narkoba. Banyak dari mereka yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk kesenangan
batin, namun sayingnya tidak banyak yang mengetahuai bahaya narkoba. Oleh karena itu selain
untuk menyelesaikan tugas dari mata pelajaran Bhs. Indonesia, kami kami menyusun makalah ini
bertujuan untuk memberikan informasi betapa bahayanya Narkoba.
A. Tujuan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di
kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan
tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda
atau remaja. Makalh ini bertujauan untuk
1. Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang bahasa narkoba
bagi dirinya.
1. Sebagai sebuah referinsi sehingga para remaja itu bisa mengerti
tentang jenis-jenis narkoba.
1. tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia
A. Rumusan Masalah
Kami membutan makalah ini dengan rancanag pertanyaan-pertayaan yang timbul dari benak
kami, diantaranya:
1. Apa pengertian Narkoba?
2. Ada berapa macam Narkoba?
3. Apa bahaya Narkoba?
4. Bagimna mengatasinya?
A. Isi
1. Pengertian
Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya.
Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum; seperti polisi (termasuk
didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain
narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi
kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut tetap
merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan
psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan psikotropika
yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan
pengetahuan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang
termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status
illegalnya tersebut, siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan
dan/atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai
dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
1. Macam
- Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai Lates.
Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan
sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan
candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang
sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual
belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular,
tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara
dihisap.
- Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin
merupaakan alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk
tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara
dihisap dan disuntikkan.
- Heroin ( putaw )
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan
merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir akhir
ini . Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi
mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan
pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan
penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.
- Morfin
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein
lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.
Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
- Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat
ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
- Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakanorang dalam pengobatan
ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk
meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene
(Darvon). Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan
opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan
opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine,
levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan
antagonis telah disintesis, dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan
buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa buprenorphine adalah
suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw,
etep, PT, putih.
1. Faktor yang Mendorong
Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik,
emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat,
masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu
faktor sosiokultural seperti di bawah ini; dan ini merupakan suasana hati menekan yang
mendalam dalam diri remaja; antara lain:
- Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang
tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya.
- Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
- Perubahan teknologi yang cepat.
- Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti
perlu pembinaan Budi Pekerti Akhlaq)
- Meningkatnya waktu menganggur.
- Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno
rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya.
- Menjadi manusia untuk orang lain.
1. Bahaya
a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu
dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang
sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak
bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga
untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira
untuk sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi
karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena
secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin ,
putaw
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan
rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian
a. menurut jenisnya
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Opioid:
o depresi berat
o apatis
o rasa lelah berlebihan
o malas bergerak
o banyak tidur
o gugup
o gelisah
o selalu merasa curiga
o denyut jantung bertambah cepat
o rasa gembira berlebihan
o banyak bicara namun cadel
o rasa harga diri meningkat
o kejang-kejang
o pupil mata mengecil
o tekanan darah meningkat
o berkeringat dingin
o mual hingga muntah
o luka pada sekat rongga hidung
o kehilangan nafsu makan
o turunnya berat badan
1. Kokain
o denyut jantung bertambah cepat
o gelisah
o rasa gembira berlebihan
o rasa harga diri meningkat
o banyak bicara
o kejang-kejang
o pupil mata melebar
o berkeringat dingin
o mual hingga muntah
o mudah berkelahi
o pendarahan pada otak
o penyumbatan pembuluh darah
o pergerakan mata tidak terkendali
o kekakuan otot leher
1. Ganja
o mata sembab
o kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
o sering melamun
o pendengaran terganggu
o selalu tertawa
o terkadang cepat marah
o tidak bergairah
o gelisah
o dehidrasi
o tulang gigi keropos
o liver
o saraf otak dan saraf mata rusak
o skizofrenia
1. Ectasy
o enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
o berkeringat
o sulit tidur
o kerusakan saraf otak
o dehidrasi
o gangguan liver
o tulang dan gigi keropos
o tidak nafsu makan
o saraf mata rusak
1. Shabu-shabu:
o enerjik
o paranoid
o sulit tidur
o sulit berfikir
o kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak
nafas
o banyak bicara
o denyut jantung bertambah cepat
o pendarahan otak
o shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian.
1. Benzodiazepin:
o berjalan sempoyongan
o wajah kemerahan
o banyak bicara tapi cadel
o mudah marah
o konsentrasi terganggu
o kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:
a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan
diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal
itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
a. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
Sering menguap, mengantuk, dan malas,
Tidak memedulikan kesehatan diri,
Suka mencuri untuk membeli narkoba.
1. Penyelesaian/Solusi
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan
membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi,
yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah,
seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan
seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja
langsung dan keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik,
antara 1 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
1. Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan
syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin
buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak
norma dan ketentraman umu.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik
secara fisik maupun psikologis
A. Penutup
Akhirnya makalah yang berjudul dampak narkoba bagi remaja ini
telah selesai dan semoga makalah yang sedemikian singkat ini bisa
bermanfaat bagi kita semua baik itu bagi kalangan Mahasiswa, Pelajar
Umum sehingga bisa mengerti tentang bahaya narkoba yang bisa
mengerogoti moral kita dan sebagai generasi muda maka kita harus
http://mnaokeoye.wordpress.com/2010/03/05/makalah-bahaya-narkoba/


(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis
di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang
makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Kitab Suci Alqur'an. Al-
A'raaf : 157)

Ayat diatas mengindikasikan kepada kita semua, bahwa Allah memperingatkan hamba-Nya :
1. Memerintahkan manusia mengerjakan yang Makruf.
2. Melarang manusia untuk mengerjakan kemungkaran.
3. Menghalalkan bagi manusia segala apa yang baik.
4. Mengharamkan bagi manusia segala apa yang buruk.
5. Dan untuk membuang semua beban pikiran dan hati dalam diri manusia.
6. Perintah Allah siapa saja yang mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dalam Alqur'an, mereka
itulah termasuk orang-orang yang beruntung.

Ganja, Heroin, Narkotika, Putau serta bentuk lainnya baik padat maupun cair yang terkenal
dengan sebutan mukhaddirat (narkotik) adalah termasuk benda-benda yang diharamkan syara'
tanpa diperselisihkan lagi di antara ulama. Dalil yang menunjukkan keharamannya adalah
sebagai berikut :

1. Ia termasuk kategori khamar menurut batasan yang dikemukakan Amirul Mukminin Umar bin
Khattab r.a.:

"Khamar ialah segala sesuatu yang menutup akal."

Yakni yang mengacaukan, menutup, dan mengeluarkan akal dari tabiatnya yang dapat
membedakan antar sesuatu dan mampu menetapkan sesuatu. Benda-benda ini akan
mempengaruhi akal dalam menghukumi atau menetapkan sesuatu, sehingga terjadi kekacauan
dan ketidaktentuan,yang jauh dipandang dekat dan yang dekat dipandang jauh. Karena itu sering
kali terjadi kecelakaan lalu lintas sebagai akibat dari pengaruh benda-benda memabukkan itu.

2. Barang-barang tersebut, seandainya tidak termasuk dalam kategori khamar atau
"memabukkan," maka ia tetap haram dari segi "melemahkan" (menjadikan loyo).

Imam Abu Daud meriwayatkan dari Ummu Salamah. "Bahwa Nabi saw. melarang segala
sesuatu yangmemabukkan dan melemahkan (menjadikan lemah)."

3. Bahwa benda-benda tersebut seandainya tidak termasuk dalam kategori memabukkan dan
melemahkan, maka ia termasuk dalam jenis khabaits (sesuatu yang buruk) dan membahayakan,
sedangkan diantara ketetapan syara': bahwa lslam mengharamkan memakan sesuatu yang buruk
dan membahayakan. Buruknya hal ini dapat kita ukur secara :

a. Medis (Membahayakan atau Tidak bagi diri kita sendiri dan orang lain)
b. Norma-norma kesopanan (Merugikan tidak bagi diri kita sendiri dan orang lain)
c. Aturan dan Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi
d. KUHP dan KUHAP

Dasar-Dasar Alqur'an dan Sunnah tentang Narkoba dan Khamar :

1. Larangan untuk membunuh diri sendiri (Menyiksa diri, Membinasakan diri sendiri ke jurang
Maksiat) :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (Kitab Suci Alqur'an. An-Nisa : 29)

2. Perintah Allah untuk berbuat baik (Muamalah) dan Larangan Allah untuk berbuat maksiat dan
kebinasaan :

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Baqarah : 195 )

3. Perintah Allah untuk menjauhi khamar dan judi karena lebih besar mudaratnya (kerugian)
dibandingkan manfaatnya :

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat
dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang
lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berpikir, (Kitab Suci Alqur'an. Al-Baqarah : 219)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Kitab Suci Alqur'an. Al-
Maidah : 90)

Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Kitab Suci Alqur'an.
Al-Maidah : 91)

4. Larangan menggunakan khamar untuk keperluan obat-obatan dan pengertian khamar menurut
Sunnah Rasul :

Thariq bin Suwaid Ra bertanya kepada Nabi Saw tentang khamar(arak) dan beliau melarangnya.
Lalu Thariq berkata, "Aku hanya menjadikannya campuran untuk obat." Lalu Nabi Saw berkata
lagi, "Itu bukan obat tetapi penyakit." (HR. Ahmad)

Rasulullah saw. pernah ditanya tentang arak dari madu. Beliau menjawab: Setiap minuman yang
memabukkan adalah haram. (Shahih Muslim No.3727)

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Ketika turun beberapa ayat terakhir surat Al-Baqarah,
Rasulullah saw. keluar lalu membacakannya kepada orang-orang, kemudian beliau
mengharamkan perdagangan khamar. (Shahih Muslim No.2958)

Akhir kata, nasib seorang manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri. Jika beriman maka
beruntunglah dia diakhirat, jika melakukan kemaksiatan maka termasuk kedalam orang yang rugi
dunia dan akhirat. Seorang muslim dan mukmin yang berpegang teguh pada Alqur'an dan
Sunnah tidak akan pernah terpikir untuk mendekati bahkan melakukan perbuatan diatas (khamar
dan narkoba). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Tiada seorang berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada
seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq'alaih)
A. Pendahuluan
Miras dan narkoba merupakan dua hal yang memiliki kesamaan daya perusak terhadap sendi-
sendi kehidupan, sehingga menyita perhatian banyak kalangan. Lebih-lebih ketika sekian banyak
penelitian menyatakan bahwa korban miras dan narkoba saat ini telah merambah ke segenap
lapisan masyarakat mulai dari anak yang baru dilahirkan hingga orang tua, mulai dari rakyat
jelata sampai konglomeratnya. Bahkan, tidak sedikit dari anak sekolah dasar hingga perguruan
tinggi, yang ikut menjadi korban keganasannya. Yang sangat memprihatinkan lagi, bahwa
perilaku orang tua sudah biasa mempengaruhi sejak si kecil masih berada dalam kandungan. Bila
waktu hamil sang ibu terbiasa minum alkohol, maka resiko si kecil berkembang menjadi pecandu
alkohol pun juga besar.
Dr John S Baer, seorang psikolog dari University of Washington mengatakan: Jumlah dan
frekuensi alkohol yang diminum ibu hamil bisa menjadi patokan berapa besar anak berkembang
menjadi alkoholik. Penelitian ini membuktikan penyebab semakin lama semakin banyak anak
yang terlibat masalah alkohol. Baer yang juga mengajar di Addiction Treatment Center
mengatakan kalau penelitian ini sebenarnya melanjutkan penelitian-penelitian sebelumnya. Para
ilmuwan sudah lama menghubungkan masalah alkoholik dengan lingkungan dan kebiasaan. Dan
studi ini adalah yang pertama mengangkat hubungan ibu hamil yang mengkonsumsi alkohol
dengan kemungkinan munculnya masalah alkohol pada si kecil. Penelitian ini membutuhkan
waktu yang lama sejak tahun 2974-1975, sekitar 500 ibu hamil yang mempunyai kebiasaan
minum alkohol berhasil dikumpulkan. Selanjutnya peneliti mengikuti perkembangan buah hati
mereka selama 21 tahun. Penelitian ini tidak sia-sia. Kami menemukan sekitar 14 persen
dewasa muda berusia 21 tahun, yang saat janinnya banyak terpapar alkohol, mengalami
sedikitnya 4 sampai 5 kali masalah dengan alkohol. sedangkan anak yang dalam kandungan
terpajani sedikit alkohol, hanya 4 persen yang berkembang menjadi pecandu. Memang masalah
ini tidak bisa dihubungkan secara langsung. Namun dengan adanya penelitian ini menunjukkan
bahwa kebiasaan minum semasa hamil bisa menigkatkan resiko anak menjadi pecandu juga.
Selain itu, kebiasaan minum alkohol bisa membuat anak lahir cacat atau kurang bulan
(premature).
Lain halnya dengan narkoba. Dampaknya lebih berbahaya dari sekedar meneguk minuman keras.
Pemakaian narkoba dapat mengakibatkan gangguan mental atau jiwa yang dalam istilah
kedokteran jiwa (psikiatri) disebut gangguan mental organic. Disebut organic karena narkoba ini
bila masuk ke dalam tubuh maka langsung bereaksi dengan sel-sel syaraf pusat (otak) serta
menimbulkan gangguan pada alam pikir, perasaan, dan perilaku. Paramedis pun telah bersepakat,
bahwa heroin dan semisalnya dapat memakan sel-sel otak dan mengakibatkan kerusakan jiwa
serta badan manusia. Sedangkan ekstasi merangsang susunan syaraf pusat, terutama syaraf
otonom yang mengatur peredaran darah dan pernapasan. Rangsangan ini menyebabkan orang
mampu bergerak terus menerus tanpa rasa lelah, tidak tidur semalam suntuk, hilang nafsu makan,
dan jika ada suara musik secara refleks kepalanya langsung bergoyang-goyang atau bergeleng-
geleng mengikuti alur musik tanpa henti. Dalam dosis tinggi, narkoba akan menyebabkan
tekanan darah meningkat sehingga menambah kerja jantung secara paksa dan memungkinkan
pecahnya pembuluh darah. Dan sesungguhnya mengonsumsi barang terlaknat ini menyebabkan
penderitraan pada manusia secara material maupun moral.
Dari aspek stabilitas keamanan, misalnya, baik nasional maupun internasional, persoalan
narkoba saat ini sangat memperihatinkan. Dalam skala nasional banyaknya kejahatan-kejahatan
di tanah air erat sekali hubunganya dengan masalah narkoba. Bahkan yang sangat mengerikan
bahwa jaringan pengedar narkotika di Bali, Surabaya, dan Jakarta, selama lebih dari dua tahun
ini dikendalikan oleh seorang narapidana (napi) laki-laki dewasa kelas I di Tangerang. Napi yang
menjadi otak peredaran heroin dan putau tersebut adalah Innocent Iwuofor, seorang warga
Negara Nigeria.
Dalam skala internasional, ternyata kegiatan terorisme sering terkait dan erat hubunganya dengan
kegiatan perdagangan narkotika ilegal lintas batas negara sehingga kepustakaan mengenai
narkotika mengenal dan mengakui kedekatan kegiatan tersebut sebagai narco-terorism. Pasangan
dua kegiatan yang berbeda latar belakang tampaknya semakin serasi sejalan dengan
perkembangan pasca perang dingin karena kontrol dari negara kuat semakin berkurang terutama
setelah hancur leburnya Negeri Unisoviet dan Yugoslavia. Kegiatan mafia kejahatan yang
dimotori oleh bekas agenagen KGB semakin merajalela dan menghalalkan segala cara untuk
mengeruk keuntungan berlipat ganda yang tidak pernah akan diperoleh selama rezim Unisoviet
masih berdiri utuh. Kegiatan perdagangan ilegal narkotika menjadi salah satu alternative sumber
pendanaan bagi kegiatan terorisme dan kejahatan transnasional lainya, seperti perdagangan
wanita dan anak-anak serta penyelundupan migran ke beberapa negara.
Paparan di atas menunjukkan bahwa minuman keras, narkotika, dan obat berbahaya merupakan
hal yang sangat menarik sekali untuk dikaji secara intensif, guna memberikan sumbangan
pemikiran untuk mengatasi minuman keras, narkotika, dan obat berbahaya yang menjadi
permasalahan serius, baik dalam skala nasional maupun internasional.

B. Tinjauan Umum Tentang Miras Dan Narkoba
1. Miras
a. Pengertian Miras (minuman keras)
Minuman keras, sering kali disingkat dengan miras, adalah minuman beralkohol yang diproses
dari hasil pertanian dengan jalan fermentasi atau destilasi. Dalam bahasa Arab (Islam) disebut
khamer. Jadi, miras di sini adalah semua jenis minuman yang mengandung alkohol (ethanol) dan
apabila diminum dapat memabukkan, membuat linglung, dan tidak sadarkan diri. Sekali pun
mengandung alkohol (dibawah 20%) dan tidak bereaksi memabukkan, maka berdasarkan
Standard Industri Indonesia (SII) tidak dinamakan minuman keras, akan tetapi dinamakan
minuman ringan (shoft drink).
b. Macam-macam Miras
Macam-macam miras bisa diketahui melalui sedikit dan banyaknya kandungan ethanol yang
terdapat pada setiap jenis minuman keras yang tersedia dan beredar di masyarakat. Dewasa ini
minuman beralkohol (ethanol) yang dikonsumsi masyarakat tersedia dalam berbagai konsentrasi
mulai dari 5% sampai 50%, seperti: Must dengan kadar ethanol 5-6%, Wine: 10%, Frotified
Wine: 15-20%, Beer: 49%, Spirit: 38%, Whiskey US: 43-50%, Whiskey UK: 40%. , Anggur: 7-
22%, umumnya 12-14 %, anggur merah: kira-kira 14%, Anggur Putih: kira-kira 10%,
Champagne atau Sparking Wine: 10,13-20%, Port dan Sherry (dari jenis Anggur): 20% atau
lebih, golongan bir : 4%-7%, Ale: 8-16%, Porter: 8-16%, Bir hitam: 8-16%, Toak (hasil
fermentasi nira): 8%, Gin (dihasilkan dengan cara destilasi): 37-54%, Whiskey: 37-53%, Brendy:
37-43% dan sebagainya.
c. Klasifikasi Miras
Minuman beralkohol dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut:
1. Minuman beralkohol golongan A, yakni yang memiliki kadar ethanol (C2HOH) sebesar 1%
sampai dengan 5%.
2. Minuman beralkohol golongan B, yakni yang memiliki kadar ethanol kurang dari 20%.
3. Minuman beralkohol golongan C, yakni yang memiliki kadar ethanol lebih dari 20% sampai
55%.

d. Pengaruh Miras terhadap Kejiwaan
Minuman keras baru berpengaruh pada kejiwaan, apabila mencapai konsentrasi ethanol dalam
darah dengan efek klinik sebagai berikut:
1. 30-100 mg/dl: Eforia sedang, aktif berbicara, hilang hambatan, tidak bisa berkonsentrasi,
inkordinasi, tidak bisa berpendapat.
2. 100-200 mg/dl: Emosi tak stabil, Excitement, reaksi lambat, keseimbangan hilang, bicara tidak
karuan.
3. 200-300 mg/dl: Binggung, disorientasi, pusing, diplopia, pupil melebar, keseimbangan
berkurang.
4. 300-400 mg/dl: Apatis, tidur, muntah, ngompol, tidak mau berdiri.
5. 400 mg/dl: tidak sadar, koma, pernapasan lambat, reflek mata berkurang, temperatur tubuh
menurun, hipotensi, shok mati.

C. NARKOBA
a. Pengertian Narkoba
Narkotika dan obat-obat berbahaya yang seringkali disingkat narkoba adalah dua jenis yang
berbeda. Pertama, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Kedua, psikotropika
dan obat-obat berbahaya adalah zat atau obat, baik alami maupun sintesis, bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
b. Jenis-jenis Narkotika
Narkotika atau obat bius yang dalam bahasa Inggris disebut narcotic adalah semua bahan obat
yang mempunyai efek kerja yang pada umumnya bersifat:
1. Membius (menurunkan kesadaran)
2. Merangsang (meningkatkan semangat kegiatan atau aktivitas)
3. Ketagihan (ketergantungan , mengikat, dependence)
4. Menimbulkan daya berkhayal (halusinasi)
Zat ini secara garis besar digolongkan menjadi dua macam: narkotika dalam arti sempit dan
narkotika dalam arti luas. Narkotika dalam arti sempit, bersifat alami. Yaitu semua bahan obat
opiatin, cocaine, dan ganja. Sedangkan narkotika dalam arti luas, bersifat alami dan syntetic.
Yaitu semua bahan obat-obatan yang berasal dari:
a. Papaver Somniferum (opium atau candu, morphine, heroin dan sebagainya)
b. Eryth Roxylon Coca (cocaine)
c. Cannabis Sativa (ganja, hasyisy)
d. Golongan obat-obatan depressant (obat-obat penenang)
e. Golongan obat-obatan stimulant (obat-obat perangsang)
f. Golongan obat-obatan hallucinogen( obat pemicu khayal)
Dr.Shaleh bin Ghonim as Sadlan membagi obat-obat terlarang ini menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Narkotika Natural (Alami)
Yaitu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti ganja, opium, koka, alkot (cathaedulis) dan
lain-lain.
b. Narkotika Semi Sintesis
Yaitu yang dimodifikasi dari bahan-bahan alami (biasanya dari zat kimia yang terdapat dalam
opium) kemudian diproses secara kimiawi supaya memberikan pengaruh lebih kuat, seperti
morfin, heroin, kokain dan lain-lain
c. Narkotika Sintesis
Yaitu pil-pil yang terbuat dari bahan kimia murni. Pengaruh dan efek yang ditimbulkannya sama
dengan narkotika natural atau semi sintesis. Dikemas dalam bentuk kapsul, pil, tablet, cairan
injeksi, minuman, serbuk dan berbagai bentuk lainya. Di antaranya adalah berbagai jenis obat
tidur seperti kapsul Signal, atau pil perangsang (stimulantia) seperti Kiptagon atau
Amphetamine, atau tablet penenang seperti Valium 5 dan derivate-derivatnya yang lain.
Termasuk diantaranya pil hallusinogent (pembangkit halusinasi) sepert L.S.D (Lysegic Acid
Diethlamide).
Sejalan dengan itu Abu Ghifari membagi narkotika menjadi dua bagian yaitu :
a. Narkotika alam. Jenis natur dari dedaunan dan getah, yang tehnik penggunaanya sangat praktis
yang terdiri dari :
1. Bentuk daun, misalnya ganja, wujudnya mirip daun teh kering, warnanya hijau kecoklatan,
dan
2. Bentuk getah, misalnya cannabis dan hasyis, wujudnya cairan kental, warnanya coklat tua.
b. Narkotika sintetik jenis yang diolah secara kimiawi, terdiri dari:
1. Bentuk cairan, misalnya morfin (ampul), wujudnya mirip cairan alkohol murni, warnanya
bening.
2. Bentuk tablet atau kapsul, misalnya: tablet cosadon, warnanya merah muda, magadon
(nitrazwpam 5 mg), warnanya putih, rohipnool warnanya putih, kapsul nembutal, warnanya
kuning, trandene 10, warnanya kuning tua.
d. Klasifikasi Narkoba
1. Narkotika
Menurut UU No. 22 Th. 1997 tentang narkotika, pasal 2 ayat 1 ditinjau dari ruang lingkup dan
tujuanya, narkotika bisa diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu narkotika golongan I,
golongan II, dan narkotika golongan III.
Yang dimaksud dengan narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Dan yang dimaksud dengan
narkotika golongan II, adalah yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Adapun yang dimaksudkan dengan
narkotika golongan III, adalah narkotika ynag berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
2. Psikotropika
Sebagaimana narkotika, psikotropika pun juga digolong-golongkan atau diklasifikasikan
menurut jenisnya. Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma
ketergantungan, digolongkan menjadi empat golongan , yaitu psikotropika golongan I, golongan
II, golongan III, dan psikotropika golongan IV.
Dalam penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika dijelaskan, bahwa psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Sedangkan psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan sertam mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Sekalipun pengaturan psikotropika dalam undang-undang ini hanya meliputi psikotropika
golongan I, golongan II, golongan III, dan psikotropika golongan IV, masih terdapat psikotropika
lainya yang tidak mempunyai potensi mengakibatkan sindrom ketergantungan, tetapi
digolongkan sebagai obat keras. Oleh Karena itu, pengaturan, pembinaan, dan pengawasannya
tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang obat keras.

e. Pengaruh atau gejala yang ditimbulkan oleh narkoba
e.1. Psikologi
Meskipun efek narkotika dan psikotropika sering berlainan, namun secara umum benda itu
menyerang sistem dan fungsi neotransmitter pada susunan syaraf pusat atau otak. Akibatnya
fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku dari si pemakai atau pecandu akan terganggu.
Misalnya semangat berlebihan, gelisah, dan tidak bisa diam, tidak bisa tidur, dan tidak bisa
makan. Dalam jangka panjang, penggunaan obat ini dapat menimbulkan fungsi otak terganggu
dan bisa berakhir dengan kegilaan.
Bila si pemakai sudah sampai pada tingkat pecandu, kemudian ia tidak memakainya, maka
pengaruh yang dapat dirasakan, antara lain cepat marah, tidak tenang, cepat lelah, tidak
bersemangat, dan ingin tidur terus.
e.2. Fisiologis
Efek yang ditimbulkan oleh narkotika dan psikotropika terhadap fisik, antara lain menurunya
kekebalan tubuh dan rusaknya beberapa fungsi organ tubuh, baik organ dalam seperti jantung,
paru-paru, liver, hati dan lain sebagainya, juga organ luar seperti pupil mata mengecil , bicara
cadel, mulut kering, dan alat-alat indera lainya.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa narkoba adalah racun yang bukan saja merusak
seseorang secara fisik tapi juga merusak jiwa dan masa depan penggunanya. Secara fisik,
kekebalan tubuh semakin lama semakin ambruk, sementara mentalitasnya sudah terlanjur
ketergantungan dan membutuhkan pemenuhan narkoba dalam dosis yang semakin tinggi. Jika
dia tidak berhasil menemukan narkoba, maka tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan,
diantaranya sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil yang dikenal dengan
sakau. Untuk itu para pecandu narkoba tidak bisa lepas dari ketergantungan, hingga memerlukan
terapi cukup lama.
Penyalahgunaan narkoba dapat mengakibatkan gangguan mental atau jiwa yang dalam istilah
kedokteran jiwa (psikiatri) disebut gangguan mental organic. Disebut organic karena narkoba ini
bila masuk ke dalam tubuh langsung bereaksi dengan sel-sel saraf pusat (otak) dan menimbulkan
gangguan dalam alam pikir, perasaan danperilaku. Kondisi demikian dapat dikonseptualisasikan
sebagai gangguan jiwa karena narkoba.

D. Tinjauan Hukum Islam terhadap Miras dan Narkoba
1. Miras
a. Pengertian Miras menurut Hukum Islam
Miras dalam Islam disebut dengan khamer. Sedangkan kata khamer berasal dari kosa-kata Arab
khamara-yakhmuru atau khamara yakhmiru, yang berarti tertutup atau terhalang. Karena itu,
minuman tersebut sifatnya dapat menutupi akal dan pikiran sehat peminumnya dari mengerjakan
perintah-perintah agama (Allah dan rasulnya). Khamer dibuat dari perasan atau sari buah anggur.
Bisa disebut khamer juga setiap perasan atau sari buah yang difermentasi atau didestilasi, atau
dilakukan peragian sehingga berefek memabukkan.
Namun untuk yang terakhir ini masih diperselisihkan oleh kalangan ulama fikih, misalnya:
1. Imam Abu Hanifah
Ia berpendapat, bahwa khamer adalah minuman yang memabukkan dan hanya terbuat dari
perasan anggur saja. Sedangkan minuman memabukkan yang terbuat dari bahan selain perasan
anggur, ia tidak dimasukkanya ke dalam kategori khamer, akan tetapi menamakanya dengan
sebutan nabidz. Sebagaimana pernyataannya sebagai berikut ini:


Khamer adalah minuman yang memabukkan yang berasal dari perasan anggur saja. Adapun
yang memabukkan dari selain anggur, seperti minuman yang terbuat dari perasan kurma dan
gandum, maka tidak dinamakan khamer, akan tetapi dinamakan nabidz. Ini adalah madhabnya
ulama Kufah, Al-NakhaI, Al-Tsauri dan Ibnu Laila
Dengan pendapatnya tersebut, ia mengemukakan dua alasan :
a. Karena alasan bahasa. Mereka berpegang pada kata-kata Abu al-Aswad al Duali sebuah
syairnya yang berbunyi sebagai berikut :



Biarlah khamer itu diminum orang-orang yang sesat,
Karena aku yakin bahwa sang pemabuk tetap menyanyikan (membela) keberadaanya
Baik Khamer itu tak ada untuknya atau sang pemabuk tak memilikinya.
Sesungguhnya mereka berdua adalah saudara yang pernah disusui seorang ibu
Dengan alasan ini mereka berpendapat bahwa sesungguhnya nabidz bukan termasuk khamer.
Dan yang dinamakan khamer adalah sesuatu (minuman) yang sangat keras (memabukkan) yang
berasal dari perasan anggur.
b. Karena alasan agama, (berlandaskan sunnah nabi). Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Abi
Said al Khudri :


Ketika Nisywan datang kepada rasulullah, beliau berkata kepadanya: Apakah kau minum
khamer? Ia menjawab: saya tidak meminumnya sejak Allah dan rasulnya mengharamkan. Kalau
begitu apa yang kau minum? Ia menjawab: Dua campuran. Maka rasulullah mengharamkan
kedua campuran tersebut.
Hadis tersebut menjelaskan bahwa peminum meniadakan penamaan khamer dari dua campuran
minuman dihadapan rasulullah sedangkan beliau tidak mengingkarinya.
2. Jumhur Ulama (Mayoritas Ulama)
Di antara mayoritas ini, antara lain, adalah Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad.
Mereka berpendapat:
.
.
Khamer adalah nama (sebutan) bagi setiap minuman yang memabukkan baik terbuat dari
anggur, kurma, gandum, atau lainnya. Ini merupakan pendapat mayoritas dari kalangan ahli
hadis dan ulama Hijaz
Alasan mereka bahwa yang dinamakan khamer adalah segala sesuatu yang memabukkan,
menjadi sangat kuat sekali dengan ditopang beberapa dalil hadits berikut:
1. Hadis Ibnu Umar yang mengatakan
( )
Segala yang memabukkan adalah khamer, dan segala yang memabukkan hukumnya
haram.(H.R. Abu DAud dari Ibnu Umar).
2. Hadis Ibnu Umar
:
( )
Khamer diharamkan semenjak ditetapkan keharamanya, dan khamer yang dimaksud yang
terbuat dari lima hal: anggur, kurma, biji gandum, jewawud (jelai), dan sari pati. Khamer adalah
apa yang dapat menutupi akal.(H.R. Abu Daud).
3. Hadis Ummi Salimah
.( )
Rasulullah melarang segala minuman yang memabukkan dan menutupi akal .(HR. Abu Daud
dari Ummi Salamah RA).
4. Hadis Abu Hurairah:


( )
Zuhair bin Harb bercerita padaku, bahwa Isnail bin Ibrahim telah bercerita kepada kita, kita
telah mendapatkan kabar dari Al Hajjaj bin Abi Usman, bahwa Yahya bin Abi Katsir bercerita
padaku sesungguhnya Aba Katsir mendengar Abu Hurairah berkata : Rasulullah saw, bersabda :
khamer itu terbuat dari kedua pohon ini, yaitu kurma dan anggur.(H.R.Muslim).
5. Hadits Anas:


( ) .
Ahmad bin Yunus bercerita kepada kita, bahwa Abu Syihab Abdu Rabbih bin Nafi, dari
Yunus, (ia) dari Tsabit Al Bunnani, (ia) dari Anas telah bercerita kepada kita, diharamkan
khamer semenjak ditetapkan keharamanya, dan di Madinah kami tidak mendapatkan khamer
yang terbuat dari anggur, kecuali hanya sedikit. Sedangkan umumnya khamer kita kebanyakan
terbuat dari kurma atau kurma yang masih muda.
Al-Fahru al Rozi berpendapat bahwa hal di atas merupakan argumentasi yang paling kuat dalam
hal menamakan khamer dalam pengertian semua yang memabukkan.
Al-Imam al-Alusi pun juga mengemukakan komentarnya sebagai berikut:

.
Menurut saya, sesungguhnya yang benar dan tidak boleh diingkari, bahwa minuman yang
dibuat dari apa saja selain anggur, apapun adanya serta apapun namanya, sekiranya memabukkan
maka hukumnya haram. Baik sedikit maupun banyak. Peminumnya dikenai hukuman had,
talaknya dianggap sah serta najisnya terhitung najis mughalladhah
Dari berbagai argumentasi di atas, Muhammad Ali al-Shabuni berpendapat bahwa sesungguhnya
segala sesuatu yang memabukkan adalah khamer.
Selain permasalahan di atas, yang juga menjadi perbincangan para ulama adalah bentuk zat dari
khamer. Muhammad al-Zuhri al Ghamrawi menyatakan:
.
Yang dimaksudkan dengan peminumnya adalah orang yang mengonsumsi khamer, sekali pun
berupa zat padat, adalkan berasal dari zat cair
Dari pernyataan tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan khamer harus
berupa zat cair atau zat padat yang berasal dari zat cair. Oleh karena itu yang tidak berbentuk zat
cair (minuman), seperti: ganja, opium, dan sebagainya bukan termasuk khamer. Oleh karenanya,
tidak berlaku hukuman had bagi penggunanya (peminumnya). Hal ini sesuai dengan pendapat
Ibrahim al Bajuri yang mengatakan:

.
Dikecualikan dari minuman (syarab), tumbuh-tumbuhan seperti ganja, opium, dan lainya, maka
tidak diberlakukan hukum had, sekalipun semua itu haram dan menutupi akal. Tetapi sebaiknya
hal tersebut dijauhkan dari pandangan orang awam
Dari ulasan di atas, secara definitive, khamer bisa diartikan sebagai: Zat cair atau zat padat yang
berasal dari zat cair yang disajikan untuk minuman, yang apabila diminum akan mengakibatkan
mabuk atau tertutupnya akal. Dengan demikian sekalipun berupa zat cair, tetapi tidak disajikan
untuk diminum, tidak termasuk kategori khamer, seperti alkohol dan sebagainya.

b. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Miras (Khamer)
Sebagian telah dimaklumi, bahwasanya al-Quran merupakan sumber hukum yang pertama
dalam mengatur segala persoalan kehidupan. Kemudian setelah itu secara berurutan adalah:
Sunnah rasul (al-Hadis), Ijma, dan yang terakhir adalah Qiyas. Dengan bersandar pada empat
hal inilah segala persoalan sosial baik yang sudah terjadi , maupun yang sedang dan akan terjadi,
ditetapkan sebagai aturan aturan hukum yang harus ditaati. Karena al-Quran diturunkan oleh
Allah ke dunia diperuntukkan sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana
firman-Nya dalam al-Quran surat Al-Anbiya, ayat 107:
Z_ 9e=(\~=v0e( u(HttZ )ee &|=(+o~ uBt-!
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Secara universal, kandungan isi al-Quran, mencakup persoalan sosial, yang terdiri dari :
1) Ilmu-ilmu tentang hokum.
2) Ilmuilmu tentang jidal (dialog).
3) Ilmuilmu tentang bagaimana orang mengingat-ingat kenikmatan yang telah diberikan oleh
Allah kepadanya.
4) Ilmu-ilmu tentang peringatan terhadap manusia akan adanya hari pembalasan.
5) Ilmuilmu tentang kematian dan kehidupan setelah mati.
Masalah minuman keras memang sudah ditetapkan keharamanya di dalam al-Quran. Dan segala
sesuatu yang telah ditetapkan aturanya di dalam al-Quran , wajib ditaati dan tidak boleh seorang
pun mengingkarinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas sebagai
berikut:
.
.
Apabila telah kami kumpulkan dan kami tetapkan al-Quran di hatimu, maka berbuatlah kamu
dengannya. Yang dimaksudkan Ibnu Abbas adalah al-Quran yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.maka jadilah al-Quran itu baginya bagaikan ilmu.
Setelah melalui perdebatan panjang di kalangan para ulama dalam menentukan apakah
sesunguhnya khamer tersebut, pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa mereka (ulama) terbagi
menjadi dua golongan, yaitu:
Pertama, adalah golongan Hanafiyah. Mereka memutuskan bahwa khamer adalah: Minuman
yang memabukkan yang terbuat dari perasan anggur. Sedangkan yang terbuat dari selain anggur
tidak disebut khamer, akan tetapi disebut nabidz.
Kedua, adalah golongan jumhur ulama, yaitu Malik, Syafii, dan Ahmad. Mereka memutuskan
bahwa khamer adalah:Nama (sebutan) bagi setiap minuman yang memabukkan , baik terbuat
dari perasan anggur, kurma, gandum atau yang lainnya.
Setelah mencermati perbedaan pendapat tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa secara definitive
khamer adalah: Zat cair atau zat padat yang berasal dari zat cair yang disajikan untuk minuman,
yang apabila diminum akan mengakibatkan mabuk atau tertutupnya akal fikiran.
Islam memandang khamer sebagai sesuatu yang kehadiranya akan menimbulkan mafsadat atau
kerusakan dalam perjalanan hidup manusia. Oleh karenanya khamer harus dijauhkan dari segala
aktifitas manusia, agar bisa mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.
Firman Allah dalam al -Quran, surat Al-Maidah, ayat 90 menyatakan:
t~+kt- u#-{uP,->: u#-9.0.s #-:.o0( )eP+0- 'u#Bt+u)#(
#-!vet (o--(Ite7uv #-9.:o~ t0~ Bie( _(+
u#-{u.9o~N ?\.=eou|t 9o\=+3'N|
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum (khamer), berjudi (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Kata rijs( ) dalam ayat di atas, sekalipun oleh kebanyakan orang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan kata keji, sesungguhnya merupakan terjemahan yang kurang tepat
(kurang pas). Karena dalam ayat di atas, perbuatan (keji) itu dinyatakan sebagai bagian dari
syaitan. Kesimpulannya, orang yang minum khamer telah mengambil alih satu perbuatan dari
perbuatan-perbuatan syaitan. Sebagaimana diinformasikan al-Quran , bahwa syaitan adalah
musuh bagi manusia, dan manusia harus memposisikanya sebagai musuh yang nyata. Bukan
hanya Islam yang menyatakan bahwa syaitan adalah musuh bagi manusia, tetapi hampir semua
agama dan keyakinan menyatakan bahwa syaitan adalah musuh yang selalu bertujuan untuk
menyesatkan dan merusak sendi-sendi agama yang bertujuan memelihara kelangsungan dan
keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Untuk memberikan pemeliharaan terhadaap kelangsungan dan keselamatan serta kebahagiaan
hidup yang dimaksud, Imam Syathibi, menetapkan lima tujuan yang paling mendasar dengan
diturunkanya syariat Islam. Lima tujuan dasar itu, ia menyebutnya dengan al dlaruriyyah al
khams, yang diantaranya, Hifdzu al din (menjaga agama), Hifdzu al nasl (menjaga keturunan),
Hifdzu al mal (menjaga harta), Hifdzu al aql (menajga akal), Hifdzu al Irdli (menjaga harga
diri).
Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia yang wajib dijaga. Oleh karena itu
datangnya khamer yang berpotensi merusak, harus dihindarkan jauh-jauh dengan tujuan untuk:
1) Menjaga agama
Agama merupakan suatu keyakinan yang mengatur perjalanan hidup manusia demi mencapai
kebahagiaanya di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu agama merupakan kebutuhan asasi
manusia yang harus dihormati dan dijaga dari segala hal yang merusaknya. Baik dalam
hubunganya antara manusia dengan sesame (muamalah), maupun dengan penciptanya (ibadah).
Baik dalam bidang muamalah maupun ibadah, kesehatan jasmani dan rohani merupakan
kebutuhan fital yang tidak boleh ditiadakan. Sebab itulah minum khamer yang berpotensi
merusak ditetapkan sebagai perbuatan syaitan. Ibadah, (khususnya shalat) merupakan perintah
Allah yang harus dijalankan dengan sepenuh hati dan ikhlas, serta dalam konsentrasi maksimal.
Yaitu melaksanakan ibadah penuh dengan kesadaran berfikir serta hadirnya hati yang diikuti
dengan gerakan-gerakan anggota badan secara teratur dan tumaninah. Kehadiran khamer
(miras) yang berpotensi merusak akal dan jiwa serta membuat lemahnya fisik, sangat
bertentangan dan bahkan bisa mengacaukan perbuatan shalat tersebut. Oleh karena itu Islam
melarang orang mendekati perbuatan shalat ketika dalam keadaan mabuk. al-Quran suran An-
Nisa:
c_ ?o)^u9'u|t Bt- ?o\|=v0u#( A4 3o~t3 u&PuO( #-9'=vu4ov
?o).t/u#( e 'u#Bt+u#( #-!vet t~+kt-
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
Ayat tersebut sesungguhnya tidak menunjukkan larangan tentang shalat. Karena shalat
merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Hanya saja ayat tersebut menjelaskan
bahwa shalat tidak boleh didekati(dikerjakan) ketiak orang itu dalam keadaan mabuk. Artinya
fokus larangan dalam ayat tersebut adalah larangan mabuk (minum khamer). Karena ketika
orang itu mabuk , jiwa, raga, dan fikiranya terganggu, hingga ia tidak menyadari apa yang ia
ucapkan di dalam shalat, dan tidak pula menyadari akan gerakan-gerakan yang ia kerjakan di
dalamnya. Hal semacam ini sangat bertentangan dengan tujuan syariat dalam hal shalat atau
ibadah-ibadah yang lainnya.
2) Menjaga Keturunan.
Majunya ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan jawaban tegas bahwa minuman keras
ternyata berakibat buruk pada generasi penerus. Bahaya minuman keras, bukan hanya
mengancam peminumnya saja. Namun secara tidak manusiawi, anak yang masih kecil, bahkan
ketika anak masih berada dalam kandungan , sudah terpengaruh (mengalami gangguan-gangguan
kesehatan) manakala ketika sang ibu hamil terbiasa minum alkohol. Bahkan resiko si kecil
berkembang menjadi pecandu alkohol pun besar. Masalah ini dikemukakan dalam suatu studi:
Jumlah dan frekuensi alkohol yang diminum ibu hamil bisa menjadi patokan berapa besar anak
berkembang menjadi alkoholik. . Pengaruh buruk alkohol atau miras tidak hanya berpengaruh
fisik saja, melainkan juga berpengaruh pada karakter atau akhlak si anak, yang dalam pepatah
Jawa dikatakan kacang ora ninggalno lanjaran. Artinya seseorang meniru keadaan akhlak
orang tuanya.
3) Untuk menjaga harta
Orang hidup tidak mungkin bisa dipisahkan dari harta. Artinya tanpa harta orang tidak akan bisa
hidup. Oleh karena itu harta termasuk kebutuhan asasi yang harus dipenuhi dan dijaga.
Membelanjakan harta ke jalan yang tidak benar (untuk minuman keras atau khamer) merupakan
perbuatan yang tidak ada artinya dan sia-sia atau mubadzir, sekaligus merupakan perbuatan
syaitan yang seharusnya dijauhi. Sebagaimana al-Quran , surat Al-Isyra ayat 27 menyatakan :
Z. .^u+# 9et/vee #-9.:o~ u.|t ( #-9u~:e )e,|uu|t
.Pu)#( #-9.06t_t )e|
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhanya.

4) Untuk menjaga akal
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menerangkan bahwa akal adalah sesuatu yang amat
penting bagi manusia. Dengan akalnya manusia bisa mengetahui tanda-tanda kekuasaan dan
kebesaran Allah. Dan dengan akalnya pula manusia akan mendapatkan kebahagiaanya. al-Quran
surat Al-Baqarah ayat 242 menegaskan sebagai berikut:
._. ?o\|)=\u|t 9o\=+3'N| 'u#t~Iee 9o6^N| #-!+ 7tie .9e
Demikian Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum hukum-Nya) supaya kamu
memahaminya.
Mengenal Tuhan adlaah suatu kebahagiaan tersendiri bagi orang yang mengerti apa artinya hidup
dalam naungan agama. Irulah sebabnya pada suatu ketika Siti Aisyah menyatakan sebagai
berikut:
.
Sungguh berbahagialah orang-orang yang diberi akal oleh Allah.
Demikian halnya Al Hasan Ra. Dalam suatu komentarnya ia mangatakan:

Tidaklah sempurna agama seseorang hingga sempurna akalnya, dan Alloh tidak menitipkan
akal kepadanya kecuali pada suatu hari Allah berkenan menyelamatkanya.
Ia berkomentar demikian tidak lain karena memandang betapa akal itu merupakan sesutau yang
sangat berharga baginya. Agama seseorang tidak akan sempurna jika akalnya tidak sempurna.
Dan keselamatan seseorang pun tergantung pada kesempurnaan akalnya pula.

5) Untuk menjaga Kehormatan
Mengkonsumsi minuman keras, tidak hanya menyebabkan rusaknya fisik, dan kerugian harta
saja, melainkan juga menyebabkan penderitaan manusia secara moral atau kejiwaan serta
menterlantarkan keluarga yang seharusnya dijunjung tinggi. Para ahli dibidang kedokteran
menyatakan:


Tidak sedikit orang yang kecanduan (selalu minum khamer), akhirnya kehilangan kepedulian
terhadap dirinya sendiri , keluarga, bahkan menyeret dirinya untuk berbuat kriminal lainya demi
mendapatkan harta untuk menghancurkan dirinya sendiri, keluarga, bahkan memperlemah umat
dan negaranya.
Realitas sosial menunjukkan bahwa banyak sekali kejadian-kejadian kriminal. Yang disebabkan
karena pelakunya dalam keadaan mabuk. Perbuatan tersebut dilakukan diluar kesadarannya.
Karena otak (pikiran) orang yang sedang mabuk khamer, terganggu oleh serangan alkohol pada
syaraf pusatnya. Dalam kitabnya Dalil al Sailin dituturkan:
. :
Berkatalah seorang Badui, minuman keras (khamer) adalah pangkal semua kejahatan , asal
segala bencana dan sebab segala kerusakan.
Dengan demikian jelaslah bahwa miras (khamer) merupakan penyebab segala terjadinya
perbuatan jahat (criminal), sesuai dengan al-Quran surat Al-Maidah ayat 91:
/t|Zu3'N ue &| #-9.:o~ c )eP+0- u#-9.0|se
#-:.oK|c e u#-9.7t(.-!'u #-9.\uov &P'A (o~| ( #-9'=vu4o_
ut #-! e..c t utls.'N| _ BZ0tku|t
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamer dan berjudi itu, dan menghalangi kamu mengingat
Allah dan sembahyang, maak berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Setelah mencermati ulasan di atas, secara garis besar bisa disimpulkan bahwa miras adalah
sesuatu yang sangat merugikan, karena adanya daya perusaknya sangat besar terhadap sendi-
sendi kehidupan, yaitu: agama, keturunan, harta, akal dan harga diri manusia.

c. Pertimbangan Hukum Islam terhadap Miras (Khamer)
Proses yang panjang dalam perjalanan manusia bersama minuman keras (khamer), pada akhirnya
membuahkan suatu ketetapan bahwa miras adalah sebagai sesuatu yang dilarang (diharamkan)
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan dampak negatip yang ditimbulkan oleh miras,
yaitu:
1). Miras sebagai faktor penyebab terganggunya agama
2). Miras sebagai faktor penyebab terganggunya keturunan
3). Miras sebagai faktor penyebab terganggunya harta.
4). Miras sebagai faktor penyebab terganggunya akal
5). Miras sebagai penyebab terganggunya harga diri.
Maka berdasarkan:
1. Q.S. Al-Baqarah 219-220:
+ )eO.N\ (ee0-! \~| ( u#-9.0|se #-9.0(c tC
oT(t=\uPt7 3 P+.\ee0- Be &2}9t u)eO.00-! 9e=Z-
uBt+o~e 27e 7tie .9e 3 #-9.\.uu \~ Ze)^u|t
Bt-o# uoT(t=\uPt #-9P|u- e _. ?out3v|t 9o\=+6^N|
#-ut~Me 9o3'N #-!+ ;N| )e=( \~| ( #-9.uIt~04 t
uoT(t=\uPt7 3 u#-u,to_ t\|=vN u#-!+ 4 (o-e,|uuP3'N|
Bo-9e:'uo\N| u)e| ( ,| )e| 4 {(Zuut3'N| #-!+ v-!'u u9ou| 4
#-9.0(=e. Be, #-9.0.T .. 3O t_ #-!v
Tentang dunia dan akhirat, Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah:
Menurut urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka
mereka adalah saudaramu, dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang
mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan
kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijak.(220).
2. Q.S. Al-Maidah 90
t~+kt- u#-{uP,->: u#-9.0.s #-:.o0( )eP+0- 'u#Bt+u)#(
#-!vet (o--(Ite7uv #-9.:o~ t0~ Bie( _(+
u#-{u.9o~N ?\.=eou|t 9o\=+3'N|
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum (khamer), berjudi (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

3. Q.S. Al-Maidah 91
c )eP+0- e u#-9.7t(.-!'u #-9.\uov /t|Zu3'N ue
&| #-9.:o~ ut #-! e..c t utls.'N| u#-9.0|se
#-:.oK|c _ BZ0tku|t &P'A (o~| ( #-9'=vu4o_
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamer dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan sembahyang, amak berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
4. Hadits Anas

:
( ) :
Dari Anas RA. Bahwasanya nabi Muhammad SAW, menjilid (melaksanakan hukuman had)
dengan menggunakan pelepah kurma dan sandal. Kemudian Abubakar menjilid 40 kali. Ketika
sampai pada giliranya Umar, sedangkan manusia mulai berdatangan dari pedesaan, beliau
bertanya: apa pendapatmu tentang penjilitan terhadap masalah khamer? Seraya Abdurrahman bin
Auf menjawab: aku melihat bahwa engkau menjilid dengan hukuman had yang paling ringan.
Maka selanjutnya Umar menjilid sebanyak 80 kali.
5. Hadits Abu Hurairoh
: :
:
( ) :
Berkatalah Abu Hurairoh RA, seorang laki-laki peminum khamer didatangkan kehadapan
Rosululloh, seraya beliau berkata: Pukullah dia. Maka diantara kita (para sahabat nabi) ada orang
yang memukul dengan tanganya, ada yang memukul dengan sandalnya, dan ada yang memukul
dengan pakaianya. Setelah lelaki tersebut pergi, sebagian kaum mengatakan semoga Allah
menghinakan kamu. Maka bersabdalah Rosulullah SAW, jangan kau katakana demikian, jangan
kau memberikan pertolongan kepada syetan atas dia. (HR. Al-Bukhori dan Abu Daud)
Hukum Islam, menetapkan bahwa khamer adalah barang diharamkan. Barang siapa melanggar,
berarti ia berbuat melawan hukum. Bagi peminumnya dikenakan hukuman had atau dicambuk
(dipukul) sebanyak 40 kali. Berdasarkan hadits ini juga, hukuman had bisa ditingkatkan menjadi
80 kali, apabila hakim memandang perlu. Hal itu dilakukan manakala hakim melihat masalah
dalam pemberatan hukuman had tersebut. Seperti apabila peminum sudah berkali-kali dijatuhi
hukuman had tetapi tidak juga jera.
Adapaun alat yang dipergunaakn untuk memukul, boleh dengan segala sesuatu yang apabila
dipukulkan bisa menimbulkan rasa sakit (bisa membuat si peminum jera), berdasarkan hadits
yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori dan Abu Daud di atas, maka dengan demikian jelaslah
bahwa persoalan alat untuk mencambuk atau melaksanakan hukuman had, menjadi kewenangan
hakim.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa khamer atau miras dalam tinjauan (perspektif)
hukum Islam adalah:
1) Hukumnya haram.
2) Peminumnya dikenakan hukuman had (dicambuk 40 kali hingga 80 kali), menurut keputusan
hakim.
3) Penentuan alat untuk hukuman had, merupakan wewenang hakim.
2. Narkoba
a. Pengertian Narkoba Menurut Hukum Islam
Narkoba yang dikenal sekarang ini, sesungguhnya tidak pernah ada pada masa permulaan Islam.
Bahkan tidak satu ayat-pun dari ayat-ayat al-Quran maupun Hadis Nabi yang membahas
masalah tersebut. Pembahasan pada waktu itu hanya berkisar pada permasalahan khamer saja,
sebagaimana ulasan sebelumnya.
Adapun narkoba yang dalam istilah agama Islam disebut mukhoddirot, baru dikenal oleh umat
Islam pada akhir abad ke 6 H. itupun masih terbatas pada ganja. Yaitu ketika bangsa Tartar
memerangi atau menjajah negara-negara Islam. Pada waktu itulah orang-orang Islam yang masih
lemah imanya, dan orang-orang fasiq dari kalangan umat Islam terpengaruh dan kemudian
mengkonsumsi barang tersebut. Baru setelah itu persoalan ganja dikenal dan tersebar dikalangan
umat Islam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah membahas panjang dan lebar mengenai
tumbuhan marihuana (dalam bahasa Arab disebut Hasyisyah) yang ternyata belakangan ini
tergolong narkotika. Hasil kajiannya dapat ditemukan dalam kitabnya yang berjudul Majmu al-
Fatawa. Diantaranya ia menyatakan sebagai berikut:
...
...
Sesungguhnya awal dikenalnya ganja oleh umat Islam adlaah pada akhir abad ke 6 H atau abad
ke 7 H, yaitu ketika bangsa Tatar dengan panglimanya bernama Jenghis Kan merambah
kewilayah Negara Islam.
Begitu juga Syaikh Muhammad Ali Husin Al-Maliki RA. Menyatakan bahwa marihuana belum
pernah dibahas oleh ulama-ulama mujtahidin pada masanya, dan belum pernah juga dibicarakan
oleh ulama-ulama salaf. Karena sesungguhnya ganja atau marihuana tersebut tidak dikenal pada
waktu itu. Tumbuhan ini baru dikenal dan tersebar pada akhir abad ke 6, yaitu pada masa
pendudukan bangsa Tatar. Hal ini diketahui dari pernyataan yang termuat dalam kitab Tahdziful
furuq sebagai berikut:

.
ketahuilah sesungguhnya tumbuh-tumbuhan yang dikenal dengan nama marihuana(ganja)
belum pernah dibahas oleh ulama-ulama mejtahidin, dan belum pernah juga dibicarakan oleh
ulama-ulama slaaf. Karena sesungguhnya ganja atau marihuana tersebut tidak ada pada zaman
mereka. Barang tersebut baru dikenal dan tersebar pada akhir abad ke 6, yaitu pada masa
pendudukan bangsa Tatar.
Sejak itulah ulama-ulama Islam mulai mendiskusikan dan memperdebatkan permasalahan
narkoba, baik dalam pengertianya, jenisnya, macam-macamnya serta segala sesuatu yang terkait
denganya. Dalam kenyataan al-Quran dan Al-Hadis tidak pernah membahas secara langsung
persoalan narkoba tersebut. Bahkan tidak pernah membahas jenis tumbuh-tumbuhan tertentu,
yang kemudian hari dinyatakan sebagai tumbuhan (tanaman) terlarang. Kini narkoba menjadi
permasalahan umat, yang menuntut para ulama untuk segera memberikan jawaban tentang
hukumnya yang pada kenyataanya barang tersebut memang memabukkan. Ini artinya antara
miras dan narkoba memiliki kesamaan sifat (illat), yaitu iskar atau sifat memabukkan.
b. Tinjauan hukum Islam terhadap Narkoba
Sekalipun narkoba memiliki kesamaan sifat iskar dengan miras, namun secara definitive
menunjukkan adanya perbedaan. Karena miras berupa zat cair sedangkan narkoba tidak. Dari
sini muncul pertanyaan apakah narkoba yang memiliki dasar kesamaan iskar dengan miras, juga
memiliki potensi muatan hukum yang sama? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, harus
diketahui dahulu sumber hukum yang dipergunakan di dalam hukum Islam yang sudah menjadi
kesepakatan para yuris (dalam hal ini ulama Syafiiyah), yaitu: al-Quran, al-Hadis, dan Qiyas.
Sebagaimana mereka telah sepakat bahwa dalil dalil tersebut adalah sebagai alat istidlal
(menetapkan dalil suatu peristiwa) juga telah sepakat tentang tertib atau jenjang dalam beristidlal
dari dalil-dalil tersebut.
Diatas telah dijelaskan bahwa baik al-Quran maupun Al-Hadis , tidak pernah menjelaskan
secara langsung persoalan narkoba. Begitu juga halnya dengan ijma, baik dari para sahabat nabi
maupun ulama mujtahid. Karena pada masa itu narkoba memang belum dikenal. Oleh karena itu
alternative terakhir dalam memutuskan hukumnya narkoba adalah melalui jalan qiyas.
Secara etimologis kata qiyas berarti qadara, artinya mengukur, membandingkan sesuatu dengan
yang semisalnya. Sedangkan menurut terminology hukum Islam, Al-Imam Al-Ghozali
mendefinisikan qiyas sebagai berikut:

.
Menanggungkan sesuatu yang diketahui kepada sesuatu yang diketahui dalam hal menetapkan
hukum pada keduanya disebabkan ada hal yang sama antara keduanya, dalam penetapan hukum
atau peniadaan hukum.
Karena sifat Iskar yang berpengaruh di dalam penggunaan narkoba sangat ditentukan oleh besar
kecilnya kadar yang dikonsumsi, maka hasil penetapan besar kecilnya muatan hukum narkoba
tersebut harus disesuaikan dengan qiyas yang dipergunakan. Apakah qiyas awlawi (yaitu qiyas
yang berlkunya hukum furu lebih kuat dari pemberlakuan hukum pada asal karena kekuatan illat
pada furu). Atau dengan menggunakan qiyas musawi (qiyas yang berlakunya hukum furu sama
keadaanya dengan berlakunya hukum asal karena kekuatanillatnya sama). Ataukah
menggunakan qiyas adwan (qiyas yang berlakunya hukum pada furu lebih lemah dibandingkan
dengan berlakunya hukum pada asal meskipun qiyas tersebut memenuhi persyaratan.
c. Pertimbangan hukum Islam terhadap Narkoba
Pada pasal miras menurut hukum Islam telah dijelaskan bahwa seperti epium dan sebagainya,
tidak diberlakukan hukuman had. Karena pada kenyataanya narkoba bukanlah miras. Untuk itu
diperlukan qiyas sebagai alat beristidlal. Dengan maksud untuk menentukan hukuman bagi
pelaku penyalahgunaan narkoba secara pasti dan adil. Oleh karena itu mekanisme penetapanya
diserahkan kepada yang berwewenang atau hakim. Kalau menurut pandangan hakim,
penyalahgunaan narkoba itu kadarnya di bawah standar miras, maka hakim menggunakan qiyas
adwan. Dan hukuman yang dijatuhkan , potensinya berada di bawah hukuman had. Akan tetapi
kalau penyalahgunaan narkoba itu sama kadarnya dengan miras, maka qiyas yang harus
dipergunakan adalah qiyas musawi. Dan hukuman yang ditetapkan dipersamakan dengan
hukuman had. Bergitu juga apabila penyalahgunaan narkoba itu kadarnya lebih besar dari pada
miras, maka yang dipergunakan adalah qiyas aulawi. Dan hukuman yang ditetapkan harus lebih
berat dari hukuman miras sesuai dengan muatan kadar narkoba yang dikonsumsi atau
disalahgunakan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sepanjang narkoba dipergunakan di jalan benar, maka
Islam masih memberikan toleransi. Artinya narkoba dalam hal-hal tertentu boleh dipergunakan,
khususnya pada kepentingan medis pada tingkat tingkat tertentu:
a. Pada tingkat darurat. Yaitu pada aktifitas pembedahan atau operasi besar, yakni operasi pada
organ-organ tubuh yang vital seperti hati, jantung, dan lain-lain. Yang apabila dilaksanakan
tanpa diadakan pembiusan total, kemungkinan besar si pasien akan mengalami kematian.
b. Pada tingkat kebutuhan atau hajat. Yaitu pada aktifitas pembedahan yang apabila tidak
menggunakan pembiusan, pasien akan merasakan sangat kesakitan, tetapi pada akhirnya akan
mengganggu jalanya pembedahan. Walaupun tidak sampai pada kekhawatiran matinya si pasien.
c. Tingkatan bukan darurat dan bukan hajat. Yaitu tingkatan pada aktifitas pembedahan ringan
yakni pembedahan paada organ tubuh yang apabila tidak dilakukan pembiusan, tidak apa-apa.
Seperti pencabutan gigi, kuku, dan sebagainya. Namun pasien akan merasakan kesakitan juga.


Setelah melalui proses diskusi dan perdebatan panjang, akhirnya para ulama sampai pada
kesepakatan bahwa narkoba adlaah haram, karena pada narkoba terdapat illat (sifat)
memabukkan sebagaimana pada khamer, sekalipun mekanisme hukumanya berbeda. Hal ini
selaras dengan pernyataan Ibnu Taimiyah yang berbunyi:
- -: "
"
Berkatalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah r.a. mengkonsumsi ganja hukumnya adalah haram,
bahkan termasuk sejelek-jelek perkara, baik sedikit maupun banyak, hanya saja mengkonsumsi
secara banyak hukumnya haram berdasarkan kesepakatan umat Islam.
Sejalan dengan itu Al-Imam Al-Qarafi juga berpendapat:


Tumbuh-tumbuhan yang terkenal dengan anam ganja yang dikonsumsi oleh orang-orang fasiq,
telah disepakati keharamanya oleh para ulama, yaitu penggunaan dengan kadar banyak sehingga
menghilangkan (berpengaruh) pada akal.
Ulama yang lain memberikan ulasan agak luas. Artinya tidak terbatas pada ganja saja. Mereka
sudah memasukkan opium , marihuana dan sebagainya. Sebagaimana Syekh Muhammad
Alauddin Al Hashkafi al-Hanafi, beliau mengatakan :
...
dan haram mengonsumsi ganja, marihuana dan epium , karena merusak akal dan
menghalangi ingatan (dzikir) pada Allah dan shalat.
Dari ulasan di atas bisa disimpulkan bahwa narkoba menurut Islam adalah:Segala sesuatu yang
memabukkan atau menghilangkan kesadaran, tetapi bukan minuman keras, baik berupa tanaman
maupun yang selainya. Selanjutnya istilah narkoba dalam terminology Islam disebut
mukhoddirot.
Hukum keharaman narkoba ditetapkan melalui jalan qiyas yang terdiri dari: qiyas aulawi, qiyas
musawi dan qiyas adwan. Adapun sangsi hukumnya, bagi pengguna narkoba sepenuhnya
menjadi wewenang hakim. Selain itu, Islam memandang narkoba merupakan barang yang sejak
awal sudah diharamkan. Oleh karenanya pada kebutuhan medis, penggunaan narkoba dianggap
tingkat darurat atau toleransi.

6. Kesimpulan
Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari tulisan ini, dirumuskan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam hal mendefinisikan miras (khamer),
sebagai berikut:
a. Imam Abu Hanifah
Menurut al Imam Abu Hanifah, khamer (miras) adalah : Minuman keras yang memabukkan
yang berasal dari perasaan anggur saja. Sedangkan yang terbuat dari selain anggur, dinamakan
nabidz. Oleh karena itu bagi peminumnya (nabidz) tidak dikenakan hukuman had.
b. Jumhur ulama (Syafii, Maliki, dan Ahmad)
Menurut mereka Khamer adalah:Nama (sebutan) dari setiap minuman yang memabukkan .
Oleh karenanya dari apapun minuman itu dibuat, asalkan memabukkan, maka minuman tersebut
layak dinamakan khamer. Bagi peminumnya dikenakan hukuman had.
c. Untuk memperoleh definisi yang kongkrit, dan sesuai dengan pendapat ulama Syafiiyah
sebagai panutan mayoritas masyarakat hukum di Indonesia, diadakan penggabungan kedua
definisi di atas. Sehingga khamer didefinisikan sebagai: Zat cair atau zat padat yang berasal dari
zat cair yang disajikan untuk minuman, yang apabila diminum akan memabukkan.
2. Dari definisi di atas (definisi miras), menunjukkan bahwa menurut pandangan Hukum Islam,
narkoba bukanlah miras (khamer). Hanya saja pada narkoba terdapat illat yang sama dengan
khamer. Illat tersebut adalah sifat iskar (memabukkan). Oleh karena itu bagi pelaku
penyalahgunaan narkoba tidak dikenakan hukuman had, melainkan dikenakan hukuman dengan
jalan qiyas terhadap miras. Yaitu:
a. Apabila penyidikannya menunjukkan illat yang lebih rendah (ringan) dari pada khamer, maka
yang dipakai adalah qiyas adwan. Dalam arti derajat hukuman pidananya harus di bawah
hukuman had.
b. Apabila penyidikanya menunjukkan illat yang sama dengan khamer, maka yang dipakai
adalah qiyas musawi. Dalam arti derajat hukumanya dipersamakan dengan hukuman had. Akan
tetapi apabila penyidikanya menunjukkan lebih berat dari pada khamer, maka yang dipakai
adalah qiyas aulawi. Artinya , derajat hukumanya lebih berat dari hukuman had. Sedangkan
muatan berat-ringanya (berat) hukuman sepenuhnya menjadi wewenang hakim.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mazid, Muhammad bin Muhammad Al Mukhtar bin, (t.th.), Ahkam al Jirohah al
Thibbiyah wa al Atsar al Mutarottabah alaiha, (Madinah: Al Jamiah al Islamiyah bin al Madinah
al Nabawiyah).
Al Alusi, (1994), Ruhu al Maani, juz 2, (Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah).
Al Bajuri, Ibrohim, (t.th.), Hasyiyah al Bajuri, (Indonesia: Dahlan).
Al Dahlawi, Ahmad bin Abdul Rahim, (1987), Al Fauzul Kabir Fi Ushuli al Tafsir, (Bairut: Dar
al Basyair al Islamiyah).
Al Ghifari, Abu, (2002), Generasi Narkoba, (Bandung: Al Mujahid).
Al Ghomrowi, Muhammad al Zuhri, (1923), Al Sirojol Wahhaj, (t.t: Musthofa al Babi al Halbi).
Al Jashshas, (1994), Ahkamu al-Quran, juz 1, (Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah).
Al Qarafi, (t.th.), Al Furuq, jilid 1, (Beirut: Darul Fikri).
Al Sadlan, Sholeh bin Ghonim, (2000), Bahaya Narkoba Mengancam Umat, (Jakarta: Darul
Haq).
Al Syatibi, Abi Ishaq, (t.th.), Al Muwafaqot, jilid 4, (Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyah).
Aris, Widodo Moch, (1996), Makalah Penyalahgunaan Obat Psikotropika (obat
terlarang),Dampaknya pada kesehatan, (t.tp)
Atmasasmita, Romli, (2003), Pemberantasan Terorisme dari Aspek Hukum Pidana Internasiona,
(Malang: Makalah Seminar Nasional dan Temu Alumni Mahasiswa Fakultas Hukum Unisma
Malang).
Bukhari, (1999), Shahih Bukhari, (Beirut: Dar Ibnu Katir al Yamamah).
Departemen Agama RI, (2001), Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve).
Departemen Agama RI, (1978), Al Quran dan Terjemahanya, (Jakarta: Bumi Restu).
Ismail, Anas Abu Daud, (1996), Dalilussailin, (t.tp: Al Mamlakatul Arabiyah).
Mansur, Ali Nasif, (1975), Al Taj, (Beirut: Daru al Fiar).
Muhammad, Ali Al Shabuni, (t.th.), Rowai al Bayan,juz 1, (t.tp: Daru al Fikr).
Muslim, (1999), Sohih Muslim,jilid 3, (Beirut: Daru Al Ihyaal Turats).
Sanusi, Ahmad Mushofa, (2002), Problem Narkotika Psikotropika dan HIV-AIDS, (Jakarta:
Zikrul Hakim).
Sartono, (1999), Racun dan keracunan, (Jakarta: Widya Medika).
Sudiro, Amsruhi, (2000), Islam melawan Narkoba, (Jogjakarta: Madani Pustaka).
Syarifudin, Amir, (1997), Ushul Fiqh,jilid 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu).
Taimiyah, Ibnu, (t.th.), Majmual Fatawa, jilid 34, (Beirut: Daru Al Ihyaal Turats).
Thohon, Ahmad bin Muhammad, (t.th.), Al Mukhoddirut Syarrun Mustatir.
Yahya, Mukhtar dkk, (1983), Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, (Bandung: Al
Maarif).
Jawa Pos, 18 April 2003.
Kompas, 29 Januari 2003.
Tempo, 27 Mei 2001.
Majalah Interview, 20 Januari 2001.
Undang-undang Nomor 5, Tahun1997 tentang Psikotropika.
Undang-undag Nomor 22, Tahun1997 tentang Narkoba.


http://suwandi-hbs.blogspot.com/2009/07/miras-dan-narkoba-dalam-hukum-islam.html

Anda mungkin juga menyukai