Anda di halaman 1dari 3

Fungsi: Kalorimeter bom merupakan alat untuk mengukur jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (pada

oksigen berlebih) oleh suatu senyawa. Pada tekanan konstan, panas yang dilepaskan sama dengan entalpi (Atkins, 1999). Prinsip: Sejumlah sampel diletakkan dalam tabung oksigen yang dibenamkan dalam medium penyerap kalor dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang terpasang dalam tabung (Anderson, 2009). Untuk mendapatkan kalor pembakaran dari suatu senyawa dengan kalorimeter bom ini, terlebih dahulu dilakukan standarisasi dengan asam benzoat untuk mengetahui energi ekuivalen dari kalorimeter tersebut. Menurut Walters (2013), semakin susah suatu sampel dibakar, maka kalor yang dilepaskan semakin kecil. Menurut Walters et al. (2012) semakin kecil panas yang dilepaskan oleh material pada saat terbakar menandakan bahwa material semakin susah untuk dibakar. Rumus dan Teori Pengujian kalor pembakaran ini berdasarkan buku Operating Instruction Manual Kalorimeter Bom model 1341 merk Parr. 5 gram sampel dalam bentuk serbuk yang kemudian di bentuk pelet untuk diuji dengan kalorimeter bom. Sebelum dilakukan pengujian, bejana pembakaran tempat sampel harus dibersihkan dengan gas oksigen sebanyak tiga kali lalu diisi gas oksigen juga dengan tekanan 20 atm. Kemudian bejana tersebut dimasukkan dalam alat kalorimeter bom dan dilakukan pembakaran. Sebelum dilakukan pembakaran dilakukan penstabilan suhu selama lima menit. Penstabilan ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kecapatan suhunya per menit (r1). Setelah lima menit dilakukan pembakaran sampai diperoleh suhu optimum. Setelah suhu optimum diperoleh, dilakukan penstabilan suhu selama lima menit juga untuk mengetahui kecepatan perubahan suhu per menit (r2) setelah pembakaran. Pada saat

pembakaran, pada setiap menitnya dilakukan pencatatan suhu, sehingga saat pembakaran didapatkan data suhu awal pembakaran (ta) pada menit a, suhu maksimum pembakaran (tc) pada menit c, dan 60% waktu pembakaran pada menit b. Setelah selesai pembakaran, bejana pembakaran dibilas dengan akuades, lalu akuades yang digunakan untuk membilas tersebut dilakukan titrasi dengan NaOH 0,05 N untuk faktor koreksi adanya gas nitrogen selama pembakaran yang telah menjadi HNO3. Volume NaOH yang dibutuhkan saat pembakaran langsung dikonversi ke dalam satuan kalori, dimana 1 mL nya sama dengan 1 cal/mL

selanjutnya hasil ini digunakakan sebagai faktor koreksi E1. Setelah pembakaran ditimbang juga massa sampel yang tersisa dan sisa kawat untuk koreksi kawat yang ikut terbakar. Massa kawat yang ikut terbakar dikonversi ke dalam satuan kalori, dimana 1 gram kawat sama dengan 1400 cal/g selanjutnya hasil ini digunakan sebagai faktor koreksi E3. Dari data-data tersebut kemudian dilakukan perhitungan kenaikkan suhu pada akuades karena terjadi pembakaran dengan persamaan 3.1. t = tc - ta - r1(b - a) - r2(c - b) ......................................... (3.1) Keterangan : a = waktu saat pembakaran5 menit (menit) b = 60% dari waktu pembakaran (menit) c = waktu pada saat akhir pembakaran (menit) ta = suhu saat menit kelima (oC) tc = suhu pada saat akhir pembakaran (oC) r1 = kecepatan perubahan suhu per menit pada 5 menit awal (oC/menit) r2 = kecepatan perubahan suhu per menit pada 5 menit setelah suhu pembakaran maksimum (oC/menit) t = kenaikkan suhu pada akuades (oC) Selanjutnya dilakukan perhitungan energi ekuivalen kalori meter bom dari bahan standar asam benzoat dengan menggunakan persamaan 3.2. W= .......................................................(3.2)

Keterangan : e1 = koreksi keberadaan nitrogen pada bom (cal) e3 = koreksi dari kawat yang ikut terbakar (cal) m = massa asam benzoat yang terbakar (gram) t = kenaikkan suhu pada akuades (oC)

H = kalor pembakaran asam benzoat (cal/g) W = energi akuivalen untuk kalorimeter bom (cal/oC) Sedangkan untuk menghitung kalor pembakaran sampel, digunakan persamaan 3.3. Hg = .........................................................(3.3)

Keterangan : e1 = koreksi keberadaan nitrogen pada bom (cal) e3 = koreksi dari kawat yang ikut terbakar (cal) m = massa sampel yang terbakar (cal) t = kenaikkan suhu pada akuades (oC) W = energi akuivalen untuk kalorimeter bom (cal/oC)

Hg = kalor pembakaran sampel (cal/g)

Gambar 3.3 Kalorimeter Bom

Anda mungkin juga menyukai