Anda di halaman 1dari 28

TINJAUAN PUSTAKA

SYOK ANAFILAKTIK
OLEH: PUTU PANGESTU CENDRA NATHA PEMBIMBING: dr. NYOMAN GEDE SASMARA ASTAWA, Sp.An

PENDAHULUAN

ana = jauh phylaxis =perlindungan Portier dan Richet (1902) vaksinasi anemon laut untuk kedua kalinya pada seekor anjing mendadak mati Anafilaksis reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya reaksi Hipersensivitas Tipe I paling sering disebabkan oleh makanan, obat-obatan, sengatan serangga, dan lateks gejala awal cenderung ringan, akan tetapi pada akhirnya bisa menyebabkan kematian Identifikasi awal, menegakkan diagnosis serta penatalaksanaan cepat, tepat, dan adekuat mencegah keadaan yang lebih berbahaya.

TINJAUAN PUSTAKA

SYOK

Sindroma klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan Perfusi jaringan tergantung pada: curah jantung, volume darah, dan pembuluh darah Jika salah satu kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi SYOK

KLASIFIKASI SYOK
HIPOVOLEMIK KARDIOGENIK NEUROGENIK DISTRIBUTIF
Perdarahan Kehilangan cairan dan elektrolit

Disfungsi miokardium Pengisian ventrikel yang tidak adekuat Curah jantung yang tidak adekuat
Cedera medula spinalis

Syok septik

Syok anafilaktik

SYOK ANAFILAKTIK

Anafilaksis: reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat menyebabkan kematian, terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh alergen atau pencetus lainnya termasuk ke dalam reaksi Hipersensivitas Tipe I menurut klasifikasi Gell dan Coombs harus dibedakan dengan reaksi anafilaktoid; memiliki gejala, terapi, dan risiko kematian yang sama tetapi degranulasi sel mast atau basofil terjadi tanpa keterlibatan atau mediasi dari IgE Syok anafilaktik: salah satu manifestasi klinis dari anafilaksis dan merupakan bagian dari syok distributif yang ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi darah

EPIDEMIOLOGI

Amerika Serikat: 10 dari 1000 orang mengalami reaksi anafilaksis tiap tahunnya rata-rata reaksi anafilaksis: akibat makanan 0,0004%, penisilin 0,7-10%, media radiokontras 0,22-1%, dan gigitan serangga 0,5-5% setiap 1 dari 3000 pasien rumah sakit di USA mengalami reaksi anafilaksis, dengan resiko mengalami kematian sebesar 1% dapat terjadi pada semua ras Perempuan >>> laki-laki anak-anak-Dewasa muda >>> bayi-orang tua

EPIDEMIOLOGI
1453-1503 KEMATIAN AKIBAT SYOK/REAKSI ANAFILAKSIS

40-100 100 400 900 3 Media radiokontras Penisilin Makanan Getah Lateks

FAKTOR PREDISPOSISI DAN ETIOLOGI

Atopi 53% pasien anafilaksis memiliki riwayat penyakit atopi Cara dan waktu pemberian obat Oral: lebih sedikit kemungkinannya menimbulkan reaksi, kalaupun ada biasanya tidak berat lama interval pajanan terhadap antigen semakin lama interval pajanan pertama dan kedua, semakin kecil kemungkinan menimbulkan reaksi Asma faktor resiko yang berakibat fatal Lebih dari 90% kematian karena anafilaksis makanan terjadi pada pasien asma Penundaan pemberian adrenalin juga merupakan

Mekanisme dan Obat Pencetus Anafilaksis


Anafilaksis (melalui IgE)
Antibiotik (penisilin, sefalosporin) Ekstrak alergen (tawon, polen) Obat (glukokortikoid, thiopental, suksinilkolin) Enzim (kemopapain, tripsin)

Serum heterolog (antitoksin tetanus, globulin antilimfosit)


Protein manusia (insulin, vasopresin, serum)

Anafilaktoid (tidak melalui IgE)


Zat pelepas histamin secara langsung Obat (opiat, vankomisin, kurare) Cairan hipertonik (media radiokontras, manitol) Obat lain (dekstran, fluoresens) Aktivasi komplemen Protein manusia (imunoglobulin dan produk darah lainnya)

Bahan dialisis
Modulasi metabolisme asam arakidonat Asam asetilsalisilat NSAIDs
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-5, Jilid 1, Balai Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

PATOFISIOLOGI

Anafilaksis hipersensitivitas tipe I (immediate type reaction) oleh Coombs dan Gell (1963), timbul segera setelah tubuh terpajan dengan alergen interaksi antara antigen dengan IgE pada sel mast, yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator inflamasi Reaksi ini terjadi melalui 2 fase:
Fase sensitasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya dengan reseptor spesifik pada permukaan sel mast dan basofil. Fase aktivasi yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang sama dan sel mast melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi

Tekanan Darah Aliran Darah Balik (Venous Return) Maldistribusi Volume Sirkulasi Pelebaran Pembuluh Darah

Tekanan Perfusi

Hipoksi a Jaringa n

MANIFESTASI KLINIS ANAFILAKSIS

Anafilaksis kombinasi berbagai gejala yang bisa muncul beberapa detik, menit, sampai beberapa jam setelah terpapar alergen sangat bervariasi, dari ringan, sedang, sampai berat akibat berbagai macam mediator yang dilepaskan dari sel mastosit jaringan dan basofil yang memiliki sensitivitas yang berbeda pada setiap organ yang dipengaruhinya

Gejala dan Tanda Anafilaksis Berdasarkan Organ Sasaran


Sistem Umum Prodromal

Gejala dan Tanda Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan, rasa tak enak di dada dan perut, rasa gatal di hidung dan palatum

Pernapasan Hidung Laring Lidah Bronkus

Hidung gatal, bersin, tersumbat Rasa tercekik, suara serak, sesak nafas, stridor, edema, spasme. Edema Batuk, sesak, mengi, spasme Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardi, hipotensi sampai syok, aritmia . Kelainan EKG: gelombang T datar, terbalik, atau tandatanda infark miokard. Disfagia, mual, muntah, kolik dan diare yang kadang disertai darah, peristaltik usus meninggi

Kardiovaskular

Gastrointestinal

Kulit Mata
Susunan Saraf Pusat

Urtika, angioedema di bibir, muka, ekstremitas Gatal, lakrimasi


Gelisah, kejang
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-5, Jilid 1, Balai Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FK UI, Jakarta.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

membantu menentukan diagnosis, memantau keadaan awal, dan beberapa pemeriksaan digunakan untuk memonitor hasil pengobatan serta mendeteksi komplikasi lanjut Hitung eosinofil darah tepi IgE total RAST (radio-immunosorbent test) ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay test) uji cukit (prick test), uji gores (scratch test)

DIAGNOSIS

Diaganosis anafikasis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Anamnesis: dicari apakah pasien mendapatkan zat penyebab anafilaksis seperti injeksi, minum obat, disengat hewan, atau setelah makan sesuatu Pemeriksaan fisik: salah satu dari 3 kriteria

DIAGNOSIS
1.Onset yang akut (dari beberapa menit sampai beberapa jam) disertai dengan gejala-gejala yang terjadi pada kulit, jaringan mukosa, atau keduanya (urtikaria, pruritus, edema pada bibir-lidah-uvula). Dan minimal satu dari gejala yang berikut ini : a. Gangguan pada sistem respirasi (sesak, wheeze-bronchospasm, stridor). b. Penurunan tekanan darah atau gejala yang berhubungan dengan end-organ dysfunction (hipotonia, syncope, incontinence).

DIAGNOSIS
2. Dua atau lebih gejala berikut ini yang terjadi secara cepat setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut ( beberapa menit sampai beberapa jam): a. Gangguan pada kulit dan jaringan mukosa. b. Gangguan pada sistem respirasi. c. Penurunan tekanan darah atau gejala lainnya yang berkaitan. d. Gangguan pada sistem pencernaan yang terjadi secara persisten

DIAGNOSIS
3. Penurunan tekanan darah setelah terpapar alergen yang spesifik pada pasien tersebut (beberapa menit sampai beberapa jam): a. Bayi dan anak-anak: tekanan darah sistolik yang rendah (tergantung umur) atau penurunan darah sistolik lebih dari 30%. b. Orang dewasa: tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmhg atau penurunan darah sistolik lebih dari 30% dari tekanan darah awal

DIAGNOSIS BANDING
Reaksi

vasovagal Infark miokard akut Reaksi hipoglikemik Sindrom karsinoid Chinese restaurant syndrome Asma bronkiale Rhinitis alergika

PENATALAKSANAAN

penatalaksanaan pada dasarnya ditujukan untuk mengembalikan sirkulasi yang adekuat dan memberikan ventilasi yang bagus
Tindakan

segera Obat-obatan Pencegahan

PENATALAKSANAAN

Tindakan segera:
Identifikasi

& hentikan kontak dengan alergen Baringkan pada alas yg keras dengan kaki lebih tinggi A, B, C : tripel airways manuver, pemberian O2 100% untuk oksigenasi darurat dan pemasangan IV line u/ resusitasi cairan & menyediakan akses vena.

PENATALAKSANAAN

Obat-obatan
Obat pilihan pertama adrenalin i.m 0,5 ml larutan 1:1000 (0,3-0,5 mg) untuk orang dewasa dan 0,01 ml/kg BB untuk anak, dapat diulang beberapa kali tiap 5-15 menit, sampai tekanan darah dan nadi menunjukkan perbaikan Pengobatan tambahan: antihistamin i.v (simetidin 300 mg, ranitidin 150 mg, dipenhidramin 50 mg ), kortikosteroid i.v (Metilprednisolon 125 mg, deksametason 2-6 mg/kg BB), dan bronkodilator (aminofilin i.v 4-7 mg/Kg BB, salbutamol 0,25 cc-0,5 cc dalam 2-4 ml NaCl 0,99% diberikan melalui nebulisasi)

PENATALAKSANAAN

Pencegahan:
anamnesis

riwayat alergi penderita dengan

cermat riwayat penyakit asma, riwayat alergi terhadap banyak obat skin test encerkan obat bila pemberian dengan jalur subkutan, intradermal, intramuskular, ataupun intravena dan observasi selama pemberian
harus benar-benar atas indikasi yang kuat dan tepat
KIE

penderita untuk menghindari alergen Desensitisasi

PROGNOSIS

Dengan penanganan yang cepat, tepat, dan sesuai dengan kaedah kegawatdaruratan anafilaksis jarang menyebabkan kematian dapat kambuh bila terpajan oleh pencetus yang sama beberapa faktor yang mempengaruhi prognosis dari reaksi anafilaksis yang akan menentukan tingkat keparahan: umur, tipe alergen, atopi, penyakit kardiovaskular, penyakit paru obstruktif kronis, asma, keseimbangan asam basa dan elektrolit, obatobatan yang dikonsumsi seperti -blocker dan ACE Inhibitor, serta interval waktu dari mulai terpajan oleh alergen sampai penanganan reaksi

KESIMPULAN

Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik yang berat dapat disebabkan oleh, makanan, lateks, obatobatan, sengatan serangga, dll dapat mengancam nyawa, karena reaksi tersebut timbul secara mendadak dan tidak dapat diprediksi sebelumnya Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinis dari anafilaksis dan merupakan bagian dari syok distributif yang ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi darah

KESIMPULAN

Penatalaksanaan syok anfilaktik harus cepat dan tepat mulai dari hentikan allergen; baringkan penderita dengan kaki diangkat lebih tinggi dari kepala; penilaian A, B, C; pemberian adrenalin dan obat-obat yang lain sesuai dosis; monitoring keadaan hemodinamik penderita bila perlu berikan terapi cairan, observasi keadaan penderita bila perlu rujuk ke rumah sakit Pencegahan merupakan langkah terpenting dalam penetalaksanaan syok anafilaktik terutama yang disebabkan oleh obat-obatan Apabila ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan kaedah kegawatdaruratan, reaksi anafilaksis jarang menyebabkan kematian

Anda mungkin juga menyukai

  • Obesitas TK
    Obesitas TK
    Dokumen31 halaman
    Obesitas TK
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Textbook Reading Imuno
    Textbook Reading Imuno
    Dokumen11 halaman
    Textbook Reading Imuno
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • JR Geriatri Aditto
    JR Geriatri Aditto
    Dokumen29 halaman
    JR Geriatri Aditto
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Obesitas
    Obesitas
    Dokumen29 halaman
    Obesitas
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Bagan Kerangka Pikir
    Bagan Kerangka Pikir
    Dokumen1 halaman
    Bagan Kerangka Pikir
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Imun
    Jurnal Imun
    Dokumen16 halaman
    Jurnal Imun
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Hipokalemia
    Hipokalemia
    Dokumen10 halaman
    Hipokalemia
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Artikel Jangan Sepelekan Ppok
    Artikel Jangan Sepelekan Ppok
    Dokumen3 halaman
    Artikel Jangan Sepelekan Ppok
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen17 halaman
    Chapter II
    Safira T L
    Belum ada peringkat
  • Endometriosis
    Endometriosis
    Dokumen22 halaman
    Endometriosis
    Pangestu Cendra Natha
    0% (1)
  • Portofolio (Kasus Anemia Def Besi) Gus Aditya
    Portofolio (Kasus Anemia Def Besi) Gus Aditya
    Dokumen1 halaman
    Portofolio (Kasus Anemia Def Besi) Gus Aditya
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Merokok Dan Penyakit Jantung
    Merokok Dan Penyakit Jantung
    Dokumen3 halaman
    Merokok Dan Penyakit Jantung
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Heart Failure
    Heart Failure
    Dokumen19 halaman
    Heart Failure
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • ESMR
    ESMR
    Dokumen2 halaman
    ESMR
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Dss
    Dss
    Dokumen24 halaman
    Dss
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Heart Failure
    Heart Failure
    Dokumen19 halaman
    Heart Failure
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Pengumuman Beasiswa
    Pengumuman Beasiswa
    Dokumen10 halaman
    Pengumuman Beasiswa
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Heart Failure
    Heart Failure
    Dokumen19 halaman
    Heart Failure
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen7 halaman
    Malaria
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Garis Dan Sudut Niki
    Garis Dan Sudut Niki
    Dokumen7 halaman
    Garis Dan Sudut Niki
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Acara Pamikukuh Prajuru Banjar
    Acara Pamikukuh Prajuru Banjar
    Dokumen4 halaman
    Acara Pamikukuh Prajuru Banjar
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Men Sugih Teken Men Tiwas
    Men Sugih Teken Men Tiwas
    Dokumen2 halaman
    Men Sugih Teken Men Tiwas
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Bhuwana Agung
    Bhuwana Agung
    Dokumen15 halaman
    Bhuwana Agung
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Shock Anafilaktik Pang2
    Shock Anafilaktik Pang2
    Dokumen21 halaman
    Shock Anafilaktik Pang2
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • KOPERASI1
    KOPERASI1
    Dokumen21 halaman
    KOPERASI1
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Geriatri Impairment Hearing
    Geriatri Impairment Hearing
    Dokumen15 halaman
    Geriatri Impairment Hearing
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Pang2 Jadi
    Jurnal Pang2 Jadi
    Dokumen11 halaman
    Jurnal Pang2 Jadi
    Pangestu Cendra Natha
    Belum ada peringkat