1HA inhi'itor( !eta 'locker cukup e0ekti0 menurunkan aktivitas sistem sara0 simpatis,
gejala, dan mortalitas penderita gagal jantung. Harvedilol dan metoprolol terbukti
menurunkan mortalitas. DigoEin menghambat ;a
J
K
J
/1=Pase pada membrane sel miokard
dan digunakan bertahun/tahun untuk mengontrol respon ventrikel pada kasus atrial
0ibrilasi. DigoEin dihindari sebagai monoterapi pada gagal jantung. :evelnya di dalam
tubuh harus dimonitor, terutama pada penderita tua dan memiliki insu0isiensi renal.
DigoEin tidak terbukti menurunkan mortalitas, sehingga ada kecenderungan tidak
memberikannya pada penderita dengan irama sinus. Spironolakton terbukti menurunkan
mortalitas pada penderita gagal jantung kelas III dan IC sebanyak *(-, namun
penggunaannya harus dihindari pada penderita dengan kadar kreatinin serum F ',5 mg7d:
atau kadar kalium F5 mAK7:.
1spek penanganan yang penting lainnya antara lain, program
terapi saat penderita pulang dari rawat inap. Program ini disusun dengan kesepakatan
antara dokter dan penderita, yang terdiri dari pemberian obat golongan penghambat 1HA
dan 'eta 'locker, edukasi mengenai diet, aktivitas 0isik, kepatuhan minum obat,
monitoring berat badan, dan berhenti merokok.
*,2,3,*,,
%.% Ane'ia
%.%.1 De+inisi
1nemia adalah keadaan dimana massa eritrosit dan7atau massa hemoglobin yang beredar
tidak dapat memenuhi 0ungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara
laboratorik dijabarkan sebagai penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung
eritrosit dan hematokrit "packed red cell&.
5
%.%.% Krieria -an Dera)a Ane'ia
>erdasarkan #$% tahun 3+), cut o00 point yang dipakai untuk anemia adalah sebagai
berikut
5
.
:aki/:aki Dewasa . hemoglobin 9*g7d:
Perempuan Dewasa tak hamil . hemoglobin 9'g7d:
Perempuan hamil . hemoglobin 9 g7d:
Klasi0ikasi derajat anemia yang umum dipakai adalah sebagai berikut
5
.
. 4ingan Sekali . $b(g7d: B cut o00 point
'. 4ingan . $b )g7d: B 3,3g7d:
*. Sedang . $b +g7d: /2,3g7d:
,. >erat . $b 9+g7d:
'
%.%.( Ane'ia Pa-a Ga#al Jan&n#
Prevalensi anemia pada pasien gagal jantung sangat bervariasi dari ,- hingga +-.
Cariasi ini diperkirakan disebabkan oleh tidak konsistennya de0inisi yang dipakai untuk
anemia pada masing/masing laporan. Prevalensi anemia meningkat pada populasi dengan
kondisi komorbid seperti penyakit ginjal kronis, umur tua, dan beratnya gejala. Pada pasien
dengan gagal jantung kongesti0 dan 0raksi ejeksi yang menurun, beberapa laporan
menunjukkan tingginya prevalensi anemia pada kelompok ini.
+
Karakteristik klinis yang meningkatkan risiko tejadinya anemia pada pasien gagal
jantung kongesti0 yaitu umur tua, wanita, penyakit ginjal kronis, turunnya massa tubuh,
penggunaan 1HA/I, peningkatan tekanan vena jugularis, dan edema tungkai bawah.
1nemia oleh sebab kekurangan besi terjadi pada 9*(- pada pasien dengan gagal jantung
kongesti0, jadi mayoritas pasien yang terobservasi adalah anemia normositik, sering
diklasi0ikasikan dengan anemia oleh sebab penyakit kronis. Gagal ginjal kronis merupakan
0aktor komorbid yang sering pada pasien gagal jantung dan merupakan prediktor
independen yang kuat terhadap kejadian anemia. Astimasi prevalensi populasi gagal
jantung dengan penyakit ginjal kronis "glumerular filtration rate "G<4& 9+( m:7menit&
adalah '(-/,(-. Pasien dengan penurunan masa tubuh dilaporkan memiliki peningkatan
risiko terjadinya anemia, berhubungan dengan kondisi kaheksia. =erjadi peningkatan level
sitokin proin0lamasi pada serum pasien kaheksia. Sitokin proin0lamasi yang bertanggung
jawab disini yaitu tumor necrosis factor a "=;</a&, interleukin/ dan interleukin + akan
mengganggu proses eritropoiesis, menurunkan produksi eritropoietin di ginjal, supresi
aktivitas eritropoietin terhadap prekursor sel darah merah di dalam sumsum tulang, dan
penurunan 'ioavaila'ility cadangan besi untuk sintesis hemoglobin.
5,+
Sistem renin/angiotensin/aldosteron "411S& memiliki peranan dalam regulasi
volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan sinyal angiotensin II pada ginjal
merubah tekanan oksigen, kunci utama pada sekresi eritropoietin. Penurunan tekanan
oksigen 0ibroblast peritubular pada korteks renal berasosiasi dengan peningkatan
konsentrasi radikal bebas intraselular, dimana kemudian akan mengaktivasi hypo&ia
induci'le factor"- "$I</& dan ekspresi gen eritropoietin. 1ngiotensi II meningkatkan
sekresi eritropoietin dengan menurunkan aliran darah renal dan meningkatkan reabsorbsi
tubulus proksimal. Pada pasien dengan gagal jantung kongesti0, dilaporkan terjadi
peningkatan yang moderate level eritropoietin. Penghambatan sistem renin/angiotensin
dengan 1HA/I atau angiotensin receptor 'locker "14>& berasosiasi dengan penurunan
produksi eritropoietin dan penurunan kadar hemoglobin.
+
*
1nemia sering dihubungkan dengan gejala dan tanda kongesti. Diduga ekspansi
volume plasma berkontribusi terhadap terjadinya anemia pada gagal jantung kongesti0
melalui mekanisme hemodilusi. Pasien dengan hemodilusi secara klinis sama dengan
pasien dengan penurunan volume sel darah merah namun risiko mortalitas lebih tinggi
selama follow up. !ekanisme terjadinya anemia pada gagal jantung dijelaskan dalam
gambar ' dibawah ini.
+
Gambar '. !ekanisme terjadinya anemia pada gagal jantung.
+
(. METODE PENELITIAN
(.1 Ga'2ar Keran#"a Konse,
Ga'2ar (.1. Keran#"a Konse, Peneliian
,
Gagal Dantung Kongesti0
1nemia
6mur Penderita
Denis Kelamin
Penderita
Derajat anemia Kelas 0ungsional ;@$1 Serum Kreatinin
<aktor Komorbid
LM
'
pK
n N
d
'
Dalam Gambar *. menggambarkan kerangka konsep dari penelitian ini. @ang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah prevalensi anemia dengan gagal jantung kongesti0 dengan
karakteristik pasien berupa umur, jenis kelamin, derajat anemia, kelas 0ungsional ;@$1,
serum kreatinin, dan 0aktor komorbid yang menyertai.
(.% Te',a -an 3a"& Peneliian
Penelitian ini akan dilakukan di >agian7S!< kardiovascular 4S6P Sanglah Denpasar
dengan menggunakan data sekunder "rekam medis pasien& selama tahun '('/'(*.
(.( Ran4an#an Peneliian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskripti0 kuantitati0 dengan pendekatan
cross sectional(
(.* Po,&lasi Peneliian
Populasi penelitian ini adalah pasien/pasien yang masuk 6GD 4S6P Sanglah Denpasar
dengan diagnosis primer gagal jantung kongesti0 disertai anemia selama periode tahun
'('/'(*.
(.. Sa',el Peneliian
(...1 !esar Sa',el
>esar sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus .
Pada penghitungan sampel ini dikehendaki tingkat kepercayaan 35- dan ketepatan absolut
yang diinginkan sebesar (-. Proporsi yang dicari sebelumnya tidak diketahui, maka
dipergunakan nilai p adalah (,5(, LM N ,3+, d N (-
Dadi berdasarkan rumus diatas dapat dihitung
n N ",3+
'
& E (,5( E "/(,5(& N 3+, dimana KN "/p&
"(,(&
'
Keterangan .
n N >esar sampel
LM N ;ilai L untuk M tertentu "LMN ,3+&
p N Proporsi populasi sebelumnya tidak diketahui "(,5&
5
K N /p N /(,5 N (,5
d N Ketepatan absolut yang dipakai "(,&
(...% 5ara Pen#a'2ilan Sa',el
Sampel diambil secara acak sederhana dari data sekunder yaitu rekam medis pasien yang
teregistrasi dengan diagnosis primer gagal jantung kongesti0 disertai anemia di 6GD
4S6P Sanglah periode tahun '('/'(*.
(./ Varia2el Peneliian
. Gagal jantung kongesti0
'. 1nemia
*. 6mur
,. Denis kelamin
5. Derajat anemia
+. Kelas <ungsional ;@$1
2. Serum kreatinin
). <aktor komorbid
(.1 De+inisi O,erasional Varia2el
. Gagal jantung kongesti0 adalah diagnosis kerja yang terdapat pada rekam medis
penderita yang masuk melalui 6GD 4S6P Sanglah Denpasar yang telah
dinilai7dilakukan assessment melalui suatu rangkaian anamnesis riwayat penyakit,
pemeriksaan 0isik yang mendukung dan pemeriksaan penunjang.
'. 1nemia dinilai berdasarkan kadar hemoglobin pada saat pemeriksaan darah dilakukan di
6GD 4S6P Sanglah Denpasar. Dikatakan anemia jika kadar hemoglobin 9* g7d:
pada laki/laki dan 'g7d: pada perempuan.
*. 6mur adalah waktu hidup yang ditentukan berdasarkan perbedaan tahun lahir penderita
dengan tahun sekarang atau data sekunder dari rekam medis atau K=P yang masih
berlaku.
,. Denis kelamin adalah gambaran gender yang tercatat pada rekam medis atau K=P yang
masih berlaku.
5. Derajat anemia adalah strati0ikasi anemia berdasarkan kadar hemoglobin dan beratnya
gejala yang muncul. Dibagi menjadi , yaitu ringan sekali "$b(g7d: B cut off point&,
ringan "$b )g7d: B 3,3g7d:&, sedang "$b +g7d: /2,3g7d:&, berat "$b 9+g7d:&
+
+. Kelas 0ungsional ;@$1 yaitu. Kelas I jika tidak ada gejala saat istirahat dan melakukan
aktivitas biasaO Kelas II jika terdapat gejala saat melakukan aktivitas normal, sedikit
terbatas pada aktivitas 0isikO Kelas III jika terdapat gejala pada saat melakukan aktivitas
lebih rendah dari biasanya, sangat terbatas pada aktivitas 0isikO Kelas IC jika terdapat
gejala saat istirahat.
2. Serum kreatinin dilihat dari hasil pemeriksaan serologi terhadap pasien pada saat masuk
6GD. 4entang normal kadar serum kreatinin ialah (,2/,* mg7d: pada laki/laki dan
(,+/,mg7d: pada perempuan.
). <aktor komorbid adalah penyakit atau kondisi tertentu yang menyertai diagnosis atau
assessment gagal jantung kongesti0. =ermasuk di dalamnya antara lain, in0ark dan atau
iskemik miokard baik lama maupun baru, atrial 0ibrilasi, penyakit katup jantung,
kardiomiopati, penyakit serebrovaskular, diabetes mellitus, gagal ginjal kronik,
hipertensi, dislipidemia, dan penyakit paru obstrukti0 kronik.
(.6 5ara -an Ala Pen#&',&lan Daa
Data dikumpulkan dengan cara mengobservasi hasil pencatatan data sekunder dari rekam
medis pasien. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang berisi
pertanyaan/pertanyaan mengenai data demogra0i pasien dan 0aktor komorbid, serta hasil/
hasil pemeriksaan yang tertera didalamnya.
(.7 Analisis Daa
Data yang terkumpul dianalisa secara deskripti0 kuantitati0 kemudian diolah dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS untuk windows versi +.( data tersebut disajikan
dalam bentuk tabel yang disajikan berdasarkan variabel/variabel yang diteliti.
(.18 Ja-9al Peneliian
Kegiatan penelitian meliputi.
a. Persiapan berupa pembuatan proposal.
b. Pengumpulan data, yaitu berupa pengumpulan data sekunder "status rekam medis&
pasien/pasien yang datang ke 6GD 4S6P Sanglah Denpasar selama tahun '('/'(*.
c. Pengolahan data.
2
d. Penulisan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
. $atma, 4D. Sosial Determinan Dan <aktor 4isiko Kardiovaskular. Data dan
In0ormasi Kesehatan Kementrian Kesehatan 4I. '('
'. 4ilantono :I. Penyakit Kardiovaskular. >adan Penerbit <akultas Kedokteran
6niversitas Indonesia. '('.
*. !ann :D. Patophysiology o0 $eart <ailure. *n >onow 4%, !ann :D, Lipes DP, et
al "eds&. >raunwaldPs $eart Disease 1 =eEtbook o0 Hardiovascular !edicine. 3
th
ed. Philadelphia, Alsevier Saunders, '(', pp ,)2/5(*.
,. Sanche8 =D et all. Prognostic Calue o0 Discharge $emoglobin :evel in Patients
$opitali8ed 0or acute $eart <ailure.4evAspHardiol. '((+O53"'&.'2+/)'
5. Kuule DK, et all. 1naemia among patients with congestive cardiac 0ailure in
6ganda/its impact on treatment outcomes. 10rican !edical Dournal. '((3O 33.)2+/
))(
+. =ang @D and Kat8 SD. 1nemia in Hhronic $eart <ailure. Prevalence, Atiology,
Hlinical Horrelates, and =reatment %utcome. Hiculation. '((+O'.',5,/',+
2. !c!urray et al. ASH Guidelines 0or =he Diagnosis and =he =reatment o0 1cute
and Hhronic $eart <ailure '('. Auropean $eart Dournal. '('.**.2)2/),2.
)
). Howie !4, #ood D1, Hoats 1DS, et al. Incidence and 1etiology o0 $eart <ailure.
Auropean $eart Dournal. 333.'(.,'/,').
3. :ip G@$, Gibbs H4, >eevers DG. 1>H heart 0ailure. 1etiology. >!D
'(((O*('.(,/2
(. 4odehe00er 4. Hardiomyopathies in the adult "dilated, hypertrophic, and
restrictive&. In. Dec G#, editor. $eart <ailure a Homprehensive Guide to
Diagnosis and =reatment. ;ew @ork. !arcel DekkerO'((5.p*2/5+.
. Senni !, et all. Hongestive $eart <ailure In =he Hommunity =rends In Incidence
and Survival in (/year Period. 1rch Intern !ed. 333O53.'3/*,
'. #atson 4DS, Gibbs H4, :ip G@$. 1>H o0 $eart <ailure. clinical 0eatures and
complications. >!D. '(((O*'(.'*+/3
*. ;ieminen !S. Guideline %n =he Diagnosis 1nd =reatment o0 1cute $eart <ailure.
Auropean $eart Dournal. '((5
,. Dessup !, et all. '((3 <ocused 6pdate. 1HH<71$1 Guidelines 0or the Diagnosis
and !anagement o0 $eart <ailure in 1dults. Hirculation. '((3O3.322/'(+.
5. >akta, I!. $ematologi Dasar. In >akta, I!. $ematologi Klinik 4ingkas. Penerbit
>uku Kedokteran AGH. '((*.pp /2
3