BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi mahasiswa FMIPA yang telah menempuh minimal 110 SKS berarti
dapat mengambil mata kuliah wajib yaitu Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM).KKM
ini dapat dilakukan dalam dua pola, yaitu KKM pola kerja praktek dan KKM pola
pengabdian kepada masyarakat (PKM).
KKM pola kerja praktek merupakan aktivitas mahasiswa pada suatu
instansi yang dilakukan di instansi pemerintah maupun instansi swasta.KKM pola
kerja praktek sangat bermanfaat untuk melatih dan meningkatkan keterampilan
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada dunia kerja terutama yang
berkaitan dengan ilmu matematika.Kerja praktek yang dilakukan penulis
dilakukan dikantor PT. JAMSOSTEK Cabang Kalimantan Barat.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha
untuk memberikan pelayanan yang terbaik.Pelayanan yang terbaik tersebut
diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak
dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian, dampak
pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi organisasi,
karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat
akan sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka
panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan instansi/perusahaan.
Seperti antrian klaim di kantor PT. JAMSOSTEK Cabang Kalimantan
Barat merupakan satu-satunya tempat mengajukan klaim di kota pontianak,
dimana setiap harinya begitu banyak anggota yang mengkliam sehingga
terjadinya antrian di kantor tersebut. Berdasarkan hal tersebut, mendorong penulis
untuk membuat laporan dengan judul Optimalisasi Pelayanan di Kantor
Jamsostek Dengan Menggunakan Teori Antrian.
1
2
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang diangkat dalam penulisan
laporan ini adalah bagaimana cara untuk meningkatkan pelayanan agar dapat
meminimalkan waktu ratarata anggotaJAMSOSTEK Cabang Kalimantan
Baratmenunggu dalam antrian dan sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian
yang terlalu lama.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah
untukmengetahuicarapelayanan yang diberikan kepada anggota JAMSOSTEK
Cabang Kalimantan Barat agar dapat meminimalkan waktu ratarata anggota
JAMSOSTEK Cabang Kalimantan Barat yang mengantri untuk dilayani.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan dari laporan ini adalah untuk :
1. Sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan
berpikir, sebagai bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
tentang pengaruh Antrian terhadappelayanan.
2. Bagi PT. JAMSOSTEK Cabang Kalimantan Barat penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan dalam menambah atau mengurangi jumlah
karyawan dan meningkatkan pelayanan jasa terhadap anggota
JAMSOSTEK Cabang Kalimantan Barat.
1.5. Metodologi
KKM pola kerja praktek ini dilakukan dengan melakukan :
1. Studi Literatur
Studi literatur yaitu mencari teori-teori pendukung yang telah ada
mengenai optimalisasi pelayanan dan antrian.Selanjutnya dari teori-teori
3
pendukung tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menganalisis data.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data laporan klaim yang terjadi pada
Agustus.
3. Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Teori Antrian(Riset
Operasi).
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. SejarahPerusahaan
2.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) dimulai dari UU No.33/1947
dan UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh,
PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964
tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU
No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses
lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.Setelah mengalami
kemajuan dan perkembangan baik menyangkut landasan hukum, bentuk
perlindungan maupun cara penyelenggaraan dankeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial
tenaga kerja (ASTEK) yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta
dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977
tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang akibat risiko sosial.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative
Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek
(Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program antara lain:
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
2. Jaminan Kematian (JKM)
4
5
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
4. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak
hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif
dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat
dan perkembangan masa depan bangsa.
2.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi lembaga jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul
dalam pelayanan dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh
peserta dan keluarganya.
2. Misi
Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang
memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra
terpercaya bagi:
a. Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga
kerja dan keluarga,
b. Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan
produktivitas dan
c. Negara: Berperan serta dalam pembangunan.
2.1.3. Filosofi Jamsostek
a. JAMSOSTEK dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk
mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak
tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit,
kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia.
Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan
dari belas kasihan orang lain.
6
b. Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program
JAMSOSTEK dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda
membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang
berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.
2.2. Teori Antrian
Teori Antrian atau sering disebut sebagai waiting line theory, atau queuing
theory diketemukan dan dikembangkan oleh ahli matematika dan Insinyur
berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. A.K Erlang
mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari
fasilitas telephone switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang
ada. Antrian yang panjang sering kaliditemukan, baik disukai atau tidak ini adalah
bagian dari kehidupan sehari-hari yang diharapkan hanyalah agar
ketidaknyamanan ini dapat dikurangi.Pelaku utama dalam sebuah situasi antrian
adalah Pelanggan (Customer) dan Pelayan (server). Dalam model antrian terdapat
situasi antrian yang menggabungkan baik proses kedatangan maupun
keberangkatan.
Antrian yang panjang sering kali terlihat di bank saat nasabah mengantri
di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan
check-in, di supermarket saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di
tempat cuci mobil, dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagi sebagian
orang antri merupakan hal yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama
antri, akan menyebabkan pelanggan kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi suatu
instansi atauperusahaanyang menyediakan jasa.
Untuk mempertahankan pelanggan suatu instansi atau perusahaan selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik.Pelayanan yang terbaik
tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga
pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama. Namun demikian,
dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menambah biaya bagi instansi
tersebut karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang
cepat akan sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam
7
jangka panjang tentu saja akan meningkatkan keuntungan instansi atau perusahaan
tersebut.
2.2.1. Single Channel Single Phase
Single Channelberarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem
pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan.Single Phase menunjukan bahwa
hanya ada satu stasiun pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi yang
dilaksanakan.Setelah menerima pelayanan, individu individu keluar dari
sistem.Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, seorang
pelayan toko, dan sebagainya.
Gambar 1 Sistem antrian single channel single phase
Keterangan : A = Antrian P = Fasilitas Pelayanan
2.2.2. Single Channel Multi Phase
Multi Phase menunjukan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan
secara berurutan.Sebagai contohpencucian mobil, tukang cat mobil, dan
sebagainya.
Gambar 2. Sistem antrian single channel Multi phase
2.2.3. MultiChannel Single Phase
Sistem Multi Channel Single Phase terjadi kapan saja dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sebagai contoh model ini adalah
pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan, potong rambut
oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya.
Sistem Antrian
Sumber
Populasi
Keluar
A P
A P
A
P
Sumber
Populasi
Keluar
Sistem Antrian
8
Gambar 3. Sistem antrian Multi channel Single phase
2.2.4. MultiChannel Multi Phase
Multi Phase lebih sering digunakan untuk menganalisa sistem ini.Sebagai
contoh registrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di
rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran.
Gambar 3. Sistem antrian Multi channel Multi phase
2.2.5. NotasiModel Antrian
Notasi standar yang digunakan adalah
keterangan:
a = distribusi kedatangan
b = distribusi waktu pelayanan
c = jumlah fasilitas pelayanan ( s = 1, 2, 3, 4, , )
d = jumlah konsumen maksimum dalam system
e = ukuran pemanggilan populasi atau sumber
Notasi standar untuk simbol a dan b sebagai distribusi kedatangan dan waktu
pelayanan mempunyai kode sebagai berikut:
M = Poisson (Markovin) untuk distribusi kedatangan dan waktu pelayanan
D = interarrival atau service time konstan (determinastik)
Sumber
Populasi
Sistem Antrian
P
P
P
A
A
A P
P
P
Sistem Antrian
Sumber
Populasi
Keluar
Keluar
A
9
10
Persamaan-persamaan model ( M / M / 1 / / )
b. Model 2: ( M / M / s / / )
Model antrian fasilitas pelayanan ganda memiliki rata-rata tingkat kedatangan
lebih kecil dari pada tingkat pelayatanan keseluruhan. Syarat atau kondisi lain
sama dengan model server tunggal. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk
model( M / M / s / / )
0
1
0
1
1 1
! !
n s
s
n
P
s
n s s
l l m
m m m l
-
=
=
+
-
0
1
!
s
w
s
P P
s s
l m
m m l
=
-
11
c. Model 3: ( M / M / 1 / N / )
Model ini memiliki kapasitas tunggu yang dibatasi maksimum N individu,
jumlah maksimum ini meliputi individu yang menunggu dan yang sedang
dilayani. Bila individu mencapai N atau lebih, individu yang datang berikutnya
akan meninggalkan antrian dan tidak kembali. Persamaan-persamaan yang
digunakan untuk model ( M / M / 1 / N / )
dengan
dan
d. Model 4: ( M / M / 1 / / N )
Model ini identik dengan model pertama, hanya saja sumber populasi dibatasi
N. Persamaan-persamaan yang digunakan untuk model ( M / M / 1 / / N )
12
dengan ( N = Ukuran Populasi )
13
BAB III
HASIL KERJA PRAKTEK
3.1. Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini di lakukan di PT.JAMSOSTEK Cabang
Kalimantan Barat yang beralamatkan di jalan Ahmad Yani I No. 63 Pontianak,
dilakukan sejak tanggal 1 Agustus 2011 sampai 26Agustus 2011. Jadwal kerja
yang ditetapkan dari pihak perusahaan adalah :
Senin Kamis : 08.00-12.00
12.30-16.00
Jumat : 08.00-11.30
12.30-16.00
Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek adalah sebagai berikut :
1. Menyusun dan merapikan klaim berdasarkan jenis, nomor, dan tanggalnya
2. Mengecek kelengkapan klaim anggota
3. Mengentri nama-nama karyawan masuk dan menghapus nama-nama
karyawan yang keluar dari beberapa perusahaan anggota Jamsostek
4. Mengecek data biaya pengobatan beberapa perusahaan
5. Upacara memperingati hari besar kemerdekaan Indonesia
6. Menghitung selisih bunga iuran
7. Membagikan obat-obatan gartis di Pelabuhan
3.2. Analisis Data dan Pembahasan
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan selama satu bulan diperoleh
jumlah kalim yang terjadi di PT.JAMSOSTEK Cabang Kalimantan Barat pada
bulan Agustus 2011, yang dapat dilihat pada table berikut ini, yaitu:
13
14
Tabel 3.1 Jumlah klaim Yang Diurus Pada Bulan Agustus
Degan alur antrian di PT.JAMSOSTEK Cabang Kalimantan Barat sebagai
berikut:
dengan keterangan dan rincian waktu
CS = coustemer service 5 menit K = Keuangan
VJ = Verifikator Jaminan 5 menit KK =Kabid Keuangan
KP = Kabid Pelayanan 5 menit Ka = Kasir
NO Tanggal
Jumlah Klaim
JHT JKM JPK JKK
1 1/08/2011 36 5 0 1
2 2 /08/2011 36 4 7 3
3 3/08/2011 70 5 6 0
4 4/08/2011 32 0 7 4
5 5/08/2011 32 0 9 18
6 8/08/2011 32 4 6 3
7 9/08/2011 41 91 11 9
8 10/08/2011 22 2 8 19
9 11/08/2011 17 2 4 5
10 12/08/2011 22 0 10 2
11 15/08/2011 47 2 1 5
12 16/08/2011 25 1 10 9
13 18/08/2011 40 1 8 1
14 19/08/2011 10 0 2 1
15 22/08/2011 33 1 8 1
16 23/08/2011 33 2 15 7
17 24/08/2011 29 2 5 6
18 25/08/2011 15 0 8 1
19 26/08/2011 10 0 3 0
Jumlah 582 122 128 95
Total 927
A
A A A
A
CS FJ
KP
K K VJ
KK A Ka
5 m
5 m 5 m 10 m 5 m 10 m
15
Jumlah jam kerja:
senin kamis : 112,5 jam
Jumat : 28 jam
Total jam kerja selama satu bulan 140,5 jam = 8430 menit
Terjadi kekurangan waktu selama 0,18menit setiap satu jam.
16
Terjadi kekurangan waktu untuk 4,004 anggota setiap satujam.
Terjadi kekurangan waktu selama 0,34 menit setiap satu jam.