Depart. Farmakologi dan Terapeutik, p g p , Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara- Medan Definitif: I. PENDAHULUAN Definitif: Obat / Zat aktif Sumber : alami, semis sintetis dan sintetis Fungsi : -preventif / profilaksis, -rehabilitasi, -terapeutik, -diagnosa. Prinsip : Obat ialah setiap zat kimia bila masuk ke dlm tubuh dpt mempe ngaruhi proses hidup. S kli i t ktif dl i hid i b lk k j bi l i Sec. klinis, zat aktif yg dlm organisme hidup menimbulkan kerja biologis. Kerja biologis: perubahan dlm sistem biologi yg di timbulkan oleh zat aktif. Apa yang perlu diketahui mengenai obat ? -Nama obat, BSO, kemasan vol / kadar / kosentrasi, produsen -Komposisi -Khasiat farmakologi komponen obat I dik i k t i dik i ES d d ff t Apa pertimbangan dalam pemilihan dan pemberian obat ? -Indikasi, kontra indikasi, ES dan advers effect k f d k d db k b b b db k d l Zat aktif tidak dapat diberikan begitu saja sbg obat, harus diberikan dalam BS tertentu. Tujuan pembuatan bentuk sediaan, a.l: Mudah diberikan dan praktis Dosis pemberian sama rata Dosis pemberian sama rata Stabilitas zat aktif terjamin M dah didist ib sikan kepada mas a akat Mudah didistribusikan kepada masyarakat Dapat ditentukan mutunya M d h dik t l d l d Mudah dikontrol dalam peredaran Dapat dijadikan komoditas ekonomi. II. PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN OBAT II. PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN OBAT 1 H d f t 1 H d f t 1. Harga dan manfaat 1. Harga dan manfaat ( ( Cost and benefit ratio Cost and benefit ratio )) Bila harga tidak ter jangkau, alternative lain masih ada, yaitu obat Bila harga tidak ter jangkau, alternative lain masih ada, yaitu obat generik atau obat merek lain yang sama komposisinya tetapi harga lebih generik atau obat merek lain yang sama komposisinya tetapi harga lebih murah. murah. murah. murah. 2. 2. Resiko dan manfaat Resiko dan manfaat ( ( Risk and benefit ratio Risk and benefit ratio )) Dalampenggunaan obat tersbt kemungkinan ada resiko yg akan dialami Dalampenggunaan obat tersbt kemungkinan ada resiko yg akan dialami Dalam penggunaan obat tersbt kemungkinan ada resiko yg akan dialami Dalam penggunaan obat tersbt kemungkinan ada resiko yg akan dialami akibat dari penggunaan obat tersebut atau kesulitan mendapatkan obat akibat dari penggunaan obat tersebut atau kesulitan mendapatkan obat maupun dalam pemberian. maupun dalam pemberian. 3. 3. Terapi optimal Terapi optimal,, & hindari efek yg tdk diinginkan ( & hindari efek yg tdk diinginkan (Optimally Optimally therapeutic and advers effect ratio therapeutic and advers effect ratio )) Umumnya obat mempunyai efek nyata, hampir dipastikan mempunyai Umumnya obat mempunyai efek nyata, hampir dipastikan mempunyai efek samping Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kombinasi dosis & efek samping Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kombinasi dosis & efek samping. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kombinasi, dosis & efek samping. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan kombinasi, dosis & lama pemberian untuk mengatasi efek samping atau efek yang tidak lama pemberian untuk mengatasi efek samping atau efek yang tidak diinginkan. diinginkan. Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman tepat rasional dan efektif Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman tepat rasional dan efektif Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman, tepat, rasional dan efektif. Utk mencapai tujuan penggunaan obat yg aman, tepat, rasional dan efektif. Obat harus mempunyai Aktivitas intrinsik: Efek maksimum yg dapat dicapai oleh st senyawa obat. Pertimbangan dlm pemberian obat Pertimbangan dlm pemberian obat 1. 1. BSO dan rute mana yg paling aman, sesuai dg kondisi pasien BSO dan rute mana yg paling aman, sesuai dg kondisi pasien 2. 2. Hub BSO dg rute pemberian Hub BSO dg rute pemberian 3. 3. Drug of Choice untuk suatu penyakit Drug of Choice untuk suatu penyakit 4. 4. Efek yang diinginkan lokal atau sistemik Efek yang diinginkan lokal atau sistemik 5. 5. Onset dan duration dari aksi obat yang diinginkan Onset dan duration dari aksi obat yang diinginkan 55 O set da du at o da a s obat ya g d g a O set da du at o da a s obat ya g d g a 6. 6. Stabilitas obat dalam lambung dan intestin Stabilitas obat dalam lambung dan intestin 7. 7. Waktu paruh (Half life, t 1/2 eliminasi) dan interval waktu Waktu paruh (Half life, t 1/2 eliminasi) dan interval waktu 88 Cepat Cepat lambatnya dan lengkap lambatnya dan lengkap tidaknya absorpsi obat tidaknya absorpsi obat 8. 8. Cepat Cepat--lambatnya dan lengkap lambatnya dan lengkap--tidaknya absorpsi obat tidaknya absorpsi obat 9. 9. Keadaan patafisiologi organ tubuh Keadaan patafisiologi organ tubuh 10. 10. Usia dan keadaan pasien. Usia dan keadaan pasien. 11. 11. Rasional dan efektif Rasional dan efektif III. PERMASALAHANNYA 1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BS. 1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BS. 2. Ada obat tidak tercampurkan dan diprediksi akan terjadi Interaksi obat 3. Umumnya Obat mempunyai ES, Kontra Indikasi dan advers effect 4. Harga obat tdk terjangkau, obat kosong dipasaran / ditarik dari peredaran. 5. Obat bersifat dimensional 6. Obat hrs diperlakukan istimewa 7. Pengg - peredaran Obat diatur sec khusus dg peraturan & perUU khusus 8 Ob l l b k h k h l l b b h d 8. Item Obat terlalu banyak, tahun ketahun selalu bertambah, sementara ada juga obat yg ditarik dari perederan. Dalamfarmakoterapi ada 3 dimensional disiplin ilmu : Dalam farmakoterapi ada 3 dimensional disiplin ilmu : 1. Obat/BSO/Farmasi 2. Farmakologi 3. Klinis Medical care Dalam terapi lebih 70% intervensi menggunakan obat. farmako Obat / farmasi klinis IV. PEMBAHASAN DAN SOLUSI IV. PEMBAHASAN DAN SOLUSI 1 Z t ktif b t tdk d t dib ik b it j b b t h dib t BS Ol h k it 1. Zat aktif obat tdk dpt diberikan begitu saja sbg obat, hrs dibuat BS. Oleh karena itu harus mengenal berbagai BSO dari berbagai jenis obat. Misal: Tablet, capsul, solusio, sirup, susp dll. 2 Ada obat tidak tercampurkan &diprediksi akan terjadi Interaksi obat 2. Ada obat tidak tercampurkan & diprediksi akan terjadi Interaksi obat --OTT diluar tubuh (secara fisika OTT diluar tubuh (secara fisika- -kimia dan farmaseutikal) kimia dan farmaseutikal) --OTT di dalam tubuh (secara farmakologi). OTT di dalam tubuh (secara farmakologi). 3 I k i j di k k b d l i d hi f k i i 3 I k i j di k k b d l i d hi f k i i 3. Interaksi: terjadi kontak satu obat dg zat lain, dapat mempengaruhi efektivitas 3. Interaksi: terjadi kontak satu obat dg zat lain, dapat mempengaruhi efektivitas obat, memperkuat atau memperlemah (sinergisme, summasi, potensiasi dan obat, memperkuat atau memperlemah (sinergisme, summasi, potensiasi dan antagonisme). antagonisme). b f k f k f k l b b b f k f k f k l b b 4. Umumnya obat memp efek samping. Efek farmakologi obat utama biasanya 4. Umumnya obat memp efek samping. Efek farmakologi obat utama biasanya merupakan tujuan pengobatan, tetapi efek yang lain penyerta bisa diterima atau merupakan tujuan pengobatan, tetapi efek yang lain penyerta bisa diterima atau tidak diinginkan bahkan mengganggu. Hal ini dapat diatasi dg memberikan obat tidak diinginkan bahkan mengganggu. Hal ini dapat diatasi dg memberikan obat kombinasi atau momentum waktu pemberian menjadi perhatian. kombinasi atau momentum waktu pemberian menjadi perhatian. 5. Harga obat tdk terjangkau, obat kosong dipasaran / ditarik dari peredaran. Obat generik merupakan alternatif yg baik, atau obat merek lain yg sama kompo Obat generik merupakan alternatif yg baik, atau obat merek lain yg sama kompo sisinya merupakan obat lisensi. sisinya merupakan obat lisensi. y p y p PEMBAHASAN PEMBAHASAN 6. Obat bersifat dimensional Obat sebagai alat kesehatan, disisi lain sebagai komoditas ekonomi. Ada peraturan dan per UU yg mengatur baik penggunaan maupun distribusi obat. 7. Obat hrs diperlakukan istimewa, karena mengandung bahan berkhasiat, bahkan ber bahaya bila penggunaannya salah atau disalahgunakan. 8. Item Obat terlalu banyak, tahun ketahun selalu bertambah, sementara ada juga obat yg ditarik dari perederan dg alasan bermacam-macam a l: yg ditarik dari perederan, dg alasan bermacammacam, a.l: -formulasi obat salah -penggunaan obat menimbulkan teratogen atau merusak kesehatan. -obat hanya placebo d f k i tid k dii i k -ada efek samping yg tidak diinginkan -komposisi obat merupakan pemborosan. Di dalam mempelajari Perihal obat, Anda harus mampu: C. Sasaran -Menjelaskan sed. obat dlm berbagai bentuk, jenis dan golongan. -Mendefinisikan setiap bentuk sed, kebaikan dan keburukannya disertai contoh -Menjelaskan sebab bert+nya jenis obat dari th ke th, dsp ada obat yg ditarik. -Menjelaskanhub BSO dg rute penggunaannya Menjelaskan hub. BSO dg rute penggunaannya -Menjelaskan, manfaat BSO bagi pasien & dokter -Memberikan / meresepkan obat dlm bbg btk sed & jenis sec. tepat, aman & rasional, berbagai kasus. M j l k k b t ik h l bih h dib di k b t t -Menjelaskan kenapa obat generik harganya lebih murah dibandingkan obat paten. Pengertian Farmasi - Kedokteran A. Farmasi-Kedokteran Merupakan perpaduan ilmu farmasi & ilmu kedokteran yg menekankan aspek obat sbg sarana terapi, berorientasi kpd penderita khususnya, kes masyarakat umumnya. B. Farmakoterapeutik Menggunakan obat dlm Bentuk Sediaan utk terapi berdasarkan penget farmakologi, farmasi serta klinis farmasi serta klinis. 1. Kriteria Tepat Prinsipnya pemberian obat harus tepat, aman, rasional dan efektif -tepat indikasi, berarti diagnosa sudah tegak/benar -tepat obat dan BSO: -tepat pasien p p -tepat dosis dan perhitungan dosis -tepat cara pemberian -tepat interval waktu dan lama pemberian 2. Kriteria aman, a.l: -Terhindar dari Side effect danAdvers effect yg tidak diinginkan. yg g -memperhatikan patofisiologi organ tubuh, -paham farmakokinetik & farmakodinamik zat aktif & mekanisme kerjanya) -memberikan jenis obat dan BSO yang tepat (drug of choice) -kepatuhan pasien dlm menggunakan obat (Visition relation ship), -usia, patofisiologi organ tbh, keadaan (hamil, menyusui, krg gizi, sakit dll.) 3 Rasional Obat sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi, efisien, dipertimbgkan ES, KI dan advers effect terhadap organ tubuh dan ekonomis. 3. Rasional IV. BERBAGAI NAMA OBAT 1 Nama Dagang/Obat paten 1. Nama Dagang/Obat paten 2. Nama Generik 3. Nama Resmi 4. Nama Kimia Obat paten atau specialite, Adl obat milik perusahaan ttt dgn nama khas merek terdaftar (proprietary 4. Nama Kimia Adl obat milik perusahaan ttt dgn nama khas, merek terdaftar (proprietary name) dilindungi hukum. Obat merek dagang (trade marck), g g ( ) adl obat yg dibuat mendapatkan lisensi dari pabrik lain yg obatnya tlh dipatenkan, obat tersbt juga dgn nama dagang (Obat baik formula maupun nama dagang hanya mencontoh atas izin pabrik yg bersangkutan. Generic name, Obat dg nama umum tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Obat generik berlogo, obat diprogrampemerintah dg nama umumyg dibuat Obat generik berlogo, obat diprogram pemerintah dg nama umum yg dibuat secara CPOB setara dg FDA, harga disubsidi oleh pemerintah. Logo generik menunjukkan persyaratan mutu yg ditetapkan oleh MenKes RI. Obat nama resmi, adalah obat dgn nama resmi yang disusun oleh WHO dan nama obat tersebut dicantumkan disetiap farmakope st negara. Obat nama kimia, adalah obat yang diberi nama sesuai struktur kimianya, disusun oleh para ahli kimia dunia (UIPAC). Obat tradisional, adlh obat yg didapat secara alamiah diolah secara sederhana & Obat tradisional, adlh obat yg didapat secara alamiah diolah secara sederhana & pergunakan secara tradisional berdasarkan pengalaman. Obat Esensial, adl obat yg sgt dibutuhkan oleh masyarakat dgn nama generik atau resmi untuk pelayanan kesehatan masyarakat banyak di RS atau puskesmas resmi untuk pelayanan kesehatan masyarakat banyak, di RS atau puskesmas, tercantum dlm DOEN, ditetapkan oleh MenKes RI. No. Registrasi, tanda pendaftaran st obat yg telah memenuhi persyaratan beredar Tanggal kadaluarsa, tanggal yang menyatakan bahwa sebelum tanggal tersebut suatu batch tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan suatu batch tertentu masih memenuhi spesifikasi standar mutu yang disyaratkan. V. PENGGOLONGAN OBAT V. PENGGOLONGAN OBAT 1. SUMBERNYA 1. SUMBERNYA --Alam atau sintetis / semisintetis Alam atau sintetis / semisintetis 2. UNDANG 2. UNDANG- -UNDANG UNDANG --Penggolongan obat, dibagi 5 golongan (UU No. 7 / th. 1963) Penggolongan obat, dibagi 5 golongan (UU No. 7 / th. 1963) 3 STRUKTUR KIMIA 3 STRUKTUR KIMIA 3. STRUKTUR KIMIA 3. STRUKTUR KIMIA --Penggolongan berdasarkan struktur kimia zat aktif. Penggolongan berdasarkan struktur kimia zat aktif. 4. FARMAKOLOGI DAN TERAPI 4. FARMAKOLOGI DAN TERAPI --Kerja obat berdasarkan pada organ tubuh Kerja obat berdasarkan pada organ tubuh What happens to drugs once people have taken them ? What happens to drugs once people have taken them ? ----- ----- ADME ADME Pharmacokinetic studies focus on four processes: Pharmacokinetic studies focus on four processes: Absoption Absoption ------ ------ a drug is to break in digestives or intestin a drug is to break in digestives or intestin Distribution Distribution------ ------ >circulation systemic >circulation systemic Distribution Distribution > circulation systemic > circulation systemic Metabolism Metabolism((bioavailability bioavailability)) --- --- sites of action sites of action Excretion Excretion----- -----utuh atau berupa metabolit utuh atau berupa metabolit a drug that is absorbed from the stomach and intestine must first pass through the liver before it reaches the systemic circulation through the liver before it reaches the systemic circulation If the drug is metabolized in the liver or excreted in the bile, some of the active drug will be inactivated or diverted before it can reach the general active drug will be inactivated or diverted before it can reach the general circulation and be distributed to its sites of action Bioavailability Pemberian enternal berarti pemberian obat kepada pasien melalui tractus gastro intestinal.Pemberian enternal dapat berupa secara per-oral yang melalui rongga mulut, lambung dan usus halus dengan mengalami lambung dan usus halus dengan mengalami beberapa metabolisme atau eliminasi lintasan pertama datang dari kerja enzim dinding usus halus dan/atau hati. Pemberian parenteral pula berarti pemberian obat di luar /tidak melalui tractus digestivus -sublingual/buccal -Obat topikal ik (i j i ) -suntikan (injectionem) -preparat aerosol V. KESIMPULAN V. KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, a.l: Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, a.l: 1. Zat aktif diberikan harus dlm bentuk sediaan tertentu 1. Zat aktif diberikan harus dlm bentuk sediaan tertentu 2. Ada obat yg tdk tercampurkan, baik secara farmaseutikal maupun 2. Ada obat yg tdk tercampurkan, baik secara farmaseutikal maupun f k l i f k l i farmakologi. farmakologi. 3. Polifarmasi memungkinkan terjadi interaksi obat 3. Polifarmasi memungkinkan terjadi interaksi obat 4. Untuk mengatasi efek samping dan kontra indikasi dapat dilakukan 4. Untuk mengatasi efek samping dan kontra indikasi dapat dilakukan kombinasi atau mengatur momentumpemberian kombinasi atau mengatur momentumpemberian kombinasi atau mengatur momentum pemberian. kombinasi atau mengatur momentum pemberian. 5. Tingginya harga obat, obat generik merupakan alternatif. 5. Tingginya harga obat, obat generik merupakan alternatif. 6. Obat bersifat dimensional 6. Obat bersifat dimensional 7. Obat diperlakukan khusus, penggunaan maupun distribusinya 7. Obat diperlakukan khusus, penggunaan maupun distribusinya p , p gg p y p , p gg p y 8. Penggunaan obat harus berdasarkan indikasi dan kebutuhan medik 8. Penggunaan obat harus berdasarkan indikasi dan kebutuhan medik 9. Harus diwaspadai, penggunaan obat bisa salah atau disalahgunakan 9. Harus diwaspadai, penggunaan obat bisa salah atau disalahgunakan 10. Obat ibarat pisau bermata dua, bisa menyehatkan dan 10. Obat ibarat pisau bermata dua, bisa menyehatkan dan b hk t t i bil tid k d i k bi l b hk t t i bil tid k d i k bi l menyembuhkan, tetapi bila tidak pandai menggunakan bisa pula menyembuhkan, tetapi bila tidak pandai menggunakan bisa pula melukai atau mencedrai. melukai atau mencedrai. A. Penggolongan obat , menurut Undang-undang No. 9 / th 1976 Narkotika ( Daftar O = Opiat ) Obat bius Psikotropika ( OKT = Obat keras tertentu ) Ethical p ( ) Obat Keras ( Daftar G = Gevaarlij, berbahaya ) Ethical Obat Bebas terbatas ( Daftar W = Waarschuwing, Waspada) OTC Obat bebas ( OTC = Other of the counter drugs ) OTC B. Menurut Struktur Kimia Beta-lactam Cephalosphorine Aminoglikosida Chloramphenicol T t li Tetracycline Makrolida dan yang berdekatan Quinolon Rifampicin Rifampicin Polypeptida-cyclic Poliena Antibiotika golongan lain dan anti jamur. Antibiotika golongan lain dan anti jamur. Anti-jamur Anti-malaria / antiprotozoa 1. Gastrointestinal system ( Gitract ) C. Menurut Farmakologi dan Terapi 2. Cardiovascular system 3. Central nervous system / neuromuscular system 4. Drugs for parkinsonism 5. Centrally actingmusclerelaxants 5. Centrally acting muscle relaxants 6. Sensory nervous system -Local anesthetics dan analgetik opioid 7. Neuromuscular junction P i h ll ti l l t -Peripherally acting muscle relaxant 6. Autonomic nervous system -Sympathomimetic drugs -Sympatholytic drugs y p y g -Adrenergic neurone blocking drugs -Parasympatholytic drugs -Ganglion stimulants and ganglion blocking drugs 7 Smooth muscle 7. Smooth muscle -Spasmodics and antispasmodics -Autocoids 8. Respiratory system ( Respiratory organs ) Respiratory stimulants Respiratory depressants Respiratory depressants Antitussives Expectorants Antiasthmatic preparations C h d ld di Cough and cold remedies Decongestants and other nasal preparations 9. Endocrine glands / hormones & Metabolic system g y -Anterior pituitary hormones -Posterior pituitary hormones -Thyroid hormones 10. Urinary system - Diuretics - Antiinfection A ti t - Acting on uterus - Erectile dysfunction 11. Blood -Hematopoietics Anticoagulants -Anticoagulants -Hemostatics 12. Vitamin & Minerals -Vit. ADE -Vit. B-komlex/ with C -Vit. C -Vit B1 -Vit. B1 -Calc. / With vit. -Multivit. / with minerals -Vitamins with hormones/ geritric preparations -Paediatric vit. & minerals -Electrlyttes & minerals -Antianemics / pre & Post natal vit. 13. Nutrition -Infant nutrient -Enteral nutrient -Parenteral nutrient -Parenteral nutrient -Suplements & adjuvant therapy -Appetite stimulants -Antiobesity agents 14. Eye -Eye anti-infectives & Antiseptics -Eye corticosteroids Eye corticosteroids -Eye antiseptics with corticosteroids -Midriatic drugs -Miotic drugs Gla coma preparations -Glaucoma preparations -Other eye preparations 15. Ear -Ear anti-infectives & antiseptics -Ear corticosteroids -Ear antiseptics with corticosteroids -Other ear preparations Other ear preparations 16. Mouth / Throat -Mouth wash preparations -Throachesci / lozenges agents Throachesci / lozenges agents -Mouth / Dentis preparations 17. Allergy & Immune system Anti histamines &anti allergics -Anti-histamines & anti-allergics -Vaccines, antiser & Immunologicals -Immunosuppressants 18. Dermatologicals -Topical Anti-infection drugs Topical anti infectives with corticosteroids -Topical anti-infectives with corticosteroids -Topical corticosteroids -Acne treatment preparations -Antiseptic &Desinfectans Antiseptic & Desinfectans -Topical fungicides & antiparasites -Psoriasis, Seborrheab & Ichtyosis preparations -Topical anti-virals p -Keratolytics -Skin protectives -Topical anti-histamines / anti-pruritics 19 A th ti l l & G l -Topical analgetics & Anti-inflamatories -Other Dermatologicals 19. Anaesthetics local & General -Lidocaine with Adrenaline -Procaine / Anethesine Eter -Eter -Ketalar 20. Diagnostic Agents -Pregnosticon plano test, Narcotics test, ovu test, gluco test, matoux test. Pembagian Bentuk Sediaan: 1. Sediaan cair per-oral 1.1 Solusio ( solutiones = larutan ) ( ) a) Potio : - Potio effervescent - Potio nigra dan alba b) Liquid : - Solutiones (Solusio) - Elixir - Linctus - Liquid 1.2 Sirupus : - Sirup cair ( syrup ) Si k i ( d ) - Sirup kering ( dry syrup ) 1.3 Suspensi : - Suspensi cair ( suspensi ) - Suspensi kering ( dry suspensi ) 1.4 Emulsi ( emulsion ) : tipe O/ W dan W/ O 1 5 Guttae ( drops = tetes ) : Solutiones dan Emultiones 1.5 Guttae ( drops = tetes ) : Solutiones dan Emultiones T k k i t k di i l d SEDIAAN CAIR PER-ORAL Takaran pemakaian untuk sediaan cair per-oral dg cara : Menggunakan sendok atau cangkir a. Sendok teh ( Cochlear theae, Cth = 5 ml ) b. Sendok bubur ( Cochlear pultis, C.p = 8 ml ) ( p , p ) c. Sendok makan ( Cochlear, C=15 ml ) d. Cangkir dengan kalibrasi 5 ml; 10ml; 15 ml; 30 ml. Menggunakanpenetes / pipet dg atau tanpa kalibrasi Penetes dilampirkan pd kmsan Menggunakan penetes / pipet dg atau tanpa kalibrasi. Penetes dilampirkan pd kmsan obat sgt bervariasi. Penetes menghasilkan tetesan setara dg tetesan yg dihasilkan yg dihasilkan penetes F. I, yaitu: 1 ml = 20 tetes (1 mg), untuk BJ = 1. Ada beberapa jenis-jenis penetes pd sediaan guttae per-oral, a.l : penetes, -tanpa kalibrasi -dengan kalibrasi volume dalam ml atau cc -dengan kalibrasi volume dalam mg -dg standardisasi dari pabrik mis 1 ml=15 tts atau 20 tts (standar F I ed III ) -dg standardisasi dari pabrik, mis. 1 ml=15 tts atau 20 tts (standar F.I ed. III ). Sediaan menggunakan penetes disebut "Guttae" bila disebut guttae tanpa penjelasan lebih lanjut, dimaksudkan adlh Guttae per-oral. Penetes berperan dlm penentuan dosis satu kali pakai pada guttae per-oral. 2. Sediaan padat per-oral 2. 1. Pilulae a. granul <60 mg g g b. pilulae 60 300 mg c. boli > 300 mg 2. 2. Tablet Jenis-jenis tablet: a. tab. kempa (compressi) b. tab. kunyah (chewable tab.) c. tab. salut (coated tablet) 1) t. salut gula (sugar c. tablet) 2) t. salut tekan (press c. tablet) 3) t. salut filem (film c. tablet) 4) t. salut enterik (enteric c. tab.) d. tab. berlapis e. tab. effervescent f. tab. bukal/sublingual g. tab. isap / (S ) / (C ) h. tab. retard / sustained release (SR) /controlled release (CR) Bentuk tablet bervariasi: -bentuk bulat dan rata (bikonvek) -bentuk cembung (bikonkaf) bentuk cembung (bikonkaf) -bentuk oval (telor) -bentuk tringle (segitiga) dst. segi lima -bentuk capsul (kaplet) Bentuk padat halus, a.l : 1. Pulveres (serbuk ter-bagi bagi, hanya per-oral) 2 P l i ( b d l d b l ) 2. Pulvis: (p. obat dalam dan p. obat luar). 3. Kapsul: a. hard capsul ; b. soft capsul 3. Sediaan yang digunakan pada mukosa tubuh S di d k t b h it d Sediaan pada mukosa tubuh, yaitu pada : Mata : a. Guttae ophthalmic ( tetes mata ) b. Oculenta ( salap mata ) c. Collyrium( cuci mata, kompres mata ) c. Collyrium ( cuci mata, kompres mata ) Telinga : a. Guttae auriculares ( tetes telinga ) b. Pulvis auric. ( powder untuk telinga ) c S ppositoria a ric lares c. Suppositoria auriculares Hidung : a. Guttae nasales ( tetes hidung ) b. Nasal spray ( semprot hidung ) p y ( p g ) c. Nasal inhalasi ( nebula ) Mulut dan tenggorokkan : a. Collutorium ( collutio = kumur dimulut ) b Gargarisma ( gargle =kumur di mulut dan tenggorokkan ) b. Gargarisma ( gargle = kumur di mulut dan tenggorokkan ) c. Trochesci ( lozenges = tablet isap ) d. Tablet bukal / sublingual = diantara gusi & pipi / dibawah lidah Liang tubuh : a. Intra-rektum : 1) Suppositoria 2) Cream 2) Cream 3) Enema / clisma ( pompa ) b. Intra-vagina : 1) Ovulae 2) Tablet 3) Solusio I t th 1) B il 2) S l i c. Intra-urethra : 1) Basila 2) Solusio 4 Sediaan obat topikal -Padat ( solid ) : Padat ( solid ) : -Pulvis pulvis adpersorius dan pulvis dentifricius -Kristal mentolum, kanfer, k-permanganas 4 1 Semisolid ( lembek setengah padat ) 4.1 Semisolid ( lembek = setengah padat ) a. Pasta b. Unguenta ( ointment, salap) c. Linimenta d. Cream ( cremores ) e. Gelatinous ( jelly ) f. Plaster ( transderma ) : untuk tujuan lokal dan sistemik 4.2 Cairan oles, terdiri dari : a. Solution ; b. Lotion ; c. Emulsio 5 Sediaan parenteral ( injectionem) Sediaan volume kurang dari 15 ml, disebut injectionem. a. Solusio ; b. Suspensi ; c. Emulsion Sediaan volume 15 ml - 500 ml, umumnya diberikan lsg ke dalam tubuh disebut infusi penggunaan langsung disuntikkan melalui pembuluh vena ( intravena iv ) infusi, penggunaan langsung disuntikkan melalui pembuluh vena ( intravena, iv ), adalah : a. Solusio ( larutan ) b. Liquida ( sediaan darah ) Teknik pemberian obat parenteral, yaitu dg merobek atau menusuk kulit dg jarum tajam, ditengah ada lobang jarum tempat saluran memasukan obat atau cairan ke dalam tubuh. Pelaksanaannya melakukannya harus steril. Kulit disterilkan dengan alkohol 70 %, spuit juga harus steril. Suatu persyaratan steril mutlak dilakukan. J enis-jenis injectionem, antara lain: -intra-muscular (i m) intra muscular (i.m) -intra venous (i.v) -intra-peritoneal (i.p) -intra-cutan (menyuntikkan ke dalam kulit) i h l -intra-thecal -intra-cardial dll. HUB. BSO DENGAN RUTE PEMBERIAN HUB. BSO DENGAN RUTE PEMBERIAN RUTE PEMBERIAN RUTE PEMBERIAN BSO BSO TUJ UAN TUJ UAN RUTE PEMBERIAN RUTE PEMBERIAN B S O B S O TUJ UAN TUJ UAN Per Per--oral oral Pulvis/pulveres, tablet, kaplet, Pulvis/pulveres, tablet, kaplet, dragee, kapsul, dragee, kapsul, solusio, liquid, sirup, solusio, liquid, sirup, suspensi gel (magma) suspensi gel (magma) Sistemik / lokal Sistemik / lokal suspensi, gel (magma) suspensi, gel (magma) Bukal/ Bukal/ sublingual sublingual Pellet, dragee Pellet, dragee Sistemik Sistemik Mukosa mulut dan Mukosa mulut dan tenggorokkan tenggorokkan Collutio (collutorium), gargarisma Collutio (collutorium), gargarisma (gargle) trochesci (lozenges) liquid (gargle) trochesci (lozenges) liquid Lokal Lokal tenggorokkan tenggorokkan (gargle), trochesci (lozenges), liquid (gargle), trochesci (lozenges), liquid (olesan) (olesan) Parenteral (Injection) Parenteral (Injection) Larutan, emulsi, suspensi Larutan, emulsi, suspensi Sistemik Sistemik Rektum(Anus) Rektum(Anus) Suppositoria salap cream solusio Suppositoria salap cream solusio Lokal/ Lokal/ sistemik sistemik Rektum (Anus) Rektum (Anus) Suppositoria, salap, cream, solusio Suppositoria, salap, cream, solusio (enema dan clisma) (enema dan clisma) Lokal/ Lokal/ sistemik sistemik Vaginal Vaginal Ovula, tablet, salap, cream, solusio Ovula, tablet, salap, cream, solusio Lokal Lokal Urethral Urethral Basila, solusio Basila, solusio Lokal Lokal Oral inhalasi Oral inhalasi Aerosol, inhaler Aerosol, inhaler Lokal/sistemik Lokal/sistemik Intra Intra ocular ocular Guttae opthalmicae (larutan suspensi) Guttae opthalmicae (larutan suspensi) Lokal Lokal Intra Intra--ocular ocular Guttae opthalmicae (larutan, suspensi), Guttae opthalmicae (larutan, suspensi), oculenta oculenta Lokal Lokal Intra Intra--aural aural (Auric, ear) (Auric, ear) Guttae auriculares (larutan, suspensi) Guttae auriculares (larutan, suspensi) Lokal Lokal I t I t l (N b l ) l (N b l ) G tt l l G tt l l L k l L k l Intra Intra--nasal (Nebula) nasal (Nebula) Guttae nasal, nasal spray Guttae nasal, nasal spray Lokal Lokal Topikal (Epicu tan, epidermal) Topikal (Epicu tan, epidermal) Salap (unguenta), pasta,cream, Salap (unguenta), pasta,cream, linimenta, jelly,epitema(larutan, linimenta, jelly,epitema(larutan, suspensi suspensi Lokal Lokal suspensi suspensi Intra Intra--dermal (Transdermal) dermal (Transdermal) Plaster Plaster Lokal/sistemik Lokal/sistemik Inplantasi Inplantasi Pellet, susuk Pellet, susuk Sistemik Sistemik Pengertian obat dalam dan obat luar: Ob d l dl b k l l l h k d A. Obat dalam adl obat pemakaian melalui oral, oesophagus, terus ke gitract, terjadi absorpsi ke sirkulasi sistemic sp ke organ tubuh, akan terjadi efek farmakologi. Obat tersebut diberi tanda etiket warna putih. B. Obat luar adl obat pemakaiannya selain dari yg tersbt diatas, akan memberikan efek lokal atau sistemik. Obat tersebut diberi tanda dengan etiket biru. Contoh: obat topikal, parenteral, trochesci, inhalasi, per-rectal, per-vagina, guttae obat luar. P ti b t di kk l k d l t b h d l l i t b h ? Pengertian obat dimasukkan langsung ke dalam tubuh dan melalui rongga tubuh ? 1. Per-oral, artinya melalui mulut oesophagus (kerongkongan) menuju ke lambung, CARA PEMBERIAN OBAT , y p g ( g g ) j g, selanjutnya ke usus (gitract. = gastro intestinal tractus). Disebut obat dalam, dan ditandai dengan etiket putih. Selain dari itu disebut pan-enteral, sebagai obat luar dan ditandai dengan etiket biru. 2. Bukal / sublingual, obat ditaruh diantara gusi-pipi / dibawah lidah. Sediaan pellet akan pecah, zat aktif terpisah dari pembawa dan larut dalam selaput lendir dan saliva, kemu dian masuk lang sung ke dalam sirkulasi sistemik tanpa mengalami fisrt pass effect . Obat kumur dimaksud kan untuk membasmi mikroorganisme pada mulut, gigi dan teng g p gg g gorokkan serta menghilangkan bau mulut. Mekanisme kerja obat secara topical. 3. Parenteral, yaitu penggunaan obat dengan cara merobek atau menusuk kulit dengan jarum yang tajam dan melalui jarum tersebut dialirkan obat masuk ke dalam tubuh. Ada j y g j j berbagai jenis pemberian secara parenteral. 4. Melalui rectum ada dua tujuan, pertama untuk obat haemorroid (ambeian) efeknya local, sedangakan untuk analgetik- antipiretik & antikonvulsi memberikan efek sistemik onset g g of action cukup cepat hanya dalam tempo 5 10 menit. Teknik pemberian untuk efek sistemik lebih dalam dimasukkan ke rectum, sedangkan untuk haemorroida cukup dibagian dalam agak kedepan sediaan diletakkan. 5. Melalui vagina, sediaan disisipkan atau dimasukkan ke dalam liang vagina, tujuan untuk membersihkan dan membasmi mikroorganisme, terutama jamur dan sekaligus menghilangkan bau tidak enak. Sediaan ini khusus untuk wanita. 6. Urethral, yaitu pemberian obat ke dalam urethra laki-laki mau pun wanita, tujuan untuk membasmi mikroorganisme dan meng hilangkan radang pada urethra. 7. Inhalasi terbagi dua, yaitu pertama oral inhalasi dan kedua nasal inhalasi. Untuk oral inhalasi umumnya digunakan sebagai obat bron chodilator dan anti inflamasi. Untuk nasal, biasnya digunakan untuk mengatasi hidung manpat pada kasus pilek, flu dan sinusitis. Dalam pemberian sebaiknya signa prn (bila perlu = bila kumat), ka rena obat i i h hil k i k d k li ini hanya menghilangkan symptom, mengatasi keadaan yang gawat atau kesulitan bernafas. Untuk sediaan aerosol yang mengandung kortikosteroid, bagi pemakai sebaiknya menggunakan obat kumur setelah pemakaian obat tersebut, kalau tidak dapat me rangsang pertumbuhan jamur di mulut dan tenggorokkan. 8. Intra nasal (nebula), pemberian dengan memasukkan sediaan obat ke dalm lobang hidung pada kasus pilek, flu atau sinusitis. Sediaan ada yang berupa tetes dan spray (semprot = konvensio nal), ada juga berupa aerosol. 9. Topikal, penggunaan obat melalui kulit tujuan lokal, superficial epidermis, obat diberikan untuk mempercepat sembuh, bila pemberian per-oral tidak mencapai superficial epidermal yang miskin pembuluh kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan. Bil k lit k k ki b f k i t ik k t j di Bila kulit rusak, kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi. 10. Intra dermal (transdermal), pemberian melalui kulit tujuan sistemik dengan menem pelkan sediaan yang diberi penyang gah kain/ kasa, missal obat jantung (nitradisct, i ti ll fl ) nicotinell fluc). Inplantasi, penggunaan obat dengan memasukkan pellet ke bawah kulit, dilakukan operasi kecil secara steril. Misal: obat keluarga berencana mengandung hormone. Prinsipnya obat didepot dan dilepas secara perlahan sampai 6 bulan atau lebih Jenis dan item obat selalu bertambah Kenapa jenis dan item obat terus bertambah ? sementara ada obat yang ditarik dari peredaran ? J enis obat dan item obat bertambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat oleh pemerintah juga mekanisme kontrol harga dipasaran cukup terawasi oleh pemerintah, juga mekanisme kontrol harga dipasaran cukup terawasi. Banyak item obat padahal jenisnya sama, ini membuat harga bersaing sehingga tidak ada mono poli pasar oleh salah satu produsen obat. Mengenai adanya obat yang ditarik dari pasaran, ada beberapa alasan antara lain: 1. Setelah ada laporan keluhan, ditinjau kembali ternyata ada kesalahan formulasi 2. Setelah digunakan lama, ternyata ditemui efek samping yang sangat berbahaya berbahaya 3. Setelah digunakan dalam waktu yang cukup lama, ternyata obat bersifat teratogen. 4. zat aktif tersebut dianggap memilki potensi besar untuk menimbulkan k t ih bil di k h b b k li j ketagihanbila digunakan hanya beberapa kali saja. 5. beberapa obat kombinasi disimpan lama, setelah diteliti kembali ternyata saling menurunkan potensi obat masing-masing. 6. Obat dianggap tidak berkhasiat atau placebo, berarti pemborosan gg p p , p Sistem distribusi komoditas Farmasi Sistem distribusi komoditas Farmasi (Obat) (Obat) ( ) ( ) Pabrik farmasi Pabrik bhn baku Dalam negeri Importir Bahan baku ppn ppn Distributor Agen tunggal Obat jadi Reg. Reg. Agen tunggal P.B.F Gudang Farmasi R h kit ppn w G,O (Ethical) W Apotek/Inst..Fa.R.S (Apoteker) Rumah sakit Klinik/BP Puskesmas (dokter) Toko Obat Supermarket W.G.O/ Fa W W R/ ( ) Masyarakat/pasien R/ dr. W,G,O Bhn. kimia Sed. W(OTC) Praktek dokter R/ y p Bagan : Peredaran Obat dan Organ distribusi Soal Soal 1. 1. Apa yang dimaksud dengan obat ? Apa yang dimaksud dengan obat ? 2. 2. Sebutkan dasar Sebutkan dasar- -dasar penggolongan obat ? dasar penggolongan obat ? 3. 3. Zat aktif obat Zat aktif obat 3. 3. Zat aktif obat Zat aktif obat 4. 4. Bisakah zat aktif obat itu langsung diberikan kepada pasien ? Kenapa? Bisakah zat aktif obat itu langsung diberikan kepada pasien ? Kenapa? 5. 5. BSO dan obat jadi BSO dan obat jadi 6. 6. Manfaat BSO Manfaat BSO 7. 7. Pengertian pemberian obat yang rasional Pengertian pemberian obat yang rasional 8. 8. Dasar pertimbangan dalam pemberian obat Dasar pertimbangan dalam pemberian obat 9. 9. Penggolongan obat Penggolongan obat S d b b S d b b 10. 10. Sistem distribusi obat Sistem distribusi obat 11. 11. Keuntungan pemberian sediaan cair per Keuntungan pemberian sediaan cair per- -oral oral 12. 12. Rasionalisasi rute pemberian dengan BSO Rasionalisasi rute pemberian dengan BSO 13 13 Menurut struktur kimia senyawa obat ini termasuk ke dalamgol Apa ? Menurut struktur kimia senyawa obat ini termasuk ke dalamgol Apa ? 13. 13. Menurut struktur kimia, senyawa obat ini termasuk ke dalam gol. Apa ? Menurut struktur kimia, senyawa obat ini termasuk ke dalam gol. Apa ? -- amoksisilin amoksisilin -- ampicillin ampicillin -- eritromisin eritromisin eritromisin eritromisin --chloramphenicol chloramphenicol