Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat
kronik atau progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (fungsi kortikal yang
multipel), termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman,
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai.
Kesadaran tidak berkabut, dan biasanya disertai hendaya fungsi kognitif, ada
kalanya diawali oleh kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian emosi,
perilaku sosial atau motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit Alheimer, pada
penyakit serebrovaskuler, dan pada kondisi lain yang se!ara primer atau sekunder
mengenai otak.
"revalensi demensia semakin meningkat dengan bertambahnya usia.
"revalensi demensia sedang hingga berat bervariasi pada tiap kelompok usia. "ada
kelompok usia diatas #$ tahun prevalensi demensia sedang hingga berat men!apai
$ persen, sedangkan pada kelompok usia diatas %$ tahun prevalensinya men!apai
&' hingga (' persen. Dari seluruh pasien yang menderita demensia, $' hingga #'
persen diantaranya menderita jenis demensia yang paling sering dijumpai, yaitu
demensia tipe Alheimer (Alzheimers diseases). "revalensi demensia tipe
Alheimer meningkat seiring bertambahnya usia. )ntuk seseorang yang berusia
#$ tahun prevalensinya adalah ',# persen pada pria dan ',% persen pada wanita.
"ada usia *' tahun, prevalensinya men!apai &+ persen. "asien dengan demensia
tipe Alheimer membutuhkan lebih dari $' persen perawatan rumah (nursing
home bed). ,enis demensia yang paling laim ditemui berikutnya adalah demensia
vaskuler, yang se!ara kausatif dikaitkan dengan penyakit serebrovaskuler.
-ipertensi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk menderita
demensia. Demensia vaskuler meliputi +$ hingga .' persen dari seluruh kasus
demensia. Demensia vaskuler paling sering ditemui pada seseorang yang berusia
1
antara #' hingga /' tahun dan lebih sering pada laki0laki daripada wanita. Sekitar
+' hingga +$ persen pasien menderita kedua jenis demensia tersebut.
1.2. Tujuan Penulisan
1ujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang dementia vaskular dan untuk memenuhi tugas dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen 2lmu Kedokteran ,iwa 3umah
Sakit ,iwa Soeharto -eerdjan.
1.3. Manfaat Penulisan
4akalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pemba!a khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat umum
untuk lebih mengetahui dan memahami tentang dementia vaskular.
2
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
2.1. Definisi
Keterampilan seperti pengambilan keputusan, kepribadian, peme!ahan
masalah dan atensi dikoordinir oleh lobus frontalis. 5obus frontalis di suplai oleh
arteri serebri anterior
.
4emori jangka panjang dikoordinir oleh lobus temporalis yang mendapat
suplai dari arteri serebri media dan arteri serebri posterior.4enurut Kamus
Dorland, demensia merupakan sindrom mental organik yang ditandai dengan
hilangnya kemampuan intelektual se!ara menyeluruh yang men!akup gangguan
mengingat, penilaian, dan pemikiran abstrak demikian juga dengan perubahan
perilaku, tetapi tidak men!akup gangguan yang disebabkan oleh kesadaran yang
berkabut, depresi, atau gangguan fungsional mental lainnya.
Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional
yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya stroke hemoragik dan
iskemik, juga disebabkan oleh penyakit substansi aalba iskemik atau sekuale dari
hipotensi atau hipoksia. Semua demensia yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah serebral dapat disebut sebagai demensia vaskular.
2.2. E"i#e$i%l%gi
Demensia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi
pada lanjut usia. Di negara0negara 6arat, demensia vaskular (D7a) menduduki
urutan kedua terbanyak setelah penyakit Alheimer tetapi di beberapa negara Asia
demensia vaskular merupakan tipe demensia yang terbanyak.
2nsidensi dan prevalensi 7aD yang dilaporkan berbeda0beda menurut
populasi studi, metode pendeteksian, kriteria diagnosa yang dipakai dan periode
waktu pengamatan. Diperkirakan demensia vaskuler memberi kontribusi +' 8 0
3
&' 8 dari semua kasus demensia. Data dari negara0negara 9ropa dilaporkan
prevalensi +,#8 pada kelompok usia lebih dari #$ tahun dengan insidensi .,( tiap
+''' orang per tahun. "enelitian di 5undby di Swedia memperlihatkan angka
resiko terkena 7aD sepanjang hidup .(,$8 pada pria dan +*.(8 pada wanita bila
semua tingkatan gangguan kognisi dimasukkan dalam perhitungan.Sudah lama
diketahui bahwa defisit kognisi dapat terjadi setelah serangan stroke. "enelitian
terakhir memperlihatkan bahwa demensia terjadi pada rata0rata seperempat hingga
sepertiga dari kasus0kasus stroke.
2.3. Eti%l%gi
"enyebabnya adalah penyakit vaskuler serebral yang multipel yang
menimbulkan gejala berpola demensia. Ditemukan umumnya pada laki0laki,
khususnya dengan riwayat hipertensi dan faktor resiko kardiovaskuler lainnya.
:angguan terutama mengenai pembuluh darah serebral berukuran ke!il dan
sedang yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkhim multiple yang
menyebar luas pada otak.
"enyebab infark berupa oklusi pembuluh darah oleh pla; arteriosklerotik
atau tromboemboli dari tempat lain( misalnya katup jantung). "ada pemeriksaan
akan ditemukan bruit karotis, hasil funduskopi yang tidak normal atau
pembesaran jantung.
2.&. !lasifikasi #an Pat%genesis
a. Infark $ulti"el
Demensia multi infark merupakan akibat dari infark multipel dan bilateral.
1erdapat riwayat satu atau beberapa kali serangan stroke dengan gejala
fokal seperti hemiparesis<hemiplegi, afasia, hemianopsia. Pseudobulbar
palsy sering disertai disartria, gangguan berjalan (small step gait), forced
laughing/crying, refleks 6abinski dan inkontinensia. Computed
4
tomography imaging (=1 s!an) otak menunjukkan hipodensitas bilateral
disertai atrofi kortikal, kadang0kadang disertai dilatasi ventrikel.
'. Infark lakunar
5akunar adalah infark ke!il, diameter &0+$ mm, disebabkan kelainan pada
small penetrating arteries di daerah dien!ephalon, batang otak dan sub
kortikal akibat dari hipertensi. "ada sepertiga kasus, infark lakunar bersifat
asimptomatik. Apabila menimbulkan gejala, dapat terjadi gangguan
sensorik, transient ischaemic attack, hemiparesis atau ataksia. 6ila jumlah
lakunar bertambah maka akan timbul sindrom demensia, sering disertai
pseudobulbar palsy. "ada derajat yang berat terjadi lacunar state. =1 s!an
otak menunjukkan hipodensitas multipel dengan ukuran ke!il, dapat juga
tidak tampak pada =1 s!an otak karena ukurannya yang ke!il atau terletak
di daerah batang otak. Magnetic resonance imaging (432) otak
merupakan pemeriksaan penunjang yang lebih akurat untuk menunjukkan
adanya lakunar terutama di daerah batang otak (pons).
(. Infark tunggal #i #aera) strategis
Strategic single infarct dementia merupakan akibat lesi iskemik pada
daerah kortikal atau sub kortikal yang mempunyai fungsi penting. 2nfark
girus angularis menimbulkan gejala afasia sensorik, aleksia, agrafia,
gangguan memori, disorientasi spasial dan gangguan konstruksi. 2nfark
daerah distribusi arteri serebri posterior menimbulkan gejala amnesia
disertai agitasi, halusinasi visual,gangguan visual dan kebingungan. 2nfark
daerah distribusi arteri serebri anterior menimbulkan abulia, afasia motorik
dan apraksia. 2nfark lobus parietalis menimbulkan gangguan kognitif dan
tingkah laku yang disebabkan gangguan persepsi spasial. 2nfark pada
daerah distribusi arteri paramedian thalamus menghasilkan thalamic
dementia.
5
2.*. +a$'aran !linis
Serangan terjadinya D7a terjadi se!ara mendadak, dengan didahului oleh
transient ischemic attack (12A) atau stroke, risiko terjadinya D7a * kali pada
tahun pertama setelah serangan dan semakin menurun menjadi & kali selama &$
tahun kemudian. Adanya riwayat dari faktor risiko penyakit sebero vaskular harus
disadari tentang kemungkinan terjadinya D7a.
:ambaran klinik penderita D7a menunjukkan kombinasi dari gejala fokal
neurologik, kelainan neuropsikologik dan gejala neuropsikiatrik. :ejala fokal
neurologik dapat berupa gangguan motorik, gangguan sensorik dan hemianopsia.
Kelainan neuropsikologik berupa gangguan memori disertai dua atau lebih
kelainan kognitif lain seperti atensi, bahasa, visuospasial dan fungsi eksekutif.
:ejala neuropsikiatrik sering terjadi pada D7a, dapat berupa perubahan
kepribadian (paling sering), depresi, mood labil, delusion, apati, abulia, tidak
adanya spontanitas. Depresi berat terjadi pada &$0$'8 pasien dan lebih dari #'8
mengalami sindrom depresi dengan gejala paling sering yaitu kesedihan, ansietas,
retardasi psikomotor atau keluhan somatik. "sikosis dengan ide0ide seperti waham
terjadi pada > $'8, termasuk pikiran !uriga, sindrom =apgras. ?aham paling
sering terjadi pada lesi yang melibatkan struktur temporoparietal.
2.,. -akt%r .esik%
Se!ara umum faktor risiko D7a sama seperti faktor risiko stroke meliputi@ usia,
hipertensi, diabetes melitus, aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit arteri
perifer, plak pada arteri karotis interna, alkohol, merokok, ras dan pendidikan
rendah. Aaktor aterogenik, termasuk diantaranya adalah hipertensi, merokok
!igaret, penyakit jantung, diabetes, hiperlipidemia, bising karotis, menopause
tanpa terapi penggantian estrogen, dan gambaran 9K: yang abnomal. Aaktor
non0aterogenik, termasuk diantaranya adalah genetik, perubahan pada
hemostatis, konsumsi alkohol yang tinggi, penggunaan aspirin, stres
6
psikologik, paparan at yang berhubungan dengan pekerjaan ( pestisida,
herbisida, plastik), sosial ekonomi. Aaktor yang berhubungan dengan stroke
yang termasuk diantaranya adalah volume kehilangan jaringan otak, serta
jumlah dan lokasi infark. 6erbagai studi prospektif menunjukkan risiko
vaskular seperti hipertensi, diabetes, hiperkolestrolemia merupakan faktor
risiko terjadinya D7a. Satu studi kohort pada tahun &'+' menunjukkan &+,+&.
perokok berat( lebih dari & bungkus per hari) pada usia pertengahan (mean &.
tahun) beresiko +''8 untuk dementia, Aleimer dan dementia vas!ular.
2./. Diagn%sis
Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua tahap, pertama menegakkan
diagnosis demensia, kedua men!ari proses vaskular yang mendasari. 1erdapat
beberapa kriteria diagnostik untuk menegakkan diagnosis D7a, yaitu@($0+&) (i)
diagnostic and statictical manual of mental disorders edisi ke empat (DS4027),
(ii) pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (""D:,) 222, (iii)
international clasification of diseases (2=D0+'), (iv) the state of California
Alzheimers disease diagnostic and treatment centers (ADD1=), dan (v) national
institute of neurological disorders and stroke and the association internationale
pour la recherche et lenseignement en neurosciences (B2BDSA239B).
a. Diagn%stik PPD+J0III@
a) 1erdapatnya gejala demensia
b) -endaya fungsi kognitif biasanya tidak merata ( mungkin terdapatnya
hilan daya ingat, gangguan daya piker, gejala neurologis fokal). Daya tilik
diri (insight) dan daya nilai (judgement) se!ara relative tetap baik.
!) Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya
gejala neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia
vaskular .
"ada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan
pemeriksaan =1 S!an atau pemeriksaan neuropatologis.
7
-11. De$ensia 2askuler 3nset Akut
6iasannya terjadi se!ara !epat sesudah serangkaian CstrokeD akibat
thrombosis serebrovaskuler, embolisme atau pendarahan.
-11.1 De$ensia Multi Infark
Ensetnya lebih lambat, biasanya setelah serangkaian episode
iskemik minor yang menimbulkan akumulasi dari infark pada
parenkim otak.
-11.2 De$ensia 2askular u'k%rtikal
Ao!us kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di hemisferi
serebral yang dapat diduga se!ara klinis dan dibuktikan dengan =1
S!an. Korteks serebri biasanya tetap baik, walaupun demikian
gambaran klinis masih mirip dengan demensia pada penyakit
Alheimer.
-11.3 De$entia 2askular 4a$"uran !%rtikal #an u'k%rtikal
Komponen !ampuran kortikal dan subkortikal dapat diduga dari
gambaran klinis, hasil pemeriksaan (termaasuk atopsi) atau
keduannya.
-11.5 De$entia 2askular Lainn6a
-11.7 De$entia 2askuler 8TT
'. Diagn%stik DM I2 9
A. "erkembangan defisit kognitif multipel yang bermanifestasi oleh baik
(+):angguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi
baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya)
(&) Satu atau lebih gangguan kognitif berikut F
(a) Afasia ( gangguan bahasa)
8
(b)Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik
walaupun fungsi motorik utuh)
(!)Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
walaupun fungsi sensorik utuh
(d):angguan dalam fungsi eksekutif (yaitu meren!anakan,
mengorganisasi, mengurutkan dan abstrak)
6. Defisit dalam kognitif dalam kriteria A+ dan A& masing0masing menyebabkan
gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan
suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya.
=. 1anda dan gejala neurologis fokal (misalnyaF peningkatan refleks tendon
dalam, respon ekstensor palntar, palsi pseudobulbar, kelainan gaya berjalan,
kelemahan pada satu ekstremitas) atau atau tanda0tanda laboratorium adalah
indikatif untuk penyakit serebrovaskuler (misalnya infark multipel yang
mengenai korteks dan subtannsia putih dibawahnya) yang dianggap
berhubungan se!ara etiologi dengan gangguan
D. Defisit tidak terjadi semata0mata selama perjalanan delirium
(. ADDT4 :State of California Alzheimer Disease Diagnostic and Treatment
Centers) #an NIND0AI.EN :National Institute of Neurological Disorders and
Stroke and the Association Internationale pour la Recherche at
Lnseignement en Neurosciences) 6ang sekarang #i"akai.
Radiologic !eatures Considered Compati"le #ith $ascular Dementis "% the
INDS&AIRN Criteria
Site
A. 5arge0vessel stroken to the following territories
a. 6ilateral anterior !erebral artery.
b. "osterior !erebral artery.
9
!. "arietotemporal and temporoo!!ipital asso!iation areas.
d. Superior frontal and parietal watershed territories.
6. Small vessel disease@
a. 6asal ganglia and frontal white matter la!unes.
b. 9Gtensive periventri!ular white matter lesions.
!. 6ilateral thalami! lesions.
Severity
a. 5arge vessel lesion of the dominant hemisphere.
b. 6ilateral large vessel hemispheri! strokes.
!. 5eukoen!ephalopathy involving at least &$8 of total white maner.
d. k%r iske$ik Ha()inski
3iwayat dan gejala Skor
Awitan mendadak &
Deteriorasi bertahap +
"erjalanan klinis fluktuatif &
Kebingungan malam hari +
Kepribadian relatif terganggu +
Depresi +
Keluhan somatik +
9mosi labil +
3iwayat hipertensi +
3iwayat penyakit serebrovaskular &
Arteriosklerosis penyerta +. +
Keluhan neurologi fokal &
:ejala neurologis fokal &
Skor ini berguna untuk membedakan demensia alheimer dengan
demensia vaskular. 6ila skor H / @ demensia vaskular. Skor I( @ penyakit
alheimer. Sensitivitas J spesifisitas skala ini %*8.
2.5 Pe$eriksaan
Anamnesis dan pemeriksaan saja dapat mengidentifikasi demensia, =1
scan kepala !ukup dilakukan se!ara rutin. Adanya lesi hite matter membedakan
10
demensia vaskuler dan demensia Alheimer. =ordoliani04a!kowiak, dkkF
mendapatkan bahwa penderita stroke dengan atrofi lobus temporalis medial lebih
sering mengalami demensia, namun perlu diikuti lebih lama. "erlu dilakukan
pengukuran volume hipokampus untuk mempelajari demensia vaskuler.
432 kepala dilakukan untuk menemukan penyakit vaskuler ke!il dan
membedakan demensia Alheimer dan mi!ed dementia" "emeriksaan darah
lengkap, 59D, kadar glukosa dan 9K: harus dilakukan. ,ika diperlukan
dilakukan@ Carotid duple! doppler, foto toraks, ekokardiografi, profil lipid,
anti!ardiolipin antibody, lupus anticoagulation, autoantibody screen jika
diperlukan. "emeriksaan -bA+! untuk deteksi diabetes mellitus yang tidak
diduga.
"emeriksaan yang tidak rutin dikerjakan adalah@ angiografi serebral jika
akan dilakukan pembedahan karotis atau untuk menunjukkan beading pembuluh
darah ke!il. "emeriksaan likuor serebrospinalis jika ada ke!urigaan infeksi. 6iopsi
dura atau otak jarang dilakukan.
9ssesmen gangguan kognitif pas!a stroke
/
@
Mini#Mental State $!amination %MMS$)"
Clock &raing 'est %C&')"
Montreal Cogniti(e Assessment %M)CA)"
Cognistat"
Pen(itraan
Dengan adanya fasilitas pemeriksaan =1 s!an otak atau 432 dapat dipastikan
adanya perdarahan atau infark (tunggal atau multipel), besar serta lokasinya. ,uga
dapat disingkirkan kemungkinan gangguan struktur lain yang dapat memberikan
gambaran mirip dengan D7a, misalnya neoplasma.
La'%rat%riu$
Digunakan untuk menentukan penyebab atau faktor risiko yang mengakibatkan
timbulnya stroke dan demensia. "emeriksaan darah tepi, laju endap darah (59D),
kadar glukosa, glycosylated -b,tes serologi untuk sifilis, -27, kolesterol,
11
trigliserida, fungsi tiroid, profil koagulasi, kadar asam urat, lupus antikoagulan,
antibodi antikardiolipin dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
Lain0lain
Aoto 3ontgen dada, 9K:, ekokardiografi, 99:, pemeriksaan Doppler, potensial
!etusan atau angiografi
.
2.7. Tera"i
1indakan pengukuran untuk pen!egahan adalah penting terutama pada
demensia vaskuler. "engukuran tersebut dapat berupa pengaturan diet, olahraga,
dan pengontrolan terhadap diabetes dan hipertensi.
Ebat0obatan yang diberikan dapat berupa antihipertensi, antikoagulan,
atau antiplatelet. "engontrolan terhadap tekanan darah harus dilakukan sehingga
tekanan darah pasien dapat dijaga agar berada dalam batas normal, hal ini
didukung oleh fakta adanya perbaikan fungsi kognitif pada pasien demensia
vaskuler. 1ekanan darah yang berada dibawah nilai normal menunjukkan
perburukan fungsi kognitif, se!ara lebih lanjut, pada pasien dengan demensia
vaskuler.
"ilihan obat antihipertensi dalam hal ini adalah sangat penting mengingat
antagonis reseptor b0& dapat memperburuk kerusakan fungsi kognitif.
Angiotensin#con(erting enzyme (A=9) inhibitor dan diuretik telah dibuktikan
tidak berhubungan dengan perburukan fungsi kognitif dan diperkirakan hal itu
disebabkan oleh efek penurunan tekanan darah tanpa mempengaruhi aliran darah
otak.
1indakan bedah untuk mengeluarkan plak karotis dapat men!egah
kejadian vaskuler berikutnya pada pasien0pasien yang telah diseleksi se!ara hati0
hati.
"endekatan terapi se!ara umum pada pasien dengan demensia bertujuan
untuk memberikan perawatan medis suportif, dukungan emosional untuk pasien
dan keluarganya, serta terapi farmakologis untuk gejala0gejala yang spesifik,
termasuk perilaku yang merugikan.
12
a. Tera"i Psik%s%sial
Kemerosotan status mental memiliki makna yang signifikan pada pasien
dengan demensia. Keinginan untuk melanjutkan hidup tergantung pada memori.
4emori jangka pendek hilang sebelum hilangnya memori jangka panjang pada
kebanyakan kasus demensia, dan banyak pasien biasanya mengalami distres
akibat memikirkan bagaimana mereka menggunakan lagi fungsi memorinya
disamping memikirkan penyakit yang sedang dialaminya. 2dentitas pasien
menjadi pudar seiring perjalanan penyakitnya, dan mereka hanya dapat sedikit dan
semakin sedikit menggunakan daya ingatnya. 3eaksi emosional bervariasi mulai
dari depresi hingga ke!emasan yang berat dan teror katastrofik yang berakar dari
kesadaran bahwa pemahaman akan dirinya (sense of self) menghilang.
"asien biasanya akan mendapatkan manfaat dari psikoterapi suportif dan
edukatif sehingga mereka dapat memahami perjalanan dan sifat alamiah dari
penyakit yang dideritanya. 4ereka juga bisa mendapatkan dukungan dalam
kesedihannya dan penerimaan akan perburukan disabilitas serta perhatian akan
masalah0masalah harga dirinya. 6anyak fungsi yang masih utuh dapat
dimaksimalkan dengan membantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang masih
dapat dikerjakannya. Suatu pendekatan psikodinamik terhadap defek fungsi ego
dan keterbatasan fungsi kognitif juga dapat bermanfaat.
Dokter dapat membantu pasien untuk menemukan !ara KberdamaiL dengan
defek fungsi ego, seperti menyimpan kalender untuk pasien dengan masalah
orientasi, membuat jadwal untuk membantu menata struktur aktivitasnya, serta
membuat !atatan untuk masalah0masalah daya ingat. 2ntervensi psikodinamik
dengan melibatkan keluarga pasien dapat sangat membantu. -al tersebut
membantu pasien untuk melawan perasaan bersalah, kesedihan, kemarahan, dan
keputusasaan karena ia merasa perlahan0lahan dijauhi oleh keluarganya.
'. -ar$ak%tera"i
Dokter dapat meresepkan benodiaepine untuk insomnia dan ke!emasan,
antidepresi untuk depresi, dan obat0obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi,
akan tetapi dokter juga harus mewaspadai efek idiosinkrasi obat yang mungkin
terjadi pada pasien usia lanjut (misalnya kegembiraan paradoksikal, kebingungan,
13
dan peningkatan efek sedasi). Se!ara umum, obat obatan dengan aktivitas
antikolinergik yang tinggi sebaiknya dihindarkan. Doneepil ditoleransi dengan
baik dan digunakan se!ara luas. 1akrin jarang digunakan karena potensial
menimbulkan hepatotoksisitas. Sedikit data klinis yang tersedia mengenai
rivastigmin dan galantamin, yang sepertinya menimbulkan efek gastrointestinal
(:2) dan efek samping neuropsikiatrik yang lebih tinggi daripada doneepil. 1idak
satupun dari obat0obatan tersebut dapat men!egah degenerasi neuron progresif.
Diagn%sis Ban#ing
+. "enyakit alheimer
"ada *'8 kasus ditemukan infark multipel, riwayat stroke atau 12A,
*achinski +schemic Scale skor / atau lebih menunjukkan demensia vaskuler,
sedang skor ( atau kurang menunjukkan Alheimer demensia. "emeriksaan C'
Scan meningkatkan ketepatan diagnosis adanya infark. 2dentifikasi penyebab
kejadian vaskuler atau faktor resiko.
2nsiden depresi karena demensia vaskuler dan demensia Alheimer terletak
antara &,$ dan %, sedangkan ke!emasan & kali lipat. "ada demensia Alheimer
memori jangka panjang lebih terganggu.
14
&. "enurunan kognitif akibat usia
Apabila usia meningkat, terjadi kemunduran memori yang ringan. 7olume
otak akan berkurang dan beberapa sel saraf atau neurons akan hilang.
.. Depresi
6iasanya orang yang depresi akan pasif dan tidak berespon. Kadang0kadang
keliru dan pelupa.
(. Delirium
Adanya kekeliruan dan perubahan status mental yang !epat. 2ndividu ini
disorientasi, pusing, inkoheren. Delirium disebabkan kera!unan atau infeksi
yang dapat diobati. 6iasanya sembuh sempurna setelah penyebab yang
mendasari diatasi.
$. Kehilangan memori
Antara penyebab kehilangan memori yang lain adalah@
M 4alnutrisi
M Dehidrasi
M Aatigue
M Depresi
M 9fek samping obat
M :angguan metabolik
M 1rauma kepala
M 1umor otak jinak
M 2nfeksi bakteri atau virus
15
M "arkinson
BAB III
!EIMPULAN
+. Dementia vaskular adalah sindrom mental organik yang ditandai dengan
hilangnya kemampuan intelektual se!ara menyeluruh yang men!akup
gangguan mengingat, penilaian, dan pemikiran abstrak demikian juga dengan
perubahan perilaku yang penyebabnya adalah pembuluh darah serebral.
&. Dementia vaskular diklasifikasikan menjadi infark multipal, infark lakunar
dan infark tunggal di daerah strategis.
16
Gambar Algoritma differensial diagnosis
.. "enyebab dementia vaskular adalah penyakit vaskuler serebral yang
multipel yang menimbulkan gejala berpola demensi dan infark berupa
oklusi pembuluh darah oleh pla; arteriosklerotik atau tromboemboli dari
tempat lain ( misalnya katup jantung).
(. Diagnosis dementia vaskular ditegakkan berdasarkan kriteria0kriteria yang
telah ditetapkan oleh ""D:, 222 dan DS4 27.
$. 1erapi dementia vaskular terutama adalah berupa antihipertensi,
antikoagulan, atau antiplatelet serta benodiaepine untuk insomnia dan
ke!emasan, antidepresi untuk depresi, dan obat0obat antipsikotik untuk
waham dan halusinasi .
DA-TA. PUTA!A
+. Kaplan, -arold 2., 6enjamin ,. Sado!k, ,a!k A. :rebb. &'+'. ,aplan#
Sadock Sinopsis Psikitari - +lmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri ,linis
.ilid /. 1angerang@ 6inarupa Aksara.
&. DorlandDs 2llustrated 4edi!al Di!tionary, .+
st
9dition @ (*&
.. Aau!i, 6raunwald, Kasper, -auser 5ongo, ,ameson, 5os!alo.0ascular
&ementia on *arrisons Principles of +nternal Medicine 12
th
$dition@
&$(.0(
(. Abdul :ofir, 1heodorus Aditya Anantha Kusuma. &''%. &ementia
0askular. Diakses dari http@<<neurology!lini!.!om
17
$. Kumar, =lark. &''$. ,umar 3 Clark Clinical Medicine Si!th $dition.
"hiladelphia @ 9lsevier Saunders @ +&+.,$$
#. Kannayiram Alagiakrishnan. &'+&. 0ascular &ementia. Diakses dari
http@<<emedi!ine.meds!ape.!om<
/. 3usdi 4aslim.&''+. 6uku Saku Pedoman Penggolongan dan &iagnosis
4angguan .ia di +ndonesia#+++ @ &(
%. Ameri!an "sy!hiatri! Asso!iation. &''(. &iagnostic and Statistical
Manual of Mental &isorders 5ourth $dition 'e!t 6e(ision %&SM#+0#'6).
?ashington D=@ A"A@ +(#
18

Anda mungkin juga menyukai