DEPARTEMEN: PEDIATRIK
MENINGOKEL
Disusun oleh:
NUNING KHUROTUL AFIDA
PSIK REGULER-2010
105070201111011
MALANG 2014
MENINGOKEL
A. Pengertian
Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui
spina bifida dan terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis
ini ditutupi oleh kulit yang sangat tipis. Pada kasus tertentu kelainan ini dapat
dikoreksi dengan pembedahan. Pembedahan terdiri dari insisi meningokel dan
penutupan dura meter. Kemudian kulit diatas cacat ditutup. Hidrosefalus
kemungkinan merupakan komplikasi yang memerlukan drainase. (Prinsip
Keperawatan Pediatric, Rosa M. sachrin. Hal-283)
Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi.
Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah
servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak,
sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat
saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal
sesudah operasi. (IKA-FKUI. Hal-1136)
Spina bifida dimanifestasikan pada hampir semua kasus disrafisme spinal
yang merupakan terminologi untuk kelompok kelainan spinal yang umumnya
menunjukkan ketidaksempurnaan menutupnya jaringan mesenkim, tulang dan
saraf di garis tengah. . (Buku Ajar Neurologi Anak. Hal-144) Pembagian
disrafisme spinal antara lain:
1. Spina bifida okulta
Defek terdapat pada arkus vertebrata tanpa herniasi jaringan.
2. Meningokel spinalis
Defek pada durameter dan arkus spinalis. Herniasi jaringan saraf spinalis
atau sebagian medulla spinalis.
3. Meningomielokel
Kantung herniasi terdiri dari leptomeningen, cairan, jaringan saraf berupa
serabut spinalis atau sebagian medulla spinalis.
4. Mielomeningosistokel
Kantung terdiri dari leptomeningen, cairan cerebrospinal, serabut saraf yang
membenntuk kista berisi cairan yang berhubungan dengan kanalis sentralis.
5. Rakiskisis spinal lengkap
Tulang belakang terbuka seluruhnya
B. Etiologi/penyebab
kadang sakus pecah selama pemindahan dan lubang pada sakus meningkatkan
resiko infeksi pada system saram pusat.
Latihan rentang gerak ringan kadang-kadang dilakukan untuk mencegah
kontraktur, dan meregangkan kontraktur dilakukan, bila diindikasikan. Akan
tetapi latihan ini dibatasi hanya pada kaki, pergelangan kaki dan sendi lutut. Bila
sendi panggul tidak stabil, peregangan terhadap fleksor pinggul yang kaku atau
otot-otot adductor, mempererat kecenderungan subluksasi.
Penurunan harga diri menjadi ciri khas pada anak dan remaja yang
menderita keadaan ini. Remaja merasa khawatir akan kemampuan seksualnya,
penguasaan social, hubungan kelompok remaja sebaya, dan kematangan serta
daya tariknya. Beratnya ketidakmampuan tersebut lebih berhubungan dengan
persepsi diri terhadap kemampuannya dari pada ketidakmampuan yang
sebenarnya ada pada remaja itu.
E. Deteksi prenatal
Terdapat kemungkinan untuk menentukan adanya beberapa NTD terbuka
selama masa prenatal. Pemindaian ultrasuara pada uterus dan peningkatan
konsentrasi alfafetoprotein (AFP), suatu gamma, globulin yang spesifik pada
fetus,
dalam
cairan
amnion
mengindikasikan
adanya
arensefali
atau
kerusakan neurologis yang terjadi pada bayi dengan defek korda spinalis
Pengkajian
a.
Anamnesa :
1.
Identitas bayi
2.
Identitas ibu
3.
4.
Riwayat kelahiran.
5.
6.
b.
Pemeriksaan Fisik.
Observasi adanya manifestasi mielomeningokel
1.
2.
4.
B.
Diagnosa
Noc
Diharapkan setelah diberikan
berhubunga perawatan selama 2x24 jam
n dengan derajat nyeri dapat diturunkan
dengan kriteria hasil :
tekanan
otak
yang
menonjol
Nic
Kaji tingkat nyeri
Lakukan
distraksi
(pengalihan nyeri)
Ciptakan lingkungan yang
nyaman
Berikan analgetik
Resiko
Setelah
infeksi
keperawatan
berhubunga tidak
n
di
terjadi
lakukan
selama
infeksi
aseptik
Kolaborasi dengan dokter
beri cairan antibiotik
luka
terbuka
3
Kerusakan
Setelah
di
lakukan
integritas
keperawatan
kulit
selama
tindakan Anjurkan
3x24jam
menggunakan
untuk
pakaian
longgar
Hindari
kerutan
pada
berhubunga dengan kriteria hasil :
Integritas kulit yang baik
tempat tidur
n dengan
Jaga kebersihan kulit agar
dapat dipertahankan
adanya
Tidak ada luka/lesi pada kulit
tetap bersih dan kering
edema atau Perfusi jaringan baik
Monitor kulit akan adanya
tekanan
kemerahan
Oleska lotion/baby oil pada
daerah yang tertekan
Mandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
Ajarkan keluarga tentang
luka dan perawatan luka
DAFTAR PUSTAKA
Cecila L. Betz & Linda A. Sowden.2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. EGC:
Jakarta.
Diane M. Fraser. Dkk. 2009. Myles Buku Ajar Kebidanan. EGC: Jakarta.
Elizabet J. Corwin. 2000. Buku saku patofisiologi. EGC: Jakarta
J.C.E. Underwood. 1999. Patologi Umum Dan Sistematik. Vol 2. EGC: Jakarta
Linda Juall Carpenito-moyet. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan Edisi 10.
EGC: Jakarta
Marliynn E. Doengoes, Dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC:
Jakarta
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Bag. 3. EGC: Jakarta.
Rosa m. Saccharin. 1996. Prinsip keperawatan pediatric edisi 2. EGC; Jakarta
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Ilmu kesehatan anak volume 3. FKUI :
Jakarta.
Taslim S. Soetomenggolo, Sfyan Ismael. 1999. Buku Ajar Neurologi Anak. BP
IDAI: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa . dkk. 1999. Ilmu kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiharjo: Jakarta.
Wong , Donna L dkk. 2008. Buku ajar keperawatan pediatric vol 2. EGC: Jakarta.
Wong , Donna L. 2004. Pedoman klinis keperawatan Pediatrik Edisi 4 . EGC:
Jakarta.