Anda di halaman 1dari 29

REFERAT KARDIOLOGI

GANGGUAN GIZI PADA


PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Oleh
SUSILORINI
PPDS 1 BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNDIP
SMF KESEHATAN ANAK RSUP Dr. KARIADI
SEMARANG
2!
0
PENDAHULUAN
Anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) yang ringan dapat tumbuh
dan berkembang secara normal, tetapi anak dengan gangguan
hemodinamik berat terancam akan mengalami gangguan gizi, berupa
gangguan pertumbuhan. alnutrisi akibat dari penyakit jantung merupakan
penyebab utama gagal tumbuh pada anak. !ekitar "#$%#& anak yang
dirawat di bangsal jantung mengalami gangguan pertumbuhan.
'
PJB merupakan '(& dari seluruh kelainan kongenital dan insidennya
sekitar % per '### kelahiran hidup, dan separuhnya adalah de)ek septum
*entrikel (+!,). +i negara maju, separuh dari penderita PJB sudah
dilakukan operasi sebelum ulang tahun yang pertama, bahkan (-& sudah
dioperasi pada masa neonatal. .nter*ensi yang awal juga membantu
mengatasi masalah gizi.
',(
/aktor yang mempengaruhi terjadinya PJB adalah )aktor genetik dan
lingkungan pada masa pranatal termasuk gangguan metabolisme, in)eksi dan )aktor
lingkungan. 0elah ditunjukkan )aktor genetik yang diturunkan melalui mekanisme
endelian dan mitokondria. 1elainan genetik yang mengakibatkan PJB antara lain
!indrom 0urner. Proses in)eksi prenatal yang penting adalah sindrom rubella, sedang
gangguan metabolime yang berhubungan dengan PJB antara lain penggunaan
0halidomid, pemaparan hidantoin dan )etal alkohol sindrom.
2,3
Beberapa sindrom genetik dan 4inborn error metabolism5 juga berhubungan
dengan mal)ormasi kardio*askuler kongenital. !ebagai contoh lebih dari -#&
penderita !indrom +own mempunyai PJB. !ebagian besar agen teratogenik, bersama
dengan predisposisi genetik juga mengakibatkan kelainan pada jantung.
(
+alam manajemen PJB yang penting adalah mengetahui keadaan
hemodinamik penyakit jantung untuk mengetahui pengaruh penyakit jantung
terhadap status gizi dan mengurangi pengaruh nutrisi terhadap )ungsi jantung.
'

1
MASALAH GIZI PADA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
eskipun hubungan antara PJB dan malnutrisi tidak selalu sesuai dengan
beratnya lesi jantung atau gangguan hemodinamik.,ariasi bentuk pertumbuhan
anak dengan PJB dihubungkan dengan )aktor genetik, prenatal dan pasca natal.
Penderita penyakit jantung asianotik dengan 6$7 shunt besar dan hipertensi pulmonal
menunjukkan de)isit pertumbuhan pada BB, sedang penyakit jantung sianotik
terdapat de)isit keduanya BB dan 0B.
-,"
!ebagian besar kelainan jantung bawaan disertai gangguan pertumbuhan
intrauterin yang bermakna. 8iperseluler otak, hati, otot, lemak ditemukan pada otopsi
dan biopsi penderita PJB berat. !tudi lain menunjukkan bahwa gangguan
pertumbuhan disebabkan oleh berkurangnya tissue mitotic rates. 8al tersebut
disebabkan e)ek langsung hipoksia dan gagal jantung kongesti) terhadap metabolisme
seluler, e)ek intrauterin sistemik yang menyebabkan timbulnya PJB atau karena PJB
itu sendiri dan malnutrisi.
%
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada )aktor lain yang berperan
terhadap gangguan pertumbuhan , diantaranya yang terpenting adalah takipnea dan
menurunnya kemampuan makan minum yang akan mengurangi masukan kalori.
Banyak penderita PJB juga mengidap kelainan lain yang menghambat pasca natal.
%
!ecara umum tumbuh kembang anak dengan PJB biasanya terganggu
sehingga gra)ik pertumbuhan harus selalu diperbaharui. Biasanya PJB mempengaruhi
berat badan sebelum mempengaruhi tingginya dan menghasilkan bayi yang kurus.
ereka dengan masalah yang lebih berat menunjukkan keterlambatan pada
pertambahan berat badan maupun tinggi badan. eskipun demikian pada umumnya
lesi obstrukti) tanpa gagal jantung kongesti) seperti koartasio, stenosis aorta atau
stenosis pulmonal berkaitan dengan pertumbuhan normal. Pada penderita dengan lesi
sianotik, seperti 0etralogy o) /allot dapat terjadi gangguan pertumbuhan menyeluruh
sedangkan pada mereka yang menderita lesi disertai gagal jantung kongesti) seperti
pirau dari kiri ke kanan, berat badan lebih terpengaruh daripada tinggi badan. +erajat
gangguan pertumbuhan secara proporsional tergantung pada besarnya pirau dan
beratnya hipertensi pulmonal. Perlu diketahui bahwa pada penderita dengan sianosis,
2
derajat kegagalan pertumbuhan biasanya tidak tergantung pada beratnya hipoksia
tetapi berhubungan dengan jenis lesi tertentu.
-,"
Penelitian jangka panjang tentang anak dengan PJB menunjukkan adanya
pertumbuhan )isik yang terhambat baik berat maupun panjang badan , pada anak tipe
sianotik maupun non$sianotik. Biasanya berat badan lebih mengalami hambatan
daripada panjang badan. Pertumbuhan pada anak laki$laki dengan PJB lebih
terhambat daripada anak perempuan. !uatu analisis tentang pertumbuhan pada anak
dengan PJB dengan gangguan hemodinamik ringan menunjukkan adanya distribusi
abnormal berat dan panjang badannya, sebagian besar anak dengan PJB mempunyai
berat badan dan panjang badan di bawah nilai mean 9 ( !+. !elain beberapa
penyebab lain, penyebab utama kegagalan pertumbuhan pada PJB adalah gangguan
hemodinamik.
-,:
Penyebab 7etardasi Pertumbuhan pada PJB
:
;angguan hemodinamik berat (gagal jantung kongesti))
8ipoksemia
7etardasi pertumbuhan intrauterin
1ekurangan ambilan (.ntake) protein, akibat <
9 .n)eksi berulang
9 1etidakmampuan )isis (physical incapability)
9 alabsorbsi
9 ;angguan emosi
8ipermetabolisme
0erdapatnya kelainan ekstrakardiak
Pada gangguan hemodinamik, beratnya kegagalan pertumbuhan tergantung
dari macam gangguannya. Pada anak dengan pirau kiri ke kanan (de)ek septum
*entrikel, de)ek septum atrium, duktus arteriosus persisten), beratnya gagal tumbuh
sebanding dengan besarnya pirau dan beratnya hipertensi pulmonal. Pada anak
dengan sianosis, gangguan pertumbuhan terutama bukan oleh hipoksemianya
melainkan oleh macam lesinya, misalnya gagal jantung kongesti). Pada umumnya
3
anak dengan lesi beban tekanan (misalnya stenosis aorta, stenosis pulmonal) tanpa
pirau akan tumbuh normal.
:
!alah satu penyebab non$hemodinamik pada gangguan pertumbuhan ialah
retardasi pertumbuhan intrauterin. 0ernyata sebagian besar PJB disertai dengan
retardasi pertumbuhan intrauterin yang nyata. Penelitian autopsi dan biopsi pada PJB
berat menunjukkan adannya hiposelularitas pada alat = jaringan seperti otak, hati, otot
dan lemak. 8iposelularitas ini disebabkan oleh berkurangnya kecepatan mitosis sel,
hubungannya dapat dilihat pada skema berikut <
hipoksemia = gagal
jantung kongesti)
gangguan
metabolisme sel
kecepatan mitosis
PJB gangguan sistemik intrauterin hiposelularitas
karena penyebab PJB dan = pertumbuhan
atau PJB nya sendiri terhambat
malnutrisi

1ekurangan ambilan protein berhubungan antara lain dengan adanya
ketidakmampuan )isis, kelainan absorbsi usus, in)eksi berulang dan sebagainya.
1etidakmampuan )isis yang terpenting adalah takipnea dan berkurangnya kekuatan
anak (toleransi latihan berkurang) akan menyebabkan ambilan kalori berkurang.
1elainan ringan absorbsi usus sering pula dijumpai pada PJB, ini akan mengurangi
pula ambilan nutriennya. .n)eksi berulang sering merupakan masalah besar pada PJB.
Adanya lingkaran setan antara in)eksi dan malnutrisi jelas berdampak negati) pada
pertumbuhan anak dengan PJB. Aspek endokrin juga berpengaruh pada pertumbuhan
dan malnutrisi anak dengan PJB. 8al ini terlihat dengan didapatkannya usia tulang
yang terlambat dibanding dengan usia kronologisnya pada anak dengan PJB sianotik
4
dan menjadi normal kembali berat badan serta tinggi badan pada masa anak 9 lanjut
dan remaja pada PJB yang tidak dikoreksi. Biasanya anak perempuan pada dasawarsa
kedua telah mencapai berat dan tinggi badan yang normal. Banyak pula penderita
PJB yang juga mempunyai kelainan bawaan lain yang sering menghambat
pertumbuhan pasca lahir. 8ipermetabolisme ialah peningkatan kecepatan
metabolisme yang menyebabkan terpakainya simpanan lemak dan makin besarnya
pemakaian masa tubuh untuk alat dengan metabolisme sangat akti), misalnya otak
dan jantung. eningkatnya metabolisme menunjukkan bahwa bayi dan anak tersebut
lebih banyak membutuhkan kalori per kilogram berat badan untuk pertumbuhannya
dibanding dengan anak normal. Anak dengan PJB mempunyai balans nitrogen positi)
dan akan lebih baik tumbuh dengan hiperalimentasi enteral.
:
0indakan bedah jantung korekti) berpengaruh positi) pada pertumbuhan.
Pembedahan pada usia kurang dari ( tahun mengakibatkan terjadinya tumbuh 9 kejar
yang lebih baik daripada apabila pembedahan dilakukan pada usia anak$lanjut atau
usia remaja.
%
eskipun terjadi percepatan pertumbuhan setelah bedah korekti) pada
sebagian besar pasien PJB tetapi mereka yang tumbuhnya normal sebelum operasi
dan yang menderita cardiac defects tidak mengalami percepatan pertumbuhan setelah
operasi. Pasien yang disertai lingkar kepala kecil (mikrose)al) dan mental subnormal
ternyata tidak mengalami percepatan pertumbuhan setelah operasi.
%
!etelah pembedahan, berat badan mengalami perbaikan lebih dahulu daripada
tinggi badan. Pembedahan jantung paliati) juga memperbaiki pertumbuhan meskipun
tidak sebaik bedah korekti). 8ambatan pertumbuhan setelah pembedahan dapat
terjadi akibat kelainan bawaan lain, gejala sisa gangguan hemodinamik yang berat,
penyulit pembedahan, kelainan ekstrakardiak yang lain atau hambatan pertumbuhan
pasca lahir yang ire*ersibel.
:,>
!ecara klinis anak dengan PJB mempunyai sel lemak yang lebih sedikit
walaupun besar selnya masih normal. 1eadaan sianosis berhubungan dengan
hambatan pematangan skeletal. Perkembangan intelektual dengan menentukan .?
juga mengalami hambatan karena adanya hipoksia.
2
5
8ubungan antara gagal tumbuh dan abnormalitas hemodinamik belum
diketahui dengan pasti. asukan kalori yang rendah barangkali merupakan penyebab
utama. Pada penelitian biasanya digunakan indikator BB==PB. Peningkatan kebutuhan
energi berhubungan dengan peningkatan metabolisme setiap satuan berat badan,
rendahnya cadangan energi dari lemak dan protein, malabsorbsi, hipoksia seluler dll.
asukan kalori yang rendah pada bayi mungkin disebabkan karena na)su makan
yang rendah, makan yang melelahkan, takipnea,dipsnea atau akibat in)eksi paru yang
berulang. Anak dengan gagal jantung kongesti) , biasanya cepat lapar , mau makan,
tetapi cepat merasa lelah. @aktu makan cenderung lebih lama dengan masukan kalori
yang lebih rendah. asukan makanan yang kurang juga dapat disebabkan karena
perut yang tidak enak discom)ort atau distensi disebabkan karena hepatomegali dan
hipomotilitas usus karena edema dan hipoksia. Peningkatan laju metabolisme ini
berhubungan dengan peningkatan akti*itas otot pernapasan, peningkatan konsumsi
oksigen, otot jantung hipertro)i atau dilatasi dan peningkatan tonus otot sistem sara)
simpatis. 1onsumsi oksigen juga meningkat pada anak dengan PJB dan gagal jantung
kongesti). 0erdapat hubungan antara peningkatan konsumsi oksigen dengan beratnya
kegagalan.
',>
8emostasis glukosa pada penderita PJB dengan sianosis berat menunjukkan
bahwa )ungsi glukoneogenesis hepar, )ungsi glikogenolisis dan sekresi hormon yang
mengatur kadar glukosa adalah normal, tetapi mengalami penurunan 4alanine
turnover5 dan penurunan 4splanchnic blood flow5. 0etapi temuan ini tidak
berhubungan dengan ada atau tidaknya gagal tumbuh pada PJB sehingga sebab yang
pasti masih belum diketahui.
2
Penelitian mengenai hormon pada anak dengan PJB telah diselidiki. 8ormon
yang diproduksi oleh korteks adrenal seperti '% hidroksokortikosteroid, '%
hidroksiketosteroid dan aldosteron ternyata mempunyai kadar yang normal. Adanya
sianosis tidak berpengaruh pada korteks adrenal. 7espons korteks adrenal terhadap
stimulasi AA08 normal baik pada anak dengan PJB sianotik maupun asianotik.
+esaturasi arterial yang berat juga tidak mempengaruhi sekresi hormon yang
mengatur kadar gula darah. +emikian juga )ungsi tiroid tidak mengalami kelainan.
6
!omatomedin$A sebagai )aktor pemacu pertumbuhan yang berperan penting dalam
pertumbuhan tulang rawan, kadarnya menurun pada anak dengan PJB. 8ormon
pertumbuhan pada kelainan jantung ternyata tidak menunjukkan kelainan pada saat
puasa.
2
PENENTUAN STATUS GIZI
Penentuan status gizi harus dilakukan secara akurat meliputi pemeriksaan
anamnesis, pemeriksaan )isik dan laboratorium.
'. Anamnesis
@awancara hendaknya meliputi na)su makan, diit, perubahan berat badan dan
masalah pemberian makanan. ,olume yang diberikan lebih sedikit, tetapi
memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan makanannya. 8al ini
disebabkan karena anak dengan gagal jantung kongesti) mempunyai keinginan makan
yang kuat, tetapi cepat lelah sehingga memerlukan waktu 3-$"# menit untuk
mneghabiskannya. Anak ini juga berkeringat banyak selama makan karena produksi
katekolamin yang meningkat. 0etapi anak ini juga mengalami gangguan mengunyah
dan menelan. Beberapa )aktor juga berpengaruh terhadap pengelolaan anak ini antara
lain pengalaman orangtua, sosial ekonomi, penyalahgunaan obat dan status
perkawinan atau orangtua masih muda.
'
(. Pemeriksaan /isik
erupakan bagian yang penting dalam menentukan status gizi. Berat badan
dan tinggi badan harus selalu diperiksa setiap kali anak periksa. 6ingkar kepala harus
diperiksa pada anak kurang dari - tahun dan hasil pengukuran dimasukkan pada
kur*e pertumbuhan misalnya BA8!. Anak yang lahir preterm, gunakan kur*e khusus
untuk anak yang lahir preterm. !edang untuk anak dengan !indrom +own, gunakan
kur*e untuk pertumbuhan anak !indrom +own.
'
8ambatan pertumbuhan pada bayi dan anak yang menderita PJB dapat
diamati melalui pertumbuhannya. BB==PB merupakan indikator yang akurat untuk
menentukan status gizi )ase akut. 1ur*e yang mendatar apa lagi menurun
7
menunjukkan tanda ke arah pengurusan otot. PB==C yang rendah menunjukkan proses
keterlambatan pertumbuhan berlangsung lama dan saat ini masih terjadi.
'
Dtak sangat terpengaruh oleh de)isiensi gizi pada bayi dan anak. 7endahnya
lingkar kepala menunjukkan hambatan pertumbuhan struktur otak dan ini dapat
mempengaruhi perkembangan anak. 1eadaaan anak yang risiko tinggi adalah anak
dengan gagal jantung kongesti), sianosis, anemi atau kombinasi ketiganya harus
dicatat.
'
Penentuan status gizi
'#
Plot weight & height
YES Height percentile OK but weight
percentile
NO
Acute malnutrition
(weight for height deficit)
YES oth height & weight percentile
!hronic malnutrition
( height for age deficit)
"#e ideal weight for height &
re$uirement# for chronological age
NO
"#e height%age weight & re$uirement# for height%age
!atch%up fea#ible&
'onitor progre##
'onitor progre## YES ( a##e## a# per chronic
NO ( A##e## at chronological age &
at actual weight

Cara Z-SCORE :
9 Bila nilai riil hasil pengukuran nilai median BB/U, TB/U, BB/TB maka
rumusnya
Z-s!re " nilai riil # nilai median
$% Upper
9 Bila nilai riil hasil pengukuran & nilai median BB/U, TB/U, BB/TB maka
rumusnya
Z-s!re " nilai riil # nilai median
$% '!(er
)
- *n+erpre+asi ,
BB/U :
) %* S+ #angat rendah (S, - severe underweight) .i/i buru0
%* S+ #1d )%2 S+ rendah (, - underweight) .i/i 0urang
%2 S+ #1d 2 S+ Normal (N) .i/i bai0
3 2 S+ 4ebih (4 - overweight) .i/i lebih
TB/U :
) %* S+ Pende0 #e0ali (severe stunted)
%* S+ #1d )%2 S+ Pende0 (severe)
%2 S+ Normal
BB/TB :
) %* S+ Kuru# #e0ali (severe)
%* S+ #1d )%2 S+ Kuru# (wasted)
%2 S+ #1d 2 S+ Normal
3 2 S+ Overweight
-
2. Pemeriksaan 6aboratorium
Eang paling penting adalah pemeriksaan kadar 8emoglobin (8b), protein
serum dan elektrolit. 1adar 8b memberikan estimasi kapasitas pengangkutan oksigen
sedangkan saturasi oksigen dapat diperiksa dengan 4pulse volume oksimeter5.
Penurunan kadar albumin dalam serum sering terjadi pada anak dengan ;J1,
penyakit perikardial konstrikti), penyakit jantung yang restrikti) atau pasca operasi
/ontan. ;angguan keseimbangan elektrolit sering dijumpai pada anak dengan ;J1
yang mendapat diuretika yang mengakibatkan pengeluaran elektrolit terutama kalium
yang dapat berakibat intoksikasi digitalis dan klirens ginjal yang menurun. Penurunan
kadar Ba sering terjadi pada anak yang mengalami penurunan motilitas lambung.
'
3. Pemantauan
Pertumbuhan yang inadekuat pada anak dengan PJB dapat dilihat pada kur*e
BB==PB yang merupakan indikator yang akurat untuk menentukan status gizi akut.
Persentil berat badan yang mendatar atau menurun menandakan adanya pengurusan,
sedangkan PB==C menunjukkan bahwa masalahnya sudah berlangsung lama. Jika
BB==PB dan PB==C berada di bawah persentil 2 menunjukkan bahwa malnutrisi sudah
berlangsung lama dan masih berlangsung saat ini. Pertumbuhan otak pada bayi dan
anak sangat rawan dan sangat tergantung dari masukan nutrisi dari luar. Penurunan
lingkar kepala menunjukkan kemungkinan penurunan masa otak.
'
Beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan untuk pemantauan status gizi
pada penderita sakit berat adalah <
9 Berat badan dan imbang cairan (harian)
9 ;lukossa urin dan benda keton (harian)
9 ;lukosa dan elektrolit serum (harian)
9 Cji )aal hati,kalsium dan magnesium ((harian sampai keadaan tabil)
9 0rigliserid (seminggu dua kali)
9 Albumin dan prealbumin (seminggu dua kali)
9 1eseimbangan nitrogen (mingguan)
10
FAKTOR-FAKTOR PENYULIT DALAM PENILAIAN GIZI
1. Masukan kalori
Pola makan yang sering ditemukan pada anak dengan pirau kiri ke kanan yang
sianotik atau gagal jantung adalah mau makan tetapi kemudian berhenti makan
karena anak merasa terlalu capai yang didahului dengan takipnea. 1emudian anak
iritabel dan menolak makan atau langsung tidur. !atu dua jam kemudian kejadian ini
berulang lagi. asukan makanan yang terjadi disebabkan karena penyakitnya. Pada
anak dengan gagal jantung kongesti) akan terdapat gejala dispnea dan takipnea,
sedang anak yang mengalami hipoksia akan merasa capai. Anak juga mengalami
kesulitan mengisap karena anak harus menggunakan ekstra tenaga untuk bernapas,
sehingga memenuhi target masukan yang adekuat sulit terpenuh. +i samping itu anak
dengan PJB sering mengalami in)eksi paru berulang yang berakibat napas cepat dan
kebutuhannya kalori bertambah, sehingga kebutuhan makanan semakin sulit
terpenuhi. 0etapi pada anak dengan PJB yang telah dilakukan operasi akan makan
berlebihan sebagai kompensasi yang disebut sebagai 4post operative television
syndrome5 mengakibatkan anak menjadi obesitas.
(
Anoreksia pada anak dengan PJB karena perasaaan penuh pada abdomen
sehingga menurunkan na)su makan. +isamping itu pada anak ini juga terjadi
penurunan aliran darah splanikus dan bendungan *ena.
2
2. Kebutuhan kalori
1ebutuhan kalori lebih tinggi dari pada anak normal karena jantung yang
lebih besar, curah jantung yang meningkat, konsumsi oksigen dan 4respiration rate
yang meningkat. 0etapi B7 pada anak dengan PJB masih diperdebatkan.
(
Cntuk rumatan pertumbuhan yang normal dan memerlukan >#$'# kkal=kgBB.
!edang untuk anak muda memerlukan kebutuhan kalori sebesar %#$>#kkal=kg=hr.
1ebutuhannya meningkat pada anak yang mengalami pembedahan ((#$2#&) dan
anak yang gagal tumbuh yang lama (-#$'##&).
'
Peningkatan berat badan sudah dapat diperlihatkan dengan pemberian kalori
sebesar '-#$'%- kkal=kg=hr. 0etapi karena anak dapat mengalami kesulitan
11
mengkonsumsi *olume makanan yang banyak, anak dapat diberikan dengan makanan
yang mempunyai kepadatan nutrisi yang lebih tinggi dari biasanya secara ad libitum
atau dengan penduga lambung atau parenteral.
2
3. Komponen diet lain
.mbang cairan harus mendapat perhatian utama karena pada anak dengan PJB
banyak pengeluaran air melalui pernapasan karena takipnea, demam dan udara rumah
sakit yang panas. !ebaliknya kebutuhan cairan harus dibatasi untuk menghindari
kelebihan cairan pada ;J1 akut.
(
Pada penderita gagal jantung yang berat seringkali masukan cairan dan
makanan peroral tidak memadai atau mengandung bahaya terjadinya aspirasi . Dleh
karena itu pada penderita ini sering harus diberikan cairan intra*ena. 1arena adanya
kecenderungan terjadinya retensi cairan dan natrium pada penderita dengan gagal
jantung dan kehilangan kalium bila diberikan diuretika maka diberikan cairan tanpa
natrium dan jumlahnya perlu dikurangi menjadi %-$:#& kebutuhan rumat. Bamun
harus dipantau terus mengingat kerja pernapasan yang meningkat akan meningkatkan
kebutuhan cairan. Pemantauan klinis (turgor, pola pernapasan, imbang cairan) serta
laboratorium (analisa gas darah dan elektrolit) menentukan jumlah cairan yang harus
diberikan.
-,>
asukan natrium tidak boleh melebihi anak normal, sedang pada anak dengan
gagal jantung kongesti) akut harus dibatasi menjadi (-#$'### mg=hari. Fstimasi
kebutuhannya sekitar (,'$(," mFG=hari. 1arena seringnya menggunakan diuretik,
kadar kalium juga harus dipantau.
(
Anemia de)isiensi besi dapat terjadi pada anak dengan PJB. Anemia yang
terjadi pada anak dengan PJB sianotik sangat menurun transport oksigennya ke
jaringan. Padahal pada anak ini memerlukan kadar 8b yang lebih tinggi untuk
mengkompensasi penurunan saturasi oksigen dalam darah. Bayi dengan PJB sianotik
yang disertai dengan anemia mempunyai risiko tinggi untuk cyanotic spells,
cerebrovascular accident dan meninggal, sedang pada anak yang lebih besar
memberikan gejala mudah capai, lemah dan sesak napas.
'

12
. !bat
Penggunaan diuretika dapat menimbulkan hiponatremia apalagi pada anak
yang mendapat diet rendah natrium, hal ini akan memberatkan. 8ipokalemia dapat
terjadi bila penggunaan diuretika berlebihan dan ini dapat mengakibatkan aritmia
jantung, hipomagnesia dan imbang nitrogen negati).
'
Anak dengan PJB biasanya mendapatkan obat dan obat yang diminum
berpengaruh terhadap nutrisi. +igoksin dapat menghambat absorbsi glukosa dan
dapat menyebabkan anoreksia dan nausea. 8endaknya jangan dikombinasikan
dengan makanan yang tinggi serat, mengkonsumsi banyak gula$gula alami natural
licorice dan teh karena 4herbal tea mempunyai komponen yang bersi)at cardiac
stimulant. .ndometasin dapat mengakibatkan penurunan absorbsi asam amino tetapi
menyebabkan hiperkalemia dan hiperglikemia. Propanolol merupakan obat lain yang
tidak boleh dikonsumsi bersama natural licorice mempunyai e)ek samping
konstipasi, distres abdominal dan kecapaian. +iuretika, )urosemid dapat
mengakibatkan hipokalemia, hiponatremia .
3,>
MANAJEMEN DIETETIK
0ujuan perawatan anak dengan PJB adalah membantu tumbuh kembang anak
agar secara )isik, sosial dan intelektual optimal. anajemen nutrisi meliputi
peningkatan masukan kalori dan protein, restriksi yang mencukupi dari cairan dan
natrium dan suplementasi *itamin dan mineral terutama besi dan kalsium. Butrisi
harus cukup tanpa mengganggu sirkulasi dan imbang cairan. Peningkatan jumlah
kalori yang diperlukan dapat dipenuhi dengan menambah *olume atau densitas cairan
serta menurunkan metabolisme.
',>
1ebutuhan kalori untuk anak PJB dengan hemodinamik yang nyata sulit
untuk ditentukan secara pasti tetapi sekitar tiga kali kebutuhan basalnya atau sekitar
'%-$':# kkal=kg=hr. Anak PJB yang disertai dengan malnutrisi juga memerlukan
kalori '%- kkal=kg untuk mempercepat pertumbuhannya.
'
13
7osenthal ('>>2) berpendapat bahwa pada ibu yang menyusui sebaiknya
memeras A!.nya lebih dahulu agar dapat diketahui secara pasti *olumenya. 0etapi
jumlah cairan yang masuk tidak perlu dikurangi pada anak yang gagal jantung atau
sianosis asal anak tersebut dapat minum sendiri. 7estriksi akan mengakibatkan
malnutrisi. Jika diperlukan *olume cairan yang lebih banyak, lebih disukai dengan
menambah diuretika sedang untuk meningkatkan kandungan nutrisinya dapat
diberikan dengan konsentrasi yang lebih tinggi misalnya ' kkal=ml. Jika masih belum
memungkinkan kadar karbohidrat dapat dinaikkan atau ditambah dengan lemak rantai
sedang (A0) atau minyak jagung rantai panjang.
',3
Pada anak dengan PJB masukan garam perlu dikurangi. 0etapi apabila
pengurangan garam ini mengganggu na)su makan anak, maka restriksi garam perlu
dikurangi tetapi anak diberikan diuretika. Fdema pada usus ini mungkin
mengakibatkan gangguan absorbsi lemak pada anak dengan PJB asianotik. !edang
pada anak dengan PJB sianotik )aktor lain mungkin berperan yaitu hipoksia. Cntuk
anak ini diet yang kaya dengan lemak tidak jenuh dapat membantu.
",>
Apabila anak PJB dalam keadaan sakit berat, takipnea, gangguan menelan
dapat diberikan nutrisi enteral dengan diet padat gizi ' kkal=ml atau parenteral dengan
menggunakan larutan dektrose '#&, intra lipid '#& dan asam amino ',-& dengan
lemak tidak lebih dari 3& (-#& kalori). Jika masih diperlukan restriksi cairan dapat
diberikan cairan yang lebih tinggi konsentrasinya ',- kkal=ml dengan menggunakan
*ena sentralis.
'

14
5abel 67 Kebutuhan nutri#i dan catch%up growth untu0 ana0 dengan pen8a0it 9antung bawaan
:
"mur
(th)
Energi
(00al10g)
Protein
(g10g)
Natrium
(mg1hr)
Kalium
(mg1hr)
Kal#ium
(mghr)
;o#for
(mg1hr)
<%<=> 6<? 2=2 *< @>< *@< :<
<=>%6 A? 6=> ><< ?>< >:< *@<
6%* 6<2 6=2* @>< 66<< ?<< ?<<
:%@ A< 6=26 A<< 6>>< ?<< ?<<
B%6< B< 6=< 62<< 2<<< ?<< ?<<
66%6:
4a0i%la0i >> 6=< 6?<< *<2> 62<< 62<<
Perempuan :B 6=< 6?<< *<2> 62<< 62<<
6>%6?
4a0i%la0i :> <=? 6?<< *<2> 62<< 62<<
Perempuan :< <=? 6?<< *<2> 62<< 62<<
!atch%up growth calorie# and protein e$uation#
,+A 00al10g for weight
a
C ideal weight (0g)
b
!atch%up growth (00al10g) -
Actual (0g)
?D of cacth%up growth calorie#
Protein (g10g) -
!atch%up growth (00al10g) C <=<?
a age at which pre#ent weight i# at the ><
th
percentile
b ><
th
percentile for age or ideal weight for height
adapted from Committee on dietary allowances, food and nutrition board, recommended dietary allowances,10
th
ed.Washington
DC: ational !cademy of "ciences,1#$#:%$&'and (eterson )*,Washington +, ,asthburn +-.team management failure to thrive.+
!m Diet !ssoc 1##$&'$&:$10.$1/.
Pada PJB deteksi adanya gagal tumbuh sangat penting. !alah satu alasan
pentingnya adalah karena keadaan ini kemungkinan besar menunjukkan adanya
gangguan hemodinamik yang berat. 1arena masa bayi merupakan kurun waktu yang
kritis bagi pelbagai alat penting (otak, hati dan sebagainya) maka harus diusahakan
agar pertumbuhan berjalan baik agar kelak anak tersebut dapat hidup dalam keadaan
kesehatan yang optimal=layak.
:
0indakan pengobatan dapat berupa suplementasi kalori, obat untuk keadaan
jantungnya maupun tindakan bedah. Pemberian makanan tergantung dari keadaan
masing$masing anak.Pemberian makanan pada bayi dengan gagal jantung kongesti)
harus dalam porsi yang kecil tetapi lebih sering, karena mereka cepat capek.
!ebaiknya kepada orangtua diajarkan bagaimana menyiapkan makanan bayi dengan
PJB secara trampil dan cepat dan sebaiknya mereka juga memahami latar
belakangnya.
:
15
A!. merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi dengan PJB. 1ecuali
keuntungan A!. yang sudah umum diketahui pada anak dengan PJB A!. sangat
berperan positi) karena kadar natriumnya sangat rendah, juga karena A!.
meningkatkan absorbsi zat besi dan memberikan beban cairan yang relati) rendah
kepada ginjal. Hat besi adalah nutrien yang sangat penting bagi bayi dengan PJB
dengan gangguan hemodinamik. 7awat inap yang sering terjadi pada bayi dengan
PJB, baik untuk kepentingan diagnosis maupun pengobatan, memisahkan bayi dari
dari ibunya. .ni kadang$kadang membutuhkan waktu yang lebih lama daripada bayi
normal. +alam hal demikian pompa A!. dapat dipergunakan agar anak tetap
mendapat A!. dan proses laktasi tidak terputus. Apabila tidak mungkin memberikan
A!. maka dapat dipilihkan PA!. dengan kandungan nutrien yang mendekati A!. atau
dengan tambahan zat besi. Pada bayi dengan gagal jantung kongesti), anemia dapat
mengganggu )ungsi miokardium, mengurangi pengantaran oksigen (o"i#en delivery)
dan menambah pirau kiri ke kanan. Pada anak dengan stenosis aorta, anemia dapat
menambah iskemia miokardium dan menyebabkan angina. Pada anak dengan
sianosis, anemia de)isiensi besi sering dihubungkan dengan cerebrovascular
accident, kelainan perilaku dan hambatan pertumbuhan. Anak dengan saturasi
oksigen arteri yang berkurang, relati) akan menderita anemia meskipun nilai kadar
hemoglobin sebenarnya normal untuk anak seusianya. Pada anak dengan hipoksemia
sedang dan berat, kadar hemoglobin paling kurang adalah '" g=dl. Pada gagal tumbuh
anak dengan PJB tanpa gangguan hemodinamik yang nyata perlu dipikirkan adanya
penyakit yang tidak tampak di samping PJBnya.
:

NUTRISI PARENTERAL
!elama )ase akut penyakit atau sesudah operasi jantung, bayi = anak dengan PJB
mungkin tidak mampu menerima nutrisi peroral untuk jangka waktu tertentu. 4$otal
parenteral nutrition dimungkinkan baik melalui *ena sentral maupun peri)er
dengan kebutuhan nutrien sebagai berikut <
"
- ;lukosa harus diberikan 3$"mg=kg=hari untuk memenuhi kebutuhan basal glukosa
1ebutuhan dapat dinaikkan secara bertahap perlahan$lahan untuk meningkatkan
16
adaptasi metabolik dan mencegah hiperglikemia. Pemantauan kadar glukosa
darah adalah mutlak.
- Asam amino diberikan 2gr=kg=hari pada neonatus dan menurun ',-$( gr=kg=hari
pada anak yang lebih besar. 8iperamonemia adalah salah satu e)ek samping
pemberian asam amino yang ditandai letargi, abnormal neurolo#ical behaviour.
Pada konsentrasi serum amonia '# mol=6 pemberian asam amino harus
dihentikan.
- Fmulsi lipid kkal=ml dapat memberikan kalori dalam jumlah besar dengan
*olume cairan yang sedikit. Fmusi lipid yang mengandung asam lemak esensial,
asam linoleat dalam jumlah besar diberikan untuk memasok -#& kalori total=hari.
Pada bayi lipid diberikan (,-$2gr=kg=hari secara pelan$pelan dan dalam waktu
lama untuk memberikan kesempatan eksresi trigliserida dan menghindari
hipertrigliseridemia. Pada anak yang lebih besar dapat diberikan 3 gr=kg=hari
dengan pemantauan kadar asam lemak bebas dan trigliserida.
enurut !ondheimer I 8amilton untuk menentukan regimen diet pada
bayi=anak dengan PJB selalu harus diperhatikan potensi adanya gangguan )ungsi
saluran pencernaan. Dleh karena itu dianjurkan untuk melakukan e*aluasi )ungsi
saluran pencernaan pada setiap bayi=anak dengan PJB yang mengalami kegagalan
pertumbuhan.
-
Pada bayi dan anak yang mengalami kesulitan makan terlebih dahulu kita
harus memikirkan adanya kemungkinan penyebab lain selain adanya PJB. Penyebab
kesulitan makan tersebut ialah kelainan neuromotorik yang menyebabkan bayi
mengalami kesulitan menelan, kelainan alat$alat pencernaan, in)eksi saluran napas
bagian atas,dsb. !esudah kita menyingkirkan hal$hal tersebut, pada bayi dengan berat
lahir rendah, bayi berat lahir kecil untuk masa kehamilan (11), bayi dengan gagal
tumbuh (failure to thrive) sebaiknya dicari kemungkinan adanya PJB pada bayi
tersebut, sebab menurut penyelidikan "& dari penderita PJB adalah bayi 11.
''
!eperti telah lama diketahui bayi dan anak dengan PJB sebagian besar
mengalami hambatan pertumbuhan sehingga tampak kecil atau lebih pendek
17
dibandingkan dengan anak seusianya, kecuali bila de)ek pada PJB tersebut kecil.
Beberapa penyelidik mendapatkan bahwa pertumbuhan yang terhambat lebih sering
dan lebih berat pada penderita PJB dengan sianosis dan bila disertai gagal jantung.
Bayi dengan de)ek septum *entrikel besar yang mengalami gagal jantung biasanya
tampak lebih pendek daripada penderita de)ek septum *entrikel kecil. Juga bayi
dengan duktus arteriosus persisten dengan hipertensi pulmonal mengalami hambatan
pertumbuhan lebih berat daripada mereka yang dengan tekanan a pulmonalis normal.
:
!elain )aktor hipoksia, hipermetabolisme dan kelainan hemodinamik dari PJB
sendiri, gangguan pertumbuhan juga disebabkan oleh )aktor$)aktor lain seperti )aktor
genetik, )aktor pralahir (malnutrisi intrauterin), )aktor pasca lahir (in)eksi berulang,
gangguan absorbsi makanan) dan sebagainya.
''
1esulitan makan pada bayi dengan PJB disebabkan oleh )aktor dispnea,
takipnea yang berhubungan dengan gagal jantung, kelemahan )isik sehingga timbul
kesulitan mengisap dan kelelahan yang berhubungan dengan hipoksia. 8ipoksia
dianggap sebagai penyebab terjadinya hambatan pertumbuhan karena mengakibatkan
akti*itas enzim pada miokard berkurang dan mempengaruhi glikolisis. 8ipoksia yang
kronik mengakibatkan asupan kalori yang kurang, asidosis, hipermetabolisme dan
penyerapan zat gizi berkurang sehingga mempengaruhi pembelahan sel.
''
!elain daripada itu, metabolisme basal pada bayi dengan PJB relati)
meningkat sehingga cadangan lemak berkurang. 1eseimbangan nitrogen pada
penderita PJB adalah positi) (balans positi)) sehingga bila diperlukan ,
hiperalimentasi enteral dapat memperbaiki keadaan gizinya.
''

Beberapa peneliti mendapatkan bahwa asupan kalori sangat kurang pada bayi
dengan PJB berat. Asupan yang tidak adekuat ini disebabkan oleh )aktor dispnea,
takipnea terutama pada gagal jantung, kelelahan yang berhubungan dengan hipoksia
dan )aktor kesukaran mengisap. Bayi tidak anoreksia, tetapi dalam keadaan
kelaparan, mereka seringkali mulai minum dengan bersemangat tetapi sesudah
minum 2#$"# ml berhenti dulu karena kelelahan.
''
Dleh karena itu berikan minum dengan porsi yang kecil tetapi sering, bila
perlu secara forced feedin# dan susu diberikan melalui pipa lambung. Pada anak
1)
yang lebih besar hendaknya diperhatikan selera makanan yaitu )aktor suka dan tidak
suka terhadap makanan tertentu. Perlu pula diperhitungkan )aktor psikologis yaitu
suasana yang menyenangkan bagi anak.
''
0ujuan pengaturan makanan pada penderita PJB ialah <
''
a. emberikan makanan dengan kalori yang cukup tinggi untuk mengejar
pertumbuhan yang terhambat
b. embatasi asupan natrium dan cairan untuk mencegah retensi garam dan air
sehingga mengurangi beban jantung.
c. enyiapkan penderita PJB dalam kondisi yang siap untuk tindakan operasi
seperti keadaan umum yang baik, berat badan yang memadai, kadar hemoglobin
yang cukup dan sebagainya.
!yarat diit jantung ialah
''
'. enentukan jumlah kebutuhan setiap nutrien, disesuaikan dengan da)tar
kebutuhan nutrien (re%uirement) dan besarnya (*olume) makanan
(. enentukan jenis bahan makanan yang akan dipilih untuk menentukan nutrien
yang diperlukan dengan menggunakan da)tar komposisi nutrien berbagai macam
bahan makanan.
2. enentukan bentuk makanan yang akan diberikan yaitu dalam bentuk biasa,
lunak, saring atau cair.
3. enentukan jadual waktu makan dalam sehari
-. enentukan cara pemberian makanan dengan cara biasa atau memakai alat
". engandung natrium yang rendah yaitu '-#$':# mg=hari untuk bayi dan 3##
mg=hari untuk anak.
%. akanan hendaknya mudah dicerna dan mengadung cukup serat untuk
memudahkan de)ekasi
:. engandung cukup *itamin dan mineral, khususnya /e.
1-
Adapun )aktor$)aktor yang harus diperhatikan dalam pengaturan makanan ialah <
''
a. Cmur dan berat badan anak
b. 1eadaan penyakit anak
c. 1eadaan alat pencernaan mulut, gigi$geligi, usus
d. 1ebiasaan makan, selera, kesukaan, aneka ragam hidangan (*ariasi menu)
e. Akseptabilitas dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan
Untuk Bayi
!alah satu makanan bayi yang memenuhui syarat untuk diit jantung pada bayi
ialah A!., karena A!. mengandung zat esensial, mudah diserap, mempunyai kadar
natrium yang rendah ('# mg='## ml), penyerapan /e e)isien ( kadar /e dalam A!.
#,( mg = '##ml), mencegah in)eksi dan mempererat hubungan ibu dengan bayi yang
menderita PJB ini. Bila bayi dirawat di rumah sakit, hendaknya A!. diberikan terus
dengan mempergunakan pompa A!.. Bila A!. tidak tersedia, hendaknya diberi
)ormula yang sangat mendekati komposisi A!., yaitu )ormula yang mengandung
kecukupan energi yang disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kejar yaitu '%-$':#
kkal=kg=hari.
'','(
Csaha peningkatan kalori dilakukan dengan cara penambahan lemak A0
(medium chain&tri#lyceride) sebanyak "" ml(: kkal=ml) untuk mendapatkan )ormula
yang mengandung 2# kkal=2# ml. Hat besi perlu ditambahkan karena peranan zat besi
ini sangat penting pada PJB, seringkali bayi dengan PJB yang mengalami gagal
jantung juga menderita anemia de)isiensi besi yang akan mempengaruhi )ungsi
miokard dan mengganggu oksigenasi jaringan sehingga memperberat keadaan pirau
kiri ke kanan.
3,''
Pada bayi dengan PJB sianotik, anemia de)isiensi besi dihubungkan dengan
serangan sianotik serta pertumbuhan yang terhambat. Bayi dengan kadar oksigen
yang kurang akan menderita anemia relati) bila kadar hemoglobinnya tidak
meningkat. Pada bayi dan anak dengan PJB sianotik, kadar hemoglobin minimun
ialah '" g=dl.
''
20
Untuk anak
akanan sebaiknya mengandung kalori tinggi ('-#$'%- kkal=kg=hari) dengan
protein tinggi (2$3g=kg=hari) kecuali bila terdapat gagal jantung hanya diberikan '$(g=
kg=hari untuk mengurangi beban ginjal. Batrium hanya diberikan 3## mg=hari dan
garam dapur hanya diberikan ' g= hari (rendah garam). Hat besi ditambahkan
terutama bagi anak yang hanya mau minum susu saja, sebab kandungan zat besi
dalam air susu sapi rendah. Pada anak dengan PJB ringan, diit diberikan seperti pada
anak normal.
'','(
acam diit jantung (+J)
+J . < makanan berbentuk cair harus dapat melewati pipa lambung.akanan ini
tanpa garam dapur, mengandung natrium antara '-#$':# mg=hari.
+J .. < makanan berbentuk lunak, mengandung natrium sebanyak (##$3## mg=
hari. ;aram dapur diberikan hanya ' gr sehari (rendah garam)
21
%./T.0 1U$T.2.
13 0!sen+hal .3 4u+ri+i!nal 5!nsidera+i!ns in +he 1r!gn!sis and Trea+men+ !6
5hildren (i+h 5!ngeni+al 7ear+ %isease3%alam $uskind 08, 'e(in+er-$uskind ',
penyun+ing3Te9+:!!k !6 1edia+ri 4u+ri+i!n32
nd
ed3 4e( ;!rk , 0a<en 1ress, 1--3 ,
3)3--03
23 7ull .35hildren (i+h 5hr!ni 5!ngeni+al 7ear+ %isease and 0enal %isease3%alam
=k<all $>,penyun+ing31edia+ri 4u+ri+i!n in 5hr!ni %iseases and %e<el!pmen+al
%is!rders31re<en+i!n, .ssesmen+, and Trea+men+3 4e( ;!rk , ?96!rd Uni<ersi+y
1ress, 1--3,27--)23
33 @ingel 0', 7!rnung 8@3@r!(+h 1r!:lems .s!ia+ed (i+h 5!ngeni+al 7ear+
%isease in *n6any3 %alam 'e:en+hal =,penyun+ing3Te9+:!!k !6 @as+r!en+er!l!gy
and 4u+ri+i!n in *n6any3 4e( ;!rk,0a<en 1ress,1-)-,63--503
43 .:ad-$inden .,$u+phhen Al3@r!(+h and 4u+ri+i!n3%alam .llen 7%, 5lark =B,
@u+gesell 71,%ris!ll %A,penyun+ing3 8!ss and .damsB 7ear+ %isease in
*n6an+s,5hildren, and .d!lesen+s 3 *nluding +he /e+us and ;!ung .dul+s3 6
+h
ed3<!l 131hiladelphia , 'ippin!++ >iliams C >ilkins, 2001,325-323
53 Daran B,T!kel 2,;ilmas @38alnu+ri+i!n and gr!(+h 6ailure in yan!+i and
ayan!+i !ngeni+al hear+ disease (i+h and (i+h!u+ pulm!nary hiper+ensi!n 3
Arch Dis Child 1--- E )1, 4--53
63 'ei+h 5.3 @r!(+h, nu+ri+i!n and energy e9pendi+ure in pedia+ri hear+
6ailure31r!gress in 1edia+ri 5ardi!l!gy 11F2000G,1-5-2023
73 $!er!s! $3Tum:uh 2em:ang .nak dengan 1enyaki+ Aan+ung Ba(aan3%alam
/irmansyah .,$as+r!asm!r! $, Trih!n! 11, 1uHiadi ., TridHaHa B, 8ulya @1 dkk,
penyun+ing3Buku 4askah 'engkap 2?4*2. *I3Aakar+a ,*%.* 1usa+,1---,445-5-3
)3 $ulary! T$,$udHar(! $03.spek 1edia+ri $!sial 1enyaki+ Aan+ung Ba(aan3
%alam 8adiy!n! B, ?esman *4, $as+r!asm!r! $, .mdani $2, 1u+ra $T,
penyun+ing3 4askah 'engkap 1endidikan Tam:ahan Berkala *lmu 2eseha+an
.nak ke-I*3%iagn!sis dan 1ena+alaksanaan 1enyaki+ Aan+ung Ba(aan ;ang
%apa+ %ik!reksi3Aakar+a, *2. /2U*, 1-)5 ,120--3
-3 $aenJ 0B, %iane 2B, Triple++ '535aring 6!r *n6an+s (i+h 5!ngeni+al 7ear+
%isease and Their /amilies3 http<==www.aa)p.org=a)p=>>#3#'ap=':-%.html
103 4u+ri+i!n in 5linial 1aedia+ris F2G3
http<==www.geocities.com=rootsghana=Butrition=paedi(.html
113 .gus+iman $3.spek @iJi pada 1enyaki+ Aan+ung Ba(aan3%alam 8adiy!n! B,
?esman *4, $as+r!asm!r! $, .mdani $2, 1u+ra $T, penyun+ing3 4askah
'engkap 1endidikan Tam:ahan Berkala *lmu 2eseha+an .nak ke-I*3%iagn!sis
dan 1ena+alaksanaan 1enyaki+ Aan+ung Ba(aan ;ang %apa+ %ik!reksi3Aakar+a,
*2. /2U*, 1-)5 ,10)-113
123 /eeding ;!ur *n6an+ >i+h 5!ngeni+al 7ear+ %isease3 .ugus+ 12 , 20033
http<==www.americanheart.org=presenter.jhtmlJidenti)ierK3::-
22
1em:erian die+e+ik penderi+a penyaki+ Han+ung :a(aan ,
13 1enen+uan s+a+us giJi
Cara Z-SCORE :
9 Bila nilai riil hasil pengukuran nilai median BB/U, TB/U, BB/TB maka
rumusnya
Z-s!re " nilai riil # nilai median
$% Upper
9 Bila nilai riil hasil pengukuran & nilai median BB/U, TB/U, BB/TB maka
rumusnya
Z-s!re " nilai riil # nilai median
$% '!(er
- *n+erpre+asi ,
BB/U :
) %* S+ #angat rendah (S, - severe underweight) .i/i buru0
%* S+ #1d )%2 S+ rendah (, - underweight) .i/i 0urang
%2 S+ #1d 2 S+ Normal (N) .i/i bai0
3 2 S+ 4ebih (4 - overweight) .i/i lebih
TB/U :
) %* S+ Pende0 #e0ali (severe stunted)
%* S+ #1d )%2 S+ Pende0 (severe)
%2 S+ Normal
BB/TB :
) %* S+ Kuru# #e0ali (severe)
%* S+ #1d )%2 S+ Kuru# (wasted)
%2 S+ #1d 2 S+ Normal
3 2 S+ Overweight
23 2e:u+uhan nu+risi
9 Bayi ,
di:erikan .$* , :ila .$* +idak +ersedia di:erikan susu 6!rmula dengan
k!mp!sisi mendeka+i .$* dengan kal!ri 175-1)0 kkal/kg/hr Fu+k a+h-up
gr!(+hG
Usaha peningka+an kal!ri di+am:ahkan ,
'emak , 85T FMedium Chain TriglycerideG 6ml F)kkal/mlG
Za+ :esi un+uk meningka+kan 6ungsi mi!kard C !ksigenasi Haringan
9 .nak ,
2al!ri 150-175 kkal/kghr, pr!+ein 3-4 g/kg/hr FHika ada gagal Han+ung pr!+ein
1-2 g/kg/hrG , 4a 400mg/hr, garam 1gr/hr
8aam dii+ ,
- %A * , makanan :en+uk air dapa+ mele(a+i pipa lam:ung, +anpa garam,
4a 150-1)0 mg/hr
- %A ** , makanan :en+uk lunak, 4a 200-400 mg/hr, garam 1 gr/hr
Untuk penderita post operasi (bedah paliatif atau koreksi) :
%ii+ segera di:erikan :ila klinis :aik, seara T14 Ftotal parenteral nutritionG
a+au 114 Fpartial parenteral nutritionG dengan kandungan gluk!sa, pr!+ein
23
dan lemak 3 8!ni+!ring BB, s+a+us kardi!pulm!nar,s+a+us nu+risi, elek+r!li+,
dan +!leransi me+a:!lik
24
/aktor9)aktor yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi pada bayi
dan anak dengan penyakit jantung bawaan meliputi <
-
/aktor prenatal dan genetik
.nsiden intrauterine growth retardation (.C;7) "$'3&. /aktor prenatal yang
menyebabkan failure to thrive pada anak dengan lesi hemodinamik ringan, BB67
dan anomali lain. 0ermasuk penyakit *irus, ingesti obat dan abnormal kromosom
seperti 0risomy (' atau 0risomy ':.
- Abnormalitas hemodinamik dan hipoksia
;angguan pertumbuhan tidak berhubungan dengan derajat hipoksia. 6esi sianotik
(0;A, 0etralogy o) /allot) seringkali menyebabkan gangguan pertumbuhan pada
BB dan 0B. 6esi asianotik (,!+,A!+,hipertensi pulmonal dan koartasio aorta)
biasanya menyebabkan gangguan pada BB dibanding 0B. Pada umumnya anak
dengan ,!+ besar , gagal jantung kongesti) dan hipertensi pulmonal mempunyai
tingkat gangguan pertumbuhan lebih tinggi daripada anak dengan shunt kecil atau
sedikit peningkatan tekanan arteri pulmonal.
- /aktor metabolik dan nutrisi
asukan makanan, ener#y e"penditure dan absorbsi intestinal berperan pada
gangguan pertumbuhan anak PJB. Penurunan masukan makanan sering
dihubungkan dengan dispnea, takipnea, dan )atigue dihubungkan dengan hipoksia
kronik. Bayi dengan PJB sering menunjukkan perlambatan pengosongan lambung
dan gangguan motilitas gastrointestinal seperti penurunan kapasitas gaster akibat
tekanan abdomen (hepatomegali atau ascites).
!ecara garis besar gangguan pertumbuhan pada penderita PJB dapat disebabkan oleh
salah satu atau kombinasi dari berbagai macam )aktor berikut ini <
'. ;angguan hemodinamik berat (terutama gagal jantung kongesti))
(. 8ipoksemia
2. 7etardasi pertumbuhan intrauterin
3. asukan nutrien yang tidak mencukupi karena in)eksi berulang, kurang mampu
secara )isik, malabsorpsi, gangguan emosi
-. 8ipermetabolisme
25
". !indrom kelainan ekstrakardiak yang menyertai
Penyebab gangguan pertumbuhan pada anak dengan PJB masih belum
diketahui dengan pasti. Juga sulit ditentukan apakah gangguan pertumbuhan
tersebut disebabkan )aktor prenatal atau pasca natal, sebab anak dengan PJB
biasanya lahir prematur, retardasi pertumbuhan intrauterin, disertai kelainan di
luar jantung. 1eadaan hipoksia yang terjadi pada berbagai bentuk PJB
menyebabkan kegagalan pertumbuhan (#rowth failure), barangkali karena
pengaruh langsung multiplikasi sel dan pertumbuhan.
(,:
+.F0 PA+A ABA1 +FB;AB 1F6A.BAB JAB0CB; BA@AAB
Penderita demikian biasanya menderita gizi kurang. 8al ini disebabkan oleh
masukan energi yang berkurang, sedangkan kebutuhannya justru meningkat.
Penurunan masukan energi yang disebabkan oleh berkurangnya na)su makan karena
obat$obatan yang sedang diberikan, sesak napas, merasa capai seperti pada
dekompensasi kordis dan )aktor$)aktor lain, sedangkan naiknya kebutuhan energi
disebabkan oleh naiknya metabolik rate. +engan demikian tidak ada keseimbangan
antara masukan dan pemakaian energi, sehingga anak dengan demikian tidak dapat
bertumbuh malahan menderita gizi kurang.
Cntuk menghindarkan keadaan malnutrisi harus diusahakan diit dengan energi
sedikitnya (#& lebih tinggi daripada biasanya.aka harus diberi diit dengan energi
tinggi, seperti pelarutan )ormula dengan mengurangi airnya. 6arutan )ormula biasa
akan menyebabkan masukan air yang terlalu banyak jika makanan tersebut haruss
mengandung tinggi energi, tinggi protein. Pada penderita demikian dianjurkan
pemberian energi sebanyak '3# kkal=kg=hr agar dapat bertumbuh seperti anak sehat.
Jumlah air harus dibatasi, pemberian natrium harus dibatasi akan tetapi mengurangi
terlalu banyak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan. Pemberian makanan
melalui mulut lebih baik akan tetapi untuk memenuhi energi yang dianjurkan harus
dibantu dengan pemberian melalui sonde.
26
/aktor hemodinamik yang mempengaruhi status nutrisi pada penyakit jantung
bawaan
,olume o*erload jantng kiri atau kanan
+is)ungsi miokardial
;agal jantung kongesti)
8ipoksemia kronik
8ipertensi pulmonal dan penyakit *askular
/aktor non sirkulasi yang dihubungkan dengan retardasi pertumbuhan pada penyakit
jantung bawaan
Anomali ekstra kardiak
Prematuritas= intra uterin growth retardation
.n)eksi saluran napas berulang
1ondisi psikososial
7e)luks gastroeso)ageal
1riteria gagal tumbuh pada bayi dengan penyakit jantung bawaan
+isproporsi BB==0B persentil rendah
Penurunan atau mendatar persentil BB
BB dan atau 0B L persentil -
Peningkatan BB L #,- oz=hr pada bayi awal
Penurunan atau pendataran persentil lingkar kepala
/aktor yang mempengaruhi gagal jantung kongesti) selama pemberian nutrisi
parenteral
27
2)

Anda mungkin juga menyukai