Anda di halaman 1dari 24

A.

Geological Time and the Geological Principles


1. State the age of the Earth, and discuss how age is determined.
Umur geologi merupakan skala umur yang menunjukkan jaman-jaman yang telah
berlangsung sejak bumi terbentuk hingga kehidupan saat ini. skala waktu yang digunakan
disebut skala waktu geologi .
Masing-masing dari jaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki fosil penciri
yang disebut fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
Memiliki rentang hidup yang singkat
Penyebarannya luas
Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan cuaca apapun
dalam satu jaman.
Fosil index tiap jaman, jumlahnya bisa lebih dari satu. Misalnya saja jaman Cretaceous atau
Kapur yang memiliki fosil index Inoceramus sp. dan Coeloptychium rude.
Bumi berusia sekitar 4.54 miliar tahun (4.54 109 years 1%). Usia ini ditentukan
melalui penanggalan radiometrik meteorit dan sesuai dengan usia bebatuan tertua yang
pernah ditemukan dan sampel dari bulan. Matahari, sebagai perbandingan, berusia sekitar
4.57 miliar tahun, 30 juta tahun lebih tua. Tes radiometrik digunakan untuk menghitung umur
batuan sesuai dengan prinsip setengah-umur, yaitu ada sejumlah elemen radioaktif di batuan
vulkanik di bumi.
Umur geologi terbagi menjadi 2, yaitu umur relatif dan umur absolut. Umur relatif
ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif terhadap posisi batuan
atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak menunjukkan angka, tetapi
pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana yang lebih muda berdasarkan
proses pembentukannya. Umur absolut ialah umur yang ditunjukkan dengan suatu angka
yang diperoleh dari pengukuran radioaktif.
Material yang dapat diukur antara lain ialah sedimen, fosil, batuan beku, benda
arkeologi dan tumbuhan seperti yang terdapat pada gambar berikut:
Contoh material yang dapat diukur umurnya. Fosil tumbuhan (kiri), sedimen (tengah) dan
benda arkeologi (kanan).
Tiap material tersebut dapat diukur umur relatif maupun umur absolutnya, tergantung pada
keperluan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui urutan proses pembentukannya,
lebih efisien menggunakan umur relatif. Tetapi, jika ingin mengetahui kapan material
tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan umur absolut.
Kandungan radio aktif di batuan ini secara alami hilang dan berubah menjadi bentuk
yang stabil. Dengan melihat proses ini, menghitung jumlah radioaktif dan material stabil,
maka dapat ditentukan berapa banyak material radioaktif yang berubah ke dalam bentuk
stabil di dalam rentang waktu tertentu. Sehingga umur batuan ini adalah dua kali dari jumlah
material radioaktif berubah menjadi setengah-umur. Teknik test Radiometrik terletak pada
prinsip bahwa atom tidak stabil di material radioaktif akan berubah menjadi atom stabil
dalam satu interval waktu tertentu. Kenyataan bahwa perubahan ini terjadi dengan jumlah
yang sudah dipastikan dan juga dalam periode waktu yang tertentu, membuat timbulnya
gagasan untuk mempergunakan data ini sebagai penentu dari umur fosil dan umur bumi.
2. Demonstrate an understanding of the basic principles of relative dating.
Penanggalan relatif adalah cara penentuan waktu geologi dengan menempatkan
berbagai peristiwa geologi dalam urutan kronologis berdasarkan .posisi batuan atau fosil
relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak
menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana yang
lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Sebelum berkembangnya teknik
penanggalan radiometrik, para geolog tidak memiliki cara untuk menentukan umur mutlak
dan hanya berpegang kepada metode penanggalan relatif. Penanggalan relatif menempatkan
Contoh material yang dapat diukur umurnya. Fosil tumbuhan (kiri), sedimen (tengah) dan
benda arkeologi (kanan).
Tiap material tersebut dapat diukur umur relatif maupun umur absolutnya, tergantung pada
keperluan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui urutan proses pembentukannya,
lebih efisien menggunakan umur relatif. Tetapi, jika ingin mengetahui kapan material
tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan umur absolut.
Kandungan radio aktif di batuan ini secara alami hilang dan berubah menjadi bentuk
yang stabil. Dengan melihat proses ini, menghitung jumlah radioaktif dan material stabil,
maka dapat ditentukan berapa banyak material radioaktif yang berubah ke dalam bentuk
stabil di dalam rentang waktu tertentu. Sehingga umur batuan ini adalah dua kali dari jumlah
material radioaktif berubah menjadi setengah-umur. Teknik test Radiometrik terletak pada
prinsip bahwa atom tidak stabil di material radioaktif akan berubah menjadi atom stabil
dalam satu interval waktu tertentu. Kenyataan bahwa perubahan ini terjadi dengan jumlah
yang sudah dipastikan dan juga dalam periode waktu yang tertentu, membuat timbulnya
gagasan untuk mempergunakan data ini sebagai penentu dari umur fosil dan umur bumi.
2. Demonstrate an understanding of the basic principles of relative dating.
Penanggalan relatif adalah cara penentuan waktu geologi dengan menempatkan
berbagai peristiwa geologi dalam urutan kronologis berdasarkan .posisi batuan atau fosil
relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak
menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana yang
lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Sebelum berkembangnya teknik
penanggalan radiometrik, para geolog tidak memiliki cara untuk menentukan umur mutlak
dan hanya berpegang kepada metode penanggalan relatif. Penanggalan relatif menempatkan
Contoh material yang dapat diukur umurnya. Fosil tumbuhan (kiri), sedimen (tengah) dan
benda arkeologi (kanan).
Tiap material tersebut dapat diukur umur relatif maupun umur absolutnya, tergantung pada
keperluan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui urutan proses pembentukannya,
lebih efisien menggunakan umur relatif. Tetapi, jika ingin mengetahui kapan material
tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan umur absolut.
Kandungan radio aktif di batuan ini secara alami hilang dan berubah menjadi bentuk
yang stabil. Dengan melihat proses ini, menghitung jumlah radioaktif dan material stabil,
maka dapat ditentukan berapa banyak material radioaktif yang berubah ke dalam bentuk
stabil di dalam rentang waktu tertentu. Sehingga umur batuan ini adalah dua kali dari jumlah
material radioaktif berubah menjadi setengah-umur. Teknik test Radiometrik terletak pada
prinsip bahwa atom tidak stabil di material radioaktif akan berubah menjadi atom stabil
dalam satu interval waktu tertentu. Kenyataan bahwa perubahan ini terjadi dengan jumlah
yang sudah dipastikan dan juga dalam periode waktu yang tertentu, membuat timbulnya
gagasan untuk mempergunakan data ini sebagai penentu dari umur fosil dan umur bumi.
2. Demonstrate an understanding of the basic principles of relative dating.
Penanggalan relatif adalah cara penentuan waktu geologi dengan menempatkan
berbagai peristiwa geologi dalam urutan kronologis berdasarkan .posisi batuan atau fosil
relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak
menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana yang
lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Sebelum berkembangnya teknik
penanggalan radiometrik, para geolog tidak memiliki cara untuk menentukan umur mutlak
dan hanya berpegang kepada metode penanggalan relatif. Penanggalan relatif menempatkan
berbagai proses geologi dalam urutan kronologis tertentu, metode ini tidak dapat mengetahui
kapan suatu proses terjadi di masa lampau.
Ada 6 prinsip yang dipergunakan dalam penanggalan relatif:
1.Prinsip Superposition (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam suatu urutan batuan
sedimen yang belumterganggu, batuan yang paling tua diendapkan paling bawah sedangkan
batuan yang paling muda diendapkan paling atas.
2.Prinsip Original Horizontality (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam proses
sedimentasi, sedimen diendapkan sebagai lapisan horisontal.
3. Prinsip Lateral Continuity (Nicolas Steno, 1638-1686): sedimen melampar secara
horizontal ke segala arah hingga menipis dan berakhir di tepi cekungan pengendapan
4. Prinsip Cross-Cutting Relationship (James Hutton, 1726-1797): intrusi batuan beku
atau patahan harus lebih muda daripada batuan yang diintrusi atau yang terpatahkan.
5. Prinsip Inclusion: suatu inklusi (fragmen suatu batuan didalam tubuh batuan lain)
harus lebih tua daripada batuan yang mengandungnya tersebut.
6. Prinsip Faunal Succession (William Smith, 1769-1839): menggunakan fosil untuk
mengidentifikasi perlapisan yang sama umurnya dari berbagai lokasi terpisah.
3. Demonstrate an understanding of the basic principles of radiometric dating.
Penanggalan radiometrik adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui usia pada
berbagai benda, yang biasanya didasarkan pada perbandingan antara jumlah banyaknya
isotopradioaktif alami yang ada dengan produk-produk hasil peluruhannya, dengan
menggunakan tingkat peluruhan yang telah diketahui. Jadi, umur absolut ini langsung
menunjukkan angka umurnya sehingga dapat diketahui pada jaman apa batuan tersebut
terbentuk. Beberapa teknik radiometrik yang umum digunakan adalah:
1. Penanggalan radiokarbon (Carbon Dating). Teknik ini mengukur peluruhan
karbon-14 dalam bahan organik dan dapat diterapkan terbaik untuk sampel yang
lebih muda dari 60.000 tahun.
2. Penanggalan uranium-lead (Uranium-Lead Dating). Teknik ini mengukur rasio
dua isotop lead (lead-206dan lead-207) dengan jumlah uranium pada mineral atau
batuan. Metode ini sering diterapkan untuk menemukan jejak mineral zircon pada
batuan, adalah salah satu dari dua metode yang paling sering digunakan (bersama
dengan penanggalan argon-argon/argon dating) untuk penanggalan geologi.
Penanggalan uranium-lead (uranium-lead dating) diterapkan untuk sampel yang
lebih tua dari 1 juta tahun.
3. Penanggalan uranium-torium (Uranium-Thorium Dating). Teknik ini digunakan
untuk penanggalan speleothems, karang, bahan yang menandung unsur karbonat,
dan fosil tulang. Jangkauannya adalah dari beberapa tahun sampai sekitar 700.000
tahun.
4. Penanggalan potassium-argon (Potassium-Argon Dating) dan penanggalan argon-
argon (Argon-argon dating). Teknik digunakan untuk penanggalan batuan
metamorpik (yang sudah melalui proses pemanasan), batuan beku, dan batuan
hasil dari proses gunung berapi. Teknik ini juga digunakan dalam penanggalan
lapisan abu vulkanik dalam atau di atas situs paleoanthropologic.
4.Name the various units of geologic time (Eons, Eras, Periods, Epochs) and
reproduce the geologic time scale, listing Eons, Eras of the Phanerozoic Eon,
Periods of the Phanerozoic Eon, the epochs of the Cenozoic, and the dates between
the Eras and Eons.
Menurut Sandi Stratigrafi Indonesia pada Bab VI , Pembagian kronostratigrafi
ialah penggolongan lapisan batuan secara bersistem menjadi satuan bernama
berdasarkan interval waktu goelogi. Interval waktu geologi ini dapat ditentukan
berdasarkan geokronologi atau metode lain yang menunjukkan kesamaan waktu.
Pembagian ini merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara
lokal, regional dan global. Urutan tingkat satuan kronostratigrafi resmi, masing-masing
dari besar sampai kecil ialah : Eonotem, Eratem, Sistem, Seri dan Jenjang. Satuan ini
dapat diberi awalan Super bila tingkatnya dianggap lebih tinggi daripada satuan
tertentu, tetapi lebih rendah dari satuan lebih besar berikutnya. Dalam hal sebaliknya
awalan yang dipergunakan
adalah Sub.
B. Earth Materials
1. Distinguish between rocks and minerals.
Menurut Plummer, dkk (2001), batuan adalah materi yang terbentuk secara alami,
telah terkonsolidasikan, terdiri dari butiran satu jenis mineral, atau lebih. Blatt, H. dan Tracy,
R. J. (1996) mendefinisikan bahwa batuan terbentuk secara ilmiah, disusun oleh agregat-
agregat mineral atau mineraloid (batubara, gelas, dan opal) yang berhubungan secara
mekanik.
Sedangkan mineral adalah suatu benda padat homogen yang terbentuk di alam secara
organic, mempunyai komposisi kimia tertentu serta susunan atom yang teratur.
2. Demonstrate an understanding of the Rock Cycle, the characteristics of the three
types of rocks (Igneous, Sedimentary, and Metamorphic), and their relation to
plate tectonics.
Rock Cycle atau siklus batuan dimulai dari magma yang mengalami pendinginan dan
menjadi batuan beku, setelah itu batuan beku mengalami pelapukan dan berubah menjadi
material-material sedimen, material sedimen tersebut mengalami lithifikasi menjadi batuan
sedimen, sementara itu batuan beku dan batuan sedimen akan berubah menjadi batuan
metamorf jika mendapatkan tekanan dan suhu yang tinggi. Batuan metamorf dan batuan
sedimen akan berubah menjadi material sedimen jika mengalami pelapukan, dan batuan
metamorf akan kembali menjadi magma jika mengalami peleburan.
1. Batuan beku (igneous rock)
Merupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil pembentukan
magma yang mendingin .
2. Batuan Sedimen (sediment rock)
Merupakan batuan hasil litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau hasil
reaksi kimia.
3. Batuan Metamorf (metamorphic rock)
Merupakan batuan yang berasal dari suatu batuan asal yang mengalami perubahan
tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika
(tekanan, temperatur, tekanan dan temperatur).
Hubungan antara siklus batuan dan tektonik lempeng ialah, dalam tektonik lempeng,
kita mengenal 3 jenis batas antarlempeng, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Sebagai
contoh, pada batas konvergen di mana 2 lempeng tektonik bergerak saling mendekat, muncul
zona subduksi.
3.Distinguish between granitic and basaltic rocks, felsic and mafic rocks, and
plutonic vs. volcanic rocks
Perbedaan Granit dan Basal
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna
terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna
ini disebabkan oleh variasi warna darimineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi
dan tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik.
Basal adalah batuan beku yang berwarna gelap, kristalnya halus. Batu Basal terbentuk
dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas tetapi gasnya telah menguap. Ciri-
ciri utama batu basal terdiri dari atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau ke abu-
abuan dan berlubang-lubang.
Perbedaan Felsic dan Mafic
Pada felsic lava terdapat sejumlah jaringan dari silika tetrahedra yang menahan laju
aliran dikarenakan ikatannya yang sangat kuat. Sebaliknya, mafic lava memiliki sedikit sekali
jaringan silika tetrahedra sehingga aliran lava mudah terjadi. Implikasi dari mengalirnya
felsic lava adalah terbentuknya lava yang tebal. Sebaliknya, kecenderungan dari mafic lava
yang mengalir dengan lebih cepat adalah terbentuknya lava yang tipis.
Perbedaan Batuan Plutonic dan Volcanic
Batuan Beku Plutonik adalah batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.Batuan
beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga
mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini adalah gabro,
diorite, dan granit. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan
bumi. Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya
adalah basalt, andesit, dan dacite.
C. Depositional Environments and Sedimentary Rock Record
1. Understand the basics of lithologic correlation.
Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-
satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi Indonesia,
1996).
Menurut North American Stratigrafi Code (1983) ada tiga macam prinsip dari korelasi:
1. Lithokorelasi, yang menghubungkan unit yang sama lithologi dan posisi
stratigrafinya.
2. Biokorelasi, yang secara cepat menyamakan fosil dan posisi biostratigrafinya.
3. Kronokorelasi, yang secara cepat menyesuaikan umur dan posisi kronostratigrafi.
Shaw (1982) menyatakan bahwa proses korelasi adalah proses untuk menunjuk-kan
hubungan geometri antara batuan, fosil, atau lintap data geologi dengan tujuan untuk
menafsirkan dan menyusun model fasies, merekonstruksikan paleontologi, atau untuk
menyusun model struktur. Tujuan korelasi adalah menetapkan ekivalensi satuan-satuan
stratigrafi yang terletak di daerah yang berbeda-beda.Korelasi dapat dipandang sebagai suatu
yang langsung (direct)(formal) ataupun tidak langsung (indirect) (informal)
(B.R.Shaw,1982).
Korelasi langsung adalah korelasi yang tidak dapat dipungkiri secara fisik dan tegas.
Pelacakan secara fisik dari kemenerusan unit stratigrafi adalah hanya metode yang tepat
untuk menunjukkan persesuaian dari sebuah unit dalam suatu lokal dengan unit itu di lokal
lain. Korelasi tidak langsung dapat menjadi tidak dipungkiri oleh metode numerik seperti
contoh pembandingan secara visual dari instrumen well logs, rekaman pembalikan
polaritas,atau kumpulan fosil; meskipun demikian, seperti pembandingan mempunyai
perbedaan derajat reabilitas dan tidak pernah secara keseluruhan tegas (tidak meragukan).
Penelusuran langsung satuan litostratigrafi dari satu lokasi ke lokasi lain merupakan
satu-satunya metoda yang dapat memberikan informasi yang sangat meyakinkan kepada kita
mengenai ekivalensi satuan tersebut. Metoda korelasi ini hanya dapat diterapkan apabila
strata yang diteliti tersingkap secara menerus atau hampir menerus. Cara penelusuran
langsung adalah dengan mengikuti satuan litostratigrafi itu ke arah lateral, jengkal demi
jengkal. Seorang ahli geologi yang menelusuri satuan stratigrafi dari satu lokasi ke lokasi lain
dengan menelusuri suatu bidang perlapisan dapat meyakinkan dirinya bahwa dia telah
menetapkan korelasi pada saat itu juga. Jadi, usaha yang mungkin memerlukan ketahanan
fisik itu akan memberikan hasil yang memuaskan. Cara lain yang juga berguna, namun
kehandalannya sedikit lebih rendah dibanding hasil yang diperoleh dengan cara di atas,
adalah dengan cara menelusuri penyebaran lateral suatu lapisan sebagaimana yang tampak
pada potret udara. Pada daerah yang kaya akan singkapan dan kenampakan singkapan itu
praktis tidak terganggu oleh kehadiran tanah atau vegetasi, penelusuran lateral satuan
stratigrafi dapat dilakukan dengan cepat dan efektif melalui potret udara. Metoda ini hanya
dapat diterapkan pada lapisan-lapisan yang khas dan cukup tebal untuk dapat terlihat pada
potret udara.
Meskipun penelusuran satu atau sejumlah lapisan merupakan satu-satunya metoda
korelasi yang sangat meyakinkan, namun metoda itu bukan tidak terbatas. Salah satu
pembatas yang paling serius adalah fakta bahwa, pada kebanyakan daerah penelitian, suatu
lapisan biasanya tidak dapat ditelusuri hingga jarak yang jauh karena pada tempat-tempat
tertentu lapisan itu tertutup oleh tanah atau vegetasi, terdeformasi (misalnya sesar), tererosi
(misalnya terpotong oleh satu sungai besar). Masalah lain yang mungkin muncul adalah
hilangnya lapisan batuan yang ditelusuri karena membaji atau berubah secara lateral menjadi
lapisan batuan yang lain. Hal seperti itu seringkali terjadi pada kasus strata non-marin. Pada
kasus seperti itu, penelusuran suatu individu lapisan atau suatu bidang perlapisan tidak
mungkin dilakukan. Jadi, dalam prakteknya, para ahli geologi umumnya hanya dapat
menelusuri satuan litostratigrafi yang relatif besar (misalnya sebuah anggota atau sebuah
formasi) yang terdiri dari sejumlah lapisan dengan karakter yang mirip satu sama lain.
2. Demonstrate an understanding of the difference between transgressions and
regressions and how they influence the geologic record.
Proses dan perkembangan cekungan adalah suatu uraian tentang sejarah
sedimentasi dari batuan- batuan yang diendapkan dalam satu cekungan. Sejarah
sedimentasi suatu cekungan dapat berupa perulangan dari proses transgresi dan
regresi dari endapan batuannya dalam rentang waktu geologitertentu
Perubahan relatif muka air laut akan mengakibatkan pola stratigrafi regresi
dan transgresi. Transgresi (Genang Laut). Transgresi dalam pengertian
stratigrafi/sedimentologi adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat
dibandingkan dengan pasokan sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah
daratan. Regresi (Susut Laut). Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi
adalah laju penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan
sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.
Ada 2 tipe regresi yaitu :
Regresi normal, dimana suplai sedimen lebih besar dibandingkan dengan akomodasi.
Muka air laut konstan , suplai sedimen besar. Regresi yang dipaksakan, dimana muka
air laut turun tanpa adanya erosi. Muka air laut turun, sedimen konstan.
Ketika muka air laut turun, sedimen yang terakumulasi pada cekungan
pengendapan disebut sebagai lowstand deposits. Tahap ini disebut Lowstand system
tract (early). Sejalan dengan terus turunnya muka air laut, maka terjadi erosi di daerah
sungai (darat) yang menyebabkan terjadinya ketidakselarasan stratigrafi dan
merupakan rekaman selang waktu selama terjadinya penurunan muka air laut..
Sedangkan bagian shelf yang tetap berada di bawah muka air laut tidak terbentuk
ketidakselasaran, tetapi yang terjadi adalah correlative conformity.
Ketika muka air laut berada pada keadaan stabil maksimum lowstand, tahap
ini disebut Lowstand system tract (late), normal regresi terus terjadi dan sedimen
mulai membentuk pola agradasi.
Selanjutnya muka air laut akan naik perlahan dan pola sedimen akan menjadi
onlap terhadap bidang ketidakselarasan ke arah darat. Pada saat muka air laut naik
dengan cepat, akomodasi bertambah dengan cepat namun suplai sedimen tetap maka
terjadilah pola sedimentasi transgresi. Tahap ini disebut transfresive system tract.
Pada saat terjadi maksimum kenaikan muka air laut, dimana kenaikan mulai
berkurang dan akhirnya muka air laut stabil, akan terbentuk endapan tipis batuserpih
yang menyebar luas, dan mewakili kurun waktu pengendapan yang lama. Tahap ini
disebut highstand system tract.
Siklus regresi-transgresi yang terjadi selama kurun waktu perubahan mukan
air laut ini akan membentuk satu sikuen pengendapan. Bila terjadi lagi penurunan
muka air laut maka akan terulang kembali siklus seperti diatas.
3. Demonstrate an understanding of sandstones, limestones, and shales, their
distribution and environmental interpretation.
Batupasir adalah suatu batuan sedimen bertekstur clastic yang dimana partikel
penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir
dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada
suatu pantai atau saluran di suatu sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-
sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir tersebut.
Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral
yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada
suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi
batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari
batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu
kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material
di dalam pembuatan gelas/kaca.
. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone,
Arkose, dan Graywacke
Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium
merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak
jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan
batugamping klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari
Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping ini sering juga
disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik
melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama
proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor,
sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti
warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.
Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak
jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi
mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
Shale adalah batuan sedimen yang bertekstur klastik dimana teksturnya ini
halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Struktu batuan ini adalah non
stratified namun struktur khususnya yaitu lebih banyak paralel lamination meskipun
ada juga sumber yang mengatakan bahwa batu ini berstruktur mud cracks. Komposisi
mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon,
klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan
batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu
pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah
dan bila dipanasi menjadi plastis.
4. Demonstrate an understanding of the relationship between grain size, roundness
and sorting and the transport of sediment.
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen
seperti besar butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Tekstur batuan sedimen mempunyai
arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut (terutama proses
transportasi dan pengendapanannya).
Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama dari batuan
sedimen klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan
pengendapan. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis butir
yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar, tingkat kebundaran atau
ketajaman sudut butir, yang mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.
Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi butir, besar butir, jenis transportasi, jarak
transportasi dan resistensi butir. Begitu pula dengan ukuran butir, semakin dekat
transportasinya maka akan semakin besar ukuran butirnya, namun apabila semakin jauh
transportasinya maka akan semakin kecil ukuran butirnya. Semakin dekat transportasinya
maka kemas/pemilahan pun semakin buruk, sebaliknya semakin jauh, maka akan semakin
baik .
5. Discuss the basic sedimentary environments and the rocks that form there.
Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan
tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Batuan hasil
pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser. Air
mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan halus baik terapung, melayang
atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga bisa
mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu,
makin besar pula daya angkutnya. pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh
tenaga air atau angin tadi membuat terjadinya sedimentasi.
Bentuk - Bentuk Sedimentasi
o Sedimentasi sungai
Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini
biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar
sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau
pengaspalan jalan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata pencaharian mencari
pasir, kerikil, atau batu hasil endapan itu untuk dijual.
o Sedimentasi Danau
Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk
delta, lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut
sedimen limnis.
o Sedimentasi Darat
guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak
memecah di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk timbunan
pasir yang tinggi. Contohnya, guguk pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang menjadi
tanggul laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang menyerupai di Belanda bisa ditemukan
di pantai Parang Tritis Yogyakarta.
o Sedimentasi Laut
Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di
laut, sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil
pengendapan di laut ini disebut sedimen marin.
D. Life on Earth and the Fossil Record
1. List the biological kingdoms/domains and describe each of them.
Kingdom adalah tingkatan tertinggi dari pengelompokan makhluk hidup. Para ilmuwan
melakukan kegiatan pengelompokan makhluk hidup yang dimulai dari tingkatan yang paling
rendah yaitu spesies, ke tingkatan yang paling tinggi, yaitu Kingdom. Berikut ini akan kita
bahas semua tingkatannya:
a. Species (Spesies/Jenis)
Spesies adalah takson yang paling rendah, contohnya: mangga, jambu, pisang, sapi, kambing,
babi, rusa, dan lain-lain. Dua makhluk hidup bisa dikatakan satu jenis, apabila makhluk hidup
itu dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan fertil. Fertil adalah keturunan
yang dihasilkan jika dikawinkan sesamanya, dapat menghasilkan keturunan. Dalam Biologi
ada ketentuan dalam memberi nama suatu spesies, Carolus Linnaeus (1707-1778) memberi
nama spesies dengan dua kata yang diambil dari bahasa latin atau dilatinkan. Pemberian
nama dengan dua kata itu dikenal dengan istilah Binomial Nomenklatur.
(source image: goldiesroom.org)
Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nama spesies, terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa latin atau dilatinkan,
misalnya Hibiscus rosa sinesis (kembang sepatu).
2. Nama depan menunjukkan nama genus dengan huruf pertama menggunakan huruf
kapital, misalnya Hibiscus Carica, Oryza.
3. Nama belakang menunjukkan nama spesifik atau penunjuk jenis, huruf awal ditulis
dengan huruf kecil, misalnya sativa, papaya, arabica.
4. Nama spesies dicetak dengan huruf miring atau digarisbahwahi, misalnya Oriza
sativa, Elephas indiscus, atau Hibiscus rosa sinensis.
b. Genus (Marga)
Spesies-spesies yang memiliki kesamaan ciri dimasukkan dalam genus yang sama. Jadi genus
adalah tingkatan takson yang memiliki beberapa spesies sebagai anggotanya, misalnya anjing
dan serigala berbeda jenis namun masih dalam satu genus.
c. Familia (Suku)
Familia adalah tingkatan takson yang menghimpun beberapa marga atau genus. Ketentuan
penulisan nama suku yaitu pada tumbuhan ditambah akhiran -accae, sedangkan pada hewan
ditambah akhiran -idae. Misalnya; Solanium (solanaceae), Canis (canidae).
d. Ordo (Bangsa)
Ordo adalah tingkatan takson yang menghimpun beberapa familia, misalnya familia Canidae
(suku anjing), familia Felidae (suku kucing), dan familia Ursidae (suku beruang) membentuk
ordo Carnivora (bangsa pemakan daging).
e. Classis (Kelas)
Beberapa ordo yang memiliki kesamaan ciri-ciri dimasukkan dalam satu kelas. Contohnya
ordo Carnivora, ordo Chiroptera, karena memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu menyusui
anaknya, maka dimasukkan dalam satu kelas yaitu Mamalia.
f. Phylum (Filum) atau Divitio (Divisi)
Filum atau Divisi merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa kelas yang
memiliki persamaan ciri-ciri, misalnya seluruh hewan bersel satu dimasukkan dalam filum
Protozoa, tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisi Spermatophyta.
2. Explain how and where organisms are preserved as fossils.
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang
terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara
menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan
yaitu antara lain:
Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
Mengalami pengawetan
Terbebas dari bakteri pembusuk
Terjadi secara alamiah
Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Proses pemfosilan :
1. Seekor kerang mati dan tersimpan di dasar air
2. Saat mengalami pembusukkan, sedimen mulai menimbunnya
3. Dari waktu ke waktu, sedimen akan mengisi pori sehingga menggeraskan
cangkangnya
4. Setelah berjuta-juta tahun, peristiwa geologi (pengangkatan) dapat membawa fosil ke
permukaan
3. Discuss the characteristics of an index fossil or guide fossil.
Fosil indeks adalah sisa-sisa atau jejak hewan, hewan dan organisme lain yang
digunakan untuk menggambarkan dan mengidentifikasi periode geologi di mana mereka
tinggal. Fosil-fosil ini biasanya ditemukan, didistribusikan secara luas dalam waktu terbatas
dalam rentang waktu, dan mereka dapat digunakan dalam mengukur umur fosil lain yang
ditemukan pada lapisan sedimen yang sama juga. Terdapat 3 karakteristik utama fosil indeks,
antara lain adalah :
Memiliki ciri khas
Tersebar luas
Berlimpah
Terbatas dalam skala waktu geologi
E. Plate Tectonics
1. Demonstrate an understanding of the concepts of Plate Tectonics, and the
interactions at the three types of plate boundaries (divergent, convergent,
transform).
Menurut teori tektonik lempeng:
1. Litosfer terbelah menjadi lempeng-lempeng besar dan lempeng-lempeng kecil.
2. Lempeng-lempeng tersebut terdiri dari kerak benua atau kerak samudera atau
gabungan keduanya.
3. Lempeng-lempeng bergerak karena pengaruh arus konveksi yang ditimbulkan dari
lapisan astenosfer.
4. Teori Tektonik Lempeng berhubungan dengan mekanisme pergerakan dan seluruh
implikasi kegeologian yang ditimbulkannya.
Terjadinya arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang
menimbulkan panas. Pergerakan Lempeng (Plate Movement) . Berdasarkan arah
pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate
boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada
jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction)
dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Batas Divergen
Divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai
(break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis
dan terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift
valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh
tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan
Benua Amerika.
Batas Konvergen
KonvergenTerjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah
kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu
sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra
terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan
zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi
gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic
trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Batas Transform
Transform Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar
(slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya
tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault). san andreas fault Batas
transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di
daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di
California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika
Utara yang bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak
ke arah barat laut. (Sumber: The Dynamic Earth, USGS)
F. Origin of the Earth and Universe
1. Demonstrate an understanding of the origin of the Universe and the Big Bang
Theory.
Teori Dentuman Besar / Big Bang
Seluruh materi dan energi dalam alam semesta pernah bersatu membentuk sebuah
bola raksasa. Kemudian bola raksasa ini meledak sehingga seluruh materi
mengembang karena pengaruh energi ledakan yang sangat besar.
Tahapan terjadinya Dentuman Besar :
1) Segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang dengan
cepat hingga kira-kira 2000 kali matahari.
2) Sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan. Satu
detik setelah dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel dasar, yaitu
elektron, proton, neutron, dan neutrino pada suhu 10 miliar kelvin.
3) Kira-kira 500 ribu tahun setelah terjadi ledakan, lambat laun alam semesta
menjadi dingin hingga mencapai suhu 3000K. Partikel-partikel dasar
membentuk benih kehidupan alam semesta.
4) Gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak
teratur. Dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.
5) Antar satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar,
protogalaksi-protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun
berkembang menjadi raksasa merah dan supernova yang merupakan bahan
baku kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.
6) Satu di antara miliaran galaksi ytang terbentuk adalah galaksi Bimasakti. Di
dalam galaksi ini terdapat tata surya kita, dengan matahri adalah bintang yang
terdekat dengan bumi.
2. Demonstrate an understanding of the Nebular Hypothesis for the origin of the
Solar System.
Teori Kabut atau disebut juga Teori Nebula. Teori Nebula pertama kali
dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan
oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775.
Teori serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara
independen pada tahun 1796. Teori ini, yang lebih dikenal dengan Teori Nebula Kant-
Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut
raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas
yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut
itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya
menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar
semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat
gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan
membentuk planet dalam dan planet luar.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-
planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori Kabut (Nebula)
menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :\
1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat
dan besar
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi
lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai
planet, bergerak mengelilingi matahari.
3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
DAFTAR PUSTAKA
http://iqbalputra.wordpress.com/2008/12/17/umur-geologi/
http://siklusbatuan.blogspot.com/
http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/siklus-batuan.html
http://ichsanmuhammad.wordpress.com/download/snmptn-siapa-takut/
http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/05/15/korelasi-stratigrafi-disarikan-dari-sam-
boggs-jr-1995-principles-of-sedimentology-and-stratigraphy-edisi-2-englewood-cliffs-
prentice-hall-hlm-519-529-561-580-581-613-625-650-666/
http://rabeljazzholic.blogspot.com/2008_09_01_archive.html
http://www.zakapedia.com/2013/02/model-klasifikasi-sistem-kingdom.html
http://geoenviron.blogspot.com/2012/03/proses-pemfosilan-atau-fosilisasi.html
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/penemuan-penemuan-baru/teori-big-bang-ledakan-
besar/
http://fisika-teoriterjadinyatatasurya.blogspot.com/
http://arulastro.blogspot.com/2012/07/teori-nebula-teori-kabut.html#.UnHw9lPYads
Sandi Stratigrafi Indonesia 1997
Noor, Djauhari.2010.Pengantar Geologi.Fakultas Teknik Universitas Pakuan.Bogor
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER
GEOLOGI SEJARAH
DISUSUN OLEH
FAUZIYAH HANI
270110110084
GEOLOGI-A
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSTAS PADJADJARAN
2013

Anda mungkin juga menyukai