Anda di halaman 1dari 17

1.

Mata

1. 1 Pengertian Mata
Mata adalah panca indra yang berfungsi untuk melihat suatu objek. Secara
garis besar memang untuk melihat, namun tentu saja mata memiliki bagian-bagian
didalamnya yang memiliki fungsi berbeda-beda dan saling berhubungan sehingga
mata kita bisa melihat.
1. 2 Pembentukan Bayangan Benda pada Retina
Ketika kita melihat suatu benda, berkas cahaya yang dipantulkan benda masuk
ke mata kita dan oleh lensa mata (lensa kristalin) berkas cahaya itu akan
difokuskan sehingga bayangan yang terbentuk akan tepat jatuh di retina. Oleh
karena jarak antara mata dan lensa selalu tetap, maka untuk melihat benda yang
jaraknya berbeda-beda kecembungan lensa mata perlu diubah-ubah. Kemampuan
otot siliar untuk mengubah kecembungan lensa mata ini disebut daya akomodasi
mata. Daerah penglihatan mata seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan
mata untuk mengubah kecembungan mata orang tersebut. Orang normal akan
dapat melihat benda sedekat-dekatnya pada jarak rata-rata 25 cm dengan
menggunakan daya akomodasi maksimum dan akan melihat sejauh-jauhnya hingga
jarak yang tak terhingga dengan menggunakan daya akomodasi minimum. Jarak
terdekat yang dapat dilihat seseorang disebut titik dekat mata (punctum
proximum) sedangkan titik terjauh yang masih dapat dilihat mata disebut
(punctum remotum).

Semua benda yang teramati terletak di ruang III yaitu berjarak lebih besar dari
2 F.
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk di retina :
1. Nyata
2. Terbalik
3. Diperkecil
4. Di ruang II
Perhitungan untuk hubungan antara jarak fokus mata, jarak benda dan jarak
bayangan benda atau jarak retina ke lensa mata dapat menggunakan rumus
sebagai berikut.
=

1. 3 Daya Akomodasi mata
Bola mata Anda bentuknya tetap, sehingga jarak lensa mata ke retina juga
tetap. Hal ini berarti jarak bayangan yang dibentuk lensa mata selalu tetap,
padahal jarak benda yang kita lihat berbeda. Bagaimana supaya kita tetap dapat
melihat benda dengan jarak bayangan yang terbentuk tetap, meskipun jarak
benda yang dilihat berubah? Tentu kita harus mengubah jarak fokus lensa mata,
dengan cara mengubah kecembungan lensa mata. Hal inilah yang menyebabkan
kita bisa melihat benda yang memiliki jarak berbeda tanpa mengalami kesulitan.
Kemampuan ini merupakan karunia Tuhan yang sampai sekarang manusia belum
bisa menirunya.

Lensa mata dapat mencembung atau pun memipih secara otomatis karena
adanya otot akomodasi (otot siliar). Untuk melihat benda yang letaknya dekat,
otot siliar menegang sehingga lensa mata mencembung dan sebaliknya untuk
melihat benda yang letaknya jauh, otot siliar mengendur (rileks), sehingga lensa
mata memipih. Kemampuan otot mata untuk menebalkan atau memipihkan lensa
mata disebut daya akomodasi mata.




Agar benda/objek dapat terlihat jelas, objek harus terletak pada daerah
penglihatan mata, yaitu antara titik dekat dan titik jauh mata. Titik dekat
(punctum proximum = pp) adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat
dengan jelas oleh mata ( 25 cm). Pada titik dekat ini lensa mata akan
mencembung maksimal. Titik jauh (punctum remotum = pr) adalah titik
terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak
terhingga. Pada titik jauh ini, lensa mata akan memipih maksimal.


2. Kacamata

2.1 Pengertian
Kacamata adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan
mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak). Sekarang
selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah menjadi pelengkap
gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata
khusus tiga dimensi.
2.2 Pembentukan Bayangan
bayangan akan dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan
terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.

Gambar 5. Kacamata dapat membantu orang yang cacat mata.
Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
(1-1)

dengan :
S = jarak benda ke lensa (m),
S' = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).

Selain itu, Anda juga pernah mempelajari kekuatan atau daya lensa.
Kekuatan atau daya lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang
datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara daya lensa dan kekuatan lensa
memenuhi persamaan :

P = 1 / f (1-2)
dengan :

P = kekuatan atau daya lensa (dioptri), dan
f = jarak fokus lensa (m).

a. Kacamata Berlensa Cekung untuk Miopi

Seperti telah dibahas sebelumnya, mata miopi tidak dapat melihat dengan
jelas benda-benda yang jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak tertentu.
Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk bayangan
benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata atau S' = PR, dengan PR
singkatan dari punctum remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S'
diberikan karena bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa
tersebut atau bersifat maya. Jika nilai S dan S' tersebut Anda masukkan ke
dalam Persamaan (11), diperoleh :
(1-3)

Persamaan (13) menunjukkan bahwa jarak fokus lensa kacamata adalah
negatif dari titik jauh mata miopi. Tanda negatif menunjukkan bahwa
keterbatasan pandang mata miopi perlu diatasi oleh kacamata berlensa\negatif
(cekung atau divergen).

Gambar 6. Bayangan benda jauh yang dibentuk lensa untuk miopi harus jatuh di
titik jauh mata.
Jika Persamaan (13) dimasukkan ke dalam Persamaan (12), diperoleh :
(1-4)

dengan PR dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam dioptri.

Contoh Soal 1 :

Seseorang hanya mampu melihat benda dengan jelas paling jauh pada jarak 2 m
dari matanya. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang diperlukannya?

Kunci Jawaban :

Diketahui: titik jauh PR = 2 m, maka sesuai dengan Persamaan (64), kekuatan
lensa kacamatanya adalah :


b. Kacamata Berlensa Cembung untuk Hipermetropi

Karena hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas, lensa
kacamata yang digunakannya haruslah lensa yang dapat membentuk bayangan
benda-benda dekat tepat di titik dekat matanya. Benda-benda dekat yang
dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena itu, lensa
kacamata harus membentuk bayangan benda pada jarak S = 25 cm tepat di titik
dekat (PP, punctum proximum) atau S' = PP. Kembali tanda negatif diberikan
pada S' karena bayangannya bersifat maya atau di depan lensa.

Jika nilai S dan S' ini dimasukkan ke dalam Persamaan (11) dan (12), diperoleh :

dengan PP dinyatakan dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP >
0,25 m, kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa
seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong oleh kacamata berlensa
positif (cembung atau konvergen).

Jelajah Fisika :

Kacamata

Kacamata telah digunakan selama hampir 700 tahun. Kacamata yang paling dini
memiliki sepasang lensa cembung dan dipakai oleh orang-orang yang menderita
presbiopi atau rabun mata yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat
benda dengan jelas. Pada tahun 1784, Benjamin Franklin menciptakan kacamata
bifokal yang lensalensanya terdiri atas dua bagian dan masing-masing memiliki
jarak fokal yang berbeda. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

Contoh Soal 2 :

Seseorang menggunakan kacamata berkekuatan +2 dioptri agar dapat membaca
seperti orang bermata normal. Berapa jauhkah letak benda terdekat ke matanya
yang masih dapat dilihatnya dengan jelas?

Kunci Jawaban :

Letak benda terdekat ke mata yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata
tidak lain adalah titik dekat atau punctum proximum (PP). Ambil jarak baca orang
bermata normal 25 cm. Oleh karena orang tersebut menggunakan lensa positif
atau lensa cembung maka sesuai dengan Persamaan (15), diperoleh :

sehingga diperoleh titik dekat mata orang tersebut adalah PP = m = 50 cm.

c. Kacamata untuk Presbiopi dan Astigmatisma

Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Oleh
karena itu, kaca mata yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau bifokal,
yakni lensa cekung pada bagian atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung
pada bagian bawah untuk melihat benda-benda dekat. Sementara itu,
astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa silindris.
d. Lensa Kontak

Lensa kontak atau contact lens juga dapat digunakan untuk mengatasi cacat
mata. Pada dasarnya lensa kontak adalah kacamata juga, hanya tidak
menggunakan rangka, melainkan ditempelkan langsung ke kornea mata.

3. Lup

3.1 Pengertian
Lup adalah alat optik yang memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan
benda. Lensa yang digunakan adalah lensa cembung. Bayangan yang dibentuk oleh
lup memiliki sifat:maya, tegak, dan diperbesar.

3.2 Daya Akomodasi Lup

Pada mata berakomodasi maksimum
Si = -PP = -Sn


Perbesaran sudut atau perbesaran angular


Pada mata tak berakomodasi
Si = -PR
So = f
Perbesaran sudut


M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak fokus lup dalam meter

3.3 Proses pembentukan bayangan pada Lup
Prinsip pembentukan bayangan pada lup sama dengan prinsip pembentukan
bayangan pada lensa cembung. Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak,
dan diperbesar. Untuk mendapatkan bayangan semcam ini objek harus berada
didepan lensa di antara titik O dan titik fokus f.
4. Mikroskop

4.1 Pengertian
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah
alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil
(mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan katamikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata.

4.2 Daya Akomodasi Mikroskop
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.


Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:



Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.


Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:


S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter


Panjang Mikroskop
Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler.
Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung
dengan cara yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter

f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter

4.3 Pembentukan Bayangan pada Mikroskop
Mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa cembung). Lensa
yang terletak di dekat mata (lensa bagian atas) disebut lensa okuler. Sedangkan
lensa yang terletak dekat dengan objek benda yang diamati (lensa bagian bawah)
disebut lensa objektif. Hal yang perlu diingat adalah fokus pada lensa obyektif
lebih pendek dari fokus pada lensa okuler (fob < fok). Cara kerja mikroskop
secara sederhana adalah lensa obyektif akan membentuk bayangan benda yang
bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan benda oleh lensa obyektif
akan ditangkap sebagai benda oleh lensa okuler. Bayangan inilah yang tampak oleh
mata. Jika digambarkan, perjalanan cahaya pada mikroskop tampak pada Gambar
6.40.

4.4 Perbesaran Bayangan pada Mikroskop
Secara matematis, rumus perbesaran bayangan pada mikroskop untuk
mata berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai berikut:

Agar mata pengamat dalam menggunakan mikroskop tidak berakomodasi, maka
lensa okuler harus diatur/digeser supaya bayangan yang diambil oleh lensa
objektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler Perbesaran bayangan pada mata tak
berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut.

Dan Berdasarkan rumus mikroskop diatas, maka berikut ini adalah keterangan
dari rumus mikroskop sebagai berikut:
sobj : jarak bayangan objektif
sok : jarak bayangan okuler
sobj : jarak objektif
sok : jarak benda okuler
fobj : jarak fokus lensa objektif
fok : jarak fokus lensa okuler
Mobj : perbesaran bayangan lensa objektif
Mok : perbesaran bayangan lensa okuler
M : perbesaran total mikroskop
L : panjang mikroskop (jarak tubus) = jarak antara lensa objektif dengan lensa
okuler.



5. Teleskop

5.1 Pengertian
Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang
berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus
membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop merupakan alat paling
penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang
dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain
adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop
memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.

5.2 Pembentukan Bayangan pada Teleskop
Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak terhingga,
berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa
lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik
berada pada titik fokus.
Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang
jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.


5.3 Daya Akomodasi Teleskop
Pembentukan Bayangan pada Teropong dengan Mata Tidak Berakomodasi
Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler yang diperoleh adalah :
M = f (ob) / f (ok)
Panjang teropong adalah :
M = f (ob) + f (ok)

Bayangan Teropong yang dibentuk ole Mata Berakomodasi Maksimum
Untuk penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal bayangan yang dihasilkan
oleh lensa obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa
okuler.
Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan
tanpa berakomodasi dan didapatkan :
M = f (ob) / So (ok)
Panjang teropong adalah :
M = f (ob) + So (ok)


6. KAMERA

6.1 Pengertian Kamera
Kamera adalah alat untuk menangkap dan merekam gambar pada suatu lembaran
potret ke lembaran film. Kamera berasal dari kata camera abscura yang berarti
ruang gelap. Kamera merupakn alat yang paling populer dalam aktifitas
fotografi. Kamera juga berarti sebuah alat yang terdiri dari gabungan alat optik,
mekanik, dan elektronik yang fungsinya untuk menangkap gambar.
Kamera juga merupakan alat optik yang menyerupai mata. Elemen-elemen dasar
lensa adalah sebuah lensa cembung, celah diafragma, dan film (pelat sensitif).
Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan benda, celah diafragma
berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk dan film befungsi untuk
menangkap bayangan yang dibentuk lensa. Film terbuat dari bahan yang
mengandung zat kimia sensitif terhadap cahaya (berubah ketika cahaya mengenai
bahan tersebut). Pada mata, ketiga elemen dasar ini menyeruapi lensa mata
(lensa cembung), iris (celah diafragma), dan retina (film)
Pemfokusan dilakukan dengan mengatur jarak lensa dengan film. Perubahan jarak
benda mengakibatkan jarak pada film. Oleh karena itu, lensa kamera perlu
digeser agar bayangan tetap jatuh pada film. Hal ini terjadi karena jarak fokus
lensa kamera tetap. Dari rumus umum optik, jika jarak fokus tetap, maka
perubahan jarak benda (So) akan diikuti oleh jarak perubahan (Si).

6.2 Pembentukan Bayangan
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh di tak terhingga,
bayangan benda tersebut akan tepat berada di titik fokus lensa. Dengan kata
lain, s' = f = 50 mm. Ketika jarak benda ke lensa, s = 2,5 m = 2.500 mm,
bayangannya :




sehingga diperoleh :

Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm 50 mm = 1,02 mm.



Proses Kerja Kamera

Analogikan kita melihat pensil di ujung meja tulis. Cahaya datang dan memantul
dari pensil lalu masuk ke badan kamera.
Cahaya yang masukke kamera lalu mengenai lensa optik (lensa konveks/lensa
cembung). Lensa ini kan memfokuskan cahaya yang diterima berupa bayangan
terbalik kesuatu tempat yang disebut film.
Proses kimia terjadi saat film terkena cahaya dan membentuk sebuah pola
gambar. Hanya bagian film yang terkena cahaya yang akan terbakar dan hangusm,
sedangkan yang lainya tetap. Dahulu film dibuat dari lempengan kaca yang
bercampur bahan kimia yang langsung merekam cahaya. Perak dan kapur adalah
campuran pertama kali digunakan untuk membuat lempengan tersebut. Tetapi
sekarang, film dibuat dengan bahan plastik dan dilapisi hemulasi garam perak
hadila supaya peka menangkap cahaya. Film yang digunakan untuk foto hitam
putih menggunakan satu lapis senyawa garam perak hadila. Sedangkan
penggunaan foto berwarna menggunakan minimal 3 lapis.
Hasil pengkapan film adalah sebuah klise/negatif yaitu lembaran hitam. Kemudian
film dicetak pada lembaran kertas foto. Proses pencetakan atau pencucian
dilakukan pada ruang gelap, karena bila pada tempat terang cahaya dapat
merusak hasil film yang rentan terbakar.
Sifat Bayangan Kamera
Dari proses kerja kamera di atas dapat dihasilkan suatu bayangan yang bersifat :
Nyata
Terbalik
Diperkecil

Anda mungkin juga menyukai