Anda di halaman 1dari 8

Prediksi Masa Depan Transformasi Militer dan Kapabilitas Postur

Pertahanan Indonesia: Sebuah Analisa1


Yugolastarob Komeini

Proses transformasi militer di Indonesia merupakan bagian dari agenda


reformasi militer yang telah berlangsung di Indonesia dalam beberapa waktu. Proses ini
bertujuan untuk, salah satunya, menciptakan militer yang profesional. Pemahaman ini
menjadi alasan utama untuk mencegah militer memasuki domain non-militer atau lebih
tepatnya militer perlu ditransformasikan agar mampu menjalankan tugas pokoknya,
yaitu menghadapi ancaman eksternal. Hal ini merupakan bagian dari tahap awal
menciptakan profesionalisme militer, terkait dengan pembangunan kapabilitas postur
pertahanan. Hipotesa awal tulisan ini menggambarkan bahwa terdapat berbagai
pencapaian reformasi militer sebagai bentuk kesiapan untuk melangkah pada tahap
selanjutnya, yaitu transformasi militer yang, secara perlahan, mulai menggambarkan
adanya pergeseran mindset dalam penyelenggaraan pertahanan.

Penciptaan militer yang profesional terangkum dalam agenda reformasi militer


yang telah berjalan beberapa waktu dengan berbagai pencapaian (lihat tabel 1).
Reformasi militer yang dilaksanakan untuk memisahkan perananan militer dalam
domain politik dan ekonomi telah melahirkan berbagai produk hukum dan kebijakan-
kebijakan, yang terangkum dalam berbagai dokumen yang menjadi arah kebijakan, yang
menuntun pergerakan militer pada tahap selanjutnya, yaitu transformasi militer. Tahap
transformasi militer sendiri mesti dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal
yang mesti direvisi untuk menciptakan militer yang mampu menjalankan tugas
pokoknya (lihat tabel 2). Dalam kondisi sekarang, terdapat pergeseran mindset yang
secara perlahan mulai “melirik” kondisi eksternal sebagai bagian dari penyelenggaraan
pertahanan, hal tersebut dapat dilihat pada dokumen yang dikeluarkan pada periode
2007-2008 (lihat tabel 3). Berbagai dokumen, terkait dengan cara pandang dan arah
kebijakan mulai memperhatikan kondisi di luar batas nasional, meski belum sepenuhnya
bersifat eksternal. Namun begitu, terdapat beberapa perubahan yang cara pandang yang
cukup signifikan, meski pada tingkat bidang operasionalnya, kondisi alutsista masih
mengalami stagnasi (lihat tabel 4).

                                                            
1
Paper yang dipresentasikan pada Workshop Lecture Series SSR (Security Sector Reform) pada tanggal
20 Agustus 2009, yang diadakan oleh Pacivis, Universitas Indonesia


 
Prediksi

Berbicara dalam tataran prediksi, terdapat dua faktor sebagai acuan dalam
menjelaskan kondisi transformasi militer dan pembangunan kapabilitas postur
pertahanan di Indonesia di masa mendatang. Faktor pertama bersandar pada dukungan
anggaran pertahanan. Faktor kedua terletak pada beberapa hal mengenai revisi dokumen
yang terkait dengan cara pandang doktrin pertahanan. Alokasi anggaran yang ada,
meski terdapat peningkatan, namun tetap berada pada level yang belum mencukupi. Jika
dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan, anggaran pertahanan Indonesia
dari tahun ke tahun sangatlah minim (lihat tabel 4 dan 5). Kebanyakan negara-negara
tetangga mengalokasikan anggaran pertahanannya sebesar 3-4% dari PDB-nya (Produk
Domestik Bruto). Besaran alokasi anggaran yang belum mampu diimbangi Indonesia.

Kondisi di masa mendatang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kondisi


sekarang. Perbedaan kecilnya, namun signifikan, terletak pada pergeseran cara pandang
yang bersifat sustainable dalam pola pemikiran yang secara perlahan mulai
memperhatikan kondisi eksternal sebagi bagian dari penyelenggaran pertahanan.
Kondisi ini diharapkan akan bersifat berkelanjutan. Pemahaman mengenai kondisi
negara-negara berkembang pada umumnya menghadapi ancaman yang lebih bersifat
internal, tidaklah sepenuhnya benar. Dalam kasus Indonesia terlihat beberapa hal yang
mesti dicermati. (1)Pengalaman sejarah yang menjelaskan adanya ancaman internal,
seperti pemberontakan. (2)Perubahan kondisi pasca perang dingin. Pengalaman sejarah
yang mencatat bahwa terdapat ancaman internal memang menjadi bukti tersendiri
bahwa terdapat ancaman yang berasal dari dalam, namun adanya perubahan konstelasi
politik dan keamanan dalam interaksi antarnegara, baik di kawasan maupun global
melahirkan banyak ancaman sekaligus tantangan dalam lingkup lingkungan strategis,
yang menjadi penghalang dalam pemenuhan tujuan-tujuan nasional. Hal-hal tersebut
yang kemudian menjadi landasan berpikir bagi para pengambil kebijakan dalam
memformulasikan doktrin pertahanan yang mampu mengarahkah fungsi militer pada
jalur sebenarnya. Kondisi ini diharapkan akan bersifat konstan, sehingga akan
membawa pergeseran mindset dari inward-looking menjadi outward-looking.

Jika ini terjadi maka akan ada sebuah evolusi doktrin yang akan merubah arah
kebijakan pembangunan postur pertahanan di masa mendatang, meski pada akhirnya hal


 
tersebut juga akan terbentur pada minimnya dukungan anggaran pertahanan. Pada
akhirnya, kekuatan militer Indonesia di masa mendatang menggambarkan bahwa
pembangunan kapabilitas Postur Pertahanan Indonesia akan memiliki doktrin yang
bersifat eksternal (outward-looking) namun didukung dengan kemampuan anggaran
pertahanan yang minim (low budget).


 
Lampiran
Tabel 1: Capaian Reformasi Militer di Indonesia

Tahun Capaian Empiris dan UU


Perumusan pandangan politik ABRI tentang Paradigma baru peran TNI abad
1998 XXI
Pengesahan penyebutan nama kesatuan, jabatan, kopstuk tulisan dinas, lambang
1999 dan cap dinas dari sebutan ABRI menjadi TNI
1999 Pemisahan TNI-Polri
2000 Pendefinisian Pertahanan Eksternal sebagai fungsi utama TNI
2002 Penetapan UU tentang Pertahanan Negara
2004 Penetapan UU tentang TNI
...  ...? 
*Sumber diolah dari Alexandra Retno Wulan (ed), Satu Dekade Reformasi Militer di Indonesia, Depok: Pacivis & FES, 2008

Tabel 2: Tantangan Transformasi Militer di Indonesia


No Jenis Tantangan
1 Revisi Koter
2 Buku Putih Pertahanan
3 Kebijakan Umum Pertahanan Negara
4 Strategi Pertahanan Negara
5 Postur Pertahanan Negara
6 Doktrin Militer
7 Doktrin Pertahanan Negara
8 Anggaran Pertahanan: Rutin dan Modernisasi?
9 Military Industry: Defence Diplomacy and R&D dan Wealth?

Tabel 3: Arah Kebijakan Doktrin yang Mempengaruhi Pengembangan Postur


Pertahanan
No Dokumen Strategi Militer Inward-Looking Outward-
View Looking View
1 UU No. 3 Tahun Defence Bantuan Pemeliharaan
2002 Tentang Agreement Kemanusiaan Perdamaian
Pertahanan (Civic mission) Regional dan
Negara; UU No. internasional
34 Tahun 2004 Power Projection Pemisahan TNI
Tentang TNI dan Kepolisian
Negara Republik -
Indonesia
2 Buku Putih 2003 Defence Bantuan Pemeliharaan
Agreement Kemanusiaan Perdamaian
(Civic mission) Regional dan
internasional
Power Projection Komitmen Diplomasi CBM


 
Reformasi dan Preventif
Internal untuk Diplomasi,
menciptakan TNI Kerjasama
Profesional dan
dengan Negara-
Proyeksi
Peningkatan Negara seperti
Anggaran Singapura,
Pertahanan Malaysia, dan
Jepang dalam
Menghadapi
Kejahatan Lintas
Batas, Security
Dialogue dengan
Amerika
3 Buku Putih Defence Pendefinisian Pemeliharaan
2008; Doktrin Agreement OMP dalam Perdamaian
Pertahanan rangka Regional dan
Negara 2007; penyelenggaraan internasional
Doktrin Militer pertahanan yang
Tri Dharma Eka dilaksanakan oleh
Karma 2007 TNI sebagai
kekuatan
bersenjata
dibangun dan
dikembangkan
secara profesional
untuk mencapai
tingkat kekuatan
yang mencapai
standar
penangkalan .
yang mampu
menjaga NKRI
serta disegani
minimal pada
lingkup regional.
Power Projection Pembangunan Diplomasi
pertahanan kerjasama CBM
mencakup Sistem dan
dan strategi pembangunan
pertahanan, kekuatan
kapabilitas dan pertahanan,
struktur seperti
pertahanan, pengadaan
Profesionalisme alutsista dan
TNI, serta transfer teknologi
pengembangan untuk
Teknologi menciptakan
pertahanan dalam postur
mendukung pertahanan yang
ketersediaan disusun untuk
Alutsista, memenuhi


 
Komponen kebutuhan
Cadangan, dan pertahanan dalam
Komponen 20 tahun ke
Pendukung depan, yakni
sampai 2029
Pembangunan
teknologi
pertahanan
ditujukan untuk
mewujudkan daya
tangkal bangsa,
yakni
kemampuan
untuk
memproduksi
sendiri kebutuhan
pertahanan yang
meliputi
persenjataan,
amunisi dan
propelan, alat
komunikasi
pertahanan, serta
bidang otomotif
dengan
memproduksi
mesin-mesin
kendaraan taktis
hingga kendaraan
tempur berat yang
bertujuan untuk
memperlengkapi
TNI dengan
Alutsista yang
menjamin
mobilitas TNI
serta alat
peralatan
modern, yang
dapat digunakan
selain untuk
kepentingan
pertahanan dalam
menghadapi
ancaman militer. 
 

*Sumber diolah dari UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara; UU No. 34 Tahun 2004 Tentang TNI; Buku Putih 2003;
Buku Putih 2008; Doktrin Pertahanan Negara 2007; Doktrin Pertahanan Negara 2007


 
Tabel 4: Pengembangan Kekuatan Militer Indonesia 
Man Power 
   2001 2002  2003 2004 2005 2006 2007  2008
Army  230.000 230.000  230.000 230.000 233.000 233.000 233.000  233.000
Navy  40.000 40.000  45.000 45.000 45.000 45.000 45.000  45.000
Air Force  27.000 27.000  27.000 24.000 24.000 24.000 24.000  24.000
Battle Tank 
MBT  0 0  0 0 0 0 0  0
lt tank  455 455  465 405 405 405 405  405
Armored Combat Vehicle 
AIFV  21 21  21 21 45 45 45  45
AAV  0 0  0 0 0 0 0  0
assault 
craft  0 0  0 0 0 0 0  0
APC  545 565  565 480 456 456 456  456
Large‐Calibre Artillery System 
Towed Arty  381 381  221 283 247 247 247  247
SP Arty  0 0  0 0 0 0 0  0
MOR  876 876  876 876 876 876 876  876
ATGW  0 0  0 0 0 0 0  0
AD Guns  420 470  470 568 563 563 563  563
Mine  12 12  12 11 11 11 12  11
Combat Aircraft 
Recce  168 168  168 175 163 163 163  163
FGA  64 29  29 20 20 20 48  48
Armed AC  0 0  0 0 0 0 0  0
AEW  0 0  0 0 0 0 0  0
STRIKE   0 0  0 0 0 0 0  0
MR  51 40  30 30 3 3 3  3
MPA  0 0  0 0 15 15 15  15
SURV  0 0  0 0 0 0 0  0
FTR  12 12  12 12 26 24 24  24
Aircraft 
Carrier  0 0  0 0 0 0 0  0
UAV  0 0  0 0 0 0 0  0
Attack Helicopter 
Armed Hel  18 17  17 17 0 0 0  0
Hel  144 120  96 98 114 114 124  132
Warship (including Submarine) 
Submarine  2 2  2 2 2 2 2  2
Frigate  17 17  17 16 13 12 12  11
Corvette  16 16  16 16 16 16 16  18
Missile 
Craft  4 4  4 4 0 0 0  0
Torpedo 
Craft  4 4  4 4 0 0 0  0


 
Patrol Craft  12 12  12 15 23 37 37  41
Amphibious  26 26  26 26 88 81 81  81
Missile and Missile Launcher 
RL  700 700  700 700 700 700 700  700
RCL  135 135  135 135 135 135 135  135
MRL  15 15  15 13 12 12 12  12
Missile  2 2  2 2 2 2 2  2
SAM  93 93  93 68 68 68 68  68
*Sumber diolah dari International Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2000-2001, London: Oxford University
Press, 2000; International Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2002-2003, London: Oxford University Press, 2002;
International Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2003-2004, London: Oxford University Press, 2003; International
Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2004-2005, London: Oxford University Press, 2004; International Institute for
International Studies (IISS), The Military Balance 2005-2006, London: Oxford University Press, 2005; International Institute for International
Studies (IISS), The Military Balance 2006-2007, London: Oxford University Press, 2006; International Institute for International Studies
(IISS), The Military Balance 2007-2008, London: Oxford University Press, 2007; International Institute for International Studies (IISS), The
Military Balance 2008-2009, London: Oxford University Press, 2008.

Tabel 5: Anggaran Pertahanan Indonesia periode 1998-2002 (dalam Ribuan


Rupiah)
Tahun Anggaran Rutin Anggaran Pembangunan
1998 4.175.635.392 707.081.000
1999 7.011.353.685 757.892.600
2000 5.572.030.879 415.945.000
2001 7.768.909.529 599.400.000
2002 9.506.049.164 1.082.900.000
*Sumber dioleh dari http://www.propatria.or.id/download/Paper%20Diskusi/birokrasi_militer_akunabilitas_hanneg_ka.pdf

Tabel 6: Anggaran Pertahanan Negara periode 2003-2009 (dalam Triliun


Rupiah)
Tahun Anggaran Pertahanan
2003 11.5
2004 13.2
2005 21.9
2006 28.0
2007 33.7
2008 36.0
2009 40.3
*Sumber diolah dari http://www.dephan.go.id/modules


 

Anda mungkin juga menyukai