1
Paper yang dipresentasikan pada Workshop Lecture Series SSR (Security Sector Reform) pada tanggal
20 Agustus 2009, yang diadakan oleh Pacivis, Universitas Indonesia
1
Prediksi
Berbicara dalam tataran prediksi, terdapat dua faktor sebagai acuan dalam
menjelaskan kondisi transformasi militer dan pembangunan kapabilitas postur
pertahanan di Indonesia di masa mendatang. Faktor pertama bersandar pada dukungan
anggaran pertahanan. Faktor kedua terletak pada beberapa hal mengenai revisi dokumen
yang terkait dengan cara pandang doktrin pertahanan. Alokasi anggaran yang ada,
meski terdapat peningkatan, namun tetap berada pada level yang belum mencukupi. Jika
dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan, anggaran pertahanan Indonesia
dari tahun ke tahun sangatlah minim (lihat tabel 4 dan 5). Kebanyakan negara-negara
tetangga mengalokasikan anggaran pertahanannya sebesar 3-4% dari PDB-nya (Produk
Domestik Bruto). Besaran alokasi anggaran yang belum mampu diimbangi Indonesia.
Jika ini terjadi maka akan ada sebuah evolusi doktrin yang akan merubah arah
kebijakan pembangunan postur pertahanan di masa mendatang, meski pada akhirnya hal
2
tersebut juga akan terbentur pada minimnya dukungan anggaran pertahanan. Pada
akhirnya, kekuatan militer Indonesia di masa mendatang menggambarkan bahwa
pembangunan kapabilitas Postur Pertahanan Indonesia akan memiliki doktrin yang
bersifat eksternal (outward-looking) namun didukung dengan kemampuan anggaran
pertahanan yang minim (low budget).
3
Lampiran
Tabel 1: Capaian Reformasi Militer di Indonesia
4
Reformasi dan Preventif
Internal untuk Diplomasi,
menciptakan TNI Kerjasama
Profesional dan
dengan Negara-
Proyeksi
Peningkatan Negara seperti
Anggaran Singapura,
Pertahanan Malaysia, dan
Jepang dalam
Menghadapi
Kejahatan Lintas
Batas, Security
Dialogue dengan
Amerika
3 Buku Putih Defence Pendefinisian Pemeliharaan
2008; Doktrin Agreement OMP dalam Perdamaian
Pertahanan rangka Regional dan
Negara 2007; penyelenggaraan internasional
Doktrin Militer pertahanan yang
Tri Dharma Eka dilaksanakan oleh
Karma 2007 TNI sebagai
kekuatan
bersenjata
dibangun dan
dikembangkan
secara profesional
untuk mencapai
tingkat kekuatan
yang mencapai
standar
penangkalan .
yang mampu
menjaga NKRI
serta disegani
minimal pada
lingkup regional.
Power Projection Pembangunan Diplomasi
pertahanan kerjasama CBM
mencakup Sistem dan
dan strategi pembangunan
pertahanan, kekuatan
kapabilitas dan pertahanan,
struktur seperti
pertahanan, pengadaan
Profesionalisme alutsista dan
TNI, serta transfer teknologi
pengembangan untuk
Teknologi menciptakan
pertahanan dalam postur
mendukung pertahanan yang
ketersediaan disusun untuk
Alutsista, memenuhi
5
Komponen kebutuhan
Cadangan, dan pertahanan dalam
Komponen 20 tahun ke
Pendukung depan, yakni
sampai 2029
Pembangunan
teknologi
pertahanan
ditujukan untuk
mewujudkan daya
tangkal bangsa,
yakni
kemampuan
untuk
memproduksi
sendiri kebutuhan
pertahanan yang
meliputi
persenjataan,
amunisi dan
propelan, alat
komunikasi
pertahanan, serta
bidang otomotif
dengan
memproduksi
mesin-mesin
kendaraan taktis
hingga kendaraan
tempur berat yang
bertujuan untuk
memperlengkapi
TNI dengan
Alutsista yang
menjamin
mobilitas TNI
serta alat
peralatan
modern, yang
dapat digunakan
selain untuk
kepentingan
pertahanan dalam
menghadapi
ancaman militer.
*Sumber diolah dari UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara; UU No. 34 Tahun 2004 Tentang TNI; Buku Putih 2003;
Buku Putih 2008; Doktrin Pertahanan Negara 2007; Doktrin Pertahanan Negara 2007
6
Tabel 4: Pengembangan Kekuatan Militer Indonesia
Man Power
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Army 230.000 230.000 230.000 230.000 233.000 233.000 233.000 233.000
Navy 40.000 40.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000 45.000
Air Force 27.000 27.000 27.000 24.000 24.000 24.000 24.000 24.000
Battle Tank
MBT 0 0 0 0 0 0 0 0
lt tank 455 455 465 405 405 405 405 405
Armored Combat Vehicle
AIFV 21 21 21 21 45 45 45 45
AAV 0 0 0 0 0 0 0 0
assault
craft 0 0 0 0 0 0 0 0
APC 545 565 565 480 456 456 456 456
Large‐Calibre Artillery System
Towed Arty 381 381 221 283 247 247 247 247
SP Arty 0 0 0 0 0 0 0 0
MOR 876 876 876 876 876 876 876 876
ATGW 0 0 0 0 0 0 0 0
AD Guns 420 470 470 568 563 563 563 563
Mine 12 12 12 11 11 11 12 11
Combat Aircraft
Recce 168 168 168 175 163 163 163 163
FGA 64 29 29 20 20 20 48 48
Armed AC 0 0 0 0 0 0 0 0
AEW 0 0 0 0 0 0 0 0
STRIKE 0 0 0 0 0 0 0 0
MR 51 40 30 30 3 3 3 3
MPA 0 0 0 0 15 15 15 15
SURV 0 0 0 0 0 0 0 0
FTR 12 12 12 12 26 24 24 24
Aircraft
Carrier 0 0 0 0 0 0 0 0
UAV 0 0 0 0 0 0 0 0
Attack Helicopter
Armed Hel 18 17 17 17 0 0 0 0
Hel 144 120 96 98 114 114 124 132
Warship (including Submarine)
Submarine 2 2 2 2 2 2 2 2
Frigate 17 17 17 16 13 12 12 11
Corvette 16 16 16 16 16 16 16 18
Missile
Craft 4 4 4 4 0 0 0 0
Torpedo
Craft 4 4 4 4 0 0 0 0
7
Patrol Craft 12 12 12 15 23 37 37 41
Amphibious 26 26 26 26 88 81 81 81
Missile and Missile Launcher
RL 700 700 700 700 700 700 700 700
RCL 135 135 135 135 135 135 135 135
MRL 15 15 15 13 12 12 12 12
Missile 2 2 2 2 2 2 2 2
SAM 93 93 93 68 68 68 68 68
*Sumber diolah dari International Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2000-2001, London: Oxford University
Press, 2000; International Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2002-2003, London: Oxford University Press, 2002;
International Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2003-2004, London: Oxford University Press, 2003; International
Institute for International Studies (IISS), The Military Balance 2004-2005, London: Oxford University Press, 2004; International Institute for
International Studies (IISS), The Military Balance 2005-2006, London: Oxford University Press, 2005; International Institute for International
Studies (IISS), The Military Balance 2006-2007, London: Oxford University Press, 2006; International Institute for International Studies
(IISS), The Military Balance 2007-2008, London: Oxford University Press, 2007; International Institute for International Studies (IISS), The
Military Balance 2008-2009, London: Oxford University Press, 2008.
8