Anda di halaman 1dari 11

R I

Strategi Pertahanan Nusantara


L E M H A N N A S

Andi Widjajanto
Ketidakpastian Geopolitik
Sejarah Perimbangan Kekuatan

Tren Pertumbuhan Ekonomi

AS

Sejarah menunjukkan berbagai perang besar terjadi


ketika kondisi ekonomi tengah mengalami perbaikan.
Peningkatan ekonomi membuat negara memiliki sumber
daya lebih untuk melakukan ekspansi secara lebih agresif.
Pasca Covid-19, perekonomian dunia perlahan mulai
membaik meskipun dengan laju yang lambat. Melihat pola
sejarah tren pemulihan ini harus diwaspadai.
Sumber: Diolah dari World Bank (2023) dan Sumber Terbuka Lainnya
Konvergensi/Divergensi Geopolitik AS-Tiongkok

Hubungan AS dan Tiongkok dipenuhi dengan


kepentingan yang saling bertentangan. Misalnya,
pada isu integritas wilayah, AS kerap menegasikan
kebijakan Tiongkok. Hal serupa juga terjadi pada isu
ekonomi. Kebijakan AS saat ini bernuansa
proteksionis dan bertujuan menghambat pengaruh
Tiongkok di ekonomi global.
Konvergensi/Divergensi Geopolitik Indonesia-Tiongkok

Secara umum kepentingan politik dan ekonomi


antara Indonesia dengan Tiongkok
menunjukkan banyak konvergensi. Adapun isu
yang berpotensi berkonflik adalah Laut Tiongkok
Selatan dan mineral kritis. Namun demikian, dua
isu ini masih bisa dikompromikan melalui jalur
diplomasi dan kerangka kerja sama yang ada.
Konvergensi/Divergensi Geopolitik AS-Indonesia

FONOPs

Proliferat ion
Securit y Init iat ive

SEANFWZ MAD

CHIPS & Science Act MTCR dan UU Indust ri UU Cipt a


Pert ahanan Kerja
Arms Trade Treat y

IPEF RCEP

Nikel dan Bauksit Hilirisasi Mineral Securit y


Part nership

IPEF

Transisi Energi
DMO Bat u Bara

RCEP

DMO Sawit Tarif Impor


Tinggi

Kepentingan geopolitik Amerika Serikat cenderung lebih banyak menunjukkan divergensi dengan kebijakan
Indonesia. Konvergensi hanya ditemukan dalam aspek transisi energi ketika Amerika Serikat dan Indonesia
menjadikan transisi energi sebagai prioritas jangka panjang. Selain itu, kedua negara juga memiliki pendekatan
kebijakan yang sama bahwa penggunaan energi fosil tidak dapat dihindari dalam jangka pendek. Sinergi dalam
transisi energi berpotensi besar menjadi arena kerja sama antara keduanya.
Perkembangan Teknologi Senjata
Ramalan Perkembangan Teknologi Senjata Berdasarkan Disrupsi Perkembangan Senjata
Dampaknya terhadap Doktrin Militer
Konektivitas Letalitas

Peningkatan kemampuan
deteksi lawan, komunikasi, Peningkatan daya hancur
hingga mengelabui sistem dan akurasi senjata dalam
deteksi lawan pertempuran

Otonomi Keberlanjutan

Kemampuan senjata
Peningkatan sistem
untuk dapat mengambil
pendukung untuk
keputusan tanpa campur
menjamin pasokan
tangan manusia
logistik bagi prajurit

Tren Otomatisasi Ramalan perkembangan teknologi


Sistem Persenjataan senjata memproyeksikan teknologi
siber dan komputer akan
mengalami lompatan revolusioner
dan berdampak disruptif bagi
doktrin militer.

Adopsi teknologi siber dan


komputer dalam sistem
persenjataan setidaknya akan
meningkatkan kemampuan di
empat aspek, yakni konektivitas,
letalitas, otonomi, dan dukungan
Sumber: Diadopsi dari LAB 45 (2022); National Intelligence Council AS (2021); dan Economist (2019) keberlanjutan operasi,
Perang Pasifik
Jalur Penyerangan Jepang terhadap
Gelar Kekuatan Sekutu saat Perang Pasifik
Hindia-Belanda saat Perang Pasifik

Wilayah Indonesia rentan terhadap agresi dan rawan menjadi


arena pertempuran bagi perang dunia. Agresi Jepang ke Hindia
Belanda menunjukkan kerawanan geografis Indonesia terhadap
agresi asing. Di sisi lain, sejarah Perang Pasifik menunjukkan
kawasan perairan menjadi jalur dan arena pertempuran bagi
berbagai kekuatan militer.

Sumber: LAB 45 (2022)


Proyeksi Perang Regional dan Pertahanan Nusantara

Strategi
Pertahanan Berlapis
Pertahanan Nusantara
A2/AD

Perang
AS China
Perang Sumber Daya
Perang Pasifik 2.0

Tempur
Rantai Pasok Komoditas Strategis
Navigasi – Titik Sumbat Energi, Air, Mineral Kritis, Pangan
Protokol A2/AD

Kapasitas Pertahanan Berlapis

A2/AD menjadi pilar bagi strategi pertahanan nusantara dalam menghadapi risiko eskalasi perang regional. Pertahanan Berlapis
menjadi aspek krusial dalam mewujudkan kapasitas A2/AD yang mumpuni. Pertahanan berlapis mensyaratkan terbentuknya tiga zona
pertahanan, yaitu daerah penyangga dengan kemampuan serangan pendahuluan, daerah pertahanan utama dengan kemampuan
serangan balas, dan daerah perlawanan sebagai daerah perang berlarut atau gerilya.
Sumber: LAB 45 (2022)

Anda mungkin juga menyukai