Hubungan Internasional
Universitas Muhammadiyah Malang
Jalan Raya Tlogomas No. 246, Tlogomas, Lowokwaru, Babatan, Tegalgondo, Kec. Karang Ploso,
Kota Malang, Jawa Timur 65144
Abstrak
B. TINJAUAN PUSTAKA
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Landasan Konseptual
Konsep Kerjasama Bilateral
Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara.
Kerjasama bilateral ini meliputi kerjasama antara Indonesia dengan Jepang sebagai
contohnya, kerjasama bilateral juga diartikan kerjasama yang dilakukan antara satu
negara dengan negara tertentu. Dengan kata lain, kerjasama bilateral adalah kerjasama
yang hanya dibangun oleh dua negara saja. Kerjasama bilateral tidak hanya dibangun
dalam bidang ekonomi saja, tetapi kerjasama ini dibangun dalam bidang politik juga.1
Dalam hal ini kerjasama bilateral juga melibatkan perjanjian bilateral. Yang
dimaksud dengan perjanjian bilateral adalah perjanjian yang dibuat atau diadakan oleh
1
Y, Sri, T.D Haryo Tamtomo, Dkk. IPS Terpadu Untuk SMP dan MTS Kelas IX Semester 2,
2007, hal. 96
dua negara. Biasanya perjanjian bilateral mengatur tentang hal-hal yang menyangkut
kepentingan kedua negara saja. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk
turut serta dalam perjanjian tersebut2.
Konsep Resolusi Perubahan Iklim
Bleh bleh bleh
2. Landasan Teori
Teori Interdepedensi
Pada penelitian ini menggunakan teori interdepedensi untuk memberikan
gambaran/analisa dari strategi yang dilakukan oleh China yaitu ketergantungan
terhadap sektor – sektor terutama ekonomi. Interdepedensi secara sederhana diartikan
sebagai saling ketergantungan. Interdepedensi dalam hal ini dimana negara – negara
membutuhkan daya tenaga kerja yang handal serta peluang kerja yang independen dan
juga China membutuhkan ekspansi ekonomi untuk menopang perekonomian mereka
menjadi lebih baik, hal ini menyebabkan situasi yang dinamakan efek resiprokal
(adanya timbal balik) antara berbagai negara atau antara aktor – aktor di berbagai
negara, efek ini biasanya didapatkan sebagai hasil dari transaksi internasional berupa
aliran uang, barang, fasilitas, serta sebagainya yang melintasi batas – batas wilayah
negara. Peneliti berpendapat bahwa teori ini cocok untuk menganalisa dari agenda
strategi China yaitu OBOR (One Belt One Road).
2
Ahmad Rustandi SH dan Zul Afdi Ardian SH, Tata Negara Jilid 2, 1988, hal.176