Anda di halaman 1dari 11

MENCAPAI DAYA SAING STRATEGI DALAM

PEREKONOMIAN GLOBAL

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

M.IKHSAN

DIMAS ADIT PRASETYO

DARA

TRY RAHAYU

PUTRI NUR FATHIA

MATA KULIAH

MANAJEMEN STRATEGI

DOSEN

SAFI’I MURAD DAULAY S.E, M.Si

UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN MEDAN


2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmatnya dan karunia-Nya . Sehingga kami semua dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu.

Kami semua mengucapkan terima kasih kepada Bapak Safi’i MuradDaulay S.E., M.Si Sebagai
dosen pengampu kami di mata kuliah Manajemen strategi . Dan semua pihak yang telah
membagi sebagai pengetahuannya kepada kami , sehingga kami menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Mencapai daya saing strategi dalam perekonomian global “

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Manajemen Strategi . Selain itu , makalah ini yang bertujuan untuk menambah
wawasan kepada pembaca dan juga penulis.

Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami . Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini .

Medan, November 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKONOMI GLOBAL


B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSAINGAN PEREKONOMIAN GLOBAL
C. STRATEGI INDONESIA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI DALAM BIDANG EKONOMI
D. KERJA SAMA INTERNASIONAL

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara maju maupun negara berkembang menghadapi berbagai perkembangan bentuk
ekonomi. Kenyataan ini dapat dilihat dalam bidang perdagangan domestik, regional dan
internasional. Kenyataan ini tidak dapat dilepaskan sama sekali dari beberapa perkembangan
konsep ekonomi sebagai paradigma yang dianut dalam merancang kebijakan ekonomi. Dalam
kaitan ini, para ahli telah mencoba menelusuri kembali beberapa perkembangan konsep
ekonomi. Hasil-hasil pengkajian mereka melahirkan paradigma baru yang berbeda dari
paradigma sebelumnya.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, dalam Globalisasi tersebut mengandung
suatu pengertian akan satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara
diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dengan terbukanya satu
negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi,
pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Globalisasi adalah proses dimana berbagai
peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi
penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G.Mc.Grew, 1992).
Berbicara mengenai Libralisasi, Menurut Chacholiades (1978) partisipasi dalam perdagangan
internasional bersifat bebas sehingga keikutsertaan suatu negara tersebut dilakukan secara
sukarela. Dari sisi internal, keputusan suatu negara melakukan perdagangan internasional
merupakan pilihan sehingga perdangangan seharusnya memberikan keuntungan pada kedua
belah pihak. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa perdagangan akan memberikan manfaat
pada negara pelaku dan akan meningkatkan kesejahteraan yang lebih besar dibandingkan tidak
ada perdagangan (Kindleberger dan Lindert, 1978). Dengan kata lain, perdagangan akan
meningkatkan efisiensi ekonomi sekaligus memberikan keuntungan akibat perbedaan harga
relatif dan spesialisasi dalam berproduksi. Secara teoritis, penghapusan berbagai bentuk
intervensi dan hambatan menjadikan penerapan liberalisasi perdagangan akan mendorong
peningkatan volume perdagangan lebih besar sehingga nilai tambah yang diciptakan juga makin
besar. Kondisi tersebut selanjutnya diperkirakan akan memacu pertumbuhan ekonomi dunia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu perekonomian global?
2. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi perekonomian global?
3. Bagaimana strategi Indonesia dalam menghadapi ekonomi global?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan ini agar dapat memberikan informasi seputaran perekonomian global dan cara
suatu Negara dapat menghadapi perekonomian global.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKONOMI GLOBAL

Ekonomi global (global economy) adalah ekonomi di mana kekayaan dan sumber daya bergerak
melintasi batas negara. Gerakan ini juga mencakup barang, jasa, orang, keterampilan, dan ide.
Ekonomi global terdiri dari sejumlah kegiatan ekonomi di seluruh negeri. Jika kita mengambil
perumpamaan, itu seperti ekonomi nasional, yang merupakan jumlah kegiatan ekonomi oleh
semua pelaku ekonomi di dalam perbatasan suatu negara. Dalam ekonomi nasional, pelaku
ekonomi, barang, jasa, tenaga kerja dapat dengan bebas berpindah dari satu daerah ke daerah lain
dalam satu negara. Tapi, itu tidak berlaku untuk ekonomi global. Berbagai kendala membatasi
pergerakan tersebut, misalnya, proteksi perdagangan dan batasan aliran modal.
Suatu negara berurusan dengan ekonomi global melalui perdagangan internasional dan aliran modal.
Perkembangan teknologi juga memungkinkan aliran informasi dari satu negara ke negara lain.
Namun, kehadiran negara membatasi gerakan tersebut. Pemerintah di setiap negara memiliki
kepentingan nasional yang berbeda. Mereka memberlakukan berbagai peraturan untuk membatasi
aliran sumber daya, kekayaan (modal), dan informasi. Mereka beralasan, tidak semua aliran tersebut
sejalan dengan kepentingan nasional.

Negara wilayah terbentuk dari beberapa negara bangsa disuatu wilayah yang membuat
kesepakatan untuk melakukan perdagangan bebas. Sebagai contoh adalah wilayah yang mencakup
negara-negara Eropa Barat , Asean, dan Amerika Utara. lstilah globalisasi dapat diartikan sebagai
pengkondisian yang mencakup (Daniel's and Daniel's, 1993):
 Pelaksanaan bisnis disejumlah negara di dunia.
 Penyeimbangan kualitas global barang dan jasa serta kebutuhan unik dari berbagai basis
pelanggan lokal.
 Penggolongan kualitas ethnosentrik yang secara kultural tidak menunjukkan batas yang jelas,
apapun kebangsaannya.
 Pemanfaatan sumber .dan keahlian tanpa memandang jenis kewarganegaraannya.

Dengan mengacu pada pengertian di atas dapat pahami bahwa dalam perekonomian global,
dimanapun keberadaan konsumen didunia ini karakteristik kebutuhan dan keinginannya cenderung
tidak berbeda. Perekonomian global baru sedang terjadi yang menghadapkan perusahaan-
perusahaan dengan berbagai ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka disamping peluang
peluang untuk mencapai pertumbuhan dan laba. Ohmae (1995) memandang bahwa negara bangsa
telah kehilangan kemampuan untuk mengendalikan tingkat pertukaran dan proteksi mats uangnya
disamping juga tidak dapat membangkitkan aktivitas ekonominya. Oleh karena itu keterlibatan
sebagai peserta dalam perekoriomian global harus diperkuat keterdekatan hubungan aktivitas
antar bangsa semakin dekat.

4
B. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSAINGAN PEREKONOMIAN GLOBAL
Faktor persaingan telah menjadi alasan utama untuk memasuki pasar global bagi kebanyakan
perusahaan.Beberapa indikator yang mencerminkan persaingan global adalah sebagai berikut
( Dharmesta,1997) :
 Munculnya lebih banyak pesaing yang beroperasi pada tingkat dunia.
Pesaing-pesaing yang terjun ke arena persaingan yang sama dipandang sebagai pesaing global
karena mereka menerapkan strategi global untuk melayani pasar global, barang dan jasa global,
lokasi global untuk menjalankan aktivitas, pemasaran global, serta gerakan-gerakan persaingan
global. Jika pesaing menggunakan strategi global, perusahaan perlu mengikutinya. Cara ini
mencakup ke pasar-pasar utama dan berusaha untuk menjadi yang pertama dalam menawarkan
produk standard atau pertama dalam penerapan program pemasaran yang seragam.
 Munculnya pesaing - pesaing dari negara lain.
Persaingan global juga terjadi dikarenakan datangnya pesaingpesaing dari negara-negara lain
bahkan benua lain. Dikarenakan perbedaan latar belakang dalam pencapaian tujuan dan
pendekatan, persaingan global antara rival-rival dari negaranegara lain cenderung semakin ketat.
 Terjadinya interdependensi antar negara
Sangat dimungkinkan bahwa pesaing secara sengaja menciptakan interdependensi yang kompetitif
antar negara dengan menggunakan suatu strategi global. Hal ini ditandai dengan adanya aktivitas
bersama. Sebagai contoh, perusahaan dapat menggunakan pabrik di Indonesia untuk melayani
pasar Jepang dan Amerika sehingga pangsa pasar yang dicapai di Amerika akan mempengaruhi
volume di pabrik di Indonesia yang sebaliknya akan mempengaruhi biaya dan akhirnya pangsa
pasar di Jepang. Jadi dengan adanya negaranegara yang saling tergantung, pangsa pasar pesaing di
sebuah negara sangat mempengaruhi posisi biaya secara keseluruhan dan posisi pangsa pasarnya
dinegara lain. Interdependensi seperti itu dapat membantu perusahaan untuk menyerang pesaing
di negara-negara lain. Sebaliknya pesaing dapat menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas
dipasar global, pemasaran global, atau strategi global yang terpadu untuk menghindari pelemahan
posisi di negara - negara tertentu.
 Semakin tingginya volume perdagangan internasional.
Semakin meningkatnya volume ekspor dan impor antar negara menyebabkan semakin tingginya
tingkat aktivitas para pesaing yang ada di negaranegara lain untuk berinteraksi satu sama lain.
Disamping itu tingkat perdagangan yang tinggi dapat merubah sifat persaingan. Perusahaan-
perusahaan dari negara lain yang beroperasi pada tingkat dunia seperti dari Jepang, Korea selatan,
Taiwan, dan Singapore banyak dibantu oleh pemerintah masing-masing. Demikian pula
perusahaanperusahaan Indonesia yang beroperasi di luar negeri juga di bantu oleh pemerintah,
sehingga persaingan yang terjadi bisa melibatkan persaingan antar pemerintah.

C. STRATEGI INDONESIA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI DALAM BIDANG EKONOMI


beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh Indonesia di bidang ekonomi. Beberapa hal
yang bisa di lakuan adalah :
a. Peningkatan Daya Saing Ekonomi.

5
Mengundang investor asing harus terus dilakukan untuk menggali potensi ekonomi yang belum
tersentuh dan membuka lapangan pekerjaan. Harus diakui, pemodal besar bisa mengubah
warna ekonomi suatu daerah secara cepat dan instan.
Namun, penguatan ekonomi kerakyatan juga wajib dilakukan. Meskipun tidak bisa membawa
perubahan secara drastis, tapi penguatan perekonomian bawah bisa meningkatkan ketahanan
dan kemandirian ekonomi Indonesia. Ekonomi rakyat umumnya bersifat padat karya. Dengan
gelontoran dana yang sama, lapangan kerja yang tercipta lebih besar daripada industri padat
modal. Penguatan dunia usaha rakyat juga akan meningkatkan daya beli yang akan
meningkatkan permintaan barang dan jasa. Permintaan ini jelas akan menjadi pasar potensial
bagi investor. Investor akan lebih bergairah untuk menanam modal dan akan mendorong
penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lanjut.
Namun, meningkatkan daya saing pada ekonomi rakyat jelas tidak mudah, masalah terbesar
dalam upaya peningkatan daya saing pada level rakyat adalah minimnya akumulasi modal dan
kurangnya pengetahuan. Berbeda dengan para pemodal besar yang cukup dengan satu kibasan
maka teknologi terbaru pun siap digunakan, rakyat kecil dengan modal minim tentu kesulitan
bersaing.
Salah satu bentuk kongkrit upaya Pemerintah RI dalam meningkatkan komitmennya dalam
mendukung optimalisasi daya saing guna memacu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas, dengan terbitnya Inpres No. 6 Tahun 2014 pada 1 September 2014. Melalui
Inpres tersebut, Presiden RI menginstruksikan kepada jajaran pemerintah di seluruh Indonesia,
untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangan masing-masing secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk meningkatkan daya
saing nasional dan melakukan persiapan pelaksanaan MEA yang akan dimulai pada 2015.
Meningkatnya daya saing Indonesia tercermin dari laporan Forum Ekonomi Dunia atau World
Economic Forum (WEF), yang merilis Indeks Daya Saing Global 2014-2015. Dalam rilis itu
dikemukakan, daya saing Indonesia naik 4 tingkat menjadi peringkat 34 dari 144 negara di dunia
b. Peningkatan Laju Ekspor
Indonesia harus bekerja ekstra keras menjadi pelaku perdagangan. Produk-produk yang
dihasilkan perusahaan baik kategori besar atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
harus mampu berdaya saing. Oleh sebab itu kualitas produk dan jasa harus dinomorsatukan
agar bisa diterima di pasar global. Hal ini bukan masalah yang mudah buat Pemerintah dan
pelaku industri.
Menurut laporan tahunan dari World Trade Organization (WTO), yang menyatakan bahwa
berdasarkan sumbangannya terhadap nilai total ekspor dunia, Indonesia hingga saat ini tidak
termasuk negara-negara eksportir penting untuk hampir semua barang dan jasa yang
diperdagangkan secara internasional. Dalam perdagangan dunia, Indonesia bukan penentu
harga, melainkan price taker. Pemerintah Indonesia hanya bisa mempengaruhi harga dalam
mata uang asing dari produk-produk ekspor Indonesia lewat perubahan kurs rupiah (devaluasi
atau revaluasi).
Perlu adanya langkah cerdas dari kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para pelaku industri, seperti beban pajak yang tidak memberatkan,
proses pengurusan usaha yang tidak membutuhkan banyak “meja” (aturan berbelit),

6
meniadakan aroma korupsi birokrasi dalam pengurusan usaha. Masalah tersebut dimaksudkan
untuk menimbulkan gairah kepada masyarakat Indonesia agar ikut andil dalam menciptakan
ekonomi kreatif yang berdaya saing tinggi dan meningkatkan laju ekspor. Dalam bidang jasa,
peran pemerintah sangat penting seperti program peningkatan kemampuan 39 berbahasa
asing agar tenaga kerja di Indonesia mampu bersaing dengan tenaga kerja lokal di luar negeri.
Pengurusan sertifikasi keahlian pun jangan sampai memakan waktu lama (berbelit).
Kontribusi Pemerintah untuk mewujudkan produk dalam negeri yang berkualitas sangatlah
menentukan. Dalam dunia perindustrian, masalah tentang ketersedian modal yang cukup,
teknologi informasi yang memadai, dan tenaga kerja yang terampil di bidangnya serta
diimbangi dengan keahlian pengusaha, organisasi dan manajemem perusahaan, pemakaian
teknologi maju dan input lainnya akan memberikan andil yang besar dalam mencetak produk
dalam negeri bermutu tinggi. Disinilah kerja sama Pemerintah dan pengusaha sangat
dibutuhkan untuk menciptakan hasil produksi perusahaan yang bermutu.
c. Pemberdayaan UMKM
Di setiap brand, termasuk produk lokal, haruslah mengandung ’rasa global’ untuk
mempersiapkan produk lokal ini menemui pasar asing sehingga bisa diterima di negara lain.
Rasa global ini tak perlu menghilangkan unsur lokal yang menjadi ciri khas produk selama ini.
Identitas lokal dalam suatu produk UMKM akan mampu membuatnya terkenang sebagai
produk khas dari daerah asalnya.
Meskipun UMKM bergerak dalam ruang lingkup sempit, namun seharusnya para pelaku usaha
ini mulai berpikir global. Dengan keunikan produk khasnya mereka bisa menjual sebuah produk
lokal yang unggul dan bersaing melawan raksasa pasar global. UMKM sebenarnya memiliki
potensi sangat besar, namun masih menghadapi keterbatasan dalam mengembangkan
kapasitas dan akses sumberdaya produktif. Permasalahan pokok yang dihadapi UMKM adalah:
 rendahnya produktivitas, yang disebabkan oleh rendahnya kualitas sumber daya
manusia khususnya dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan
pemasaran.
 keterbatasan akses permodalan. Keadaan itu bagi UMKM amat menyulitkan untuk
meningkatkan kapasitas usaha ataupun mengembangkan produk-produk yang
bersaing.
 penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar; relatif masih jauh dari
memadai, sedangkan untuk memenuhi keperluan tersebut, memerlukan biaya yang
besar apalagi untuk dikelola secara mandiri oleh UMKM.
d. Perbaikan Infrastruktur
nfrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan
ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat
dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan
energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi
selanjutnya. Tapi faktanya bertahun-tahun saat ini perkembangan infrastruktur yang
diharapkan selalu berkembang lebih baik di Indonesia malah sangat mencemaskan, sebagai
contoh pergerakan barang hampir pada posisi terkunci karena kondisi infrastruktur sangat
parah dan sistem logistik yang sangat rapuh. Dengan melihat informasi di berita dan berfikir

7
sejenak ternyata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2 tahun terakhir naik sekitar 6 persen,
bahkan menurut berita Indonesia sebagai salah satu Negara terbaik yang mampu melewati
masa-masa krisis dunia. Akan tetapi tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas infrastruktur,
yang ada perkembangan infrastruktur menjadi minus karena kerusakan infrastruktur yang
sudah ada diperparah oleh alam yang tidak bersahabat.
Kemampuan daya saing produk Indonesia menuntut ketersediannya 43 infrastruktur yang
memadahi. Infrastruktur yang kurang maksimal akan memperlambat gerak laju ekspor berbagai
produk. Akibatnya kepercayaan permintaan luar negeri terhadap produk kita mengalami
penurunan. Bahkan produk yang berdiam lama selama di perjalanan akan mengalami
penyusutan kualitas. Sama halnya dalam permintaan jasa, seperti tenaga kerja kita ke luar
negeri juga membutuhkan sarana infrastruktur yang memadai, agar permintaan luar negeri
terhadap tenaga kerja kita bisa sesuai jadwal.
e. Ketahanan Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi 45 segala ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri baik yang langsung
maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan
negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap
berbagai hal yang dapat menunjangnya antara lain yaitu:
 Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara melalui ekonomi
kerakyatan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional kelangsungan hidup
bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 Strukttur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam
keselarasan dan keterpaduan antar sektor pertanian dengan perindustrian dan jasa.
 Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan
dibawah pengawasan anggota masyarakat, serta memotivasi dan mendorong peran serta
masyarakat secara aktif. Harus diusahakan keterkaitan dan kemitraan antara para pelaku
dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu Pemerintah, BUMN, Koperasi, Badan Usaha Swasta,
dan sektor informal untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas ekonomi
 Pemerataan pembangunan dan pemfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan melalui
keseimbangan dan keserasian 46 pembangunan antar wilayah dan antar sektor.
 Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis dalam
mempertahankan serta meningkatkan eksistensi kemandirian perekonomian nasional,
dengam memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal dengan sarana iptek tepat
guna dalam menghadapi setiap permasalahan serta dengan tetap memperhatikan
kesempatan kerja

D. KERJA SAMA INTERNASIONAL

8
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbuka dan berhubungan dengan pihak luar. Hubungan
internasional ini tidak hanya dalam bidang politik saja melainkan juga dalam bidang ekonomi
dan keuangan. Kerjasa sama ekonomi dan keuangan ini meliputi kerja sama perdagangan,
teknik, keuangan, maupun dalam bentuk keanggotaan dalam forum atau lembaga internasional
tertentu.
Tujuan utama kerja sama ekonomi dan keuangan internasional ini adalah untuk mendukung
pertumbuhan dan kestabilan ekonomi domestik, upaya transfer teknologi dari negara lain, serta
bagian dari hubungan Indonesia dengan komunitas internasional. Peran penting kerja sama
ekonomi dan keuangan internasional tersebut memerlukan adanya analisis, evaluasi,
perumusan rekomendasi kebijakan, koordinasi, pelaksanaan, dan pemantauan kerja sama baik
bilateral, regional, maupun multilateral. Inilah ranah kebijakan yang menjadi domain Badan
Kebijakan Fiskal. Dengan kebijakan di sektor kerja sama internasional yang prudent, antisipatif,
dan responsif diharapkan manfaat yang diperoleh dari hubungan internasional ini bisa lebih
dioptimalkan.
Di sepanjang tahun 2018, Indonesia mengambil peran yang vital dalam bidang kerja sama
ekonomi dan keuangan Internasional. Gelaran Annual Meeting IMF dan World Bank Group
berhasil dilaksanakan dan mendapat apresiasi dari banyak negara. Selain itu, peran Indonesia di
bidang ekonomi dan keuangan dalam kerja sama bilateral dan berbagai organisasi regional dan
multilateral juga dilakukan dengan intens.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://fiskal.kemenkeu.go.id/files/laporan-tahunan/file/Laptah18.pdf

https://cerdasco.com/ekonomi-global/

https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/HERITAGE/article/download/819/673/

https://media.neliti.com/media/publications/270172-perkembangan-ekonomi-global-f45f0b31.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai