Anda di halaman 1dari 15

Nama : Neri Azzahra

NIM : 119220123
Kelas : RA

RESUME MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

MINGGU 9
Manajemen Strategis dan Analisis Kebijakan Publik
Manajemen strategis merupakan serangkaian tindakan yang dijadikan acuan dalam
mencapai tujuan bersama. Manajemen strategis berhubungan dengan bagaimana cara
memaksimalkan efektivitas sector public baik dari sisi kebijakan substansif dan kapasitas
pengelolaan jangka Panjang. Sedangkan manajemen strategis merupakan sebuah proses
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Selain itu, manajemen strategis juga mengelola
organisasi dalam hal sector publik. Manajemen strategis ini memberikan manfaat yang besar
terhadap organisasi dalam merencanakan perencanaan jangka Panjang.
Berikut merupakan konteks Manajemen Strategis dalam Sektor Publik:
1. Policy ambiguity
2. The openness og goberent
3. Attentive publics
4. The time problem
5. Shaky coalition
Berikut merupakan tujuan dari manajemen strategis untuk sector public.
1. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang telah dipilih
2. Meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan penyesuaian
3. Melakukan pembaharuan strategi yang dirumuskan menyesuaikan perkembangan
lingkungan
4. Melakukan peninjauan kembali terkait kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman
5. Senantiasa melakukan inovasi
Model manajemen strategi sector public.
1. Model perencanaan klasik
2. Model bisnis
3. Model perencanaan strategis visioner
4. Model manajemen strategi peramalan
Kendala manajemen strategi sector public
1. Perbedaan UU yang mengatur
2. Lebih terbuka terhadap lingkungan eksternal
3. Prosedurnya lumayan rumit
4. Adanya keterbatasan informasi
Analisis Kebijakan Publik
Kebijakan Publik merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang
berisikan tindakan-tindakan baik yang akan dilakukan maupun yang tidak akan dilakukan
dengan tujuan tertentu.
Sedangkan untuk pengertian dari analisis kebijakan publik merupakan serangkaian
usaha atau aktifitas berbasis pengetahuan atau riset, yang memberikan dasar-dasar
pertimbangan kepada pembuat kebijakan serta memberi penilaian terhadap kebijakan
tersebut.
Proses analisis kebijakan public sebagai berikut.
1. Perumusan isu kebijakan
2. Prakiraan masa depan
3. Analisis opsi kebijakan
4. Komunikasi opsi kebijakan
5. Advokasi kebijakan
6. Monitoring implementasi kebijakan
7. Evaluasi dampak kebijakan
8. Analisis kelanjutan kebijakan
MINGGU 10
Manajemen Strategis dan Analisis Kebijakan Publik
Manajemen Strategis
Manajemen strategis merupakan suatu proses perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi
rencana. Ketika berhasil, manajemen strategis menjadi suatu jalan dalam menghadapi orang,
mendapatkan komitmen , menyetir organisasi menuju masa depan, memberikan kerangka kerja
dalam berorganisasi sehingga akan efisiensi dan kualitas yang lebih baik serta membentuk
partnership dengan organisasi lainnya.
Berikut merupakan konteks manajemen strategis dalam sector public menurut ring and perry
(1985).
1. Policy ambiguity
2. The openness og goberent
3. Attentive publics
4. The time problem
5. Shaky coalition
Berikut merupakan konteks manajemen strategis dalam sector public menurut ring and perry
(1985).
1. Maintaining flexibility
2. Bridging competing worlds
3. Wielding influence, not authority
4. Minimizing discontinuity
Berikut merupakan tujuan dari sector public.
1. Melaksanakan serta mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien.
2. Mengevaluasi, meninjau dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian
dan melakukan koreksi terhadap penyimpangan dalam pelaksanaan strategi.
3. Melakukan pembaharuan strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan
lingkungan eksternal.
4. Melakukan peninjauan kembali kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman terhadap
bisnis yang ada.
5. Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar sesuai dengan kemauan konsumen.
Berikut merupakan model manajemen strategis sector public.
1. Perencanaan klasik
2. Model bisnis
3. Perencanaan strategis visioner
4. Manajemen strategi peramalan
Berikut merupakan kendala manajemen strategi sector public.
1. Perbedaan UU
2. Lebih terbuka ke sector eksternal
3. Prosedur rumit dan membutuhkan waktu yang lama
4. Keterbatasan informasi

Analisis Kebijakan Publik


Kebijakan public merupakan kebijakan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah.
Kebijakan public dibuat berupa tindakan-tindakan pemerintah untuk tujuan tertentu. Analisis
kebijakan public merupakan serangkaian usaha berbasis pengetahuan atau riset, yang memberikan
dasar-dasar pertimbangan kepada pembuat kebijakan atau keputusan untuk menilai suatu
kebijakan yang telah diimplementasikan atau melakukan asesmen mengenai konsekuensi
kebijakan publik baik sebelum maupun sesudah kebijakan publik diimplementasikan.
Berikut merupakan proses analisis kebijakan public.
1. Perumusan isu kebijakan
2. Prakiraan masa jabatan
3. Analisis opsi kebijakan
4. Advokasi kebijakan
5. Monitoring implementasi kebijakan
6. Evaluasi dampak kebijakan
7. Analisis keberlanjutan kebijakan
MINGGU 11
Otoritas Kelembagaan Dalam Manajemen Pembangunan Di Indonesia
Dalam manajemen pembangunan yang berlaku di Indonesia, pemerintah memiliki peran sentral.
Berikut merupakan kewenangan dan tugas kelembagaan dalam manajemen pembangunan
wilayah dan kota.
Kelembagaan berada ditengah. Dikelilingi oleh mekanisme, proses, prosedur, aturan, kondisi
sosial, ekonomi, politik, dan budaya, SDA, energi, teknologi, partisipasi masyarakat, tujuan
pembangunan. Kelembagaan berfungsi untuk memastikan tujuan dari pembangunan yang
dirancang bisa tercapai dengan cepat dan tepat.
Kenenangan dan tugas kelembagaan sebagai berukut.
1. Perencanaan
2. Pengawassan/pengendalian
Organisasi untuk perencanaan pembangunan
Teridri dari tingkat:
1. Nasional
2. Daerah
3. Kecamatan
Berikut merupakan tim penyusun RPJMD Desa
1. Kepala desa sebagai Pembina
2. Sekretaris desa sebagai ketua
3. Ketua Lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris
4. Lembaga pemberdayaan masyarakat
5. Kader pemberdayaan masyarakat
6. Unsur masyarakat
reinventing government ini adalah suatu pandangan baru mengenai birokrasi pemerintahan, baik
tidaknya sistem ini untuk diterapkan dalam suatu negara tergantung dari berbagai macam hal
seperti sumber daya yang dimiliki, sistem ekonomi yang dianut dan lainnya.
Berikut merupakan beberapa cara pandang baru yang dikemukakan oleh David Osborne dan Ted
Gaebler mengenai Reinveenting Government.
1. Pemerintah katalis
2. Pemerintah milik masyarakat
3. Pemerintah yang digerakkan oleh misi
4. Pemerintah yang berorientasi hasil
5. Pemerintah berorientasi pelanggan
6. Pemerintah wirausaha
7. Pemerintah antisipatif
8. Pemerintah desentralisasi
9. Pemerintah berorientasi pasar
MINGGU 12
Hubungan kerja, Koordinasi, Dan Kerjasama Untuk Pembangunan Berencana
Hubungan kerja
Hubungan kerja merupakan hubungan antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan perjanjian
kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
Berikut merupakan jenis-jenis hubungan kerja.
1. Hubungan kerja vertical
2. Hubungan kerja horizontal
3. Hubungan kerja diagonal
4. Hubungan kerja fungsional
5. Hubungan kerja informtif
Masalah dalam hubungan kerja.
1. Kurang dipahaminya pembagian tugas dan tanggung jawab
2. Hubungan kerja tidak kondusif
3. Pertentangan karena adanya perselisihan terkait hak kepentingan
4. Eksploitasi pembagian kerja sehingga menyebabkan ketimpangan tanggung jawab
diantara pihak yang terikat hubungan kerja.
5. Perbedaann pendapat antar pekerja
6. Pengakhiran hubungan kerja
7. Kelalaian atau ketidakpatuhan salah satu pihak
8. Perbedaan pendapat

Koordinasi
Koordinasi merupakan perihal yang mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan
dan tindakan yang dilakukan tidak saling bertentangan.
Berikut merupakan jenis-jenis koordinasi.
1. Hierarkis atau vertical
2. Fungsional
3. Fungsional territorial
Berikut masalah dalam koordinasi
1. Hambatan structural, berupa kesalahfahaman dan lain-lain
2. Hambatan fungsional, berupa terjadi miss komunikasi antara beberapa pihak.

Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan secara bersamaan (beberapa
orang) untuk mencapai tujuan bersama.
Jenis-jenis Kerjasama.
1. Bargaining
2. Kooptasi
3. Koalisi
4. Join venture
Permasalahan dalam Kerjasama.
1. Ketidakadilan akan beban yang didapatkan
2. Kehilangan koordinasi dan kesalahpahaman antar individu maaupun kelompok
MINGGU 13
Kerjasama & Koordinasi Antar Lembaga Pemerintahan Dan Daerah Serta Kerjasama
Pemerintah-Swasta-Masyarakat

Bagaimana koordinasi dan kerja sama dalam kombinasi pemerintahan?


Struktur akan membentuk tingkatan dalam kombinasi pemerintahan.
Kerja sama akan selalu diawali dengan kontrak.
Dari defenisi good governant, kita harus mengingat jika ada 3 yang menjadi pokok dalam
governant. 3 hal tersebut yang akan diatur dalam tata Kelola. Devenisi good masih kurang tepat
dalam pelaksanaannya.
Dalam manajemen konflik, tidak akan ada pihak yang kalah dan menang, semua pihak akan
menang.
Collaborative governance
Berikut merupakan dimensi collaborative Governance.
1. Struktur
2. Sumber arahan
3. Kondisi wilayah batas
4. Konteks kelembagaan
5. Pendekatan pemimpin
6. Peran manager
7. Tugas-tugas manajerial
8. Aktivitas manajerial.
9. Tujuan-tujuan
10. Kriteria keberhasilan
11. Bentuk perencanaan
12. Sasaran partisipasi masyarakat
13. Legitimasi demokrasi
14. Sumber dari sistem tingkah laku

Dalam collaborative governance harusnya tidak semua tergantung pada presiden, seperti yang
ada di Indonesia semua hal bergantung kepada presiden ,ulai dari vaksin dan lain-lain, sehingga
jika terjadi kesalahan yang disalahkan adalah presiden. Seharusnya semua pihak harus ikut ambil
dalam menjalankan hidup bernegara.
7 Prinsip praktek dalam era saling ketergantungan dan kolaborasi saat ini sebagai berikut.
1. Mengatur struktur untuk memaksimalkan koneksi
2. Memahami politik antar yurisdiksi
3. Mempromosikan dan bermitra dalam jaringan
4. Menarik basis sumber daya manusia yang kreatif
5. Mengejar strategi pengetahuan dan manajemen pengetahuan bersama
6. Mendukung pembangunann komunitas praktik intergovernmental management
7. Berurusan dengan tantangan baru dalam keterlibatan warga negara.
Dimensi perencanaan
1. Pembagian manfaat, keuntungan, biaya dan resiko.
2. Tipe/jenis pelayanan
3. Bentuk penyampaian
4. Teknologi
5. Pelibatan masyarakat
6. Perencanaan dan pembuatan keputusan
7. Aspek hukum/legal
8. Organisasi dan personel
9. Pembiayaan
10. Pengadaan
11. Peningkatan kapasitas
12. Proses pelaksanaan
MINGGU 14
Manajemen Konflik
Konflik merupakan suatu hal yang multidimensi dan dinamis, meliputi kejadian-kejadian atau
peristiwa yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai suatu fenomena yang kompleks, adanya
kesalahpahaman (pemahaman yang sedikit), dan umumnya tidak bisa didefinisikan. Menurut
Kilmann & Thomas, konflik adalah suatu kondisi ketidakcocokan objektif antara nilai-nilai atau
tujuan-tujuan, seperti perilaku yang secara sengaja mengganggu upaya pencapaian tujuan dan
secara emosional mengandung suasana permusuhan.
Berikut merupakan sumber-sumber konfik dan factor penyebab konflik tersebut.
1. Teori hubungan masyarakat.
Disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, serta ketidakpercayaan dan permusuhan
diantara kelompok yang berbeda dalam satu ruang.

2. Teori negoisasi prinsip.


Disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik
oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

3. Teori Kebutuhan Manusia


Disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia yang tidak terpenuhi atua terhalangi

4. Teori identitas
Disebabkan oleh terancamnya identitas dari suatu kelompok atau individu. Hal ini bisa
disebabkan oleh konflik masa lalu.
manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam
rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik.
Berikut merupakan strategi yang dilakukan dalam manajemen konflik.
1. Mapping Conflict
2. Membuat standar nilai
3. Manajemen konflik destruktif
4. Manajemen konflik konstruktif
Berikut merupakan mekanisme dalam manajemen konflik.
1. Mengabaikan konflik
2. Penghindaran
3. Penaklukan
4. Penindasan
5. Konsolidasi
6. Mediasi
7. Tawar menawar
8. Bujukan
9. Paksaan
10. Advokasi
11. Artitrase
12. Mekanisme tujuan khusus
MINGGU 14
Manajemen Pertumbuhan Dalam Pembangunan Wilayah Dan Kota
Evolusi Manajemen Pertumbuhan Pembangunan
peningkatan pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara.
difokuskan pada peningkatan •Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu provinsi,
kabupaten, atau kota

peningkatan income per capita (pendapatan per kapita). menekankan pada kemampuan suatu
negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Kontribusi
mulai digantikan dengan kontribusi industri yang cenderung melihat indikator-indikator sosial
yang ada

mengedepankan dethronement of GNP (penurunan tahta pertumbuhan ekonomi), pengentasan


garis kemiskinan, pengangguran, distribusi pendapatan yang semakin timpang, dan penurunan
tingkat pengangguran yang ada. perubahan dalam paradigma pembangunan ini menyoroti
bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional.

Evolusi pembangunan tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran makna pembangunan.


Dalam praktik pembangunan di banyak negara, setidaknya pada tahap awal pembangunan
umumnya berfokus pada peningkatan produksi. pada dasarnya kata kunci dalam pembangunan
adalah pembentukan modal. Oleh karena itu, strategi pembangunan yang dianggap paling
sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan
melakukan industrialisasi.
Konflik Manajemen Pertumbuhan Pembangunan
Cummulative Regulations
potensi konflik peraturan kumulatif terjadi akibat pertentangan strategi baru dengan strategi
yang telah ada sebelumnya.
Central-Local Conflict
konflik pusat dan lokal terjadi akibat strategi manajemen pertumbuhan yang dilakukan di skala
lokal tidak sinergi dengan manajemen pertumbuhan pada skala perencanaan yang lebih tinggi.
Interlocal Conflict
potensi konflik yang terjadi apabila strategi manajemen pertumbuhan suatu wilayah atau kota
tidak sinergi dengan wilayah atau kota disekitarnya
Fiscal Conflict
teknik yang diambil untuk persoalan fiskal di satu komunitas mungkin bertentangan dengan
teknik lainnya
Implementatio n Issues
Teknik yang dilakukan tidak tepat dalam mencapai tujuan/sasaran
Manajemen konflik
Merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangk
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin.

strategi:
Self-help strategies
Stretegi manajemen konflik ini merupakan strategi menyelesaikan konflik dengan menolong
dirinya sendiri
Joint problem solving
Strategi manajemen konflik ini merupakan strategi penyelesaian konflik dengan mencari win-
win solution
Third party decision making
Strategi manajemen konflik ini merupakan strategi penyelesaian konflik dengan menghadirkan
pihak ketiga sebagai mediator diantara pihak-pihak yang terlibat konflik.
Alternatif Pendekatan Untuk Manajemen Pertumbuhan
Top Down
Perumusan strategi yang telah disatukan dan dikoordinasikan oleh pimpinan tertinggi, dibantu
oleh para manajer pada level dibawahnya, penekanan pada penurunan strategi dari hirarki pada
level yang tinggi terhadap level yang lebih rendah (Efisiensi).
Bottom-up
Berasal dari berbagai unit atau divisi yang disampaikan ke atas sampai pada tingkat institusi.
Penekanan pada efektivitas, kinerja (berorientasi pada proses) bukan hanya sekedar hasil
seketika, kearifan sosial, masyarakat diasumsikan sudah paham hak-hak dan pelayanan yang
mereka butuhkan.
Penyeimbangan Kebutuhan Perencanaan Dalam sistem Manajemen Pertumbuhan
Manajemen Pertumbuhan (growth Management) adalah tenik yang dilakukan pemerintah
untuk mengatur agar pertumbuhan populasi dapat berjalan sebanding dengan supply dan
demand.
Manajemen Pertumbuhan bertujuan untuk mengakomodasi atau menampung
pertumbuhan,bukan untuk mencegah atau membatasinya karena pertumbuhan itu tidak
mungkin dapat dihindari,tapi dapat direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai