Anda di halaman 1dari 8

97

Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR

(Planning The Develoment Of Coastal Areas)

Andrew Stefano
Program Studi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Email: andrew_itb2001@yahoo.co.id

ABSTRACT
Coastal areas/coast has specific character compared to other areas. This region is an
aggregation of the various components of the ecological and physical interrelated and interact with
each other. Development by utilizing coastal resources without regard to ecological principles will
be able to damage the coastal ecosystem functions.Regional development in coastal areas as the
development of the region in other regions, has the main objective to improve the welfare of the
community. These activities are carried out through the planning development in a process in
which there are various approaches that must be considered.Today the development of the coastal
region is growing very rapidly and demonstrated the presence of multiple activities, such as
farming, fishing, industry entrepreneurs, hotel and tourist recreation, and businesses. By increasing
and complexity of the activities in which it is necessary to plan the development of coastal
areas/coast. An integrated coastal zone management (Integrated Coastal Zone Management) is the
key to development through problem solving and conflict in coastal areas which is very
complicated and complex.

Keywords: coastal areas, integrated management.

PENDAHULUAN yang ada atau terjadi didalamnya. Dengan


demikian, akan pemiliki perbedaan dalam
Pada umumnya satu wilayah
berkembang dari keadaan yang tingkat cara penanganannya. Adapun karakteristik
kompleksitasnya lebih rendah menuju kepada wilayah pesisir yang spesifik adalah bahwa
pada wilayah ini merupakan agregasi dari
keadaan yang kompleksitasnya lebih tinggi.
berbagai komponen ekologi dan fisik yang
Meningkatnya kompleksitas tersebut
saling mempengaruhi, serta secara ekologis
menyebabakan bertambahnya problem
sangat rapuh.
kebijakan pengembangan wilayah yang
Dalam perencanaan pengembangan
sering menjadi tidak mudah diselesaikan.
wilayah sering terlebih dahulu dlakukan
Terdapat banyak kasus pada problem
delineasi wilayah (region) yang didalamnya
pengembangan wilayah, dan problem-
terdapat kegiatan untuk menentukan batas-
problem semacam ini akan terjadi pula dalam
batas wilayah. Penentuan batas wilayah
pengembangan wilayah pesisir. Sebagaimana
dengan memperhatikan terhadap konsep
diketahui bahwa suatu wilayah itu
wilayah. Dalam kaitan ini, konsep wilayah
mempunyai kondisi yang spesifik. Apabila
lebih menekankan “wilayah” sebagai suatu
dibandingkan kondisi wilayah yang satu
alat (means) untuk suatu tujuan dibandingkan
terhadap lainnya, maka masing-masing akan
berbeda, yaitu perbedaan dari sisi dengan tujuannya sendiri. Sebagai suatu
karakteristiknya, dan bila dilihat lebih konsep, dapat ditunjukkan dengan mengambil
contoh konsep wilayah yang telah digunakan
mendalam maka akan berbeda pula problem
sebagai suatu metode klasifikasi melalui dua
98
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

fase yang berbeda, yaitu dari fase yang meningkatnya kompleksitas didalamnya
merefleksikan kemajuan ekonomi dari suatu perlu diperhatikan melakukan perencanaan
ekonomi agraris yang sederhana menuju pengembangan kawasan pantai/pesisir.
suatu sistem perindustrian yang kompleks. Tekanan yang keras dari proses
Fase pertama memperlihatkan wilayah formal pembangunan di wilayah pantai akan
(menyangkut uniformitas, dan didefinisikan berakibat pada gangguan atau dampak yang
melalui homogenitas), sementara fase kedua merusak pada fungsi dan integritas dari
menunjukkan perkembangannya sebagai ekosistem pantai. Akibat yang timbul adalah
wilayah fungsional menyangkut degradasi lingkungan dan menurunnya
interdependen, interrelationship dan tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi
didefinisikan berdasarkan hubungan masyarakat pesisir. Upaya yang efektif untuk
internasional (Kawik Sugiana, 2003). meminimalkan dampak negatif pembangunan
Di dalam prakteknya wilayah formal ekonomi dan intergritas ekosistem pantai
dan wilayah fungsional jarang berimpit, adalah menekankan usaha konservasi sumber
sehingga identifikasi wilayah-wilayah daya alam pantai untuk menunjang
perencanaan kemudian dikompromikan ( pembangunan jangka panjang dan
Patton, V.P. & Sawicki, D.S., 2006). Adapun berkelanjutan.
untuk wilayah pesisir, penentuan batas fisik Adanya kecenderungan yang nyata
ruang wilayah dalam kaitannya dengan usaha dari konflik antara pengguna/pemakai sumber
pengelolaannya dilakukan secara berbeda daya alam pantai, pada prinsipnya karena
pada berbagai negara, dan bahkan tiap-tiap masalah eksternalitas dan overuses. Masalah
daerah di Indonesia juga berbeda. ekseternalitas adalah dampak yang terjadi
Wilayah pantai/pesisir mempunyai pada pihak ketiga diluar proses transaksi
karakter yang spesifik. Wilayah ini ekonomi.
merupakan agregasi dari berbagai Problem dan konflik yang cenderung
komponen ekologi dan fisik yang saling terjadi akibat adanya “multiple management
terkait dan saling mempengaruhi, serta entities” adalah fragmentasi di dalam
secara ekologis sangat rapuh. Sebagaimana pengambilan keputusan,
telah disinggung di depan bahwa duplikasi/overlapping kewenangan/yuridiksi
pembangunan sumberdaya alam yang tidak adalah tidak efektif dan tidak efisien. Agar
memperhatikan prinsip-prinsip ekologi menjadi efektif dan efisien, maka problem
akan sangat mudah merusak proses atau tersebut harus dipecahkan. Konflik kadang
berfungsinya ekosistem pantai ( Patton, V.P. mempunyai dampak positif di dalam
& Sawicki, D.S., 2006). merangsang kreatifitas pemecahan masalah
Beberapa komponen dari ekosistem di dalam managemen publik. Namun konflik
pantai berfungsi sebagai unit yang kewenangan dan kepentingan yang
menyimpan “energy supply”. Cadangan berkepanjangan akan menghambat
energi berfungsi menstabilisasikan pencapaian tujuan untuk meningkatkan
ekosistem dan sebagai “buffer” terhadap kualitas lingkungan wilayah dan ekosistem
kebutuhan energi yang besar yang terjadi pantai.
pada musim atau periode waktu tertentu. di
wilayah pantai. Perencanaan Wilayah Pantai Secara
Disamping itu ditunjukkan juga Terpadu
adanya komunitas dan multi kegiatan pada Para Ahli Di Bidang pengelolaan
wilayah pantai misalnya petambak, nelayan wilayah pantai berpendapat bahwa
petani, pengusaha industri, hotel dan rekreasi pengelolaan wilayah pantai secara terpadu
wisata, dan usaha-usaha yang berhubungan (Intergrated Coastal Zone Management)
dengan laut pesisir. Dalam hal ini, merupakan kunci bagi pemecahan problem
99
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

dan konflik di wilayah pantai yang sangat Instrumen hukum dan peraturan
pelik dan kompleks ( Patton, V.P. & Sawicki, mempunyai konsep atau ide dasar adanya
D.S., 2006). hukum dan peraturan beserta penegakannya.
Konsepsi pengembangan wilayah Instrumen ini antara lain berupa hukum dan
dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan peraturan-peraturan seperti ijin lokasi, ijin
dan selalu terdapat isue-isue yang lebih bangunan, AMDAL dan sebagainya.
menonjol tergantung dari kondisi wilayah Instrumen ekonomi mempunyai konsep atau
pesisir bersangkutan. Pendekatan-pendekatan ide dasar adanya pengaruh ekonomi pasar
ini meliputi: (1) pendekatan ekologis; (2) yang sangat signifikan terhadap
pendekatan fungsional/ ekonomi; (3) pengembangan wilayah.
pendekatan sosio-politik; (4) pendekatan Contoh-contoh dari penerapan
behavioral dan kultural. instrumen ini antara lain meliputi pelatihan,
Pendekatan ekologis menekankan pendidikan, partisipasi masyarakat, adanya
pada tinjauan ruang wilayah sebagai kesatuan proyek-proyek percontohan, penghargaaan
ekosistem. Pendekatan ini sangat efektif kepada pelaku masyarakat dan swasta atau
untuk mengkaji dampak suatu pembangunan pelaku pembangunan lainnya.
secara ekologis, akan tetapi kecenderungan
mengesampingkan dimensi sosial, ekonomis METODE PENELITIAN
dan politis dari ruang wilayah. Pendekatan Penelitian di lakukkan di Kota
fungsional ekonomi, menekankan pada ruang Balikpapapn Provinsi Kalimantan Timur.
wilayah sebagai wadah fungsional berbagai Kota Balikpapan merupakan kota yang
kegiatan, dimana faktor jarak atau lokasi sedang berkembang baik secara ekonomi
menjadi penting. Pendekatan sosial politis, maupun pertumbuhan penduduknya.
menekankan pada aspek “penguasaan” Menurut survey BPS setempat, kebutuhan
wilayah. Pendekatan ini melihat wilayah hidup layak (KHL) di Kota Balikpapan cukup
tidak saja dilihat dari berbagai sarana tinggi, yakni mencapai Rp4,5 juta per bulan,
produksi namun juga sebagai sarana untuk dengan rata-rata per kapita mencapai Rp1,2
mengakumulasikan power. Konflik-konflik juta per rumah tangga per bulan. Biaya hidup
yang terjadi dilihat sebagai konflik yang tersebut, dapat dikategorikan bahwa
terjadi antar kelompok. Pendekatan ini juga Balikpapan tidak hanya mencatat anga
melihat wilayah sebagai teritorial, yakni
tertinggi untuk biaya hidup di Kalimantan
mengaitkan ruang-ruang bagian wilayah Timur, tetapi juga sebagai kota termahal di
tertentu dengan satuan-satuan organisasi
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang
tertentu. Pendekatan behavioral dan kultural, sangat pesat tersebut mengakibatkan
menekankan pada keterkaitan antara wilayah Balikpapan melakukan pembangunan secara
dengan manusia dan masyarakat yang besarbesaran.
menghuni atau memanfaatkan ruang wilayah Dengan terus meningkatnya jumlah
tersebut. penduduk, yang saat ini penduduk
Disamping pendekatan-pendekatan Balikpapan berjumlah sekitar 630.000 jiwa,
yang bersifat substansial seperti diatas,
satu kebutuhan bila pengembangan kota di
terdapat beberapa pendekatan yang bersifat masa mendatang mengarah pada reklamasi
instrumental. Pendekatan instrumental ini pantai dengan merealisasikan Balipapan
dapat dikategorikan dalam 4 (empat) Innercity Waterfront Area. Hal ini untuk
kelompok besar, yaitu (1) instrumen hukum menyeimbangkan demand akibat
dan peraturan; (2) instrumen ekonomi; (3)
pertumbuhan penduduk dengan terbatasnya
instrumen program dan proyek; dan (4) lahan perkotaan gambar 1.
instumen alternatif.
100
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 3 Wave Roses


Gambar 1. Kota Balikpapan (Google Map 2017)
Data angin yang telah diolah
kemudian dikoreksi berdasarkan data
Proses Perencanaan gelombang yang terjadi dan direncanakan
Proses dan langkah-langkah ini secara tinggi gelombang untuk 50 tahun berikut ini:
sederhana dapat diperlihatkan sebagai Proses
Perencanaan Implementasi Evaluasi Tabel 1 Analisa Tinggi Gelombang
Kawasan Pesisir Pantai. Penyusunan Rencana
rencana, pada umunya dirangsang oleh Arah
Ho To Lo Amplitudo
(m) (detik) (m) (m)
adanya problem dan konflik yang kritis Timur Laut 2.135 7.393 85.262 1.158
diwilayah pantai. Hal ini menimbulkan Tenggara 2.626 8.199 104.874 1.313
Selatan 2.419 7.87 96.629 1.21
kesadaran akan perlunya perencanaan
wilayah pantai terpadu. Keadaan ini,
Gelombang yang bergerak dari laut
dilanjutkan dengan inisiatif dari pihak
dalam mengalami perubahan tinggi
pemerintah daerah maupun pusat untuk
gelombang akibat adanya refraksi dan
melakukan persiapan penyusunan rencana.
defraksi. Analisa tinggi gelombang pada
Proses perencanaan ini bersifat iteratif dan
lokasi dianalisa menggunakan software
memungkinkan adanya umpan balik ganda
SMS.11. Sehingga didapatkan tinggi
(multiple feedback).
gelombang didepan bangunan setinggi 1,8 m
a. Data angin dan gelombang
hingga 2.3 m.
Dalam perencanaan ini digunakan
analisa angin dan gelombang selama 5 tahun
pada tahun 2008 sampai 2012. Data angin
disajikan dalam bentuk wind rose dan analisa
gelombang disajikan dalam bentuk wave rose
sebagai berikut :

Gambar 4. Analisa Refraksi Gelombang Laut


Pada Kondisi Pasang (LWS)

b. Analisa data tanah


Lingkup kerja penyelidikan tanah
antara lain adalah :
Gambar 2 Wind Roses - Pengeboran dalam lima lokasi pada
keadaan air 3.0m sampai -6.0m.
101
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

- Pengambilan contoh tanah dengan SPT Proses dan langkah-langkah dasar dalam
pada setiap interval kedalaman 1.5m. perencanaan dapat ditunjukkan seperti
- Pengambilan contoh tanah asli gambar dibawah yang terdiri dari 6 langkah
(undisturbed sampling), satu tabung per (Bakti Setiawan, 2004) yaitu: definisi
titik. problem, menetapkan kriteria evaluasi,
- Pengujian tanah dilaboratorium. identifikasi alternatif-alternatif, evaluasi
- Analisa data tanah. alternatif-alternatif, pembandingan
alternatif- alternatif, dan penilaian out-come.
Tabel 2. Nilai N-SPT Tiap Titik Bor Dalam Hal yang demikian adalah merupakan
peneyelidikan data tanah ini nilai N- langkah-langkah umum dalam proses, dan
SPT dikoreksi dengan perumusan tiap langkah dapat dijabarkan ke dalam
sebagai berikut: N’=15+0.5(N-15) komponen yang lebih detail. Perlu diketahui
bahwa dalam perencanaan, para perencana
boleh jadi menggunakan bermacam jalur,
dikarenakan perbedaan dalam training.

Gambar 5. Uraian subsistem-subsistem perencanaan (Bakti Setiawan, 2004)

Langkah pertama (mendefinisikan keputusan kebijakan?


problem) adalah usaha mengetahui posisi- Kelompok tersebut terkadang sangat
posisi dan pengaruh dari berbagai individu- berarti dan bermacam-macam. Dalam
individu dan kelompok-kelompok. Sehingga langkah ini perlu diketahui apakah informasi
seorang perencana mesti bertanya. Siapa yang yang cukup telah tersedia untuk suatu analisis
berkepentingan terhadap problem? Mengapa? dan apakah ada manfaat untuk
Apa saja persoalan mereka? Kekuasaan apa mengumpulkan data yang lebih banyak. Kira-
yang dipunyai untuk mempengaruhi kira seberapa usaha diperlukan untuk
102
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar, dan kriteria adalah sama, maka perencanaan


seberapa kedalaman studi/rencana akan harus menunjukkan yang paling relevan
dibuat? terhadap pihak-pihak yang terlibat. Ketika
Tantangan dalam langkah ini adalah alternatif-alternatif dievaluasi, hal ini
menyatakan problem dengan penuh makna, menjadi penting untuk dicatat individu dan
menghilangkan materi-materi yang tidak kelompok yang terlibat dan yang dipuaskan
relevan, menyatakannya dengan angka- dengan kebijakan alternatif. Keutamaan
angka, berfokus pada sentral. Faktor-faktor relatif dari kriteria keputusan kemudian
yang kritis, dan mendefinisikan problem menjadi hal yang pokok untuk analisis.
dengan cara menghilangkan hal-hal yang Langkah ketiga (identifikasi
bersifat ambigius. Setelah usaha ini, akan kebijakan alternatif) dalam proses, perencana
diketahui apakah terdapat problem yang dapat harus mengetahui nilai-nilai, tujuan, dan
diselesaikan, apakah mampu untuk sasaran-sasaran yang tidak saja bagi pihak-
mengembangkan problem dengan statemen pihak tertentu, namun juga kepada seluruh
yang detail, dan apakah mampu untuk pihak yang terlibat. Identifikasi terhadap
mengestimasi waktu dan sumberdaya bagi kriteria adalah digunakan untuk
analisis yang diperlukan. pertimbangan alternatif-alternatif dan
Langkah kedua (penetapan kriteria membantu untuk membuat kebijakan
evaluasi), perlu diketahui kapan suatu alternatif.
problem diselesaikan atau kapan kebijakan Membuat dan mengkombinasikan
yang tepat atau yang bersifat dapat diterima alternatif-alternatif dapat mengungkap aspek-
tersedia untuk analisis, kompleksitas aspek problem yang tidak teridentifikasi
problem, sumber-daya yang tersedia, dan sebelumnya. Pengujian alternatif-alternatif
afiliasi organisasional. diidentifikasi? dengan menggunakan analogi-analogi
Bagaimana kebijakan-kebijakan yang terhadap situasi lain dapat mengembangkan
mungkin ada akan diperbandingkan? Apakah wawasan tambahan. Hal ini bisa jadi penting
kebijakkan yang diusulkan akan mempunyai untuk redefinisi problem oleh karena
bermacam dampak dan mempengaruhi informasi ini, dan pernyataan kembali
kelompok-kelompok yang berbeda? formulasi problem dapat mengarahkan dalam
Kebijakan-kebijakan akan diterima oleh revisi atau penambahan kriteria evaluasi.
kelompok satu, akan tetapi kemungkinan Tantangan dalam langkah ini adalah
ditolak oleh kelompok lain, atau malah menghindari penempatan yang prematur
membahayakan kepada kelompok lain. dalam kondisi jumlah pilihan-pilihan yang
Untuk membandingkan, mengukur terbatas.
dan melakukan pemilihan di antara alternatif- Langkah keempat (evaluasi
alternatif, kriteria evaluasi yang relevan harus kebijakan-kebijakan alternatif) dalam proses
diterapkan. Untuk ini, biasanya dengan adalah evaluasi kebijakan alternatif dan
melakukan pengukuran-pengukuran paket-paket kebijakan ke dalam strategi dan
termasuk cost, net benefit, efektifitas, program. Apa saja dampak-dampak yang
efisiensi, kewajaran, kemudahan diharapkan dari masing-masing kebijakan?
administrasi, legalitas, dan penerimaan Seberapa jauh masing-masing kebijakan
secara politis. memenuhi kriteria evaluasi?
Dimana perencana dapat menemukan Kegiatan evaluasi ini dapat
kriteria keputusan? kadang-kadang “pihak mengungkap alternatif-alternatif yang
lain” telah mengembangkannya, atau secara memenuhi sebagian besar atau seluruh
langsung diukur, atau secara tidak langsung kriteria umum, dan dapat pula mengungkap
melalui pernyataan mengenai tujuan-tujuan hal-hal lain yang dapat dibuang dengan
dan sasaran-sasaran. Terkadang semua sedikit analisis tambahan. Beberapa alternatif
103
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

butuh eksaminasi lebih lanjut. Data tambahan alternatif-alternatif dan menjawab


mungkin harus dikumpulkan. Selama tahap pertanyaan-pertanyaan: Apakah para
ini adalah merupakan hal penting bagi pengambil keputusan yang relevan
seorang analisis untuk memeriksa perbedaan mempunyai interest dan pengaruh terhadap
antara kelayakan ekonomi atau kelayakan implementasi kebijakan? Apakah suatu
teknis dengan alternatif yang acceptable kebijakan yang kurang komprehensip yang
secara politis. Formulasi kebijakan desain dan dibahas merupakan bagian dari problem dan
evaluasi alternatif atau pilihan kebijakan apakah akan diselesaikan dengan partisipan
dimaksudkan pada pendefinisian problem yang lebih sedikit membawa sukses yang
secara tepat dan menemukan solusi-solusi lebih? Akankah mekanisme administratif
yang layak dan efektif. Apakah solusi- diperlukan? Jika kebijakan tidak dibuat atau
solusi ini dapat diimplementasikan adalah diimplementasikan dalam suatu kekosongan,
merupakan pertanyaan politis esensial. lainnya harus didesak untuk membuat
Evaluasi kebijakan juga merupakan keputusan-keputusan dan beberapa unit
suatu simpul analisis dimana problem tidak pemerintahan kadang butuh untuk bekerja
ada lagi sebagaimana telah didefinisikan atau sama.
sebagaimana telah terdefinisikan. Informasi Dari penjelasan tersebut keterkaitan
yang ada selama identifikasi dan evaluasi dengan persoalan-persoalan dan alternatif-
kebijakan dapat mengungkap aspek-aspek alternatif melalui proses ini, disini perlu
baru dari suatu problem yang dapat dipakai ditanyakan kembali apakah problem yang
untuk kriteria evaluasi tambahan atau adanya sebenarnya telah teridentifikasi, apakah
perbedaan. komponen-komponen penting dari suatu
Hasil evaluasi dapat ditampilkan problem terlewatkan dan apakah alternatif
dengan beberapa cara. Bila kriteria dapat yang nyata telah dievaluasi. Apakah kondisi-
diujudkan dalam bentuk kuantitatif, skema- kondisi yang telah berubah memerlukan
skema pembandingan nilai-nilai dapat revisi dengan pembahasan alternatif-
digunakan untuk meringkaskan keuntungan- alternatif? Apakah terdapat pilihan-pilihan
keuntungan dan kekurangan-kekurangan dari baru? Apakah terdapat data baru? Akankah
masing-masing alternatif. Hasil evaluasi juga bagian-bagian analisis dilaksanakan kembali
dapat ditampilkan sebagai suatu skenario- dengan menggunakan data-data ini?
skenario, dengan metode-metode kuantitatif, Pemeriksaan-pemeriksaan yang cermat akan
analisis kualitatif, dan pertimbangan politis mengantar dalam keberhasilan.
yang kompleks dapat dilakukan. Seperti Akhirnya, apa-apa yang tetap
skenario yang menjelaskan alternatif- dilakukan untuk mengimplementasikan
alternatif, laporan biaya dari pilihan-pilihan, kebijakan? Tugas dan tanggung jawab harus
identifikasi siapa diuntungkan dan siapa yang ditentukan. Rencana untuk monitoring dan
dirugikan dengan masing-masing alternatif, evaluasi kebijakan yang telah
dan siap pelaku ekonomi, politik, legal, dan diimplementasikan harus dibuat.
cabang-cabang administratif dari masing- Setelah suatu kebijakan
masing pilihan. diimpelmentasikan, mungkin akan terdapat
Agar terus diingat mengenai sejumlah keragu-raguan apakah problem
perbedaan antara suatu alternatif yang unggul telah diselesaikan secara tepat, apakah
secara teknis dengan suatu kelangsungan kebijakan yang telah dipilih
politis. Terkadang setelah diketahui alternatif diimplementasikan seperti seharusnya. Untuk
yang lebih bagus dalam pengertian teknis, perhatian ini perlu kebijakan-kebijakan dan
disini masih dibutuhkan tugas lanjut unutk program-program untuk menjaga dan
menghadapi oposisi politik. Gunakan analisis memonitor selama implementasi untuk
kelayakan politis untuk mendisplay menjamin bahwa tiada perubahan yang tidak
104
Media Sains, Volume 10 Nomor 1, April 2017 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

disengaja, mengukur dampak, menghentikan DAFTAR PUSTAKA


apakah dampak bakal terjadi, dan Bakti Setiawan, Tata Ruang dan Lingkungan
memutuskan kebijakan dan program akan Hidup, 2004, UGM.
diteruskan, dimodifikasi, atau diakhiri.
Kawik Sugiana, Pengenalan Perencanaan
KESIMPULAN Wilayah Pantai, 2003, UGM.
Dari pembahasan tersebut diatas perlu
kiranya disampaikan kesimpulan : Patton, V.P. & Sawicki, D.S., Basic Method
a.Bahwa masing-masing wilayah berbeda of Policy Analysis and Planning,
satu dengan yang lain dan berbeda pula 2006, Prentice Hall, New Jersey.
problem yang dimiliki, oleh karena itu
penanganannya akan berbeda pula. Riyadi, Rakhmat, 2005. Evaluasi
b. Dalam perencanaan pengembangan Kemampuan Lahan Kabupaten
wilayah pesisir, hendaknya masyarakat Dati II Sleman Propinsi Daerah
dapat dilibatkan mulai dari perencanaan Istimewa Yogyakarta. Jurusan
adalah merupakan hal yang sangat Geografi Fisik UGM, Yogyakarta.
mutlak.
c. Masyarakat harus sadar terhadap Widartono, S. Barandi, 2002. Petunjuk
perencanaan dan problem-problem serta Praktikum Sistem Informasi
“mengakui” rencana-rencana ini. Untuk Geografis : Aplikasi (SIG II).
ini diperlukan suatu rencana yang Laboratorium Sistem Informasi
sifatnya logis, realistis, implementatif, Geografis, Fakultas Geografi
fleksibel, dan acceptable bagi masyarakat. UGM, Yogyakarta.
d. Pada beberapa kasus, perencanaan
kawasan boleh jadi lebih bermanfaat ________, 2009. Design Database
daripada perencanaan wilayah. Sumberdaya Air / GIS Tingkat
River Basin Menggunakan
Perangkat Lunak MapInfo.
Hydrosult Inc. And Associates.

Anda mungkin juga menyukai