Otonomi daerah dimaksudkan untuk membatasi kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Propinsi sebagai daerah
otonom, karena Pemerintah dan Propinsi hanya diperkenankan menyelenggarakan kegiatan otonomi Dalam
kerangka negara kesatuan, meskipun daerah diberikan otonomi secara luas tetapi tetap diperlukan adanya
konsistensi baik dalam hal keterpaduan subtansi (teknis) maupun kesamaan visi-misi
01
Sumber Daya
02
Sumber Daya Tidak
Indonesia
03 04
Jasa-jasa Lingkungan
Energi Kelautan
Kelautan
(Environmental Services).
Permasalahan Yang Dihadapi
Wilayah Pesisir
1. Kerusakan fisik habitat ekosistem pesisir
Kerusakan fisik habitat ekosistem
wilayah pesisir di Indonesia umumnya
terjadi pada ekosistem mangrove,
terumbu karang dan rumput laut.
Terumbu karang di Indonesia yang
masih berada dalam kondisi sangat baik
hanya 6,20 %, kondisi rusak 41,78 % ,
kondisi sedang 28,30%, dan kondisi
baik 23,72 % (Moosa et.al. 1996).
Over-eksploitasi sumberdaya
hayati laut
negara.
tidak menciptakan beban anggaran
emaksimal mungkin diusahakan untuk
Kebijakan pembangunan pesisir dan laut
Pesisir dan Laut
Kebijakan pembangunan
Kebijakan pembangunan Kebijakan Kebijakan pembangunan pesisir dan laut harus
kelautan harus bersifat pembangunan pesisir pesisir dan laut harus berorientasi kepada
“constraint-dased dan laut harus merupakan milik umum pemberdayaan masyarakat
berorientasi kepada (seluruhstakeholder
development kelautan).
kepentingan umum,
Otonomi Daerah Dalam
Pengelolaan Sumber Daya
Pesisir Dan Laut Indonesia
Handsome : Ok
Study Objectives
• Kelembagaan
• Sumberdaya Manusia
• Fiskal/Keuangan
• Praktek Pengelolaan
• Partisipasi Masyarakat
Thanks!
aconkok455@gmail.com
083153169055
YT : Lone Wolf
https://www.youtube.com/channel/UC2Cx7AKfMyGHn
NRnkMj-JFQ?view_as=subscriber